Makalah Gunungapi
Makalah Gunungapi
Makalah Gunungapi
Monitoring Gunungapi
Oleh
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Gempa vulkanik terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang keluar
dari gunungapi. Pada saat letusan gunungapi, sebelumnya terjadi getaran
yang dirasakan oleh masyarakat di sekitar gunungapi tersebut. Getaran
3
tersebut dapat disebut gempa vulkanik. Salah satu contoh adalah gempa yang
terjadi di daerah Gunung Kelud sebelum terjadi letusan.
1.3 Tujuan
Untuk membatasi masalah yang akan dibahas dan agar tidak terjadi
pembahasan yang meluas atau menyimpang, maka perlu kiranya dibuat suatu
batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini, yaitu hanya pada lingkup ....
4
BAB II
DASAR TEORI
Pembentukan Gunungapi
Terbentuknya gunungapi atau proses volkanisme berhubungan erat dengan
aktivitas tektonik. Di Indonesia kegiatan tektonik yang berhubungan dengan
pembentukan gunungapi adalah penunjaman kerak bumi (subduction).
Morfologi gunungapi sangat beragam yang dipengaruhi oleh komposisi
magma yang dihasilkan, tingkat kekuatan letusan, jumlah gas dan fluida lain
dan interaksinya dengan magma. Secara umum gunungapi diklasifikasikan
berdasarkan aktivitas, morfologi dan bentuk erupsinya. Komposisi magma
berhubungan erat dengan lokasi, dalam hal ini lempeng tektonik tempat
terbentuknya suatu gunungapi. Pada zona subduksi, gunungapi seperti di
Indonesia umumnya dicirikan oleh bentuk menjulang tinggi dengan lereng
yang curam yang disebut gunungapi strato.
5
Bahaya Gunungapi
Gunungapi aktif berpotensi menimbulkan berbagai jenis fenomena yang
disebut sebagai bahaya (hazard). Bencana (disaster) terjadi jika terdapat
persinggungan antara bahaya tersebut dengan kepentingan manusia dan
kondisi lingkungan. Letusan gunungapi selain menimbulkan kerugian dan
korban juga dapat mengubah tanah, air dan lingkungan pada umumnya secara
drastis bahkan pada jarak yang jauh dari pusat erupsi.
6
node lain melalui sebuah node tertentu atau node relay. Dengan cara ini maka
tidak memungkinkan komunikasi secara langsung dengan pos sentral karena
terkendala jarak dan kondisi geografis pegunungan. Gunung akan menjadi
semacam obstacle/penghalang yang sangat besar untuk sistem komunikasi
(Santoso dkk, 2012).
Secara garis besar, frekuensi dan perhitungan power pada jaringan point-
tomultipoint hampir sama dengan point-to-point. Hanya saja jaringan point-
to-multipoint ada yang mampu membentuk jaringan yang baik walaupun di
antaranya terdapat penghalang (NLOS = Not Line of Sight).
7
BAB III
METODOLOGI
8
DAFTAR PUSTAKA
[3] Katili, J.A., dan S.S. Siswowidjojo, 1994, dalam Hendra Grandis, Hasanuddin
Z. Abidin, Prihadi Soemintadiredja, Niniek R. Herdianita dan Djoko Santoso,
Gunung Api dan Mitigasi Bencana Erupsi.