Perencaan Elemen Mesin KOPLING
Perencaan Elemen Mesin KOPLING
Perencaan Elemen Mesin KOPLING
Kopling
Disusun oleh:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Meski telah disusun secara maksimal oleh
penulis, akan tetapi penulis sebagai manusia biasa sangat menyadari bahwa
makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih jauh dari kata sempurna.
Karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca.
Besar harapan penulis makalah ini dapat menjadi inspirasi atau sarana
pembantu masyarakat dalam mencari perencanaan kopling.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Kopling sebagai elemen mesin yang saat ini banyak digunakan pada
mesin – mesin industri, kendaraan bermotor, dan lain - lain. Dengan berjalannya
waktu dan penggunaan kopling yang terus menerus maka komponen – komponen
kopling akan pasti mengalami hal – hal seperti plat cepat aus, usia kopling tidak
tahan lama, biaya perawatan yang mahal, dan lain - lain. Dengan adanya hal - hal
tersebut maka perlu adanya perancanaan kopling yang tepat dan teliti.
Kopling yang akan di bahas pada tugas elemen mesin 1 ini adalah kopling
mobil truk Mitsubishi coltdiesel roda empat dengan daya 110 ps atau 80 kW
dangan 2900 putaran, dengan spesifiksi sbb :Model engine (4D34-2AT5), type
(direc injection 4 troke, water cooling with turbo intercooler), configuration (4
cylinder in line), max output (110Ps/2900 rpm), trnsmisi (M025S5), Cluth (single
dry cluth : C3W28D). Sistem kopling yang akan kita bicarakan disini adalah
sistem kopling manual yang selanjutnya kita sebut dengan kopling saja.
Komponen penting pendukung kopling, secara urut: Fly wheel atau roda
gila, Clutch disc atau plat kopling, Clutch cover atau dekrup dan Clutch release
bearing atau Drek lahar.
Cara Kerja: Fly wheel atau roda gila meneruskan sekaligus menyimpan
energi dari Crank Saft (kruk as) mesin saat mesin hidup (berputar), Plat kopling
menjadi satu-satunya perantara tenaga mesin dengan Porseneling kita yang
akhirnya tenaga ini akan diteruskan ke Roda. Sedangkan Dekrup bekerja sebagai
pengatur kapan tenaga mesin di teruskan dan kapan tenaga mesin tidak diteruskan,
hal ini dilakukan oleh kaki kita saat menginjak atau melepas Sistem Kopling
Kopling (clutch) terletak di antara motor dan transmisi, dan berfungsi
untuk menghubungkan dan memutuskan putaran motor ke transmisi. Syarat-syarat
yang harus dimiliki oleh kopling adalah : Harus dapat menghubungan putaran
motor ke transmisi dengan lembut.
1. Untuk merencanakan poros dan kopling yang lebih efisien dan efektif.
2. Menganalisa unit transmisi poros dan kopling dengan menggunakan data
dan spesifikasi yang ada.
Kopling merupakan suatu sistem yang sangat luas, oleh sebab itu penulis
akan membatasi permasalahan yang akan dibahas pada mobil Avanza dengan
daya 83 Ps pada putaran 4200 Rpm, meliputi beberapa elemen – elemen yaitu :
analisa poros dan kopling agar tidak terjadi kesalahan dalam analisa kopling dan
perhitungan maka penulis akan memperhatikan faktor – faktor koreksi dan faktor
– faktor internal yang digunakan.
BAB III
DASAR TEORI
Kopling berbentuk bulat dan tipis terbuat dari plat baja berkualitaas
tinggi. Kedua sisi plat kopling dilapisi dengan bahan yang memiliki
koefesien gesek tinggi. Bahan gesek ini disatukan dengan plat kopling
dengan menggunakan keling (rivet).
Pada saat pelat tekan bergerak mundur, pelat kopling terbebas dari
roda penerus dan perpindahan daya terputus. Bila tekanan pedal kopling
dilepas, pegas kopling akan mendorong pelat tekan maju dan menjepit
pelat kopling dengan roda penerus dan terjadi perpindahan daya.
2.6. Pegas
c. Bahan Pegas
Data yang paling umum dipakai untuk pegas yang dibentuk panas
adalah baja pegas (SUP) karena pembentukannya dilakukan pada
temperatur tinggi, maka perlu diberi perlakuan panas setelah dibentuk.
Baja tahan karat (SUS) dipakai untuk keadaan lingkungan yang korosif,
terdapat dalam ukuran diameter kecil. Inconel dipakai untuk temperatur
tinggi dan korosif.
2.7. Poros
Bahan poros yang digunakan untuk mesin biasanya dibuat dari baja
batang yang ditarik dingin dan difinis, Baja karbon konstruksi mesin bahan
S C yang dihasilkan dari baja yang dideoksidasikan dengan ferrosilicon
dan dicor.
BAB III
PERANCANGAN
61
= 9,74 × 105 = 14.146(𝑘𝑔. 𝑚𝑚)
4200
60 𝑘𝑔
= 6×2 = 5(𝑚𝑚2 )
7. Faktor lenturan, 𝐶𝑏 = 2,
Faktor koreksi momen punter, 𝐾𝑡 = 1,5
5,1
8. 𝑑𝑠 = [ 𝜏 𝐾𝑡 𝐶𝑏 𝑇]1/3
𝑎
5,1
= [ 5 × 1,5 × 2 × 14.146]1/3 = 35,11(𝑚𝑚)
𝑘𝑔
𝜏. 𝐶𝑏 . 𝐾𝑡 = 2 × 1,5 × 1,66 = 3,38( )
𝑚𝑚2
∴ 𝜏𝑎 . 𝑆𝑓2 ⁄𝛼 > 𝜏. 𝐶𝑏 . 𝐾𝑡 , → 𝑏𝑎𝑖𝑘
13. 𝑑𝑠 = 40 (𝑚𝑚)
Bahan Poros: 𝑆45𝐶 − 𝐷
Diameter poros : ϕ40 × ϕ42
Jari-jari filet 1(mm)
Pasak: 10 × 8
Alur Pasak: 10 × 8 × 0,6
3.4. Perhitungan Kopling
1. Daya yang ditransmisikan : 𝑃 = 61 (𝑘𝑊)
Putaran poros : 𝑛1 = 4200 (rpm)
2. Dengan menganggap kadar karbon poros baja liat sebesar 0,20 (%),
𝑘𝑔
Kekuatan tarik, 𝜎𝐵 = 60 (𝑚𝑚2 ), 𝑆𝑓1 = 6, 𝑆𝑓2 = 2 (dengan alur pasak)
60 𝑘𝑔
𝜏𝑎 = = 5( )
6𝑥2 𝑚𝑚2
3. Faktor koreksi, 𝑓𝑐 = 1,
Daya rencana, 𝑃𝑑 = 𝑃 = 61 (𝑘𝑊)
61
Momen rencana, 𝑇 = 9,74 𝑥 105 4200 = 14.146(𝑘𝑔. 𝑚𝑚)
4. Faktor lenturan, 𝐶𝑏 = 2,
Faktor koreksi momen puntir, 𝐾𝑡 = 1,5
5,1
𝑑𝑠 = [ 5 𝑥 1,5 𝑥 2 𝑥 14.146]1/3 = 35,11 → 40 (𝑚𝑚)
3.5. Kesimpulan
Dalam perencanaan ini dapat ditarik bebeprapa kesimpulan :
1. Dalam perencanaan ini ukuran-ukuran poros sangat penting karena
turut mempengaruhi perhitungan kopling yang direncanakan.
2. Dalam desain poros dan kopling, bahan poros harus lebih kuat dari
pada bahan kopling.
a. Perhitungan poros
3. Diameter poros = 30 mm
b. Perhitungan Kopling