Laporan Komunitas Kelompok 1 FINISH
Laporan Komunitas Kelompok 1 FINISH
Laporan Komunitas Kelompok 1 FINISH
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. Anugerah Aprioni : 2126050003 8. Maya Santika : 2126050006
2. M. Faizal Alhabib : 2126050013 9. Lara Sintia : 2126050005
3. Andika Satria : 2126050014 10. Ma’rifatul Latifah : 2126050020
4. Yoke Arfebi : 2126050016 11. Mardiana Rahayu : 2126050056
5. Satria Prianggono : 2126050010 12. Rina Aprianti : 2126050012
6. Hindrean Erva Y : 2126050011 13. Ulfa Seftia : 2126050058
7. Enggri Yuanda : 2126050022
ketahui
kesanggupannya
KATA PENGANTAR
ii
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan komunitas ini tepat
pada waktunya. Shalawat beserta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada nabi
besar kita nabi besar Muhammad SAW. Yang telah membawa umatnya dari
zaman jahiliyah kepada zaman yang penuh ilmu pengetahuan yang kita rasakan
pada saat ini.
Penulis menyadari bahwa laporan komunitas ini masih jauh dari
kesempurnaan.Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan laporan komunitas ini.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan komunitas ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan Allah SWT.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
iii
MOTTO........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan.......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi Komunitas, Keperawatan Dan Keperawatan Komunitas. 3
B. Tujuan Dan Fungsi Keperawatan Komunitas ................................ 4
C. Sasaran Keperawatan Komunitas ................................................. 5
D. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas.................................. 7
E. Prinsip Keperawatan Komunitas ................................................... 8
F. Falsafah Keperawatan Komunitas ................................................. 8
G. Perbedaan Pelayanan Keperawatan Di Klinik/Rumah Sakit Dengan
Di Komunitas ................................................................................. 9
H. Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas .......................... 10
I. Periode Perkembangan Kesehatan Masyarakat.............................. 11
J. Tanggung Jawab Perawat Kesehatan Komunitas........................... 13
K. Peran Perawat Komunitas .............................................................. 13
BAB III LAPORAN HASIL WHINSIELD SURVEY
A. Pendahuluan.................................................................................... 16
B. Hasil Windshield Survey................................................................ 16
C. Sub Sistem...................................................................................... 18
D. Persepsi........................................................................................... 24
E. Data Demografi.............................................................................. 25
F. Data Ekonomi................................................................................. 28
G. Data Lingkungan Fisik................................................................... 30
H. Kondisi Kesehatan Umum.............................................................. 50
iv
I. Analisa Data ................................................................................... 83
J. Prioritas Masalah ........................................................................... 87
K. Diagnosa Keperawatan................................................................... 91
L. Intervensi Keperawatan ................................................................. 92
M. Planing Of Action........................................................................... 97
N. Implementasi dan Evaluasi ............................................................ 101
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu,
memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta berinteraksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan (Mubarak, 2015). Keperawatan komunitas
merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat
yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Sasaran
dari keperawatan kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi buruk, ibu
hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular (Ariani, 2015). Sasaran
keluarga yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan dan
prioritas, sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang
mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Ariani, 2015).
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan (Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017).
Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk
individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk
didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk
kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apa defenisi komunitas, keperawatan dan keperawatan komunitas ?
2. Apa saja tujuan dan fungsi keperawatan komunitas?
3. Siapa saja sasaran keperawatan komunitas?
4. Bagaimana strategi intervensi keperawatan komunitas?
5. Apa prinsip keperawatan komunitas ?
6. Bagaimana falsafah keperawatan komunitas ?
1
7. Apa perbedaan pelayanan keperawatan di klinik/rumah sakit dengan di
komunitas ?
8. Bagaimana sejarah perkembangan keperawatan komunitas ?
9. Bagaimana tanggungjawab perawat komunitas ?
10. Apa peran perawat komunitas ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami
dan mengetahui tentang konsep komunitas dan konsep keperawatan
komunitas.
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang :
a. Definisi komunitas, keperawatan dan keperawatan komunitas
b. Tujuan dan fungsi keperawatan komunitas
c. Sasaran keperawatan komunitas
d. Strategi intervensi keperawatan komunitas
e. Prinsip keperawatan komunitas
f. Falsafah keperawatan komunitas
g. Perbedaan pelayanan keperawatan di klinik/rumah sakit dg komunitas
h. Sejarah perkembangan keperawatan komunitas
i. Tanggung jawab perawat komunitas
j. Peran perawat komunitas
D. MANFAAT PENULISAN
1. Menambah pengetahuan dan informasi mengenai konsep komunitas dan
konsep keperawatan komunitas.
2. Merangsang minat pembaca untuk lebih mengetahuikonsep komunitas dan
konsep keperawatan komunitas.
3. Mengetahui bagaimana konsep komunitas dan konsep keperawatan
komunitas.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
1. KOMUNITAS
Istilah kata komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang
berasal dari kata dasar communis yang artinya masyarakat, publik atau
banyak orang. Wikipedia Bahasa Indonesia menjelaskan pengertian
komunitas sebagai sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang
berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang
sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat
memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko
dan sejumlah kondisi lain yang serupa (Effendy & Makhfudli, 2010).
Adapun definisi komunitas Menurut beberapa ahli, antara lain :
a. Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain
lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi
relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena
adanya kesamaan interest atau values (Kertajaya Hermawan, 2010).
b. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu
lokasi yang sama degan di bawah pemerintahan yang sama, area atau
lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang
mempunyai interest yang sama (Riyadi,2012).
c. Menurut Mac Iver dalam Soekanto (2012), community diistilahkan
sebagai persekutuan hidup atau paguyuban dan dimaknai sebagai suatau
daerah masyarakat yang ditandai dengan beberapa tingkatan pertalian
kelompok sosial satu sama lain.
2. KEPERAWATAN
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi,
psikologi, social dan spritual secara komprehensif, ditujukan kepada
individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit (Riyadi, 2012).
3
3. KEPERAWATAN KOMUNITAS
a. Keperawatan kesehatan komunitas merupakan pelayanan yang
memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-
kultural-spiritual) terhadap kesehatan masyarakat dan memberikan
prioritas pada strategi pada pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan (Mubarak, 2015).
b. Menurut Departemen Kesehatan RI (2006), Suatu upaya pelayanan
keperawatan komunitas yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat, dengan mengikutsertakan
tim kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat
kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga, masyarakat.
c. Menurut Sunarto (2004), Selain mencakup perawatan kesehatan
keluarga juga memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatan
sendiri serta memecahkan masalah kesehatan tersebut.
B. TUJUAN DAN FUNGSI KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Tujuan Keperawatan Komunitas
Menurut Mubarak (2015) tujuan proses keperawatan dalam
komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan
masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care ) terhadap individu,
keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu
kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu,
dan kelompok.
Secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
a. Mengindentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan maslah tersebut
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi
2. Fungsi Keperawatan Komunitas
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannnya di bidang kesehatan.
c. Memeberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan.
C. SASARAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai
masalah kesehatan atau perawatan, sasaran ini terdiri dari (Effendy,2010) :
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh
dari aspek biologi, psikologi, social dan spritual.
2. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri
atau masyarakat secara keseluruhan.
5
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi
yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya
adalah :
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti;
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah :
1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit
kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4) Penitipan balita
6
D. STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Proses Kelompok (Group Process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain factor pendidikan atau
pengetahuan individu, media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan
petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan
di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling
sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya
penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika
masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan
mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka
telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses
kelompok.
2. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer
materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari
dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri.
Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang
Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan, baik fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif secara
ekonomi maupun secara sosial.
3. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi
lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat
dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas
melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat
akan dapat diatasi dengan lebih cepat.
7
E. PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Kemanfaatan
Intervensi yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi komunitas artinya ada keseimbangan antara manfaat dan
kerugian.
2. Autonomi
Diberikan kebebasan untuk melakukan/memilih alternative yang
terbaik yang disediakan untuk komunitas
3. Keadilan
Melakukan upaya/tindakan sesuai dengan kemampuan/kapasitas
komunitas.
F. FALSAFAH KEPERAWATAN KOMUNITAS
Menurut Effendy (2010) Keperawatan komunitas merupakan pelayanan
yang memberikan pelayanan terhadap pengaruh lingkunngan (bio-psiko-
sosial-cultural-spritual) terhadap kesehatan komunitas dan memberikan
prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan pencegahan.
Falsafah yang melandasi komunitas mengacu kepada falsafah atau paradigma
keperawatan secara umum yaitu manusia atau kemanusia merupakan titik
sentral setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-
nilai dan bertolak dari pandangan ini disusun falsafah atau paradigma
keperawatan komunitas yang terdiri dari 4 komponen dasar, seperti yang
digambarkan sebagai berikut :
8
Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing-masing unsur
sebagai berikut :
1. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien yang
berada pada lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki niliai-nilai,
keyakinan dan minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama
lain untuk mencapai tujuan.
2. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang
dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
3. Lingkungan
Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang
bersifat biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.
4. Keperawatan
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui
pencegahan primer, sekunder dan tersier.
G. PERBEDAAN PELAYANAN KEPERAWATAN DI KLINIK / RUMAH
SAKIT DENGAN DI KOMUNITAS
Perbedaan
No Aspek
Rumah Sakit Komunitas
1. Tempat kegiatan Bangsal Puskesmas
Perawatan klinik Rumah
Sekolah
Perusahan-perusahaan
Panti-panti
2. Tipe-tipe klien Orang sakit Orang Sehat
yang dilayani Orang meninggal Orang sakit
Orang meninggal
3. Ruang Lingkup Kuratif Promotif
pelayanan Rehabilitatif Preventif
9
Kuratif
Rehabilitatif
Resosiasi
4. Fokus/perhatian Rasa aman selama Peningkatan kesehatan
utama sakit Pencegahan penyakit
5. Sasaran pelayanan Individu Individu
Keluarga
Kelompok khusus
Masyarakat
1. Kelompok/aliran 1
10
Aliran ini cenderung menunggu terjadinya penyakit atau setelah
orang jatuh sakit.Pendekatan ini disebut dengan pendekatan kuratif.
Kelompok tersebut terdiri atas dokter, psikiater, dan praktisi-praktisi lain
yang melakukan perawatan atau pengobatan penyakit baik, fisik maupun
psikologis.
2. Kelompok/aliran 2
Aliran ini cenderung melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit
sebelum terjadinya penyakit. Kelompok ini antara lain perawat
komunitas.
I. PERIODE PERKEMBANGAN KESEHATAN MASYARAKAT
Periode perkembangan kesehatan masyarakat terdiri atas periode
sebelum Ilmu pengetahuan dan periode ilmu pengetahuan.
1. Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan
Perkembangan kesehatan masyarakat sebelum ilmu pengetahuan
tidak dapat dipisahkan dari sejarah kebudayan yang ada di dunia, di
antaranya adalah budaya dari bangsa Babilonia, Mesir, Yunani dan
Romawi. Bangsa-bangsa tersebut menunjukkan bahwa manusia telah
melakukan usaha untuk menanggulangi masalah-masalah kesehatan
masyarakat dan penyakit. Dari dokumen lain juga tercatat bahwa pada
zaman Romawi Kuno telah dikeluarkan suatu peraturan yang
mengharuskan kepada masyarakat untuk (Effendy, 2010) :
a. Mencatat pembangunan rumah
b. Melaporkan adanya binatang-binatang yang berbahaya
c. Melaporkan binatang peliharaan/ternak yang dapat menimbulkan bau
d. Pemerintah melakukan supervise ke tempat-tempat minuman, warung,
warung makanan, tempat prostitusi dan lain-lain.
Setelah itu kesehatan masyarakat makin dirasakan perlunya di awal
abad ke-1 sampai ke-7 dengan alasan sebagai berikut :
a. Berbagai penyakit menular mulai menyerang penduduk dan telah
menjadi epidemi, bahkan ada yang menjadi endemis.
11
b. Di Asia, khususnya Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika muncul
penyakit kolera yang telah tercata sejak abad ke-7 bahkan penyakit
kolera di India telah menjadi endemis. Penyakit lepra telah menyebar ke
Mesir, Asia keil, dan Eropa melalui para emigran.
Berbagai upaya telah diupayakan untuk mengatasi kasus epidemic
dan endemis, di antaranya masyarakat mulai memperhatikan masalah :
a. Lingkungan terutama hygiene dan sanitasi lingkungan
b. Pembuangan kotoran manusia (latrin)
c. Mengusahakan air minum bersih
d. Pembuangan sampah
e. Pembuatan ventilasi yang memenuhi syarat
Pada abad ke-14 mulai terjadi wabah pes yang dahsyat di China
dan India.Pada tahun 1340 telah tercatat 13 juta orang meninggal karena
wabah pes. Di India, Mesir dan Gaza dilaporkan bahwa 13 ribu orang
meninggal tiap hari karena serangan pes. Berdasarkan catatan, jumlah
orang yang meninggal karena wabah penyakit pes di seluruh dunia pada
waktu itu mencapai lebih dari 60 juta orang, sehingga kejadian pada
waktuitu disebut “The Black Death”.Serangan wabah penyakit menular ini
berlangsung sampai abad ke-18.
Di samping wabah pes, awabah kolera dan tifus juga masih
berlangsung. Pada tahun 1759 dilaporkan 70 ribu orang penduduk di
kepulauan Cyprus meninggal karena penyakit menular. Penyakit lain yang
menjadi wabah antara lain difteri, tifus, disentri dan lain-lain
2. Periode Ilmu Pengetahuan
Pada akhir abad ke-18 dan diawal abad ke-19, bangkitnya ilmu
pengetahuan mempunyai dampak yang sangat luas dalam segala aspek
kehidupan manusia, termasuk pada aspek kesehatan. Pada abad ini
pendekatan dalam masalah kesehatan tidak hanya memandang pada aspek
biologis saja, tetapi sudah komprehensif dan multisektoral. Selain itu, telah
ditemukan berbagai macam penyebab penyakit dan vaksin sebagai
pencegahan penyakit.
12
J. TANGGUNG JAWAB PERAWAT KESEHATAN KOMUNITAS
Claudia M.Smith & Frances A Mauren (2005) menjelaskan bahwa
tanggung jawab perawat komunitas adalah menyediakan pelayanan bagi
orang sakit atau orang cacat di rumah mencakup pengajaran terhadap
pengasuhnya, mempertahankan lingkungan yang sehat, mengajarkan upaya-
upaya peningkatkan kesehatan, pencegahan, penyakit dan injuri, identifikasi
standar kehidupan yang tidak adekuat atau mengancam penyakit/injuri serta
melakukan rujukan, mencegah dan melaporkan adanya kelalaian atau
penyalahgunaan (neglect & abuse), memberikan pembelaan untuk
mendapatkan kehidupan dan pelayanan kesehatan yang sesuai standart,
kolaborasi dalam mengembangkan pelayanan kesehatan yang dapat diterima,
sesuai dan adekuat, melaksanakan pelayanan mandiri serta berpartisipasi
dalam mengembangkan pelayanan profesional, serta menjamin pelayanan
keperawatan yang berkualitas dan melaksanakan riset keperawatan.
K. PERAN PERAWAT KOMUNITAS
1. Pelaksana Pelayanan Keperawatan (Provider of Nursing Care)
Peranan yang utama perawat komunitas yaitu sebagai pelaksana
asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas,
sehat atau sakit atau mempunyai masalah kesehatan di rumah, disekolah,
dipanti, tempat kerja dan lain-lain.
2. Sebagai Pendidik (Health Educator)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan komunitas , yang dilaksanakan dirumah, di puskesmas,
dikomunitas secara terorganisir, menanamkan perilaku hidup sehat
sehingga terjadi perubahan perilaku untuk mencapai tingkat kesehatan
optimal.
3. Sebagai Pengamat Kesehatan (Health Monitor)
Monitoring terhadap perubahan yg terjadi pada individu, keluarga,
kelompok, komunitas tentang masalah kesehatan/keperawatan yang timbul
serta dampak terhadap status kesehatan melalui :
Kunjungan rumah
13
Pertemuan-pertemuan
Observasi
Pengumpulan data
4. Koordinator Yankes (Coordinator Of Servises)
Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya yankesmasy dalam mencapai
tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan team kesehatan lainya
sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem yankes .Yankes merupakan
kegiatan yang menyeluruh dan tidak terpisah-pisah.
5. Sebagai Pembaharu (Inovator)
Pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok, komunitas yang
dapat merubah perilaku dan pola hidup sehingga tercapai peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan.
6. Pengorganisir Yankes (Organisator)
Berperan serta dalam memberikan motivasi dalam rangka
meningkatkan peran serta individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
dalam setiap upaya yankes yang dilaksanakan oleh masyarakat.
7. Sebagai Panutan (Role Model)
Dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tentang bagaimana tata cara
hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
8. Sebagai Tempat Bertanya (Fasilitator)
a. Tempat bertanya oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang kesehatan/
keperawatan yang dihadapi sehari-hari.
b. Dapat membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah
kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.
c. Penghubung antara masyarakat dengan unit yankes dan instansi terkait
9. Sebagai Pengelola (Manager)
Dapat mengelola berbagai kegiatan yankes dan masyarakat sesuai
dengan beban tugas dan tanggung jawab yang diembankan kepadanya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
BAB III
LAPORAN HASIL WINSHIELD SURVEY
RW 04 RT 13, 14, 15, DAN 16
KELURAHAN PADANG SERAI KOTA BENGKULU
A. PENDAHULUAN
Sehubungan dengan penyelesaian Stase Komunitas dan keluarga yang
diadakan di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai, maka
mahasiswa kelompok 1 telah melakukan pengamatan secara umum (Winshild
survey) tentang situasi dan keadaan wilayah di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16
Kelurahan Padang Serai.
Gambaran umum situasi dan keadaan wilayah di RW 04 RT 13, 14, 15,
dan 16 Kelurahan Padang Serai didapatkan melalui wawancara beberapa
pendunduk setempat dan observasi lingkungan, sehingga dapat dipekirakan
faktor resiko yang dapat menimbulkan masalah kesehatan dan faktor
penunjang untuk peningkatan kesehatan masyarakat.
Perkiraan jumlah penduduk RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan
Padang Serai adalah lebih dari 1.000 jiwa dengan jumlah kepala keluarga lebih
kurang mencapai 900 kepala keluarga (KK).
B. HASIL WINDSHIELD SURVEY
1. Core Inti
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Kelurahan Padang Serai bukan merupakan hasil pemekaran dari
Kelurahan Kandang, tapi memang merupakan pemekaran dari wilayah
kota madiyah bengkulu yang terjadi pada tahun 1986 dengan nama Desa
Padang Serai, Kecamatan Selebar.
Seiring dengan berjalannya waktu, saat ini Kelurahan Padang Serai
terbagi atas 5 Rukun Warga (RW) dan 21 Rukun Tetangga (RT), dengan
luas wilayah sekitar 600 Ha. Topografi wilayah Kelurahan Padang Serai
sebagian besar merupakan dataran rendah, pesisir, dan kawasan rawa
yang mencapai 69 hektar. Kelurahan Padang Serai sama halnya dengan
16
Kelurahan Sumber Jaya yaitu merupakan kelurahan yang rentan terhadap
bahaya bencana alam, karena merupakan kawasan pesisir yang sewaktu-
waktu dapat terjadi bahaya seperti tsunami, angin puting beliung, banjir,
badai, abrasi dan sebagainya.
b. Batas wilayah
Batas wilayah Kecamatan Teluk Segara
17
juga beberapa warga yang bekerja sebagai PNS, wiraswasta, dan pensiunan.
Sedangkan untuk agama yang dianut di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16
Kelurahan Padang Serai mayoritas masyarakatnya beragama islam.
C. SUB SISTEM
1. Lingkungan Fisik
Pemukiman di wilayah RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 pada umumnya
adalah bangunan permanen dengan menggunakan seng, dengan dinding
tembok sedangkan untuk lantai rata-rata menggunakan keramik, tanah,
papan, dan semen. Untuk status kepemilikan rumah milik sendiri tetapi ada
juga beberapa warga yang menyewa dan numpang. Untuk sistem ventilasi
ada dan dipergunakan, tetapi ada juga yang tidak dipergunakan, serta ada
juga yang tidak memiliki ventilasi. Untuk sistem pencahayaan di rumah
pada siang hari umumnya terang dengan adanya jendela-jendela untuk
cahaya masuk ke dalam rumah, namun terdapat beberapa rumah yang
pencahayaannya remang-remang serta gelap.
Sebagian besar rumah di di wilayah RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16
mempunyai perkarangan yang dimanfaatkan dengan menanam bunga,
pohon pelindung, toga, kandang, namun ada juga yang tidak memanfaatkan
halaman. Sedangkan untuk selokan di sekitaran RW 04 RT 13, 14, 15, dan
16 Kelurahan Padang Serai memiliki selokan terbuka dan masih banyak
yang tidak memiliki selokan.
Penduduk di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai
membuang sampah dengan cara di bakar. Tetapi masih banyak juga warga
yang membuang sampah sembarangan. Sebagian besar warga memiliki
tempat penampungan sampah sementara dengan jarak < 5 meter. Penduduk
RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai sebagian besar
memiliki hewan peliharaan seperti ayam, sapi, dan burung. Letak kandang
berada diluar rumah dengan jarak < 5 m dan kondisi terawat. Di wilayah
RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai sumber air warga
semuanya menggunakan sumur. Untuk pemanfaatan air minum sebagian
besar warga mengkonsumsi dengan memasak sendiri dan sebagian
18
menggunakan isi ulang yang di beli dari depot mineral, untuk mandi
penduduk menggunakan air sumur. Tempat penampungan air sementara
penduduk menggunakan bak dan ada yang menggunakan ember serta
gentong, frekuensi membersihkan penampungan air dan bak mandi sebagian
besar dilakukan < 1 minggu sekali. Untuk jarak sumur dengan septic tank
sebagian besar >10 m dan mayoritas penduduk menggunakan WC jenis
leher angsa, frekuensi membersihkan WC sebagian besar setiap hari, namun
terdapat beberapa warga yang tidak membersihkan WC setiap hari, dengan
sistem pembuangan tinja menggunakan septic tank dan ada juga yang
langsung ke sungai.
Analisa :
Rumah sehat menurut Winslow dan APHA ( America Public Health
AssociationI) harus memiliki syarat antara lain pencayahaan, ventilasi,
ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan. Menurut pengamatan
yang telah kami lakukan di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang
Serai untuk kriteria rumah sehat di wilayah tersebut sudah cukup baik.
Dilihat dari :
a. Pencahayaan, penduduk menggunakan pencahayaan alami pada siang
hari yang diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan
melalui jendela, cela maupun bagian lain dari rumah yang terbuka yang
mana sinar ini juga mengurangi kelembapan ruangan. Dan penduduk
menggunakan listrik untuk pencahayaan pada malam hari.
b. Ventilasi, sebagian besar rumah penduduk sudah memiliki ventilasi
yang mana ventilasinya dapat dibuka dan ditutup.
c. Atap, sebagian besar menggunakan seng, sehingga kurang cocok untuk
daerah perkotaan karena dapat menimbulkan suhu panas didalam
ruangan.
d. Dinding, untuk dinding rumah penduduk sebagian besar sudah tegak
lurus dan mampu menyesuaikan cuaca yang terjadi seperti saat hujan
rumah tidak meresap dan tidak lembap, tetapi masih ada yang
menggunakan papan.
19
e. Lantai, untuk lantai rumah penduduk sangat beragam, ada yang
menggunakan keramik, ada yang menggunakan semen, dan ada yang
masih menggunakan tanah.
f. Pemanfaatan pekarangan, sebagian besar penduduk sudah cukup baik
memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam bunga dan pohon
pelindung.
g. Sampah, untuk pembuangan sampah biasanya masyarakat membakar
sampahnya masing-masing, tetapi masih banyak masyarakat yang
membuang sampah dengan sembarangan. Setelah kami melakukan
wawancara, sebagian masyarakat mengatakan bahwa wilayah RW 4
sanggat jarang melakukan gotong royong. Hasil observasi didapatkan
penduduk menunjukkan perilaku maladaptif terhadap perubahan
lingkungan dan kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku
sehat, tidak mampu menjalankan perilaku sehat, kurang menunjukkan
minat untuk melakukan perilaku sehat. Hal ini dibuktikan dengan masih
banyaknya penumpukan sampah di pinggir jalan.
20
h. Selokan, di wilayah RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang
Serai sebagian sudah memiliki selokan tetapi masih banyak yang tidak
memiliki selokan dan mayoritas warga membuang air limbah ke
selokan, resapan, dan sembarangan.
21
Masalah Keperawatan :
1. Defisit kesehatan komunitas
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
2. Pelayanan kesehatan dan sosial
Dari hasil Wienshield survey RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan
Padang Serai pusat pelayanan kesehatan yang biasa digunakan adalah
puskesmas. Selain ke puskesmas warga juga pergi ke RS, praktek swasta
seperti praktek dokter, dan bidan/perawat. Saat sakit kebiasaan sebelum
berobat penduduk banyak mengkonsumsi obat bebas di warung tapi ada
juga sebagian mengkonsumsi obat di apotik, dan untuk sumber pendanaan
kesehatan penduduk mayoritas menggunakan BPJS. Pelayanan kesehatan di
Kelurahan Padang Serai ini terdapat 1 Puskesmas, yaitu Puskesmas Padang
Serai. Dikelurahan Padang Serai terdapat kegiatan kesehatan seperti
posyadu dan senam lansia.
22
4. Keamanan dan Transportasi
Sarana dan transportasi yang biasa digunakan masyarakat setempat
umumnya menggunakan kendaraan pribadi berupa kendaraan roda dua,
beberapa roda empat, dan berjalan kaki. Untuk keamanan di RW 04 RT 13,
14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai cukup aman dan masyarakat juga
tetap menjaga keamanan.
23
Gambar 5: Pesantren Gambar 6: Taman Kanak-kanak
8. Rekreasi
Di wilayah kelurahan Padang Serai tidak terdapat tempat khusus
rekreasi tetapi terdapat beberapa yang memiliki fasilitas rekreasi seperti TV.
Kegiatan rekreasi untuk masyarakat RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16
Kelurahan Padang Serai biasanya menonton TV saat malam hari.
D. PERSEPSI
1. Persepsi Masyarakat
Menurut masyarakat dan ketua RW 04 selama ini masyarakat
berinteraksi sosial dengan baik dan lebih membutuhkan bekerja sama untuk
menciptakan lingkungan yang baik. Masyarakat di wilayah ini juga
mengatakan ingin ada kegiatan untuk meningkatkan kesehatan seperti
adanya pemeriksaan kesehatan, posyandu lansia dan kegiatan gotong royong
yang dilakukan di wilayah RW 04 ini.
2. Persepsi Mahasiswa
Persepsi mahasiswa terhadap lingkungan di RW 04 RT 13, 14, 15, dan
16 Kelurahan Padang Serai sebagian besar dapat dikatakan kurang baik
untuk kesehatan masyarakat. Lingkungan RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16
Kelurahan Padang Serai dapat menimbulkan penyakit seperti pada masalah
lingkungan yang ada, hal itu karena lingkungan di RW 04 RT 13, 14, 15,
dan 16 Kelurahan Padang Serai menunjukkan kurang terawat dan kurang
bersih.
24
E. DATA DEMOGRAFI
1. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin
No Umur Laki2 Perempuan Jumlah Presentase
1 0-12 bulan 12 16 28 2%
2 1-5 tahun 74 134 208 14%
3 6-15 tahun 170 168 338 23%
4 16-25 tahun 73 155 228 16%
5 26-45 tahun 252 151 403 27%
6 46-59 tahun 61 119 180 12%
7 > 60 tahun 31 61 92 6%
JUMLAH 673 804 1477 100%
JENIS KELAMIN
Laki-laki
46% perempuan
54%
25
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa menurut jenis kelamin di
RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai yaitu laki-laki
sebanyak 46% dan perempuan sebanyak 54%.
2. Distribusi Tingkat Pendidikan
NO TINGKAT JUMLAH PRESENTASE
PENDIDIKAN (%)
1 Tidak pernah sekolah 92 6
2 Belum sekolah 207 14
3 TK 43 3
4 SD 354 24
5 SMP 170 11
6 SMA 468 32
7 Perguruan Tinggi (D1, 143 10
D3, D4, S1, S2)
Jumlah 1477 100
TINGKAT PENDIDIKAN
Tidak pernah sekolah
10% 6%
Belum sekolah
14%
TK
3% SD
32% SMP
SMA
24%
Perguruan Tinggi (D1, D3, D4, S1,
S2)
12%
26
3. Distribusi Menurut Mata Pencarian
PERSENTASE
NO TINGKAT PENCARIAN JUMLAH
(%)
1 Petani/buruh 234 16
2 TNI/POLRI 3 0
3 PNS 8 0
4 Swasta 221 15
5 Tidak bekerja / pengangguran 424 29
6 Belum bekerja 575 39
7 Pensiunan 12 1
JUMLAH 1477 100
MATA PENCARIAN
Petani/buruh
1%
TNI/POLRI
16%
0%
PNS
1%
Swasta
39%
15% Tidak bekerja /
pengangguran
Belum bekerja
Pensiunan
29%
27
NO AGAMA JUMLAH PERSENTASE (%)
1 Islam 1404 95
2 Budha 0 0
3 Katolik 6 0
4 Kristen 67 5
5 Hindhu 0 0
JUMLAH 1477 100
AGAMA
0%
5%
Islam
Budha
Katolik
Kristen
Hindhu
95%
28
PEMASUKAN KELUARGA
1%
6%
93%
PENGELUARAN KELUARGA
1%
11%
88%
29
Dari diagram diatas terlihat bahwa Distribusi Berdasarkan
Pengeluaran keluarga di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang
Serai yang memiliki pengeluaran < Rp. 780.000 sebanyak 11%, yang
memiliki pengeluaran ≥ Rp 780.000 – Rp 5.160.000 sebanyak 88%, dan
yang memiliki pengeluaran ≥ Rp 5.160.000 sebanyak 1%.
G. DATA LINGKUNGAN FISIK
1. Perumahan
1. Tipe Perumahan
TIPE PERUMAHAN
1%
9%
Permanen
Semi permanen
Tidak permanen
90%
30
KEPEMILIKAN RUMAH
7%
4%
milik sendiri
numpang
sewa
89%
N PERSENTASE
JENIS LANTAI JUMLAH
O (%)
1 Tanah 4 1
2 Papan 10 2
3 Keramik 308 65
4 Semen/plasteran 152 32
JUMLAH 474 100
JENIS LANTAI
1% 2%
tanah
32% papan
keramik
semen / plasteram
65%
31
4. Sistem ventilasi
VENTILASI
0%
5%
ada digunakan
ada tidak digunakan
tidak ada
95%
PENCAHAYAAN
0%
7%
Terang
Remang-remang
Gelap
93%
32
Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi sistem pencahayaan
rumah pada siang hari di R RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan
Padang Serai. Didapatkan hasil Pencahayaan terang 93%, remang-
remang 7% dan gelap 0%.
6. Jarak rumah dengan tetangga
No Jarak Rumah Jumlah Presentase (%)
1 Bersatu 58 12
2 Dekat (1-2) 215 45
3 Terpisah (5m) 201 43
Jumlah 474 100
JARAK RUMAH
12%
Bersatu
42% Dekat(1-2 m)
Terpisah(5m)
45%
33
HALAMAN DISEKITAR
1%
10%
Ada di manfaatkan
Ada tidak dimanfaatkan
Tidak ada
89%
N PEMANFAATAN
JUMLAH PERSENTASE (%)
O PEKARANGAN
1 Pohon lindung 115 24
2 Bunga 287 61
3 Toga 21 5
4 Kolam 0 0
5 Kandang 2 0
6 Tidak dimanfaatkan 49 10
JUMLAH 474 100
PEMANFAATAN PERKARANGAN
0% 10%
Bunga
Toga
Kolam
Kandang
Tidak dimanfaatkan
61%
34
2. Sumber air bersih
a. Sumber air untuk memasak dan minum
30%
PAM
Sumur
Air sungai
Air mineral
70%
28%
72%
35
Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi pengolahan air minum
di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai. Didapatkan
hasil Air yang dimasak 72% dan air tidak dimasak 28%.
c. Sumber air untuk mandi dan mencuci
PAM
Sumur
Air sungai
100%
54%
Lebih dari 10 meter
Tidak ada
36
Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi jarak sumber air
dengan septic tank di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang
Serai yang berjarak kurang dari 10 meter itu berjumlah 46%, dan yang
lebih dari 10 meter 54%.
e. Tempat penampungan air sementara
N PERSENTASE
PENAMPUNG AIR JUMLAH
O (%)
1 Bak 208 44
2 Ember 247 52
3 Gentong 16 3
4 Lain-lain (tedmon) 3 1
JUMLAH 474 100
Bak
Ember
44% Gentong
Lain-lain
52%
37
KONDISI TEMPAT PENAMPUNGAN AIR
26%
Terbuka
Tertutup
74%
FREKUENSI MEMBERSIHKAN
0%
22%
38
1 minggu sebanyak 22% dan warga yang tidak pernah membersihkan
bak sebanyak 0%
h. Kondisi air
1 Berwarna 38 8
2 Berbau 17 4
3 Berasa 0 0
KONDISI AIR
8%
Berwarna
4%
Berbau
Berasa
Tidak berasa/tidak
berwarna/tidak berbau
88%
39
berwarna 8%, berbau 4%, dan berasa 0% serta tidak
berasa/berbau/berwarna itu terbanyak yaitu 88%.
PEMBUANGAN SAMPAH
2%
1% Di sungai
Ditimbun
Dibakar
Disembarang Tempat
79%
40
b. Tempat penampungan sampah sementara
PENAMPUNG PERSENTASE
NO JUMLAH
SEMENTARA (%)
1 Ada 433 91
2 Tidak ada/ sembarang 41 9
JUMLAH 474 100
Ada
Tidak ada/Sembarang
91%
9%
Tertutup
Terbuka
91%
41
Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi tempat penampungan
sampah sementara di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang
Serai dengan kondisi penampungan terbuka sebanyak 91% dan yang
kondisi penampungan tertutup sebanyak 9%.
65%
42
PENGELOLAAN KALENG DAN BARANG BEKAS
16%
Dibiarkan berserakan
Ditimbun
84%
GOTONG ROYONG
3%
43
a. Kebiasaan keluarga buang air besar
KEBIASAAN PERSENTASE
NO JUMLAH
BAB (%)
1 WC 474 100
2 Sungai / pantai 0 0
3 Sembarang Tempat 0 0
JUMLAH 474 100
KEBIASAAN BAB
Wc
Sungai
Sembarag tempat
100%
44
JENIS JAMBAN
4%
Cemplung
wc duduk
Leher angsa
Lain-lain
96%
c. Frekuensi membersihkan WC
No MEMBERSIHKAN JUMLAH PERSENTASE
WC (%)
1 Setiap hari 255 54
2 Kadang-kadang 219 46
3 Tidak pernah 0 0
Jumlah 474 100
Frekuensi membersihkan WC
Setiap hari
46%
Kadang-kadang
54%
Tidak pernah
45
Serai Kota Bengkulu. untuk kegiatan membersihkan wc dilakukan
setiap hari itu sebanyak 54%, kadang-kadang 46%, serta warga yang
tidak pernah membersihkan wc itu sebanyak 0%.
d. Sistem pembuangan tinja
TEMPAT PERSENTASE
NO JUMLAH
PEMBUANGAN (%)
1 Septictank 474 100
2 Sungai 0 0
3 Kolam 0 0
4 Lain-lain (pantai) 3 0
JUMLAH 474 100
Septictank
sungai
kolam
Lain-lain (pantai)
100%
46
Tempat pembuangan limbah
2%
3%
Resapan
36% Selokan/got
Sungai dan kolam
Sembarang tempat
59%
Kondisi SPAL
2%
47
tertutup sebanyak 2%, serta selokan yang terbuka dan tergenang
sebanyak 49%.
5. Hewan peliharaan
a. Kepemilikan Hewan ternak
N PERSENTAS
HEWAN PELIHARAAN JUMLAH
O E (%)
Ada (ayam, kucing,
195
1 burung, dan sapi) 41
2 Tidak ada 279 59
JUMLAH 474 100
Hewan peliharaan
41%
Ada (ayam,burung,kucing)
59%
tidak ada
Letak kandang
13%
Dalam rumah
Luar rumah
87%
48
Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi letak kandang
peliharaan di RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota
Bengkulu. untuk letak dari kandang hewan peliharaan itu terletak di
diluar rumah sebanyak 87% dan terletak didalam rumah sebanyak 13%.
c. Jarak kandang
N PERSENTASE
JARAK KANDANG JUMLAH
O (%)
1 Kurang dari 5 meter 108 55
2 Lebih dari 5 meter 87 45
JUMLAH 195 100
Jarak kandang
55%
49
Kondisi kandang
7%
Terawat
Tidak terawat
93%
SARANA
PERSENTASE
NO KESEHATAN JUMLAH
(%)
TERDEKAT
1 Puskesmas 358 76
2 Rumah Sakit 8 2
3 Praktek Swasta 96 20
4 Balai Pengobatan 7 1
5 Lain-lain 5 1
JUMLAH 474 100
50
Sarana kesehatan Terdekat
1% 1%
20%
Puskesmas
Rumah sakit
Praktek swasta
2% Balai pengobatan
Lain-lain
76%
Puskesmas
56% Bidan/Perawat
3%
Dukun
51
Dari diagram diatas terlihat bahwa Distribusi Tempat Berobat
Keluarga di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai. Yang
berobat di puskesmas 56%, rumah sakit 3%, di dokter praktek swasta 12%,
ditempat bidan atau perawat 26%, dibalai pengobatan/poli klinik 2%, dan
ditempat dukun/orang pintar1 %.
c. Kebiasaan sebelum berobat
34%
Beli obat bebas
Jamu
Tidak ada
63%
2%
PENDANAAN PERSENTASE
NO JUMLAH
KESEHATAN (%)
1 ASKES 111 96
2 Dana sehat 18 0
3 BJPS/Askin/Jamkesmas 228 2
4 Umum 117 2
JUMLAH 474 100
52
PENDANAAN KESEHATAN
25%
23%
ASKES
Dana sehat
BJPS/Askin/Jamkesmas
Umum
4%
48%
PERSENTASE
NO JENIS PENYAKIT JUMLAH
(%)
1 Batuk Pilek 262 55
2 Asma 5 1
3 TB 1 0
4 Thypoid 8 2
5 Asam Urat 21 4
6 Rematik 10 2
7 Hipertensi 57 12
8 Lain-lain 40 9
53
9 Tidak ada 70 15
JUMLAH 474 100
JENIS PENYAKIT
15%
Batuk Pilek
Asma
TB
8%
Thypoid
Asam Urat
Rematik
55% Hipertensi
12% Lain-lain
Tidak ada
2% 4%
2% 0% 1%
54
Pasangan usia subur
26%
Ya
Tidak
74%
Akseptor KB
40% Ya,Menggunakan KB
Tidak menggunakan KB
60%
55
2 Suntik 195 73
3 Pil 55 21
4 Susuk/Implant 6 2
5 Tubektomi 1 1
6 Kalender 7 2
7 Tidak ada 0 0
JUMLAH 265 100
Jenis Kontrasepsi
1% 2% 1%
2%
IUD
Suntik
21%
Pil
Susuk/implant
Tubektomi
Kalender
Tidak ada
73%
56
Jumlah ibu hamil
Ya
Tidak hamil
100%
Usia Kehamilan
36% 36%
Trimester I
Trimester II
Trimester III
28%
f. Frekuensi Kehamilan
N
Frekuensi JUMLAH PERSENTASE (%)
O
1 I 4 29
2 II 5 35
3 III 3 22
4 Lebih dari III 2 14
JUMLAH 14 100
57
frekuensi Kehamilan
14%
29%
I
II
III
22% > III
35%
< 20 Tahun
20-35 Tahun
> 35 Tahun
98%
58
JUMLAH 14 100
14%
< 2 Tahun
> 2 Tahun
86%
14%
22%
Puskesmas
Bidan
Lainnya
Tidak Pernah
64%
59
2 4 kali atau lebih 7 50
3 Tidak Pernah 0 0
JUMLAH 14 100
2 kali
4 kali atau lebih
Tidak Pernah
50% 50%
Imunisasi tetanus
Lengkap
Tidak Lengkap
50% 50%
60
3 Tidak pernah 4 29
JUMLAH 14 100
29%
57%
14%
Dari diagram diatas terlihat bahwa Pil penambah darah pada ibu
hamil di RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota
Bengkulu. itu terdapat yang minum pil penambah darah ibu hamil
diminum setiap hari sebanyak 57%, kadang-kadang 14% dan tidak
pernah 29%.
m. Penyakit yang diderita ibu hamil
PERSENTASE
NO Frekuensi JUMLAH
(%)
1 Hipotensi 3 21
2 Hipertensi 0 0
3 Anemia 0 0
4 Bengkak 0 0
5 Mual muntah 4 29
6 Varises 0 0
7. Lainnya (Batuk) 1 7
8. Tidak ada keluhan 6 43
JUMLAH 14 100
61
Penyakit yang diderita ibu hamil
21%
Hipotensi
Hipertensi
anemia
Bengkak
43%
mual muntah
Varises
Batuk
Tidak ada keluhan
29%
7%
Dari diagram diatas terlihat bahwa penyakit yang diderita ibu hamil
di RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu.
itu terdapat beberapa penyakit yang diderita ibu hamil diantaranya yaitu
hipotensi sebanyak 21%, Hipertensi 0%, anemia 0%, Bengkak 0%,
Mual Muntah 29%, Varises 0%, batuk 7%, Tidak ada keluhan 43%.
n. Jumlah Ibu Menyusui
PERSENTASE
NO Frekuensi JUMLAH
(%)
1 Ya,meneteki 55 90
2 Ya, Tidak Meneteki 6 10
JUMLAH 61 100
Ya, Meneteki
Tidak Meneteki
90%
62
o. Alasan Tidak Menyusui
17%
ASI sedikit
Puting susu lecet
Tidak boleh oleh suami
mejaga penampilan
bekerja
Sakit
83%
63
lama ibu menyusui
4%
9%
45%
Tahu
Tidak tahu
89%
64
r. Cara Perawatan payudara selama menyusui
PERSENTASE
NO Pengetahuan JUMLAH
(%)
1 Dengan Air hangat 32 52
2 Dengan Baby Oil 18 30
3 Lain-lain 1 2
4 Tidak Pernah 10 16
JUMLAH 61 100
Perawatan Payudara
16%
2%
Dengan Air Hangat
Dengan Baby Oil
Lain-lain
Tidak Pernah
52%
30%
18%
Sambil berbaring
Posisi Duduk
46% Sesuka Hati
36%
65
Dari diagram diatas terlihat Tentang cara menyusui yang benar
yaitu dengan sambil berbaring 46%, dengan posisi duduk 36%, sesuka
hati 18%.
3. Bayi dan balita
a. Jumlah balita
Jumlah balita
Ya,Tergolong balita
Tidak,Tergolong balita
100%
Umur balita
12%
0-12 bulan
1-5 Tahun
88%
66
Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi umur balita 0-12
bulan di RW 04 RT 13,14,15,dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota
Bengkulu sebanyak 12% dan di umur balita 1-5 tahun sebanyak 88%.
c. Kebiasaan ke posyandu
KEBIASAAN KE
NO JUMLAH PERSENTASE (%)
POSYANDU
1 Ke posyandu 234 99
2 Tidak keposyandu 2 1
JUMLAH 236 100
Kebiasaan ke posyandu
1%
Keposyandu
Tidak keposyandu
99%
1 Lengkap 206 87
2 Belum Lengkap 24 10
2 Tidak Lengkap 6 3
JUMLAH 236 100
Status imunisasi
3%
10%
Lengkap
Tidak lengkap
Belum Lengkap
87%
67
Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi imunisasi balita di
RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu
sebanyak 87% lengkap imunisasi, Belum Lengkap 3% dan 10% tidak
lengkap.
e. Kepemilikan kartu menuju sehat
PERSENTASE
NO KMS JUMLAH
(%)
1 Ya, memiliki 215 91
2 Tidak, Memiliki 21 9
JUMLAH 236 100
ya, memiliki
tidak, memiliki
91%
68
Hasil penimbangan KMS
7%
21% Hijau
Dibawah hijau kuning
Dibawah titik-titik
Dibawah merah
72%
Status Gizi
2%
Gizi Baik
Gizi Kurang
Gizi Buruk
98%
69
h. Kondisi makan balita
N KONDISI MAKAN PERSENTAS
JUMLAH
O BALITA E (%)
1 Selalu habis 228 97
2 Tidak habis 8 3
3 Malas makan 0 0
JUMLAH 236 100
3%
Selalu habis
Tidak habis
Malas makan
97%
4%
12%
Nasi+sayur+lauk pauk
Nasi+sayur
Nasi+lauk pauk
84%
70
Dari diagram diatas dapat dilihat jenis makanan balita di RW 04
RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu yaitu
nasi+sayur+lauk pauk sebanyak 84%, nasi+sayur sebanyak 12% dan
nasi+ lauk pauk sebanyak 4%.
4. Anak usia sekolah
a. Kondisi makan anak sekolah
N KONDISI MAKAN PERSENTASE
JUMLAH
O ANAK SEKOLAH (%)
1 Selalu habis 206 97
2 Tidak habis 1 1
3 Malas Makan 4 2
JUMLAH 211 100
Selalu habis
Tidak habis
Malas makan
97%
71
Jenis makan anak
2% 1%
nasi+sayur+lauk pauk
nasi+sayur
Nasi+lauk pauk
97%
Karies dentis
Tidak karies dentis
89%
72
d. Frekuensi menggosok gigi
FREKUENSI GOSOK PERSENTASE
NO JUMLAH
GIGI (%)
4 2
1 1 kali sehari
2 2 kali sehari 197 93
3 Tidak pernah 10 5
JUMLAH 211 100
1 kali sehari
2 kali sehari
Tidak pernah
93%
Pemeriksaan Gigi
14%
86%
73
f. Kebiasaan Jajan Anak
KEBIASAAN JAJAN PERSENTASE
NO JUMLAH
ANAK (%)
1 Jajanan terbuka disekolah 116 55
2 Coklat 78 37
3 Permen 11 5
4 Tidak 6 3
JUMLAH 211 100
3%
5%
Kegiatan remaja
2%
5%
Sekolah
bekerja
Pengangguran
93%
74
Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi kegiatan remaja saat
ini di RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota
Bengkulu. untuk kegiatan remaja saat ini yaitu yang terbanyak adalah
masih besekolah sebanyak 93%, yang bekerja 5% serta pengangguran
itu 2%.
b. Kegiatan Remaja Diluar Sekolah
KEGIATAN PERSENTASE
NO JUMLAH
REMAJA (%)
1 Keagamaan 48 35
2 Karang taruna 15 11
3 Olahraga 49 36
Lain-lain (main
game dan kumpul
4 bersama teman) 26 19
JUMLAH 138 100
Kegiatan remaja
19%
35% Keagamaan
Karang taruna
Olahraga
Lain-lain
36%
11%
75
c. Penggunaan Waktu Luang
PENGGUNAAN PERSENTASE
NO JUMLAH
WAKTU LUANG (%)
1 Music/TV 61 44
2 Olahraga 25 18
3 Rekreasi 21 15
4 Keagamaan 10 7
Kumpul dengan
5 teman 16 12
6 Lainnya 5 4
JUMLAH 138 100
4%
12%
Music/tv
Olahraga
7% rekreasi
44% Keagamaan
Kumpul dengan teman
Lainya
15%
18%
76
Kebiasaan remaja
8%
Merokok
Alkohol
Narkoba
Lainya
Tidak ada
92%
Kebiasaan remaja
22%
14%
77
f. Informasi Kespro Dan Seks Bebas
KESPRO DAN SEKS PERSENTASE
NO JUMLAH
BEBAS (%)
1 Pernah 35 25
2 Tidak pernah 103 75
JUMLAH 138 100
25%
Pernah
Tidak pernah
75%
25%
Pernah
Tidak perah
75%
78
h. Informasi Tentang HIV/AIDS
INFORMASI PERSENTASE
NO HIV/AIDS JUMLAH (%)
1 Pernah 36 26
2 Tidak Pernah 102 74
JUMLAH 100
Informasi HIV/AIDS
26%
Pernah
Tidak pernah
74%
N KELUHAN PERSENTASE
JUMLAH
O LANSIA (%)
1 Ada keluhan 67 73
2 Tidak ada keluhan 25 27
JUMLAH 92 100
keluhan lansia
27%
Ada keluhan
Tidak ada keluhan
73%
79
Dari diagram diatas terlihat bahwa keluhan lansia di RW 04 RT
13,14,15 dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu lansia yang
ada keluhan 73%, dan lansia yang tidak ada keluhan sebanyak 27%.
b. Jenis penyakit yang di derita lansia
JENIS PERSENTASE
NO JUMLAH
PENYAKIT (%)
1 Asma 4 4
2 TBC 0 0
3 Hipertensi 35 38
4 DM 1 1
5 Rematik 18 20
6 Katarak 1 1
7 Lain-lain 8 9
8 Tidak ada 25 27
JUMLAH 92 100
JENIS PENYAKIT
4% Asma TBC
27%
Hipertensi DM
38%
Rematik Katarak
9%
80
Penanganan penyakit
16%
Sarana kesehatan
Non-medis
Diobati sendiri
57%
27%
30%
35% Setiap 1 bulan
Setiap 3 bulan
Setiap 6 bulan sekali
Lebih dari 6 bulan sekali
Tidak pernah/sakit saja
14%
11%
10%
81
Dari diagram diatas terlihat bahwa pemeriksaan kesehatan lansia di
RW 04 RT 13,14,15 dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu
setiap bulan 35%, setiap 3 bulan sekali 11%, setiap 6 bulan sekali 10%,
lebih dari 6 bulan sekali 14%, dan tidak pernah/saat sakit saja
memeriksakan kesehatan lansia sebanyak 30%.
e. Penggunaan waktu senggang
PENGGUNAAN PERSENTASE
NO JUMLAH
WAKTU SENGGANG (%)
1 Berkebun 43 47
2 Rekreasi 9 10
3 Senam lansia 14 15
4 Membaca/ nonton TV 26 28
5 Lain-lain 0 0
JUMLAH 92 100
28%
berkebun
rekreasi
senam lansi
47% menonton tv
lain-lain
15%
10%
82
Kebutuhan akan posyandu lansia
28%
Perlu dibentuk
Tidak perlu dibentuk
72%
83
I. ANALISA DATA
Do:
Tampak selokan yang kurang efektif
karena sebagian memang kondisi
selokan tidak mengalir dan tersumbat.
ada beberapa rumah yang membuang
limbahnya diselokan, dan ada juga
yang sembarangan.
Tampak sebagian warga kurang
menunjukan sikap adaptif akan
pentingnya selokan.
Hasil angket:
Dari hasil angket didapatkan untuk
kategori tidak memiliki selokan yaitu
41%.
Dari hasil angket didapatkan masih
ada yang membuang sampah
sembarangan yaitu sebanyak 1%
Dari hasil angket yang didapatkan
untuk kegiatan gotong royong lebih
dari 3 bulan 33% dan tidak pernah
2%.
84
2 Ds: Program tidak Defisit Kesehatan
Masyarakat mengeluh batuk dan pilek mengatasi seluruh Komunitas Tidak
Masyarakat mengeluh banyaknya masalah Efektif
kejadian hipertensi akibat kurang kesehatan
kontrol ke pelayanan kesehatan serta komunitas
masih ada yang mengobati sendiri.
Masyarakat mengatakan banyak anak
– anak yang jajan sembarangan
Masyarakat mengatakan jarang ke
pelayanan kesehatan atau hanya pada
saat sakit saja.
Masyarakat banyak mengeluh nyeri
pada kaki.
Do:
Anak-anak banyak jajan sembarangan
dan kurang kontrol orang tua
Masyarakat lansia masih bekerja
walaupun sudah berumur.
Hasil angket:
Hasil angket didapatkan penyakit
yang sering diderita masyarakat dalam
6 bulan terakhir yaitu: batuk pilek
sebanyak 55%, hipertensi 12%, dan
asam urat 4%.
85
3 Ds: Kurang Terpapar Managemen
Masyarakat mengatakan jarang ada Informasi kesehatan tidak
penyuluhan di wilayah RW 04. efektif
Orang tua mengatakan memang perlu
sosialiasi mengenai kespro dikalangan
anak remaja maupun dewasa sekarang
ini.
Do:
Masyarakat banyak yang membatasi
pergaulan anak-anaknya supaya tidak
terjerumus dengan hal-hal yang
negatif.
Kepala keluarga banyak berkumpul
dengan anak mereka dirumah.
Hasil angket:
Dari hasil angket yang didapatkan
masalah penyuluhan tentang
kesehatan reproduksi pada remaja
tidak pernah mengikuti penyeluhan
73%.
86
menggunakan penampung air yang terhadap masalah Manajemen
terbuka. kesehatan Kesehatan
Masyarakat mengatakan ada beberapa lingkungan.
kondisi air berwarna bahkan berbau.
Masyarakat mengatakan banyak
nyamuk di malam hari.
Masyarakat mengatakan
memungkinkan timbulnya jentik
nyamuk akibat masih banyak warga
yang jarang membersihkan
penampungan air.
Do:
Terlihat faktor risiko munculnya
jentik nyamuk akibat dari
tergenangnya selokan didepan rumah
atau belakang rumah.
Masyarakat masih terlihat kurang aktif
dalam penanganan jentik nyamuk di
masing-masing rumah.
Hasil angket:
Dari hasil angket yang didapatkan
masalah kondisi penampungan air
yang masih terbuka yaitu 74%.
87
J. PRIORITAS MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Kriteria
No DiagnosaKeperawatan Jumlah Keterangan
A B C D E F G H I J K L
1 Defisit kesehatan komunitas 5 4 3 5 2 4 3 4 3 3 4 5 45 Keterangan Kriteria :
berhubungan dengan a. Sesuai dengan peran perawat komunitas
program tidak mengatasi b. Resiko terjadi
seluruh kesehatan komunitas c. Resiko parah
dibuktikan dengan terjadi d. Potensial untuk penkes
masalah kesehatan yang e. Minat masyarakat
dialami komunitas,tidak f. Kemungkinan dapat diatasi
tersedia program untuk g. Relevan dengan program
mencegah masalah h. Tersedianya tempat
kesehatan komunitas, tidak i. Tersedianya waktu
tersedia program untuk j. Tersedianya dana
mengurangi masalah k. Tersedianya fasilitas
kesehatan komunitas. l. Tersedianya sumber daya
Keterangan pembobotan :
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
2. Pemeliharaan kesehatan 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 40 Keterangan Kriteria :
88
tidak efektif berhubungan a. Sesuai dengan peran perawat komunitas
dengan ketidakmampuan b. Resiko terjadi
mengatasi masalah c. Resiko parah
dibuktikan dengan kurang
d. Potensial untuk penkes
menunjukan perilaku adaptif
e. Minat masyarakat
terhadap perubahan
f. Kemungkinan dapat diatasi
lingkungan,kurang
g. Relevan dengan program
menujukan pemahaman
tentang perilaku sehat tidak
h. Tersedianya tempat
89
3.. Manajemen kesehatan 4 5 4 3 2 2 2 3 3 3 3 4 38 Keterangan Kriteria :
komunitas tidak efektif a. Sesuai dengan peran perawat komunitas
berhubungan dengan kurang b. Resiko terjadi
terpapar informasi c. Resikoparah
dibuktikan dengan
d. Potensial untuk penkes
mengungkapan gagal
e. Minat masyarakat
melakukan tindakan untuk
f. Kemungkinan dapat diatasi
mengurangi faktor resiko,
g. Relevan dengan program
gagal menerapkan program
perawatan dalam kehidupan
h. Tersedianya tempat
Keterangan pembobotan :
1.Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
90
4. Kesiapan peningkatan 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 4 32 Keterangan Kriteria :
manajemen kesehatan a. Sesuai dengan peran perawat komunitas
berhubungan dengan b. Resiko terjadi
Kurangya perhatian c. Resikoparah
terhadap masalah kesehatan d. Potensial untuk penkes
lingkungan dibuktikan
e. Minat masyarakat
dengan mengekspresikan
f. Kemungkinan dapat diatasi
keinginan untuk mengelola
g. Relevan dengan program
masalah kesehatan dan
h. Tersedianya tempat
pencegahannya,
menggambarkan
i. Tersedianya waktu
91
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan program tidak mengatasi seluruh kesehatan komunitas dibuktikan dengan terjadi
masalah kesehatan yang dialami komunitas,tidak tersedia program untuk mencegah masalah kesehatan komunitas, tidak tersedia program
untuk mengurangi masalah kesehatan komunitas.
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan mengatasi masalah dibuktikan dengan kurang menunjukan
perilaku adaptif terhadap perubahan lingkungan,kurang menujukan pemahaman tentang perilaku sehat tidak mampu menjalankan
perilaku sehat, kurang menunjukan minat untuk meningkatkan perilaku sehat.
3. Manajemen kesehatan komunitas tidak efektif berhubungan dengan kurang terpapar informasi dibuktikan dengan mengungkapan gagal
melakukan tindakan untuk mengurangi faktor resiko, gagal menerapkan program perawatan dalam kehidupan sehari-hari, aktivitas hidup
sehari-hari tidak efektif memenuhi tujuan kesahatan.
4. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan Kurangya perhatian terhadap masalah kesehatan lingkungan
dibuktikan dengan mengekspresikan keinginan untuk mengelola masalah kesehatan dan pencegahannya, menggambarkan berkurangnya
faktor risiko terjadinya masalah kesehatan, tidak ditemukan adanya gejala masalah kesehatan atau penyakit yang tidak terduga.
92
L. INTERVENSI KEPERAWATAN
93
Masyarakat lansia masih meningkat proses perencanaan dan
bkerja walaupun sdh berumur. implmentasi serta revisinya.
Hasil angket: 7. Fasilitasi struktur organisasi
Hasil angket didapatkan untuk meningkatkan
penyakit yang sering diderita kemampuan berkomunikasi
masyarakat dalam 6 bulan dan bernegosiasi.
terakhir yaitu: batuk pilek
sebanyak 55%, hipertensi
12%, dan asam urat 4%.
Ds: D.0117 Pemeliharaan kesehatan L.121 Pemeliharaan kesehatan I.12383 Promosi perilaku upaya
Masyarakat mengatakan tidak efektif berhubungan 06 meningkat kesehatan
gotong royong sering dengan ketidakmampuan Kriteriahasil : Observasi :
dilaksanakan namun memang mengatasi masalah 1. Menunjukan perilaku 1. Identifikasi perilaku upaya
dalam beberapa bulan terakhir dibuktikan dengan kurang adaptif meningkat kesehatan yang dapat
jarang dilakukan dan juga menunjukan perilaku 2. Menunjukan ditingkatkan
masyarakat mengatakan perlu adaptif terhadap pemahaman Perilaku Terapeutik :
ditingkatkan lagi. perubahan sehat meningkat 2. Berikan lingkungan yang
Masyarakat mengatakan lingkungan,kurang 3. Kemampuan mendukung kesehatan
banyak masyarakat yang menujukan pemahaman menjalankan perilaku 3. Orientasi pelayanann
mengalami batuk pilek tentang perilaku sehat sehat meningkat kesehatan yang dapat
tidak mampu menjalankan dimanfaatkan
Do: perilaku sehat, kurang Edukasi :
Tampak selokan yang kurang menunjukan minat untuk 4. Anjurkan menggunakan air
efektif karena sebagian meningkatkan perilaku bersih
memang kondisi selokan tidak sehat. 5. Anjurkan mencuci tangan
mengalir dan tersumbat. ada dengan air bersih dan sabun
beberapa rumah yang 6. Anjurkan menggunakan
membuang limbahnya jamban sehat
diselokan, dan ada juga yang 7. Ansurkan tidak merokok
94
sembarangan. didalam rumah
Tampak sebagian warga
kurang menunjukan sikap
adaptif akan pentingnya
selokan.
Hasil angket:
Dari hasil angket didapatkan
untuk kategori tidak memiliki
selokan yaitu 41%.
Dari hasil angket didapatkan
masih ada yang membuang
sampah sembarangan yaitu
sebanyak 1%
Dari hasil angket yang
didapatkan untuk kegiatan
gotong royong lebih dari 3
bulan 33% dan tidak pernah
2%.
Ds: D.0116 Manajemen kesehatan L.121 Pemeliharaan kesehatan I.12383 Edukasi kesehatan
Masyarakat mengatakan komunitas tidak efektif 06 meningkat Observasi :
jarang ada penyuluhan di berhubungan dengan Kriteriahasil : 1. Identifikasi kesehatan dan
wilayah RW 04. kurang terpapar informasi 1. Menunjukan perilaku kemampuan menerima
Orang tua mengatakan dibuktikan dengan adaptif meningkat informasi
memang perlu sosialiasi mengungkapan gagal 2. Menunjukan 2. Identifikasi faktor-faktor
mengenai kespro dikalangan melakukan tindakan untuk pemahaman Perilaku yang dapat meningkatkan
anak remaja maupun dewasa mengurangi faktor resiko, sehat meningkat dan menurunkan motivasi
sekarang ini. gagal menerapkan 3. Kemampuan perilaku hidup bersih dan
program perawatan dalam menjalankan perilaku sehat.
95
kehidupan sehari-hari, sehat meningkat
aktivitas hidup sehari-hari
Do: tidak efektif memenuhi Terapeutik :
Masyarakat banyak yang tujuan kesahatan. 3. Sediakan materi dan media
membatasi pergaulan anak- pendidikan kesehatan
anaknya supaya tidak 4. Jadwalkan pendidikan
terjerumus dengan hal-hal kesehatan sesuai
yang negatif. kesepakatan
Kepala keluarga banyak 5. Berikan kesempatan untuk
berkumpul dengan anak bertanya
mereka dirumah. Edukasi :
6. Jelaskan faktor resiko yang
Hasil angket: dapat mempengaruhi
Dari hasil angket yang kesehatan
didapatkan masalah
penyuluhan tentang kesehatan
reproduksi pada remaja tidak
pernah mengikuti penyeluhn
73%.
Ds: D.0112 Kesiapan peningkatan L.121 Manajemen kesehatan I.12359 Bimbingan Antisipatif
Masyarakat mengatakan manajemen kesehatan 04 meningkat Observasi :
masih menggunakan berhubungan dengan Dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi metode
penampung air yang terbuka. Kurangya perhatian 1. Melakukan tindakan penyelesaian masalah yang
Masyarakat mengatakan ada terhadap masalah untuk mengurangi biasa digunakan
beberapa kondisi air berwarna kesehatan lingkungan faktor risiko Terapeutik :
bahkan berbau. dibuktikan dengan meningkat 2. Fasilitasi memeutuskan
Masyarakat mengatakan mengekspresikan 2. Menerapkan program bagaimana masalah
banyak nyamuk di malam keinginan untuk perawatan meningkat diselesaikan
hari. mengelola masalah 3. Aktivitas sehari-hari 3. Fasilitasi mengidentifikasi
96
Masyarakat mengatakan kesehatan dan efektif memenuhi sumber daya yang tersedia
memungkinkan timbulnya pencegahannya, tujuan kesehatan 4. Jadwalkan tindak lanjut
jentik nyamuk akibat masih menggambarkan meningkat. untuk memantau atau
banyak warga yang jarang berkurangnya faktor risiko memberi dukungan
membersihkan penampungan terjadinya masalah 5. Libatkan keluarga dan
air. kesehatan, tidak pihak terkait.
ditemukan adanya gejala Edukasi :
Do: masalah kesehatan atau 6. Jelaskan perkembangan dan
Terlihat faktor risiko penyakit yang tidak perilaku normal
munculnya jentik nyamuk terduga. 7. Informasikan harapan
akibat dari tergenangnya realistis terkait perilaku
selokan didepan rumah atau masyarakat.
belakang rumah.
Masyarakat masih terlihat
kurang aktif dalam
penanganan jentik nyamuk di
masing-masing rumah.
Hasil angket:
Dari hasil angket yang
didapatkan masalah kondisi
penampungan air yang masih
terbuka yaitu 74%.
97
M. PLANING OF ACTION (POA)
No Diagnosa Keperawatan Kegiatan Tujuan Sasaran Sumber Dana Waktu Tempat Penanggung Jawab
1. Defisit kesehatan Pemeriksaan Untuk meningkatkan Masyarakat Mahasiswa Minggu, 14 Wilayah RW Pembimbing dan
Kesehatan kesehatan Masyarakat di RW 04 Agustus 2022 04 Kelurahan Mahasiswa
komunitas
di RW 04 Kelurahan Kelurahan Padang Serai.
berhubungan dengan Padang Serai. Padang Serai.
program tidak
mengatasi seluruh
kesehatan komunitas
dibuktikan dengan
terjadi masalah
kesehatan yang
dialami
komunitas,tidak
tersedia program untuk
mencegah masalah
kesehatan komunitas,
tidak tersedia program
untuk mengurangi
masalah kesehatan
komunitas.
98
2. Pemeliharaan Gotong Untuk membersihkan Masyarakat Mahasiswa Sabtu, 20 Wilayah RW Pembimbing dan
Royong lingkungan di RW 04 di RW 04 Agustus 2022 04 Kelurahan Mahasiswa
kesehatan tidak efektif
Kelurahan Padang Kelurahan Padang Serai.
berhubungan dengan Serai. Padang Serai.
ketidakmampuan
mengatasi masalah
dibuktikan dengan
kurang menunjukan
perilaku adaptif
terhadap perubahan
lingkungan,kurang
menujukan
pemahaman tentang
perilaku sehat tidak
mampu menjalankan
perilaku sehat, kurang
menunjukan minat
untuk meningkatkan
perilaku sehat.
3. Manajemen kesehatan Penyuluhan Untuk meningkatkan Masyarakat Mahasiswa Penyuluhan Wilayah RW Pembimbing dan
Hipertensi dan pengetahuan di RW 04 RT hipertensi : 04 Kelurahan Mahasiswa
komunitas tidak efektif
penyuluhan masyarakat tentang Kelurahan Minggu, 14 Padang Serai.
berhubungan dengan Penyakit bahaya hipertensi dan Padang Serai. Agustus
99
kurang terpapar Menular bahaya penyakit 2022.
Seksual menular seksual. Penyuluhan
informasi dibuktikan
PMS :
dengan mengungkapan Jum’at 26
gagal melakukan Agustus
2022
tindakan untuk
mengurangi faktor
resiko, gagal
menerapkan program
perawatan dalam
kehidupan sehari-hari,
aktivitas hidup sehari-
hari tidak efektif
memenuhi tujuan
kesahatan.
100
4 Kesiapan peningkatan Penyebaran Untuk mengurangi Masyarakat Mahasiswa Sabtu, 20 Wilayah RW Pembimbing dan
bubuk abate adanya jentik nyamuk di RW 04 Agustus 2022 04 Kelurahan Mahasiswa
manajemen kesehatan
di genangan air Kelurahan Padang Serai.
berhubungan dengan maupun di bak. Padang Serai.
Kurangya perhatian
terhadap masalah
kesehatan lingkungan
dibuktikan dengan
mengekspresikan
keinginan untuk
mengelola masalah
kesehatan dan
pencegahannya,
menggambarkan
berkurangnya faktor
risiko terjadinya
masalah kesehatan,
tidak ditemukan
adanya gejala masalah
kesehatan atau
penyakit yang tidak
terduga.
101
N. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Diagnosa Keperawatan Hari/tanggal Implementasi Evaluasi
1. Defisit kesehatan komunitas berhubungan Minggu, 14 Kegiatan a. Evaluasi Struktur
dengan program tidak mengatasi seluruh Agustus 2022 Pemeriksaan 1. Tempat dan alat sudah tersedia sesuai dengan
kesehatan komunitas dibuktikan dengan terjadi Kesehatan yang dibutuhkan
masalah kesehatan yang dialami komunitas,tidak 2. Peran dan fungsi mahasiswa sesuai dengan
tersedia program untuk mencegah masalah uraian tugas yang telah ditetapkan bersama.
kesehatan komunitas, tidak tersedia program b. Evaluasi Proses
untuk mengurangi masalah kesehatan komunitas. 1. Kegiatan pemeriksaan kesehatan terlaksana
sesuai dengan rencana.
2. Peran dan fungsi mahasiswa sesuai dengan
uraian tugas yang telah ditetapkan bersama.
c. Evaluasi Hasil
1. Warga terlihat antusias dalam melakukan
pemeriksaan kesehatan.
2. Masih banyak warga yang menderita
hipertensi, asam urat, dan diabetes melitus.
102
berhubungan dengan kurang terpapar informasi Agustus 2022 Kesehatan tentang 1. Tempat dan alat sudah tersedia sesuai dengan
dibuktikan dengan mengungkapan gagal hipertensi yang dibutuhkan
melakukan tindakan untuk mengurangi faktor 2. Peran dan fungsi mahasiswa sesuai dengan
resiko, gagal menerapkan program perawatan uraian tugas yang telah ditetapkan bersama.
dalam kehidupan sehari-hari, aktivitas hidup b. Evaluasi Proses
sehari-hari tidak efektif memenuhi tujuan 1. Kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana
kesahatan. 2. Peran dan fungsi mahasiswa sesuai dengan
uraiant ugas yang telah ditetapkan bersama.
3. Tidak terdapat hambatan selama peyuluhan
kesehatan tentang hipertensi.
c. Evaluasi Hasil
1. Kegiatan penyuluhan kesehatan tentang
hipertensi dapat di pahami peserta dan berjalan
dengan lancar.
Jum’at, 26 Penyuluhan a. Evaluasi Struktur
Agustus 2022 Kesehatan tentang 1. Media sudah tersedia sesuai dengan yang
Penyakit Menular dibutuhkan.
Seksual (PMS) 2. Peran dan fungsi mahasiswa sesuai dengan
uraian tugas yang telah ditetapkan bersama.
b. Evaluasi Proses
103
1. Kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana
2. Peran dan fungsi mahasiswa sesuai dengan
uraian tugas yang telah ditetapkan bersama.
3. Tidak terdapat hambatan selama proses
penyebaaran video penyuluhan.
c. Evaluasi Hasil
1. Kegiatan penyuluhan kesehatan tentang
Penyakit Menular Seksual dapat di pahami
masyarakat dan berjalan dengan lancar.
3. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif Sabtu, 20 Gotong Royong 1. Evaluasi Struktur
berhubungan dengan ketidakmampuan Agustus 2022 1. Kegiataan gotong royong ditujukan kepada
mengatasi masalah dibuktikan dengan kurang warga RW 04 .
menunjukan perilaku adaptif terhadap perubahan 2. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
lingkungan,kurang menujukan pemahaman b. Evaluasi Proses
tentang perilaku sehat tidak mampu menjalankan 1. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu
perilaku sehat, kurang menunjukan minat untuk yang direncanakan
meningkatkan perilaku sehat. 2. ≥ 50 % masyarakat mengikuti gotong royong
c. Evaluasi Hasil
1. Masyarakat dan mahasiswa mampu mengatasi
masalah kesehatan yang ada.
4. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan Sabtu, 20 Penyebaran a. Evaluasi Struktur
berhubungan dengan Kurangya perhatian 1. Peran dan tugas mahasiswa sesuai
104
terhadap masalah kesehatan lingkungan Agustus 2022 Bubuk Abate perencanaan
dibuktikan dengan mengekspresikan keinginan b. Evaluasi Proses
untuk mengelola masalah kesehatan dan 1. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu
pencegahannya, menggambarkan berkurangnya yang direncanakan.
faktor risiko terjadinya masalah kesehatan, tidak 2. Pembagian serbuk abate terbagi secara baik.
ditemukan adanya gejala masalah kesehatan atau 3. Masyarakat menerima serbuk abate
penyakit yang tidak terduga. c. Evaluasi Hasil
1. Permasalahan yang ada di RW 04 RT
13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai
bisa teratasi.
105