Makalah Biologi Laut Kel 8
Makalah Biologi Laut Kel 8
Makalah Biologi Laut Kel 8
Makalah ini untuk memenuhi tugas suatu matakuliah yang dibina oleh
Disusun Oleh
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak selaku dosen pembimbing mata
kuliah “Biologi Laut”.
Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................1
C. Tujuan ...........................................................................................................................2
A. Kesimpulan .................................................................................................................12
B. Saran ...........................................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
perairan cukup produktif dalam menghasilkan biomassa tumbuhan, termasuk
pasokan oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis. Dengan tersedianya
biomassa tumbuhan dan oksigen yang cukup dapat mendukung perkembangan
ekosistem perairan. Produktivitas perairan yang terlalu tinggi dapat
mengindikasikan telah terjadi eutrofikasi, sedangkan yang terlalu rendah dapat
memberikan indikasi bahwa perairan tidak produktif atau miskin. Dengan kata
lain, produktivitas perairan juga dapat digunakan dalam pengelolaan
sumberdaya perairan dan pemantauan kualitas perairan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
botol yang identik. Sebuah botol sepenuhnya tembus cahaya, sedangkan botol yang
lain dibuat sama sekali tidak tembus cahaya dengan mengecatnya menggunakan cat
hitam atau membungkusnya dengan kertas alumunium. Tiap botol diisi air laut
dengan volume yang sama dan di ambil dari kedalaman yang sama di perairan laut
yang hendak di tetapkan produkktivitas primernya. Dengan demikian, air laut yang
diisikan kedalam kedua botol juga mengandung fitoplankton dan zooplankton yang
secara alamiah hidup dalam perairan. Selain mengambil air laut untuk dimasukkan
ke dalam botol-botol tersebut dari lokasi yang sama, diambil pula contoh air untuk
di tentukan kadar oksigennya.
Setelah botol terang dan botol gelap diisi denagn air laut dan ditutup. Keduanya
digantung di kedalaman air laut yang di ambil. Dalam botol gelap fotosintesis tidak
dapat berlangsung, tetapi respirasi fitoplakton dan zooplankton tetap berlangsung
dan oksigen air laut dalam botol tersebut akan dikonsumsi. Sebaliknya, dalam botol
terang fotosintesis berlangsung dengan laju melebihi laju laju respirasi sehingga
akan terjadi penimbunan oksigen karena oksigen tidak dapat keluar dari botol.
Setelah suatu waktu tertentu yang ditetapkan oleh peneliti, kedua botol di angkat
keluar air, kemudian dibuka dan kadar oksigen dalam air diukur. Biasanya metode
analisis yang digunakan ialah metode Winkler. Berdasrkan nilai-nilai kadar oksigen
akhir dalam kedua botol (setelah keduanya direndam dalam air untuk beberapa
lama) dan nilai kadar oksigen awal (yaitu kadar oksigen dalam kedua botol sebelum
digantungkan dalam perairan), laju fotosintesis dalam kedua botol dapat dihitung.
Air laut yang telah dimasukkan dalam botol terang dan botol gelap telah
mengandung suatu kadar oksigen tertentu (kadar oksigen awal = Oa). Dalam botol
terang oksigen ini digunakan oleh organisme-organisme untuk respirasi, tetapi pada
waktu yang sama fitoplankton menghasilkan lebih banyak oksigen melalui
fotosintesis. Jadi kadar oksigen akhir dalam botol terang ialah kadar oksigen yang
dihasilkan fotosintesis ditambah denagn kadar oksigen awal di kurangi kadar
oksigen yang dikonsumsi untuk respirasi. Karena kadar oksigen awal (Oa) telah
diketahui, untuk menetapkan berapa banyak oksigen yang dihasilkan melalui
fotosintesis, perlu diketahui berapa banyak oksigen yang dikonsumsi untuk
respirasi. Bila respirasi tidak berlangsung dan dalam botol terang hanya
berlangsung fotosintesis, meningkatnya kadar oksigen akan lebih besar daripada
4
yang sebenarnya. Disinilah peran botol gelap, karena dalam botol gelap hanya
respirasilah yang berlangsung sehingga kadar oksigen akan menjadi lebih kecil
daripada kadar oksigen awal. Karena volume kedua botol sama dan jangka waktu
penggantungan dalam airpun sama, berkurangnya kadar oksigen dalam botol gelap
merupakan ukuran bagi respirasi total dalam botol terang. Kemudian untuk
menghitung laju fotosintesis hanya diperlukan beberapa perhitungan sederhana.
Pertama, baik dalam botol terang maupun dalam botol gelap kadar oksigen akhir
dikurangi dengan kadar oksigen awal. Bagi botol terang nilai yang diperoleh ialah
fotosintesis bersih atau kelebihan fotosintesis terhadap respirasi. Nilai yang
diperoleh botol gelap ialah jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh respirasi.
Fotosintesis kotor ialah nilai yang diperoleh dengan menambahkan jumlah oksigen
yang dikonsumsi untuk respirasi dengan fotosintesis bersih.
2. Metode Klorofil
5
2. Citra Satelit
6
unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan laut untuk menghasilkan produksi
primer.
3. Metode Radioaktif
1. Air contoh diambil sama seperti air contoh DO (2 botol terang & 1
botol gelap) pada kedalaman tertentu
7
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Primer
a. Suhu
b. Cahaya
8
c. Nutrient
d. Kekeruhan
9
e. Kedalaman
f. Klorofil
10
yang mengontrol dan mempengaruhi sebaran klorofil-a, adalah intensitas cahaya,
nutrien (terutama nitrat, fosfat dan silikat). Perbedaan parameter fisika-kimia
tersebut secara langsung merupakan penyebab bervariasinya produktivitas primer.
Selain itu “grazing” juga memiliki peran besar dalam mengontrol konsentrasi
klorofil-a di laut (Nybakken, 1992; Odum, 1996). Wetzel (2001), menjelaskan
bahwa keberadaan klorofil di perairan danau sangat di tentukan oleh adanya
kandungan fosfat di danau tersebut (Gambar 2). Hal inilah yang menyebabkan
fosfat merupakan faktor utama yang menyebakan ledakan populasi fitoplankton di
danau.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Metode klorofil
3. Metode radioaktif
a. suhu
b. cahaya dan
c. Nutrient
d. Kekeruhan
e. Kedalaman
f. klorofil
12
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kata sempurna. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan
diatas.
13
Daftar Pustaka
14