Bab II Landasan Teori 1
Bab II Landasan Teori 1
Bab II Landasan Teori 1
BAB II
LANDASAN TEORI
utama pada sepeda motor tidak bisa melakukan dengan baik apa yang
menjadi kebutuhan atau tuntutan kondisi jalan tersebut. Misalnya, pada saat
besar namun kecepatan atau laju sepeda motor yang dibutuhkan rendah.
Pada saat ini walaupun putaran mesin tinggi karena katup trotel
atau katup
gas dibuka penuh namun putaran mesin tersebut harus dirubah menjadi
kecepatan atau laju sepeda motor yang rendah. Sedangkan pada saat sepeda
motor berjalan pada jalan yang rata, kecepatan diperlukan tapi tidak
output
mesin (daya dan torsi mesin) dengan tuntutan kondisi jalan. Sistem
Prinsip kerja mesin dan pemindahan tenaga pada sepeda motor adalah
sebagai berikut:
atau crankcase
. Kevakuman tersebut selanjutnya menarik (menghisap)
campuran bahan bakar dan udara melalui karburator (bagi sistem bahan
bakar konvensional). Sedangkan bagi sistem bahan bakar tipe injeksi (tanpa
busi dan terbakar dengan cepat (peledakan). Gas hasil pembakaran tersebut
memutar crankshaft
. Menekan piston naik untuk mendorong gas hasil
piston naik turun yang berulang-ulang diubah menjadi gerak putar yang
kompenen dari system pemindahan tenaga pada sepeda motor, yaitu meliputi
1. Kopling (clutch
), dibedakan menjadi kopling mekanis dan kopling
otomatis
3. Final drive
, dibedakan menjadi type sprocket
atau rantai, type shaft drive,
kecepatan putaran suatu poros menjadi kecepatan yang diinginkan untuk tujuan
tertentu. Gigi transmisi berfungsi untuk mengatur tingkat kecepatan dan momen
(tenaga putaran) mesin sesuai dengan kondisi yang dialami sepeda motor.
Transmisi pada sepeda motor terbagi menjadi ; transmisi manual dan transmisi
otomatis.
Komponen utama dari gigi transmisi pada sepeda motor terdiri dari susunan
gigi tersebut terpasang. Salah satu pasangan gigi tersebut berada pada poros utama
(main shaft
atau input shaft
) dan pasangan gigi lainnya berada pada poros luar
(output shaft
atau counter shaft
).
model dan kegunaan sepeda motor yang bersangkutan. Kalau kita memasukkan
gigi atau mengunci gigi, kita harus menginjak pedal pemindahnya. Tipe transmisi
yang umum digunakan pada sepeda motor adalah type constant mesh
, yaitu untuk
Untuk menghubungkan gigi-gigi tersebut digunakan garu pemilih gigi atau garpu
Pada saat pedal atau tuas pemindah gigi ditekan (nomor 5), poros pemindah
(21) gigi berputar. Bersamaan dengan itu lengan pemutar shift drum
(6) akan
dipasang garpu pemilih gigi (11,12 dan 13) yang diberi pin (pasak). Pasak ini
akan mengunci garpu pemilih pada bagian ulir cacing. Agar shift drum
dapat
berhenti berputar pada titik yang dikendaki, maka pada bagian lainnya (dekat
ini berbeda untuk setiap jenis sepeda motor, tetapi prinsipnya sama.
geser ini akan bergerak ke kanan atau ke kiri mengikuti gerak garpu pemilih gigi.
Gigi geser, baik yang berada pada poros utama ( main shaft
) maupun yang
bebas pada porosnya (lihat no 4 dan 5). Lain halnya dengan gigi kecepatan (1, 2, 3,
porosnya. Jadi yang dimaksud gigi masuk adalah mengunci gigi kecepatan dengan
poros tempat gigi itu berada, dan sebagai alat penguncinya adalah gigi geser.
Kecepatan Motor
Torque
Rendah Tinggi
Gambar 2.3
(Gear kecepatan rendah)
Jika roda gigi yang kecil memutarkan roda gigi yang besar kecepatan
Kecepatan MotorTorque
Menengah Menengah
Gambar 2.4
(Gear Kecepatan menengah)
Tinggi Kecil
Roda gigi
penggerak
Gambar 2.5
(Gear Kecepatan Tinggi)
Jika roda gigi yang besar memutarkan roda gigi yang kecil kecepatan motor tinggi
Z1
Z2
Mesin
Z4
Roda
Z3 Transmisi
Rantai
Z6
Z5
Gambar 2.6
(Gear Ratio dan Kecepatan Roda)
Keterangan :
Z1 : Primary drive gear
Z2 : Primary driven gear
Z3 : Main Shaft Gear
Z4 : Counter Shaft Gear
Z5 : Drive Gear Sprocket
Z6 : Driven Gear Sprocket
2. Harus kecil, ringan, tidak mudah rusak dan mudah dioperasikan atau
diperbaiki
MANUAL
Transmisi manual yang sering digunakan pada sepeda motor adalah jenis
mechanis
atau Continously Variable Transmision
(CVT).
a. Main shaft
(poros utama)
Pada poros utama terdapat roda gigi mati, roda gigi bebas dan roda gigi geser.
Poros utama selalu berhubungan dengan poros engkol melalui gigi kopling.
Pada counter shaft juga terdapat roda gigi yang sama dengan poros utama.
1. Gigi mati yaitu gigi yang akan berputar jika poros berputar.
3. Gigi geser yaitu gigi yang dapat bergeser pada poros ( ke arah kiri atau
arah kanan).
giginya yang sering disebut dengan DOG. Tonjolan-tonjolan ini (DOG), apabila roda
gigi bergeser akan masuk ke dalam lubang (DOG HOLE) yang ada pada gigi
sebelahnya, sehingga gigi tersebut akan mengikuti putaran roda gigi yang ada DOG
nya.
Z2
Z1
a. M1 : Gigi mati
b. M4 : Gigi bebas
c. M3 : Gigi geser mati
d. M5 : Gigi bebas
e. M2 : Gigi mati
f. Z2 : Primary driven gear.
a. C1 : Gigi bebas
b. C4 : Gigi mati geser
c. C3 : Gigi bebas
d. C5 : Gigi mati geser
e. C2 : Gigi bebas
menimbulkan bunyi. Ada dua tipe pemindah gigi pada sepeda motor yaitu :
a. Type Rotary
kembali seperti pada ilustrasi saat pemindah gigi digerakkan pengait pada
shift arm
menggerakkan camyang berbentuk silinder dengan parit sebagai
Gambar 2.9 (
pemindah gigitype rotari)
Tipe ini bekerja satu arah dan hanya berhenti pada posisi tertentu dan
Gambar 2.10 (
pemindah gigi tipe balik atau return type)
dipasang pada beberapa tipe sepeda motor saat ini. Sistem ini menghasilkan
pengendara terbebas dari keharusan memindah gigi sehingga lebih nyaman dan
santai.
(http://hamidtz.pun.bz/cara-membuat-tarikan-motor-matic-menjadi.xhtml)
Sistem CVT banyak kita jumpai pada motor matic seperti yamaha mio,honda
vario , suzuki spin dan lainya. Mekanisme V- belttersimpan dalam ruangan yang
dilengkapi dengan sistim pendingin untuk mengurangi panas yang timbul karena
gesekan sehingga bisa tahan lebih lama. Sistim aliran pendingin V- beltini dibuat
sedemikian rupa sehingga terbebas dari kotoran atau debu dan air. Lubang
pemasukan udara pendingin terpasang lebih tinggi dari as roda untuk menghindari
perubahan torsi dari mesin ke roda belakang secara otomatis. Dengan perbandingan
ratio yang sangat tepat tanpa harus memindah gigi, seperti pada motor transmisi
konventional. Dengan sendirinya tidak terjadi hentakan yang biasa timbul pada
lembut dengan kemampuan mendaki yang baik. Sistim CVT terdiri pulley primary
http://hamidtz.pun.bz/cara-membuat-tarikan-motor-matic-menjadi.xhtml
Rangakaian Rute Tenaga pada sistem transmisi otomatis dimulai dari putaran
crank shaft
. Seperti pada sepeda motor lainnya, untuk memutarkan poros engkol
tenaga etakan dari kick crank terlebih dahulu melewati kopling ( One Way Clucth
).
Sistem cara kerja CVT sepeda motor matic dimulai dari putaran stasioner
hingga putaran tinggi. Sistem cara kerja CVT sepeda motor matic diuraikan sebagai
berikut :
1. Putaran Stasioner
sentrifugal
. Namun, karena putaran masih rendah, kopling sentrifugal
belum bisa
bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat daripada gaya
sentrifugal,
sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan rear wheel
Ketika putaran mesin meningkat, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi
spring
. Pada putaran yang tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel
rumah kopling. Pada kondisi ini, posisi V- beltpada bagian puller( diameter kecil ).
besar ).
Gambar 2.13
(Saat Mulai Berjalan)
3. Putaran Menengah
sheave
mengakibatkan V-belt bergeser ke arah lingkaran luar. Selanjutnya menarik
4. Putaran Tinggi
Gambar 2.14
(Putaran Tinggi)
Selama masih bekerja, putaran yang terus menerus akan menimbulkan panas.
Panas yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan yang cukup serius pada
beberapa komponen, misalnya V- belt. Oleh karena itu, panas yang ditimbulkan akibat
putaran mesin harus dikendalikan atau diminimalkan. Panas yang timbul pada ruang
CVT dapat disebabkan oleh adanya koefisien gesek pada bagian pulley, koefisien
CVT umumnya menggunakan kipas pendingin dan sirkulasi udara. Sepeda motor
matic
telah dilengkapi pula dengan saringan udara untuk menyaring debu dan kotoran
lainnya.
1. Primery sheave
sendiri ada beberapa komponen pendukung yaitu
Gambar 2.15
(KomponenPrimery sheave
)
• fixed sheave
• sliding sheave
• collar
• cam
• slider
• roller
fungsinya sebagai penekan sliding sheave , cara kerjanya sesuai putaran mesin,
apabila putaran mesin tinggi rollerini menekan sliding sheave dan begitu pula
sebaliknya gaya di atas biasa di sebut gaya sentrifugal.
2. v-belt
Gambar 2.16
(v-belt)
http://hamidtz.pun.bz/cara-membuat-tarikan-motor-matic-menjadi.xhtml
secondary sheave
yaitu meneruskan putaran mesin dari sliding sheave
.biasanya v-belt
ini memiliki gerigi-gerigi yang di rancang agar v- belttidak terlalu panas akibat
3. secondary sheave
Gambar 2.17
(Komponen secondary sheave
)
• sliding sheave
• fixed sheave
• spring
• torque cam
• clutch housing
biasa disebut rumah kopling fungsinya adalah penerus putaran dari v- beltke
poros roda
• sepatu kopling
4. gearreduksi
http://hamidtz.pun.bz/cara-membuat-tarikan-motor-matic-menjadi.xhtml
roda.selain itu juga sebagai pendongkrak tenaga.bisanya ada oli khusus untuk
2.4 Roller
perubahan lingkar diameter lebih besar terhadap belt drive sehingga motor dapat
Universitas Mercu Buana 31
Tugas Akhir Teknik Mesin
bergerak. Kinerja variator ini sangat ditentukan oleh roller,baik itu bentuk maupun
Bentuk rolleryang baik harus lah berbentuk bulat, bentuk bulat dan sempurna
mempermudah pergerakan dari variator, bila bentuknya sudah tidak bulat,maka sudah
terbuat dari bahan teflon karena sifatnya yang licin, keras, dan tahan panas.
http://hamidtz.pun.bz/cara-membuat-tarikan-motor-matic-menjadi.xhtml
menggerakan roda dengan melalui perputaran kruk as roda yang sebelumnya diputar
oleh V- belt.
Rolleritu ada di dalam mangkuk variator semakin roda depan, saat berputar
Gambar di bawah adalah potongan komponen variator saat rpm rendah. Roller
weight
berada di poros roda, beltberputar pada radius kecil.
Gambar 2.20
(variator saat rpm rendah)
Gambar 2.21 (
variator saat rpm tinggi)
stop and go
makin lambat, top speed
lebih tinggi.