Peninggalan Candi Pada Masa Dinasti Syailendra Dan Dinasti Sanjaya
Peninggalan Candi Pada Masa Dinasti Syailendra Dan Dinasti Sanjaya
Peninggalan Candi Pada Masa Dinasti Syailendra Dan Dinasti Sanjaya
Beranda ▼
Beranda ▼
2. Candi Kalasan
Candi Kalasan atau Candi Kalibening merupakan sebuah candi yang dikategorikan
sebagai candi umat Buddha terdapat di desa Kalasan, kabupaten Sleman, provinsi
Yogyakarta, Indonesia.
Candi ini memiliki 52 stupa dan berada di sisi jalan raya antara Yogyakarta dan Solo.
Berdasarkan prasasti Kalasan bertarikh 778 yang ditemukan tidak jauh dari candi ini
menyebutkan tentang pendirian bangunan suci untuk menghormati Bodhisattva wanita,
Tarabhawana dan sebuah vihara untuk para pendeta. Penguasa yang memerintah
pembangunan candi ini bernama Maharaja Tejapurnapana Panangkaran (Rakai
Panangkaran) dari keluarga Syailendra. Kemudian dengan perbandingan dari manuskrip
pada prasasti Kelurak tokoh ini dapat diidentifikasikan dengan Dharanindra atau dengan
prasasti Nalanda adalah ayah dari Samaragrawira. Sehingga candi ini dapat menjadi bukti
kehadiran Wangsa Syailendra, penguasa Sriwijaya di Sumatera atas Jawa.
3. Candi Mendut
Candi Mendut adalah sebuah candi bercorak Buddha. Candi yang terletak di Jalan Mayor
Kusen Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini, letaknya berada sekitar 3
kilometer dari candi Borobudur. Candi Mendut didirikan semasa pemerintahan Raja Indra
dari dinasti Syailendra. Di dalam prasasti Karangtengah yang bertarikh 824 Masehi,
disebutkan bahwa raja Indra telah membangun bangunan suci bernama wenuwana yang
artinya adalah hutan bambu. Oleh seorang ahli arkeologi Belanda bernama J.G. de Casparis,
kata ini dihubungkan dengan Candi Mendut.
4. Candi ngawen
Candi Ngawen adalah candi Buddha yang berada kira-kira 5 km sebelum candi Mendut
dari arah Yogyakarta, yaitu di desa Ngawen, kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.
Menurut perkiraan, candi ini dibangun oleh wangsa Sailendra pada abad ke-8 pada zaman
Kerajaan Mataram Kuno.
Candi ini terdiri dari 5 buah candi kecil, dua di antaranya mempunyai bentuk yang
berbeda dengan dihiasi oleh patung singa pada keempat sudutnya. Sebuah patung Buddha
dengan posisi duduk Ratnasambawa yang sudah tidak ada kepalanya nampak berada pada
salah satu candi lainnya. Beberapa relief pada sisi candi masih nampak cukup jelas, di
antaranya adalah ukiran Kinnara, Kinnari, dan kala-makara.
5. Candi Pawon
Letak candi Pawon ini berada di antara Candi Mendut dan Candi Borobudur. Nama Candi
Pawon tidak dapat diketahui secara pasti asal-usulnya. Ahli epigrafi J.G. de Casparis
menafsirkan bahwa Pawon berasal dari bahasa Jawa awu yang berarti 'abu', mendapat
awalan pa- dan akhiran -an yang menunjukkan suatu tempat. Dalam bahasa Jawa sehari-
hari kata pawon berarti 'dapur', akan tetapi de Casparis mengartikannya sebagai 'perabuan'
atau tempat abu. Candi Pawon dipugar tahun 1903.
1. Candi Banyunibo
Candi Banyunibo terletak di bagian sebelah timur dari Kota Yogyakarta. Secara
administratif terletak di Dusun Cepit, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman,
Yogyakarta. Candi ini dibangun pada sekitar abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno
Di sekitar candi ini pun banyak dijumpai situs candi yang berserakan di beberapa dusun
sekitarnya.. Candi ini dibangun pada sekitar abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram
Kuno. Candi Banyunibo jarang dikunjungi wisatawan.
2. Candi Sukuh
Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi agama Hindu yang secara administrasi
terletak di wilayah Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, eks
Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah. Candi ini dianggap kontroversial karena bentuknya
yang kurang lazim dan karena penggambaran alat-alat kelamin manusia secara eksplisit
pada beberapa figurnya.
Situs candi Sukuh dilaporkan pertama kali pada masa pemerintahan Britania Raya di
tanah Jawa pada tahun 1815 oleh Johnson, Residen Surakarta. Setelah masa pemerintahan
Britania Raya berlalu, pada tahun 1842, Van der Vlis, arkeolog Belanda, melakukan
penelitian. Pemugaran pertama dimulai pada tahun 1928.
3. Candi dieng
Candi Dieng merupakan kumpulan candi yang terletak di kaki pegunungan Dieng,
Wonosobo, Jawa tengah. Kawasan Candi Dieng menempati dataran pada ketinggian 2000
m di atas permukaan laut, memanjang arah utara-selatan sekitar 1900 m dengan lebar
sepanjang 800 m.
Kumpulan candi Hindu beraliran Syiwa yang diperkirakan dibangun antara akhir abad ke-
8 sampai awal abad ke-9 ini diduga merupakan candi tertua di Jawa. Para ahli
memperkirakan bahwa kumpulan candi ini dibangun atas perintah raja-raja dari Wangsa
Sanjaya. Di kawasan Dieng ini ditemukan sebuah prasasti berangka tahun 808 M, yang
merupakan prasasti tertua bertuliskan huruf Jawa kuno, yang masih masih ada hingga saat
ini. Pembangunan Candi Dieng diperkirakan berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama
yang berlangsung antara akhir abad ke-7 sampai dengan perempat pertama abad ke-8,
meliputi pembangunan Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi dan Candi Gatutkaca.
Tahap kedua merupakan kelanjutan dari tahap pertama, yang berlangsung samapi sekitar
tahun 780 M.
4. Candi Gebang
Candi Gebang adalah candi Hindu yang berada di dusun Gebang, Kelurahan
Wedomartani, Ngemplak, Sleman, DIY. Candi ini diperkirakan dibangun pada sekitar abad
ke-8 M pada saatwangsa Sanjaya berkuasa pada zaman Kerajaan Mataram Kuno.
Candi ini mempunyai ukuran kira-kira 5,25 x 5,25 meter dengan tinggi 8 meter. Candi
Gebang menghadap ke timur, mempunyai puncak berbentuk lingga. Pada relung sebelah
barat arca Ganesa, sementara di sisi pintu terdapat dua relung yang salah satunya berisi
arca Nandiswara. Sebuah yoni berada di ruang candi.
Lokasi 9 candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam
yang indah. Selain itu, obyek wisata ini juga dilengkapi dengan pemandian air panas dari
mata air yang mengandung belerang, area perkemahan, dan wisata berkuda.
6. Candi Lumbung
Candi Lumbung adalah salah satu kompleks percandian Buddha yang berada di dalam
kompleks Taman Wisata Candi Prambanan, yaitu di sebelah candi Bubrah. Meskipun
demikian, Candi ini telah masuk ke wilayah Jawa Tengah, yaitu di Kabupaten
Klaten.Menurut perkiraan, candi ini dibangun pada abad ke-9 pada zaman Kerajaan
Mataram Kuno.
7. Candi Plaosan
Candi Plaosan adalah sebutan untuk kompleks percandian yang terletak di Plaosan,
Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.
Candi ini terletak kira-kira satu kilometer ke arah timur-laut dari Candi Sewu atau Candi
Prambanan. Adanya kemuncak stupa, arca Buddha, serta candi-candi perwara
(pendamping/kecil) yang berbentuk stupa menandakan bahwa candi-candi tersebut adalah
candi Buddha. Kompleks ini dibangun pada abad ke-9 oleh Raja Rakai Pikatan dan Sri
Kahulunan pada zaman Kerajaan Medang, atau juga dikenal dengan nama Kerajaan
Mataram Kuno.Kompleks Candi Plaosan terdiri atas Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan
Kidul.
8. Candi Prambanan
Candi Prambanan atau Candi Loro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di
Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli
kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan
memang di ruang utama candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter
yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.
Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan kecamatan
Prambanan, Klaten, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta. Letaknya sangat unik, Candi Prambanan terletak di wilayah administrasi desa
Bokoharjo, Prambanan, Sleman, sedangkan pintu masuk kompleks Candi Prambanan
terletak di wilayah adminstrasi desa Tlogo, Prambanan, Klaten.
Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu
pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama memiliki ketinggian mencapai 47
meter menjulang di tengah kompleks gugusan candi-candi yang lebih kecil. Sebagai salah
satu candi termegah di Asia Tenggara, candi Prambanan menjadi daya tarik kunjungan
wisatawan dari seluruh dunia.
Menurut prasasti Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada sekitar tahun 850 masehi
olehRakai Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh Balitung Maha Sambu, di
masa kerajaan Medang Mataram.
9. Candi Sambisari
Candi Sambisari adalah candi Hindu yang berada kira-kira 12 km di sebelah timur kota
Yogyakarta ke arah kota Solo atau kira-kira 4 km sebelum kompleks Candi Prambanan.
Candi ini dibangun pada abad ke-9 pada masa pemerintahan raja Rakai Garung pada zaman
Kerajaan Mataram Kuno.
Candi Sewu Candi ini ditemukan pada tahun 1966 oleh seorang petani di Desa Sambisari
dan dipugar pada tahun 1986 oleh Dinas Purbakala. Nama desa ini kemudian diabadikan
menjadi nama candi tersebut.
Posisi Candi Sambisari terletak 6,5 meter di bawah permukaan tanah, kemungkinan
besar karena tertimbun lahar dari Gunung Merapi yang meletus secara besar-besaran pada
awal abad ke-11 (kemungkinan tahun 1006). Hal ini terlihat dari banyaknya batu material
volkanik di sekitar
10. Candi Sewu
Candi Sewu dibangun pada abad ke-8. Candi Sewu merupakan kompleks candi Buddha
terbesar kedua setelah Candi Borobudur di Jawa Tengah. Candi Sewu berusia lebih tua
daripada Candi Borobudur dan Prambanan. Meskipun aslinya memiliki 249 candi, oleh
masyarakat setempat candi ini dinamakan "Sewu" yang berarti seribu dalam bahasa Jawa.
Secara administratif, kompleks Candi Sewu terletak di Dusun Bener, Desa Bugisan,
Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Berdasarkan Prasasti Kelurak yang berangka tahun 782 dan Prasasti Manjusrigrha yang
berangka tahun 792 dan ditemukan pada tahun 1960, nama asli candi ini adalah ”Prasada
Vajrasana Manjusrigrha”. Istilah Prasada bermakna candi atau kuil, sementara Vajrajasana
bermakna tempat Wajra (intan atau halilintar) bertakhta, sedangkan Manjusri-grha
bermakna Rumah Manjusri. Manjusri adalah salah satu Boddhisatwa dalam ajaran buddha.
Candi Sewu diperkirakan dibangun pada abad ke-8 masehi pada akhir masa pemerintahan
Rakai Panangkaran. Rakai Panangkaran (746–784) adalah raja yang termahsyur dari
kerajaan Mataram Kuno.
Unknown di 23.39.00
Berbagi
6 komentar:
sangat bermanfaat
Balas
Logout
‹ Beranda ›
Lihat versi web