Laporan KKN

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 185

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya laporan ini dapat kami selesaikan sesuai dengan
harapan. Laporan ini disusun dalam rangka Pengabdian Kepada Masyarakat hasil
dari Kuliah Kerja Nyata Tematik yang bertemakan “Citarum Harum Pentahelix”
oleh Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Laporan tersebut dari hasil
program yang turut serta memperkaya pengetahuan dan pengalaman penyusun
tentang “Pentingnya kebersihan lingkungan terhadap kesehatan masyarakat
melalui kegiatan pembersihan dan pengolahan sampah di wilayah Kelurahan
Kebon Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung.”
Dalam penyusunan laporan ini tentulah tidak lepas dari dukungan berbagai
pihak sehingga pelaksanaan Program Kuliah Kerja Nyata Tematik Citarum Harum
Pentahelix dapat dilaksanakan dengan baik, maka dari itu penyusun mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Ahman, M. Pd. selaku ketua Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan
Indonesia.
2. Dr. Yadi Ruyadi, M. Pd. selaku sekretaris Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan
Indonesia.
3. Dra. Katiah, M. Pd. selaku Kepala Pusat Pemberdayaan Masyarakat,
Kewirausahaan, dan Pengembangan KKN yang telah memberikan
arahannya dan menyelenggarakan KKN ini.
4. Dr. Ahmad Hamidi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing kelompok Kelurahan Kebon Jayanti.
5. Camat Kiaracondong beserta jajarannya yang telah menerima kami
dengan baik.

i
6. Lurah Kebon Jayanti beserta jajarannya yang telah menerima kami
dengan baik dan mengijinkan kami untuk melakukan kegiatan di
Wilayah Kelurahan Kebon Jayanti.
7. Komandan sektor 22 yang telah mengikutsertakan kami dalam gerakan
Citarum Harum Pentahelix di wilayah Kelurahan Kebon Jayanti.
8. PKK Kelurahan Kebon Jayanti yang telah membimbing selama
pelaksanaan KKN.
9. Karang Taruna Kelurahan Kebon Jayanti yang telah membantu dan
berpartisipasi dalam program yang direncanakan.
10. Tim GoBer yang telah membantu dalam program Citarum Harum
Pentahelix.
11. Teman – teman sekelompok di Kelurahan Kebon Jayanti yang telah
bekerja sama sehingga program KKN dapat berjalan dengan lancar.
Penyusun mengucapkan terima kasih dan menyadari dalam pembuatan
laporan masih banyak kekurangan, maka dari itu mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat konstruktif untuk penyempurnaan dan perbaikan laporan di masa
mendatang. Mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
penyusun dan bagi pembaca pada umumnya serta semoga kita semua mendapat
taufik, hidayah dan keselamatan dari Allah SWT.
Aamiin yaa rabbal’alaamiin.

Bandung, 30 Agustus 2019

Kelompok KKN Citarum Harum

Kelurahan Kebon Jayanti

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

BAB I .............................................................................................................................1

PENDAHULUAN ..........................................................................................................1

I. Latar Belakang ....................................................................................................1

II. Rumusan Masalah ...............................................................................................2

III. Maksud dan Tujuan .........................................................................................3

A. Tujuan Umum..................................................................................................3

B. Tujuan Khusus .................................................................................................3

C. Maksud............................................................................................................4

IV. Mitra yang Terlibat ..........................................................................................5

BAB II ............................................................................................................................6

TEORI DAN PENDEKATAN ........................................................................................6

I. Teori yang mendukung program kegiatan ............................................................6

A. Kuliah Kerja Nyata sebagai bentuk Pengabdian Pada Masyarakat ....................6

B. Lingkungan Hidup ...........................................................................................7

C. Citarum Harum Pentahelix ...............................................................................7

D. Permasalahan Sungai Citarum Harum ..............................................................8

E. Sampah terhadap Lingkungan ........................................................................ 10

F. Pengelolaan Sampah ...................................................................................... 11

II. Pendekatan dalam pelaksanaan program ............................................................ 12

BAB III ......................................................................................................................... 14

iii
TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM .................................................................. 14

I. Lokasi dan Khalayak Sasaran ............................................................................ 14

A. Program Kerja dari KKN UPI ........................................................................ 14

B. Program Kerja Kolaborasi .............................................................................. 15

II. Langkah – Langkah Kegiatan ............................................................................ 16

A. Program Kerja dari KKN UPI ........................................................................ 17

B. Program Kerja Kolaborasi .............................................................................. 38

III. Hasil yang Dicapai ......................................................................................... 48

IV. Faktor Pendukung dan Faktor Kendala Program ............................................. 57

BAB IV ........................................................................................................................ 62

PROGRAM TINDAK LANJUT ................................................................................... 62

BAB V.......................................................................................................................... 63

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ....................................................................... 63

I. Kesimpulan ....................................................................................................... 63

II. Saran ................................................................................................................. 64

III. Rekomendasi ................................................................................................. 64

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 65

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. 66

I. LAMPIRAN I (LAPORAN INDIVIDU) ........................................................... 66

II. LAMPIRAN II (PETA LOKASI KEGIATAN)................................................ 165

III. LAMPIRAN III (KELENGKAPAN ADMINISTRASI KEGIATAN) .......... 166

IV. LAMPIRAN IV (PRESENSI KKN UPI)...................................................... 176

iv
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu kegiatan yang diadakan


sebagai wujud nyata dari Tridharma Perguruan Tinggi yang meliputi
Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian ini
merupakan kegiatan mahasiswa yang bersentuhan langsung dengan pihak
masyarakat setelah mendapatkan bekal di Universitas. Dalam kegiatan
pengabdiannya, mahasiswa menerapkan ilmu yang sudah didapatkannya
untuk memberikan pengarahan dalam memecahkan berbagai permasalahan
yang terjadi di masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa KKN adalah sebuah
bukti nyata mahasiswa untuk mengabdi kepada masyarakat serta realisasi
disiplin ilmu dan wawasan terhadap penyelesaian masalah yang terjadi di
masyarakat. Pengabdian pada masyarakat dapat direalisasikan melalui
kegiatan KKN Tematik Universitas Pendidikan Indonesia yang bertemakan
“Citarum Harum Pentahelix” dan dilaksanakan di berbagai tempat dengan
tema yang berbeda pula, salah satu pelaksanaannya bertempat di Kelurahan
Kebon Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung.
Menurut Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2018 menyatakan bahwa
Sungai Citarum merupakan sungai strategis nasional sebagai kesatuan
ekosistem alami yang utuh dari hulu hingga hilir beserta kekayaan sumber
daya alam dan sumber daya buatan merupakan karunia Tuhan Yang Maha
Esa kepada bangsa Indonesia yang perlu disyukuri, dilindungi, dan diurus
dengan sebaik-baiknya serta wajib dikembangkan dan didayagunakan secara
optimal bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat. Secara geografis wilayah
Sungai Citarum terletak pada 106° 51’36” - 107° 51’ BT dan 7° 19’ - 6°
24’LS, dengan luas area ±11.323 km². Dengan panjang sekitar 297km,

1
Sungai Citarum merupakan sungai terpanjang dan terbesar di Provinsi Jawa
Barat.
Sungai Citarum berperan sangat penting bagi kehidupan sosial
ekonomi masyarakat. Air Sungai Citarum digunakan sebagai sumber air baku
khususnya DKI Jakarta sebesar 80%, irigasi pertanian untuk 420.000 Ha
sawah di Jawa Barat, tiga waduk sebagai tempat budidaya ikan air tawar
untuk perikanan, sumber bagi pembangkit tenaga listrik tenaga air untuk
pasokan Pulau Jawa dan Bali sebesar 1.900 MW.
Beberapa tahun terakhir kondisi dari Sungai Citarum sangat
memprihatinkan yang menjadi permasalahan nasional karena sampai hari ini
belum ada unsur yang dapat memecahkan permasalahan Sungai Citarum.
Meskipun begitu, sampai hari ini berbagai pihak ikut dilibatkan dalam
program pembersihan Sungai Citarum Harum dari hulu ke hilir agar dapat
menyelesaikan permasalahan Sungai Citarum ini sehingga menjadi Sungai
Citarum harum yang seharusnya. Yakni sungai yang bebas sampah, limbah,
dan airnya tidak berbau dah berbahaya untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Salah satu usaha agar Sungai Citarum dapat harum kembali yakni
dengan kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang dilakukan mahasiswa
setelah mendapat pembekalan dari universitas. Kegiatan KKN ini sebagai
perwujudan dari Tridharma Perguruan Tinggi Dalam KKN ini, mahasiswa
mengabdi kepada masyarakat dengan harapan agar Sungai Citarum dapat
harum kembali. Dalam mewujudkan harapan tersebut, tentu diperlukan
program-program yang tepat dan efektif agar tercapainya perubahan perilaku
masyarakat yang berdampak pada pengelolaan lingkungan yang secara tidak
langsung berpegaruh terhadap Sungai Citarum.

II. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,


maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa teori dan pendekatan yang digunakan yang mendukung program?

2
2. Bagaimana kondisi khalayak sasaran program?

3. Bagaimana pelaksanaan langkah-langkah kegiatan program?

4. Bagaimanakah hasil yang dicapai dari perencanan dan pelaksanaan

program?

5. Apa saja faktor pendukung dan faktor kendala program?

III. Maksud dan Tujuan

A. Tujuan Umum
Tujuan umum dilakukannya KKN Tematik Citarum Harum
Pentahelix Universitas Pendidikan Indonesia di wilayah Kelurahan Kebon
Jayanti, Kecamatan Kiaracondong ini adalah.
1. Memberikan pemahaman kepada keluarga/masyarakat tentang
lingkungan hidup.
2. Memberikan pemahaman kepada keluarga/masyarakat tentang
permasalahan Sungai Citarum.
3. Menanamkan kesadaran masyarakat dalam merawat Sungai Citarum.
4. Memberikan keterampilan kepada keluarga/masyarakat dalam
mengolah limbah rumah tangga.
5. Meningkatkan keterampilan keluarga/masyarakat dalam
memanfaatkan sampah/limbah rumah tangga.

B. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dilakukannya KKN Tematik Citarum Harum
Pentahelix Universitas Pendidikan Indonesia di wilayah Kelurahan Kebon
Jayanti, Kecamatan Kiaracondong ini adalah.
1. Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat/warga Kelurahan
Kebon Jayanti mengenai permasalahan Sungai Citarum.

3
2. Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat/warga Kelurahan
Kebon Jayanti pentingnya menjaga lingkungan dan kesehatan dari
lingkungan yang bersih dan sehat.
3. Untuk meningkatkan pengetahuan serta pengaplikasian pemilahan
sampah di wilayah Kelurahan Kebon Jayanti, Kecamatan
Kiaracondong.
4. Untuk melakukan pembersihan Sungai Citatum Harum dalam rangka
mengatasi permasalahan di Sungai Citarum.
5. Untuk meningkatkan kesadaran kepada masyarakat/warga Kelurahan
Kebon Jayanti pentingnya tumbuhan bagi kualitas hidup.

C. Maksud
Maksud pembuatan laporan ini untuk memenuhi target
pelaksanaan KKN Tematik Citarum Harum Pentahelix, diantaranya:
1. Mengetahui teori dan pendekatan yang digunakan untuk mendukung
program.
2. Mengetahui kondisi khalayak sasaran program.
3. Mengetahui pelaksanaan langkah-langkah kegiatan program.
4. Mengetahui hasil yang dicapai dari perencanaan dan pelaksanaan
program.
5. Mengetahui faktor pendukung dan faktor kendala program.

4
IV. Mitra yang Terlibat

1. LPPM UPI.
2. Kemristekdikti RI.
3. TNI Sektor 22 Citarum Harum.
2. Aparat Kelurahan Kebon Jayanti.
3. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.
4. Ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Kelurahan Kebon
Jayanti.
5. Karang Taruna Kelurahan Kebon Jayanti.
6. Tim Gorong-gorong dan Bersih-bersih.

5
BAB II

TEORI DAN PENDEKATAN

I. Teori yang mendukung program kegiatan

A. Kuliah Kerja Nyata sebagai bentuk Pengabdian Pada Masyarakat


Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bentuk kegiatan
pengabdian kepada masyarakat yang bersifat khusus, karena dalam
KKN darma pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian
masyarakat dipadukan ke dalamnya dan melibatkan sejumlah
mahasiswa dan sejumlah staf pengajar ditambah unsur masyarakat
(Fida,2019).
Program pengabdian pada masyarakat dipandang oleh UPI
sebagai program yang wajib dilaksanakan, baik oleh dosen maupun
oleh mahasiswa, dengan berlandaskan pada prinsip – prinsip: (1)
kompetensi akademik, (2) kewirausahaan, dan (3) professional,
sehingga dapat menghasilkan program pengabdian kepada masyarakat
yang bermutu, relevan, dan sinergis dalam meningkatkan
pemberdayaan masyarakat. KKN Tematik adalah program KKN
dengan fokus yang spesifik dengan ciri: (1) relevan dengan program
pembangunan daerah atau pemerintah pusat, (2) relevan dengan
kebutuhan masyarakat, (3) relevan dengan visi, misi, renstra,
kepakaran, dan IPTEKS yang dimiliki UPI. Program KKN tematik
berbasis pendidikan ini didasarkan kepada prinsip – prinsip
pendidikan, yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso,
dan tut wuri handayani (Universitas Pendidikan Indonesi, 2019).

6
B. Lingkungan Hidup
Prof. Dr. Ir. Otto Soemarwoto, seorang ahli ilmu lingkungan
(ekologis) terkemuka mendefinisikannya sebagai berikut: lingkungan
adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang
kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita.
Menurut Munadjad Danusaputra merumuskan pencemaran
lingkungan sebagai suatu keadaan dalam mana suatu materi, energi,
atau informasi masuk atau dimasukkan di dalam lingkungan oleh
kegiatan manusia dan secara alami dalam batas-batas dasar atau kadar
tertentu, hingga mengakibatkan terjadinya gangguan kerusakan atau
penurunan mutu lingkungan, sampai lingkungan tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya, dilihat dari segi, kesehatan, kesejahteraan, dan
keselamatan hayati.
Hubungan antara manusia dengan lingkungannya berlangsung
secara dinamis bukan statis. Maksudnya, keterjalinan manusia dan
lingkungan merupakan keterjalinan sadar yang dihayati dan dijadikan
akar serta inti kepribadiannya, bukan penerimaan apa adanya tanpa
dapat dipikirkan.
Keterkaitan dan hubungan timbal balik manusia dan
lingkungan perlu untuk dipahami secara mendalam, agar dapat
menyingkapi jati diri manusia. Manusia ada, tumbuh dan berkembang
dalam lingkungannya. Untuk memahami dan mengenali manusia
harus mengenali dan memahami lingkungannya.

C. Citarum Harum Pentahelix


Berdasarkan Permen PU No. 11A Tahun 2006, wilayah Sungai
Citarum merupakan wilayah sungai lintas provinsi (Cidanau-Ciujung-
Cidurian-Cisadang-Ciliwung-Citarum merupakan wilayah sungai
lintas Provinsi Banten-DKI Jakarta-Jawa Barat) yang kewenangan
pengelolaannya berada di pemerintah pusat. Sungai Citarum berperan
penting bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat khususnya di

7
Jawa Barat dan DKI Jakarta yaiu untuk pemasok air baku untuk
dikonsumsi maupun kegiatan rumah tangga dan industri.
Dalam dua puluh tahun terakhir, saat ini kondisi lingkungan
dan kualitas air di sepanjang Sungai Citarum semakin menurun.
Dalam kurun waktu ini jumlah penduduk, pemukiman, dan kegiatan
industri di sepanjang aliran sungai bertambah dan berkembang
dengan pesat. Salah satu faktor utama yang mempercepat pencemaran
sungai ini adalah perilaku kurang baik seperti membuang limbah dari
industri dan rumah tangga langsung ke sungai tanpa melalui proses
pengolahan terlebih dahulu (Kristian, 2014).
Pada pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan Dan Pengelolahan Lingkungan Hidup,
lingkungan hidup diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Sehingga dapat dikatakan dengan kondisi Sungai Citarum yang
kualitasnya tidak baik berdampak pada terganggunya berbagai aspek
kehidupan.

D. Permasalahan Sungai Citarum Harum


Untuk memudahkan identifikasi permasalahan yang ada di
Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Harum, maka menurut (Pusat
Pengelolaan Ekorgion Jawa Kementrian Lingkungan Hidup, 2013),
DAS Citarum dibagi menjadi tiga zona wilayah yaitu:
1) Zona Citarum Hulu : Hulu sungai di Gunung Wayang –
Ujung Saguling
2) Zona Citarum Tengah : Saguling – Cirata - Jatiluhur
3) Zona Citarum Hilir : Citarum Hilir – Muara Citarum
Permasalahan di daerah Citarum Hulu disebabkan oleh
berkurangnya fungsi kawasan lindung (hutan dan non hutan),

8
berkembangnya pemukiman tanpa perencanaa yang baik, dan budi
daya pertaninan yang tidak sesuai dengan kaidah konservasi yang
menyebabkan banyaknya lahan kritis. Juga kadar erosi yang semakin
tinggi yang mengakibatkan sedimentasidi palung sungai, waduk,
bahkan masuk ke jaringan prasarana air. Permasalahan di daerah
Citarum Harum Tengah disebabkan tingginya pertumbuhan penduduk
di Cekungan Bandung yang berdampak terhadap bertambahnya
pembuangan limbah domestik tanpa pengelolahan. Pembuangan
sampah, dan limbah industri yang menambah beban pencemaran ke
Sungai Citarum. Berdasarkan Perusahaan Daerah Kebersihan Kota
Bandung rata- rata produksi sampah sebesar 6.500 m3 per hari,
dimana 1500 m3 diantaranya tidak dikumpulkan dan dibuang secara
benar. Dengan demikian sampah yang tidak terkumpul dengan benar
akan masuk ke sistem drainase dan sungai sebesar 500.000 m3
pertahun (Deni, 2018). Permasalahan di Citarum Hilir dikarenakan
banyaknya alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi pemukiman
tanpa perencanaan yang baik. Terjadinya degradasi prasarana
pengendali banjir di muara, dan terjadinya abrasi pantai di muara.
Semua hal tersebut menyebabkan daerah Citarum Hilir pun
merupakan daerah rawan banjir. Banjir yang terjadi di bagian hilir
Sungai Citarum disebabkan oleh curah hujan yang tinggi yang
berlangsung terus menerus dimana Waduk Jatiluhur tidak mampu
menampung debit banjir. Bersamaan jika terjadi meluapnya anak
Sungai Sekewaluh dan anak Sungai Cibeunying yang terletak di
Wilayah Kelurahan Kebon Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota
Bandung akan menimbulkan penyakit khususnya yang menyerang
kulit dan pencernaan sehingga dapat mengurangi kualitas hidup
masyarakat/warga yang tinggal.

9
E. Sampah terhadap Lingkungan
Menurut Kodoatie, sampah merupakan limbah atau barang
buangan yang bersifat padat ataupun setengah padat, yang berasal dari
hasil dari kegiatan perkotaan atau siklus kehidupan makhluk hidup.
Terdapat beberapa pembagian dalam sampah. Pertama, jenis
sampah berdasarkan sumbernya: sampah yang berasal dari manusia,
sampah dari alam, sampah konsumsi, sampah nuklir/ limbah
radioaktif, sampah industri, dan sampah pertambangan. Kedua, jenis
sampah berdasarkan sifatnya, Sampah Organik (Degradable);
Pengertian sampah organik adalah sampah yang dapat membusuk dan
terurai sehingga bisa diolah menjadi kompos. Misalnya, sisa
makanan, daun kering, sayuran, dan lain-lain. Sampah Anorganik
(Undegradable); Pengertian sampah anorganik adalah sampah yang
sulit membusuk dan tidak dapat terurai. Namun, sampah anorganik
dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat.
Misalnya botol plastik, kertas bekas, karton, kaleng bekas, dan lain-
lain. Ketiga, jenis sampah berdasarkan bentuknya, sampah dapat
dibagi menjadi beberapa kelompok, diantaranya: Sampah
Padat; Sampah pada merupakan material yang dibuang oleh manusia
(kecuali kotoran manusia). Jenis sampah ini diantaranya plastik bekas,
pecahan gelas, kaleng bekas, sampah dapur, dan lain-lain. Sampah
Cair; sampah cair merupakan bahan cair yang tidak dibutuhkan dan
dibuang ke tempah sampah. Misalnya, sampah cair dari toilet, sampai
cair dari dapur dan tempat cucian.
Dampak sampah pada masyarakat pada umumnya
memberikan dampak buruk bagi masyarakat. Menurut Gelbert dkk
(1996), ada tiga dampak sampah terhadap manusia dan
lingkungannya: dampak sampah terhadap kesehatan, penanganan
sampah yang tidak baik akan memberikan dampak buruk bagi
kesehatan masyarakat di sekitarnya. Sampah tersebut akan berpotensi

10
menimbulkan bahaya bagi kesehatan, seperti: Penyakit diare, tifus,
kolera, Penyakit jamur, Penyakit cacingan.
Dampak Sampah Terhadap Lingkungan selain berdampak
buruk terhadap kesehatan manusia, penanganan sampah yang tidak
baik juga mengakibatkan dampak buruk bagi lingkungan. Seringkali
sampah yang menumpuk di saluran air mengakibatkan aliran air
menjadi tidak lancar dan berpotensi mengakibatkan banjir. Selain itu,
sampah cair yang berada di sekitar saluran air akan menimbulkan bau
tak sedap.
Dampak Sampah Terhadap Sosial dan Ekonomi. Penanganan
sampah yang tidak baik juga berdampak pada keadaan sosial dan
ekonomi. Beberapa diantaranya adalah meningkatnya biaya kesehatan
karena timbulnya penyakit. Kondisi lingkungan tidak bersih akibat
penanganan sampah yang tidak baik. Hal ini pada akhirnya akan
berdampak pada kehidupan sosial masyarakat secara keseluruhan.

F. Pengelolaan Sampah
Mengacu pada pengertian sampah dan jenis-jenisnya,
diperlukan penanganan dan pengelolaan sampah dengan cara yang
baik. Seperti KANGPISMAN dan Citarum Harum.
KANG (Kurangi)
Adapun program yang disulkan dari KANG ini adalah dengan
cara mengurangi produksi sampah sisa makanan dengan tidak
menyisakan makanan. Serta mengurangi produksi sampah plastik
dengan menggunakan tas belanja, alat dan wadah makan berulang kali
pakai, dan sapu tangan. Juga mengurangi penggunaan bahan-bahan
yang dapat merusak lingkungan. Dengan tujuan mengurangi sampah
di lingkugan sekitar untuk meningkatkan tingkat kesehatan.
PIS (Pisahkan)
Adapun program yang diusulkan dari PIS ini adalah dengan
cara memisahkan sampah kedalam jenis golongannya agar

11
memudahkan pengolahan sampah selanjutnya. Dengan tujuan
mengurangi penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir.
MAN (Manfaatkan)
Adapun program yang diusulkan dari MAN adalah dengan
mendaur ulang sampah-sampah organik ataupun anorganik menjadi
barang yang lebih bermanfaat. Misalnya seperti memanfaatkan sisa
bungkus kopi menjadi tikar atau tas. Dengan tujuan untuk
memanfaatkan kembali sampah yang masih dapat digunakan agar
memiliki nilai jual.

II. Pendekatan dalam pelaksanaan program

Dalam KKN ini, kami menggunakan pendekatan kualitatif.


Menurut Sugiyono (2009:15). Penelitian kualitatif adalah suatu
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah di mana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber
data dilakukan secara purposive, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi. Penelitian kualitatif
bertumpu pada latar belakang alamiah secara holistik, memposisikan
manusia sebagai alat penelitian, melakukan analisis data secara
induktif, lebih mementingkan proses daripada hasil serta hasil
penelitian yang dilakukan disepakati oleh peneliti dan subjek
penelitian.
Dipilihnya pendekatan kualitatif karena kami mengumpulkan
informasi dari hasil wawancara dan kuesioner masyarakat setempat,
setelah kami mendapatkan hasil wawancara dan kuesioner beberapa
kepala keluarga yang berpotensi menjadi rumah pelopor kebersihan
sungai dilakukan pemberian stiker. Sebelumnya kami melakukan
survey ke daerah yang akan di observasi yaitu bangunan yang berada
di bantaran Sungai Citarum lebih tepatnya anak Sungai Sekewaluh

12
dan anak Sungai Cibeunying karena kami memiliki program pokok
yang berkaitan dengan Citarum Harum Pentahelix.
Kami bergerak menggunakan pendekatan deskriptif, Menurut
Sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah
suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau
menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk
membuat kesimpulan yang lebih luas. Karena waktu yang singkat
maka kami memilih untuk menggunkan metode deskriptif, kami
melaksanakan program Citarum Harum dengan bimbingan dari
anggota TNI, dan DLHK. Adapun pada pelaksanaannya dibina dari
aparat kelurahan dan Ibu – ibu PKK. Program yang terlaksana pada
KKN kami yaitu Gerakan Pungut Sampah perwilayah dari RW 01
sampai RW 14, Kunjungan ke Pengrajin Keramik, Cuci Tangan dan
Gosok Gigi pada PAUD, Sosialisasi Citarum Harum dan Kang
Pisman pada SD, Pendataan rumah bantaran sungai, Pemasangan
Banner dan Stiker, Sosialisasi Citarum Harum dan Kang Pisman door
to door, dan Penghijauan di Lahan Hijau Kelurahan.

13
BAB III

TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM

I. Lokasi dan Khalayak Sasaran

Program kerja yang dilaksanakan pada KKN UPI di Kelurahan Kebon


Jayanti Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung lebih banyak kolaborasi
dengan Lembaga – lembaga masyarakat yang ada. Program Kerja yang
terlaksana terbagi menjadi dua bagian sebagai berikut:

A. Program Kerja dari KKN UPI


Program kerja yang telah direncanakan oleh kelompok KKN kami,
terdapat sembilan program yaitu:
1. Kunjungan KKN UPI ke Pabrik Keramik untuk
memperoleh pendataan mengenai proses dan sisa
pembuangan dari pembuatan keramik.
2. Pendataan adanya jamban, SPAL, dan TPS di setiap RW
Kelurahan Kebon Jayanti untuk memperoleh pendataan
berkaitan Citarum Harum.
3. Sosialisasi Citarum Harum dan Kang Pisman door to door
di setiap rumah yang berada di bantaran Sungai Citarum
untuk mencapai tujuan dari KKN UPI bertema “Citarum
Harum Pentahelix”.
4. Gerakan Pungut Sampah Mandiri di setiap RW untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga
lingkungan dan kesehatan dari lingkungan yang bersih dan
sehat.

14
5. Penyuluhan Cuci Tangan dan Sikat Gigi kepada siswa di
PAUD Tunas Jayanti untuk membiasakan perilaku higienis
dan berbasis lingkungan.
6. Penyuluhan Citarum Harum dan Kang Pisman kepada
siswa di SD Muhammadiyah 2 untuk membiasakan
perilaku higienis dan berbasis lingkungan.
7. Pemasangan Banner dan Stiker di Wilayah Kelurahan
Kebon Jayanti sebagai bentuk pendekatan untuk
menyadarkan masyarakat untuk tidak membuang sampah
ke sungai.

B. Program Kerja Kolaborasi


Program kerja ini telah direncanakan sebelumnya oleh lembaga –
lembaga masyarakat makadari itu kami KKN UPI berpartispasi sebagai
wujud kehidupan bermasyarakat selama kami tinggal di daerah tersebut.
Adapun beberapa program kerja yang kami lakukan yaitu:
1. Padat Karya bersama Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
(LPM) untuk melakukan kegiatan pembersihan anak Sungai
Sekewaluh dan anak sungai Cibeunying.
2. E-Warong bersama Program Keluarga Harapan (PKH)
untuk memberikan Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT)
kepada masyarakat Kebon Jayanti di Wilayah RW 06
Kelurahan Kebon Jayanti.
3. Posbindu bersama PKK untuk meningkatkan kesejahteraan
lansia yang ada di wilayah Kebon Jayanti.
4. Refreshing posyandu bersama PKK, Aparat Kelurahan, dan
Puskesmas di Aula Kelurahan Kebon Jayanti.
5. Senam Pagi bersama warga untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat di Wilayah RW 06 Kelurahan Kebon Jayanti.
6. Bina wilayah bersama PKK dan Aparat Kelurahan di
Kantor Kecamatan Kiaracondong.

15
7. Maghrib mengaji untuk anak – anak Kebon Jayanti bersama
DKM di Mesjid At-Taubah.
8. Posyandu bersama PKK untuk meningkatkan kesejahteraan
balita yang ada di wilayah Kebon Jayanti.
9. Kebon Jayanti Bersih –bersih (BonBer) bersama PKK dan
Tim Gober untuk melakukan kegiatan pembersihan di
Wilayah Kelurahan Kebon Jayanti.
10. Peremajaan Perpustakaan untuk melakukan kegiatan
pembersihan perpustakaan di Aula Kelurahan Kebon
Jayanti.
11. Pertemuan rutin TP-PKK bersama PKK dan Aparat
kelurahan di Aula Kelurahan Kebon Jayanti.
12. Sosialisasi Senam Peregangan bersama PKK, Aparat
Kelurahan, dan Puskesmas di Aula Kelurahan Kebon
Jayanti
13. Launching 5 Program Kecamatan dan Kelurahan di bawah
Fly over Kiaracondong dan Aula Kelurahan Kebon Jayanti.
14. Launching Lansia Sehat Mandiri bersama PKK, Aparat
Kelurahan, dan Puskesmas di Lapangan Kejora.
15. Peremajaan ruangan Tarang Karuna di Kantor Kelurahan
Kebon Jayanti

II. Langkah – Langkah Kegiatan

Terdapat beberapa langkah kerja yang dilakukan dalam melaksanakan


program
kerja yang telah direncanakan. Pada subbab ini, langkah-langkah yang
dilakukan dirinci menjadi sebagai berikut:

16
A. Program Kerja dari KKN UPI

1. Kunjungan KKN UPI ke Pabrik Keramik


a) Persiapan
Sebelum pelaksanaan program dilakukan beberapa persiapan yaitu:
• Mengajukan perizinan untukberkunjung ke Pabrik Keramik.
• Membuat daftar pertanyaan untuk wawancara kepada narusumber.
b) Pelaksanaan
Setelah tahap persiapan kami lakukan, maka tahap selanjutnya adalah
tahap pelaksanaan. Berikut adalah rincian dari tahap pelaksanaan yang
telah dilakukan:
1) Judul Program
“Kunjungan KKN UPI ke Pabrik Keramik”
2) Latar Belakang Program
Pelaksanaan program ini dilatarbelakangi oleh perlunya pendataan
mengenai sumber sampah selain dari rumah tangga yang
dimungkinkan dibuang ke Sungai Citarum. Karena di daerah KKN
kami terdapat pabrik maka perlu ada kunjungan untuk mengetahui
salah satu sumber yang dihasilkan pada daerah ini.
3) Tujuan
Untuk mendapatkan pendataan mengenai bahan sisa pembuangan dari
proses pembuatan keramik dan pengangkutan dari sisa pembuangan
tersebut. Agar dapat sesuai prosedur dengan berbasis lingkungan.
4) Manfaat
• Mengetahui proses pembuatan keramik.
• Mengetahui pasaran dari keramik yang dihasilkan.
• Mengetahui bahan sisa pembuangan dan pengangkutannya dari
proses pembuatan keramik.
5) Target

17
Untuk targetnya pendataan bahwa pabrik keramik ini menjadi salah
satu sumber sampah yang dibuang ke Sungai Citarum. Sehingga
diperlukan tindak lanjut dari penanganan pembuangannya.
6) Deskripsi
• Hari : Kamis
• Tanggal : 18 Juli 2019
• Tempat : Pabrik Pengrajin Keramik
• Sasaran program : Peserta KKN UPI
• Kegiatan : Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan
yang bertujuan untuk mengetahui sumber
sampah yang dihasilkandi wilayah Kebon
Jayanti selain dari sampah rumah tangga dan
untuk mengetahui pengangkutan dari sampah
tersebut sudah sesuai prosedur yang baik
benar.

7) Hasil
Dari hasil kegiatan ini didapatkan bahwa Pabrik pengrajin Keramik ini
menjadi salah satu sumber sampah yang dihasilkan di wilayah Kebon
Jayanti. Sampah yang dihasilkan termasuk Limbah B3 yang berdampak
negatif terhadap lingkungan dari hasil pengolahan bahan, pencetakan
bahan yang akan menjadi produk, dan pembakaran bahan yang akan
menjadi produk. Penanganan dari limbah tersebut masih dirahasiakan
sehingga dimungkinkan keberadaan limbah tersebut belum ditangani
sesuai prosedur dan dimungkinkan beberapa limbah dibuang langsung ke
Sungai karena letak bangunan tersebut berada membelakangi bantaran
sungai. Pasaran dari keramik baru sampai keluar pulau Jawa seperti Bali
untuk kisaran harganya dimulai dari harga 5000 rupiah.

8) Hambatan

18
Hambatan yang membatasi pada kegiatan ini adalah narasumber kurang
terbuka terhadap bahan dari limbah yang dihasilkan dan saluran
pembuangan limbah tersebut.

9) Solusi
Untuk mengatasi hambatan yang dihadapi kami mengganti kata “limbah”
dengan kata “sisa” untuk lebih mudah diterima oleh narasumber.
Walaupun setelah diberi solusi ini narasumber tetap memberikan jawaban
berputar – putar sebelum kami dapat menyimpulkan limbah yang
dihasilkan dari Pabrik tersebut.

2. Pendataan adanya jamban, SPAL, dan TPS


a) Persiapan
Sebelum pelaksanaan program dilakukan beberapa persiapan yaitu:
• Melakukan pendataaan jumlah RW dan RT.
• Melakukan wawancara untuk mendata hal tersebut dari narasumber
yang diperkirakan memiliki data.
b) Pelaksanaan
Setelah tahap persiapan kami lakukan, maka tahap selanjutnya adalah
tahap pelaksanaan. Berikut adalah rincian dari tahap pelaksanaan yang
telah dilakukan:
1) Judul Program
“Pendataan adanya jamban, SPAL, dan TPS”
2) Latar Belakang Program
Pendataan jamban, Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), dan
TPS sebagai bentuk program berkaitan tentang pengurangan
sampah ke sungai maupun pengurangan sampah pada rumah tangga
itu sendiri. Pendataan jamban untuk mengetahui limbah domestik
yang dihasilkan dari jamban tersebut memiliki penampungan
seperti septic tank atau tidak. Pada SPAL seperti air bekas cucian

19
dari kamar mandi maupun dapur sehingga terdapat beberapa bahan
kimia dari air tersebut menjadi sumber pencemaran ke sungai. TPS
merupakan tempat pembuangan sampah sebagai tempat sementara
sebelum sampah tersebut dimanfaatkan ataupun diangkut oleh
petugas kebersihan. Ketiadaan TPS sebagai salah satu indikasi
bahwa masyarakat yang khususnya bangunan rumahnya sekitaran
bantaran membuang sampahnya langsung ke sungai.
3) Tujuan
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendapatkan data jumlah jamban,
SPAL, dan TPS yang dimiliki oleh warga Kelurahan Kebon
Jayanti.
4) Manfaat
• Untuk diberikan tindakan lebih lanjut ketika jamban yang dimiliki
belum terdapat septic tank.
• Untuk diberikan pengadaan TPS di setiap wilayah jika belum
mencukupi.
• Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dengan lingkungan
yang
bersih dan sehat maka taraf hidup masyarakat meningkat.
5) Target
Untuk targetnya mendata jumlah JAmban, SPAL, dan TPS yang
menjadi salah satu sumber permasalahan dari Sungai Citarum.
Sehingga diperlukan tindak lanjut dari penanganan yang baik dan
benar.
6) Deskripsi
• Hari : Minggu
• Tanggal : 28 Juli 2019
• Tempat : Ruang PKK Kelurahan Kebon
Jayanti
• Sasaran program : Peserta KKN UPI

20
• Kegiatan : Kegiatan ini merupakan salah satu
kegiatan yang bertujuan untuk
mendapatkan data jumlah jamban,
SPAL, dan TPS yang dimiliki oleh
warga Kelurahan Kebon Jayanti.
Dalam rangka bentuk kelestarian
lingkungan hidup Sehingga kami perlu
peninjauan ke setiap RW untuk
mendapatkan data tersebut. Adapun
jika terdapat kekurangan pada
kelengkapan data PKK dari Kelurahan
Kebon Jayanti memiliki data tersebut.
Sehingga mempermudah kami dalam
melengkapi data kami. Kegiatan ini
dilakukan dengan merekap data dari
setiap RW mengenai jumlah jamban,
SPAL, dan TPS.
7) Hasil
1) Pada Kelurahan Kebon Jayanti terdapat 14 RW dan 89 RT
yang terdiri dari 6997 jiwa dari jenis kelamin laki- laki dan
6952 jiwa dari jenis kelamin perempuan.
2) Pada RW 01 terdapat jamban dengan jumlah 120 unit, SPAL
120 unit, dan untuk TPS belum terdapat.
3) Pada RW 02 terdapat jamban dengan jumlah 174 unit, SPAL
148 unit, dan TPS sebanyak 14 unit.
4) Pada RW 03 terdapat jamban dengan jumlah 112 unit, SPAL 5
unit, dan TPS sebanyak 10 unit.
5) Pada RW 04 terdapat jamban dengan jumlah 200 unit, SPAL
20 unit, dan TPS sebanyak 18 unit.
6) Pada RW 05 terdapat jamban dengan jumlah 12 unit, SPAL
172 unit, dan TPS sebanyak 20 unit.

21
7) Pada RW 06 terdapat jamban dengan jumlah 107 unit, SPAL
109 unit, dan TPS sebanyak 39 unit.
8) Pada RW 07 terdapat jamban dengan jumlah 131 unit, SPAL
65 unit, dan TPS sebanyak 30 unit.
9) Pada RW 08 terdapat jamban dengan jumlah 260 unit, SPAL 7
unit, dan TPS sebanyak 309 unit.
10) Pada RW 09 terdapat jamban dengan jumlah 117 unit, SPAL
tidak terdapat, dan TPS sebanyak 20 unit.
11) Pada RW 10 terdapat jamban dengan jumlah 267 unit, SPAL
267 unit, dan TPS sebanyak 8 unit.
12) Pada RW 11 terdapat jamban dengan jumlah 183 unit, SPAL
89 unit, dan TPSsebanyak 28 unit.
13) Pada RW 12 terdapat jamban dengan jumlah 152 unit, SPAL
161 unit, dan TPS sebanyak 25 unit.
14) Pada RW 13 terdapat jamban dengan jumlah 157 unit, SPAL
113 unit, dan TPS sebanyak 131 unit.
15) Pada RW 14 terdapat jamban dengan jumlah 139 unit, SPAL
310 unit, dan TPS sebanyak 40 unit.
8) Hambatan
• Masih banyak warga yang belum memiki jamban pribadi.
• Kebanyakan saluran pembuangan jamban langsung ke sungai
dikarenakan lahan yang cukup sempit dengan penduduk yang
padat sehingga sulit untuk dibuatkan seperti septic tank.
• Rumah yang belum terdapat TPS menimbulkan samoah yang
tertumpuk di depan rumah sehingga lingkungan menjadi kotor
dan rawan penyakit.
9) Solusi
• Pada daerah ini terdapat beberapa penempatan wc umum untuk
digunakan oleh warga yang belum memiliki jamban pribadi.

22
• Perlu diperhatikan lahan yang cukup memadai yang dapat
direncanakan pembuatan septic tank sehingga tidak ada lagi
pembuangan limbah domestik yang langsung dibuang ke sungai.
• Beberapa tong sampah dibeberapa titik wilayah telah ada tetapi
belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga masih banyak
yang menjadikan kresek atau karung sebagai tempat pembuangan
sampah sebelum diangkut oleh petugas kebersihan.

3. Sosialisasi Citarum Harum dan Kang Pisman door to door


a) Persiapan
Sebelum pelaksanaan program dilakukan beberapa persiapan yaitu:
• Melakukan perizinan kepada ketua RW untuk melakukan kegiatan
• Melakukan mapping wilayah bangunan yang berada di sekitaran
bantaran sungai
• Membuat kuoesioner berkaitan pendataan saluran jamban dan sampah
b) Pelaksanaan
1) Judul Program
“Sosialisasi Citarum Harum dan Kang Pisman door to door”
2) Latar Belakang Program
Pada saat ini kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pencemaran
lingkungan khususnya pada sungai. Salah satu faktor utama yang
mempercepat pencemaran sungai ini adalah perilaku kurang baik
seperti membuang limbah dari industri dan rumah tangga langsung ke
sungai tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Maka dari itu
perlunya imbauan kepada masyarakat mengenai program Citarum
Harum dan Kang Pisman agar tidak terdapat pencemaran kembalii.
3) Tujuan
• Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak membuang
sampah ke sungai
• Untuk menggerakan masyarakat untuk memilah sampah yang
dihasilkan rumah tangganya

23
• Untuk menggerakan masyarakatnya untuk memanfaatkan sampah
yang dihasilkan rumah tangganya
4) Manfaat
• Mendapatkan pendataan mengenai jamban dan sampah
• Mendekatkan peserta KKN UPI dengan warganya (Bermasyarakat)
• merubah perilaku hidup sehat dengan lingkungan yang bersih
5) Target
• Mendapatkan jumlah anggota keluarga yang tinggal di bantaran
sungai
• Mendapatkan data sampah dari sisi produksi, pembuangan,
pengangkutan, dan pemanfaatannya
• Mendapatkan data jamban dari sisi kepemilikannya dan saluran
pembuangannya
6) Deskripsi
• Hari : Senin - Jumat
• Tanggal : 22 Juli – 8 Agustus 2019
• Tempat : Rumah yang berada di bantaran Sungai
• Sasaran program : Keluarga yang tinggal di bantaran Sungai
• Kegiatan : Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan
yang untuk memberikan pemahaman kepada
setiap keluarga/masyarakat yang berada di
bantaran sungai tentang lingkungan hidup,
memberikan pemahaman kepada
keluarga/masyarakat tentang permasalahan
Sungai Citarum, memberikan keterampilan
kepada keluarga/masyarakat dalam memilah
sampah rumah tangga, dan meningkatkan
kesadaran keluarga/masyarakat untuk
memanfaatkan sampah/limbah rumah tangga.
Kegiatan ini dilakukan dengan membagi tim 2-

24
3 orang untuk mensosialisasikan perumah
yang bangunannya berada di bantaran sungai
dibantu dengan kuesioner yang telah dibuat
untuk memudahkan wawancara dan
pendataan.
7) Hasil
1) Untuk rumah tangga dengan jumlah anggota keluarga yang tinggal
berkisar 2-5 orang menghasilkan produksi sampah sebanyak 1-2
kresek sedang
2) Untuk sampah yang dihasilkan sebagian masyarakatnya melakukan
pemilahan sampah atas dasar sampah yang bernilai ekonomis
3) Untuk sampah yang dihasilkan mayoritas masyarakatnya belum
memanfaatkan sampahnya
4) Untuk pengangkutan sampah dilakukan 2-3 kali seminggu tetapi
jika petugas kebersihan telat melakukan pengangkutan, maka
masyarakat membawa sampahnya ke TPS Pasar Kiaracondong.
5) Baru beberapa keluarga yang rumahnya terdapat biopori.
6) Untuk jamban kebanyakan kepemilikan sendiri dan sebagian kecil
kepemilikannya umum.
7) Saluran pengeluaran jamban mayoritas langsung dibuang ke sungai
karena belum terdapat septic tank.
8) Hambatan
• Tidak semua warga didata dan disosialisasi terlihat dari penolakan
beberapa warga saat berkunjung ke rumahnya.
• Sulit mencari akses jalan menuju ke rumah warga yang berada di
bantaran sungai.
• Masih sulit mencari lahan untuk dapat dibangun septic tank.
9) Solusi
• Untuk mensosialisasikanlebih baik membawa pihak kelurahan untuk
lebih mudah diterima oleh masyarakat.

25
• Perlunya penataan kembali bangunan yang dirasa lebih baik
dimanfaatkan untuk pembangunan septic tank.

4. Gerakan Pungut Sampah Mandiri


a) Persiapan
Sebelum pelaksanaan program dilakukan beberapa persiapan yaitu:
• Melakukan perizinan kepada ketua RW untuk melakukan kegiatan
• Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk kegiatan
b) Pelaksanaan
1) Judul Program
“Gerakan Pungut Sampah Mandiri”
2) Latar Belakang Program
Program ini dilakukan untuk menyadarkan masyarakat bahwa
lingkungan yang ditinggalinya menjadi tanggung jawab masyarakat
itu sendiri. Sehingga diperlukan percontohan dari peserta KKN UPI
untuk turut membersihkan wilayah tersebut. Percontohan tersebut
dimungkinkan dapat menggerakan masyarakat lebih menjaga
lingkungannya.
3) Tujuan
• Salah satu wujud gerakan fisik dalam program Citarum Harum.
• Upaya menggerakan warga untuk melakukan pembersihan
• Memberikan pemahaman kepada keluarga/masyarakat tentang
permasalahan Sungai Citarum.
4) Manfaat
• Wilayah Kebon Jayanti menjadi lebih bersih.
• Meningkatkan kemandirian warga untuk tetap menjaga
lingkungan.
5) Target
• Untuk menyadarkan masyarakat agar selalu menjaga kebersihan.
• Menjadikan wilayah Kebon Jayanti nyaman untuk ditempati.
6) Deskripsi

26
• Hari : Senin - Jumat
• Tanggal : 22 Juli – 08 Agustus 2019
• Tempat : wilayah RW 01 -14
• Sasaran program : warga Kebon Jayanti dari RW 01
RW 14
• Kegiatan : Kegiatan ini merupakan salah satu
kegiatan yang bertujuan untuk
mengajak warga/masyarakat Kebon
Jayanti untuk tidak membuang sampah
sembarangan. Program ini bertujuan
meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk berperilaku bersih terhadapa
lingkungannya sehingga nyaman untuk
ditinggali. Kegiatan ini dimulai dengan
mengambil peralatan di Kelurahan
Kebon Jayanti, dimulai pada waktu jam
7/8 berkisar 1-2 jam. Program ini
dilakukan pada setiap jalan di wilayah
sesuai jadwal yang telah dibuat. Untuk
program GPS ini pada warga sudah ada
sehingga ketika beberapa waktu
pelaksanaan terdapat warga yang ikut
melaksanan GPS juga.
7) Hasil
Gerakan ini membuat lingkungan lebih bersih dan menggerakan
masyarakat yang masih belum ikut gerakan ini. Gerakan ini pun
mendekatkan peserta KKN UPI dengan masyarakat. Sehingga
memudahkan ketika mensosialisasikan program lainnya berkaitan
program KKN UPI.
8) Hambatan
• Beberapa akses jalan sulit dibersihkan karena jalannya sempit.

27
• Beberapa warga hanya melihat saja ketika kegiatan
dilaksanakan.

9) Solusi
• Pembersihan jalan sempit dilakukan 1-2 orang untuk
mempermudah gerak.
• Warga yang belum ikut diingatkan untuk berpartisipasi kalaupun
tidak lebih menjaga lingkungan rumah dan sekitarnya.

5. Penyuluhan Cuci Tangan dan Sikat Gigi kepada siswa PAUD


a) Persiapan
Sebelum melaksanakan program, kami terlebih dahulu melakukan
beberapa
persiapan, diantaranya adalah sebagai berikut:
• Melakukan perizinan ke PAUD.
• Menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
program.
• Menyiapkan penyajian materi dengan nyanyian – nyanyian agar
mudah diterima oleh murid PAUD.
• Mempersiapkan rundown acara.
b) Pelaksanaan
Judul Program
i. Penyuluhan Cuci Tangan dan Sikat Gigi
2) Latar Belakang Program
i. Penyuluhan cuci tangan merupakan kegiatan yang
ditujukan untuk mengajak anak-anak mengetahui tentang
bagaimana cuci tangan yang baik. Mencuci tangan adalah
suatu usaha untuk terhindar dari berbagai kuman bakteri
jahat yang menempel pada tangan yang dapat menyebabkan
seseorang mengalami berbagai macam penyakit. Mencuci

28
tangan dengan sabun sangat penting karena hal tersebut
dapat membunuh kuman penyakit. Kegiatan ini dilakukan
kepada siswa PAUD bertujuan agar kebiasaan mencuci
tangan dengan baik dan benar dimulai dari sejak dini.
ii. Pola sikap hidup bersih harus diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Hal tersebut merupakan salah satu kewajiban
yang harus dilakukan manusia. Perilaku hidup bersih harus
dimulai dari diri sendiri dan akan berdampak pula pada
orang yang berada di sekitara kita. Menyikat gigi
merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus
dimiliki setiap manusia untuk menjaga kesehatan rongga
mulut. Menyikat gigi dengan waktu dan cara yang benar
sangatlah penting karena gigi dan mulut yang sehat
mencerminkan kualitas hidup yang baik. Maka dari itu,
kami mengadakan sosialisasi sikat gigi agar anak kecil
mengetahui tentang pentingnya sikat gigi karena masyrakat
itu biasanya hanya menyikat gigi tanpa tau bagian-bagian
penting mana saja yang harus dibersihkan secara
menyeluruh dan benar.
3) Tujuan
a) Meningkatkan kesadaran masyarakat baik anak kecil maupun
dewasa
i. tentang bagaimana pentingnya mencuci tangan.
4) Mendekatkan peserta KKN UPI dengan murid-murid PAUD maupun guru
setempat.
5) Menciptakan anak-anak yang sadar akan pentingnya cuci tangan.
6) Meningkatkan kesadaran akan pentingnya sikat gigi
7) Memberitahu cara sikat gigi yang baik dan benar
8) Menghindari anak – anak dari serangan penyakit
9) Manfaat
a) Timbulnya kesadaran akan pentingnya cuci tangan.

29
b) Timbulnya kebiasaan akan mencuci tangan terlebih dahulu
sebelum melakukan sesuatu.
c) Tumbuhnya kesadaran akan pentingnya sikat gigi
d) Memberikan edukasi terhadap anak kecil tentang cara sikat gigi
e) Tumbuhnya kebiasaan anak kecil untuk menyikat gigi secara
teratur
10) Target
a) Siswa PAUD menyadari pentingnya cuci tangan
b) Siswa PAUD mulai terbiasa mencuci tangan terlebih dahulu
sebelum melakukan sesuatu dengan baik dan benar
c) Siswa PAUD sadar akan pentingnya menyikat gigi dengan baik
dan benar
d) Siswa PAUD memiliki pengetahuan mengenai sikat gigi yang baik
dan benar
e) Siswa PAUD menjadi terbiasa untuk menyikat gigi secara teratur
11) Deskripsi
i. a) Hari : Senin
ii. b) Tanggal : 05 Agustus 2019
iii. c) Tempat : PAUD Tunas Jayanti
iv. d) Sasaran program : murid PAUD Tunas Jayanti
v. e) Kegiatan :
vi. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat yang diterapkan
melalui anak-anak akan pentingnya cuci tangan sebelum
melakukan suatu aktivitas. Kegiatan sosialisasi ini diikuti
oleh seluruh siswa PAUD Tunas Jayanti dan dimentori oleh
seluruh mahasiswa KKN yang berada di Kelurahan Kebon
Jayanti, dengan terwujudnya masyarakat yang rajin cuci
tangan diharapkan anak - anak menjadi lebih sehat lagi.
vii. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya siswa

30
PAUD akan pentingnya menyikat gigi pada saat mandi,
setelah makan, dan sebelum tidur untuk mencegah rusaknya
gigi yang disebabkan oleh kuman-kuman yang menyerang
gigi. Melalui kegiatan sosialisai ini, diharapkan semua
murid dapat menyadari pentingnya sikat gigi dan
diharapkan dapat terjalin tali silaturahmi dengan siswa
maupun dengan guru-guru PAUD. Sebelum memulai
program, kami mengadakan briefing dengan seluruh
anggota kelompok Kelurahan Kebon Jayanti, untuk
menyampaikan rincian kegiatan yang akan dilakukan.
12) Hasil
i. Dari hasil kegiatan ini kami menemukan banyak sekali
siswa PAUD yang belum mengetahui tentang bagaimana
cara cuci tangan yang baik dan benar mengetahui tentang
bagaimana pentingnya harus cuci tangan sebelum
melakukan aktivitas ataupun sesudah melakukan kegiatan
apalagi jika sebelum dan sesudah makan.
ii. Dari hasil kegiatan sosialisasi sikat gigi ini, kami
menemukan banyak sekali siswa yang belum memahami
tentang pentingnya sikat gigi, ataupun bagian-bagian mana
saja yang harus mereka bersihkan saat menyikat gigi.
Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan untuk
meingkatkan kesadaran masyarakat yang kali ini kami
sosialisasikan kepada anak kecil akan pentingnya
membersihkan gigi.
13) Hambatan
a) Melakukan praktik secara langsung cukup terhambat, dikarenakan
keterbatasan waktu yang terjadi untuk mengajarkan siswa dengan
nyanyian.
b) Kurangnya air bersih yang berada di lingkungan sekolah sehingga
menghambat siswa melakukan praktik cuci tangan.

31
c) Kurangnya tempat untuk melakukan perakter sikat gigi.
d) Ketersediaan air bersih di PAUD terbatas.
14) Solusi
a) Setelah terlaksananya kegiatan cuci tangan ini diharapkan semua
masyarakat khususnya anak-anak megetahui tentang bagaimana
pentingnya cuci tangan tersebut, sehingga mereka menjadi sadar
apa yang terjadi jika mereka tidak mencuci tangan sebelum
melakukan aktivitas.
b) Kegiatan sosialisasi sikat gigi ini diharapkan menjadi taunya anak-
anak akan pentingnya menjaga kebersihan khususnya adalah
kebersihan gigi, agar gigi anak-anak tersebut tidak menjadi rusak.

6. Penyuluhan Citarum Harum dan Kang Pisman kepada siswa SD


a. Persiapan
Sebelum melaksanakan program, kami terlebih dahulu melakukan
beberapa
persiapan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Melakukan perizinan ke SD
2) Menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
program.
3) Menyiapkan penyajian materi untuk disampaikan ke siswa SD
4) Mempersiapkan rundown acara pada pelaksanaannya.
b. Pelaksanaan
1) Judul Program
Penyuluhan Citarum Harum dan Kang Pisman
2) Latar Belakang Program
Usia dini merupakan usia yang mudah dalam mengingat suatu
hal. Namun, kesalahan yang sering terulang yaitu kurangnya
pendidikan salah satunya mengenai pencemaran lingkungan. Salah
satu faktor utama yang mempercepat pencemaran lingkungan adalah
perilaku kurang baik seperti membuang sampah sembarangan. Maka

32
dari itu perlunya imbauan kepada anak – anak mengenai program
Citarum Harum dan Kang Pisman agar tidak terdapat pencemaran
kembali.
3) Tujuan
a) Untuk meningkatkan kesadaran anak – anak agar tidak membuang
sampah ke sungai
b) Untuk meningkatkan kreatifitas anak – anak dengan
memanfaatkan sampah yang dihasilkan di rumahnya.
c) Untuk menggerakan anak – anak selaku membawa wadah untuk
minum dan makan pada setiap kegiatan
4) Manfaat
a) Memperluas pemahaman siswa SD mengenai sampah
b) Meningkatkan perilaku baik dalam menjaga lingkungan
c) Mendekatkan peserta KKN UPI dengan siswa dan guru SD
5) Target
a) Siswa SD menyadari pentingnya membuang sampah pada
tempatnya
b) Siswa SD mulai terbiasa menggunakan wadah makan dan minum
sendiri
c) Siswa SD sadar bahwa sampahyang dihasilkannya dapat dijadikan
barang yang menarik
6) Deskripsi
a) Hari : Rabu
b) Tanggal : 7 Agustus 2019
c) Tempat : SD Muhammadiyah 2
d) Sasaran program : siswa kelas 4 dan kelas 5 SD
Muhammadiyah 2
e) Kegiatan :
Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang untuk
memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup,
memberikan pemahaman kepada siswa tentang permasalahan

33
membuang sampah sembarangan, dan memberikan keterampilan
kepada siswa dalam memilah sampah yang dihasilkan pada
rumahnya. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan presentasi
mengenai keadaan citarum harum yang seharusnya dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk kehidupan sehari – hari,
memberikan contoh mengenai pemanfaatan sampahnya kepada
para siswa, dan memberikan simulasi dalam pemilahan sampah
sebagai salah satu wujud Kang Pisman.
7) Hasil
Dari hasil kegiatan ini kami menemukan siswa belum
mengetahui program Citarum Harum yaitu harus memberhentikan
membuang sampah ke sungai agar sungai yang ada dapat
digunakan dengan optimal. Pada program Kang Pisman sebagian
siswa hanya sekedar mengetahui kepanjangan dari program
tersebut dan belum membiasakannya pada kehidupan sehari – hari.
Sehingga pada pelaksanakan kegiatan perlu penekanan pada
materinya agar siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari – hari. Kegiatan ini menekankan untuk tidak membuang
sampah sembarangan dan membawa wadah makan dan minum
sendiri. Adapun penjelasan mengenai pemanfaatan sampahnya
kepada para siswa, dan memberikan simulasi dalam pemilahan
sampah.
8) Hambatan
Pada program Citarum Harum sama sekalia belum diketahui
sehingga cukup membutuhkan waktu untuk memberikan penjelasan
kepada siswa.
9) Solusi
Penyajian materi dibuat menarik tetapi konten yang tersedia
lengkap sehingga memudahkan untukditerima oleh para siswa.

34
7. Pemasangan Banner dan Stiker
a. Persiapan
Sebelum melaksanakan program, kami terlebih dahulu melakukan
beberapa
persiapan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Melakukan perizinan kepada ketua RW
2) Membuat desain banner dan stiker
3) Menentukan tempat pemasangan banner
4) Menentukkan rumah yang sudah tersosialisasi yang berhak
mendapatkan stiker sebagai rumah pelopor kebersihan sungai
b. Pelaksanaan
1) Judul Program
Pemasangan Banner dan Stiker
2) Latar Belakang Program
Program ini dilaksanakan sebagai bentuk himbauan pelarangan
pembuangan sampah ke sungai yang dapat terbaca untuk
masyarakatnya ataupun yang berada di wilayah Kebon Jayanti dan
sebagai upaya pendekatan kepada masyarakat untuk menyadari
bahwa harus ada pengurangan sampah ke sungai dan pengurangan
sampah berhenti di rumah tangga itu sendiri. Pemberian stiker
sebagai salah satu wujud apresiasi kepada masayarakat yang telah
mengubah kebiasannya menjadi masyarakat yang memiliki
lingkungan bersih dan sehat.
3) Tujuan
a) Sebagai bentuk sumbangsih peserta KKN UPI kepada masyarakat
Kebon Jayanti
b) Untuk memberi kesadaran kepada masyarakat dan yang lainnya
untuk tidak membuang sampah ke sungai
c) Sebagai bentuk apresiasi kepada keluarga yang telah membiasakan
untuk tidak membuang sampah ke sungai
4) Manfaat

35
a) Untuk mengenalkan masyarakat adanya program Citarum Harum
b) Memberi pemahaman untuk tidak membuang sampah ke sungai
c) Mendekatkan peserta KKN UPI kepada masyarakatnya
5) Target
a) Masyarakat Kebon Jayanti yang rumahnya berada di bantaran
Sungai Citarum untuk tidak membuang sampah sembarangan
b) Pendatang yang berkunjung ke wilayah Kebon Jayanti untuk
menyadari tidak membuang sampah ke Sungai
6) Deskripsi
a) Hari : Kamis
b) Tanggal : 08 Agustus 2019
c) Tempat : Wilayah Kebon Jayanti
d) Sasaran program : wilayah yang berada di bantaran sungai
e) Kegiatan :
Kegiatan ini dlakukan setelah perizinan dan perlengkapan
sudah siap. Untuk pemasangan banner ditempatkan pada tembok
yang ada di pinggiran aliran sungai dan untuk pemberian stiker
pada rumah tertentu yang berpotensi untuk menjadi rumah pelopor
kebersihan sungai.
7) Hasil
Kegiatan ini menarik simpati masyarakat dan menekankan
khususnya para pendatang yang sulit sadar untuk menjaga
lingkungan khususnya sungai ketika sementara tinggal. Pada
pemberian stiker membuat masyarakat antusias dan lebih tergerak
untuk membiasakan tidak membuang sampah sembarangan dan
mengelola sampahnya.

8. Penghijauan di Kelurahan Kebon Jayanti


a. Persiapan
Sebelum melaksanakan program, kami terlebih dahulu melakukan
beberapa

36
persiapan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Melakukan perizinan kepada Aparat Kelurahan dan PKK
2) Melakukan pembersihan lahan yang akan ditanami tanaman
3) Melakukan pembelian tanaman yang akan ditanami di lahan yang
tersedia
4) Menyiapkan perlengkapan untuk melaksanan penghijauan
b. Pelaksanaan
1) Judul Program
Penghijauan di Kelurahan Kebon Jayanti
2) Latar Belakang Program
Program ini dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya terhadap
sungai Citarum dengan melakukan penghijauan. Adapun
penghijauan ini dilakukan sebagai program yang dapat mewujudkan
Kelurahan Kebon Jayanti Geulis yaitu cantik dari segi banyak
tanaman yang bermanfaat dan juga indah.
3) Tujuan
a) Sebagai bentuk sumbangsih peserta KKN UPI kepada Kelurahan
Kebon Jayanti
b) Untuk memperindah Kelurahan Kebon Jayanti
c) Untuk menciptakan suasana yang asri di Kelurahan Kebon Jayanti
4) Manfaat
Karena program ini mendukung program Kelurahan Kebon
Jayanti Geulis menjadikan wilayah ini kedepannya menjadi daerah
wisata yang nyaman untu ditinggali maupun dikunjungi oleh orang
lain.
5) Target
Penghijauan ini dilakukan pada lahan yang tersedia dan mudah
untuk medapatkan perizinannya di wilayah Kebon Jayanti
6) Deskripsi
a) Hari : Jumat dan Sabtu
b) Tanggal : 9-10 Agustus 2019

37
c) Tempat : Kelurahan Kebon Jayanti
d) Sasaran program : Peserta KKN UPI, aparat Kelurahan, dan
PKK
e) Kegiatan :
Kegiatan ini dilakukan selama dua hari, pada hari pertama
dilakukan pembersihan lahan, pembelian, dan penanaman
tanaman sedangkan untuk hari selanjutnya untuk pengecatan batu
bata yang menjadi pembatas. Kegiatan ini dilakukan bersama
aparat kelurahan dan PKK sehingga dapat menggerakan
masyarakat disini untuk kedepannya dapat bisa merawat tanaman
yang disumbangsihkan.
7) Hasil
Pembersihan lahan menghasilkan satu karung penuh sampah
kebanyakan dari daun kering yang berjatuhan. Untuk tanaman yang
dibeli yaitu dua tanaman pucuk merah, enam rumput gajah, empat
kaliva, empat soka jepang, dan lima bromelia. Beberapa tanaman di
tanam di depan kelurahan dan sisanya ditanam di lahan di dalam
kelurahan Kebon Jayanti.
8) Hambatan
Lahan yang tersedia kurang luas sehingga pergerakan ketika
penanaman cukup sulit.
9) Solusi
Penanaman yang dilakukan karena terbatasnya lahan sehingga
dibatas batas untuk memudahkan penanaman dan lebih nyaman
untuk dipandang ketikas susunan tanamannya rapi.

B. Program Kerja Kolaborasi


1. Padat Karya bersama Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) untuk
melakukan kegiatan pembersihan anak Sungai Sekewaluh dan anak sungai
Cibeunying.
Deskripsi Kegiatan

38
a) Hari : Sabtu
b) Tanggal : 13 Juli 2019
c) Tempat : Wilayah Kebon Jayanti
d) Sasaran program : Bantaran sungai
e) Kegiatan :
Kegiatan ini merupakan salah satu kerja bakti dari LPM yang
berkaitan dengan program KKN Tematik Citarum Harum Pentahelix yang
melibatkan komponen akademisi, masyarakat, pemerintah, dunia industri,
dan media massa untuk berpartisipasi dan menguatkan programprogram
percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum. Peran
mahasiswa KKN UPI pada program ini yaitu ikut serta dalam program
Citarum Harum dan bisa memberikan edukasi kepada masyarakat agar
terbiasa dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kegiatan ini pun
guna meningkatkan kesadaran warga Kebon Jayanti mengenai kebersihan
lingkungan. Kegiatan ini bekerjasama dengan LPM. Kegiatan ini dengan
melakukan pembersihan sampah yang berada di anak Sungai Sekewaluh
dan anak Sungai Cibeunying. Dengan terwujudnya lingkungan yang
bersih, maka kualitas hidup warga akan meningkat.
2. E-Warong bersama Program Keluarga Harapan (PKH) untuk memberikan
Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT) kepada masyarakat Kebon Jayanti di
Wilayah RW 06 Kelurahan Kebon Jayanti
Deskripsi Kegiatan
a) Hari : Jumat
b) Tanggal : 12 Juli 2019
c) Tempat : e-warong RW 06
d) Sasaran program : bantuan sosial kepada warga yang
memenuhi syarat
e) Kegiatan :
E-warong merupakan program untuk menyalurkan dana bantuan
sosial agar dapat diintegrasikan dalam satu kartu dan disalurkan
secara non tunai untuk semua bantuan. Kartu tersebut dapat

39
digunakan dalam bantuan pangan berupa beras sebanyak 9kg.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap satu bulan sekali. Manfaat
dari program ini yaitu mengurangi biaya pangan dari masyarakat
yang kurang mampu dan memperoleh nutrisi yang seimbang.
Adapun terdapat hambatan pada pelaksanaannya yaitu beberapa
warga belum terdaftar datanyawalaupun memiliki kartu.
3. Posbindu bersama PKK untuk meningkatkan kesejahteraan lansia yang
ada di wilayah Kebon Jayanti
Deskripsi Kegiatan
a) Hari : Jumat, Selasa, dan Rabu
b) Tanggal : 12 Juli, 23 Juli, 04 Agustus 2019
c) Tempat : RW 07, RW 13, RW 11 Kebon Jayanti
d) Sasaran program : Warga Lansia Kebon Jayanti
e) Kegiatan :
Posbindu di Kelurahan Kebon Jayanti merupakan kegiatan
rutin setiap bulannya yang memiliki beberapa kegiatan diantaranya
penimbangan berat badan lansia. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengetahui dan mengontrol berat badan pada lansia. Kegiata lainnya
adalah pemeriksaan kesehatan yaitu pemeriksaan kolesterol dan gula
darah. Semua kegiatan tersebut untuk meningkatkan taraf hidup para
lansia untuk tetap menjaga kesehatannya
4. Refreshing posyandu bersama PKK, Aparat Kelurahan, dan Puskesmas di
Aula Kelurahan Kebon Jayanti
Deskripsi Kegiatan
a) Hari : Sabtu
b) Tanggal : 13 Juli 2019
c) Tempat : Aula Kantor Kelurahan Kebon Jayanti
d) Sasaran program : PKK yang mengurus posyandu
e) Kegiatan :
Refreshing posyandu di Kelurahan Kebon Jayanti merupakan
kegiatan mensosialisasikan program kesehatan yaitu pemberian

40
vitamin untuk balita yang bertujuan untuk menjaga dan
memperhatikan kesehatan para balita. Ada pula kegiatan pemberian
obat cacing untuk anak – anak yang rawan terkena penyakit cacingan
bagi para balita menyebabkan kekurangan gizi sehingga perlu
diberikannya makanan tambahan yang bergizi bagi para balita.
Sosialisasi tersebut menjelaskan dosis yang harus diberikan kepada
balita, dampak pemberian vitamin dan obat cacing.
5. Senam Pagi bersama warga untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di
Wilayah RW 06 Kelurahan Kebon Jayanti
Deskripsi Kegiatan
a) Hari : Minggu
b) Tanggal : 14 Juli dan 21 Juli 2019
c) Tempat : Di depan RW 06
d) Sasaran program : wilayah yang berada di bantaran sungai
e) Kegiatan :
Senam pagi merupakan kegiatan yang harus mulai dilakukan,
baik oleh individu ataupun kelompok. Senam pagimemiliki banyak
manfaat diantaranya mengurangi kadar stress, mengurangi risiko
diabetes, meningkatkan stamina, mengurangi berat badan,
mengurangi resiko keguguran, dan lain-lain. Dari sisi lingkungan,
lewat Senam pagi kita dapat mengetahui bagaimana kondisi
lingkungan, belajar tentang kepekaan, kepedulian dan cinta
lingkungan. Kelurahan Kebon Jayanti merupakan kelurahan di Kota
Bandung yang dilewati oleh anak sungai citarum. Sebagaimana kita
ketahui, saat ini sungai citarum merupakan salah satu sungai terkotor
di dunia. Tak heran, jika kita melewati wilayah sepanjang aliran
sungai citarum, anak sungai citarum, warna air sungai coklat keruh
kadang menghitam yang diakibatkan dari limbah pabrik. Untuk
melatih kepekaan dan kepedulian masyarakat tentang lingkungan,
Maka perlunya kegiatan untuk mendekatkan masyarakat agar lebih

41
peka terhadap lingkungan dan menumbuhkan rasa kepedulian dan
cinta lingkungan selain manfaat yang pasti untuk kesehatan.
6. Bina wilayah bersama PKK dan Aparat Kelurahan di Kantor Kecamatan
Kiaracondong
Deskripsi Kegiatan
a) Hari : Senin
b) Tanggal : 15 Juli 2019
c) Tempat : Wilayah Kebon Jayanti
d) Sasaran program : wilayah yang berada di bantaran sungai
e) Kegiatan :
Kegiatan ini dilakukan untuk mengenalkan program unggulan
masing – masing kelurahan seperti magot untuk pakan lele,
sosialisasi MOL yang bermanfaat dalam penyubur tanaman dan
menghilangkan baudari sampah organic yang tercium menyengat,
dan pemeriksaan dan penilaian setiap kelompok kerja di setiap
kelurahan.
7. Maghrib mengaji untuk anak – anak Kebon Jayanti bersama DKM di
Mesjid At-Taubah
Deskripsi Kegiatan
a) Hari : Senin - Jumat
b) Tempat : Masjid At- Taubah
c) Sasaran program : Anak – anak yang bertempat tinggal di RW
07
d) Kegiatan :
Kegiatan ini dilaksanakan pada waktu setelah maghrib hingga
setelah isya yaitu mengajarkan baca tulis iqro dan al- quran kepada
anak anak dan bercerita mengenai kisah – kisah nabi dan rasul untuk
diteladani. Kegiatan ini menekankan pendidikan anak – anak untuk
berakhlak mulia.
8. Posyandu bersama PKK untuk meningkatkan kesejahteraan balita yang
ada di wilayah Kebon Jayanti

42
Deskripsi Kegiatan
a) Hari : Jumat, Selasa, dan Rabu
b) Tanggal : 12 Juli, 23 Juli, 04 Agustus 2019
c) Tempat : RW 07, RW 13, RW 11 Kebon Jayanti
d) Sasaran program : Balita yang tinggal di wilayah Kebon
Jayanti
e) Kegiatan :
Posyandu di Kelurahan Kebon Jayanti merupakan kegiatan
rutin setiap bulannya yang memiliki beberapa kegiatan diantaranya
penimbangan berat badan balita. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengetahui dan mengontrol berat badan pada balita serta mengetahui
siapa saja yang masuk ke dalam BGM (Balita Garis Merah) yang
sering disebut dengan balita kekurangan gizi. Kegiatan lainnya
adalah pemeriksaan kesehatan dan pemberian vitamin untuk balita
yang bertujuan untuk menjaga dan memperhatikan kesehatan para
balita. Ada pula kegiatan pemberian makanan tambahan bagi para
balita yang bertujuan untuk memberikan tambahan gizi dan
memberikan pengertian akan arti pentingnya diberikannya makanan
tambahan yang bergizi bagi para balita.
9. Kebon Jayanti Bersih –bersih (BonBer) bersama PKK dan Tim Gober
untuk melakukan kegiatan pembersihan di Wilayah Kelurahan Kebon
Jayanti
Deskripsi Kegiatan
a) Hari : Jumat
b) Tanggal : 19 Juli dan 25 Juli 2019
c) Tempat : Wilayah Kebon Jayanti
d) Sasaran program : wilayah yang berada di bantaran sungai
e) Kegiatan :
Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu bentuk kerja bakti yang
merupakan kegiatan yang harus giat dilakukan, karena lingkungan
tempat melakukan aktivitas sehari-hari sudah sangat kotor oleh sampah

43
yang dibuang sembarangan oleh warga. Sampah-sampah ini akan
membuat lingkungan terlihat kotor sehingga terjadi polusi darat yang
dapat menyebabkan berubahnya kualitas tanah. Masyarakat yang
melewatinya pun akan merasa terganggu oleh sampah-sampah yang
berserakan dimana-mana. Di lingkungan Kebon Jayanti masih banyak
pendatang yang membuang sampah sembarangan di sungai. Untuk itu,
masyarakat setempat menyelenggarakan program Kerja Bakti di
Wilayah Kebon Jayanti dengan nama Kebon Jayanti bersih – bersih
(bonBer) sasarannya seluruh masyarakat di wilayah Kebon Jayanti
tetapi khususnya PKK Kelurahan. Diharapkan setelah adanya kegiatan
ini warga sekitar menjadi lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan
dan menjadi kegiatan terus menerus masyarakat di Lingkungan Kebon
Jayanti.
10. Peremajaan Perpustakaan untuk melakukan kegiatan pembersihan
perpustakaan di Aula Kelurahan Kebon Jayanti
Deskripsi Kegiatan
a) Hari : Rabu
b) Tanggal : 17 Juli 2019
c) Tempat : Aula Kantor Kelurahan Kebon Jayanti
d) Sasaran program : Peserta KKN UPI
e) Kegiatan :
Kegiatan Peremajaan Perpustakaan yaitu kegiatan pembersihan
perpustakaan dan penyusunan ulang buku – buku yang terdapat sesuai
kategori tertentu. Pada kegiatan ini dilakukan dari pukul 09.00 – 16.00,
kegiatan ini cukup memakan waktu karena jumlah buku yang cukup
banyak untuk dibersihkan dan ditata ulang walaupun semua peserta
KKN UPI telah hadir.
11. Pertemuan rutin TP-PKK bersama PKK dan Aparat kelurahan di Aula
Kelurahan Kebon Jayanti
Deskripsi Kegiatan
a) Hari : Sabtu

44
b) Tanggal : 20 Juli 2019
c) Tempat : Aula Kantor Kelurahan
d) Sasaran program : PKK
e) Kegiatan :
Pertemuan rutin TP-PKK merupakan kegiatan PKK yang ada
setiap bulannya. Pada kegiatan ini terdapat pelaporan dari setiap
kelompok kerja untuk membahas program yang telah dilaksanakan.
Adapun kegiatan lainnya pada pertemuan tersebut dengan Puskesmas
membahas pemberian vitamin A dan pemberian obat cacing kepada
anak – anak. Sehingga terdapat pengarahan tertentu untuk
memudahkan pengurus PKK yang ditempatkan di Posyandu.
12. Sosialisasi Senam Peregangan bersama PKK, Aparat Kelurahan, dan
Puskesmas di Aula Kelurahan Kebon Jayanti
Deskripsi Kegiatan
a) Hari : Senin
b) Tanggal : 22 Juli 2019
c) Tempat : Aula Kantor Kelurahan Kebon Jayanti
d) Sasaran program : aparat kelurarahan, PKK, dan peserta KKN
UPI
e) Kegiatan :
Kegiatan ini dilaksanakan dengan presentasi penyakit dan
indikasinya yang pada saat ini banyak diderita oleh orang – orang yang
hidup pada saat ini, dilanjutkan dengan presentasi pencegahan penyakit
tersebut salah satunya sosialisasi senam peregangan. Senam
peregangan ini pun langsung dipraktekkan dengan mengikuti video
yang ditayangkan dan intruksi dari petugas puskesmas. Kegiatan ini
bertujuan untuk meningkatkan aktivitas gerak khususnya para perkerja
yang hanya berdiam diri meja kerjanya tanpa ada aktivitas gerak
sehingga dapat menimbulkan stress yang berdampak buruk bagi
kesehatan.

45
13. Launching 5 Program Kecamatan dan Kelurahan di bawah Fly over
Kiaracondong dan Aula Kelurahan Kebon Jayanti
Deskripsi Kegiatan
a) Hari : Jumat
b) Tanggal : 26 Juli 2019
c) Tempat : dibawah flyover Kiaraconondong dan
Kantor Kelurahan Kebon Jayanti
d) Sasaran program : Aparat Kelurahan, PKK, dan Peserta KKN
UPI
e) Kegiatan :
Kegiatan ini merupakan acara launching program dan camat baru,
untuk memajukan Kecamatan Kiaracondong. PKegiatan ini
melaunching program Kiaracondong Ngahiji, Kiaracondong Geulis,
Kiaracondong wisata, Kiaracondong Sejahtera, dan Kiaracondong Juara
dan Agamis. Adapun Kelurahan Kebon Jayantipun turut serta untuk
mendukung program Kecamatan tersebut dengan melaksanakan lima
program tetapi dilakukan di Kelurahan Kebon Jayanti.
14. Launching Lansia Sehat Mandiri bersama PKK, Aparat Kelurahan, dan
Puskesmas di Lapangan Kejora
Deskripsi Kegiatan
a) Hari : Sabtu
b) Tanggal : 27 Juli 2019
c) Tempat : Lapangan Kejora
d) Sasaran program : warga Lansia Kebon Jayanti
e) Kegiatan :
Kegiatan ini dilakukan dimulai dengan senam yang disesuaikan
dengan usia lansia. Senam ini melakukan pergerakan ringan yang tidak
berbahaya untuk lansia. Kegiatan ini dilanjutkan dengan berbagai
pemeriksaan kesehatan seperti penimbangan berat bedan, cek tekanan
darah, cek gula darah, dan cek kolesterol. Kegiatan ini didukung oleh

46
petugas Puskesmas, Aparat Kelurahan, PKK, Peserta KKN UPI, dan
warga Kebon Jayanti.
15. Peremajaan ruangan Tarang Karuna di Kantor Kelurahan Kebon Jayanti
Deskripsi Kegiatan
a) Hari : Jumat
b) Tanggal : 02 Agustus 2019
c) Tempat : Ruang Tarka di Kantor Kelurahan Kebon
Jayanti
d) Sasaran program : Peserta KKN UPI
e) Kegiatan :
Peremajaan ruangan Tarang Karuna merupakan kegiatan
pembersihan ruang taruna karya dan penyusunan dokumen yang masih
diperlulkan. Kegiatan ini dilakukan dari pukul 13.00 hingga pukul
16.00. Kegiatan ini untuk memberikan kenyamanan para anggota
Tarang Karuna ketika mengadakan rapat khususunya dekat – dekat ini
untuk mempertingati hari ulang tahun Republik Indonesia. Setiap
tahunnya biasanya terdapat acara karnaval yang diiikuti setiap RW
untuk memeriahkannya.

47
III. Hasil yang Dicapai

LOKASI KONDISI SEBELUM PROGRAM KONDISI SESUDAH PROGRAM

Anak
Sungai
Sekewaluh

Sebelum dilaksanakannya Padat Karya Terlaksananya kegiatan Padat Karya

Gorong-
gorong
wilayah

Sebelum dilaksanakannya Padat Karya Setelah dilaksanakannya Padat Karya

Wilayah

Sebelum dilaksanakannya GPS Wilayah Setelah dilaksanakannya GPS Wilayah

48
LOKASI KONDISI SEBELUM PROGRAM KONDISI SESUDAH PROGRAM

Wilayah

Sebelum dilaksanakannya GPS Wilayah Terlaksananya kegiatan GPS Wilayah

Posko

Terlaksananya pembuatan tong


Pembuatan tong sampah sumbangsih
sampah

Posko

Diberikannya mol kepada Kelurahan Diberikannya mol kepada Kelurahan

49
LOKASI KONDISI SEBELUM PROGRAM KONDISI SESUDAH PROGRAM

Wilayah

Kegiatan Operasi Tangkap Tangan Kegiatan Operasi Tangkap Tangan

Pabrik
Pengrajin
Keramik

Kunjungan ke Pengrajin Keramik Kunjungan ke Pengrajin Keramik

PAUD
Tunas
Jayanti

Terlaksananya Penyuluhan CTSG di


Persiapan Penyuluhan CTSG
PAUD

50
LOKASI KONDISI SEBELUM PROGRAM KONDISI SESUDAH PROGRAM

SD
Muhamma
diyah 2

Persiapan Sosialisasi Kang Pisman Terlaksananya Sosialisasi

Wilayah

Proses pemasangan banner imbauan Proses pemasangan banner imbauan

Kantor
Kelurahan

Terlaksananya penghijauan di Kantor


Sebelum dilaksanakannya penghijauan
Kelurahan

51
LOKASI KONDISI SEBELUM PROGRAM KONDISI SESUDAH PROGRAM

Wilayah

Proses pelaksanaan Bansos E-Warong Proses pelaksanaan Bansos E-Warong

Wilayah

Proses pelaksanaan Posyandu


Proses pelaksanaan Posyandu Wilayah
Wilayah

Wilayah

Proses pelaksanaan Senam Pagi di


Proses pelaksanaan Senam Pagi di RW 06
RW 06

52
LOKASI KONDISI SEBELUM PROGRAM KONDISI SESUDAH PROGRAM

Kantor
Kelurahan

Sebelum dilaksanakannya Peremajaan Terlaksananya Peremajaan


Perpustakaan Kantor Kelurahan Perpustakaan Kantor Kelurahan

Kantor
Karang
Taruna

Sebelum dilaksanakannya Peremajaan Terlaksananya Peremajaan Kantor


Kantor Karang Taruna Karang Taruna

Kantor
Kelurahan

Mengikuti Pertemuan Rutin TP-PKK Mengikuti Pertemuan Rutin TP-PKK

53
LOKASI KONDISI SEBELUM PROGRAM KONDISI SESUDAH PROGRAM

Masjid
At-Taubah

Proses pelaksanaan Magrib Mengaji Proses pelaksanaan Magrib Mengaji

Kantor
Kelurahan

Proses pelaksanaan Sosialisasi Senam Proses pelaksanaan Sosialisasi Senam


Peregangan Peregangan

Bawah
Fly Over
Kiaracondong

Mengikuti kegiatan Launching 5 Program Mengikuti kegiatan Launching 5


Kecamatan Program Kecamatan

54
LOKASI KONDISI SEBELUM PROGRAM KONDISI SESUDAH PROGRAM

Kantor
Kelurahan

Mengikuti kegiatan Launching 5 Program Mengikuti kegiatan Launching 5


Kelurahan Program Kelurahan

Lapangan
Kejora

Pelaksanaan kegiatan Lansia Sehat


Pelaksanaan kegiatan Lansia Sehat Mandiri
Mandiri

Aula
Kecamatan
Kiaracondong

Proses pelaksanaan Bina Wilayah Proses pelaksanaan Bina Wilayah

55
KONDISI SESUDAH
LOKASI KONDISI SEBELUM PROGRAM
PROGRAM

Wilayah

Proses pelaksanaan BONBER Proses pelaksanaan BONBER

56
IV. Faktor Pendukung dan Faktor Kendala Program

No. Kegiatan Faktor Pendukung Faktor Penghambat


1 Kunjungan ke Perizinan untuk kunjungan Hambatan yang
Pabrik Keramik mudah karena survey sebelum membatasi pada kegiatan
kunjungan bersama PKK. ini adalah narasumber
kurang terbuka terhadap
bahan dari limbah yang
dihasilkan dan saluran
pembuangan limbah
tersebut.
2 Pendataan adanya Pendataan yang dilakukan Masih banyak warga yang
jamban, SPAL, dengan waktu yang singkat belum memiki jamban
dan TPS di setiap sehingga terburu – buru tetapi pribadi, Kebanyakan
RW terdapat bantuan dari PKK. saluran pembuangan
jamban langsung ke
sungai, sulit untuk
dibuatkan septic tank,
Sebagian rumah
sampahnya masih
tertumpuk di depan
rumah.
3 Sosialisasi Kebanyakan warga yang tidak semua warga didata
Citarum Harum tersosialisasi sebelumnya sudah dan disosialisasi, sulit
dan Kang Pisman mengetahui bahwa terdapat mencari akses jalan
door to door peserta KKN UPI sehingga menuju ke rumah warga
memudahkan kita untuk yang berada di bantaran
mensosialisasikan ke rumah – sungai, masih sulit

57
rumah. mencari lahan untuk dapat
dibangun septic tank
4 Gerakan Pungut Kegiatan GPS ini disambut baik Beberapa akses jalan sulit
Sampah Mandiri oleh masyarakat dikarenakan dibersihkan karena
di setiap RW memperindah jalanan yang ada. jalannya sempit dan
Beberapa warga hanya
melihat saja ketika
kegiatan dilaksanakan
5 Penyuluhan Cuci Terdapat guru – guru yang Melakukan praktik cukup
Tangan dan Sikat membantu dalam membimbing terhambat, Kurangnya
Gigi kepada siswa kegiatan sehingga memudahkan tempat untuk melakukan
di PAUD Tunas siswa untuk melakukan CTSG. perakter sikat gigi, dan
Jayanti ketersediaan air bersih di
PAUD terbatas.

No. Kegiatan Faktor Pendukung Faktor Penghambat


6 Penyuluhan Gambar sebagai media yang Pada program Citarum
Citarum Harum membantu penyuluhan Harum sama sekali belum
dan Kang Pisman memisahkan sampah sehingga diketahui sehingga cukup
kepada siswa di mudah diterima oleh siswa SD. membutuhkan waktu
SD untuk memberikan
Muhammadiyah 2 penjelasan kepada siswa.
7 Pemasangan Disambut baik oleh masyarakat Lahan yang tersedia
Banner dan Stiker dikarenakan sebagai salah satu kurang luas sehingga
bentuk apresiasi kepada pergerakan ketika
masyarakatnya. penanaman cukup sulit.
8 Padat Karya Banyak masyarakat dan lembaga Karena akses jalan yang
bersama lainnya berpartisipasi pada sempit sehingga
Lembaga kegiatan ini. menyulitkan
Pemberdayaan pengangkutan sampah

58
Masyarakat untuk dibawa ke triseda.
(LPM)
9 E-Warong Kegiatan ini merupakan program Beberapa masyarakat
bersama Program Kementrian Sosial sehingga belum terdata sehingga
Keluarga pelaksanaannya sudah terencana. cukup memakan waktu
Harapan
10 Posbindu Adanya kader dari PKK sehingga Belum semua lansia
membantu jalannya pelaksamaan mengikuti Posbindu.
Posbindu.
11 Refreshing Kegiatan ini didukung dari pihak Untuk jadwal
posyandu Puskesmas dan disambut baik pendistribusian vitamin
oleh kader PKK setempat yang dan obat cacing belum
bertugas di Posyandu. jelas.
12 Senam Pagi Senam pagi yang dilakukan Pada kegiatan ini akses
sudah menjadi kegiatan rutin jalan ditutup tetapi masih
sehingga memudahkan untuk terdapat kendaraan yang
mengumpulkan massa melintasi.

No. Kegiatan Faktor Pendukung Faktor Penghambat


13 Bina wilayah Kegiatan diikuti dari setiap Proporsi penyajian produk
kelurahan Kiaracpndong kurang seimbang sehingga
sehingga memberi masukan yang produk tertentu yang lebih
beragam. banyak dijelaskan.
14 Maghrib mengaji Peran orang tua yang mengsajak Pengajar yang ada
anak-anaknya untuk mengaji jumlahnya terbatas.
sehingga memudahkan untuk
mengumpulkan massa.
15 Posyandu Adanya kader dari PKK Pendataan vaksinasi dari
sehingga membantu jalannya setiap bayi dimungkinkan
pelaksamaan Posyandu. belum lengkap.

59
16 Kebon Jayanti Pada kegiatan ini didukung Jangkauan kebersihan baru
Bersih –bersih karena adanya kader PKK setiap terbatas daerah kantor
(BonBer) RW. Kelurahan Kebon Jayanti.
17 Peremajaan Kegiatan ini dilakukan oleh Penyimpanan beberapa
Perpustakaan semua peserta KKN sehingga dokumen menyatu
mempercepat kegiatan ini sehingga menyulitkan
dilaksanakan. untuk penyusunan
kembali.
18 Pertemuan rutin Pelaksanaan dipermudah karena Pelaporan dari setiap
TP-PKK kegiatan ini sudah rutin kelompok kerja baru
dilaksanakan. sebagian karena
keterbatasan waktu.
19 Sosialisasi Kegiatan ini didukung dari pihak Peregangan yang
Senam Puskesmas dan disambut baik dilakukan memiliki
Peregangan oleh aparat kelurahan dan PKK banyak gerakan sehingga
setempat. perlunya pelatihan
berulang agar mudah
diingat
20 Launching 5 Kegiatan ini didukung dari Cukup
Program berbagai pihak seperti TNI dan menghabiskanwaktu untuk
Kecamatan dan Polri sehingga disambut baik launching program
Kelurahan oleh masyarakat setempat. kecamatan dikarenakan
massa yang dikumpulkan
dari berbagai kalangan.

No. Kegiatan Faktor Pendukung Faktor Penghambat


21 Launching Kegiatan ini berlangsung Massa yang ada
Lansia Sehat didukung dari berbagai pihak banyaknya dibawah umur
Mandiri yaitu Puskesmas, Aparat lansia sehingga tidak tepat
kelurahan, PKK, dan pemuka sasaran.

60
agama.
22 Peremajaan Kegiatan ini dilakukan oleh Banyaknya dokumen
ruangan Tarang semua peserta KKN sehingga yangsehi memiliki waktu
Karuna mempercepat kegiatan ini yang sudah lama sehingga
dilaksanakan. memakan waktu untuk
penyusunannya.

61
BAB IV

PROGRAM TINDAK LANJUT

Kuliah Kerja Nyata yang telah dilaksanakan di Kelurahan Kebon Jayanti


selama 40 hari dengan beberapa program yang telah dilaksanakan tentunya
memerlukan tindak lanjut agar ke depannya program tersebut tetap berjalan.
Program yang telah dilaksanakan khususnya berkaitan pengurangan sampah di
Sungai Citarum sesuai denga tema KKN kami mengenai “Citarum Harum
Pentahelix” perlu keberlanjutannya. Adapun beberapa program tindak lanjut
setelah kami melaksanakan program yaitu kami membangun kerjasama dengan
pihak Aparat Kelurahan, PKK, dan warga yang rumahnya menjadi pelopor
kebersihan sungai, dan masyarakat yang ada untuk melakukan gerakan pungut
sampah di setiap wilayahnya dan dilakukan setiap hari, adapun setelah
penghijauan dilaksanakan di area kelurahan untuk dirawat baik kedepannya selain
memberikan manfaat udara yang bersih tetapi juga meningkatkan keindahan
wilayah Kebon Jayanti, dan tindak lanjut program yang tepat untuk pengurangan
sampah khususnya sampah organik yaitu perlunya kader pada pembuatan MOL
selain manfaat itu juga dapat digunakan sebagai penyubur tanaman dan
menghilangkan bau dari sampah yang dihasilkan rumah tangga.

62
BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. Kesimpulan

Kuliah Kerja Nyata tematik Citarum Harum di Kelurahan Kebon


Jayantii telah melaksanakan berbagai program kerja yang meliputi
program kerja meliputi: Kunjungan ke Pabrik Keramik,Pendataan adanya
jamban, SPAL, dan TPS di setiap RW Kelurahan Kebon Jayanti,
Sosialisasi Citarum Harum dan Kang Pisman door to door di setiap rumah
yang berada di bantaran Sungai Citarum, Gerakan Pungut Sampah Mandiri
di setiap RW untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga
lingkungan dan kesehatan dari lingkungan yang bersih dan sehat,
Penyuluhan Cuci Tangan dan Sikat Gigi kepada siswa di PAUD Tunas
Jayanti untuk membiasakan perilaku higienis dan berbasis lingkungan,
Penyuluhan Citarum Harum dan Kang Pisman kepada siswa di SD
Muhammadiyah 2 untuk membiasakan perilaku higienis dan berbasis
lingkungan, dan Pemasangan Banner dan Stiker di Wilayah Kelurahan
Kebon Jayanti sebagai bentuk pendekatan untuk menyadarkan masyarakat
untuk tidak membuang sampah ke sungai. Program yang ada bertujuan
memberikan pemahaman kepada keluarga/masyarakat tentang lingkungan
hidup, mmberikan pemahaman kepada keluarga/masyarakat tentang
permasalahan Sungai Citarum, menanamkan kesadaran masyarakat dalam
merawat Sungai Citarum, memberikan keterampilan kepada
keluarga/masyarakat dalam mengolah limbah rumah tangga, dan
meningkatkan keterampilan keluarga/masyarakat dalam memanfaatkan
sampah/limbah rumah tangga.
Adapun program kerja tambahan adalah program kerja yang
dilakukan dengan tujuan mengadaptasikan diri dengan suasana, kebiasaan,
adat budaya dan karakteristik masyarakat yang berada di daerah yang

63
kami. Program kerja tambahan meliputi: Padat Karya, E-Warong,
Posbindu, refreshing posyandu, Senam Pagi, Bina wilayah, Maghrib
mengaji, Posyandu Kebon Jayanti Bersih –bersih (BonBer), Peremajaan
Perpustakaan, Pertemuan rutin TP-PKK, Sosialisasi Senam Peregangan,
launching 5 Program Kecamatan dan Kelurahan, dan launching Lansia
Sehat Mandiri.

II. Saran

1. Sebaiknya dari pihak UPI terus ada pengontrolan rutin agar kegiatan KKN
berjalan lancar, terarah dan sesuai dengan pedoman KKN dari LPPM UPI
2. Kerjasama antara UPI dan mitra (Aparat Kelurahan, PKK ataupun TNI)
bekerjasama dengan baik untuk kesuksesan KKN sesuai dengan tempat
dan Tema KKN tersebut khususnya di Kelurahan Kebon Jayanti.
3. Pemantauan setiap proker yang dilaksanakan oleh setiap kelompok oleh
dosen pembimbing.

III. Rekomendasi

Kami harap kedepannya wilayah Kebon Jayanti ini masih harus ada
yang melanjutkan KKN dari mahasiswa UPI dengan tema yang berbeda.
dikarenakan sungai yang melintasi wilayah Kebon Jayanti adalah anak
sungai Sekewaluh dan anak sungai Cibeunying. Jikapun dengan tema yang
sama memang masih banyak warga yang belum sadar akan bahayanya
buang sampah disungai. Oleh karena itu, kami merekomendasikan kepada
pihak UPI agar menggati tema menjadi kewirausahaan, karena
karakteristik warga disini adalah banyaknya warga yang berjualan dari
produk olahannya sendiri.

64
DAFTAR PUSTAKA

Danaryanto, Kodoatie, Robert J., Satriyo, Hadipurwo, dan Singkawat, Sri. 2008.
Manajemen Air Tanah Berbasis Cekungan Air Tanah. Direktor Pembinaan
Pengusahaan Panas Bumi dan Pengelolaan Air Tanah, Direktorat Jendral
Mineral, Batubara dan Panas Bumi, Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral.

Fida. (2019). Pengertian KKN. [Online]. Diakses di Unila.ac.id: www.unila.ac.id.

Gelbert M, Prihanto D, dan Suprihatin A, 1996. Konsep Pendidikan Lingkungan


Hidup dan ‘Wall Chart”. Buku Panduan Pendidikan Lingkungan Hidup,
PPPGT/VEDC, Malang.
Kristian. (2014). Sungai Citarum dalam Perspektif Teori Governance of The
Comons. Skripsi. Jakarta: Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Munadjat Danusaputra, Hukum Lingkungan Buku I: Umum, (Bandung:
Binacipta, 2006), hlm. 67. Abdurrahman, op.cit., hlm. 8.

Nurdyana, Deni. (2018). Produksi Sampah yang dihasilkan Warga Kota Bandung.
Bandung: TribunJabar.
Permen PU. (2006). Kriteriadan Penetapan Wilayah Sungai. [Online]. Diakses di
bpmpt.jabarprov.go.id.
PPEJAWA. (2013). Pembagian Zona Wilayah Citarum. [Online]. Diakses di http:
ppejawa.com.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Soemarwoto, Otto. (1994). Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan.
Jakarta: Djambatan.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2019). KKN Tematik 2019. [Online]. Diakses
di http://kkn.lppm.upi.edu.

65
DAFTAR LAMPIRAN

I. LAMPIRAN I (LAPORAN INDIVIDU)

Gambaran Umum
Laporan ini merupakan laporan hasil observasi setiap anggota kepada
beberapa keluarga yang dilakukan selama proses Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Observasi ini dilakukan untuk memberikan penyuluhan Kang Pisman dan Citarum
Harum kepada beberapa keluarga, guna memberikan edukasi, sosialisasi, saran,
dan manfaat bagi keluarga binaan. Keluarga yang diobservasi yaitu keluarga yang
bertempat tinggal di sekitar bantaran sungai.

1. Sandi Rahma Triana


Keluarga 1.
• Identitas Keluarga
Rumah Bapak Anwar berlokasi di RT 01 RW 08 Kelurahan
Kebonjayanti, Kecamatan Kiara Condong, Kota Bandung. Jumlah anggota
keluarga berjumlah 4 orang. Keluarga ini sudah lama bermukim di
bantaran sungai dalam kurun waktu 1 tahun.
• Kondisi Rumah
Rumah keluarga Bapak Anwar tidak begitu besar, tetapi layak
untuk ditinggali oleh 4 orang. Kelayakan vertilisasi untuk rumah ini sudah
cukup baik. Rumah ini memiliki jendela di ruang tamu dan juga ada di
dapur yang menghadap ke bantaran sungai. Kondisi dapur juga sudah
layak. Jamban juga sudah layak. Namun rumah ini tidak memiliki biopori.
• Kondisi Senitasi
Kepemilikan jamban pada keluarga ini adalah toilet pribadi. Air
untuk MCK juga bersih. Yang menjadi masalah adalah kotoran (feses)
yang dibuang langsung ke sungai.
• Kebiasaan Keluarga

66
Dalam masalah yang berkaitan dengan sampah, keluarga ini
menghasilkan sampah satu kresek ukuran kecil dalam satu hari. Keluarga
ini menunggu petugas sampah untuk mengangkut sampah-sampah yang
sudah dikumpulkan. Biasanya pengangkutan sampah dilakukan 2 kali
seminggu. Keluarga ini belum melakukan pemilihan sampah organik dan
non organik. Tetapi belum melakukan pemanfaatan sampah organik
maupun non organik.
• Usulan Program Sesuai Kondisi dan Kebiasaan Keluarga yang
Berhubungan dengan KANGPISMAN (Kurangi, Pisahkan dan
Manfaatkan)
Perlu dilakukan sosialisasi setiap RT/RW tentang KANGPISMAN.
Karena masih ada beberapa hal yang belum dipahami oleh keluarga ini.
Kurangi Penggunaan semua yang terbuat dari bahan plastik dan
bahan lainnya yang sulit diurai oleh alam seperti kantong plastik,
botol/gelas air mineral, styrofoam, dll. Menggunakan kembali barang-
barang yang masih bisa digunakan, Membawa kantong belanja sendiri
ketika berpergian, Makan dan minum secukupnya dan menghabiskannya.
Pisahkan sampah organik, sampah anorganik daur ulang dan
sampah sisanya/ B3 (Bahan Beracun Berbahaya)
Manfaatkan sampah yang sudah dipisahkan dan dimanfaatkan
sesuai dengan jenisnya. Sampah organik bisa dimanfaatkan dengan diolah
kedalam biopori, komposter, takakura, bata terawang, biodigester, magot
BSF, serta menjadi makanan ternak dan kascing. Sampah anorganik dapat
dijadikan bahan kerajinan yang bisa digunakan sehari-hari. Atau bisa juga
sampah jenis ini diberikan ke petugas kebersihan atau diserahkan ke bank
sampah. Begitu pula pada sampah B3 dibawa ke Tempat Penampungan
Sementara (TPS) untuk diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) oleh
PD Kebersihan.
• Rekomendasi
Melihat permasalahan dari sisi sampah, disarankan untuk membuat
beberapa TPS khusus sampah-sampah Organik maupun Anorganik di

67
Kelurahan Kebonjayanti. Selain permasalahan sampah, permasalahan
pembuangan air kotor (BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septictank karena terkendala biaya penulis menyarankan untuk
memberikan edukasi tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan.

• Dokumentasi

Gambar 1.1 Jamban Gambar 1.2 Rumah tampak depan Gambar 1.3 Tempat
sampah

Keluarga 2
• Identitas Keluarga
Rumah Bapak Akub berlokasi di RT 02 RW 08 Kelurahan
Kebonjayanti, Kecamatan Kiara Condong, Kota Bandung. Jumlah anggota
keluarga berjumlah 14 orang. Keluarga ini sudah lama bermukim di
bantaran sungai dalam kurun waktu kurang lebih 53 tahun.
• Kondisi Rumah
Rumah keluarga Bapak Akub tidak begitu besar dan terdiri dari 5
rumah, tetapi layak untuk ditinggali oleh 14 orang. Kelayakan vertilisasi
untuk rumah ini sudah cukup baik. Rumah ini memiliki jendela di ruang
tamu dan juga ada di dapur yang menghadap ke bantaran sungai. Kondisi

68
dapur juga sudah layak. Jamban juga sudah layak. Namun rumah ini tidak
memiliki biopori.
• Kondisi Senitasi
Kepemilikan jamban pada keluarga ini adalah toilet pribadi. Air
untuk MCK juga bersih. Yang menjadi masalah adalah kotoran (feses)
yang dibuang langsung ke sungai.
• Kebiasaan Keluarga
Dalam masalah yang berkaitan dengan sampah, keluarga ini
menghasilkan sampah satu karung dalam satu hari karena gabungan dari 5
rumah. Keluarga ini menunggu petugas sampah untuk mengangkut
sampah-sampah yang sudah dikumpulkan. Biasanya pengangkutan
sampah dilakukan 1 kali seminggu. Keluarga ini belum melakukan
pemilihan sampah organik dan non organik. Tetapi belum melakukan
pemanfaatan sampah organik maupun non organik.
• Usulan Program Sesuai Kondisi dan Kebiasaan Keluarga yang
Berhubungan dengan KANGPISMAN (Kurangi, Pisahkan dan
Manfaatkan)
Perlu dilakukan sosialisasi setiap RT/RW tentang KANGPISMAN.
Karena masih ada beberapa hal yang belum dipahami oleh keluarga ini.
Kurangi Penggunaan semua yang terbuat dari bahan plastik dan
bahan lainnya yang sulit diurai oleh alam seperti kantong plastik,
botol/gelas air mineral, styrofoam, dll. Menggunakan kembali barang-
barang yang masih bisa digunakan, Membawa kantong belanja sendiri
ketika berpergian, Makan dan minum secukupnya dan menghabiskannya.
Pisahkan sampah organik, sampah anorganik daur ulang dan
sampah sisanya/ B3 (Bahan Beracun Berbahaya)
Manfaatkan sampah yang sudah dipisahkan dan dimanfaatkan
sesuai dengan jenisnya. Sampah organik bisa dimanfaatkan dengan diolah
kedalam biopori, komposter, takakura, bata terawang, biodigester, magot
BSF, serta menjadi makanan ternak dan kascing. Sampah anorganik dapat
dijadikan bahan kerajinan yang bisa digunakan sehari-hari. Atau bisa juga

69
sampah jenis ini diberikan ke petugas kebersihan atau diserahkan ke bank
sampah. Begitu pula pada sampah B3 dibawa ke Tempat Penampungan
Sementara (TPS) untuk diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) oleh
PD Kebersihan.
• Rekomendasi
Melihat permasalahan dari sisi sampah, disarankan untuk membuat
beberapa TPS khusus sampah-sampah Organik maupun Anorganik di
Kelurahan Kebonjayanti. Selain permasalahan sampah, permasalahan
pembuangan air kotor (BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septictank karena terkendala biaya penulis menyarankan untuk
memberikan edukasi tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan.

• Dokumentasi

Gambar 1.4 Jamban Gambar 1.5 Rumah tampak depan

Gambar 1.6 Rumah tampak samping

70
Keluarga 3.
• Identitas Keluarga
Rumah Ibu Tati berlokasi di RT 01 RW 05 Kelurahan
Kebonjayanti, Kecamatan Kiara Condong, Kota Bandung. Jumlah anggota
keluarga berjumlah 5 orang. Keluarga ini sudah lama bermukim di
bantaran sungai dalam kurun waktu kurang lebih 53 tahun.
• Kondisi Rumah
Rumah keluarga Ibu Tati tidak begitu besar, tetapi layak untuk
ditinggali oleh 5 orang. Kelayakan vertilisasi untuk rumah ini sudah cukup
baik. Rumah ini memiliki jendela di ruang tamu dan juga ada di dapur
yang menghadap ke bantaran sungai. Kondisi dapur juga sudah layak.
Jamban juga sudah layak. Namun rumah ini tidak memiliki biopori.
• Kondisi Senitasi
Kepemilikan jamban pada keluarga ini adalah toilet pribadi. Air
untuk MCK juga bersih namun pembuangan limbah domestik langsung ke
sungai.

• Kebiasaan Keluarga
Dalam masalah yang berkaitan dengan sampah, keluarga ini
menghasilkan sampah 2 keresek berukuran besar dalam satu hari.
Keluarga ini membuang sampah ke TPS pasar karna jarang ada petugas
yang mengambil sampah. Keluarga ini belum melakukan pemilihan
sampah organik dan non organik.
• Usulan Program Sesuai Kondisi dan Kebiasaan Keluarga yang
Berhubungan dengan KANGPISMAN (Kurangi, Pisahkan dan
Manfaatkan)
Perlu dilakukan sosialisasi setiap RT/RW tentang KANGPISMAN.
Karena masih ada beberapa hal yang belum dipahami oleh keluarga ini.
Kurangi Penggunaan semua yang terbuat dari bahan plastik dan
bahan lainnya yang sulit diurai oleh alam seperti kantong plastik,
botol/gelas air mineral, styrofoam, dll. Menggunakan kembali barang-

71
barang yang masih bisa digunakan, Membawa kantong belanja sendiri
ketika berpergian, Makan dan minum secukupnya dan menghabiskannya.
Pisahkan sampah organik, sampah anorganik daur ulang dan
sampah sisanya/ B3 (Bahan Beracun Berbahaya)
Manfaatkan sampah yang sudah dipisahkan dan dimanfaatkan
sesuai dengan jenisnya. Sampah organik bisa dimanfaatkan dengan diolah
kedalam biopori, komposter, takakura, bata terawang, biodigester, magot
BSF, serta menjadi makanan ternak dan kascing. Sampah anorganik dapat
dijadikan bahan kerajinan yang bisa digunakan sehari-hari. Atau bisa juga
sampah jenis ini diberikan ke petugas kebersihan atau diserahkan ke bank
sampah. Begitu pula pada sampah B3 dibawa ke Tempat Penampungan
Sementara (TPS) untuk diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) oleh
PD Kebersihan.
• Rekomendasi
Melihat permasalahan dari sisi sampah, disarankan untuk membuat
beberapa TPS khusus sampah-sampah Organik maupun Anorganik di
Kelurahan Kebonjayanti. Selain permasalahan sampah, permasalahan
pembuangan air kotor (BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septictank karena terkendala biaya penulis menyarankan untuk
memberikan edukasi tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan.

72
• Dokumentasi

Gambar 1.7 Tempat sampah Gambar 1.8 Rumah tampak depan

Gambar 1.9 Jamban

73
2. As’syifa Trisakti Rizkyta
Keluarga 1
• Identitas Keluarga
Rumah Ibu Titi Sumiati berlokasi di RT 06 RW 01 Kelurahan
Kebonjayanti, Kecamatan Kiara Condong, Kota Bandung. Jumlah anggota
keluarga berjumlah 5 orang. Keluarga ini sudah lama bermukim di
bantaran sungai dalam kurun waktu kurang lebih 2 tahun.
• Kondisi Rumah
Rumah keluarga Ibu Titi tidak begitu besar, tetapi layak untuk
ditinggali oleh 5 orang. Kelayakan vertilisasi untuk rumah ini sudah cukup
baik. Rumah ini memiliki jendela di ruang tamu dan juga ada di dapur
yang menghadap ke bantaran sungai. Kondisi dapur juga sudah layak.
Jamban juga sudah layak. Namun rumah ini tidak memiliki biopori.
• Kondisi Senitasi
Kepemilikan jamban pada keluarga ini adalah toilet pribadi. Air
untuk MCK juga bersih dan pembuangan limbah domestik dibuang ke
ceptictank.
• Kebiasaan Keluarga
Dalam masalah yang berkaitan dengan sampah, keluarga ini
menghasilkan sampah satu keresek berukuran besar dalam satu hari.
Keluarga ini menunggu petugas sampah untuk mengangkut sampah-
sampah yang sudah dikumpulkan. Biasanya pengangkutan sampah
dilakukan 3 kali seminggu. Keluarga ini belum melakukan pemilihan
sampah organik dan non organik.
• Usulan Program Sesuai Kondisi dan Kebiasaan Keluarga yang
Berhubungan dengan KANGPISMAN (Kurangi, Pisahkan dan
Manfaatkan)
Perlu dilakukan sosialisasi setiap RT/RW tentang KANGPISMAN.
Karena masih ada beberapa hal yang belum dipahami oleh keluarga ini.
Kurangi Penggunaan semua yang terbuat dari bahan plastik dan
bahan lainnya yang sulit diurai oleh alam seperti kantong plastik,

74
botol/gelas air mineral, styrofoam, dll. Menggunakan kembali barang-
barang yang masih bisa digunakan, Membawa kantong belanja sendiri
ketika berpergian, Makan dan minum secukupnya dan menghabiskannya.
Pisahkan sampah organik, sampah anorganik daur ulang dan
sampah sisanya/ B3 (Bahan Beracun Berbahaya)
Manfaatkan sampah yang sudah dipisahkan dan dimanfaatkan
sesuai dengan jenisnya. Sampah organik bisa dimanfaatkan dengan diolah
kedalam biopori, komposter, takakura, bata terawang, biodigester, magot
BSF, serta menjadi makanan ternak dan kascing. Sampah anorganik dapat
dijadikan bahan kerajinan yang bisa digunakan sehari-hari. Atau bisa juga
sampah jenis ini diberikan ke petugas kebersihan atau diserahkan ke bank
sampah. Begitu pula pada sampah B3 dibawa ke Tempat Penampungan
Sementara (TPS) untuk diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) oleh
PD Kebersihan.
• Rekomendasi
Melihat permasalahan dari sisi sampah, disarankan untuk membuat
beberapa TPS khusus sampah-sampah Organik maupun Anorganik di
Kelurahan Kebonjayanti. Selain permasalahan sampah, permasalahan
pembuangan air kotor (BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septictank karena terkendala biaya penulis menyarankan untuk
memberikan edukasi tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan.
• Dokumentasi

Gambar 2.1 Jamban Gambar 2.2 Tempat sampah

75
Gambar 2.3 Keluarga yang disosialisasi
Keluarga 2.
• Identitas Keluarga
Rumah Bapak Carrel berlokasi di RT 02 RW 06 Kelurahan
Kebonjayanti, Kecamatan Kiara Condong, Kota Bandung. Jumlah anggota
keluarga berjumlah 2 orang. Keluarga ini sudah lama bermukim di
bantaran sungai dalam kurun waktu kurang lebih 30 tahun.
• Kondisi Rumah
Rumah keluarga Bapak Carrel tidak begitu besar, tetapi layak
untuk ditinggali oleh 2 orang. Kelayakan vertilisasi untuk rumah ini sudah
cukup baik. Rumah ini memiliki jendela di ruang tamu dan juga ada di
dapur yang menghadap ke bantaran sungai. Kondisi dapur juga sudah
layak. Jamban juga sudah layak. Namun rumah ini tidak memiliki biopori.
• Kondisi Senitasi
Kepemilikan jamban pada keluarga ini adalah toilet pribadi. Air
untuk MCK juga bersih namun pembuangan limbah domestik langsung ke
sungai.
• Kebiasaan Keluarga
Dalam masalah yang berkaitan dengan sampah, keluarga ini
menghasilkan sampah satu karung dalam satu hari. Keluarga ini menunggu
petugas sampah untuk mengangkut sampah-sampah yang sudah
dikumpulkan. Biasanya pengangkutan sampah dilakukan 2 kali seminggu.
Keluarga ini belum melakukan pemilihan sampah organik dan non
organik.

76
• Usulan Program Sesuai Kondisi dan Kebiasaan Keluarga yang
Berhubungan dengan KANGPISMAN (Kurangi, Pisahkan dan
Manfaatkan)
Perlu dilakukan sosialisasi setiap RT/RW tentang KANGPISMAN.
Karena masih ada beberapa hal yang belum dipahami oleh keluarga ini.
Kurangi Penggunaan semua yang terbuat dari bahan plastik dan
bahan lainnya yang sulit diurai oleh alam seperti kantong plastik,
botol/gelas air mineral, styrofoam, dll. Menggunakan kembali barang-
barang yang masih bisa digunakan, Membawa kantong belanja sendiri
ketika berpergian, Makan dan minum secukupnya dan menghabiskannya.
Pisahkan sampah organik, sampah anorganik daur ulang dan
sampah sisanya/ B3 (Bahan Beracun Berbahaya)
Manfaatkan sampah yang sudah dipisahkan dan dimanfaatkan
sesuai dengan jenisnya. Sampah organik bisa dimanfaatkan dengan diolah
kedalam biopori, komposter, takakura, bata terawang, biodigester, magot
BSF, serta menjadi makanan ternak dan kascing. Sampah anorganik dapat
dijadikan bahan kerajinan yang bisa digunakan sehari-hari. Atau bisa juga
sampah jenis ini diberikan ke petugas kebersihan atau diserahkan ke bank
sampah. Begitu pula pada sampah B3 dibawa ke Tempat Penampungan
Sementara (TPS) untuk diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) oleh
PD Kebersihan.
• Rekomendasi
Melihat permasalahan dari sisi sampah, disarankan untuk membuat
beberapa TPS khusus sampah-sampah Organik maupun Anorganik di
Kelurahan Kebonjayanti. Selain permasalahan sampah, permasalahan
pembuangan air kotor (BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septictank karena terkendala biaya penulis menyarankan untuk
memberikan edukasi tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan.
• Dokumentasi

77
Gambar 2.4 Tempat sampah Gambar 2.5 Rumah tampak depan

Gambar 2.6 Jamban


Keluarga 3.
• Identitas Keluarga
Rumah Bapak Irmanto berlokasi di RT 06 RW 02 Kelurahan
Kebonjayanti, Kecamatan Kiara Condong, Kota Bandung. Jumlah anggota
keluarga berjumlah 4 orang. Keluarga ini sudah lama bermukim di
bantaran sungai dalam kurun waktu kurang lebih 4 tahun.
• Kondisi Rumah
Rumah keluarga Bapak Irmanto tidak begitu besar, tetapi layak
untuk ditinggali oleh 4 orang. Kelayakan vertilisasi untuk rumah ini sudah
cukup baik. Rumah ini memiliki jendela di ruang tamu dan juga ada di
dapur yang menghadap ke bantaran sungai. Kondisi dapur juga sudah
layak. Jamban juga sudah layak. Namun rumah ini tidak memiliki biopori.
• Kondisi Senitasi

78
Kepemilikan jamban pada keluarga ini adalah toilet pribadi. Air
untuk MCK juga bersih dan pembuangan limbah domestik di buang ke
ceptictank.
• Kebiasaan Keluarga
Dalam masalah yang berkaitan dengan sampah, keluarga ini
menghasilkan sampah satu karung dalam satu minggu. Keluarga ini
menunggu petugas sampah untuk mengangkut sampah-sampah yang sudah
dikumpulkan. Biasanya pengangkutan sampah dilakukan 1 kali seminggu.
Keluarga ini belum melakukan pemilihan sampah organik dan non
organik.
• Usulan Program Sesuai Kondisi dan Kebiasaan Keluarga yang
Berhubungan dengan KANGPISMAN (Kurangi, Pisahkan dan
Manfaatkan)
Perlu dilakukan sosialisasi setiap RT/RW tentang KANGPISMAN.
Karena masih ada beberapa hal yang belum dipahami oleh keluarga ini.
Kurangi Penggunaan semua yang terbuat dari bahan plastik dan
bahan lainnya yang sulit diurai oleh alam seperti kantong plastik,
botol/gelas air mineral, styrofoam, dll. Menggunakan kembali barang-
barang yang masih bisa digunakan, Membawa kantong belanja sendiri
ketika berpergian, Makan dan minum secukupnya dan menghabiskannya.
Pisahkan sampah organik, sampah anorganik daur ulang dan
sampah sisanya/ B3 (Bahan Beracun Berbahaya)
Manfaatkan sampah yang sudah dipisahkan dan dimanfaatkan
sesuai dengan jenisnya. Sampah organik bisa dimanfaatkan dengan diolah
kedalam biopori, komposter, takakura, bata terawang, biodigester, magot
BSF, serta menjadi makanan ternak dan kascing. Sampah anorganik dapat
dijadikan bahan kerajinan yang bisa digunakan sehari-hari. Atau bisa juga
sampah jenis ini diberikan ke petugas kebersihan atau diserahkan ke bank
sampah. Begitu pula pada sampah B3 dibawa ke Tempat Penampungan
Sementara (TPS) untuk diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) oleh
PD Kebersihan.

79
• Rekomendasi
Melihat permasalahan dari sisi sampah, disarankan untuk membuat
beberapa TPS khusus sampah-sampah Organik maupun Anorganik di
Kelurahan Kebonjayanti. Selain permasalahan sampah, permasalahan
pembuangan air kotor (BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septictank karena terkendala biaya penulis menyarankan untuk
memberikan edukasi tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan.
• Dokumentasi

Gambar 2.7 Tempat sampah Gambar 2.8 Jamban

Gambar 2.9 Keluarga yang disosialisasi


Keluarga 4.
• Identitas Keluarga
Rumah Bapak Roni berlokasi di RT 02 RW 05 Kelurahan
Kebonjayanti, Kecamatan Kiara Condong, Kota Bandung. Jumlah anggota
keluarga berjumlah 3 orang. Keluarga ini sudah lama bermukim di
bantaran sungai dalam kurun waktu kurang lebih 2,5 tahun.

80
• Kondisi Rumah
Rumah keluarga Bapak Roni tidak begitu besar, tetapi layak untuk
ditinggali oleh 3 orang. Kelayakan vertilisasi untuk rumah ini sudah cukup
baik. Rumah ini memiliki jendela di ruang tamu dan juga ada di dapur
yang menghadap ke bantaran sungai. Kondisi dapur juga sudah layak.
Jamban juga sudah layak. Namun rumah ini tidak memiliki biopori.
• Kondisi Senitasi
Kepemilikan jamban pada keluarga ini adalah toilet pribadi. Air
untuk MCK juga bersih dan pembuangan limbah domestik di buang ke
ceptictank komunal.
• Kebiasaan Keluarga
Dalam masalah yang berkaitan dengan sampah, keluarga ini
menghasilkan sampah dua keresek dalam satu hari. Keluarga ini
menunggu petugas sampah untuk mengangkut sampah-sampah yang sudah
dikumpulkan. Biasanya pengangkutan sampah dilakukan 2 kali seminggu.
Keluarga ini belum melakukan pemilihan sampah organik dan non
organik.
• Usulan Program Sesuai Kondisi dan Kebiasaan Keluarga yang
Berhubungan dengan KANGPISMAN (Kurangi, Pisahkan dan
Manfaatkan)
Perlu dilakukan sosialisasi setiap RT/RW tentang KANGPISMAN.
Karena masih ada beberapa hal yang belum dipahami oleh keluarga ini.
Kurangi Penggunaan semua yang terbuat dari bahan plastik dan
bahan lainnya yang sulit diurai oleh alam seperti kantong plastik,
botol/gelas air mineral, styrofoam, dll. Menggunakan kembali barang-
barang yang masih bisa digunakan, Membawa kantong belanja sendiri
ketika berpergian, Makan dan minum secukupnya dan menghabiskannya.
Pisahkan sampah organik, sampah anorganik daur ulang dan
sampah sisanya/ B3 (Bahan Beracun Berbahaya)
Manfaatkan sampah yang sudah dipisahkan dan dimanfaatkan
sesuai dengan jenisnya. Sampah organik bisa dimanfaatkan dengan diolah

81
kedalam biopori, komposter, takakura, bata terawang, biodigester, magot
BSF, serta menjadi makanan ternak dan kascing. Sampah anorganik dapat
dijadikan bahan kerajinan yang bisa digunakan sehari-hari. Atau bisa juga
sampah jenis ini diberikan ke petugas kebersihan atau diserahkan ke bank
sampah. Begitu pula pada sampah B3 dibawa ke Tempat Penampungan
Sementara (TPS) untuk diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) oleh
PD Kebersihan.
• Rekomendasi
Melihat permasalahan dari sisi sampah, disarankan untuk membuat
beberapa TPS khusus sampah-sampah Organik maupun Anorganik di
Kelurahan Kebonjayanti. Selain permasalahan sampah, permasalahan
pembuangan air kotor (BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septictank karena terkendala biaya penulis menyarankan untuk
memberikan edukasi tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan.
• Dokumentasi

Gambar 2.10 Jamban Gambar 2.11 Tempat sampah

Gambar 2.12 Rumah tampak depan

82
3. Nabila Ghina Athaya
Keluarga 1
• Identitas Keluarga
Rumah Bapak Rachman berlokasi di RT 01 RW 07 Kelurahan
Kebonjayanti, Kecamatan Kiara Condong, Kota Bandung. Jumlah anggota
keluarga berjumlah 5 orang. Keluarga ini sudah lama bermukim di
bantaran sungai dalam kurun waktu kurang lebih 30 tahun.
• Kondisi Rumah
Rumah keluarga Bapak Rachman tidak begitu besar, tetapi layak
untuk ditinggali oleh 5 orang. Kelayakan vertilisasi untuk rumah ini sudah
cukup baik. Rumah ini memiliki jendela di ruang tamu dan juga ada di
dapur yang menghadap ke bantaran sungai. Kondisi dapur juga sudah
layak. Jamban juga sudah layak. Namun rumah ini tidak memiliki biopori.
• Kondisi Senitasi
Kepemilikan jamban pada keluarga ini adalah toilet pribadi. Air
untuk MCK juga bersih namun pembuangan limbah domestik di buang ke
sungai.
• Kebiasaan Keluarga
Dalam masalah yang berkaitan dengan sampah, keluarga ini
menghasilkan sampah dua keresek dalam satu hari. Keluarga ini
menunggu petugas sampah untuk mengangkut sampah-sampah yang sudah
dikumpulkan. Biasanya pengangkutan sampah dilakukan 1 kali seminggu.
Keluarga ini belum melakukan pemilihan sampah organik dan non
organik.
• Usulan Program Sesuai Kondisi dan Kebiasaan Keluarga yang
Berhubungan dengan KANGPISMAN (Kurangi, Pisahkan dan
Manfaatkan)
Perlu dilakukan sosialisasi setiap RT/RW tentang KANGPISMAN.
Karena masih ada beberapa hal yang belum dipahami oleh keluarga ini.
Kurangi Penggunaan semua yang terbuat dari bahan plastik dan
bahan lainnya yang sulit diurai oleh alam seperti kantong plastik,

83
botol/gelas air mineral, styrofoam, dll. Menggunakan kembali barang-
barang yang masih bisa digunakan, Membawa kantong belanja sendiri
ketika berpergian, Makan dan minum secukupnya dan menghabiskannya.
Pisahkan sampah organik, sampah anorganik daur ulang dan
sampah sisanya/ B3 (Bahan Beracun Berbahaya)
Manfaatkan sampah yang sudah dipisahkan dan dimanfaatkan
sesuai dengan jenisnya. Sampah organik bisa dimanfaatkan dengan diolah
kedalam biopori, komposter, takakura, bata terawang, biodigester, magot
BSF, serta menjadi makanan ternak dan kascing. Sampah anorganik dapat
dijadikan bahan kerajinan yang bisa digunakan sehari-hari. Atau bisa juga
sampah jenis ini diberikan ke petugas kebersihan atau diserahkan ke bank
sampah. Begitu pula pada sampah B3 dibawa ke Tempat Penampungan
Sementara (TPS) untuk diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) oleh
PD Kebersihan.
• Rekomendasi
Melihat permasalahan dari sisi sampah, disarankan untuk membuat
beberapa TPS khusus sampah-sampah Organik maupun Anorganik di
Kelurahan Kebonjayanti. Selain permasalahan sampah, permasalahan
pembuangan air kotor (BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septictank karena terkendala biaya penulis menyarankan untuk
memberikan edukasi tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan.
• Dokumentasi

Gambar 3.1 Jamban Gambar 3.2 Tempat sampah

84
Keluarga 2.
• Identitas Keluarga
Rumah Bapak Djohan Fahiyah berlokasi di RT 01 RW 07
Kelurahan Kebonjayanti, Kecamatan Kiara Condong, Kota Bandung.
Jumlah anggota keluarga berjumlah 4 orang. Keluarga ini sudah lama
bermukim di bantaran sungai dalam kurun waktu kurang lebih 5 tahun.
• Kondisi Rumah
Rumah keluarga Bapak Djohan Fahiyah tidak begitu besar, tetapi
layak untuk ditinggali oleh 4 orang. Kelayakan vertilisasi untuk rumah ini
sudah cukup baik. Rumah ini memiliki jendela di ruang tamu dan juga ada
di dapur yang menghadap ke bantaran sungai. Kondisi dapur juga sudah
layak. Jamban juga sudah layak. Namun rumah ini tidak memiliki biopori.
• Kondisi Senitasi
Kepemilikan jamban pada keluarga ini adalah toilet pribadi. Air
untuk MCK juga bersih namun pembuangan limbah domestik langsung ke
sungai.
• Kebiasaan Keluarga
Dalam masalah yang berkaitan dengan sampah, keluarga ini
menghasilkan sampah satu keresek besar dalam satu hari. Keluarga ini
menunggu petugas sampah untuk mengangkut sampah-sampah yang sudah
dikumpulkan. Biasanya pengangkutan sampah dilakukan 3 kali seminggu.
Keluarga ini belum melakukan pemilihan sampah organik dan non
organik.
• Usulan Program Sesuai Kondisi dan Kebiasaan Keluarga yang
Berhubungan dengan KANGPISMAN (Kurangi, Pisahkan dan
Manfaatkan)
Perlu dilakukan sosialisasi setiap RT/RW tentang KANGPISMAN.
Karena masih ada beberapa hal yang belum dipahami oleh keluarga ini.
Kurangi Penggunaan semua yang terbuat dari bahan plastik dan
bahan lainnya yang sulit diurai oleh alam seperti kantong plastik,
botol/gelas air mineral, styrofoam, dll. Menggunakan kembali barang-

85
barang yang masih bisa digunakan, Membawa kantong belanja sendiri
ketika berpergian, Makan dan minum secukupnya dan menghabiskannya.
Pisahkan sampah organik, sampah anorganik daur ulang dan
sampah sisanya/ B3 (Bahan Beracun Berbahaya)
Manfaatkan sampah yang sudah dipisahkan dan dimanfaatkan
sesuai dengan jenisnya. Sampah organik bisa dimanfaatkan dengan diolah
kedalam biopori, komposter, takakura, bata terawang, biodigester, magot
BSF, serta menjadi makanan ternak dan kascing. Sampah anorganik dapat
dijadikan bahan kerajinan yang bisa digunakan sehari-hari. Atau bisa juga
sampah jenis ini diberikan ke petugas kebersihan atau diserahkan ke bank
sampah. Begitu pula pada sampah B3 dibawa ke Tempat Penampungan
Sementara (TPS) untuk diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) oleh
PD Kebersihan.
• Rekomendasi
Melihat permasalahan dari sisi sampah, disarankan untuk membuat
beberapa TPS khusus sampah-sampah Organik maupun Anorganik di
Kelurahan Kebonjayanti. Selain permasalahan sampah, permasalahan
pembuangan air kotor (BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septictank karena terkendala biaya penulis menyarankan untuk
memberikan edukasi tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan.
• Dokumentasi

Gambar 3.4 Tempat sampah Gambar 3.5 Rumah tampak depan

86
Gambar 3.6 Jamban
Keluarga 3.
• Identitas Keluarga
Rumah Bapak Abas berlokasi di RT 01 RW 07 Kelurahan
Kebonjayanti, Kecamatan Kiara Condong, Kota Bandung. Jumlah anggota
keluarga berjumlah 2 orang. Keluarga ini sudah lama bermukim di
bantaran sungai dalam kurun waktu kurang lebih 30 tahun.
• Kondisi Rumah
Rumah keluarga Bapak Abas tidak begitu besar, tetapi layak untuk
ditinggali oleh 2 orang. Kelayakan vertilisasi untuk rumah ini sudah cukup
baik. Rumah ini memiliki jendela di ruang tamu dan juga ada di dapur
yang menghadap ke bantaran sungai. Kondisi dapur juga sudah layak.
Jamban juga sudah layak. Namun rumah ini tidak memiliki biopori.
• Kondisi Senitasi
Kepemilikan jamban pada keluarga ini adalah toilet pribadi. Air
untuk MCK juga bersih namun pembuangan limbah domestik langsung ke
sungai.
• Kebiasaan Keluarga
Dalam masalah yang berkaitan dengan sampah, keluarga ini
menghasilkan sampah satu keresek besar dalam satu hari. Keluarga ini
menunggu petugas sampah untuk mengangkut sampah-sampah yang sudah
dikumpulkan. Biasanya pengangkutan sampah dilakukan 1 kali seminggu.
Keluarga ini belum melakukan pemilihan sampah organik dan non
organik.

87
• Usulan Program Sesuai Kondisi dan Kebiasaan Keluarga yang
Berhubungan dengan KANGPISMAN (Kurangi, Pisahkan dan
Manfaatkan)
Perlu dilakukan sosialisasi setiap RT/RW tentang KANGPISMAN.
Karena masih ada beberapa hal yang belum dipahami oleh keluarga ini.
Kurangi Penggunaan semua yang terbuat dari bahan plastik dan
bahan lainnya yang sulit diurai oleh alam seperti kantong plastik,
botol/gelas air mineral, styrofoam, dll. Menggunakan kembali barang-
barang yang masih bisa digunakan, Membawa kantong belanja sendiri
ketika berpergian, Makan dan minum secukupnya dan menghabiskannya.
Pisahkan sampah organik, sampah anorganik daur ulang dan
sampah sisanya/ B3 (Bahan Beracun Berbahaya)
Manfaatkan sampah yang sudah dipisahkan dan dimanfaatkan
sesuai dengan jenisnya. Sampah organik bisa dimanfaatkan dengan diolah
kedalam biopori, komposter, takakura, bata terawang, biodigester, magot
BSF, serta menjadi makanan ternak dan kascing. Sampah anorganik dapat
dijadikan bahan kerajinan yang bisa digunakan sehari-hari. Atau bisa juga
sampah jenis ini diberikan ke petugas kebersihan atau diserahkan ke bank
sampah. Begitu pula pada sampah B3 dibawa ke Tempat Penampungan
Sementara (TPS) untuk diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) oleh
PD Kebersihan.
• Rekomendasi
Melihat permasalahan dari sisi sampah, disarankan untuk membuat
beberapa TPS khusus sampah-sampah Organik maupun Anorganik di
Kelurahan Kebonjayanti. Selain permasalahan sampah, permasalahan
pembuangan air kotor (BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septictank karena terkendala biaya penulis menyarankan untuk
memberikan edukasi tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan.

• Dokumentasi

88
Gambar 3.7 Jamban Gambar 3.8 Tempat sampah

Gambar 3.9 Rumah tampak depan


Keluarga 4.
• Identitas Keluarga
Rumah Bapak Asep Kusmara berlokasi di RT 02 RW 07
Kelurahan Kebonjayanti, Kecamatan Kiara Condong, Kota Bandung.
Jumlah anggota keluarga berjumlah 6 orang. Keluarga ini sudah lama
bermukim di bantaran sungai dalam kurun waktu kurang lebih 7 tahun.
• Kondisi Rumah
Rumah keluarga Bapak Asep Kusmara tidak begitu besar, tetapi
layak untuk ditinggali oleh 2 orang. Kelayakan vertilisasi untuk rumah ini
sudah cukup baik. Rumah ini memiliki jendela di ruang tamu dan juga ada
di dapur yang menghadap ke bantaran sungai. Kondisi dapur juga sudah
layak. Jamban juga sudah layak. Namun rumah ini tidak memiliki biopori.

89
• Kondisi Senitasi
Kepemilikan jamban pada keluarga ini adalah toilet pribadi. Air
untuk MCK juga bersih namun pembuangan limbah domestik langsung ke
sungai.
• Kebiasaan Keluarga
Dalam masalah yang berkaitan dengan sampah, keluarga ini
menghasilkan sampah satu keresek besar dalam satu hari. Keluarga ini
menunggu petugas sampah untuk mengangkut sampah-sampah yang sudah
dikumpulkan. Biasanya pengangkutan sampah dilakukan 3 kali seminggu.
Keluarga ini belum melakukan pemilihan sampah organik dan non
organik.
• Usulan Program Sesuai Kondisi dan Kebiasaan Keluarga yang
Berhubungan dengan KANGPISMAN (Kurangi, Pisahkan dan
Manfaatkan)
Perlu dilakukan sosialisasi setiap RT/RW tentang KANGPISMAN.
Karena masih ada beberapa hal yang belum dipahami oleh keluarga ini.
Kurangi Penggunaan semua yang terbuat dari bahan plastik dan
bahan lainnya yang sulit diurai oleh alam seperti kantong plastik,
botol/gelas air mineral, styrofoam, dll. Menggunakan kembali barang-
barang yang masih bisa digunakan, Membawa kantong belanja sendiri
ketika berpergian, Makan dan minum secukupnya dan menghabiskannya.
Pisahkan sampah organik, sampah anorganik daur ulang dan
sampah sisanya/ B3 (Bahan Beracun Berbahaya)
Manfaatkan sampah yang sudah dipisahkan dan dimanfaatkan
sesuai dengan jenisnya. Sampah organik bisa dimanfaatkan dengan diolah
kedalam biopori, komposter, takakura, bata terawang, biodigester, magot
BSF, serta menjadi makanan ternak dan kascing. Sampah anorganik dapat
dijadikan bahan kerajinan yang bisa digunakan sehari-hari. Atau bisa juga
sampah jenis ini diberikan ke petugas kebersihan atau diserahkan ke bank
sampah. Begitu pula pada sampah B3 dibawa ke Tempat Penampungan

90
Sementara (TPS) untuk diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) oleh
PD Kebersihan.
• Rekomendasi
Melihat permasalahan dari sisi sampah, disarankan untuk membuat
beberapa TPS khusus sampah-sampah Organik maupun Anorganik di
Kelurahan Kebonjayanti. Selain permasalahan sampah, permasalahan
pembuangan air kotor (BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septictank karena terkendala biaya penulis menyarankan untuk
memberikan edukasi tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan.
• Dokumentasi

Gambar 3.10 Jamban Gambar 3.11 Tempat sampah

Gambar 3.12 Rumah tampak depan

91
4. Kenny Prarizki Putri
Keluarga 1.
a. Identitas keluarga
Keluarga Bapak Nasir beralamat di RT 01 RW 02 kelurahan Kebon
Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung.Rumah Bapak Nasir
terletak tepat di atas Sungai Sekewaluh yang merupakan sungai utama di
Kelurahan Kebon Jayanti. Setiap harinya, Bapak Nasir berjualan masakan
khas padang di rumah dengan istrinya dan hanya tinggal berdua dengan
istrinya sudah sejak dua tahun yang lalu dengan mengontrak.
b. Kondisi rumah
Kondisi rumah Bapak Nasir bisa dibilang kurang layak. Dapat disebut
kurang layak karena rumah hanya terdiri atas ruangan yang bukan
merupakan kamar. Hanya terdapat sekat/pemisah di dalam ruangan
tersebut.Sebagian besar rumah dipenuhi dengan alat yang dipakai untuk
memasak dan berjualan.Luas rumah tidak terlalu besar, lantai juga kotor
dan halaman rumah sepenuhnya dipakai untuk lahan
berjualan.Pencahayaan yang masuk ke dalam rumah juga dapat disebut
kurang dan kondisi rumah agak lemBAB.
c. Kondisi Sanitasi
Rumah Bapak Nasir memiliki satu toilet yang letaknya di paling ujung
bagian rumah. Pembuangan dari toilet tersebut adalah masuk ke sungai
termasuk pembuangan BAB, BAK, bekas cucian piring, dan air mandi.
Hal tersebut kurang diperhatikan oleh pak Natsir karena menurutnya ia
hanya sekedar mengontrak saja di rumah tersebut dan tidak berhak
mengubahnya. Pembuangan yang langsung menuju sungai bisa saja karena
dipicu oleh letak rumah yang posisinya tepat berada di atas anak Sungai
Sekewauh sehingga dengan mudah penghuninya membuang limbah rumah
tangga ke sungai.
d. Kebiasaan Keluarga
Keluarga Bapak Nasir masih kurang memiliki kebiasaan yang baik seperti
belum bisa melakukan pemilahan sampah. Padahal seharusnya pemilahan

92
sampah organik dan anorganik dilakukan oleh keluarga pak Nasir karena
mereka memproduksi cukup banyak sampah organik rumah tangga yang
dihasilkan dari keperluan memasak masakan khas padang. Keluarga pak
Nasir baru melakukan pemilahan sampah pada sampah botol untuk
nantinya diberikan kepada petugas sampah. Namun setidaknya, keluarga
Bapak Nasir tidak membuang sampah rumah tangganya ke sungai dan
selalu memberikannya kepada petugas sampah atau dibawa sendiri ke
TPS.
e. Usulan Program sesuai dengan kondisi dan kebiasaan keluarga yang
berhubungan dengan KANG PISMAN dan Citarum Harum
Gerakan KANG PISMAN adalah singkatan dari gerakan KANG (kurangi)
PIS (pisahkan) dan MAN (manfaatkan) sampah. Gerakan ini adalah wujud
#NyaahKaBandung perihal masalah sampah.
KANG (kurangi) setiap harinya kita harus selalu membiasakan:
mengurangi penggunaan kantong plastik, styrofoam dan bahan lain yang
sulit diurai oleh alam. Menggunakan kembali barang-barang yang masih
bisa digunakan. Membawa kantong belanja, tempat makan, minum sendiri
ketika berpergian. Serta makan dan minumsecukupnya dan
menghabiskannya.
PIS (pisahkan) di rumah kita dapat membagi tempat sampah menjadi 2
jenis berbeda yaitu organik (sisa makanan, tumbuhan dan lain-lain) dan
anorganik (botol, plastik, kertas dan lain-lain).
MAN (manfaatkan) sampah yang sudah dipisahkan, dimanfaatkan sesuai
jenisnya. Untuk sampah organik diolah kedalam biopori, komposter,
takakura, makanan ternak dan lain-lain. Untuk sampah anorganik bisa
dijadikan sedekah sampah atau dijual ke Bank sampah, serta penulis
memberi tahu larangan pembuangan sampah ke Sungai Citarum sesuai
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2018.
f. Rekomendasi
Melihat penjelasan di atas, keluarga Bapak Nasir sudah menjaga
kebersihan sungai yang terdapat di bawah rumahnya walaupun masih

93
membuang limbah toilet ke sungai.Untuk edukasi mengenai septic tank
kepada Bapak Nasir nampaknya cukup sulit dilakukan karena rumah yang
ditempati bukanlah rumah miliki pribadi.Edukasi yang bisa dilakukan
kedepannya adalah sosialisasi mengenai program Kang Pisman untuk
mengurangi sampah organik dari hasil memasak untuk berjualan dan
membuat biopori di rumah sendiri karena sampah yang dihasilkan cukup
banyak.
g. Dokumentasi

Gambar 4.1 Rumah Tampak Depan dan Gambar 4.2 Jamban Keluarga
Foto Bersama Anggota Keluarga

Keluarga 2.
a. Identitas Keluarga
Keluarga kedua yang penulis lakukan pendataan dan berikan sosialisasi
adalah keluarga Bapak Umar Dani yang beralamat di Rt 02 Rw 07 No 13
Kelurahan Kebon Jayanti Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung.Rumah
Bapak Umar ini terletak sangat dekat dengan anak Sungai Citarum yaitu
Sungai Sekewaluh, tepatnya membelakangi Sungai Sekewaluh.Keluarga
Bapak Umar sudah tinggal di rumah tersebut sejak kecil, sekitar 40
tahunan.Dan banyaknya anggota yang tinggal di rumah tersebut sekarang
sebanyak 7 orang.Istri Bapak Umar berjualan seblak dan makanan lainnya.
b. Kondisi rumah
Bapak Umar memiliki kondisi rumah yang kurang layak, karena luas tanah
kecil dan bangunan rumah terletak membelakangi sungai dan ventilasi
serta jendela yang minim yaitu hanya di depan rumah saja serta lantai

94
rumah yang hanya beralaskan semen, rumah Bapak Umar tidakmemiliki
halaman yang ditumbuhi tanaman. Kelayakan fasilitas ruangan dalam
rumah seperti ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur, ruang dapur dan
jamban kurang layak, karena ruang tamu dan ruang keluarga menyatu serta
banyaknya ruang tidur tidak sesuai dengan banyaknya anggota keluarga
yang tinggal. Tempat berjualan yang hanya seadanya, menggunakan meja
kayu di depan rumah saja, sehingga menempel dengan jendela rumah.

c. Kondisi Sanitasi
Kepemilikan jamban keluarga milik sendiri. Bapak Umar tidak memiliki
septic tank, pembuangan air kotor (seperti BAB atau BAK) serta air bekas
cuci piring langsung disalurkan dan dIbuang ke sungai. Untuk perihal
sampah, keluarga Bapak Umarini produksi sampah perharinya 2 sampai 3
kresek. Banyaknya sampah yang diproduksi terjadi karena sampah dari
jualan. Sampah-sampah tersebut dikumpulkan di dalam rumah dengan
keresek (tidak ada tempat sampah resmi) dan disimpan di luar rumah
ketika jadwal pengambilan sampah oleh petugas, yaitu setiap 2 hari sekali.
d. Kebiasaan Keluarga
Keluarga Bapak Umar memiliki kebiasaan yang cukup baik, dimana dalam
membersihkan ruangan di dalam rumah selalu dilakukan walaupun
rumahnya kecil dan beralaskan semen. Dalam mengolah makanan setiap
hari istri Bapak Umar memasak. Dalam membersihkan jamban keluarga
Bapak Lili membersihkannya.Begitu juga dengan perabot rumah tangga
dan luar rumah, keluarga Bapak Umar selalu membersihkan dan
merapikannya. Namun dalam membuang sampah keluarga Bapak Umar
tidak melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik, tetapi botol-
botol dipisahkan di luar untuk memudahkan diambil pemulung atau
petugas, serta bungkus kopi yang dikumpulkan dan dimanfaatkan untuk
membuat karpet, figura, tas dan dompet.

95
e. Usulan Program sesuai dengan kondisi dan kebiasaan keluarga yang
berhubungan dengan KANG PISMAN dan Citarum Harum
Gerakan KANG PISMAN adalah singkatan dari gerakan KANG (kurangi)
PIS (pisahkan) dan MAN (manfaatkan) sampah. Gerakan ini adalah wujud
#NyaahKaBandung perihal masalah sampah.
KANG (kurangi) setiap harinya kita harus selalu membiasakan:
mengurangi penggunaan kantong plastik, styrofoam dan bahan lain yang
sulit diurai oleh alam. Menggunakan kembali barang-barang yang masih
bisa digunakan. Membawa kantong belanja, tempat makan, minum sendiri
ketika berpergian.Serta makan dan minumsecukupnya dan
menghabiskannya.
PIS (pisahkan) di rumah kita dapat membagi tempat sampah menjadi 2
jenis berbeda yaitu organik (sisa makanan, tumbuhan dan lain-lain) dan
anorganik (botol, plastik, kertas dan lain-lain).
MAN (manfaatkan) sampah yang sudah dipisahkan, dimanfaatkan sesuai
jenisnya. Untuk sampah organik diolah kedalam biopori, komposter,
takakura, makanan ternak dan lain-lain. Untuk sampah anorganik bisa
dijadikan sedekah sampah atau dijual ke Bank sampah, serta penulis
memberi tahu larangan pembuangan sampah ke sungai sesuai Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2018
f. Rekomendasi
Melihat permasalahan yang ditemukan di keluarga Bapak Umar yang
membuang air kotor (seperti BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septic tank karena terkendala biaya dan rumah yang terletak
membelakangi sungai penulis memberi saran agar keluarga lebih diedukasi
tentang kebersihan lingkungan baik oleh pihak akademisi, pemerintah,
maupun masyarakat. Sosialisasi dan edukasi yang berlangsung secara terus
menerus dan konsisten kepada warga di sekitar yang selama ini
memanfaatkan jasa Sungai Citarum sebagai saluran pembuangan limbah
rumah tangga, agar lebih peduli untuk bersikap ramah terhadap
lingkungan, seperti tidak membuang sampah ke sungai, melakukan

96
gerakan KANG PISMAN dan dIbuatkannya septic tank dan menutup
saluran yang langsung mengalir ke sungai serta penegakan hukum yang
lebih bijaksana.
g. Dokumentasi

Gambar 4.3 Rumah Tampak Depan Gambar 4.4 Pemberian Stiker dan Foto
Bersama Anggota Keluarga

Gambar 4.4 Jamban Keluarga Gambar 4.5 Tempat Sampah

Keluarga 3.
a. Identitas keluarga
Keluarga ketiga yang penulis lakukan pendataan dan berikan sosialisasi
adalah keluarga Bapak Otong yang beralamat di Rt 01 Rw 05 No 154
Kelurahan Kebon Jayanti Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung.
Rumah Bapak Otong ini terletak sangat dekat dengan anak Sungai Citarum
yaitu Sungai Sekewaluh, tepatnya di depan Sungai Sekewaluh. Keluarga
Bapak Otong sudah tinggal di rumah tersebut sejak tahun 1990, tepatnya
29 tahun. Dan banyaknya anggota yang tinggal di rumah tersebut sekarang
sebanyak 7 orang. Bapak Otong berjualan es campur keliling.
b. Kondisi rumah
Bapak Otong memiliki kondisi rumah yang cukup layak, karena walaupun
luas tanah kecil dan bangunan rumah terletak di depan sungai dan ventilasi

97
serta jendela yang minim yaitu hanya di depan rumah saja tapi lantai
rumah sudah beralaskan lantai keramik, rumah Bapak Otong mempunyai
halaman yang ditumbuhi tanaman. Kelayakan fasilitas ruangan dalam
rumah seperti ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur, ruang dapur dan
jamban cukup layak, walaupun ruang tamu dan ruang keluarga menyatu
serta banyaknya ruang tidur tidak sesuai dengan banyaknya anggota
keluarga yang tinggal.
c. Kondisi Sanitasi
Kepemilikan jamban keluarga milik sendiri. Bapak Otong tidak memiliki
septic tank, pembuangan air kotor (seperti BAB atau BAK) serta air bekas
cuci piring langsung disalurkan dan dIbuang ke sungai. Untuk perihal
sampah, keluarga Bapak Otongini produksi sampah perharinya 1 sampai 2
kresek. Banyaknya sampah yang diproduksi terjadi karena sampah dari
jualan. Sampah-sampah tersebut dikumpulkan di dalam keresek lalu
dimasukkan kedalam tempat sampah yang disimpan di depan rumahdan
diambil petugas sesuai jadwal pengambilan sampah, yaitu setiap 2 hari
sekali.
d. Kebiasaan Keluarga
Keluarga Bapak Otong memiliki kebiasaan yang cukup baik, dimana
dalam membersihkan ruangan di dalam rumah selalu dilakukan.Dalam
mengolah makanan setiap hari istri Bapak Otong memasak.Dalam
membersihkan jamban keluarga Bapak Otong membersihkannya.Begitu
juga dengan perabot rumah tangga dan luar rumah, keluarga Bapak Otong
selalu membersihkan dan merapikannya.Namun dalam membuang sampah
keluarga Bapak Otong tidak melakukan pemilahan sampah organik dan
anorganik, tetapi botol-botol dipisahkan di luar untuk memudahkan
diambil pemulung atau petugas.Bapak Otong memiliki biopori namun
tidak dapat digunakan lagi karena sudah tertutupi oleh hotmic.
e. Usulan Program sesuai dengan kondisi dan kebiasaan keluarga yang
berhubungan dengan KANG PISMAN dan Citarum Harum

98
Gerakan KANG PISMAN adalah singkatan dari gerakan KANG (kurangi)
PIS (pisahkan) dan MAN (manfaatkan) sampah. Gerakan ini adalah wujud
#NyaahKaBandung perihal masalah sampah.
KANG (kurangi) setiap harinya kita harus selalu membiasakan:
mengurangi penggunaan kantong plastik, styrofoam dan bahan lain yang
sulit diurai oleh alam. Menggunakan kembali barang-barang yang masih
bisa digunakan. Membawa kantong belanja, tempat makan, minum sendiri
ketika berpergian.Serta makan dan minumsecukupnya dan
menghabiskannya.
PIS (pisahkan) di rumah kita dapat membagi tempat sampah menjadi 2
jenis berbeda yaitu organik (sisa makanan, tumbuhan dan lain-lain) dan
anorganik (botol, plastik, kertas dan lain-lain).
MAN (manfaatkan) sampah yang sudah dipisahkan, dimanfaatkan sesuai
jenisnya. Untuk sampah organik diolah kedalam biopori, komposter,
takakura, makanan ternak dan lain-lain. Untuk sampah anorganik bisa
dijadikan sedekah sampah atau dijual ke Bank sampah, serta penulis
memberi tahu larangan pembuangan sampah ke sungai sesuai Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2018.
f. Rekomendasi
Melihat permasalahan yang ditemukan di keluarga Bapak Otong yang
membuang air kotor (seperti BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septic tank karena terkendala biaya dan rumah yang terletak
membelakangi sungai penulis memberi saran agar keluarga lebih diedukasi
tentang kebersihan lingkungan baik oleh pihak akademisi, pemerintah,
maupun masyarakat. Sosialisasi dan edukasi yang berlangsung secara terus
menerus dan konsisten kepada warga di sekitar yang selama ini
memanfaatkan jasa Sungai Citarum sebagai saluran pembuangan limbah
rumah tangga, agar lebih peduli untuk bersikap ramah terhadap
lingkungan, seperti tidak membuang sampah ke sungai, melakukan
gerakan KANG PISMAN dan dIbuatkannya septic tank dan menutup

99
saluran yang langsung mengalir ke sungai serta penegakan hukum yang
lebih bijaksana.
g. Dokumentasi

Gambar 4.6 Rumah Tampak Depan Gambar 4.7 Pemberian Stiker dan
Foto Bersama Anggota Keluarga

Gambar 4.8 Tempat Sampah


Keluarga 4.
a. Identitas keluarga
Keluarga ketiga yang penulis lakukan pendataan dan berikan sosialisasi
adalah keluarga Ibu Rohaeni yang beralamat di Rt 02 Rw 06 Kelurahan
Kebon Jayanti Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung. Rumah Ibu
Rohaeni ini terletak sangat dekat dengan anak Sungai Citarum yaitu
Sungai Sekewaluh, tepatnya di pinggir Sungai Sekewaluh.Keluarga Ibu
Rohaeni sudah tinggal di rumah tersebut sejak kecil, sekitar 52 tahun. Dan
banyaknya anggota yang tinggal di rumah tersebut sekarang sebanyak 4
orang.

100
b. Kondisi rumah
Ibu Rohaeni memiliki kondisi rumah yang cukup layak, karena walaupun
luas tanah kecil dan bangunan rumah terletak dipinggir sungai tapi
ventilasi serta jendela yang cukup baikdan lantai rumah sudah beralaskan
lantai keramik, rumah Ibu Rohaeni tidak mempunyai halaman yang
ditumbuhi tanaman. Kelayakan fasilitas ruangan dalam rumah seperti
ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur, ruang dapur dan jamban cukup
layak, walaupun ruang tamu dan ruang keluarga menyatu.
c. Kondisi Sanitasi
Kepemilikan jamban keluarga milik sendiri. Ibu Rohaeni tidak memiliki
septic tank, pembuangan air kotor (seperti BAB atau BAK) serta air bekas
cuci piring langsung disalurkan dan dIbuang ke sungai.Untuk perihal
sampah, keluarga Ibu Rohaeni ini produksi sampah perharinya 2
kresek.Sampah-sampah tersebut dimasukkan kedalam tempat sampah yang
disimpan di dapur rumah dan diambil petugas sesuai jadwal pengambilan
sampah, yaitu setiap 2 hari sekali.
d. Kebiasaan Keluarga
Keluarga Ibu Rohaeni memiliki kebiasaan yang cukup baik, dimana dalam
membersihkan ruangan di dalam rumah selalu dilakukan.Dalam mengolah
makanan setiap hari Ibu Rohaeni memasak.Dalam membersihkan jamban
keluarga Ibu Rohaeni membersihkannya.Begitu juga dengan perabot
rumah tangga dan luar rumah, keluarga Ibu Rohaeni selalu membersihkan
dan merapikannya.Namun dalam membuang sampah keluarga Ibu
Rohaeni tidak melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik, tetapi
botol-botol dipisahkan untuk memudahkan diambil pemulung atau
petugas.
e. Usulan Program sesuai dengan kondisi dan kebiasaan keluarga yang
berhubungan dengan KANG PISMAN dan Citarum Harum
Gerakan KANG PISMAN adalah singkatan dari gerakan KANG (kurangi)
PIS (pisahkan) dan MAN (manfaatkan) sampah. Gerakan ini adalah wujud
#NyaahKaBandung perihal masalah sampah.

101
KANG (kurangi) setiap harinya kita harus selalu membiasakan:
mengurangi penggunaan kantong plastik, styrofoam dan bahan lain yang
sulit diurai oleh alam. Menggunakan kembali barang-barang yang masih
bisa digunakan. Membawa kantong belanja, tempat makan, minum sendiri
ketika berpergian.Serta makan dan minumsecukupnya dan
menghabiskannya.
PIS (pisahkan) di rumah kita dapat membagi tempat sampah menjadi 2
jenis berbeda yaitu organik (sisa makanan, tumbuhan dan lain-lain) dan
anorganik (botol, plastik, kertas dan lain-lain).
MAN (manfaatkan) sampah yang sudah dipisahkan, dimanfaatkan sesuai
jenisnya. Untuk sampah organik diolah kedalam biopori, komposter,
takakura, makanan ternak dan lain-lain. Untuk sampah anorganik bisa
dijadikan sedekah sampah atau dijual ke Bank sampah, serta penulis
memberi tahu larangan pembuangan sampah ke sungai sesuai Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2018.
f. Rekomendasi
Melihat permasalahan yang ditemukan di keluarga Ibu Rohaeni yang
membuang air kotor (seperti BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septic tank karena terkendala biaya dan rumah yang terletak
membelakangi sungai penulis memberi saran agar keluarga lebih diedukasi
tentang kebersihan lingkungan baik oleh pihak akademisi, pemerintah,
maupun masyarakat. Sosialisasi dan edukasi yang berlangsung secara terus
menerus dan konsisten kepada warga di sekitar yang selama ini
memanfaatkan jasa Sungai Citarum sebagai saluran pembuangan limbah
rumah tangga, agar lebih peduli untuk bersikap ramah terhadap
lingkungan, seperti tidak membuang sampah ke sungai, melakukan
gerakan KANG PISMAN dan dIbuatkannya septic tank dan menutup
saluran yang langsung mengalir ke sungai serta penegakan hukum yang
lebih bijaksana.
g. Dokumentasi

102
Gambar 4.9 Rumah Tampak Depan Gambar 4.10 Pemberian Stiker dan
Foto Bersama Anggota Keluarga

Gambar 4.11 Tempat Sampah Gambar 4.12 Jamban Keluarga


Keluarga 5.
a. Identitas keluarga
Keluarga kelima yang penulis lakukan pendataan dan berikan sosialisasi
adalah keluarga Ibu Nita yang beralamat di Rt 02 Rw 06 No 26 Kelurahan
Kebon Jayanti Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung.Rumah Ibu Nita
ini terletak sangat dekat dengan anak Sungai Citarum yaitu Sungai
Sekewaluh, tepatnya membelakangi Sungai Sekewaluh.Keluarga Ibu Nita
tinggal mengontrak di rumah tersebut baru 1 tahun. Dan banyaknya
anggota yang tinggal di rumah tersebut sekarang sebanyak 3 orang.
b. Kondisi rumah
Ibu Nita memiliki kondisi rumah yang kurang layak, karena luas tanah
kecil dan bangunan rumah terletak di membelakangi sungai dan ventilasi

103
serta jendela yang minim yaitu hanya di depan rumah saja serta lantai
rumah masih beralaskan semen, rumah Ibu Nita mempunyai halaman tapi
tidak ditumbuhi tanaman. Kelayakan fasilitas ruangan dalam rumah seperti
ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur, ruang dapur dan jamban kurang
layak, walaupun ruang tamu dan ruang keluarga menyatu dan banyaknya
ruang tidur tidak sesuai dengan banyaknya anggota keluarga yang tinggal
serta jamban yang masih beralaskan semen serta tidak terawat.
c. Kondisi Sanitasi
Kepemilikan jamban keluarga milik sendiri. Ibu Nita tidak memiliki septic
tank, pembuangan air kotor (seperti BAB atau BAK) serta air bekas cuci
piring langsung disalurkan dan dIbuang ke sungai. Untuk perihal sampah,
keluarga Ibu Nita ini produksi sampah perharinya 1 kresek. Sampah-
sampah tersebut dikumpulkan di dalam keresek digantung di pagar
kemudian diambil petugas sesuai jadwal pengambilan sampah, yaitu setiap
3 hari sekali.
d. Kebiasaan Keluarga
Keluarga Ibu Nita memiliki kebiasaan yang cukup baik, dimana dalam
membersihkan ruangan di dalam rumah selalu dilakukan. Dalam mengolah
makanan setiap hari Ibu Nita memasak. Dalam membersihkan jamban
keluarga Ibu Nita kurang membersihkannya.Tapi untuk perabot rumah
tangga dan luar rumah, keluarga Ibu Nita selalu membersihkan dan
merapikannya.Namun dalam membuang sampah keluarga Ibu Nita tidak
melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik.
e. Usulan Program sesuai dengan kondisi dan kebiasaan keluarga yang
berhubungan dengan KANG PISMAN dan Citarum Harum
Gerakan KANG PISMAN adalah singkatan dari gerakan KANG (kurangi)
PIS (pisahkan) dan MAN (manfaatkan) sampah. Gerakan ini adalah wujud
#NyaahKaBandung perihal masalah sampah.
KANG (kurangi) setiap harinya kita harus selalu membiasakan:
mengurangi penggunaan kantong plastik, styrofoam dan bahan lain yang
sulit diurai oleh alam. Menggunakan kembali barang-barang yang masih

104
bisa digunakan. Membawa kantong belanja, tempat makan, minum sendiri
ketika berpergian.Serta makan dan minumsecukupnya dan
menghabiskannya.
PIS (pisahkan) di rumah kita dapat membagi tempat sampah menjadi 2
jenis berbeda yaitu organik (sisa makanan, tumbuhan dan lain-lain) dan
anorganik (botol, plastik, kertas dan lain-lain).
MAN (manfaatkan) sampah yang sudah dipisahkan, dimanfaatkan sesuai
jenisnya. Untuk sampah organik diolah kedalam biopori, komposter,
takakura, makanan ternak dan lain-lain. Untuk sampah anorganik bisa
dijadikan sedekah sampah atau dijual ke Bank sampah, serta penulis
memberi tahu larangan pembuangan sampah ke sungai sesuai Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2018.
f. Rekomendasi
Melihat permasalahan yang ditemukan di keluarga Ibu Nita yang
membuang air kotor (seperti BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septic tank karena terkendala biaya dan rumah yang terletak
membelakangi sungai penulis memberi saran agar keluarga lebih diedukasi
tentang kebersihan lingkungan baik oleh pihak akademisi, pemerintah,
maupun masyarakat. Sosialisasi dan edukasi yang berlangsung secara terus
menerus dan konsisten kepada warga di sekitar yang selama ini
memanfaatkan jasa Sungai Citarum sebagai saluran pembuangan limbah
rumah tangga, agar lebih peduli untuk bersikap ramah terhadap
lingkungan, seperti tidak membuang sampah ke sungai, melakukan
gerakan KANG PISMAN dan dIbuatkannya septic tank dan menutup
saluran yang langsung mengalir ke sungai serta penegakan hukum yang
lebih bijaksana.

105
g. Dokumentasi

Gambar 4.13 Rumah Gambar 4.14 Jamban Pribadi Gambar 4.15 Tempat Sampah

106
5. Ayu Tyas Pramesti
Keluarga 1.
a. Identitas keluarga
Keluarga Ibu Sawitri beralamat di RT 06 RW 01 Nomor 70A kelurahan
Kebon Jayanti, kecamatan Kiaracondong, kota Bandung. Lokasi rumah
IbuSawitri ini sangat berdekatan dengan gorong-gorong yang sangat kotor
yakni tepatnya terdapat di belakang rumah. Gorong-gorong ini merupakan
air pembuangan limbah yang banyaknya merupakan limbah dari pasar
Kiaracondong yang tepatnya berada di dekat rumah Ibu Sawitri.Ibu
Sawitri ini merupakan seorang manula yang tinggal bersama anak, cucu,
dan adik kandungnya sudah dari sekitar 70 tahun.
b. Kondisi rumah
Kondisi rumah Ibu Sawitri adalah rumah layak huni yang cukup luas
dengan halaman berisikan beberapa pohon dan tanaman hias. Kondisi
ruangan yang terdapat di dalam rumah pun dalam keadaan yang cukup
bersih, namun terdapat banyak sekali barang yang membuat rumah terlihat
berantakan. Pencahayaan rumah Ibu Sawitri pun kurang baik, ruangan
tengah dan belakang rumah gelap dan tidak tersinari oleh cahaya matahari.
Rumah Ibu Sawitri pun sangat dekat dengan gorong-gorong yang sudah
dijelaskan pada poin a.
c. Kondisi Sanitasi
Terdapat satu toilet di rumah Ibu Sawitri yang berisi satu jamban.
Pembuangan jamban dari toilet Ibu Sawitri sudah dIbuang ke septic tank
milik pribadi. Namun, pembuangan limbah rumah tangga seperti air bekas
cucian piring dan lain-lainnya masih dIbuang langsung ke gorong-gorong
belakang rumahnya. Keluarga Ibu Sawitri tidak memiliki tong sampah
baik di dalam rumah maupun di luar rumahnya. Dalam satu hari, keluarga
Ibu Sawitri kurang lebih memproduksi sampah sebanyak satu kresek.
Sampah dikumpulkan oleh keluarga Ibu Sawitri menggunakan kresek
untuk nantinya diberikan kepada petugas sampah yang datang dua hari
sekali.

107
d. Kebiasaan Keluarga
Keluarga Ibu Sawitri memiliki kebiasaan yang cukup baik. Ibu Sawitri
sudah mulai memilah sampah walaupun yang dipilah hanyalah sampah
botol.Ibu Sawitri tidak pernah membuang sampah ke sungai dan selalu
menghabiskan makanan di rumah. Banyaknya sampah dedaunan yang
terdapat di halaman rumahnya ia pisahkan dan terkadang juga diBAKar.
Ibu Sawitri mengajarkan cucunya untuk tidak membuang sampah
sembarangan dan selalu memasukkan sampah ke dalam kresek tempat
sampah. Selain itu juga, Ibu Sawitri sudah mengenal program Kang
Pisman.
e. Usulan Program sesuai dengan kondisi dan kebiasaan keluarga yang
berhubungan dengan KANG PISMAN dan Citarum Harum
Gerakan KANG PISMAN adalah singkatan dari gerakan KANG (kurangi)
PIS (pisahkan) dan MAN (manfaatkan) sampah. Gerakan ini adalah wujud
#NyaahKaBandung perihal masalah sampah.
KANG (kurangi) setiap harinya kita harus selalu membiasakan:
mengurangi penggunaan kantong plastik, styrofoam dan bahan lain yang
sulit diurai oleh alam. Menggunakan kembali barang-barang yang masih
bisa digunakan. Membawa kantong belanja, tempat makan, minum sendiri
ketika berpergian. Serta makan dan minumsecukupnya dan
menghabiskannya.
PIS (pisahkan) di rumah kita dapat membagi tempat sampah menjadi 2
jenis berbeda yaitu organik (sisa makanan, tumbuhan dan lain-lain) dan
anorganik (botol, plastik, kertas dan lain-lain).
MAN (manfaatkan) sampah yang sudah dipisahkan, dimanfaatkan sesuai
jenisnya. Untuk sampah organik diolah kedalam biopori, komposter,
takakura, makanan ternak dan lain-lain. Untuk sampah anorganik bisa
dijadikan sedekah sampah atau dijual ke Bank sampah, serta penulis
memberi tahu larangan pembuangan sampah ke sungai sesuai Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2018.
f. Rekomendasi

108
Melihat penjelasan di atas, keluarga Ibu Sawitri sudah baik dalam
kebersihan rumah, sungai, dan juga sudah tahu betul mengenai program
Kang Pisman. Agar dapat lebih baik lagi, keluarga Ibu Sawitri butuh
pengedukasian lebih seringdan lanjut mengenai pemisahan sampah yakni
organik, anorganik, dan B3. Keluarga Ibu Sawitri juga baiknya memiliki
tong sampah untuk memisahkan sampah rumah tangganya. Selain itu,
keluarga Ibu Sawitri dapat diedukasi mengenai pemanfaatan bekas
makanan atau sampah organic, karena sebelumnya juga Ibu Sawitri pernah
melakukan teknik biopori di belakang rumahnya yang sekarang sudah
tidak dilanjutkan lagi karena tidak ada yang menggalakan selain anaknya
yang sudah tidak tinggal di rumah tersebut. Teknik biopori di rumah Ibu
Sawitri dapat dilanjutkan kembali, terlebih lagi cukup banyak bahannya
yakni daun-daun yang berjatuhan di halaman depan rumah Ibu Sawitri.
g. Dokumentasi

Gambar 5.1 Rumah Tampak Depan Gambar 5.2 Foto Bersama Anggota Keluarga

Gambar 5.4 Tempat Sampah

Gambar 5.3 Jamban Keluarga

109
Keluarga 2.
a. Identitas keluarga
Keluarga Bapak Ali Suwarso beralamat di RT 05 RW 06 Nomor 31,
kelurahan Kebon Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, kota Bandung.
Rumah Bapak Ali lokasinya tepat membelakangi sungai sekewaluh. Bapak
Ali ini tinggal dengan seorang istri dan dua orang anak. Bapak Ali sudah
mendiami rumahnya selama kurang lebih 10 tahun.
b. Kondisi rumah
Bapak Ali memiliki rumah yang dapat dikategorikan layak. Kondisi luas
tanah dan bangunan tempat tinggal cukup luas dengan teras rumah yang
juga cukup luas. Kondisi bangunan cukup kokoh dan diberi cat warna
hijau yang membuat kesan rumah yang nyaman dan asri. Kondisi lantai
rumah baik karena sudah memakai keramik juga ventilasi yang cukup
sehingga udara dan sinar matahari dapat masuk dengan baik.

c. Kondisi Sanitasi
Rumah Bapak Ali memiliki satu toilet yang berisikan satu jamban. Bapak
Ali masih belum memiliki septic tank untuk menampung pembuangan dari
jamban. Seluruh pembuangan dari toilet baik BAB, BAK, air bekas
cucian, air mandi langsung dialirkan dan dIbuang ke sungai yang berada
tepat di belakang rumah. Bapak Ali tidak memiliki tong sampah di rumah.
Sampah rumah tangga dikumpulkan dengan menggunakan kresek di depan
rumah yang nantinya dibawa oleh petugas sampah yang biasanya datang
dua kali dalam seminggu.
d. Kebiasaan Keluarga
Keluarga Bapak Ali sudah cukup baik menjaga kebersihan lingkungan.
Walaupun belum memiliki septic tank sehingga pembuangan limbah toilet
masih ke sungai tetapi keluarga Bapak Ali tidak membuang sampah rumah
tangga ke sungai. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pak Ali selalu
menggantungkan sampahnya di depan rumah untuk menunggu petugas
sampah mengambil. Pak Ali belum begitu mengenal program pemerintah

110
Kang Pisman sehingga sampah-sampah yang ia kumpulkan tidak ia
pisahkan terlebih dahulu. Namun, walaupun begitu, pak Ali sudah
memiliki teknik untuk mengumpulkan sampah organic yang di dalamnya
termasuk makanan sisa dan bekas masakan sehari-hari di sebuah tanah di
atap rumahnya.
e. Usulan Program sesuai dengan kondisi dan kebiasaan keluarga yang
berhubungan dengan KANG PISMAN dan Citarum Harum
Gerakan KANG PISMAN adalah singkatan dari gerakan KANG (kurangi)
PIS (pisahkan) dan MAN (manfaatkan) sampah. Gerakan ini adalah wujud
#NyaahKaBandung perihal masalah sampah.
KANG (kurangi) setiap harinya kita harus selalu membiasakan:
mengurangi penggunaan kantong plastik, styrofoam dan bahan lain yang
sulit diurai oleh alam. Menggunakan kembali barang-barang yang masih
bisa digunakan. Membawa kantong belanja, tempat makan, minum sendiri
ketika berpergian.Serta makan dan minumsecukupnya dan
menghabiskannya.
PIS (pisahkan) di rumah kita dapat membagi tempat sampah menjadi 2
jenis berbeda yaitu organik (sisa makanan, tumbuhan dan lain-lain) dan
anorganik (botol, plastik, kertas dan lain-lain).
MAN (manfaatkan) sampah yang sudah dipisahkan, dimanfaatkan sesuai
jenisnya. Untuk sampah organik diolah kedalam biopori, komposter,
takakura, makanan ternak dan lain-lain. Untuk sampah anorganik bisa
dijadikan sedekah sampah atau dijual ke Bank sampah, serta penulis
memberi tahu larangan pembuangan sampah ke sungai sesuai Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2018.
f. Rekomendasi
Melihat permasalahan yang ditemukan di keluarga yang belum memiliki
septic tank, belum memilah sampah, dan membuang limbah dari toilet ke
sungai baiknya haruslah diedukasi mengenai kebersihan sungai. Dengan
edukasi yang terus-menerus, keluarga Bapak Ali lama-kelamaan akan
mengerti bagaimana seharusnya pembuangan yang ia dan keluarganya

111
produksi harus dIbuang. Karena Bapak Ali juga sudah mengenal
pengomposan, baiknya pengetahuan tersebut menjadi awal dari program
Kang Pisman.
g. Dokumentasi

Gambar 5.5 Rumah Tampak Depan dan Gambar 5.6 Tempat Sampah
Foto Bersama Anggota Keluarga

Keluarga 3.
a. Identitas keluarga
Keluarga Bapak Topan beralamat di RT 02 RW 07 kelurahan Kebon
Jayanti, kecamatan Kiaracondong, kota Bandung. Bapak Topan
merupakan seorang pekerja swasta yang memiliki istri seorang Ibu rumah
tangga dan tiga orang anak. Bapak Topan sudah tinggal di rumahnya
selama kurang lebih dua tahun dengan status mengontrak. Rumah Bapak
Topan terletak membelakangi sungai sekewaluh.
b. Kondisi rumah
Bapak Topan memiliki kondisi rumah yang cukup layak. Walaupun
mengontrak, rumah Bapak Topan terkesan bersih dan tidak rusak. Kondisi
ini terpengaruh dari keluarganya yang selalu menjaga kebersihan.Luas
tanah rumah tidak terlalu besar, namun barang-barang di dalam rumahnya
tertata rapi dan tidak terlalu banyak sehingga tidak terlihat
kumuh.Ventilasi udara dalam rumah pun cukup karena sinar matahari dan
udara dapat masuk ke dalam rumah dengan baik.
c. Kondisi Sanitasi

112
Terdapat satu toilet di rumah Bapak Topan yang berisi jamban yang cukup
bersih. Pembuangan dari toilet tersebut baik BAB, BAK, air bekas cucian
piring, dan air mandi dIbuang langsung ke sungai karena tidak ada septic
tank. Faktor dari tidak adanya septic tank juga karena keluarga Bapak
Topan hanya berstatus mengontrak saja di rumah tersebut.Dalam satu
harinya, keluarga pak Topan tidak sampai memproduksi sampah satu
kresek.Satu kresek sampah biasanya diproduksi dalam dua hari. Terdapat
satu tong sampah di rumah Bapak Topan yang disimpan di dapur
rumahnya dan nantinya dikeluarkan jika petugas sampah datang.
d. Kebiasaan Keluarga
Keluarga Bapak Topan sudah baik menjaga kebersihan lingkungan
terutama sungai karena tidak pernah membuang sampah ke sungai.
Keluarga Bapak Topan juga sudah membiasakan anaknya untuk memakai
tempat makan dan tempat minum sendiri apabila membeli makanan atau
minuman. Namun, keluarga Bapak Topan belum mengetahui program
Kang Pisman sehingga ia dan keluarganya belum memisahkan sampah
organic, anorganik, dan B3.
e. Usulan Program sesuai dengan kondisi dan kebiasaan keluarga yang
berhubungan dengan KANG PISMAN dan Citarum Harum
Gerakan KANG PISMAN adalah singkatan dari gerakan KANG (kurangi)
PIS (pisahkan) dan MAN (manfaatkan) sampah. Gerakan ini adalah wujud
#NyaahKaBandung perihal masalah sampah.
KANG (kurangi) setiap harinya kita harus selalu membiasakan:
mengurangi penggunaan kantong plastik, styrofoam dan bahan lain yang
sulit diurai oleh alam. Menggunakan kembali barang-barang yang masih
bisa digunakan. Membawa kantong belanja, tempat makan, minum sendiri
ketika berpergian.Serta makan dan minumsecukupnya dan
menghabiskannya.
PIS (pisahkan) di rumah kita dapat membagi tempat sampah menjadi 2
jenis berbeda yaitu organik (sisa makanan, tumbuhan dan lain-lain) dan
anorganik (botol, plastik, kertas dan lain-lain).

113
MAN (manfaatkan) sampah yang sudah dipisahkan, dimanfaatkan sesuai
jenisnya. Untuk sampah organik diolah kedalam biopori, komposter,
takakura, makanan ternak dan lain-lain. Untuk sampah anorganik bisa
dijadikan sedekah sampah atau dijual ke Bank sampah, serta penulis
memberi tahu larangan pembuangan sampah ke sungai sesuai Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2018.
f. Rekomendasi
Melihat permasalahan dari keluarga pak Topan di atas yakni belum
memiliki septic tank dan belum mengenal program Kang Pisman, keluarga
Bapak Topan perlu pengedukasian mengenai program Kang Pisman.
Apalagi keluarga ini sudah mengetahui bahwa tidak boleh membuang
sampah plastik terlalu banyak maka pengedukasian lebih lanjut sebaiknya
dilakukan.
g. Dokumentasi

Gambar 5.7 Rumah Tampak Depan Gambar 5.8 Pemberian Stiker dan
Foto Bersama Anggota Keluarga

Gambar 5.9 Jamban Keluarga Gambar 5.10 Tempat Sampah

114
Keluarga 4.
a. Identitas keluarga
Keluarga pertama yang penulis lakukan pendataan dan berikan sosialisasi
adalah keluarga Bapak Lili Suherman yang beralamat di Rt 03 Rw 07 No
26 Kelurahan Kebon Jayanti Kecamatan Kiaracondong Kota
Bandung.Rumah Bapak Lili ini terletak sangat dekat dengan anak Sungai
Citarum yaitu Sungai Sekewaluh, tepatnya membelakangi Sungai
Sekewaluh.Keluarga Bapak Lili membuka warung di rumah dan sudah
tinggal di rumah tersebut sejak Ibunya masih kecil, sekitar 70 tahunan.Dan
banyaknya anggota yang tinggal di rumah tersebut sekarang sebanyak 6
orang.
b. Kondisi rumah
Bapak Lili memiliki kondisi rumah yang cukup layak, karena walaupun
luas tanah kecil dan bangunan rumah terletak membelakangi sungai dan
ventilasi serta jendela yang minim yaitu hanya di depan rumah saja serta
lantai rumah yang hanya beralaskan semen, rumah Bapak Lili memiliki
halaman yang ditumbuhi tanaman. Kelayakan fasilitas ruangan dalam
rumah seperti ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur, ruang dapur dan
jamban cukup layak, hanya saja ruang tamu dan ruang keluarga menyatu
serta banyaknya ruang tidur tidak sesuai dengan banyaknya anggota
keluarga yang tinggal.
c. Kondisi Sanitasi
Kepemilikan jamban keluarga milik sendiri. Bapak Lili tidak memiliki
septic tank, pembuangan air kotor (seperti BAB atau BAK) serta air bekas
cuci piring langsung disalurkan dan dIbuang ke sungai.Untuk perihal
sampah, keluarga Bapak Lili ini produksi sampah perharinya 3 sampai 4
kresek.Banyaknya sampah yang diproduksi terjadi karena berjualan.
Sampah-sampah tersebut dikumpulkan di depan rumah dan digantung di
paku (tidak ada tempat sampah resmi baik di dalam rumah maupun luar
rumah) menunggu petugas mengambil sampah-sampahnya setiap 2 hari
sekali.

115
d. Kebiasaan Keluarga
Keluarga Bapak Lili memiliki kebiasaan yang cukup baik, dimana dalam
membersihkan ruangan di dalam rumah selalu dilakukan walaupun
rumahnya kecil dan beralaskan semen.Dalam mengolah makanan setiap
hari istri Bapak Lili memasak.Dalam membersihkan jamban keluarga
Bapak Lili membersihkannya.Begitu juga dengan membersihkan perabot
rumah tangga dan halaman rumah, keluarga Bapak Lili selalu
membersihkan dan merapikannya.Namun dalam membuang sampah
keluarga Bapak Lili tidak melakukan pemilahan sampah organik dan
anorganik, tetapi botol-botol dipisahkan di luar untuk memudahkan
diambil pemulung atau petugas.
e. Usulan Program sesuai dengan kondisi dan kebiasaan keluarga yang
berhubungan dengan KANG PISMAN dan Citarum Harum
Gerakan KANG PISMAN adalah singkatan dari gerakan KANG (kurangi)
PIS (pisahkan) dan MAN (manfaatkan) sampah. Gerakan ini adalah wujud
#NyaahKaBandung perihal masalah sampah.
KANG (kurangi) setiap harinya kita harus selalu membiasakan:
mengurangi penggunaan kantong plastik, styrofoam dan bahan lain yang
sulit diurai oleh alam. Menggunakan kembali barang-barang yang masih
bisa digunakan. Membawa kantong belanja, tempat makan, minum sendiri
ketika berpergian.Serta makan dan minumsecukupnya dan
menghabiskannya.
PIS (pisahkan) di rumah kita dapat membagi tempat sampah menjadi 2
jenis berbeda yaitu organik (sisa makanan, tumbuhan dan lain-lain) dan
anorganik (botol, plastik, kertas dan lain-lain).
MAN (manfaatkan) sampah yang sudah dipisahkan, dimanfaatkan sesuai
jenisnya. Untuk sampah organik diolah kedalam biopori, komposter,
takakura, makanan ternak dan lain-lain. Untuk sampah anorganik bisa
dijadikan sedekah sampah atau dijual ke Bank sampah, serta penulis
memberi tahu larangan pembuangan sampah ke Sungai Citarum sesuai
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2018.

116
f. Rekomendasi
Melihat permasalahan yang ditemukan di keluarga Bapak Lili yang
membuang air kotor (seperti BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septic tank karena terkendala biaya dan rumah yang terletak di
depan sungai penulis memberi saran agar keluarga lebih diedukasi tentang
kebersihan lingkungan baik oleh pihak akademisi, pemerintah, maupun
masyarakat. Sosialisasi dan edukasi yang berlangsung secara terus
menerus dan konsisten kepada warga di sekitar yang selama ini
memanfaatkan jasa Sungai Citarum sebagai saluran pembuangan limbah
rumah tangga, agar lebih peduli untuk bersikap ramah terhadap
lingkungan, seperti tidak membuang sampah ke sungai, melakukan
gerakan KANG PISMAN dan dIbuatkannya septic tank dan menutup
saluran yang langsung mengalir ke sungai serta penegakan hukum yang
lebih bijaksana.

g. Dokumentasi

Gambar 5.11 Rumah Tampak Depan Gambar 5.12 Pemberian Stiker dan
Foto bersama anggota Keluarga

117
Gambar 5.13 Tempat Sampah Gambar 5.14 Jamban Keluarga

Keluarga 5.
a. Identitas keluarga
Keluarga ketiga yang penulis lakukan pendataan dan berikan sosialisasi
adalah keluarga Bapak Sukimin yang beralamat di Rt 01 Rw 07 No 28
Kelurahan Kebon Jayanti Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung.
Rumah Bapak Sukimin ini terletak sangat dekat dengan anak Sungai
Citarum yaitu Sungai Sekewaluh, tepatnya di depan Sungai Sekewaluh.
Keluarga Bapak Sukimin sudah tinggal di rumah tersebut sejak tahun
1990, tepatnya 29 tahun. Dan banyaknya anggota yang tinggal di rumah
tersebut sekarang sebanyak 3 orang.
b. Kondisi rumah
Bapak Sukimin memiliki kondisi rumah yang cukup layak, karena
walaupun luas tanah kecil dan bangunan rumah terletak di depan sungai
dan ventilasi serta jendela yang minim yaitu hanya di depan rumah saja
tapi lantai rumah sudah beralaskan lantai keramik, rumah Bapak Sukimin
tidak mempunyai halaman yang ditumbuhi tanaman. Istri Bapak Sukimin
membuka warung di rumah.

c. Kondisi Sanitasi
Kepemilikan jamban keluarga milik sendiri.Bapak Sukimin tidak memiliki
septic tank, pembuangan air kotor (seperti BAB atau BAK) serta air bekas
cuci piring langsung disalurkan dan dIbuang ke sungai.Untuk perihal

118
sampah, keluarga Bapak Sukimin ini produksi sampah perharinya 2
kresek.Banyaknya sampah yang diproduksi terjadi karena sampah dari
jualan.Sampah-sampah tersebut dikumpulkan di dalam keresek dan
disimpan di samping rumah lalu diambil petugas sesuai jadwal
pengambilan sampah, yaitu setiap 2 hari sekali.
d. Kebiasaan Keluarga
Keluarga Bapak Sukimin memiliki kebiasaan yang cukup baik, dimana
dalam membersihkan ruangan di dalam rumah selalu dilakukan.Dalam
membersihkan jamban keluarga Bapak Sukimin membersihkannya.Begitu
juga dengan perabot rumah tangga dan luar rumah, keluarga Bapak
Sumkimin selalu membersihkan dan merapikannya.Namun dalam
membuang sampah keluarga Bapak Sukimin tidak melakukan pemilahan
sampah organik dan anorganik, tetapi botol-botol dipisahkan di luar untuk
memudahkan diambil pemulung atau petugas.Bapak Sukimin memiliki
biopori namun tidak dapat digunakan lagi karena sudah tertutupi oleh
hotmic.
e. Usulan Program sesuai dengan kondisi dan kebiasaan keluarga yang
berhubungan dengan KANG PISMAN dan Citarum Harum
Gerakan KANG PISMAN adalah singkatan dari gerakan KANG (kurangi)
PIS (pisahkan) dan MAN (manfaatkan) sampah. Gerakan ini adalah wujud
#NyaahKaBandung perihal masalah sampah.
KANG (kurangi) setiap harinya kita harus selalu membiasakan:
mengurangi penggunaan kantong plastik, styrofoam dan bahan lain yang
sulit diurai oleh alam. Menggunakan kembali barang-barang yang masih
bisa digunakan. Membawa kantong belanja, tempat makan, minum sendiri
ketika berpergian.Serta makan dan minumsecukupnya dan
menghabiskannya.
PIS (pisahkan) di rumah kita dapat membagi tempat sampah menjadi 2
jenis berbeda yaitu organik (sisa makanan, tumbuhan dan lain-lain) dan
anorganik (botol, plastik, kertas dan lain-lain).

119
MAN (manfaatkan) sampah yang sudah dipisahkan, dimanfaatkan sesuai
jenisnya. Untuk sampah organik diolah kedalam biopori, komposter,
takakura, makanan ternak dan lain-lain. Untuk sampah anorganik bisa
dijadikan sedekah sampah atau dijual ke Bank sampah, serta penulis
memberi tahu larangan pembuangan sampah ke sungai sesuai Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2018.
f. Rekomendasi
Melihat permasalahan yang ditemukan di keluarga Bapak Sukimin yang
membuang air kotor (seperti BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septic tank karena terkendala biaya dan rumah yang terletak
membelakangi sungai penulis memberi saran agar keluarga lebih diedukasi
tentang kebersihan lingkungan baik oleh pihak akademisi, pemerintah,
maupun masyarakat. Sosialisasi dan edukasi yang berlangsung secara terus
menerus dan konsisten kepada warga di sekitar yang selama ini
memanfaatkan jasa Sungai Citarum sebagai saluran pembuangan limbah
rumah tangga, agar lebih peduli untuk bersikap ramah terhadap
lingkungan, seperti tidak membuang sampah ke sungai, melakukan
gerakan KANG PISMAN dan dIbuatkannya septic tank dan menutup
saluran yang langsung mengalir ke sungai serta penegakan hukum yang
lebih bijaksana.
g. Dokumentasi

Gambar 5.15 Rumah Tampak Depan Gambar 5.16 Warung dan


Bersama Anggota Keluarga

120
Gambar 5.17 Tempat Sampah

6. Ira Oktafa
Keluarga 1.
a. Identitas Keluarga
Rumah Bapak Kusnandar berlokasi di RT 03 RW 05 KelurahanKebon
Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung.Jumlah anggota
keluarga berjumlah 3 orang. Keluarga ini sudah lama bermukim di
bantaran sungai dalam kurun waktu 3 tahun.
b. Kondisi Rumah
Rumah keluarga Bapak Kusnandar tidak begitu besar, tetapi layak untuk
ditinggali oleh 3 orang. Kelayakan ventilasi untuk rumah ini sudah cukup
baik. Rumah ini memiliki jendela di ruang tamu dan juga ada di dapur
yang menghadap ke bantaran sungai. Kondisi dapur juga sudah
layak.Jamban juga sudah layak.Rumah ini juga dilengkapi dengan biopori.
c. Kondisi Sanitasi
Kepemilikan jamban pada keluarga ini adalah toilet pribadi. Air untuk
MCK juga bersih. Yang menjadi masalah adalah kotoran (feses) yang
dIbuang langsung ke sungai.
d. Kebiasaan Keluarga
Dalam masalah yang berkaitan dengan sampah, keluarga ini menghasilkan
sampah satu kresek ukuran besar dalam satu minggu.Keluarga ini
menunggu petugas sampah untuk mengangkut sampah-sampah yang sudah
dikumpulkan.Biasanya pengangkutan sampah dilakukan 3 kali
seminggu.Keluarga ini sudah melakukan pemilihan sampah organik dan
non organik.Tetapi belum melakukan pemanfaatan sampah organik
maupun non organik.Meskipun sudah melakukan pemilihan sampah tetapi

121
yang masih menjadi masalah dari keluarga ini, Ibu dari keluarga ini masih
membuang sisa-sisa ikan atau sisa-sisa nasi ke sungai.
e. Usulan Program Sesuai Kondisi dan Kebiasaan Keluarga yang
Berhubungan dengan KANGPISMAN (Kurangi, Pisahkan dan
Manfaatkan)
Perlu dilakukan sosialisasi setiap RT/RW tentang KANGPISMAN.Karena
masih ada beberapa hal yang belum dipahami oleh keluarga ini meskipun
sudah melakukan pemilihan sampah organik dan An-organik.
Kurangi Penggunaan semua yang terbuat dari bahan plastik dan bahan
lainnya yang sulit diurai oleh alam seperti kanton plastik, botol/gelas air
mineral, styrofoam, dll. Menggunakan kembali barang-barang yang masih
bisa digunakan, Membawa kantong belanja sendiri ketika berpergian,
Makan dan minum secukupnya dan menghabiskannya.
Pisahkan sampah organik, sampah anorganik daur ulang dan sampah
sisanya/ B3 (Bahan Beracun Berbahaya)
Manfaatkan sampah yang sudah dipisahkan dan dimanfaatkan sesuai
dengan jenisnya.Sampah organik bisa dimanfaatkan dengan diolah
kedalam biopori, komposter, takakura, bata terawang, biodigester, magot
BSF, serta menjadi makanan ternak dan kascing.Sampah anorganik dapat
dijadikan bahan kerajinan yang bisa digunakan sehari-hari.Atau bisa juga
sampah jenis ini diberikan ke petugas kebersihan atau diserahkan ke bank
sampah.Begitu pula pada sampah B3 dibawa ke Tempat Penampungan
Sementara (TPS) untuk diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) oleh
PD Kebersihan.
f. Rekomendasi
Melihat permasalahan dari sisi sampah, disarankan untuk membuat
beberapa TPS khusus sampah-sampah Organik maupun Anorganik di
Kelurahan Kebon Jayanti. Selain permasalahan sampah, permasalahan
pembuangan air kotor (BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septic tank karena terkendala biaya penulis menyarankan untuk
memberikan edukasi tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan.

122
g. Dokumentasi

Gambar 6.1 Rumah Tampak Depan Gambar 6.2 Jamban Keluarga

Gambar 6.3 Tempat Sampah


Keluarga 2.
a. Identitas Keluarga
Rumah Bapak Jaelani berlokasi di RT 01 RW 07 Kelurahan Kebon
Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung.Dengan jumlah anggota
keluarga berjumlah 4 orang. Keluarga ini sudah lama bermukim di
bantaran sungai dalam kurun waktu 20 tahun. Keluarga ini memiliki usaha
berupa warung kecil yang menjual jajanan anak-anak juga kebutuhan
pangan lainnya seperti beras, gula, minyak goreng, dll.
b. Kondisi Rumah
Rumah ini terletak di pinggir jalan sekaligus terletak di bantaran sungai.
Rumah keluarga Bapak Jaelani layak untuk ditinggali oleh 4 orang.
Kelayakan ventilasi untuk rumah ini sudah cukup baik. Rumah ini
memiliki jendela di ruang tamu. Rumah ini tidak dilengkapi biopori.
c. Kondisi Sanitasi

123
Kepemilikan jamban pada keluarga ini adalah toilet pribadi. Air untuk
MCK juga bersih. Yang menjadi masalah adalah kotoran (feses) yang
dIbuang langsung ke sungai.
d. Kebiasaan Keluarga
Dalam masalah yang berkaitan dengan sampah, keluarga ini menghasilkan
sampah satu keresek ukuran kecil dalam satu hari. Keluarga ini menunggu
petugas sampah untuk mengangkut sampah-sampah yang sudah
dikumpulkan.Biasanya pengangkutan sampah dilakukan 3 kali
seminggu.Keluarga ini belum melakukan pemilihan sampah organik dan
non organik.Selain itu juga belum melakukan pemanfaatan sampah
organik maupun anorganik.
e. Usulan Program Sesuai Kondisi dan Kebiasaan Keluarga yang
Berhubungan dengan KANGPISMAN (Kurangi, Pisahkan dan
Manfaatkan)
Perlu dilakukan sosialisasi setiap RT/RW tentang KANGPISMAN.Karena
masih ada beberapa hal yang belum dipahami oleh keluarga ini meskipun
sudah melakukan pemilihan sampah organik dan An-organik.
Kurangi Penggunaan semua yang terbuat dari bahan plastik dan bahan
lainnya yang sulit diurai oleh alam seperti kanton plastik, botol/gelas air
mineral, styrofoam, dll. Menggunakan kembali barang-barang yang masih
bisa digunakan, Membawa kantong belanja sendiri ketika berpergian,
Makan dan minum secukupnya dan menghabiskannya.
Pisahkan sampah organik, sampah anorganik daur ulang dan sampah
sisanya/ B3 (Bahan Beracun Berbahaya) Manfaatkan sampah yang sudah
dipisahkan dan dimanfaatkan sesuai dengan jenisnya. Sampah organik bisa
dimanfaatkan dengan diolah kedalam biopori, komposter, takakura, bata
terawang, biodigester, magot BSF, serta menjadi makanan ternak dan
kascing. Sampah anorganik dapat dijadikan bahan kerajinan yang bisa
digunakan sehari-hari.Atau bisa juga sampah jenis ini diberikan ke petugas
kebersihan atau diserahkan ke bank sampah.Begitu pula pada sampah B3

124
dibawa ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) untuk diangkut ke
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) oleh PD Kebersihan.
f. Rekomendasi
Melihat permasalahan dari sisi sampah, disarankan untuk membuat
beberapa TPS khusus sampah-sampah Organik maupun Anorganik di
Kelurahan Kebon Jayanti. Selain permasalahan sampah, permasalahan
pembuangan air kotor (BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septic tank karena terkendala biaya penulis menyarankan untuk
memberikan edukasi tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan.
Keluarga 3.
a. Identitas Keluarga
Rumah Bapak Entut berlokasi di RT 03 RW 05 KelurahanKebon Jayanti,
Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung.Jumlah anggota keluarga
berjumlah 3 orang. Keluarga ini sudah lama bermukim di bantaran sungai
sudah 32 tahun sejak tahun 1987.
b. Kondisi Rumah
Rumah ini terletak di bantaran sungai. Rumah keluarga Bapak Entut layak
untuk ditinggali oleh 3 orang. Kelayakan ventilasi untuk rumah ini sudah
cukup baik. Rumah ini memiliki jendela di ruang tamu. Rumah ini tidak
dilengkapi biopori.
c. Kondisi Sanitasi
Kepemilikan jamban pada keluarga ini adalah toilet pribadi. Air untuk
MCK juga bersih. Yang menjadi masalah adalah kotoran (feses) yang
dIbuang langsung ke sungai.
d. Kebiasaan Keluarga
Dalam masalah yang berkaitan dengan sampah, keluarga ini hanya
menghasilkan sampah satu kresek dalam satu minggu. Keluarga ini
menunggu petugas sampah untuk mengangkut sampah-sampah yang sudah
dikumpulkan. Biasanya pengangkutan sampah dilakukan 2 kali
seminggu.Keluarga ini belum melakukan pemilihan sampah organik dan

125
non organik.Selain itu juga belum melakukan pemanfaatan sampah
organik maupun anorganik.
e. Usulan Program Sesuai Kondisi dan Kebiasaan Keluarga yang
Berhubungan dengan KANGPISMAN (Kurangi, Pisahkan dan
Manfaatkan)
Perlu dilakukan sosialisasi setiap RT/RW tentang KANGPISMAN.Karena
masih ada beberapa hal yang belum dipahami oleh keluarga ini meskipun
sudah melakukan pemilihan sampah organik dan An-organik.
Kurangi Penggunaan semua yang terbuat dari bahan plastik dan bahan
lainnya yang sulit diurai oleh alam seperti kanton plastik, botol/gelas air
mineral, styrofoam, dll. Menggunakan kembali barang-barang yang masih
bisa digunakan, Membawa kantong belanja sendiri ketika berpergian,
Makan dan minum secukupnya dan menghabiskannya.
Pisahkan sampah organik, sampah anorganik daur ulang dan sampah
sisanya/ B3 (Bahan Beracun Berbahaya)
Manfaatkan sampah yang sudah dipisahkan dan dimanfaatkan sesuai
dengan jenisnya. Sampah organik bisa dimanfaatkan dengan diolah
kedalam biopori, komposter, takakura, bata terawang, biodigester, magot
BSF, serta menjadi makanan ternak dan kascing. Sampah anorganik dapat
dijadikan bahan kerajinan yang bisa digunakan sehari-hari. Atau bisa juga
sampah jenis ini diberikan ke petugas kebersihan atau diserahkan ke bank
sampah.Begitu pula pada sampah B3 dibawa ke Tempat Penampungan
Sementara (TPS) untuk diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) oleh
PD Kebersihan.
f. Rekomendasi
Melihat permasalahan dari sisi sampah, disarankan untuk membuat
beberapa TPS khusus sampah-sampah Organik maupun Anorganik di
Kelurahan Kebon Jayanti. Selain permasalahan sampah, permasalahan
pembuangan air kotor (BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septic tank karena terkendala biaya penulis menyarankan untuk
memberikan edukasi tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan.

126
g. Dokumentasi

Gambar 6.4 Rumah Tampak Depan Gambar 6.5 Tempat Sampah

Gambar 6.7 Jamban Keluarga


Keluarga 4.
a. Identitas Keluarga
Rumah Bapak Cece berlokasi di RT 02 RW 05 KelurahanKebon Jayanti,
Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung.Jumlah anggota keluarga
berjumlah 3 orang. Keluarga ini sudah lama bermukim di bantaran sungai
sudah 25 tahun.

b. Kondisi Rumah
Rumah ini terletak di bantaran sungai. Rumah keluarga Bapak Cece layak
untuk ditinggali oleh 3 orang.Kelayakan ventilasi untuk rumah ini sudah
cukup baik.Rumah ini memiliki jendela di ruang tamu.Rumah ini tidak
dilengkapi biopori.
c. Kondisi Sanitasi
Kepemilikan jamban pada keluarga ini adalah toilet pribadi. Air untuk
MCK juga bersih.Ceptictank rumah ini berjenis komunal.

127
d. Kebiasaan Keluarga
Dalam masalah yang berkaitan dengan sampah, keluarga ini menghasilkan
sampah tiga kresek dalam waktu seminggu .Keluarga ini menunggu
petugas sampah untuk mengangkut sampah-sampah yang sudah
dikumpulkan.Biasanya pengangkutan sampah dilakukan 3 kali
seminggu.Keluarga ini belum melakukan pemilihan sampah organik dan
non organik.Selain itu juga belum melakukan pemanfaatan sampah
organik maupun anorganik.
e. Usulan Program Sesuai Kondisi dan Kebiasaan Keluarga yang
Berhubungan dengan KANGPISMAN (Kurangi, Pisahkan dan
Manfaatkan)
Manfaatkan sampah yang sudah dipisahkan dan dimanfaatkan sesuai
dengan jenisnya.Sampah organik bisa dimanfaatkan dengan diolah
kedalam biopori, komposter, takakura, bata terawang, biodigester, magot
BSF, serta menjadi makanan ternak dan kascing.Sampah anorganik dapat
dijadikan bahan kerajinan yang bisa digunakan sehari-hari.Atau bisa juga
sampah jenis ini diberikan ke petugas kebersihan atau diserahkan ke bank
sampah.Begitu pula pada sampah B3 dibawa ke Tempat Penampungan
Sementara (TPS) untuk diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) oleh
PD Kebersihan.
f. Rekomendasi
Melihat permasalahan dari sisi sampah, disarankan untuk membuat
beberapa TPS khusus sampah-sampah Organik maupun Anorganik di
Kelurahan Kebon Jayanti. Selain permasalahan sampah, permasalahan
pembuangan air kotor (BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septic tank karena terkendala biaya penulis menyarankan untuk
memberikan edukasi tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan.

g. Dokumentasi

128
. Gambar 6.8 Rumah Tampak Depan Gambar 6.9 Tempat Sampah

Keluarga 5.
a. Identitas Keluarga
Rumah Ibu Hamsi berlokasi di RT 02 RW 05 Kelurahan Kebon Jayanti,
Kecamatan Kiaraondong, Kota Bandung.Jumlah anggota keluarga
berjumlah 3 orang.Keluarga ini sudah lama bermukim di bantaran sungai
dalam kurun waktu 30 tahun.
b. Kondisi Rumah
Ibu Hamsi bertempat tinggal di sebuah kontrakan yang tidak begitu besar.
Rumah dengan cat tembok berwarna hijaua ini sudah dikatakan cukup
layak untuk ditinggali oleh 3 orang.Kelayakan ventilasi untuk rumah ini
sudah cukup baik.Rumah ini memiliki jendela di ruang tamu dan juga ada
di dapur yang menghadap ke bantaran sungai.Kekurangan dari rumah ini
adalah, rumah ini kurang mendapatkan pancaran sinar matahari.Karena
posisi rumah menjorok ke dalam gang, sehingga rumah terasa sedikit
pengap.Kondisi dapur juga sudah layak.Jamban juga sudah layak.Rumah
ini juga dilengkapi dengan biopori.
c. Kondisi Sanitasi
Kepemilikan jamban pada keluarga ini adalah toilet pribadi.Air untuk
MCK juga bersih.Yang menjadi masalah adalah kotoran (feses) yang
dIbuang langsung ke sungai.
d. Kebiasaan Keluarga

129
Dalam masalah yang berkaitan dengan sampah, keluarga ini menghasilkan
sampah satu kresek ukuran kecil dalam satu hari.Keluarga ini menunggu
petugas sampah untuk mengangkut sampah-sampah yang sudah
dikumpulkan.Biasanya pengangkutan sampah dilakukan 2 kali
seminggu.Keluarga ini sudah melakukan pemilihan sampah organik dan
non organik.Tetapi belum melakukan pemanfaatan sampah organik
maupun non organik.Meskipun sudah melakukan pemilihan sampah tetapi
yang masih menjadi masalah dari keluarga ini, Ibu dari keluarga ini masih
membuang sisa-sisa ikan atau sisa-sisa nasi ke sungai.
e. Usulan Program Sesuai Kondisi dan Kebiasaan Keluarga yang
Berhubungan dengan KANGPISMAN (Kurangi, Pisahkan dan
Manfaatkan)
Perlu dilakukan sosialisasi setiap RT/RW tentang KANGPISMAN.Karena
masih ada beberapa hal yang belum dipahami oleh keluarga ini meskipun
sudah melakukan pemilihan sampah organik dan An-organik.
Kurangi Penggunaan semua yang terbuat dari bahan plastik dan bahan
lainnya yang sulit diurai oleh alam seperti kanton plastik, botol/gelas air
mineral, styrofoam, dll. Menggunakan kembali barang-barang yang masih
bisa digunakan, Membawa kantong belanja sendiri ketika berpergian,
Makan dan minum secukupnya dan menghabiskannya.
Pisahkan sampah organik, sampah anorganik daur ulang dan sampah
sisanya/ B3 (Bahan Beracun Berbahaya)
Manfaatkan sampah yang sudah dipisahkan dan dimanfaatkan sesuai
dengan jenisnya.Sampah organik bisa dimanfaatkan dengan diolah
kedalam biopori, komposter, takakura, bata terawang, biodigester, magot
BSF, serta menjadi makanan ternak dan kascing.Sampah anorganik dapat
dijadikan bahan kerajinan yang bisa digunakan sehari-hari.Atau bisa juga
sampah jenis ini diberikan ke petugas kebersihan atau diserahkan ke bank
sampah.Begitu pula pada sampah B3 dibawa ke Tempat Penampungan
Sementara (TPS) untuk diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) oleh
PD Kebersihan.

130
f. Rekomendasi
Melihat permasalahan dari sisi sampah, disarankan untuk membuat
beberapa TPS khusus sampah-sampah Organik maupun Anorganik di
Kelurahan Kebon Jayanti. Selain permasalahan sampah, permasalahan
pembuangan air kotor (BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septic tank karena terkendala biaya penulis menyarankan untuk
memberikan edukasi tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan.
g. Dokumentasi

Gambar 6.10 Tempat Sampah Gambar 6.11 Rumah Tampak Depan


7. Teja Panji Bagja
Keluarga 1.
a. Identitas Keluarga
Keluarga pertama yang penulis observasi adalah keluarga Bapak Supriya
yang beralamat di RT 03 RW 07 Kelurahan Kebon Jayanti, Kecamatan
Kiaracondong, Kota Bandung.Rumah Bapak Supriya terletak dekat dengan
aliran anak sungai Citarum.Bapak Supriya tinggal dirumah ini dengan
seorang istri dan 3 orang anak.Bapak Supriya sudah tinggal di wilayah ini
selama 20 tahun.
b. Kondisi Rumah
Bapak Supriya memiliki kondisi rumah yang bisa dikategorikan tidak
layak, kondisi luas tanah dan bangunan terletak pada samping anak sungai
sehingga luas tanah yang dimiliki sangatlah minim, kondisi bangunan
tidak terbangun secara kokoh dan tidak sebagai mestinya syarat rumah
sehat.Ventilasi dan jendela sangat minim yang membuat udara masuk dan

131
keluar tidak secara baik.Fasilitas ruangan dalam rumah seperti ruang tamu,
ruang keluarga, ruang tidur, ruang dapur dan jamban dinilai tidak layak.
Ketersediaan lahan halaman rumah tidak layak dikarenakan tidak adanya
lahan halaman untuk penanaman vegetasi maupun untuk resapan air
dikarenakan bagian depan rumah sudah menjadi jalan umum yang dilapisi
oleh aspal.
c. Kondisi Sanitasi
Kepemilikan jamban keluarga milik sendiri meskipun kondisi kurang
layak dikarenakan luas jamban yang tidak besar dan minim
pencahayaan.Bapak Supriya tidak memiliki septic tank, pembuangan air
kotor (seperti BAB dan BAK) serta air bekas cuci piring langsung
disalurkan dan dIbuang ke sungai begitu pula dengan limbah hasil
keluarga.Bapak Supriya menggunakan kantong keresek sebagai tempat
sampah dan akan diberikan kepada petugas pengambil sampah yang
datang tiga kali dalam seminggu. Sumber air keluarga Bapak Supriya
berasal dari pipa ledeng.
d. Kebiasaan Keluarga
Keluarga Bapak Supriya memiliki kebiasaan cukup baik, dimana dalam
membersihkan ruangan di dalam rumah selalu dilakukan juga dalam
membersihkan jamban keluarga.Keluarga Bapak Supriya belum bisa
memilah sampah sesuai dengan jenis sampahnya.
e. Usulan Program sesuai dengan kondisi dan kebiasaan keluarga yang
berhubungan dengan KANG PISMAN dan Citarum Harum
Gerakan KANG PISMAN adalah singkatan dari gerakan KANG (kurangi)
PIS (pisahkan) dan MAN (manfaatkan) sampah.Gerakan ini adalah wujud
#NyaahKaBandung perihal masalah sampah.
KANG (kurangi) setiap harinya kita harus selalu membiasakan:
mengurangi penggunaan kantong plastik, styrofoam dan bahan lain yang
sulit diurai oleh alam. Menggunakan kembali barang-barang yang masih
bisa digunakan.Membawa kantong belanja, tempat makan, minum sendiri

132
ketika berpergian.Serta makan dan minumsecukupnya dan
menghabiskannya.
PIS (pisahkan) di rumah kita dapat membagi tempat sampah menjadi 2
jenis berbeda yaitu organik (sisa makanan, tumbuhan dan lain-lain) dan
anorganik (botol, plastik, kertas dan lain-lain).
MAN (manfaatkan) sampah yang sudah dipisahkan, dimanfaatkan sesuai
jenisnya. Untuk sampah organik diolah kedalam biopori, komposter,
takakura, makanan ternak dan lain-lain.Untuk sampah anorganik bisa
dijadikan sedekah sampah atau dijual ke Bank sampah, serta penulis
memberi tahu larangan pembuangan sampah ke sungai sesuai Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2018.
f. Rekomendasi
Melihat dari permasalahan yang ditemukan di Keluarga 1 seperti
membuang air kotor (BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak memiliki
septic tank karena terkendala biaya dan lahan yang terletak langsung
dipinggir sungai penulis memberikan saran agar keluarga lebih diedukasi
tentang kebersihan lingkungan baik oleh pihak akademisi, pemerintah,
stakeholder, maupun masyarakat sekitar. Sosialisasi dan edukasi yang
berlangsung secara terus-menerus dan konsisten kepada waga di sekitar
yang selama ini memanfaatkan jasa sungai Citarum sebagai saluran
pembuangan limbah rumah tangga atau pasar, agar lebih peduli untuk
bersikap ramah terhadap lingkungan, seperti tidak membuang sampah
sembarangan pada selokan atau sungai, tidak membuang limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3). DIbuatkan nya septic tank sendiri langsung
dilahan rumah yang bersangkutan atau secara terpusat di wilayah
tersebut.Menutup saluran yang langsung mengalir ke sungai serta
penegakan hukum yang lebih bijaksana.
g. Dokumentasi

133
Gambar 7.1 Rumah Tampak Depan Gambar 7.2 Jamban Keluarga

Gambar 7.3 Tempat Sampah


Keluarga 2.
a. Identitas Keluarga
Keluarga kedua yang penulis observasi adalah keluarga Bapak Kusmirar
yang beralamat di RT 03 RW 07 Kelurahan Kebon Jayanti, Kecamatan
Kiaracondong, Kota Bandung.Rumah Bapak Kusmirar terletak dekat
dengan aliran anak sungai Citarum.Bapak Kusmirar tinggal dirumah ini
dengan seorang istri dan 2 orang anak.Bapak Kusmirar sudah tinggal di
wilayah ini selama 19 tahun.
b. Kondisi Rumah
Bapak Kusmirar memiliki kondisi rumah yang bisa dikategorikan tidak
layak, kondisi luas tanah dan bangunan terletak pada samping anak sungai
sehingga luas tanah yang dimiliki sangatlah minim, kondisi bangunan
tidak terbangun secara kokoh dan tidak sebagai mestinya syarat rumah
sehat.Ventilasi dan jendela sangat minim yang membuat udara masuk dan
keluar tidak secara baik.Fasilitas ruangan dalam rumah seperti ruang tamu,
ruang keluarga, ruang tidur, ruang dapur dan jamban dinilai tidak layak.

134
Ketersediaan lahan halaman rumah tidak layak dikarenakan tidak adanya
lahan halaman untuk penanaman vegetasi maupun untuk resapan air
dikarenakan bagian depan rumah sudah menjadi jalan umum yang dilapisi
oleh aspal akan tetapi terdapat lubang biopori di depan rumah.
c. Kondisi Sanitasi
Kepemilikan jamban keluarga milik sendiri meskipun kondisi kurang
layak dikarenakan luas jamban yang tidak besar dan minim
pencahayaan.Bapak Kusmirar tidak memiliki septic tank, pembuangan air
kotor (seperti BAB dan BAK) serta air bekas cuci piring langsung
disalurkan dan dIbuang ke sungai dan limbah hasil keluarga disalurkan
kedalam pipa gorong-gorong.Bapak Kusmirar menggunakan kantong
keresek sebagai tempat sampah dan akan diberikan kepada petugas
pengambil sampah yang datang tiga kali dalam seminggu. Sumber air
keluarga Bapak Kusmirar berasal dari pipa ledeng.
d. Kebiasaan Keluarga
Keluarga Bapak Kusmirar memiliki kebiasaan cukup baik , dimana dalam
membersihkan ruangan di dalam rumah selalu dilakukan juga dalam
membersihkan jamban keluarga. Keluarga Bapak Kusmirar sudah bisa
memilah sampah sesuai dengan jenis sampahnya.
e. Usulan Program sesuai dengan kondisi dan kebiasaan keluarga yang
berhubungan dengan KANG PISMAN dan Citarum Harum
Gerakan KANG PISMAN adalah singkatan dari gerakan KANG (kurangi)
PIS (pisahkan) dan MAN (manfaatkan) sampah.Gerakan ini adalah wujud
#NyaahKaBandung perihal masalah sampah.
KANG (kurangi) setiap harinya kita harus selalu membiasakan:
mengurangi penggunaan kantong plastik, styrofoam dan bahan lain yang
sulit diurai oleh alam. Menggunakan kembali barang-barang yang masih
bisa digunakan.Membawa kantong belanja, tempat makan, minum sendiri
ketika berpergian.Serta makan dan minumsecukupnya dan
menghabiskannya.

135
PIS (pisahkan) di rumah kita dapat membagi tempat sampah menjadi 2
jenis berbeda yaitu organik (sisa makanan, tumbuhan dan lain-lain) dan
anorganik (botol, plastik, kertas dan lain-lain).
MAN (manfaatkan) sampah yang sudah dipisahkan, dimanfaatkan sesuai
jenisnya. Untuk sampah organik diolah kedalam biopori, komposter,
takakura, makanan ternak dan lain-lain.Untuk sampah anorganik bisa
dijadikan sedekah sampah atau dijual ke Bank sampah, serta penulis
memberi tahu larangan pembuangan sampah ke sungai sesuai Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2018.
f. Rekomendasi
Melihat dari permasalahan yang ditemukan di Keluarga 2 seperti
membuang air kotor (BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak memiliki
septic tank karena terkendala biaya dan lahan yang terletak langsung
dipinggir sungai penulis memberikan saran agar keluarga lebih diedukasi
tentang kebersihan lingkungan baik oleh pihak akademisi, pemerintah,
stakeholder, maupun masyarakat sekitar. Sosialisasi dan edukasi yang
berlangsung secara terus-menerus dan konsisten kepada waga di sekitar
yang selama ini memanfaatkan jasa sungai Citarum sebagai saluran
pembuangan limbah rumah tangga atau pasar, agar lebih peduli untuk
bersikap ramah terhadap lingkungan, seperti tidak membuang sampah
sembarangan pada selokan atau sungai, tidak membuang limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3). DIbuatkannya septic tank sendiri langsung
dilahan rumah yang bersangkutan atau secara terpusat di wilayah
tersebut.Menutup saluran yang langsung mengalir ke sungai serta
penegakan hukum yang lebih bijaksana.

136
g. Dokumentasi

Gambar 7.4 Rumah Tampak Depan Gambar 7.5 Tempat Sampah

Keluarga 3.
a. Identitas Keluarga
Keluarga pertama yang penulis observasi adalah keluarga Bapak Sarman
yang beralamat di RT 03 RW 07 Kelurahan Kebon Jayanti, Kecamatan
Kiaracondong, Kota Bandung.Rumah Bapak Sarman terletak dekat dengan
aliran anak sungai Citarum.Bapak Sarman tinggal dirumah ini dengan
seorang istri dan 1 orang anak.Bapak Sarman sudah tinggal di wilayah ini
selama 33 tahun.
b. Kondisi Rumah
Bapak Sarman memiliki kondisi rumah yang bisa dikategorikan tidak
layak, kondisi luas tanah dan bangunan terletak pada samping anak sungai
sehingga luas tanah yang dimiliki sangatlah minim, kondisi bangunan
tidak terbangun secara kokoh dan tidak sebagai mestinya syarat rumah
sehat.Ventilasi dan jendela sangat minim yang membuat udara masuk dan
keluar tidak secara baik.Fasilitas ruangan dalam rumah seperti ruang tamu,
ruang keluarga, ruang tidur, ruang dapur dan jamban dinilai tidak layak.
Ketersediaan lahan halaman rumah tidak layak dikarenakan tidak adanya
lahan halaman untuk penanaman vegetasi maupun untuk resapan air
dikarenakan bagian depan rumah sudah menjadi jalan umum yang dilapisi
oleh aspal.
c. Kondisi Sanitasi
Kepemilikan jamban keluarga milik sendiri meskipun kondisi kurang
layak dikarenakan luas jamban yang tidak besar dan minim

137
pencahayaan.Bapak Sarman tidak memiliki septic tank, pembuangan air
kotor (seperti BAB dan BAK) serta air bekas cuci piring langsung
disalurkan dan dIbuang ke sungai begitu pula dengan limbah hasil
keluarga.Bapak Supriya menggunakan kantong keresek sebagai tempat
sampah dan akan diberikan kepada petugas pengambil sampah yang
datang tiga kali dalam seminggu. Sumber air keluarga Bapak Sarman
berasal dari pipa ledeng.
d. Kebiasaan Keluarga
Keluarga Bapak Sarman memiliki kebiasaan cukup baik , dimana dalam
membersihkan ruangan di dalam rumah selalu dilakukan juga dalam
membersihkan jamban keluarga. Keluarga Bapak Sarman belum bisa
memilah sampah sesuai dengan jenis sampahnya.
e. Usulan Program sesuai dengan kondisi dan kebiasaan keluarga yang
berhubungan dengan KANG PISMAN dan Citarum Harum
Gerakan KANG PISMAN adalah singkatan dari gerakan KANG (kurangi)
PIS (pisahkan) dan MAN (manfaatkan) sampah.Gerakan ini adalah wujud
#NyaahKaBandung perihal masalah sampah.
KANG (kurangi) setiap harinya kita harus selalu membiasakan:
mengurangi penggunaan kantong plastik, styrofoam dan bahan lain yang
sulit diurai oleh alam. Menggunakan kembali barang-barang yang masih
bisa digunakan.Membawa kantong belanja, tempat makan, minum sendiri
ketika berpergian.Serta makan dan minumsecukupnya dan
menghabiskannya.
PIS (pisahkan) di rumah kita dapat membagi tempat sampah menjadi 2
jenis berbeda yaitu organik (sisa makanan, tumbuhan dan lain-lain) dan
anorganik (botol, plastik, kertas dan lain-lain).
MAN (manfaatkan) sampah yang sudah dipisahkan, dimanfaatkan sesuai
jenisnya. Untuk sampah organik diolah kedalam biopori, komposter,
takakura, makanan ternak dan lain-lain.Untuk sampah anorganik bisa
dijadikan sedekah sampah atau dijual ke Bank sampah, serta penulis

138
memberi tahu larangan pembuangan sampah ke sungai sesuai Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2018.
f. Rekomendasi
Melihat dari permasalahan yang ditemukan di Keluarga 3 seperti
membuang air kotor (BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak memiliki
septic tank karena terkendala biaya dan lahan yang terletak langsung
dipinggir sungai penulis memberikan saran agar keluarga lebih diedukasi
tentang kebersihan lingkungan baik oleh pihak akademisi, pemerintah,
stakeholder, maupun masyarakat sekitar. Sosialisasi dan edukasi yang
berlangsung secara terus-menerus dan konsisten kepada waga di sekitar
yang selama ini memanfaatkan jasa sungai Citarum sebagai saluran
pembuangan limbah rumah tangga atau pasar, agar lebih peduli untuk
bersikap ramah terhadap lingkungan, seperti tidak membuang sampah
sembarangan pada selokan atau sungai, tidak membuang limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3). DIbuatkan nya septic tank sendiri langsung
dilahan rumah yang bersangkutan atau secara terpusat di wilayah
tersebut.Menutup saluran yang langsung mengalir ke sungai serta
penegakan hukum yang lebih bijaksana.
g. Dokumentasi

Gambar 7.6 Rumah Tampak Depan Gambar 7.7 Jamban Keluarga

139
Gambar 7.8 Tempat Sampah

8. Salsabila
Keluarga I
a. Identitas Keluarga
Keluarga pertama yang penulis pendataan dan sosialisasi adalah Keluarga
Ibu Tini.yang bertempat tinggal di RT 06, RW 01 Kelurahan Kebon
Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung.Rumah Ibu Tini ini
terletak di bantaran anak Sungai Citarum.Ibu Tini sudah tinggal di
Kelurahan Kebon Jayanti selama 50 tahun dengan tiga anggota keluarga
lainnya.
b. Kondisi Rumah
Kondisi rumah Ibu Tini bisa dikategorikan tidak layak.Karena belum
memenuhi syarat rumah sehat.Rumahnya juga terletak di bantaran Sungai
Citarum.Selain itu, lantainya masih beralaskan semen.BAK sampah juga
tidak disediakan oleh pemilik rumah.
Selain itu, depan rumah Keluarga Ibu Tini langsung berhadapan dengan
aspal. Dengan demikian, tidak tersedia biopori.Selain itu, ventilasi di
rumah Ibu Tini sangat minim.Karena dapat terlihat seluruh rumahnya tidak
disediakan jendela.Hanya terdapat pintu dan jendela kaca yang tidak bisa
dIbuka.Keluarga Ibu Tini juga tidak memiliki septic tank.Maka, seluruh
pembuangan langsung mengalir ke sungai.Hal tersebut dapat
menyeBABkan pencemaran lingkungan di sekitar tempat tinggal Keluarga
Ibu Tini.
c. Kondisi Sanitasi

140
Keluarga Ibu Tini sudah memiliki kamar mandi yang disertai dengan
kloset.Namun tidak memiliki septic tank, pembuangan air kotor (seperti
BAB dan BAK) serta air bekas cucian piring dan pakaian langsung
disalurkan dan dIbuang ke sungai.Begitu pula dengan pembuangan limbah
keluarga.Keluarga Ibu Tini memproduksi sampah sebanyak 2-3 kantung
plastik berukuran sedang.Pengangkutan sampah dilakukan oleh petugas
sampah setiap hari kecuali Hari Jumat dan Minggu.Selain itu, Keluarga
Ibu Tini belum melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik.
d. Kebiasaan Keluarga
Keluarga Ibu Tini sudah memiliki kebiasaan yang cukup baik.Karena
seluruh ruangannya selalu dibersihkan oleh Ibu Tini setiap hari.Keluarga
Ibu Tini tidak pernah membuang sampah ke sungai.Karena menurutnya
hal tersebut dapat menyeBABkan lingkungan rumahnya terkena banjir.Ibu
Tini memiliki kebiasaan untuk mengolah makanan bagi keluarganya
sendiri, agar terjamin kebersihannya.Selain itu, kamar mandi selalu
dibersihkan oleh Ibu Tini walaupun waktunya tidak menentu. Keluarga
Ibu Tini juga memiliki taman beserta vertical garden yang terawat di
samping rumahnya. Namun, Keluarga Ibu Tini belum melakukan
kebiasaan untuk memilah sampah organik dan anorganik.
e. Usulan Program sesuai dengan kondisi dan kebiasaan keluarga yang
berhubungan dengan Citarum Harum dan Kang Pisman (Kurangi,
Pisahkan, dan Manfaatkan)
Keluarga Ibu Tini memerlukan septic tank komunal untuk mengatasi
pembuangan air kotor (BAK dan BAB).Selain itu, diperlukan pula
sosialisasi mengenai pemakaian tempat minum dan tempat makan sebagai
pengganti penggunaan plastik.Diperlukan pula penggantian sedotan plastik
menjadi sedotan berbahan kayu atau stainless steel agar ramah lingkungan
dan mengurangi sampah anorganik yang sulit terurai. Selanjutnya,
Keluarga Ibu Tini juga memerlukan tas belanja berbahan kain untuk
mengganti penggunaan kresek yang dapat merusak lingkungan.

141
Perlu diadakannya sosialisasi kembali mengenai pemilahan sampah, antara
sampah organik dan anorganik. Serta bagaimana cara pengolahannya.
Misalnya diadakan pelatihan mengubah sampah anorganik berupa botol
dimanfaatkan kembali menjadi pot tanaman. Sedangkan sampah anorganik
berupa kemasan bisa dimanfaatkan menjadi tikar atau tas. Selain itu
sampah organik bisa diolah menjadi kompos.Beberapa contoh pengolahan
tersebut bisa bernilai ekonomis dan menguntungkan.
f. Rekomendasi
Dengan melihat berbagai permasalahan yang dihadapi oleh Keluarga Ibu
Tini, maka penulis merekomendasikan agar adanya kerjasama antara
pemerintah, tentara, masyarakat, akademisi, dan stake holder untuk
menyosialisasikan kebersihan di Sungai Citarum dan Kang Pisman
(Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan). Selain itu diperlukannya pembuatan
septic tank komunal.Karena keterbatasan biaya dan tempat.
Hal lainnya, yaitu perlu adanya penutupan saluran yang mengarah ke
sungai dan penegakkan hukum bagi masyarakat yang melanggar aturan
dari pemerintah mengenai kebersihan di Sungai Citarum dan lingkungan
sekitarnya.
g. Dokumentasi

Gambar 8.1 Rumah Tampak Depan Gambar 8.2 Taman


Keluarga 2.
a. Identitas Keluarga
Keluarga ke dua yang penulis pendataan dan sosialisasi adalah Keluarga
Ibu Yayah yang bertempat tinggal di RT 01, RW 05 Kelurahan Kebon
Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung.Rumah Ibu Yayah ini

142
terletak di bantaran anak Sungai Citarum.Ibu Yayah sudah tinggal di
Kelurahan Kebon Jayanti selama 25 tahun dengan enam anggota keluarga
lainnya.

b. Kondisi Rumah
Kondisi rumah Ibu Yayah bisa dikategorikan tidak layak.Rumah Ibu
Yayah terletak di bantaran anak Sungai Citarum.Rumah tersebut tidak bisa
dikategorikan rumah sehat.Karena, ventilasi udara yang kurang memadai
dan pencahayaan yang kurang baik.Ibu Yayah tidak menyediakan BAK
sampah untuk memudahkan petugas sampah mengambil sampahnya.
Rumah Keluarga Ibu Yayah langsung berhadapan dengan aspal.Dengan
kondisi tersebut, tidak memungkinkan adanya biopori.Selain itu, ventilasi
di rumah Ibu Yayah sangat minim.Karena ruang bagi ventilasi sudah
tertutup oleh rumah lainnya.Keluarga Ibu Yayah juga tidak memiliki
septic tank.Dengan demikian seluruh pembuangan langsung mengalir ke
sungai.Hal tersebut dapat menyeBABkan pencemaran lingkungan di
sekitar tempat tinggal Keluarga Ibu Yayah.
c. Kondisi Sanitasi
Keluarga Ibu Yayah sudah memiliki kamar mandi yang disertai dengan
kloset.Namun tidak memiliki septic tank, pembuangan air kotor (seperti
BAB dan BAK) serta air bekas cucian piring dan pakaian langsung
disalurkan dan dIbuang ke sungai.Begitu pula dengan pembuangan limbah
keluarga.Keluarga Ibu Yayah memproduksi sampah sebanyak 1-2 kantung
plastik berukuran sedang.Selain itu, Ibu Yayah sudah melakukan
pemilahan sampah.Namun kurang maksimal.Karena, Ibu Yayah hanya
memisahkan sampah botol plastik dengan sampah lainnya untuk
dijual.Pengangkutan sampah dilakukan oleh petugas sampah setiap dua
kali seminggu, yaitu pada Hari Kamis dan Jumat.
d. Kebiasaan Keluarga
Keluarga Ibu Yayah sudah memiliki kebiasaan yang baik.Karena seluruh
ruangannya selalu dibersihkan oleh Ibu Yayah setiap hari.Keluarga

143
IbuYayah tidak pernah membuang sampah ke sungai.Karena menurutnya
hal tersebut dapat menyeBABkan lingkungan rumahnya terkena banjir.Ibu
Yayah memiliki kebiasaan untuk mengolah makanan bagi keluarganya
sendiri, agar terjamin kebersihannya.Selain itu, kamar mandi selalu
dibersihkan oleh Ibu Yayah.Ibu Yayah sudah memiliki kebiasaan untuk
memilah sampah.Namun, sampah yang dipilah hanya botol plastik.
e. Usulan Program sesuai dengan kondisi dan kebiasaan keluarga yang
berhubungan dengan Citarum Harum dan Kang Pisman (Kurangi,
Pisahkan, dan Manfaatkan)
Keluarga Ibu Yayah memerlukan septic tank komunal untuk mengatasi
pembuangan air kotor (BAK dan BAB).Selain itu, diperlukan pula
sosialisasi mengenai pemakaian tempat minum dan tempat makan sebagai
pengganti penggunaan plastik.Diperlukan pula penggantian sedotan plastik
menjadi sedotan berbahan kayu atau stainless steel agar ramah lingkungan
dan mengurangi sampah anorganik yang sulit terurai. Selanjutnya,
Keluarga Ibu Yayah juga memerlukan tas belanja berbahan kain untuk
mengganti penggunaan kresek yang dapat merusak lingkungan. Perlu
diadakannya sosialisasi kembali mengenai pemilahan sampah, antara
sampah organik dan anorganik. Serta bagaimana cara pengolahannya.
Misalnya diadakan pelatihan mengubah sampah anorganik berupa botol
dimanfaatkan kembali menjadi pot tanaman. Sedangkan sampah anorganik
berupa kemasan bisa dimanfaatkan menjadi tikar atau tas. Selain itu
sampah organik bisa diolah menjadi kompos.Beberapa contoh pengolahan
tersebut bisa bernilai ekonomis dan menguntungkan.
f. Rekomendasi
Dengan melihat berbagai permasalahan yang dihadapi oleh Keluarga Ibu
Yayah, maka penulis merekomendasikan agar adanya kerjasama antara
pemerintah, tentara, masyarakat, akademisi, dan stake holder untuk
menyosialisasikan kebersihan di Sungai Citarum dan Kang Pisman
(Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan). Selain itu diperlukannya pembuatan
septic tank komunal.Karena keterbatasan biaya dan tempat. Hal lainnya,

144
yaitu perlu adanya penutupan saluran yang mengarah ke sungai dan
penegakkan hukum bagi masyarakat yang melanggar aturan dari
pemerintah mengenai kebersihan di Sungai Citarum dan lingkungan
sekitarnya.

g. Dokumentasi

Gambar 8.3 Jamban Gambar 8.4 Tempat Sampah Gambar 8.5 Keluarga
yang disosialisasi
Keluarga 3.
a. Identitas Keluarga
Keluarga ke tiga yang penulis pendataan dan sosialisasi adalah Keluarga
Bapak A. Ngadiman R.S. dan Ibu A. Setyawati.yang bertempat tinggal di
RT 06, RW 01 Kelurahan Kebon Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota
Bandung.Rumah Bapak A. Ngadiman R.S. dan Ibu A. Setyawati ini
terletak di bantaran Sungai Citarum.Bapak A. Ngadiman R.S. dan Ibu A.
Setyawati sudah tinggal di Kelurahan Kebon Jayanti selama 61 tahun.
b. Kondisi Rumah
Kondisi rumah Bapak A. Ngadiman R.S. dan Ibu A. Setyawati bisa
dikategorikan kurang layak.Karena terletak tepat di atas anak Sungai
Citarum.Rumah tersebut sudah memenuhi kategori rumah sehat.Karena
terdapat banyak ventilasi udara dan selalu terjaga kebersihan
rumahnya.Ventilasi rumah yang baik dapat terlihat banyak tersedianya
jendela di sekeliling rumah tersebut.Lantainya sudah menggunakan
keramik.Tetapi, BAK sampah juga belum disediakan oleh pemilik
rumah.Jadi, hasil sampah sehari-hari hanya bisa digantungkan pada pagar.
Depan rumah Keluarga Bapak A. Ngadiman R.S. dan Ibu A. Setyawati

145
langsung berhadapan dengan aspal. Dengan demikian tidak tersedia
biopori.Keluarga Bapak A. Ngadiman R.S. dan Ibu A. Setyawati juga
tidak memiliki septic tank. Seluruh pembuangan langsung mengalir ke
sungai.Hal tersebut dapat menyebabkan pencemaran lingkungan di
lingkungan sekitar tempat tinggal Keluarga Bapak A. Ngadiman R.S. dan
Ibu A. Setyawati.
c. Kondisi Sanitasi
Keluarga Bapak A. Ngadiman R.S. dan Ibu A. Setyawati sudah memiliki
kamar mandi yang disertai dengan kloset.Namun tidak memiliki septic
tank, pembuangan air kotor (seperti BAB dan BAK) serta air bekas cucian
piring dan pakaian langsung disalurkan dan dIbuang ke sungai.Begitu pula
dengan pembuangan limbah keluarga.Keluarga Bapak A. Ngadiman R.S.
dan Ibu A. Setyawati memproduksi sampah sebanyak satu kantung plastik
berukuran sedang.Pengangkutan sampah dilakukan oleh petugas sampah
setiap hari.Namun, jika terdapat kendala, sampah diangkut dua kali
seminggu.Selain itu, Keluarga Bapak A. Ngadiman R.S. dan Ibu A.
Setyawati sudah melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik.
d. Kebiasaan Keluarga
Keluarga Bapak A. Ngadiman R.S. dan Ibu A. Setyawati sudah memiliki
kebiasaan yang cukup baik.Karena seluruh ruangannya selalu dibersihkan
oleh Bapak A. Ngadiman R.S. dan Ibu A. Setyawati setiap hari.Keluarga
Bapak A. Ngadiman R.S. dan Ibu A. Setyawati tidak pernah membuang
sampah ke sungai.Karena menurutnya hal tersebut dapat menyeBABkan
lingkungan rumahnya terkena banjir.Bapak A. Ngadiman R.S. dan Ibu A.
Setyawati memiliki kebiasaan untuk mengolah makanan bagi keluarganya
sendiri, agar terjamin kebersihannya.Selain itu, kamar mandi selalu
dibersihkan oleh Bapak A. Ngadiman R.S. dan Ibu A. Setyawati walaupun
waktunya tidak menentu.Sampah sudah dipisahkan antara sampah organik
dan anorganik. Namun, belum melakukan pemanfaatan sampah menjadi
barang lain.

146
e. Usulan Program sesuai dengan kondisi dan kebiasaan keluarga yang
berhubungan dengan Citarum Harum dan Kang Pisman (Kurangi,
Pisahkan, dan Manfaatkan)
Keluarga Bapak A. Ngadiman R.S. dan Ibu A. Setyawati memerlukan
septic tank komunal untuk mengatasi pembuangan air kotor (BAK dan
BAB).Selain itu, diperlukan pula sosialisasi mengenai pemakaian tempat
minum dan tempat makan sebagai pengganti penggunaan
plastik.Diperlukan pula penggantian sedotan plastik menjadi sedotan
berbahan kayu atau stainless steel agar ramah lingkungan dan mengurangi
sampah anorganik yang sulit terurai. Selanjutnya, Keluarga Bapak A.
Ngadiman R.S. dan Ibu A. Setyawati juga memerlukan tas belanja
berbahan kain untuk mengganti penggunaan kresek yang dapat merusak
lingkungan.
Perlu diadakannya sosialisasi kembali mengenai pemilahan sampah, antara
sampah organik dan anorganik. Serta cara pengolahannya. Misalnya
diadakan pelatihan mengubah sampah anorganik berupa botol
dimanfaatkan kembali menjadi pot tanaman. Sedangkan sampah anorganik
berupa kemasan bisa dimanfaatkan menjadi tikar atau tas. Selain itu
sampah organik bisa diolah menjadi kompos.Beberapa contoh pengolahan
tersebut bisa bernilai ekonomis dan menguntungkan.

f. Rekomendasi
Dengan melihat berbagai permasalahan yang dihadapi oleh Keluarga
Bapak A. Ngadiman R.S. dan Ibu A. Setyawati, maka penulis
merekomendasikan agar adanya kerjasama antara pemerintah, tentara,
masyarakat, akademisi, dan stake holder untuk menyosialisasikan
kebersihan di Sungai Citarum dan Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, dan
Manfaatkan). Selain itu diperlukannya pembuatan septic tank
komunal.Karena keterbatasan biaya dan tempat.

147
Hal lainnya, yaitu perlu adanya penutupan saluran yang mengarah ke
sungai dan penegakkan hukum bagi masyarakat yang melanggar aturan
dari pemerintah mengenai kebersihan di Sungai Citarum dan lingkungan
sekitarnya.
g. Dokumentasi

Gambar 8.6 Jamban Keluarga Gambar 8.7 Tempat Sampah

Gambar 8.8 Rumah Tampak Depan dengan Anggota Keluarga

148
9. Shidqi Maulida
Keluarga I
a. Identitas Keluarga
Rumah Ibu Hamsi berlokasi di RT 02 RW 05 Kelurahan Kebon Jayanti,
Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung. Jumlah anggota keluarga
berjumlah 3 orang. Keluarga ini sudah lama bermukim di bantaran sungai
dalam kurun waktu 30 tahun.
b. Kondisi Rumah
Ibu Hamsi bertempat tinggal di sebuah kontrakan yang dapat dikatak tidak
begitu besar.Rumah dengan cat tembok berwarna hijaua inisudah
dikatakan cukup layak untuk ditinggali oleh 3 orang. Kelayakan ventilisi
untuk rumah ini sudah cukup baik. Rumah ini memiliki jendela dapur yang
menghadap ke bantaran sungai. Jamban yang dimiliki sudah layak. Rumah
ini juga dilengkapi dengan biopori.
c. Kondisi Sanitasi
Dalam pembuangan sampah rumah ini hanya mengumpulkannya didepan
rumah agar langsung diangkut dengan petugas.Dalam pembuangan
kotoran (feses), yang dimana penghuni rumah ini masih membuangnya ke
sungai.
d. Kebiasaan Keluarga
Dalam masalah yang berkaitan dengan sampah, keluarga ini menghasilkan
sampah satu plastic berukuran dalam satu hari. Keluarga ini menunggu
petugas sampah untuk mengangkut sampah-sampah yang sudah
dikumpulkan. Biasanya pengangkutan sampah dilakukan 2 kali seminggu.
Keluarga ini sudah melakukan pemilihan sampah organik dan non organik.
Tetapi belum melakukan pemanfaatan sampah organik maupun non
organik. Meskipun sudah melakukan pemilihan sampah tetapi yang masih
menjadi masalah dari keluarga ini, Ibu dari keluarga ini masih membuang
sisa-sisa ikan atau sisa-sisa nasi ke sungai.

149
e. Usulan Program Sesuai Kondisi dan Kebiasaan Keluarga yang
Berhubungan dengan KANGPISMAN (Kurangi, Pisahkan dan
Manfaatkan)
Perlu dilakukan sosialisasi setiap RT/RW tentang KANGPISMAN.
Karena masih ada beberapa hal yang belum dipahami oleh keluarga ini
meskipun sudah melakukan pemilihan sampah organik dan An-organik.
Kurangi Penggunaan semua yang terbuat dari bahan plastik dan bahan
lainnya yang sulit diurai oleh alam seperti kanton plastik, botol/gelas air
mineral, styrofoam, dll. Menggunakan kembali barang-barang yang masih
bisa digunakan, Membawa kantong belanja sendiri ketika berpergian,
Makan dan minum secukupnya dan menghabiskannya.
Pisahkan sampah organik, sampah anorganik daur ulang dan sampah
sisanya/ B3 (Bahan Beracun Berbahaya)
Manfaatkan sampah yang sudah dipisahkan dan dimanfaatkan sesuai
dengan jenisnya. Sampah organik bisa dimanfaatkan dengan diolah
kedalam biopori, komposter, takakura, bata terawang, biodigester, magot
BSF, serta menjadi makanan ternak dan kascing. Sampah anorganik dapat
dijadikan bahan kerajinan yang bisa digunakan sehari-hari. Atau bisa juga
sampah jenis ini diberikan ke petugas kebersihan atau diserahkan ke bank
sampah. Begitu pula pada sampah B3 dibawa ke Tempat Penampungan
Sementara (TPS) untuk diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) oleh
PD Kebersihan.
f. Rekomendasi
Melihat permasalahan dari sisi sampah, disarankan untuk membuat
beberapa TPS khusus sampah-sampah Organik maupun Anorganik di
Kelurahan Kebon Jayanti. Selain permasalahan sampah, permasalahan
pembuangan air kotor (BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septic tank karena terkendala biaya penulis menyarankan untuk
memberikan edukasi tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan.
Keluarga 2.
a. Identitas Keluarga

150
Rumah Bapak Agus Ana berlokasi di RT.01 RW.05 Kelurahan Kebon
Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung. Jumlah anggota
keluarga berjumlah 6 orang. Keluarga ini sudah lama bermukim di
bantaran sungai dalam kurun waktu 35 tahun.
b. Kondisi Rumah
Rumah keluarga Bapak Agus Ana berada di pinggir jalan dan aliran sungai
berada tepat dibawah rumah.Rumah berdua lantai ini sudah dikatakan
cukup layak untuk ditinggali oleh 6 orang. Kelayakan ventilasi untuk
rumah ini sudah cukup baik. Rumah ini memiliki jendela di ruang tamu.
Kebersihan pelataran rumah kurang diperhatikan. Dan dengan kondisi
dapur maupun jamban juga sudah cukup layak. Rumah ini tidak
dilengkapi dengan biopori karena tidak terdapat lahan.
c. Kondisi Sanitasi
Dalam pembuangan sampah, rumah ini minim perhatian namun sudah
terdapat tempat sampah pribadi.Hal tersebut dIbuktikan tampak jelas
bagaimana pelataran rumah tersebut.Kepemilikan jamban pada keluarga
ini adalah toilet pribadi. Air untuk MCK sudah bersih. Permasalahan
rumah ini adalah kotoran (feses), yang dimana penghuni rumah ini masih
membuangnya ke sungai.
d. Kebiasaan Keluarga
Dalam masalah yang berkaitan dengan sampah, keluarga ini mengemasnya
dengan plastik ukuran sedang, dengan 2 plastik setiap harinya dan
mengandalkan petugas kebersihan untuk pengangkutan. Pengangkutan
sampah dilakukan 2 kali seminggu. Keluarga ini sudah melakukan
pemilahan sampah organik dan sampah plastik. Namun penghuni rumah
ini belum melakukan pemanfaatan sampah. Meskipun sudah melakukan
pemilahan sampah tetapi yang masih menjadi masalah dari keluarga ini,
Ibu dari keluarga ini masih membuang sisa-sisa ikan atau sisa-sisa nasi ke
sungai.

151
e. Usulan Program Sesuai Kondisi dan Kebiasaan Keluarga yang
Berhubungan dengan KANGPISMAN (Kurangi, Pisahkan dan
Manfaatkan)
Perlu dilakukan sosialisasi setiap RT/RW tentang KANGPISMAN.
Karena masih ada beberapa hal yang belum dipahami oleh keluarga ini
meskipun sudah melakukan pemilihan sampah organik dan An-organik.
Kurangi Penggunaan semua yang terbuat dari bahan plastik dan bahan
lainnya yang sulit diurai oleh alam seperti kanton plastik, botol/gelas air
mineral, styrofoam, dll. Menggunakan kembali barang-barang yang masih
bisa digunakan, Membawa kantong belanja sendiri ketika berpergian,
Makan dan minum secukupnya dan menghabiskannya.
Pisahkan sampah organik, sampah anorganik daur ulang dan sampah
sisanya/ B3 (Bahan Beracun Berbahaya)
Manfaatkan sampah yang sudah dipisahkan dan dimanfaatkan sesuai
dengan jenisnya. Sampah organik bisa dimanfaatkan dengan diolah
kedalam biopori, komposter, takakura, bata terawang, biodigester, magot
BSF, serta menjadi makanan ternak dan kascing. Sampah anorganik dapat
dijadikan bahan kerajinan yang bisa digunakan sehari-hari. Atau bisa juga
sampah jenis ini diberikan ke petugas kebersihan atau diserahkan ke bank
sampah. Begitu pula pada sampah B3 dibawa ke Tempat Penampungan
Sementara (TPS) untuk diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) oleh
PD Kebersihan.
f. Rekomendasi
Melihat permasalahan dari sisi sampah, disarankan untuk membuat
beberapa TPS khusus sampah-sampah Organik maupun Anorganik di
Kelurahan Kebon Jayanti. Selain permasalahan sampah, permasalahan
pembuangan air kotor (BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septic tank karena terkendala biaya penulis menyarankan untuk
memberikan edukasi tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan.
Keluarga 3.
a. Identitas Keluarga

152
Rumah Bapak Kartono Budi berlokasi di RT.06 RW.01 Kelurahan Kebon
Jayanti, Kecamatan Kiara Condong, Kota Bandung. Jumlah anggota
keluarga berjumlah 4 orang. Keluarga ini sudah lama bermukim di
bantaran sungai dalam kurun waktu 47 tahun.
b. Kondisi Rumah
Bapak Kartono Budi bertempat tinggal di sebuah rumah lumayan
besar.Rumah dengan cat tembok berwarna putih inisudah dikatakan sangat
layak untuk ditinggali oleh 4 orang. Kelayakan ventilasi untuk rumah ini
sudah cukup baik. Rumah ini memiliki jendela di ruang tamu dan ada juga
dapur yang membelakangi bantaran sungai. Adapun jamban yang dipakai
juga sudah layak. Rumah ini juga dilengkapi dengan biopori dan tanam-
tanaman resapan.
c. Kondisi Sanitasi
Kepemilikan jamban pada keluarga ini adalah toilet pribadi. Air untuk
MCK pun dapat dikatakan sudah bersih. Namun permasalahan pada rumah
inipada pembuangan kotoran (feses), yang dimana kotoran tersebut
dIbuang menuju sungai.
Dalam pembuangan sampah, rumah ini sudah ada upaya
pemisahan.Penampungan sampah pada rumah ini menggunakan trash bag
yang ditunggu sampai penuh, jika sudah penuh baru dikeluarkan untuk
diangkut oleh petugas dalam 2 kali seminggu. Dan sampah organiknya
dikumpulkan pada tong besi.
d. Kebiasaan Keluarga
Dalam masalah yang berkaitan dengan sampah, keluarga ini menghasilkan
sampah satu trash bag dalam satu hari. Keluarga ini menunggu petugas
sampah untuk mengangkut sampah-sampah yang sudah dikumpulkan.
Biasanya pengangkutan sampah dilakukan 2 kali seminggu. Keluarga ini
sudah melakukan pemilihan sampah organik dan non organik. Tetapi
melakukan pemanfaatan sampah organik hanya sebagai pupuk saja.
Meskipun sudah melakukan pemilahan sampah, sampah yang dipilah
hanya yang memiliki nilai jual.

153
e. Usulan Program Sesuai Kondisi dan Kebiasaan Keluarga yang
Berhubungan dengan KANGPISMAN (Kurangi, Pisahkan dan
Manfaatkan)
Perlu dilakukan sosialisasi setiap RT/RW tentang KANGPISMAN.
Karena masih ada beberapa hal yang belum dipahami oleh keluarga ini
meskipun sudah melakukan pemilihan sampah organik dan An-organik.
Kurangi Penggunaan semua yang terbuat dari bahan plastik dan bahan
lainnya yang sulit diurai oleh alam seperti kanton plastik, botol/gelas air
mineral, styrofoam, dll. Menggunakan kembali barang-barang yang masih
bisa digunakan, Membawa kantong belanja sendiri ketika berpergian,
Makan dan minum secukupnya dan menghabiskannya.
Pisahkan sampah organik, sampah anorganik daur ulang dan sampah
sisanya/ B3 (Bahan Beracun Berbahaya). Manfaatkan sampah yang sudah
dipisahkan dan dimanfaatkan sesuai dengan jenisnya. Sampah organik bisa
dimanfaatkan dengan diolah kedalam biopori, komposter, takakura, bata
terawang, biodigester, magot BSF, serta menjadi makanan ternak dan
kascing. Sampah anorganik dapat dijadikan bahan kerajinan yang bisa
digunakan sehari-hari. Atau bisa juga sampah jenis ini diberikan ke
petugas kebersihan atau diserahkan ke bank sampah. Begitu pula pada
sampah B3 dibawa ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) untuk
diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) oleh PD Kebersihan.

f. Rekomendasi
Melihat permasalahan dari sisi sampah, disarankan untuk membuat
beberapa TPS khusus sampah-sampah Organik maupun Anorganik di
Kelurahan Kebon Jayanti. Selain permasalahan sampah, permasalahan
pembuangan air kotor (BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septic tank karena terkendala biaya penulis menyarankan untuk
memberikan edukasi tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan.

154
Keluarga 4.
a. Identitas Keluarga
Rumah kontrakan berkepala keluarga Bapak Aceng Rasyidi ini berlokasi
di RT 02 RW 05 Kelurahan Kebon Jayanti, Kecamatan Kiaracondong,
Kota Bandung. Jumlah anggota keluarga berjumlah 3 orang. Keluarga ini
bermukim di bantaran sungai dalam kurun waktu baru 3 bulan.
b. Kondisi Rumah
Bapak Aceng Rasyidi bertempat tinggal di sebuah kontrakan yang tidak
begitu besar. Rumah kontrakan inisudah dikatakan cukup untuk ditinggali
oleh 3 orang.Dan memiliki jendela yang berada di dapur yang menghadap
ke bantaran sungai.Adapun jamban yang dimiliki sudah milik
pribadi.Namun rumah ini belum dilengkapi dengan biopori dikarenakan
keterbatasan lahan.
c. Kondisi Sanitasi
Kepemilikan jamban pada keluarga ini adalah toilet pribadi. Air untuk
MCK pun dapat dikatakan sudah bersih. Namun permasalahan pada rumah
inipada pembuangan kotoran (feses), yang dimana kotoran tersebut
dIbuang menuju sungai.
Dalam pembuangan sampah, rumah ini sudah ada upaya
pemisahan.Penampungan sampah pada rumah ini menggunakan trash bag
yang ditunggu sampai penuh, jika sudah penuh baru dikeluarkan untuk
diangkut oleh petugas dalam 2 kali seminggu. Dan sampah organiknya
dikumpulkan pada tong besi.
d. Kebiasaan Keluarga
Dalam masalah yang berkaitan dengan sampah, keluarga ini menghasilkan
sampah 2kantong plastic berukuran sedang dalam 1 hari. Keluarga ini
menunggu petugas sampah untuk mengangkut sampah-sampah yang sudah
dikumpulkan. Biasanya pengangkutan sampah dilakukan 2 kali seminggu.
Keluarga ini sudah melakukan pemilihan sampah organik dan non organik.
Tetapi belum melakukan pemanfaatan sampah organik maupun non
organik. Meskipun sudah melakukan pemilihan sampah tetapi yang masih

155
menjadi masalah dari keluarga ini, Ibu dari keluarga ini masih membuang
sisa-sisa ikan atau sisa-sisa nasi ke sungai.
e. Usulan Program Sesuai Kondisi dan Kebiasaan Keluarga yang
Berhubungan dengan KANGPISMAN (Kurangi, Pisahkan dan
Manfaatkan)
Perlu dilakukan sosialisasi setiap RT/RW tentang KANGPISMAN.
Karena masih ada beberapa hal yang belum dipahami oleh keluarga ini
meskipun sudah melakukan pemilihan sampah organik dan An-organik.
Kurangi Penggunaan semua yang terbuat dari bahan plastik dan bahan
lainnya yang sulit diurai oleh alam seperti kanton plastik, botol/gelas air
mineral, styrofoam, dll. Menggunakan kembali barang-barang yang masih
bisa digunakan, Membawa kantong belanja sendiri ketika berpergian,
Makan dan minum secukupnya dan menghabiskannya.
Pisahkan sampah organik, sampah anorganik daur ulang dan sampah
sisanya/ B3 (Bahan Beracun Berbahaya)
Manfaatkan sampah yang sudah dipisahkan dan dimanfaatkan sesuai
dengan jenisnya. Sampah organik bisa dimanfaatkan dengan diolah
kedalam biopori, komposter, takakura, bata terawang, biodigester, magot
BSF, serta menjadi makanan ternak dan kascing. Sampah anorganik dapat
dijadikan bahan kerajinan yang bisa digunakan sehari-hari. Atau bisa juga
sampah jenis ini diberikan ke petugas kebersihan atau diserahkan ke bank
sampah. Begitu pula pada sampah B3 dibawa ke Tempat Penampungan
Sementara (TPS) untuk diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) oleh
PD Kebersihan.
f. Rekomendasi
Melihat permasalahan dari sisi sampah, disarankan untuk membuat
beberapa TPS khusus sampah-sampah Organik maupun Anorganik di
Kelurahan Kebon Jayanti. Selain permasalahan sampah, permasalahan
pembuangan air kotor (BAB dan BAK) langsung ke sungai, tidak
memiliki septic tank karena terkendala biaya penulis menyarankan untuk
memberikan edukasi tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan.

156
g. Dokumentasi

Gambar 9.1 Tempat Sampah Gambar 9.2 Jamban Keluarga

10. Nabilah Hanifah Az-Zahra dan Salsabila


Keluarga 1.
a. Identitas Keluarga
Keluarga pertama yang penulis lakukan pendataan dan berikan sosialisasi
adalah keluarga bapak Ujang yang beralamat di RT 06/RW 02 Kel. Kebon
Jayanti, Kec. Kiaracondong.Bapak Ujang tinggal bersama 4 orang anggota
keluarganya dan sudah menempati alamat tersebut selama 2 tahun.
b. Kondisi Rumah
Bangunan rumah bapak Ujang berada tepat di atas Sungai Sekowaluh dan
sudah berdiri kokoh. Kondisi rumah bapak Ujang sangat sederhana,
terdapat warung kecil di teras depan rumahnya.
c. Kondisi Sanitasi
Kepemilikan jamban di rumah Keluarga bapak Ujang sudah milik sendiri.
Dengan dilengkapi pintu, bangunan jamban sudah berdiri kokoh meskipun
keberadaan jamban tersebut ada di bagian teras depan, bukan di dalam
bangunan rumah. Pada rumah bapak Ujang, yang berada tepat di atas
sungai, tidak terdapat ceptictank.Kotoran dan bekas sisa pembuangan
kotoran dan juga air limbah kegiatan rumah tangga langsung disalurkan
jatuh ke sungai. Untuk sampah rumah tangga yang dihasilkan oleh
keluarga bapak Ujang sudah dilaksanakan pemilihan untuk barang

157
tertentu, seperti botol plastik dan kardus kering yang masih memiliki nilai
jual.Khusus sampah lainnya, sebanyak 1 kresek sampah diperoleh setiap
hari dan diambil oleh petugas sampah seminggu dua kali pada hari Senin,
Rabu atau Sabtu.
d. Kebiasaan Keluarga
Keluarga bapak Ujang sudah memiliki kebiasaan yang cukup baik dalam
pengelolahan sampah walaupun belum sepenuhnya sempurna.Keluarga
bapak Ujang sudah biasa melalukan pemilahan sampah pada sampah
kering seperti kardus dan botol plastik untuk selanjutnya dijual kembali.
Sampah kering plastik seperti sisa bungkus kopi dan mie instan pun biasa
dipisahkan dan dimanfaatkan kembali menjadi tas dan tikar.
e. Usulan Program sesuai dengan kondisi dan kebiasaan keluarga yang
berhubungan dengan KANGPISMAN dan Citarum Harum
KANG (Kurangi)
Adapun program yang disulkan dari KANG ini adalah dengan cara
mengurangi produksi sampah sisa makanan dengan tidak menyisakan
makanan. Serta mengurangi produksi sampah plastik dengan
menggunakan tas belanja, alat dan wadah makan berulang kali pakai, dan
sapu tangan. Juga mengurangi penggunaan bahan-bahan yang dapat
merusak lingkungan.Dengan tujuan mengurangi sampah di lingkugan
sekitar untuk meningkatkan tingkat kesehatan.
PIS (Pisahkan)
Adapun program yang diusulkan dari PIS ini adalah dengan cara
memisahkan sampah kedalam jenis golongannya agar memudahkan
pengolahan sampah selanjutnya. Dengan tujuan mengurangi penumpukan
sampah di Tempat Pembuangan Akhir.
MAN (Manfaatkan)
Adapun program yang diusulkan dari MAN adalah dengan mendaur ulang
sampah-sampah organik ataupun anorganik menjadi barang yang lebih
bermanfaat. Misalnya seperti memanfaatkan sisa bungkus kopi menjadi

158
tikar atau tas. Dengan tujuan untuk memanfaatkan kembali sampah yang
masih dapat digunakan agar memiliki nilai jual.
f. Rekomendasi
Melihat permasalahan yang ditemukan di keluarga 1 sepertinya sulit
dilakukan pembuatan ceptictank pribadi atau komunal.Melihat kondisi
pemukiman yang padat penduduk dan tidak terdapat lahan.Rekomendasi
yang dapat diberikan adalah mengedukasi keluarga tentang kebersihan
lingkungan agar tumbuh rasa cinta dan rasa peduli dari dalam diri sendiri
sehingga keluarga tersebut tidak membuang kotoran langsung ke sungai
dan mengurangi produksi sampah serta melakukan pemisahan dan
pemanfaatan sampah.Pemerintah pun sebaiknya memberikan solusi dan
bantuan nyata terhadap permasalahan tersebut.
g. Dokumentasi

Gambar 10.1 Rumah Tampak Depan Gambar 10.2 Jamban Keluarga

Gambar 10.3 Tempat Sampah

Keluarga 2.
a. Identitas Keluarga

159
Keluarga kedua yang penulis lakukan pendataan dan berikan sosialisasi
adalah keluarga ibu Hj. Nani yang beralamat di RT 03/RW 05 No. 09 Kel.
Kebon Jayanti, Kec. Kiaracondong.Ibu Hj. Nani kini tinggal bersama 4
orang anggota keluarganya, dan sudah menempati alamat tersebut selama
42 tahun.
b. Kondisi Rumah
Kondisi rumah ibu Hj. Nani cukup luas dengan bangunan yang sudah
berdiri kokoh.Bangunan rumah ibu Hj. Nani berada tepat di seberang
Sungai Sekowaluh. Dengan posisi pintu depan rumah tidak berhadapan
langsung ke sungai tapi menghadap gang yang berhadapan langsung
dengan sungai.

c. Kondisi Sanitasi
Kepemilikan jamban di rumah keluarga bapak Ujang sudah milik
sendiri.Bangunan jamban sudah berdiri kokoh dan berada di dalam
rumah.Sama seperti keadaan warga di bantaran sungai lainnya, ibu Hj.
Nani tidak memiliki ceptictank.Pembuangan air kotor (seperti kotoran
hasil BAB dan BAK) serta air bekas cucian piring langsung disalurkan dan
dibuang ke sungai begitu pula dengan pembuangan limbah yang
dihasilkan oleh keluarga. Tempat sampah keluarga ibu Hj. Nani berada di
teras depan, sampah dikumpulkan pada ember bekas cat. Sebanyak 1
kresek sedang sampah yang diproduksi dalam sehari jika tidak ada
pesanan catering.Terdapat petugas sampah yang mengangkut sampah dua
kali seminggu pada hari Senin dan Jumat.
d. Kebiasaan Keluarga
Keluarga ibu Hj. Nani belum terbiasa melakukan pemilahan maupun
pemanfaatan sampah.Sampah biasanya masih dibuang begitu saja tanpa
dilakukan pemilahan terlebih dahulu.
e. Usulan Program sesuai dengan kondisi dan kebiasaan keluarga yang
berhubungan dengan KANGPISMAN dan Citarum Harum
KANG (Kurangi)

160
Adapun program yang disulkan dari KANG ini adalah dengan cara
mengurangi produksi sampah sisa makanan dengan tidak menyisakan
makanan. Serta mengurangi produksi sampah plastik dengan
menggunakan tas belanja, alat dan wadah makan berulang kali pakai, dan
sapu tangan. Juga mengurangi penggunaan bahan-bahan yang dapat
merusak lingkungan.Dengan tujuan mengurangi sampah di lingkugan
sekitar untuk meningkatkan tingkat kesehatan.
PIS (Pisahkan)
Adapun program yang diusulkan dari PIS ini adalah dengan cara
memisahkan sampah kedalam jenis golongannya agar memudahkan
pengolahan sampah selanjutnya. Dengan tujuan mengurangi penumpukan
sampah di Tempat Pembuangan Akhir.
MAN (Manfaatkan)
Adapun program yang diusulkan dari MAN adalah dengan mendaur ulang
sampah-sampah organik ataupun anorganik menjadi barang yang lebih
bermanfaat. Misalnya seperti memanfaatkan sisa bungkus kopi menjadi
tikar atau tas. Dengan tujuan untuk memanfaatkan kembali sampah yang
masih dapat digunakan agar memiliki nilai jual.
f. Rekomendasi
Melihat permasalahan yang ditemukan di keluarga 2 sepertinya sulit
dilakukan pembuatan ceptictank pribadi atau komunal.Melihat kondisi
pemukiman yang padat penduduk dan tidak terdapat lahan.Rekomendasi
yang dapat diberikan adalah mengedukasi keluarga tentang kebersihan
lingkungan agar tumbuh rasa cinta dan rasa peduli dari dalam diri sendiri
sehingga keluarga tersebut tidak membuang kotoran langsung ke sungai
dan mengurangi produksi sampah serta melakukan pemisahan dan
pemanfaatan sampah.Pemerintah pun sebaiknya memberikan solusi dan
bantuan nyata terhadap permasalahan tersebut.
g. Dokumentasi

161
Gambar 10.4 Rumah Tampak Depan Gambar 10.5 Jamban Keluarga

Gambar 10.6 Tempat Sampah


Keluarga 3.

a. Identitas Keluarga
Keluarga ketiga yang penulis lakukan pendataan dan berikan sosialisasi
adalah keluarga Ibu Endah yang beralamat di RT 06/RW 05 Kel. Kebon
Jayanti, Kec. Kiaracondong.Ibu Endah tinggal bersama 4 orang anggota
keluarganya, dan sudah menempati alamat tersebut selama 12 tahun.
b. Kondisi Rumah
Bangunan rumah Ibu Endah berada tepat di seberang Sungai Sekowaluh
dan sudah berdiri kokoh.Dengan Posisi tepat menghadap langsung ke
jembatan. Kondisi rumah Ibu Endah cukup sederhana, terdapat warung
kecil di depan rumahnya.
c. Kondisi Sanitasi
Kepemilikan jamban di rumah keluarga ibu Endah sudah milik
sendiri.Bangunan jamban sudah berdiri kokoh dan berada di dalam
rumah.Sama seperti keadaan warga di bantaran sungai lainnya, ibu Hj.
Nani tidak memiliki ceptictank.Pembuangan air kotor (seperti kotoran
hasil BAB dan BAK) serta air bekas cuci piring langsung disalurkan dan
dibuang ke sungai begitu pula dengan pembuangan limbah yang

162
dihasilkan oleh keluarga.Tempat sampah keluarga Ibu Endah berada di
dapur, sampah dikumpulkan menggunakan kresek.Sebanyak 1 kresek
sedang sampah diproduksi tiap harinya, pengangkutan sampah
dilaksanakan oleh petugas sampah sebanyak 3 kali dalam seminggu pada
hari yang tidak menentu.
d. Kebiasaan Keluarga
Ibu Endah belum pernah melakukan pemanfaatan sampah secara
langsung.Ibu Endah baru pernah melakukan pemisahan sampah seperti
sisa kopi yang nantinya diberikan kepada orang yang dapat memilahnya.
e. Usulan Program sesuai dengan kondisi dan kebiasaan keluarga yang
berhubungan dengan KANGPISMAN dan Citarum Harum
KANG (Kurangi)
Adapun program yang disulkan dari KANG ini adalah dengan cara
mengurangi produksi sampah sisa makanan dengan tidak menyisakan
makanan. Serta mengurangi produksi sampah plastik dengan
menggunakan tas belanja, alat dan wadah makan berulang kali pakai, dan
sapu tangan. Juga mengurangi penggunaan bahan-bahan yang dapat
merusak lingkungan.Dengan tujuan mengurangi sampah di lingkugan
sekitar untuk meningkatkan tingkat kesehatan.
PIS (Pisahkan)
Adapun program yang diusulkan dari PIS ini adalah dengan cara
memisahkan sampah kedalam jenis golongannya agar memudahkan
pengolahan sampah selanjutnya. Dengan tujuan mengurangi penumpukan
sampah di Tempat Pembuangan Akhir.
MAN (Manfaatkan)
Adapun program yang diusulkan dari MAN adalah dengan mendaur ulang
sampah-sampah organik ataupun anorganik menjadi barang yang lebih
bermanfaat. Misalnya seperti memanfaatkan sisa bungkus kopi menjadi
tikar atau tas. Dengan tujuan untuk memanfaatkan kembali sampah yang
masih dapat digunakan agar memiliki nilai jual.
f. Rekomendasi

163
Melihat permasalahan yang ditemukan di keluarga 3 sepertinya sulit
dilakukan pembuatan ceptictank pribadi atau komunal.Melihat kondisi
pemukiman yang padat penduduk dan tidak terdapat lahan.Rekomendasi
yang dapat diberikan adalah mengedukasi keluarga tentang kebersihan
lingkungan agar tumbuh rasa cinta dan rasa peduli dari dalam diri sendiri
sehingga keluarga tersebut tidak membuang kotoran langsung ke sungai
dan mengurangi produksi sampah serta melakukan pemisahan dan
pemanfaatan sampah.Pemerintah pun sebaiknya memberikan solusi dan
bantuan nyata terhadap permasalahan tersebut.
g. Dokumentasi

Gambar 10.7 Rumah Tampak Depan Gambar 10.8 Jamban Keluarga

Gambar 10.9 Tempat Sampah

164
II. LAMPIRAN II (PETA LOKASI KEGIATAN)

165
III. LAMPIRAN III (KELENGKAPAN ADMINISTRASI KEGIATAN)

166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
IV. LAMPIRAN IV (PRESENSI KKN UPI)

176
177
178
179
180

Anda mungkin juga menyukai