1 PB
1 PB
1 PB
Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi oleh seringnya perilaku membolos yang muncul di SMA Negeri 1
Plumpang Tuban. Sehingga perlunya pengkajian terkait dengan perilaku membolos siswatentang apa saja
bentuk-bentuk perilaku membolos, faktor yang mendorong siswa berperilaku membolos, keterlibatan orang
tua dalam perilaku membolos siswa, dampak yang ditimbulkan dari perilaku membolos, persepsi siswa
terhadap perilaku membolos dan penanganan yang dilakukan oleh guru Bimbingan dan Konseling. Penelitian
ini dilakukan pada siswa kelas X dan XI yang sering membolos. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
dokumentasi dan wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk perilaku membolos yang dilakukan oleh siswa
di SMA Negeri 1 Plumpang Tuban yaitu membolos satu hari penuh dan membolos pada saat jam pelajaran
tertentu. Faktor yang mendorong siswa berperilaku membolos meliputi faktor dari diri siswa sendiri, faktor
keluarga dan faktor lingkungan. Keterlibatan orang tua dalam perilaku membolos siswa utamanya adalah
orang tua tidak terlibat langsung dalam perilaku membolos siswa yaitu dilihat dari pola asuh orang tua.
Dampak dari perilaku membolos meliputi psikis, akademik dan non akademi serta penanganan yang sudah
dilakukan oleh guru Bimbingan dan Konseling adalah pemberian layanan informasi, guru Bimbingan dan
Konseling memanggil siswa yang berperilaku membolos untuk dilaksanakan bimbingan, pemanggilan orang
tua, serta kerjasama dengan kepala sekolah, wali kelas dan orang tuasiswa.
Abstract
The background of this research is frequent truant behavior that occurs at Senior High School of 1
Plumpang Tuban. So the need for assessment related to truant behavior student about what forms of truant
behavior, factors that encourage students to truant behavior, the impact of truant behavior, student
perceptions of truant behavior and kind of handling done by the Guidance and Counseling teacher. The
research is conducted on students of class X and XI who often truant. Data collection techniques are carried
out with documentation and interviews.
The results showed that students in the forms of truant behavior performed by students at Senior High
Shool of 1 Plumpang Tuban are ditching one full day and truant during certain lesson hours; Factors that
encourage students to truant behavior include factors of students themselves, family factors and factors of
the environment; The impact of truant behavior includes psychic, academic and non-academic; Students
perceptions of truant behavior that is truant is normal for school students; kind of handling that has been
done by the teachers Guidance and Counseling. Teachers Guidance and Counseling call students who truant
behave to carry out guidance, bring in parents, and work with school principals, homerooms and parents.
23
PENDAHULUAN maka tindakan guru BK adalah home visit, siswa dikatan
tidak naik kelas jika sudah melebihi skor hingga 24
Pendidikan merupakan suatu proses yang sedangkan untuk skor 80-100 sesuai dengan kebijakan
dilakukan oleh setiap individu atau manusia ke arah yang yang telah ditetapkan oleh sekolah siswa akan
lebih baik lagi sesuai dengan potensi kemanusiaan. dikeluarkan dari sekolah.
Proses ini akan berhenti ketika nyawa manusia sudah Penanganan yang sudah dilakukan oleh guru
tidak ada pada jasadnya. Oleh sebab itu, setiap komponen Bimbingan dan Konseling terhadap siswa yang
yang ada di lembaga pendidikan, baik itu dasar, membolos adalah dengan adanya kerjasama antara guru
menengah maupun tinggi, harus memiliki kemampuan BK dengan pihak lain, yakni kepala sekolah, wali kelas,
untuk menerima akses masyarakat tanpa kecuali, lepas orang tua serta siswa itu sendiri dengan tujuan untuk
dari kasta-kasta yang ada sehingga proses menuju mengurangi perilaku membolos serta menjamin rasa
kebaikan dapat berjalan dengan baik dan sebagaimana aman pada siswa.
mestinya (Wiyono,2010:15). Penanganan dari pihak sekolah yang masih
Menurut Insyiroh (2012:1) mengatakan bahwa belom maksimal dan belom memberikan efek jera
sekolah merupakan lembaga formal dimana seorang terhadap siswa yang sering membolos membuat siswa
siswa dapat menimba ilmu dan mengembangkan bakat, acuh dan tidak takut dengan sanksi yang akan diberikan
minat serta kemampuannya. Siswa dalam sehingga siswa berani mengulangi perilaku menyimpang
perkembangannya tentu saja tidak akan pernah lepas dari tersebut.
berbagai permasalahan, baik permasalahan pribadi Perilaku membolos yang sering terjasi disekolah
maupun permasalahan sosial. jika dibiarkan terus menerus akan semakin berdampak
Pendidikan di sekolah membuat siswa buruk terhadap siswa. Maka, perlu adanya pengkajian
menyadari arti tata tertib yang harus dipatuhi oleh seluruh lebih mendalam tentang tidakan-tindakan atau bentuk-
siswa sekolah. Tata tertib ini bertujuan untuk bentuk seperti apa yang dilakukan siswa. Faktor-faktor
mengajarkan disiplin pada siswa. Meskipun sekolah telah apa saja yang mendorong siswa berperilaku membolos,
ada tata tertib yang mengajarkan untuk berdisiplin, tetapi dampak dari perilaku membolos, serta persepsi siswa
masih saja ada siswa yang melanggarnya. Salah satu terhadap perilaku membolos.
pelanggaran tata tertib yang sering dilakukan siswa Fokus penelitian ini terkait dengan bentuk-
tersebut adalah perilaku membolos. bentuk perilaku membolos siwa, faktor yang mendorong
Menurut kartono dalam Malik, (2014:3) siswa berperilaku membolos, dampak dari perilaku
menyatakan bahwa membolos merupakan perilaku yang membolos, persepsi siswa terhadap perilaku membolos
melanggar norma-norma sosial sebagai akibat dari proses serta penanganan guru bimbingan dan konseling terhadap
pengkondisian lingkungan yang buruk. Membolos dapat siswa yang berperilaku membolos.
diartikan sebagai perilaku membolos siswa yang tidak
masuk sekolah tanpa ada alasan yang tepat atau bisa juga METODE PENELITIAN
dikatakan sebagai ketidak hadiran siswa tanpa adanya
lasan yang jelas dan alasan yang logis. Menurut Pendekatan penelitian ini menggunakan
Damayanti (2013) mengatakan bahwa kebiasaan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian ini
membolos yang sering dilakukan oleh siswa akan menggunakan jenis penelitian studi kasus. Penelitian
berdampak negatif pada dirinya, misalnya siswa akan kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan secara
dihukum, diskoring, tidak dapat mengikuti ujian, bahkan intensif. Peneliti secara langsung terjun ke lapangan
siswa bisa dikeluarkan dari sekolah. Selain itu, kebiasaan mengumpulkan data dan fakta, serta melakukan analisis
membolos juga dapat menurunkan prestasi belajar siswa. terhadap fakta yang diperoleh, yang nantinya akan diolah
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK menjadi informasi yang berguna. Penelitian kualitatif
di SMA Negeri 1 Plumpang Tuban, pada bulan januari dipilih karena melihat banyaknya siswa yang berperilaku
2018 sudah terdapat lebih dari 10 siswa yang membolos menyimpang khususnya perilaku membolos, sehingga
hingga melebihi batas yang sudah di tentukan, yakni 5-10 tidak mungkin apabila data yang dikumpulkan melalui
kali membolos tanpa ada keterangan, salah satu dari instrumen-instrumen seperti penyebaran angket atau
siswa kelas X dan salah satu siwa dari kelas XI dan kuesioner. Sehingga data penelitian dapat diungkapkan
mayoriyas siswa yang membolos adalah siswa laki-laki. secara deskriptif yang berasal dari beberapa informasi
Jika peserta didik melakukan perbuatan membolos yakni tentang apa yang mereka alami dan lakukan dengan
3x tanpa ada keterangan, tindakan oleh guru BK, yakni menyesuaikan dari fokus penelitian.
memberikan bimbingan pada siswa. Jika proses Pada penelitian ini peneliti mengambil lokasi
bimbingan sudah dilakukan akan tetapi siswa masih penelitian di yang terletak di Jl. Raya Pakah-Plumpang,
berperilaku membolos, maka dilakukan pemanggilan Kecamatan Plumpang, Kelurahan Sumberagung,
orang tua. Dan jika pemanggilan orang tua sudah Kabupaten Tuban yaitu di SMA Negeri 1 Plumpang
dilaksanakan akan tetapi siswa masih berperilaku sama
24
Tuban. Pada penelitian ini subjek penelitian adalah 6 adanya dalam bentuk deskripsi atau uraian singkat.
siswa SMA Negeri 1 Plumpang Tuban yang sering Penarikan kesimpulan, tahap selanjutnya yang
melakukan perilaku membolos. Diantaranya 3 siswa dari dilakukan oleh peneliti adalah menarik kesimpulan,
kelas X dan 3 siswa dari kelas XI, guru Bimbingan dan yaitu data dan informasi yang telah dibuat dalam
Konseling, serta lima wali kelas yang menjadi informan bentuk tertulis, kemudian peneliti membaca
pendukung dalam penelitian ini. berulang-ulang kemudian disimpulkan dan diberi
Teknik pengumpulan data sebagai tahap awal dalam interpretasi makna dari fakta yang ada, yaitu bentuk-
sebuah penelitian, dimana kegiatan penelitian ini bentuk perilaku membolos, faktor-faktor yang
bertujuan untuk mendapatkan sebuah data lengkap yang mendorong perilaku membolos, dampak perilaku
menunjang penelitian. Sehingga teknik pengumpulan membolos.
data sangat diperlukan agar data yang didapat sesuai
dengan yang dibutuhkan dengan menggunakan suatu HASIL DAN PEMBAHASAN
teknik yang tepat dalam penggalian data lapangan.
Berikut penjelasan penelitian secara rincian mengenai A. Bentuk-bentuk perilaku membolos siswa yang
dua teknik yang digunakan yaitu: muncul adalah siswa membolos satu hari penuh,
1. Studi Dokumentasi yaitu siswa tidak datang ke sekolah dari pagi hingga
Data yang diambil dalam penelitian berkaitan sore hari tanpa adanya surat ijin ke sekolah, dan
dengan studi kasusu tentang perilaku membolos membolos pada saat jam pelajaran tertentu, yaitu
siswa di SMA Negeri 1 Plumpang Tuban seperti; siswa meninggalkan jam pelajaran pada saat jam
pengumpulan data yang berasal dari catatan-catatan, pelajaran sedang berlangsung. Berikut
laporan hasil pelaksanaan kegiatan maupun laporan penjabaranya:
tahunan, jurnal harian siswa, serta dokumentasi pada
setiap fokus penelitian. Dalam penelitian ini,
dokumen yang digunakan adalah dokumen yang
berhubungan dengan permasalahan penelitian.
2. Wawancara
Menurut Sugiyono (2015:137) wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
Gambar 4.6 Bentuk-bentuk perilaku membolos siswa
menemukan permasalah yang harus diteliti, dan juga Sumber data : Data hasil penelitian
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah 1. Membolos sehari penuh
respondennya sedikit/kecil. Perilaku membolos sehari penuh
Sedangkan menurut Purwoko dan Pratiwi dilakukan oleh kenam siswa yaitu Anggur,
(2007:36) wawancara adalah suatu teknik Pisang, Nanas, Semangka, Wortel dan Jeruk.
pengumpulan data dengan cara mengajukan Siswa tidak masuk sekolah tanpa adanya surat
pertanyaan secara lisan dan dijawab responden keterangan dari orang tua. Kegiatan yang
secara langsung secara lisan pula. dilakukan siswa saat membolos adalah pergi ke
Penelitian tentang profil kebiasaan siswa yang tempat nongkrong atau warung kopi bersama
berperilaku membolos ini menggunakan teknik tema-temanya, tidak hanya membolos diluar
wawancara semi terstruktur. Alasan peneliti siswa juga kerap kali membolos dirumah.
menggunakan wawancara semi terstruktur adalah 2. Membolos pada saat jam pelajaran tertentu
wawancara tipe ini mendekati keadaan yang lebih Bentuk perilaku membolos berikutnya
sebenarnya dan didasarkan pada spontanitas yang sering dilakukan oleh siswa adalah
wawancara, dan lebih banyak kemungkinan untuk membolos pada saat jam pelajaran tertentu,
menjelajahi berbagai aspek dari masalah yang yaitu siswa tidak hadir atau berada didalam
diajukan serta dapat mengumpulkan informasi kelas pada saat jam pelajaran sedang
sebanyak-banyaknya dari informan secara mendalam berlangsung. Perilaku membolos pada saat jam
dengan tetap menggunakan pedoman wawancara pelajaran tertentu ini dilakukan oleh siswa
sebagai acuan pertanyaan. Informan dapat Anggur, Pisang, Nanas, Semangka, Wortel.
menyampaikan penyataan-pernyataan secara leluasa Siswa sering meninggalkan jam
atas pertanyaan yang telah diajukan oleh peneliti pelajaran dengan alasan ia ijin ke toilet. siswa
atau telah disusun sebelumnya dalam pedoman meninggalkan jam pelajaran yang dirasa
wawancara. pelajaran tersebut sulit untuk ia mengerti dan ia
Penyajian data yakni peneliti menyajikan fahami seperti mata pelajaran yang harus
data dalam bentuk uraian singkat yang disimpulkan berhubungan dengan angka sehingga membuan
berdasarkan hasil wawancara yang telah dirangkum siswa jenuh dan memilih untuk ijin ke toilet.
dan dibuat kesimpulan setiap kali wawancara siswa memang benar pergi ke toilet akan tetapi
dilakukan terhadap sumber data. Seteh itu data yang selepas itu ia tidak segera untuk kembali ke
sudah diperoleh dari hasil wawancara disajikan apa
25
kelas dan mengikuti pelajaran. siswa lebih Sering datang terlambat ke sekolah
memilih untuk duduk-duduk di depan pintu adalah kebiasaan yang sering dilakukan oleh
kamar mandi dan mengobrol jika ia bertemu siswa. Tidur terlalu malam sehingga bangun
dengan temanya sambil menunggu jam mata kesiangan sudah menjadi kebiasaan mereka
pelajaran tersebut hampir selesai. sehingga sering terlambat datang ke sekolah.
Hasil penelitian yang telah disebutkan dan Peraturan yang ada di sekolah siswa terlambat
dijabarkan diatas dapat disimpulkan sesuai datang kurang dari 5 menit harus lapor pada
dengan bentuk-bentuk perilaku membolos pada guru piket dan diijinkan masuk sekolah,
siswa yang dikemukakan oleh Prayitno dan sedangkan siswa terlambat datang ke sekolah
Amti (2004:122), perilaku membolos lebih dari 5 menit dipulangkan, kecuali ada
diantaranya yaitu membolos satu hari penuh bukti yang dapat dipertanggung jawabkan dan
dan membolos pada saat jam pelajaran. diantar kembali oleh orang tua. Hal tersebut
B. Faktor yang mendorong siswa berperilaku yang membuat siswa memilih untuk memolos
membolos. Menurut ichsani (2007) faktor yang dari pada ia harus pulang dan diantar oleh orang
mendorong siswa berperilaku membolos dapat tua nya.
dilarifikasikan menjadi dua faktor, yaitu : faktor 4. Kondisi ekonomi keluarga
internal dan faktor eksternal. Faktor internal Kedua orang tuanya yang tidak
berhubungan dengan individu itu sendiri. Sedangkan bekerja, ayah adalah tulang punggung keluarga.
faktor eksternal lebih kepada pengaruh situasi atau Tidak memiliki pekerjaan yang tetap dan hanya
lingkungan sekitar, contoh keluarga, masyarakat, bekerja seadanya atau serabutan serta ibu yang
dan teman. Berdasarkan hasil wawancaranya, maka hanya sebagai ibu rumah tangga membuat
penyebab siswa berperilaku membolos antara lain: Wortel sering bekerja untuk membantu dan
memperoleh uang saku nya setiap hari.
5. Kurangnya pengawasan dari orang tua dan
kurangnya perhatian dari orang tua
Orang tua yang sama-sama sibuk
bekerja dan jarang berada dirumah hal tersebut
yang membuat siswa merasa bebas ketika
berada di rumah dan merasa tidak adanya
batasan-batasan dari kedua orang tua. siswa
akhirnya sering membolos dirumah karena
dirasa cukup aman dan orang tua tidak
mengetahui bahwa anaknya membolos. Alasan
yang digunakan oleh siswa ketika orang tua
menanyakan bahwa dirinya berada dirumah,
hanya menjawab sekolah pulang pagi karena
ada rapat semua Bapak/Ibu guru. Begitupun
juga respon orang tua siswa yang selalu percaya
dengan apa yang diucapkan anak dan
Gambar 4.7 Faktor perilaku membolos siswa menganggap bahwa memang hal tersebut benar.
Sumber data : Data hasil penelitian 6. Penanganan dari pihak sekolah yang kurang
maksimal
1. Motivasi siswa yang rendah Tidakan yang sudah dilakukan oleh
Siswa membolos karena ia sudah guru BK dalam menangani siswa yang
merasa malas dengan sekolah yang begitu membolos dalam pandangan siswa masih belom
banyak peraturan-peraturan yang ada, maksimal. dan siswa belom merasakan efek jera
semangatnya untuk berangkat kesekolah yang dari perbuatannya sehingga siswa masih
kurang. Bergitu pula dengan semangat siswa mengulangi perilaku yang sama.
yang kurang untuk mengikuti pembelajaran 7. Merasa bosan dan jenuh dengan pelajaran
sehingga siswa sering meninggalkan kelas pada Rasa bosan akan sesuatu hal sudah
saat jam pelajaran berlangsung. biasa dialami oleh setiap siswa akan tetapi
2. Belum memenuhi tugas yang telah diberikan siswa yang tidak dapat menahan dan mudah
oleh Bapak/Ibu guru merasa jenuh terutama dengan mata pelajaran
Belum mengerjakan tugas yang telah yang dirasa sulit dan membingungkan baginya
diberikan oleh Bapak/Ibu guru menjadi salah akan mengakibatkan siswa memilih jalan keluar
satu faktor penyebab siswa membolos, hal dengan cara tidak mengikuti pelajran tersebut,
tersebut dilakukan oleh siswa dengan alasan yaitu sengaja meminta ijin pada saat jam
jika siswa tetap masuk akan mendapat hukuman pelajaran dengan alasan pergi ketoilet dll, dan
dari Bapak/Ibu guru mata pelajaran. tidak segera masuk ke kelas sedangkan bel
3. Sering datang terlambat ke sekolah pelajaran sudah dimulai.
26
C. Dampak yang ditimbulkan dari perilaku membolos. sangat berbeda dan tertinggal jauh oleh teman-
Perilaku membolos yang sering dilakukan oleh temanya.
Anggur, Pisang, Nanas, Semangka, Wortel dan 4. Tidak pernah belajar dirumah
Jeruk ini tentu akan berpengaruh pada sekitarnya, Kebiasaan siswa yang sering keluar
berpengaruh bagi dirinya sendiri maupun pada hingga tengah malah bahkan sampai menjelang
orang lain. berdasarkan hasil wawancara yang telah pagi, mereka tidak dapat membagi waktu antara
dilakukan, dampak bagi siswa adalah siswa yang bermain dan belajar. Siswa jarang sekali belajar
membolos memiliki perasaan takut dan cemas, tidak dirumah, sesekali mereka belajar pada saat
bisa mengikuti pelajaran selanjutnya dan prestasi menjelang ulangan harian, uts, uas bahkan ada
yang rendah. Pengelompokan penelitian ini siswa yang tidak pernah belajar sama sekali.
berdasarkan dampak atau akibat dari perilaku 5. Gagal dalam ujian
membolos siswa sebagai berikut: Akibat dari tidak pernah belajar
dirumah berdampak pada nilai ujian siswa.
Terdapat pula siswa yang membolos pada saat
ujian sehingga Bapak/Ibu guru tidak
mengijinkan siswa mengikuti ujian susulan.
6. Prestasi yang rendah
Akibat dari sering membolos siswa
mendapatkan prestasi yang rendah di kelasnya.
Karena tidak hanya nilai akademik siswa akan
Gambar 4.8 Dampak perilaku membolos tetapi nilai kehadiran juga sangat berpengaruh
siswa terhadap peringkat yang diperolehnya. Ketika
Sumber data : Data hasil penelitian dirumah siswa jarang sekali belajar bahkan
hampir tidak pernah. Mereka belajar pada saat
1. Perasaan takut dan cemas ujian semester atau ujian akhir sekolah saja.
Perasaan takut, cemas, deg-deg’an, 7. Nilai Non akademik yang Menurun
dan tidak tenang seringkali dialami oleh siswa Tidak hanya berdampak pada
ketia ia membolos ataupun saat mereka sudah akademik akan tetapi juga pada non akademik
masuk sekolah. Perasaan takut ketika siswa. Siswa seringkali mendapat teguran oleh
membolos adalah ketika orang tua mereka tau Bapak/Ibu guru yang memegang
bahwa sedang membolos dan orang tua ekstrakulikuler karena siswa sering tidak
cenderung akan memarahi serta pihak sekolah mengikuti eksrta serta seringnya terlambat
yang mengetahui keberasaan siswanya yang ketika ekstra. Karena sering terlambat dan tidak
membolos. Sedangkan perasaan takut saat mengikuti ekstrakurikuler nilai non akademik
sudah kembali sekolah adalah ketia siswa siswa juga menurun
dipanggil atau bertemu dengan guru BK atau 8. Siswa dikucilkan oleh temanya
Bapak/Ibu guru yang mengetahui. Dampak perilaku mmebolos tidak
2. Sering Mendapat Teguran dari Bapak/Ibu Guru hanya pada akademik maupun non akademik
Tidak hanya guru BK saja yang siswa saja, akan tetapi dampak sosial juga
memberikan teguran pada siswa yang sering berpengaruh terhadap siswa. Sering tidak hadir
membolos, akan tetapi Bapak/Ibu guru yang disekolah dan selalu menyendiri membuat
lain pun kerap mmeberikan teguran pada siswa- siswa tidak disenangi oleh teman-temanya dan
siswa karena sering tidak berada dikelas pada dikucilkan oleh teman.
saat jam KBM berlangsung. Begitupun juga Berdasarkan dampak diatas yang
kepala sekolah yang sering memberikan teguran berdasarkan data penelitian, memiliki kesamaan
pada siswa khususnya siswa yang membolos. dengan teori berikut:
Hal tersebut betujuan agar siswa-siswa di Menurut Haryanto (2011), Perilaku
sekolah tidak mengulangi perilaku yang sama. membolos yang dilakukan akan berdampak
3. Tidak dapat mengikuti pelajaran selanjutnya pada segi mental, yaitu timbulnya perasaan rasa
atau tertinggal materi-materi pelajaran takut yang berlebihan dalam dirinya, timbul
Sering membolos membuat siswa perasaan tidak nyaman, tidak dapat berfikir
tidak dapat mengikuti pelajaran. Dan cenderung stabil, lebih mudah berani melawan dengan
tidak mau mendengarkan pada saat orang yang lebih tua, dan merasa pemberani.
pembelajaran. Sering terlambat dalam Menurut Prayitno dan Amti (2004:62)
mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh akibat dari membolos sekolah adalah minat
Bapak/Ibu guru sudah menjadi langganan terhadap pembelajaran semakin berkurang,
mereka, oleh sebab itu siswa sering mendapat gagal dalam ujian, hasil belajar yang diperoleh
teguran dari guru mata pelajaran mengenai tidak sesuai dengan potensi yang dimiliki, tidak
tugas yang sering terlambat serta nilainya yang naik kelas, penguasaan terhadap materi
27
pelajaran tertinggal dari teman-temanya yang toleransi tidak masuk tanpa adanya keterangan
lain, dan dikeluarkan dari sekolah. (surat ijin) adalah tiga hari berturut-turut.
D. Persepsi Siswa terhadap Perilaku Membolos Apabila siswa sudah menunjukkan ketidak
Robbins (2003) mendeskripsikan bahwa hadiran setama tiga hari berturut-turut tanpa
persepsi merupakan kesan yang diperoleh oleh adanya surat keterangan maka guru BK akan
individu melalui panca indera kemudian di analisa mendiskusikan penanganan lebih lanjut
(diorganisir), diintepretasi dan kemudian dievaluasi, terhadap siswa tersebut.
sehingga individu tersebut memperoleh makna. Dari 3. Guru Bimbingan dan Konseling memanggil
hasil penelitian yang didapatkan bahwa : orang tua atau wali murid
Siswa yang melakukan perilaku membolos Hal ini bagian dari menindak lanjuti
memiliki pandangan atau persepsi bahwa perilaku penanganan yang dilakukan oleh guru BK yaitu
membolos adalah salah satu perilaku yang menyalahi memanggil orang tua siswa untuk datang ke
aturan dan tata tertib sekolah, akan tetapi siswa sekolah guna untuk mencoba menggali
menganggap bahwa perilaku membolos juga sah-sah penyebab siswa berperilaku membolos selain
saja dilakukan oleh semua siswa. Karena rasa bosan itu juga orang tua dipanggil juga agar membuat
yang dirasan oleh masing-masing siswa berbeda siswa merasa takut, karena merasa dirinya
sebab itu siswa menganggap ketika dirinya merasa bersalah. Guru BK mencoba menjelaskan
bosan dan malas untuk sekolah ia memilih untuk kepada orang tua siswa bahwa siswa tersebut
membolos saja dan itu wajar-wajar saja. Serta rasa berperilaku demikian, hal tersebut dilakukan
kepuasan tersendiri yang dirasan koleh siswa setelah agar siswa tidak mengulangi perilaku
membolos karena siswa merasa jentel dan berani membolos. Ketika guru BK sudah memberikan
untuk membolos. surat panggilang yang ditujukan pada orang tua
E. Penanganan guru BK terhadap siswa yang siswa akan tetapi orang tua siswa tak kunjung
membolos. memenuhi panggilan tersebut, guru BK akan
Proses menggali informasi terkait dengan menindak lanjuti dengan melakukan kunjungan
perilaku membolos yang telah dilakukan di SMA rumah pada siswa yang membolos.
Negeri 1 Plumpang Tuban tentuk tidak pernah 4. Bekerja sama dengan wali murid, kepala
terlepas dari berbagai penanganan yang sudah sekolah dan wali kelas
dicoba oleh guru Bimbingan dan Konseling. Dalam menyelesaikan persoalan-
Menurut Hikmawati (2010:34) penanganan siswa persoalan yang berkaitan dengan siswa guru
yang bermasalah khususnya yang berkaitan dengan BK tidak seorang diri. Melaikan adanya
pelanggaran disiplin sekolah seperti perilaku keterlibatan dari pihak sekolah dan adanya
membolos dapat dilakukan melalui pendekatan kerja sama agar siswa dapat mencapai tahap
disiplin dan pendekatan Bimbingan dan Konseling. perkembangan secara optimal dan dapat
Berikut adalah berbagai penanganan yang sudah meningkatkan prestasinya baik dalam bidang
dilakukan oleh guru Bimbingan dan Konseling, akademik maupun dala bidang non akademik.
antara lain : Wali kelas yang secara langsung berurusan
1. Pemberian Layanan Informasi dengan para wali murid pada saat rapat wali
Pemberian layanan informasi sudah murid, menyampaikan berbagai masalah yang
diterapkan oleh guru Bimbingan dan Konseling terjadi, salah satunya adalah perilaku membolos
yang ditujukan kepada siswa pada saat jam yang dilakukan oleh siswa. Wali kelas mencoba
pelajaran BK. Pemberian layanan informasi memberikan pemahaman bahwa pendidikan
yang sudah diterapkan bertujuan agar siswa yang utama adalah dari keluarga, oleh sebab itu
mengetahui dan memahami tentang akibat dan pihak sekolah berharap bahwa orang tua atau
konsekuensi dari perilaku membolos, dan wali murid dapat memberikan pemahaman serta
memberikan nasehat serta motivasi agar siswa aturan-aturan yang bersifat mendidik agar siswa
menghindari perilaku membolos. tidak merasa bebas ketika berada dirumah.
2. Guru Bimbingan dan Konseling memberikan Begitu pula dengan kepala sekolah yaitu
konseling individu sebagai pimpinan dalam suatu lembaga
Guru BK kerap memanggil siswa pendidikan yang harus tau dan memberikan
karena sering kali membolos . Guru BK juga contoh yang baik terhadap siswanya.
kerap mendapatkan laporan dari Bapak/Ibu Sedangkan wali kelas adalah orang yang paling
guru mata pelajaran bahwa siswa kerap tidak tahu tan mengerti bagaimana sikap dan tingkah
berada dikelas pada saat jam pembelajaran. laku keseharian siswa ketika berada disekolah.
Pemanggilan siswa yang membolos merupakan
penanganan yang dilakukan oleh guru BK PENUTUP
terhadap siswa yang masih berada dalam batas
kewajaran yang masih dapat ditoleransi. Batas A. Simpulan
Simpulan merupakan kesimpulan dari penelitian
yang telah dilakukan, kesimpulan ini berisi tentang
28
ringkasan dari hasil penelitian yang telah d. Dampak sosial, siswa dikucilkan oleh
dilaksanakan mengenai perilaku membolos siswa di temanya
SMA Negeri 1 Plumpang Tuban. Dari hasil e. Siswa mendapat hukuman dan teguran dari
pembahasan yang telah diuraikan pada bab guru BK serta Bapak/Ibu guru yang lain
sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa 4. Persepsi siswa terhadap perilaku membolos
kesimpulan sebagai berikut; Siswa yang sering melakukan pelanggaran
1. Bentuk-Bentuk perilaku membolos siswa khususnya perilaku membolos memiliki
Terdapat dua bentuk perilaku membolos pandangan atau persepsi tersendiri terhadap
yang ditunjukkan oleh siswa yaitu membolos perilaku membolos yang sering ia lakukan,
satu hari penuh, adalah perilaku mebolos yang siswa merasa puas karena sudah berani
dilakukan oleh siswa dengan cara tidak masuk membolos dan merasa dirinya jentel. Serta siswa
sekolah dari pagi hingga jam sekolah usai tanpa menganggap bahwa perilaku membolos adalah
mengirimkan surat kepada pihak sekolah. suatu perilaku yang tidak sesuai dan menyalahi
Sedangkan bentuk perilaku membolos yang peraturan akan tetapi siswa menganggap bahwa
kedua adalah membolos pada saat jam pelajaran perilaku membolos hal yang wajar dilakukan
tertentu saja, yaitu siswa keluar atau disemua lembaga-lembaga sekolah.
meninggalkan kelas pada saat jam pelajaran 5. Penanganan guru BK terhadap perilaku
tertentu dengan meminta ijin pada guru mata membolos
pelajaran yang dibuat-buat karena tidak ingin Penanganan yang dilakukan oleh guru BK
mengikuti pelajaran tersebut. terhadap perilaku membolos adalah Guru
2. Faktor yang memdorong siswa berperilaku Bimbingan dan Konseling memberikan layanan
membolos informasi yang dilakukan pada saat jam
Terdapat dua faktor yang mendorong siswa pelajaran BK, Guru Bimbingan dan Konseling
berperilaku membolos yaitu faktor dari siswa memberikan konseling individu, Guru
sendiri (internal) dan faktor dari luar siswa Bimbingan dan Konseling memanggil orang tua
(eksternal). Faktor internal yaitu motivasi yang atau wali murid, serta Guru Bimbingan dan
rendah, belum memenuhi tugas yang telah Konseling bekerjasama dengan kepala sekolah,
diberikan oleh Bapak/Ibu guru, siswa sering wali kelas dan wali murid siswa yang
datang terlambat ke sekolah karena alasan berperilaku membolos.
bangun kesiangan dan jarak rumah, merasa
bosan dan jenuh dengan pelajaran dan sekolah B. Saran
yang cukup jauh, serta kurangnya mengerti Berdasarkan kesimpulan yang didapat, maka
tentang pendidikan. Sedangkan faktor eksternal saran yang dapat diberikan berkenaan dengan
adalah terpengaruh oleh ajakan teman, temuan penelitian adalah:
penanganan dari pihak sekolah yang kurang 1. Kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 1
maksimal, Kondisi ekonomi keluarga, dan orang Plumpang Tuban
tua yang kurang memberikan dorongan atau a. Kepala sekolah lebih tanggap lagi dalam
motivasi terhadap anak untuk sekolah. menyikapi perilaku membolos
3. Dampak yang ditimbulkan dari perilaku b. Kepala sekolah perlu memperketat
membolos peraturan-peraturan yang ada disekolah
Dampak yang ditimbulkan dari perilaku terutama pelanggaran perilaku membolos
membolos siswa ada tiga yaitu dampak psikis, c. Sebaknya kapala sekolah
dampak akademik dan dampak non akademik. mempertimbangkan lagi dengan peraturan
a. Dampak psikis didapatkan bahwa, siswa siswa yang terlambat harus kembali pulang
yang membolos mengalami kecemasan dan diantar oleh orang tua, hal tersebut
dalam dirinya, perasan takut, gelisah, deg- tidak memberikan efek jera pada siswa akan
degan saat masuk sekolah. Siswa yang tetapi mempermudah siswa untuk
membolos cemas dan takut dengan guru BK membolos.
dan Bapak/Ibu guru lain. 2. Kepada Guru Bimbingan dan Konseling SMA
b. Dampak Akademik, siswa tidak dapat Negeri 1 Plumpang Tuban
mengikuti pelajaran selanjutnya atau Sebaiknya guru Bimbingan dan
tertinggal materi pelajaran, sering tidak Konseling melakukan pendekatan secara
mengerjakan tugas, tidaj pernah belajar individu kepada siswa agar siswa merasa lebih
dirumah, gagal dalam ujian, prestasi yang nyaman dan dan bisa terbuka terhadap konselor
rendah sekolah
c. Dampak non akademik didapatkan bawa, 3. Peneliti berikutnya
siswa yang membolos sering mendapat Penelitian ini digunakan sebagai bahan
terugan dari Bapak/Ibu guru yang mengajar kajian mengenai gambaran-gambaran perilaku
ekstrakulikuler. membolos secara mendalam agar peneliti
29
selanjutnya dapat menentukan treatment sesuai Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan
dengan hasil penelitian yang ada. Nasional.
Purwoko, Budi dan Titin Indah Pratiwi. 2007.
DAFTAR PUSTAKA Pemahaman Individu Melalui Teknik Non Tes.
Unesa University Press.
Damayanti, Feny Anisa. 2013. Studi Kasus tentang Robbins, S. P. 2003. Perilaku Organisasi: Konsep
Perilaku Membolos pada Siswa Sma Swasta di Kontroversi Aplikasi Edisi Kedelapan.
Surabaya. Jurusan Bimbingan dan Konseling Trans.Pujaatmaka, H & Molan, B.Jakarta: Pt.
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Prenlindo.
Surabaya. Supriyo, dkk. 2008. Studi Kasus Bimbingan dan
Fenti, Hikmawati. 2010 Bimbingan Konseling. Jakarta: Konseling. CV. Nieuw Setapak.
Rajawali Press. Wiyono, Teguh. 2010. Rekonstruksi Pendidikan
Ichsani, Wachida. 2007. Studi Tentang Faktor Penyebab Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
dan Alternatif Penyelesaian Masalah Perilaku
Membolos pada Siswa SMA Negeri 1 Teras Boyolali.
Jurnal Pendidikan Universitas Surakarta. Insyiroh,
Lailatul. 2016. Studi Tentang Penanganan Siswa yang
Terlambat Tiba di Sekolah Oleh Guru
Bk SMA Negeri 1 Gersik. Skripsi. Jurusan
Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Skripsi
tidak Diterbitkan.
Malik, Alfy Rizki M. 2014. Kajian Tentang Perilaku
Mengimpang di Kalangan Siswa SMA. Jakarta:
Perpustakaan UPI (tidak diterbitkan).
Nurihsan. H.dkk. 2005. Manajemen Bimbingan dan
Konseling di SD/MI Kurikulum 2004. Jakarta:
Grasindo.
Prayitno dan Amti, Erman. 2004. Dasar-Dasar
Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT.Rineka.
Prayitno. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan
Konseling. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
30