CJR Ema Studi Islam

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt atas rahmat dn karunia-Nya, penulisan
critical journal ini dapat terselesaikan. Adapun Critical Jurnal Review ini yaitu mengenai
“Implementasi Pendidikan Karakter Pada Lembaga Pendidikan Islam”.

Critical Jurnal Review (CJR) ini saya susun dengan maksud debagai tugas mata kuliah
Metode Studi Islam dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus pemhaman terhadap
materi tersebut. Harapan saya, semoga seetelah penyelesain penulisan Critical Jurnal Review ini
saya semakin memahami tentang bagaimana penulisan Critical Jurnal Review yang baik dan
benar.

Di sisi lain, saya mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam penyusunan
penullisan Critical Jurnal Review ini. Saya sangat bereteima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian Critical Jurnal Review ini, khusunya kepada dosen
pengampu mata kuliah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Critical Jurnal Review ini masih sangat jauh dari
kata kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran serta bimbangan
dari para dosen demi penyempurnaan di masa- masa yang akan datang, semoga karya tulis
Critical Jurnal Review ini bermanfaat bagi semuanya.

Medan, Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

BAB II PEMBAHASAN

A. Identitas Jurnal
B. Ringkasan Isi Jurnal
C. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Critical Jurnal Review ini sangat bermanfaat dalam hal penelitian metode studi islam,
karena jurnal ini berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Lembaga Pendidikan
Islam”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pendekatan atau studi keislaman. Dalam hal ini
peneliti membahas tentang Implementasi pendidikan karakter pada lembaga pendidikan Islam
sangat terkait dengan manajemen dan tata laksana sebuah lembaga pendidikan. Karakter tentu
sangat berkaitan erat dengan bagaimana perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
evaluasi program pendidikan karakter. Secara tidak langsung konsep manajemen tersebut
merupakan nilai-nilai yang perlu ditanamkan pada kurikulum, pembelajaran dan tata tertib serta
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Dengan demikian maka manajemen sebuah lembaga
pendidikan merupakan salah satu media yang efektif untuk menanamkan karakter bagi peserta
didik. Pendidikan karakter dapat diinternalisasikan melalui pembiasaan-pembiasaan dan contoh
teladan dari para guru di sekolah dan orang tua di lingkungan keluarga. Lebih penting dari itu
semua, bahwa pendidikan karakter akan terlaksana jika seluruh stake holder dari sebuah
lembaga pendidikan mempunyai kesadaran bersama bahwa pendidikan karakter memang sangat
dibutuhkan.

Maka dari itu saya memilih jurnal ini, karena judulnya yang relevan dengan mata kuliah
“Metode Studi Islam”, terlebih junal ini juga menjelaskan mengenai Karakter yang sangat
berkaitan erat dengan bagaimana perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi
program pendidikan karakte
BAB II

PEMBAHASAN

A. Identitas Jurnal

Judul : Implementasi Pendidikan Karakter Pada Lembaga Pendidikan


Islam

Penulis : Dedi Sahputra Napitupulu

Tahun : Juli 2003

Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Islam

Volume : Vol.9 No.1

Halaman : 67-80

Tahun : 2018

B. Ringkasan Jurnal

Pendidikan karakter merupakan gabungan dari dua suku kata, yaitu pendidikan dan
karakter. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU No. 20
Tahun 2003, Pasal 1 Ayat 1).

Sedangkan menurut John Dewey “Education is thus a fostering, a nurturing, a


cultivating, process. All of these words mean that it implies attention to the conditions of
growth”. Adapun pendidikan menurut terminologi Islam sebagaimana yang diungkapkan oleh
Achmadi adalah Segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta
sumber daya manusia yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil)
sesuai dengan norma Islam.
Melalui penjelasan di atas maka dapat di asumsikan bahwa pendidikan sesungguhnya
upaya yang tersistematis yang dilakukan oleh pendidik dalam mengembangkan potensi peserta
didik agar peserta didik menjadi manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan serta
kepribadian yang baik.

Karakter berasal dari bahasa latin, yaitu kharakter, kharassein, dan kharax yang
bermakna tools formarking, to engrave, dan pointed stake. Sedangkan dalam bahasa Prancis
sering digunakan sebagai caractere. Dalam bahasa Inggris, kata caractere berubah menjadi
character, yang selanjutnya dalam bahasa Indonesia kata character menjadi “Karakter”
(Wibowo, 2013: 33-34).Karakter secara etimologi berasal dari bahasa yunani, yang berarti “to
mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam
bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang berperilaku jelek dikatakan orang
berkarakter negatif. Sebaliknya, orangyang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut
dengan berkarakter mulia.

Sedangkan dalam Kamus Bahasa Indonesia karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak
atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Karakter juga bisa dipahami
sebagai tabiat atau watak. Sifat-sifat kejiwaan merupakan ciri yang membedakan manusia
dengan makhluk lain dan terwujud dengan adanya kekuatan-kekuatan serta aktifitas dalam diri
manusia yang membedakannya dengan makhluk lain.

Dalam pandangan Islam karakter diartikan sebagai akhlak. Karakter atau akhlak
dipahami sebagai kebiasaan kehendak, yang berarti, bahwa kehendak itu bila membiasakan
suatu ucapan maupun perbuatan maka kebiasaannya itu disebut akhlak. Jadi secara tidak
langsung akhlak atau budi pekerti berisi, nilai-nilai perilaku manusia yang akan diukur menurut
kebaikan dan keburukannya melalui norma agama, norma hukum, tata krama dan sopan santun,
norma budaya dan adat istiadat masyarakat. Karakter dalam artian watak sebagai sifat seseorang
yang dapat dibentuk dan berubah walaupun mengandung unsur bawaan yang setiap individu
berbeda-beda.

Dari berbagai penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan
akhlak atau budi pekerti yang meliputi pada diri setiap orang dan menjadi ciri khas tertentu.
Oleh karena itu penggabungan dua term sebagai mana yang telah dijelaskan di atas akan
menyimpulkan definisi baru yang saling melengkapi satu sama lain. Pendidikan karakter adalah
suatu usaha yang direncanakan secara bersama yang bertujuan untuk menciptakan generasi
penerus yang memiliki dasar-dasar pribadi yang baik, baik dalam pengetahuan, perasaan dan
tindakan.

Di dalam Hadis Rasulullah saw. juga disebutkan bahwa:

‫مهبدا اىنسحاو مكدالوا مركا‬

Artinya: “Muliakanlah anak-anak kalian dan didiklah dengan budi pekerti yang baik”. (HR.
Ibnu Majah), (Al-Qazwin, t.t.: 1211).

Berdasarkan penjelasan Hadis di atas, tampak jelas bahwa betapa pentingnya pendidikan
karakter terhadap anak. Memberikan pendidikan yang layak kepada anak, memberikan
keteladanan demi terciptanya generasi yang unggul dan berkarakter.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa yang menjadi dasar pendidikan
karakter adalah Alquran dan sunnah Nabi. Selain itu yang menjadi dasar dari pendidikan
karakter adalah falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.

Fungsi pendidikan karakter sesungguhnya sama dengan cita-cita pendidikan nasional yaitu
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka
mencerdaskan generasi penerus. Namun secara khusus menurut Zubaedi (2012: 18), pendidikan
karakter bangsa bertujuan sebagai:

1. Pembentukan dan pengembangan potensi


2. Perbaikan dan penguatan
3. Penyaring.

Adapun tujuan pendidikan karakter adalah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggun jawab.
Dengan demikian maka dapat dipahami bahwa tujuan dan fungsi dari pendidikan karakter
sesungguhnya sama dengan tujuan dan fungsi pendidikan nasional yaitu membentuk manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

C. Kelebihan dan Kekurangan

Pada jurnal terdapat kelebihan yang membuat jurnal semakin unggul yaitu memilki
pemaparan yang sempurna dalam menengkaji penelitian ini, seperti junal ini memili skema yang
memudahkan pembaca untuk mengerti, memilki banyak metode dalam mengkaji setiap
peneilitian yang diperoleh, seperti yang ada dalam metode pendidikan karakter.

Adapun kekurangan jurnal ialah jurnal tersebut lebih baik lagi jika di lengkapi dengan
data dan solusi yang nyata langsung di lakukan sosialisasi atau pun pengawasan secara berkala
agar lebih mudah dipahami oleh pembaca.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mengetahui tentang konsepsi pendidikan karakter yang telah dijelaskan, maka
pandangan Islam terhadap pendidikan karakter menganggap bahwa pendidikan karakter itu sama
dengan pendidikan akhlak. Akhlak atau karakter sangat penting, karena akhlak adalah
kepribadian yang mempunyai tiga komponen, yaitu tahu (pengetahuan), sikap, dan perilaku. Hal
tersebut menjadi penanda bahwa seseorang itu layak atau tidak layak disebut manusia. Karakter
adalah watak, sifat, atau hal-hal yang memang sangat mendasar yang ada pada diriseseorang.
Hal-hal yang sangat abstrak yang ada pada diri seseorang. Sering orang menyebutnya dengan
tabiat atau perangai.

Pendidikan karakter pada hakikatnya merupakan pembinaan personal peserta didik secara
terprogram dengan tujuan tertentu bagi lembaga pendidikan. Sekolah secara umum ataupun
sekolah dalam pengertian luas di lingkungan keluarga dan masyarakat dalam pendidikan karakter
menitikberatkan pembinaan ideologi agama, budaya bangsa yang unggul dan jiwa
kepemimpinan, yang sekaligus membangun kekuatan dan kualitas peserta didik yang berkarakter
unggul.

Pada prinsipnya, tujuan pendidikan harus selaras dengan tujuan yang menjadi landasan
dan dasar pendidikan. Karena tujuan pendidikan bersifat universal dan selalu aktual pada segala
masa dan zaman. Konsep adanya pendidikan karakter pada dasarnya berusaha mewujudkan
peserta didik atau manusia yang berkarakter ( akhlak mulia ) sehingga dapat menjadi insan
kamil.
B. Saran

Dalam penyusunan Critical Jurnal Review (CJR) ini dapat menambah pengetahuan dan
kemauan mahasiswa untuk meneliti dan mengkritik suatu karya ilmiah. Mahasiswa diharapkan
lebih selektif dalam memilih informasi untuk menjadi sebuah referensi.

Anda mungkin juga menyukai