Mou RS Qim
Mou RS Qim
Mou RS Qim
PUSKESMAS GRINGSING I
NOMOR : 440 / 561 / 2022
NOMOR :
TENTANG
SISTEM PELAYANAN RUJUKAN KESEHATAN
Pada hari ini Senin tanggal tujuh belas bulan Oktober tahun dua ribu dua puluh dua (17-
10-2022), bertempat di Rumah Sakit Qim, Kabupaten Batang:
1. dr. RATNA ISMOYOWATI, MARS, Direktur Rumah sakit QIM yang berkedudukan
dan berkantor di Jl.Urip Sumohardjo, Sambong, Batang, Jawa Tengah dalam hal
ini bertindak selaku Direktur Rumah sakit QIM dalam jabatannya tersebut yang
untuk selanjutnya disebut sebagai “PIHAK PERTAMA“
2. dr.SIESKA FIRNALIA INDAH, Kepala Puskesmas Gringsing I yang berkedudukan
di Jl. Raya Kecamatan Gringsing No. 202 Kecamatan Gringsing kabupaten Batang
51281 dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, yang selanjutnya disebut
sebagai “ PIHAK KEDUA “
Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama di sebut “ PARA
PIHAK “ dan secara sendiri-sendiri disebut “ PIHAK “
Para pihak bersepakat untuk mengadakan perjanjian kerjasama dalam hal Pelayanan
Rujukan Kesehatan yang selanjutnya disebut “PERJANJIAN” dengan ketentuan
sebagai berikut :
BAB I
LANDASAN PERJANJIAN
Pasal 1
Berdasarkan :
BAB II
TUJUAN PERJANJIAN
PASAL 2
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
Pasal 4
2. PIHAK KE II yang merujuk harus mendapat persetujuan dari pasien dan / atau
keluarga pasien setelah diberi penjelasan dari tenaga kesehatan yang berwenang.
4. Pasien yang akan dirujuk oleh PIHAK KE II ke tempat pelayanan tingkat lanjutan
atau Rumah Sakit sebagai PIHAK KE I harus ;
a. Dilakukan pertolongan pertama dan atau tindakan stabilitas kondisi pasien
sesuai indikasi medis serta sesuai kemampuan untuk tujuan keselamatan
pasien selama pelaksanaan rujukan.
b. Melakukan komunikasi dengan penerima rujukan dan memastikan bahwa
penerima rujukan dapat menerima pasien dalam hal keadaan pasien gawat
darurat.
c. Membuat surat pengantar rujukan / surat rujukan sekurang-kurangnya
memuat :
1. Identitas Pasien
2. Hasil pemeriksaan ( anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang) yang
telah dilakukan
3. Diagnosis medis
4. Terapi dan / atau tindakan yang telah diberikan
5. Tujuan rujukan
6. Nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberikan rujukan.
5. PIHAK KE I hanya menerima pasien sesuai kemampuan pelayanan yang ada di
Rumah Sakit PIHAK KE I
6. Kerjasama ini berlaku untuk pasien umum, maupun pasien dengan asuransi yang
bekerjasama dengan PIHAK KE I
7. Biaya pelayanan kesehatan dihitung berdasarkan tarif yang berlaku di RUMAH
SAKIT PIHAK KE I
8. Biaya pelayanan kesehatan sebagaimana tersebut pada ayat (7) bagi pasien
asuransi kesehatan atau jaminan kesehatan menjadi beban asuransi atau yang
menjamin (sesuai dengan ketentuan yang berlaku) dan bagi pasien bukan peserta
asuransi kesehatan atau jaminan kesehatan menjadi tanggung jawab pasien dan
atau keluarga pasien
BAB V
PASAL 5
1. Perjanjian kerjasama ini berlaku selama 1 (satu ) tahun terhitung mulai tanggal
tujuh belas bulan Oktober tahun dua ribu dua puluh dua ( 17-10-2022) sampai
dengan tanggal tujuh belas bulan Oktober tahun dua ribu dua puluh tiga (17-10-
2023).
2. Perjanjian ini dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan masing-masing pihak.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 6
1. Hal ini belum diatur atau belum cukup diatur didalam surat perjanjian
ini,kemudian oleh PIHAK KE I dan PIHAK KE II dituangkan dalam perjanjian
Dalam hal terjadinya Force Majeure, maka pihak yang terhalang untuk melaksanakan
kewajibannya tidak dapat dituntut oleh PIHAK lain. PIHAK yang terkena Force Majeure
wajib memberitahukan adanya peristiwa Force Majeure tersebut kepada PIHAK lain
yang secara tertulis paling lambat 7 ( tujuh ) hari kalender sejak saat terjadinya
peristiwa Force Majeure, yang dikuatkan oleh surat keterangan dari pejabat yang
berwenang yang menerangkan adanya peristiwa Force Majeure tersebut. PIHAK yang
terkena Force Majeure wajib mengupayakan dengan sebaik-baiknya untuk tetap
melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam kesepakatan ini segera setelah
peristiwa Force Majeure berakhir.
Apabila peristiwa Force Majeure tersebut berlangsung terus hingga melebihi atau
diduga oleh PIHAK yang mengalami Force Majeure akan melebihi jangka waktu 30
( tiga puluh ) hari kalender, maka PARA PIHAK sepakat untuk meninjau kembali Jangka
Waktu Kesepakatan ini.
Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu PIHAK sebagai akibat
terjadinya Force Majeure bukan merupakan tanggung jawab PIHAK yang lain.
PASAL 8
ADDENDUM
Apabila dalam pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini PARA PIHAK merasa perlu
melakuakan perubahan, maka perubahan tersebut hanya dapat dilakukan atas
kesepakatan PARA PIHAK yang dituangkan dalam Addendum Perjanjian ini yang
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Perjanijan ini.