Proposal Tugas Akhir Incubator Analyzer

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Incubator analyzer merupakan alat untuk kalibrasi baby incubator. Prinsip kerja alat
ini, saat dilakukan kalibrasi diletakan dalam baby incubator, dapat mendeteksi kondisi suhu
ruangan di beberapa titik pada ruang/ chamber dan suhu matras bayi dalam baby incubator.
Kemudian alat ini juga dapat mendeteksi aliran udara serta tingkat kebisingan suara dalam
chamber. Alat ini dilengkapi data logger (Mohamad Sofie, 2015). Baby incubator berfungsi
menjaga suhu di sekitar bayi supaya tetap stabil, atau dengan kata lain dapat mempertahankan
suhu tubuh bayi dalam batas normal. Selain itu, di dalam baby incubator juga perlu
diperhatikan kebisingan ruang inkubator, kelembaban, dan aliran udara. Untuk memverifikasi
seluruh parameter pada baby incubator, maka perlu dilakukan pengkalibrasian alat. Incubator
analyzer biasanya terdapat di BPFK, Rumah sakit, perusahaan kalibrasi swasta, dll. Menurut
Dewan Standarisasi Nasional,1990 kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran
konvensional penunjukan instrumen ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkannya
terhadap standart ukurannya yang ditelusuri (traceable) ke standart Nasional atau
Internasional. Sedngkan menurut Permenkes No. 363 Tahun 1998) kalibrasi adalah kegiatan
penerapan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukan alat ukur dan data bahan ukur.
Berdasarkan pengamatan penulis, alat Incubator Analyzer yang ada di laboratorium
kalibrasi Kampus Teknik Elektromedik Surabaya pada saat digunakan praktik pengukuran
(kalibrasi), hasil pengukuran tidak dapat disimpan sehingga operator harus mencatat hasil
pengukuran secara manual. Dimana kegiatan tersebut dapat membutuhkan waktu yang cukup
lama, dan membutuhkan waktu bila akan melakukan kalibrasi pada suatu rumah sakit apabila
pada rumah sakit tersebut mempunyai banyak alat yang akan dilakukan kalibrasi.
Alat Incubator Analyzer sebelumnya pernah dibuat oleh Herlina Candra Putri dan
Rohmantus Sholihah (Tahun 2006) dengan 3 parameter (suhu, kebisingan, kelembaban) yang
tampil bersamaan dalam satu display. Alat tersebut menurut pengamatan penulis masih
kurang efektif karena belum portable (masih menggunakan kabel power) dan belum ada
parameter air flow. Kemudian dikembangkan oleh Aljaziroh Jannatul Maghfiroh dan Ghafur
Slamet (Tahun 2014) dengan penambahan baterai (dibuat portabel). Alat ini masih memiliki
kekurangan, dimana sensor kebisingan tidak dapat mendeteksi range 30 dB - 44 dB (yang
terbaca range 45 dB – 60 dB) dan belum ada parameter air flow. Selanjutnya dikembangkan
oleh Ahmad Syaifudin dan Denny Prasetyo (Tahun 2015) dengan penambahan parameter
1
sensor air flow, baterai dan tampilan LCD karakter 4x20, namun pada sensor air flow tidak
dapat mencapai range sebesar 0,7 m/s (yang terbaca range 0 – 1.2 m/s). Selain itu, sensor
kebisingan tidak dapat mendeteksi pada range 30 dB – 60 dB (yang terbaca hanya pada range
42-55dB untuk pengukuran di luar baby incubator, sedangkan di dalam baby incubator pada
range 52-58 dB), pada sensor kelembaban pada range 50% – 90% (yang terbaca pada range
88,61%) dan proses pengukuran per-parameter harus secara bergantian karena hanya
menggunakan satu display. Kondisi tersebut menyebabkan nilai terbaca kurang linier.
Kemudian yang terakhir dikembangkan kembali oleh Vina Alfi Majidah dan Ericka Helen
Reynilda (Tahun 2016) dengan penambahan pengiriman data via bluetooth yang ditampilkan
lewat personal computer. Hal ini dirasa kurang efektif karena ketika proses kalibrasi alat
dilakukan di ruangan yang berbeda maka petugas kalibrasi harus turut memindahkan personal
computer yang merupakan kesatuan dari alat incubator analyzer tersebut. Setelah dilakukan
pengujian dan pengukuran didapatkan nilai error terbesar dengan jarak 5 meter pada sensor
suhu modul sebesar: 0.6727273% pada T1, 0.757576% pada T2, 0.8060606% pada T3, dan
0.7878788% pada T4. Modul sensor air flow mendeteksi laju aliran udara minimal sebesar
0.2 m/s pada keadaan anemometer berputar. Sedangkan nilai error sensor kelembaban -1.03%
pada jarak pengukuran 10 cm, pada jarak 2 meter sebesar -0.95% dan pada jarak 5 meter
sebesar 1.12%. Nilai error sensor kebisingan sebesar -0.17% pada jarak pengukuran 10 cm,
pada jarak 2 meter sebesar 0.04% dan pada jarak 5 meter sebesar 0.35%. Kemudian
dikembangkan oleh Imro’ah Dyah Sulistya dan Lailly Kurniati (Tahun 2018) alat ini sudah
portable dengan menggunakan tampilan Android, namun masih terdapat kekurangan yaitu
tidak ada penyimpanan data sehingga, operator tidak dapat melihat hasil pengukuran
sebelumnya.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah tesebut, penulis ingin mengembangkan alat
incubator analyzer dilengkapi dengan penyimpanan data hasil pengukuran agar operator
dapat melihat hasil pengukuran sebelumnya dan tidak perlu mencatat hasil pengukuran secara
manual. Dari dasar-dasar seperti itulah penulis mencoba membuat alat “Incubator Analyzer
Portable Tampil Android” dengan dilengkapi pengiriman data melalui bluetooth yang
ditampilkan ke Android dengan penyimpanan data.

1.2. Batasan Masalah


Agar tidak terjadi perluasan masalah maka akan dibatasi masalah tersebut, antara lain:
1) Menggunakan Mikrokontroller Atmega328
2) Menggunakan parameter sensor suhu (T1, T2, T3, T4, T5, dan Tmatras)
3) Menggunakan DS18B20 untuk T1-T5 dan thermocouple untuk Tmatras
2
4) Range suhu yang dapat diukur adalah 30C-50C
5) Menggunakan parameter sensor kebisingan
6) Range Kebisingan yang dapat diukur adalah 40dB – 60dB
7) Menggunakan LCD karakter 4x20
8) Menggunakan bluetooth sebagai pengiriman data parameter ke android dengan jarak
maksimal 10 meter
9) Menyimpan data hasil pengukuran ke memori internal android format .txt
10) Menggunakan android minimal OS 6.0 marshmellow RAM 2Gb sebagai pengelola
tampilan data
11) Menggunakan baterai

1.3. Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang diatas, maka penulis membuat rumusan masalah yaitu:
Dapatkah dikembangkan Incubator Analyzer Menggunakan Bluetooth Tampil Android ?

1.4. Tujuan Penelitian


1.4.1. Tujuan Umum
Dikembangkannya alat Incubator Analyzer menggunakan bluetooth tampil android
dengan penyimpanan data.
1.4.2 Tujuan Khusus
Berdasarkan permasalahan diatas maka secara operasional tujuan khusus pembuatan
alat ini antara lain :
1) Membuat rangkaian sensor suhu yang dapat mengukur suhu dari 300 – 500C
2) Membuat rangkaian sensor kebisingan yang dapat mengukur kebisingan dari 40dB –
60dB
3) Membuat program pengiriman dan penyimpanan data melalui bluetooth dan menerima
dari modul ke android
4) Membuat program display suhu dan kebisingan
5) Melakukan uji fungsi sensor suhu dan kebisingan

1.4 Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat Teoritis
Meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan mahasiswa Teknik Elektromedik
mengenai alat kalibrasi khususnya alat incubator analyzer.

3
1.5.2 Manfaat Praktis
1) Memberikan informasi mengenai nilai suhu dan kebisingan didalam
inkubator
2) Memberikan informasi mengenai sensitivitas sensor suhu dan kebisingan
yang digunakan
3) Memberikan informasi mengenai hasil data pengukuran ke android via
bluetooth

4
BAB II
TELAAH PUSTAKA

2.1 Bayi Prematur


Menurut definisi WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia
kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi prematur atau bayi
preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa memperhatikan berat badan,
sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan kurang 2500 gram (Surasmi, dkk,
2003). Prematur juga sering digunakan untuk menunjukkan imaturitas. Bayi dengan berat
badan lahir sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai
neonatus imatur. Secara historis, prematur didefinisikan dengan berat badan lahir 2500 gram
atau kurang, tetapi sekarang bayi yang beratnya 2500 gram atau kurang pada saat lahir
dianggap sebagai bayi prematur yang mengalami retardasi pertumbuhan intrauteri (IUGR)
dan disebut sebagai kecil untuk masa kehamilan atau KMK (Behrman, dkk, 2000). Umumnya
kehamilan disebut cukup bulan bila berlangsung antara 37-41 minggu dihitung dari hari
pertama siklus haid terakhir (HPHT) pada siklus 28 hari. Sedangkan persalinan yang terjadi
sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu disebut dengan persalinan prematur
(Sulistiarini & Berliana, 2016).

2.2 Baby Incubator


Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menjaga kondisi lingkungan yang cocok
untuk bayi yang baru lahir. Bayi prematur ditempatkan di dalam inkubator untuk menjaga
suhu mereka. Sensor suhu di dalam inkubator digunakan untuk memantau suhu tubuh
neonatus dan humidifier digunakan untuk menjaga tingkat kelembaban (G.Gnancy Subha,
2018). Udara panas berputar didalam baby incubator yang kemudian diserap ke dalam tubuh
bayi melalui jaringan kulit. Yang idealnya adalah antara temperatur di dalam tubuh dengan
kulit mempunyai perbedaan variasi suhu yang kecil (Badan Pengamanan Fasilitas
Kesehatan). Pada baby incubator meliputi bebarapa parameter yaitu temperatur, kelembaban,
air flow dan noise dengan tingkat kelayakan kebocoran suhu luar ±1o C, tingkat kelembaban
relatif antara ≥ 70 % , laju aliran udara < 0,35 m/s, dan tingkat kebisingan didalam Inkubator
< 60 dBA . Dalam artian bahwa persyaratan tersebut harus terpenuhi untuk mendapatkan
kriteria keselamatan dan keamanan dalam penggunaannya (Freddy Artadima Silaban, 2000).

5
2.3 Kalibrasi
2.3.1 Definisi Kalibrasi
Kalibrasi adalah kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukan alat
ukur dan bahan ukur. Dengan kata lain, kalibrasi adalah kegiatan yang membandingkan
suatu alat ukur terhadap standart ukurnya yang tertelusur (ke standart nasional dan
internasional) untuk menentukan besaran konvensionalnya.Dikatakan kalibrasi jika kegiatan
tersebut menghasilkan:
1) Sertifikat kalibrasi.
2) Lembar hasil atau laporan kalibrasi yang berisi angka koreksi, deviasi atau
penyimpangan, ketidakpastian, dan batasan – batasan atau standart penyimpangan
yang diperkenankan.
3) Label atau penandaan (Per-Menkes No. 363, 1998).
2.3.2 Tujuan Kalibrasi
Tujuan umum kalibrasi ialah agar tercapai kondisi layak pakai atau menjamin
ketelitian dalam rangka mendukung peningkatan mutu pelayanan kesehatan, (Dirjen
Pelayanan Medik Depkes, 2001).
2.3.3 Manfaat Kalibrasi
Manfaat kalibrasi adalah menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap
sesuai dengan spesifikasinya (DNS 1990).

2.4 Incubator Analyzer


Incubator Analyzer merupakan alat yang difungsikan untuk menguji kerja dan
lingkungan baby incubator. Terdiri dari pengukuran parameter yang sangat penting bagi
keamanan baby incubator yaitu aliran udara, kebisingan, kelembaban relatif, dan temperatur
(6 titik ukur). Dengan T1 sampai T5 sebagai suhu ruangan Baby Incubator dan T6 merupakan
suhu pada matras.

Gambar 2.1 Incutest Datrend


Sumber : http://www.medicalexpo.es

6
2.5 Arduino
Arduino dikatakan sebagai sebuah platform dari physical computing yang bersifat
open source. Pertama-tama perlu dipahami bahwa kata “platform” disini adalah sebuah
pilihan kata yang tepat. Arduino tidak hanya sekedar sebuah alat pengembangan, tetapi
merupakan kombinasi dari hardware, bahasa pemprograman dan Integrated Development
Environtment (IDE) yang canggih. IDE adalah sebuah software yang sangat berperan untuk
menulis program, meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memory
microcontroller.
Arduino yang sebenarnya adalah suatu papan elektronik yang mengandung
mikrokontroller Atmega328 (sebuah keping yang secara fungsional bertindak seperti sebuah
komputer). Peranti ini dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan rangkaian elektronik dari yang
sederhana hingga yang kompleks. Arduino uno mengandung mikroprosesor (berupa Atmel
AVR ) dan dilengkapi dengan oscillator 16MHz (yang memungkinkan operasi berbasis waktu
dilaksanakan dengan tepat), dan regulator ( pembangkit tegangan) 5V ( Abdul Kadir, 2012).

2.6 Arduino Uno


Arduino uno adalah papan sirkuit berbasis mikrokontroler ATMega328. IC (integrated
circuit) ini memiliki 14 input/output digital (6 output untuk PWM), 6 analog input, resonator
kristal keramik 16 MHz, koneksi USB, soket adaptor, pin header ICSP, dan tombol reset. Hal
inilah yang dibutuhkan untuk men-support mikrokontrol secara mudah terhubung dengan
kabel power USB atau kabel power supply adaptor AC ke DC atau juga battery.

Tabel 2.1 Deskripsi Arduino Uno

Mikrokontroler Atmega 328


Operasi Voltage 5V
7V-12V
Input Voltage
(Rekomendasi)
Input Voltage 6V-20V (limits)
14 pin (6 pin untuk
I/O
PWM)
Arus 50mA
Flash Memory 32KB
Botloader SRAM 2 KB
Sumber : Anib Febtriko, 2017

7
2.7 Suhu
2.7.1 Definisi Suhu
Suhu atau temperatur udara adalah panas atau dinginnya suatu udara. Perubahan
temperatur udara disebabkan oleh adanya kombinasi kerja antara udara, perbedaan kecepatan
proses pendinginan dan pemanasan suatu daerah dan jumlah kadar air dan permukaan bumi
(Wirastuti dkk : 2008)
Saat mengukur suhu alat incubator analyzer mampu mengukur suhu di 3 (tiga) titik
sekaligus, yaitu 2 titik di sisi kanan dan kiri secara diagonal, 1 titik di tengah. Pengambilan
data suhu dilakukan di 6 titik. Lima titik untuk data suhu ruangan Inkubator dan satu titik data
suhu pada matras. Sensor suhu harus ditempatkan pada lima titik paralel datar dan 10 cm di
atas permukaan matras. Titik M harus berada pada titik 10 cm di atas matras. Titik lain harus
merupakan titik tengah dari ke empat area yang dibentuk oleh garis, yang membagi lebar an
panjang ke dalam dua bagian (mengacu pada SNI IEC 60601-2-19:2014). Biasanya
pengambilan data pada suhu mulai 33⁰C, 35⁰C dan 37⁰C. Pengambilan suhu di matras pada
saat suhu baby incubator di setting 37⁰C. Pendataan suhu tersebut untuk mengukur tingkat
kesetabilan suhu ruangan inkubator dengan tingkat toleransi suhu ± 1 ºC (mengacu pada
ECRI 415-20010301-01). Dan suhu matras ≤ 40 ºC (mengacu pada SNI 16-4221-1996). Ini
penting karena jika matras terlalu panas dapat melepuhkan kulit bayi.

Gambar 2.2 titik pengambilan data suhu baby incubator. (T1-5; suhu ruangan, TM; suhu Matras)
Sumber : mohamadsofie.blogspot.com

2.7.2 Sensor Suhu DS18B20


Sensor suhu DS18B20 adalah sensor suhu yang memiliki keluaran digital. DS18B20
memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi, yaitu 0,5°C pada rentang suhu -10°C sampai
+85°C. Sensor suhu pada umumnya membutuhkan ADC dan beberapa pin port pada
mikrokontroler, namun DS18B20 ini tidak membutuhkan ADC agar dapat berkomunikasi
dengan mikrokontroler dan hanya membutuhkan 1 wire saja (Ellia Nurazizah, dkk :
2017). DS18B20 adalah sensor suhu digital yang dikeluarkan oleh Dallas Semiconductor.

8
DS18B20 memilki 3 pin yang terdiri dari +5V, ground dan data input/output. Temperature
sensor DS18B20 beroperasi pada suhu -55 º celcius hingga +125 º celcius. Keunggulan
DS18B20 yaitu output berupa data digital dengan nilai ketelitian 0.5 º celcius selama kisaran
temperature 10 º celcius sampai + 85 º celcius hingga mempermudah pembacaan oleh
mikrokontroller.(wordpres.com/2013)

2.8 Kebisingan
2.8.1 Definisi Kebisingan
Kebisingan merupakan suara yang tidak dikehendaki, kebisingan yaitu bunyi yang
tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (KepMenLH No.48
Tahun 1996) atau semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat - alat proses
produksi dan atau alat - alat kerja pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan
pendengaran (KepMenNaker No.51 Tahun 1999).

2.8.2 Tingkat kebisingan dalam kompartemen

Dalam penggunaan normal level suara dalam kompartemen tidak boleh melampaui
tingkat tekanan suara sebesar 60 dBA kecuali ditentukan pada sub pasal 201.12.3.107.

Dengan mikrofon dari level suara sound level meter yang memenuhi persyaratan IEC
61672-1 yang ditempatkan 100 mm sampai dengan 150 mm di atas titik tengah nampan
infant, level suara terukur tidak boleh melampaui tingkat yang telah ditetapkan. Untuk
pengujian ini inkubator infant harus dioperasikan pada kontrol temperatur 36 °C dan
kelembapan maksimum. Level suara latar belakang terukur di dalam kompartemen harus
kurang dari 10 dB di bawah nilai terukur selama pengujian. (SNI IEC 60601-2-19:2014).

2.8.3 Level suara alarm yang dapat didengar.

65 dB(A) adalah tingkat kebisingan yang agak tinggi dalam perawatan intensif.
Perkembangan terakhir dalam praktek perawatan mengurangi tingkat kebisingan dan
gangguan terhadap pasien ke tingkat minimum. Oleh karena itu operator sebaiknya memiliki
pilihan untuk mengurangi level suara ini. Operator telah meminta pilihan untuk menyetel
frekuensi alarm suara untuk dapat mengidentifikasi dengan lebih baik inkubator infant
tertentu yang berbunyi alarmnya (SNI IEC 60601-2-19:2014).

9
2.8.4 Sensor Kebisingan
Untuk mendeteksi suara sebagai input, digunakan Sound Sensor V2 pada pembuatan
alat ukur tingkat kebisingan suara ini.

Gambar 2.3 sound sensor


Sumber : DFRobot

Sound sensor V2 ini merupakan sound sensor buatan DFRobot. Sound sensor V2 ini
merubah besaran suara menjadi besaran listrik. Sinyal yang masuk akan di olah sehingga akan
menghasilkan satu kondisi yaitu kondisi 1 atau 0. Sensor suara banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, pemilihan sound sensor ini dikarenakan :

1) Rentang tegangan pada sound sensor ini adalah 3,3 V s/d 5 V


2) Sensor ini lebih simpel dan praktis dalam penggunaannya
3) Sensor ini mempunyai kualitas konektor yang tinggi
4) Struktur perakitan sensor ini lebih fleksibel dan mudah di aplikasikan (No & No, 1999)

2.9 Bluetooth

Gambar 2.4 Bluetooth HC-05


Sumber : alibaba, 2013

Bluetooth adalah protokol komunikasi wireless yang bekerja pada frekuensi radio 2.4
GHz untuk pertukaran data pada perangkat bergerak seperti PDA, laptop, HP, dan lain-lain.
Salah satu hasil contoh modul bluetooth yang paling banyak digunakan adalah tipe HC-05.
modul bluetooth HC-05 merupakan salah satu modul bluetooth yang dapat ditemukan
dipasaran dengan harga yang relatif murah. Modul bluetooth HC-05 terdiri dari 6 pin
konektor, yang setiap pin konektor memiliki fungsi yang berbeda - beda.
10
Pada dasarnya bluetooth diciptakan bukan hanya menggantikan atau menghilangkan
penggunaan kabel didalam melakukan pertukaran informasi, tetapi juga mampu menawarkan
fitur yang baik untuk teknologi mobile wireless dengan biaya yang relatif rendah, konsumsi
daya yang rendah, interoperability yang menjanjikan, mudah dalam pengoperasian dan
mampu menyediakan layanan yang bermacam-macam. Daya pancar dari transceiver
microchips bluetooth terbagi tiga kelompok, yaitu kelas 1 (100 mW, untuk area 100 meter),
kelas 2 (2,5 mW, untuk area 10 meter) dan kelas 3 (1 mW, untuk area 1 meter). Sehingga
memungkinkan komputer kita dapat saling berkomunikasi dimananapun kita berada selama
masih berada dalam range/ jarak dari pemancar frekuensi tersebut (Broadcom Corporation,
2015).

2.10 LCD (Liquid Crystal Display) 4 x 20

LCD (Liquid Crystal Display) merupakan komponen elektronika yang digunakan


untuk menampilkan suatu karakter, baik itu angka, huruf atau karakter tertentu, sehingga
tampilan tersebut dapat dilihat secara visual. Pemakaian LCD sebagai tampilan banyak
digunakan karena daya yang dibutuhkan LCD relatif kecil (orde mikro watt), meskipun pada
modul ini dibatasi oleh sumber cahaya eksternal/internal, suhu dan jangka hidup, untuk lebih
jelas berikut dibawah ini konfigurasi modul LCD 20 x 4, sbb:

Gambar 2.5 konfigurasi modul LCD


Sumber: http://ranahworkshop.blogspot.com

Sebuah panel LCD akan terhubung pada mikrokontroller untuk mengatur titik-titik
untuk mengatur karakter huruf atau angka, data akan dikirim dalam bentuk kode ASCII, kode
ini akan diterima dan diolah sehingga terbentuk matrik matrik yang dapat terbaca secara
visual.

Karakteristik LCD (Liquid Crystal Display)


Berikut adalah karakteristik dari LCD 20 x 4:

1. 20 Karakter dan 4 baris tampilan kristal cair (LCD) dari dot matrik.
2. ROM pembangkit karakter untuk 192 tipe karakter (5x7 dot matrik)
11
3. Mempunyai 2 jenis RAM, yaitu RAM pembangkit karakter dan RAM data tampilan
4. RAM pembangkit karakter untuk 8 tipe karakter program tulis dengan bentuk 5 x7 dot
matrik
5. RAM data tampilan dengan bentuk 80 x 8 matrik titik (maksimum 80 karakter).
6. Mempunyai pembangkit clock internal.
7. Catu daya 5 Vdc.
8. Rangkaian otomatis riset saat daya dinyalakan.
9. Jangkauan suhu pengoperasian 0 - 50 derajat.

Konfigurasi LCD (Liquid Crystal Display)


Ada 2 cara untuk berkomunikasi dengan LCD, yaitu 8 bit dan 4 bit jalur data, selain
bit data tersebut juga dibutuhkan 3 jalur lagi untuk kontrol, yaitu : RS, RW dan E Untuk
memperjelas konfigurasi pin LCD dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.1 konfigurasi pin LCD 4 x 20

Sumber: http://ranahworkshop.blogspot.com

2.11 Android
Android adalah sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk perangkat
bergerak layar sentuh seperti telepon pintar dan komputer tablet. Android awalnya
dikembangkan oleh Android, Inc., dengan dukungan finansial dari Google, yang kemudian
membelinya pada tahun 2005. Sistem operasi ini dirilis secara resmi pada tahun 2007,
12
bersamaan dengan didirikannya Open Handset Alliance, konsorsium dari perusahaan-
perusahaan perangkat keras, perangkat lunak, dan telekomunikasi yang bertujuan untuk
memajukan standar terbuka perangkat seluler. Ponsel android pertama mulai dijual pada
bulan Oktober 2008 (Wikipedia). Para developer bisa mengembangkan aplikasi sesuai dengan
minat mereka masing-masing menggunakan Software Development Kit (SDK) yang telah
didistribusikan oleh Google. Android adalah OS dengan bentuk open source, OS ini dapat
terus dikembangkan dan memiliki evolusi yang sangat cepat sesuai dengan pertambahan
jumlah aplikasi.
Menurut Yosef Murya (2013) Android adalah system operasi berbasis linux yang
digunakan untuk telepon seluler (mobile) seperti telepon pintar (smartphone) dan komputer
tablet (PDA). Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk
menciptakan sebuah aplikasi yang digunakan oleh berbagai macam piranti bergerak. Pada
awalnya Google mengakusisi android inc yang mengembangkan software untuk ponsel yang
berada di Palo Alto, California Amerika Serikat. Kemudian untuk mengembangkan Android,
dibutuhkan Open Handset Alliance yaitu konsorsium dari 34 perusahaan hardware, software,
dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan
Nvidia. Telepon pertama yang memakai Android adalah HTC Dream, yang dirilis pada
tanggal 22 Oktober 2008.

13
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Blok Sistem

Baterai

Tombol ON/OFF

LCD

T1-T6
HC05
Sensor Arduino
kebisingan ATmega 328
Android

START
Save

Sensor Airflow

Sensor
Kelembaban

Program

Gambar 3.1 Blok diagram

Cara Kerja:
Ketika tombol power ditekan ON, maka baterai akan menyuplai tegangan keseluruhan
rangkaian sehingga, sensor suhu T1, T2, T3, T4, T5, T6, air flow (aliran udara), kelembaban,
dan kebisingan akan aktif dan melakukan pembacaan. Setelah itu tekan tombol Start yang
dikontrol melalui Android. Kemudian data hasil pembacaan diteruskan pada IC Arduino yang
diperintah oleh program dan mengolah hasil pembacaan pada setiap sensor sehingga
mendapatkan hasil (output) yang ditampilkan pada LCD dan dikirimkan ke Android melalui
Bluetooth HC05.
14
Hasil pembacaan sensor suhu dan sensor kebisingan ditampilkan pada Android.
Apabila akan melakukan pengukuran selanjutnya, tekan tombol Reset dan menekan tombol
Start pada Android dan Android akan melakakukan pengukuran dengan 3 kali pengukuran
dalam waktu 10 menit dalam satu kali pengukuran.
Setelah melakukan pengukuran, hasil pengukuran dapat disimpan pada Android
dengan cara menekan tombol Save pada tampilan android dan data akan tersimpan pada
penyipanan Android.

3.2 Diagram Alir Proses/Program

Start

Inisialisasi
Sensor

Pembacaan ADC
Pembacaan ADC
sensor suhu pada
sensor kebisingan
(T1-T6)

Konversi Konversi Suhu


Kebisingan (T1-T6)

Kirim Data
Serial

Save

End

Gambar 3.2 Diagram Alir Proses/Program

3.3 Diagram Mekanis Sistem


Diagram mekanis sistem dibuat untuk mengetahui rancangan box alat. Rancangan
diagram box sistem terlihat seperti pada gambar dibawah ini:

15
a

d b

Gambar 3.3 Rancangan diagram mekanis sistem (tampak atas)

Gambar 3.4 Rancangan diagram mekanis sistem (tampak depan)


Keterangan:
a. Tempat sensor
b. LCD 4 x 20
c. Konektor sensor
d. Box incu analyzer
e. Tombol On/Off (power)

3.4 Alat dan Bahan


3.4.1 Alat
Alat-alat yang digunakan untuk sarana pendukung dalam pembuatan tugas akhir sebagai
berikut:
1. Multimeter
2. Solder
3. Tang Cucut
4. Bor
5. Tang Potong
6. Obeng
7. Penyedot timah

16
8. Osiloskop
3.4.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan peneliti sebagai berikut:
1. IC AT Mega328
2. Bluetooth HC-05
3. Sensor kebisingan sound sensor v2
4. Sensor suhu DS18DB20 dan thermocouple
5. PCB
6. Power Bank
7. Fericlorit
8. Timah
9. Resistor
10. Kapasitor

3.5 Jenis Penelitian


Jenis penelitian dalam penelitian yang kami buat adalah After Only Design. Karena,
hasil akhir pengukuran alat dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Paradigma penelitian jenis ini dapat digambarkan sebagai berikut :
X----------------------O
Non Random .....................
(-)---------------------O
X = Treatment yang diberikan
O = Observasi
(-) = Kelompok control

3.6 Variabel Penelitian


3.6.1 Variabel Bebas
Sebagai variabel bebas yaitu suhu dan suara
3.6.2 Variabel Terikat
Sebagai variabel terikat yaitu sensor suhu DS18B20, thermocouple dan sensor kebisingan V2.
3.6.3 Variabel Terkendali
Sebagai variabel terkendali yaitu arduino.
3.7 Definisi Operasional Variabel
Dalam kegiatan operasionalnya, variable -variabel yang digunakan dalam pembuatan
alat, memiliki fungsi-fungsi antara lain:
17
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Variabel
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Variabel
Suhu Ruangan Suhu inkubasi dalam Baby Termometer 32, 33, 34 dan Nominal
Baby Incubator dalam rentang 35C
Incubator waktu yang ditentukan
(Variabel
Bebas)
Kebisingan Suara atau Bunyi Saund Level Jika < 60dB = Nominal
dalam Baby dilingkungan Baby Meter Sesuai
Incubator Incubator yang tidak Jika > 60dB =
(V.Bebas) diinginkan dan diukur Tidak Sesuai
dengan Sound Level Meter
sesuai waktu yang
ditentukan
Sensor suhu Sensor suhu sebagai sensor Avometer 3-5 mV Interval
(Variabel yang berfungsi mendeteksi 1 mV=10C
Tergantung) suhu ruang 30-50C dalam
Baby Incubator
Mic Sensor Kebisingan Multimeter 0-70dBA Rasio
Condensor
(V. Terikat)
Arduino Komponen pengendali - 0 = GND Nominal
(Variabel system yang harus 1 = VCC
Terkendali) deprogram
Android Untuk menampilkan hasil - - Rasio
pengukuran

3.8 Teknik Analisis Data


3.8.1 Rata-Rata
Rata – rata adalah bilangan yang didapat dari hasil pembagian jumlai nilai data oleh
banyaknya data dalam kumpulan tersebut.
Rumus rata-rata adalah:

Rata-rata(X’) =

Dimana :
X’ = rata-rata
X1,...,Xn= nilai data
N = banyak data

3.8.2 Standard Deviasi


Standart deviasi adalah suatu nilai yang menunujukan tingkat (derajat) variasi
kelompok data atau ukuran standart penyimpangan dari meannya.
Rumus standart deviasi (SD) adalah:

 X 
n
2
i  X
i 1
SD 
n 1
18
Dimana : SD = standart deviasi
= nilai yang dikehendaki
X
N = banyak data

3.8.3 Ketidakpastian (UA)


Ketidakpastian adalah kesangsian yang muncul pada tiap hasil pengukuran.
Rumus dari ketidakpastian adalah sebagai berikut:
𝑆𝐷
Ketidakpastian = 𝑛

Dimana : SD = Standar Deviasi


n = banyaknya data

3.8.4 Error (%)


Error (rata-rata simpangan) adalah selisih antara mean terhadap masing-masing data.
Rumus error adalah:

%ERROR = x 100%

3.9 Urutan Kegiatan

Kegiatan Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Pencarian Referensi dan
Konsultasi Proposal
Pembuatan Proposal
Ujian Proposal
Revisi proposal
Pembuatan Modul dan
Pengambilan Data
Ujian Seminar
Revisi Seminar
Ujian KTI
Revisi KTI
Persetujuan dan Pengesahan
Exit Exam

3.10 Tempat dan Jadwal Kegiatan Penelitian


3.10.1 Tempat Penelitian

19
Modul akan dibuat di Kampus POLTEKKES KEMENKES Surabaya Jurusan Teknik
Elektromedik.
3.10.2 Jadwal Penelitian
Peneliti menyusun jadwal kegiatan menurut kalender akademik yang ada di Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Jurusan Teknik Elektromedik Surabaya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Ghafur Slamet , 2013. Incubator Analyzer dengan Tiga Parameter Berbasis
ATMEGA8535, Tugas Akhir tidak diterbitkan,Prodi D-3 Teknik Elektromedik
Poltekkes Kemenkes Surabaya, Surabaya
Ahmad Syaifudin.Incu Analyzer Portable Berbasis Mikrokontroller ATMEGA 32 dengan
parameter sensor suhu dan sensor air flow, Tugas Akhir tidak diterbitkan, Prodi D-3
TeknikElektromedik Poltekkes Kemenkes Surabaya, Surabaya. 2015

BSN, 2014. Peralatan elektomedik-Bagian 2-19:Persyaratan Khusus untuk keselamatan


dasar dan kinerja esensial incubator infant. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta

Cotta, A., Devidas, N. T., & Ekoskar, V. K. N. (2016). Hc-05 Bluetooth Module Interfaced
With Arduino. International Journal of Science, Engineering and Technology Research
(IJSETR), 5(4), 869–872.

Datrend System Inc, Incutest Incubator Tester Operating Manual, Canada

Deny Prasetyo.Incubator Analyzer Portable Berbasis Mikrokontroller ATMEGA32 dengan


parameter sensor kebisingan dan sensor kelembaban,Tugas Akhir tidak diterbitkan,
Prodi D-3 TeknikElektromedik Poltekkes Kemenkes Surabaya, Surabaya. 2015
Ericka Helen Reynilda. Incubator analyzer portable tampil PC Via Bluetooth (sensor
kelembaban dan sensor kebisingan, Prodi D-3 Teknik Elektromedik Poltekkes
Kemenkes Surabaya, Surabaya. 2016
Flukebiomedical, Incubator Analyzer.
http://www.flukebiomedical.com/biomedical/usen/incubator-analyzer/incu-incubator-
analyzer.htm?PID=56329

Herlina Candra Putri , 2006. Incu Analyzer dengan Tiga Parameter yaitu Suhu Kelembaban
dan Kebisingan Berbasis Microkontroller AT89s51, Tugas Akhir 1tidak diterbitkan,
Prodi D-3 TeknikElektromedik Poltekkes Kemenkes Surabaya, Surabaya

Imro’ah Dyah Sulistya , 2018. Incubator Analyzer Portable Dilengkapi Dengan Pengiriman
Data Melalui Bluetooth Tampil Android (Parameter Suhu & Air Flow), Tugas Akhir
tidak diterbitkan, Prodi D-3 Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Surabaya,
Surabaya
Info Kalibrasi, 2017. Definisi Kalibrasi
http://infokalibrasi.blogspot.co.id/2012/10/definisi-kalibrasi.html

Katriani, L., Setiawan, A., & Darmawan, D. D. (2014). Sistem kendali suhu menggunakan
sensor DS18B20 pada inkubator bayi (Temperature control system for infant incubator
using DS18B20 sensor). J. Sains Dasar, 3(2), 102–109.

Komisi metrology Dewan standarisasi nasional, 1990. Direktori pengukuran kalibrasi


perawatan perbaikan dan pengadaan instrumentasi pengukuran edisi 90/91. komisi
metrology dewan satandarisasi nasional, Jakarta

Laily Kurniati , 2018. Incubator Analizer Portable Dilengkapi Dengan Pengiriman Data
Melalui Bluetooth Tampil Android (Parameter Kebisingan &Kelembaban), Tugas Akhir
21
tidak diterbitkan, Prodi D-3 Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Surabaya,
Surabaya

Nurazizah, E., Ramdhani, M., & Rizal, A. (2017). Rancang Bangun Termometer Digital
Berbasis Sensor Ds18B20 Untuk Penyandang Tunanetra ( Design Digital Thermometer
Based on Sensor Ds18B20 for Blind People). E-Proceeding of Engineering, 4(3), 3296.

Tuwaidan, Y. A., Poekoel, E. V. C., Mamahit, D. J., & Eng, M. (2015). Rancang Bangun Alat
Ukur Desibel ( dB ) Meter Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno R3. E-Jurnal Teknik
Elektro Dan Komputer, 1(1), 37–43.

Vina Alfi Madjidah , 2016. Incubator Analyzer Portable Tampil PC Via Bluetooth, Tugas
Akhir tidak diterbitkan, Prodi D-3 Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes
Surabaya, Surabaya

World Health Organization (WHO). 2009. World Health Statistics

22

Anda mungkin juga menyukai