Pks Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang 2019 Fix
Pks Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang 2019 Fix
Pks Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang 2019 Fix
ANTARA
TENTANG
Masa berlaku:
03 Juni 2019 – 31 Desember 2021
PARAF
Pihak I Pihak II
Hal |1
Pada hari ini Selasa tanggal Tiga bulan Juni tahun Dua Ribu Sembilan Belas (03-06-2019)
bertempat di Padang, yang bertanda tangan di bawah ini:
II. ERLINENGSIH selaku Direktur Rumah Sakit Ibnu Sina Padang, dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama Rumah Sakit Islam Ibnu Sina, berdasarkan surat keputusan
Yayasan Rumah Sakit Islam Sumatera Barat Nomor : 487/SK/PGRS/YARSI/XI-2018
tenggal 12 November 2018 tentang pengangkatan PJS. Direktur RSI ”Ibnu Sina” YARSI
Sumbar Padang terhitung sejak tanggal 13 November 2018 sampai dengan
pengangkatan Direktur Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang yang beralamat di jalan
Gajah Mada, Gunung Pangilun, Padang, untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK
KEDUA
PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA dalam Perjanjian ini dapat juga disebut PIHAK jika
disebut secara sendiri-sendiri atau PARA PIHAK jika disebut secara bersama-sama.
PARA PIHAK menyatakan sepakat untuk mengadakan Perjanjiaan Kerja sama Pelayanan
Penunjang Medis dan Rawat Intensif dengan ketentuan dan syarat sebagaimana tertuang
dalam pasal-pasal sebagai berikut :
PASAL 1
MAKSUD DAN TUJUAN
(1) Maksud Perjanjian adalah agar terjalinnya kerja sama dalam penyediaan Pelayanan
Penunjang Medis dan Rawat Intensif bagi pasien di sarana pelayanan kesehatan PIHAK
KEDUA dengan syarat dan ketentuan yang diatur dalam Perjanjian ini.
(2) Tujuan Perjanjian adalah untuk meningkatkan upaya Pemeliharaan Kesehatan bagi
pasien di sarana pelayanan kesehatan PARA PIHAK yang meliputi peningkatan,
pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan.
PASAL 2
RUANG LINGKUP
(1) Rujukan Pelayanan Kesehatan dilakukan dengan berlandaskan Keselamatan Pasien,
Mutu Pelayanan, Efisiensi, Keterlibatan, Persaingan Global, Keadilan dan Implementasi
Sistem Kesehatan Nasional.
PARAF
Pihak I Pihak II
Hal |2
(2) Rujukan Pelayanan Kesehatan dapat dilakukan secara fisik dengan mengirim pasien
atau specimen secara langsung atau melalui teknologi informasi dan komunikasi.
(3) PIHAK KEDUA melakukan Rujukan Pemeriksaan terhadap Penunjang Medis seperti
yakni Laboratorium Klinik, Pemeriksaan Radiologi (MRI, CT Scan, Mammografi, USG,
dan lain-lain), Radiotherapy, dan Rawat Intensif (ICU, ICCU, NICU, PICU), dan
Pemeriksaan lain yang menurut sifatnya diperlukan untuk kepentingan kesehatan pasien
sesuai dengan surat rujukan dari PIHAK KEDUA.
(4) PARA PIHAK melakukan rujukan berdasarkan rujukan vertikal yakni rujukan antar
pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan, dari tingkatan pelayanan kesehatan yang
lebih rendah ke tingkatan pelayanan kesehatan yang lebih tinggi atau sebaliknya.
(5) Dalam hal PIHAK PERTAMA oleh karena keterbatasan fasilitas yang ada, dimana
pasien dari PIHAK KEDUA memerlukan tindakan dan/atau perawatan lebih lanjut, maka
PIHAK PERTAMA atas persetujuan PIHAK KEDUA akan merujuk pasien dari PIHAK
KEDUA ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas yang dimaksud sesuai ketentuan yang
berlaku.
(6) Ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 2 (dua) ayat (5), dimungkinkan apabila
keadaan kondisi pasien yang memerlukan rujukan sesuai tindakan medis.
(7) Pelayanan kesehatan yang dimaksud dalam pasal ini yang dilakukan PIHAK PERTAMA
berdasarkan atas Standar Profesi dan Etika Kedokteran.
PASAL 3
HAK DAN KEWAJIBAN
(1) Hak PIHAK PERTAMA
a. PIHAK PERTAMA berhak memberlakukan sebagai pasien umum apabila pasien
tidak diberikan surat rujukan oleh PIHAK KEDUA.
b. PIHAK PERTAMA berhak menerima pembayaran biaya dari PIHAK KEDUA atas
pelayanan kesehatan dalam perjanjian kerja sama ini.
c. PIHAK PERTAMA berhak meninjau kembali Perjanjian ini, apabila PIHAK
KEDUA melalaikan kewajibannya.
(2) Kewajiban PIHAK PERTAMA
a. PIHAK PERTAMA berkewajiban melayani Pasien PIHAK KEDUA dengan baik
sesuai dengan standar dan prosedur pelayanan kesehatan yang berlaku bagi
Rumah Sakit PIHAK PERTAMA sebagaimana diatur dalam ketentuan yang
berlaku.
b. PIHAK PERTAMA wajib menjaga kerahasiaan medical record pasien PIHAK
KEDUA.
PARAF
Pihak I Pihak II
Hal |3
PASAL 4
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
(1) PARA PIHAK bertanggung jawab atas pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
rujukan pemeriksaan penunjang medis.
(3) Dalam rangka melakukan pengawasan PARA PIHAK dapat mengambil tindakan
administratif berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PASAL 5
KERAHASIAAN INFORMASI
(1) PARA PIHAK wajib menjaga kerahasiaan seluruh informasi yang dimiliki oleh PARA
PIHAK dan PARA PIHAK dilarang untuk menginformasikan kepada Pihak lain kecuali
untuk keperluan pelaksanaan kewajiban-kewajiban PARA PIHAK sesuai dengan
Perjanjian ini atau yang diwajibkan oleh Undang-Undang.
(3) Kewajiban kerahasiaan yang ditentukan dalam Perjanjian ini akan terus berlaku
tanpa batas waktu.
PASAL 6
BIAYA DAN PEMBAYARAN
(1) Besarnya tarif pelayanan didasarkan pada tarif yang disepakati oleh PARA PIHAK yaitu
berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil Nomor:
KU.01.01/I/132/2017 tanggal 02 Mei 2017 tentang Penetapan Pemberlakuan Tarif
Pelayanan RSUP Dr. M. Djamil Padang.
(2) Bila pasien tidak memiliki jaminan kesehatan (pasien umum), maka biaya pemeriksaan
dan biaya perawatan tersebut ditanggung oleh pasien PIHAK KEDUA pada saat
pemeriksaan dan perawatan sesuai dengan tarif yang berlaku pada PIHAK PERTAMA.
(3) Bila pasien merupakan peserta Jaminan Kesehatan maka biaya untuk pemeriksaan dan
perawatan akan di klaim kepada PIHAK Penjamin oleh PIHAK PERTAMA.
(4) Apabila pasien merupakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS
Kesehatan, maka PIHAK KEDUA wajib menutup status SEP (Surat Egibilitas Peserta)
agar PIHAK PERTAMA bisa menagihkan ke BPJS Kesehatan (SEP dapat diterbitkan di
PIHAK PERTAMA), dalam hal rujukan penuh.
(5) Dalam hal pelaksanaan rujukan parsial, maka penjaminan pasien dilakukan oleh PIHAK
KEDUA.
PARAF
Pihak I Pihak II
Hal |4
(6) Dalam hal biaya pelayanan kesehatan yang ditanggung oleh PIHAK KEDUA, maka
PIHAK PERTAMA menyampaikan kepada PIHAK KEDUA tagihan biaya pelayanan
kesehatan yang telah diberikan kepada pasien, secara kumulatif pada bulan berikutnya
sebelum tanggal 15 termasuk tagihan biaya perawatan bagi pasien yang dirawat lebih
dari 1 (satu) bulan. Tagihan tersebut dengan melampirkan :
a. Surat tagihan pembayaran rangkap dua;
b. Kwitansi asli bermeterai cukup;
c. Rekapitulasi Biaya;
d. Lampiran surat pengantar/ jaminan;
e. Hasil Expertise;
f. Billing Per Pasien.
(8) PIHAK KEDUA membayar setiap tagihan biaya pelayanan kesehatan yang diajukan oleh
PIHAK PERTAMA paling lambat 14 (empat belas) hari setelah tanggal penerimaan surat
tagihan oleh PIHAK PERTAMA.
(9) Setiap pembayaran tagihan biaya pelayanan kesehatan oleh PIHAK KEDUA, melalui
transfer pada :
Bank : Bank Mandiri
a.n RPL 010 RSU M JAMIL UTK OPS PEN BLU
No. Rekening : 1110010696827
(10) PIHAK KEDUA wajib mengirimkan bukti transfer dengan keterangan nama pasien yang
dibayarkan kepada PIHAK PERTAMA segera setelah transaksi dilaksanakan.
PARAF
Pihak I Pihak II
Hal |5
(11) PIHAK KEDUA tidak dibenarkan membayar kepada PIHAK lain sebagian atau
seluruhnya dengan cara apapun atas biaya pelayanan kesehatan pasien PIHAK KEDUA
yang ditagihkan oleh PIHAK PERTAMA.
(12) PIHAK PERTAMA tidak diperbolehkan memungut biaya apapun (pembayaran dimuka)
kepada pasien sesuai yang diatur dalam surat perjanjian ini untuk setiap pemberian/
tindakan pelayanan kesehatan.
(13) Dalam hal pembayaran belum dilakukan oleh PARA PIHAK setelah melebihi jangka
waktu 14 (empat belas) hari kalender sebagaimana dimaksud pada ayat (4), maka
PARA PIHAK setuju membayar denda keterlambatan sebesar 1‰ (satu permil) per hari
dari jumlah tagihan yang diserahkan oleh PIHAK PERTAMA.
(14) Apabila salah satu PIHAK ternyata menghadapi sesuatu yang sifatnya diluar
kekuasaannya (overmacht) sehingga mengakibatkan pembayaran tagihan biaya
pelayanan kesehatan yang diajukan PIHAK PERTAMA mengalami hambatan/
keterlambatan, PIHAK KEDUA wajib memberikan surat pemberitahuan dengan disertai
alasan dan bukti-bukti yang cukup kuat kepada PIHAK PERTAMA.
(15) Apabila PIHAK KEDUA mengalami hal-hal sebagaimana tersebut dalam ayat (13), maka
PIHAK PERTAMA dapat memberikan kelonggaran penyelesaian pembayaran selama
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal surat pemberitahuan diterima
oleh PIHAK PERTAMA.
PASAL 7
SANKSI
(1) Apabila PIHAK PERTAMA melalaikan kewajiban sebagaimana dimaksud pada Pasal 3
ayat (2), maka PIHAK KEDUA berhak melakukan teguran secara tertulis sampai 3 (tiga)
kali dalam jangka waktu 1 (satu) bulan dengan tenggang waktu masing-masing surat
teguran/ peringatan minimal 7 (tujuh) hari kerja.
(2) Apabila PIHAK KEDUA melalaikan kewajiban sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat
(4), maka PIHAK PERTAMA berhak melakukan teguran secara tertulis sampai 3 (tiga)
kali dalam jangka waktu 1 (satu) bulan dengan tenggang waktu masing-masing surat
teguran/ peringatan minimal 7 (tujuh) hari kerja.
(3) Setelah teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) Pasal ini dilakukan
namun tetap tidak diindahkan, maka PIHAK yang dirugikan berhak mengakhiri perjanjian
ini secara sepihak dan PARA PIHAK harus menyelesaikan seluruh kewajibannya paling
lambat lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak perjanjian ini berakhir.
PASAL 8
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
(1) Perjanjian Kerja Sama ini berlaku terhitung sejak tanggal penandatanganan Perjanjian
ini oleh PARA PIHAK sampai dengan 31 Desember 2021.
(2) Apabila PIHAK KEDUA akan memperpanjang Perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA harus
mengajukan permohonan perpanjangan kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 3 (tiga)
bulan sebelum Perjanjian berakhir.
PARAF
Pihak I Pihak II
Hal |6
(3) Apabila jangka waktu Perjanjian Kerja Sama ini telah berakhir dan telah disepakati oleh
PARA PIHAK, untuk memperpanjang Perjanjian Kerja Sama ini, akan tetapi PARA
PIHAK belum membuat addendum dan/atau Perjanjian Kerja Sama yang baru, maka
segala akibat atau ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Kerja Sama ini tetap berlaku
sampai dengan adanya addendum dan/atau Perjanjian Kerja Sama yang baru.
(4) Dengan berakhirnya masa berlaku Perjanjian ini tidak menghilangkan kewajiban-
kewajiban PARA PIHAK yang belum dilaksanakan sesuai Perjanjian ini.
PASAL 9
PENGAKHIRAN KERJA SAMA
(1) Perjanjian ini berakhir apabila :
a. Jangka waktu Perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 berakhir;
b. Dengan mengesampingkan Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab Undang-undang
Hukum Perdata, PARA PIHAK sepakat Perjanjian Kerja Sama ini dapat
dibatalkan secara sepihak tanpa memerlukan persetujuan pengadilan bilamana
salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban tersebut walaupun telah
diperingatkan dengan surat teguran 3 (tiga) kali beruturut-turut;
c. Perjanjian ini batal dengan sendirinya atau batal demi hukum, bilamana ada
peraturan Perundang-undangan atau kebijakan baru dari Pemerintah yang
secara nyata bisa dibuktikan menjadi penyebab Perjanjian Kerja Sama tidak
dapat dilaksanakan.
(2) Pembatalan Perjanjian secara sepihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
Pasal ini, dilakukan dengan menyampaikan Surat Pembatalan Perjanjian Kerja Sama
oleh salah satu Pihak paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal pengiriman surat
teguran (somasi) yang ketiga.
PASAL 10
KORESPONDENSI
(1) Semua surat-menyurat atau pemberitahuan-pemberitahuan atau pernyataan-pernyataan
atau persetujuan-persetujuan yang wajib dan perlu dilakukan oleh salah satu pihak
kepada pihak lainnya dalam pelaksanaan Perjanjian ini, harus dilakukan secara tertulis
dan disampaikan secara langsung atau melalui pos-elektronik atau faksimile yang
dialamatkan kepada :
PIHAK PERTAMA
Jl. Perintis Kemerdekaan, Padang
Telp : (0751) 32373
Fax : (0751) 32371
Email : [email protected], [email protected]
PIHAK KEDUA
Jalan Gajah Mada Gunung Pangilun, Padang
Telp : (0751) 444712 / 7054318
Fax : (0751) 443115
Email : [email protected]
(2) Apabila terjadi perubahan alamat, nomor rekening dan/atau Contact Person PARA
PIHAK, maka paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum perubahan tersebut dilakukan,
maka PIHAK yang alamat, nomor rekening dan Contact Person berubah wajib
memberitahukan kepada PIHAK yang lain.
PARAF
Pihak I Pihak II
Hal |7
PASAL 11
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)
(1) Yang dimaksud dengan Keadaan Kahar (Force Majeure) dalam Perjanjian ini adalah
suatu peristiwa yang terjadi di luar kemampuan PARA PIHAK yang mengakibatkan tidak
dapat dilaksanakannya Perjanjian ini, seperti : bencana alam, huru-hara, banjir, perang,
kebakaran dan lainnya yang dikuatkan oleh pernyataan dari Pihak yang berwenang
dalam hal ini.
(2) Dalam hal salah satu PIHAK terkena peristiwa yang termasuk dalam kategori Keadaan
Kahar (Force Majeure), maka PIHAK yang terkena tersebut berkewajiban
memberitahukan peristiwa yang menimpanya kepada PIHAK lainnya paling lambat 14
(empat belas) hari kerja terhitung mulai tanggal terjadinya peristiwa tersebut.
(3) PIHAK lainnya yang menerima pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Pasal ini, merundingkan kembali dengan PIHAK lainnya mengenai kewajiban dan hak
PARA PIHAK untuk menyelesaikan Perjanjian.
PASAL 12
PERSELISIHAN
(1) Perselisihan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan Perjanjian ini sedapat mungkin
akan diselesaikan oleh PARA PIHAK secara musyawarah untuk mufakat.
(2) Apabila keadaan sebagaimana ayat (1) Pasal ini tidak dapat diselesaikan, maka PARA
PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya melalui Pengadilan Negeri Kelas 1 A Padang.
(3) Selama proses penyelesaian perselisihan, Perjanjian ini tetap berlaku dan PARA PIHAK
tetap menyelesaikan kewajiban dan hak masing-masing sampai dengan perselisihan
tersebut memperoleh keputusan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap.
PASAL 13
ADDENDUM
(1) Setiap perubahan atau tambahan pada ketentuan Perjanjian ini akan diatur lebih lanjut
dalam bentuk addendum Perjanjian Kerja Sama yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan serta mempunyai kekuatan hukum yang sama dalam perjanjian ini.
(2) Addendum Perjanjian ini hanya dapat dilakukan atas persetujuan PARA PIHAK, dengan
ketentuan salah satu pihak yang menginginkan adanya addendum harus melakukan
pemberitahuan secara tertulis kepada pihak lainnya.
PASAL 14
LAIN-LAIN
(1) PARA PIHAK menjamin bahwa PIHAK yang menandatangani perjanjian ini merupakan
perwakilan perusahaan yang berhak dan berwenang untuk bertindak dan
menandatangani Perjanjian serta untuk melakukan tindakan hukum dalam Perjanjian
sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya.
(2) Perjanjian ini mengandung seluruh pengertian antara PARA PIHAK dan menggantikan
semua perundingan, surat-menyurat, dan perjanjian apapun yang dilakukan sebelumnya
antara PARA PIHAK, baik secara lisan maupun tertulis berkenaan dengan masalah-
masalah pokok dari Perjanjian ini.
PARAF
Pihak I Pihak II
Hal |8
(3) Hal–hal yang mungkin timbul sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian ini akan
diselesaikan dan diatur bersama di kemudian hari, dalam suatu bentuk Addendum, atas
dasar persetujuan bersama dan merupakan bagian yang mengikat serta tidak
terpisahkan dari perjanjian ini.
(4) PARA PIHAK dengan ini menjamin telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) dan dengan demikian PARA PIHAK
menjamin kesehatan dan keselamatan petugas masing-masing PIHAK yang diminta
untuk mengambil sampel dan/atau mengantar pasien dalam pelaksanaan Perjanjian ini
untuk memenuhi kewajiban PARA PIHAK.
Demikianlah perjanjian kerjasama ini dibuat rangkap 2 (dua) yang telah diberi meterai cukup
yang sama bunyinya satu sama lainnya serta mempunyai kekuatan hukum yang sama.
YUSIRWAN ERLINENGSIH
PARAF
Pihak I Pihak II