Kel 4 Formula Ubi Ungu
Kel 4 Formula Ubi Ungu
Kel 4 Formula Ubi Ungu
Dosen Pembimbing :
Zulfiana Dewi,SKM,.M.P
Oleh :
Amaruli P07131216093
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur
proses-proses kehidupan. Nutrisi merupakan kebutuhan utama pasien kritis
dan nutrisi enteral lebih baik dari parenteral karena lebih mudah, murah,
aman, fisiologis dan penggunaan nutrien oleh tubuh lebih efisien.
Nutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi diberikan
melalui tube ke dalam lambung (gastric tube), nasogastrik tube (NGT), atau
jejunum dapat secara manual maupun dengan bantuan pompa mesin. Menurut
Wiryana (2007). Cara pemberian sedini mungkin dan benar nutrisi enteral
akan menurunkan kejadian pneumonia, sebab bila nutrisi enteral yang
diberikan secara dini akan membantu memelihara epitel pencernaan,
mencegah translokasi kuman, mencegah peningkatan distensi gaster,
kolonisasi kuman, dan regurgitasi. Posisi pasien setengah duduk dapat
mengurangi resiko regurgitasi aspirasi.
Apabila usus berfungsi baik, gunakanlah untuk nutrisi enteral dengan
memakai konsep nutrisi enteral dini. Pada keadaan dimana usus tidak
berfungsi, segera diberikan nutrisi parenteral atau nutrisi enteral dan parenteral
bersama-sama sehingga kebutuhan akan kalori, cairan, mineral, trase elemen
dapat dipenuhi (Setiati, 2000).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Nutrisi Enteral
Formula enteral/makanan enteral adalah makanan dalam bentuk cair yang
dapat diberikan secara oral maupun melalui pipa selama saluran pencernaan masih
berfungsi dengan baik (Sobariah, 2005 dalam Khasanah, 2009). Formula enteral
diberikan pada pasien yang tidak bisa makan melalui oral seperti dalam kondisi
penurunan kesadaran, gangguan menelan (disfagia), dan kondisi klinis lainnya
atau pada pasien dengan asupan makan via oral tidak adekuat. Pemberian nutrisi
enteral pada pasien dapat meningkatkan berat badan, menstabilkan fungsi
hati/liver, mengurangi kejadian komplikasi infeksi, jumlah/frekuensi masuk
rumah sakit dan lama hari rawat di rumah sakit (Klek et al, 2014).
Pemilihan formula enteral ditentukan berdasarkan kemampuan formula
dalam mencukupi kebutuhan gizi, yang dipengaruhi oleh factor – faktor sebagai
berikut yaitu kandungan/densitas energi dan protein dalam formula (dinyatakan
dalam kkal/ml, g/ml, atau ml Fluid/L), fungsi saluran cerna, kandungan mineral
seperti Natrium, Kalium, Magnesium, dan Posfor dalam formula terutama bagi
pasien dengan gangguan jantung, gangguan ginjal, dan gangguan liver. Bentuk
dan jumlah protein, lemak, karbohidrat, dan serat dalam formula, efektivitas
biaya, cost to benefit ratio(Mahan & Raymond, 2017).
2.2.4 Protein
Pasien dengan luka terbuka, seperti pada ulkus , dan pasien hipermetabolik
seperti sepsis, terbakar atau udem traumatik biasanya mendapat keuntungan dari
intake protein yang tinggi. Formula enteral yang di buat dengan jumlah protein
yang lebih besar, dirancang khusus penggunaannya dalam situasi klinis ini.
Bentuk protein yang digunakan ( intake atau dihidrolisis parsial ) akan bergantung
pada fungsi gastrointestinal dan apakah pasien tampak sakit berat atau tidak.
Pasien-pasien dengan penyakit gastrointestinal atau malabsopsi dapat diuntungkan
dari sistem protein ganda ( seperti formula yang menyediakan baik peptida dan
asam amino ).
1. Profil zat gizi konsentrat yang sesuai bagi pasien yang memiliki kapasitas
intake dan kebutuhan kalori yang menurun seiring penyakit kronis atau
penuaan.
2. Sedikitnya 100 % RDI untuk Vitamin dan mineral dalam 1200 – 1500 ml
volume total.
3. Rasio kalori nitrogen 135 : 1 digunakan untuk meningkatkan
keseimbangan nitrogen positif untuk pasien yang menerima pemberian
makanan dengan tube jangka panjang.
4. Campuran asam lemak yang sesuai rekomendasi terbaru < 10 % dari kalori
total dari lemak tersaturasi dan 10 % dari kalori total dari lemak
polyunsaturated, dan sisanya dari lemak monounsaturated.
5. Campuran serat terlarut dan tidak larut yang sesuai dengan rekomendasi
terbaru dari 10 – 13 gr/ 1000 kcal dan membantu mempertahankan
keseimbangan mikroorganisme usus besar.
6. Fortifikasi dengan zat-zat gizi (β-carotene, carnitine, “ultra trace mineral”)
dilaporkan mengalami penurunan jumlah pasien dengan pemberian
makanan feeding tube jangka panjang.
3.2 Kasus
a. Data umum pasien
Nama : Tn. N
Umur : 42 Tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Surabaya
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tukang Bangunan
Diagnose Medis : kanker rongga mulut
Tanggal Masuk RS : Tukang Bangunan
Jam : 10.15 WITA
Tanggal Pengkajian : 12/03/2017
Keluhan Utama : Pasien mengeluh nyeri karena
munculnya plak putih disekitar
rongga mulut (leukoplaking).
Pasien juga mengeluh nafsu
makannya menurun karena
mulutnya perih, terasa kering dan
kesulitan menelan.
Resume : Pasien masuk RS 11 Maret 2017
pada pukul 10.15 WITA dengan
nyeri karena munculnya plak putih
disekitar rongga mulut
(leukoplaking). Pasien juga
mengeluh nafsu makannya
menurun karena mulutnya perih,
terasa kering dan kesulitan
menelan.TD: 110/60 mmHg, RR:
24x/i, Pols: 112x/i, T: 37oC.
Bahan-bahan :
- Maizena 20 gram
- Telur ayam 150 gram
- Sari Jeruk 100 ml
- Margarne 20 gram
- Susu skim bubuk 100 gram
- Susu penuh bubuk 160 gram
- Gula pasir 150 gram
- Cairan 2000 ml
Cara Membuat :
Campur seluruh bahan di atas kemudian aduk hingga semua bahan larut
merata.
3.3.2 Bahan Formula Ubi ungu
Bahan-bahan :
- Ubi ungu 80 gram
- Telur ayam 100 gram
- Sari Jeruk 100 ml
- Margarine 20 gram
- Susu skim bubuk 300 gram
- Gula pasir 150 gram
- Cairan 2000 ml
Cara membuat :
1. Kukus ubi ungu sampai lunak
2. Campur semua bahan, kemudian blender hingga lunak
Resep Lama
Nama Bahan Berat (g) Harga/satuan Harga total
Ubi jalar ungu 80 Rp. 12.000/kg Rp. 960
Nama :
Tanggal :
Komentar :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
..............
...................................................................................................................................