Makalah Hukum Pajak (Sulis)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH HUKUM PAJAK

NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) DAN NOMOR PENGUKUHAN


PENGUSAHA KENA PAJAK (NPPKP)

Disusun oleh:

Nama : SULISTIYANI

Nim : 18101021047

Kelas : A1 ( SEMESTER 3 )

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

TANGERANG SELATAN

2018
KATA PENGANTAR

Pertama- tama saya ingin mengucapkan puji syukur dan berterima kasih kepada Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas Berkat dan Rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu tanpa kekurangan apapun.

Makalah hukum pajak ini telah saya susun dengan sedemikian rupa dan semaksimal
mungkin, serta mendapatkan bantuan dari berbagai sumber, diantaranya adalah dari dosen
pengampu yaitu, Ibu Agustine Dwianika, SE, M. Ak, CMA dan juga mendapatkan data dari
Tax Center Universitas Pembangunan Jaya Bintaro, sehingga dapat memperlancar dalam
pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada berbagai
kekurangan dalam makalah ini dan dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Kritik tersebut akan sangat
berguna untuk kedepannya dalam pembuatan karya ilmiah berikutnya.

Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang NPWP dan NPPKP ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Semarang, 13 Desember 2019

Tiara Mutia
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)


2.2 Tata Cara Membuat NPWP
2.3 Format Nomor Pokok Wajib Pajak
2.4 Pengertian Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP)
2.5 Tata Cara Membuat PPKP

BAB III

DOKUMENTASI
3.1 Foto – foto atau dokumentasi membuat NPWP di kantor pajak

BAB IV

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Dalam suatu negara untuk menjalankan fungsinya pemerintah atau penguasa setempat
memerlukan dana atau modal. Modal yang diperlukan itu salah satunya bersumber dari
pungutan berupa pajak dari rakyatnya. Pajak juga merupakan gejala sosial dan hanya
terdapat dalam suatu masyarakat, tanpa ada masyarakat, tidak mungkin ada suatu pajak.
Pajak adalah pungutan wajib yang dibayar rakyat untuk negara dan akan digunakan
untuk kepentingan pemerintah dan masyarakat umum.
Rakyat yang membayar pajak tidak akan merasakan manfaat dari pajak secara
langsung. Pajak digunakan untuk kepentingan umum, bukan untuk kepentingan pribadi.
Pajak merupakan salah satu sumber dana pemerintah untuk melakukan pembangunan,
baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemungutan pajak dapat dipaksakan
karena dilaksanakan berdasarkan undang-undang.
Sejak pembaharuan perpajakan maka sistem, mekanisme, dan tata cara pelaksanaan
hak dan kewajiban perpajakan yang sederhana menjadi ciri dan corak dalam
implementasi pemungutan pajak di Indonesia yang menganut sistem self assessment.
Dalam sistem self assessment wajib pajak diberi kepercayaan untuk melaksanakan hak
dan kewajibannya di bidang perpajakan berdasarkan ketentuan perpajakan. Salah satu
kewajiban wajib pajak adalah kewajiban mendaftarkan diri untuk diberikan Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) ataupun Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
(NPPKP) dan kewajiban melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak.
Masalah pendaftaran dan penghapusan NPWP ataupun NPPKP serta pengukuhan dan
pencabutan PKP adalah menarik untuk ditulis karena merupakan sarana dalam
administrasi perpajakan yang dipergunakan oleh wajib pajak untuk melaksanakan hak
dan kewajibannya di bidang perpajakan. Berdasarkan masalah tersebut, tulisan ini akan
membahas bagaimanakah tata cara pendaftaran dan penghapusan NPWP ataupun NPPKP
serta pengukuhan dan pencabutan PKP.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian Wajib Pajak dan hal-hal yang menyangkut di dalamnya?
2. Bagaimana cara membuat Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ?
3. Apa pengertian Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP)?
4. Bagaimana cara membuat Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP)?
1.3 TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
2. Untuk mengetahui Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP)?
3. Untuk mengetahui cara membuat Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
(NPPKP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
1.4 MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
2. Dapat mengetahui pengertian Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP).
3. Untuk mengetahui cara membuat Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
(NPPKP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)


Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada Wajib
Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda
pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakan (Pasal 1 ayat 6 UU KUP).
2.2 Syarat yang Harus Dilengkapi dalam Membuat NPWP
a. Syarat NPWP Orang Pribadi
Bagi yang tidak menjalankan usaha (karyawan/pegawai):
1. Fotokopi KTP/Paspor/Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau Kartu Izin Tinggal
Tetap (KITAP).
2. Fotokopi SK PNS atau Keterangan Kerja dari perusahaan tempat Anda bekerja.
3. Isi Formulir Pendaftaran (tersedia di Kantor Pajak).
b. Syarat NPWP Pemilik Usaha (Wiraswasta)
Bagi orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas:
1. Fotokopi KTP pemilik usaha.
2. Fotokopi Surat Keterangan Usaha minimal dari Kelurahan.
3. Isi Formulir Pernyataan usaha bermaterai 6000.
4. Isi Formulir Pendaftaran (tersedia di Kantor Pajak).
5. Mendatangi kantor pajak untuk mendaftar, dan tidak dapat diwakilkan.
c. Syarat NPWP Wanita Kawin
Wanita kawin yang menghendaki memilih melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya secara terpisah berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan
harta, harus dilampiri dengan:
1. Fotokopi Kartu NPWP suami.
2. Fotokopi Kartu Keluarga.
3. Fotokopi surat perjanjian pemisahan penghasilan dan harta atau surat pernyataan
menghendaki melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan terpisah dari
hak dan kewajiban perpajakan suami.
4. Fotokopi Surat Keputusan (SK) PNS atau Keterangan Kerja.
5. Isi Formulir Pendaftaran (tersedia di Kantor Pajak).

2.3 Cara Membuat NPWP


Secara umum, cara membuat NPWP bagi semua Wajib Pajak sama dengan
persyaratan masing-masing. Saat ini Direktorat Jenderal Pajak baru mengakomodasi
pendaftaran NPWP Online untuk orang prbadi saja. Membuat NPWP Badan hanya bisa
dilakukan dengan cara datang langsung ke kantor pajak.
Jika Anda belum bekerja atau berpenghasilan tetap bisa membuat NPWP dengan cara
berikut:
a. Minta surat keterangan dari kelurahan
Mintalah surat keterangan. Persiapkan dulu surat keterangan mengenai status
pekerjaan Anda. Jika belum bekerja, minta surat keterangan dari kelurahan dan isi
status yang sekiranya sesuai dengan keadaan, seperti freelance atau wiraswasta.
Jangan diisi keterangan belum bekerja. Surat ini dibutuhkan untuk mendaftar secara
langsung atau melalui jalur online.
b. Pilih cara online
Untuk efisiensi waktu, lebih baik persiapkan dokumen dan lakukan pendaftaran
secara online dengan membuat akun melalui situs kantor pajak
di www.ereg.pajak.go.id. Jika seluruh dokumen yang dibutuhkan sudah dipersiapkan
cobalah mulai membuat NPWP secara online dengan langkah berikut ini:
 Masuk ke www.pajak.go.id
 Pilih e-registration.
 Klik daftar. Setelah itu lengkapi kolom nama, alamat email aktif, password, dan
sebagainya. Kemudian klik Save.
 Mengaktivasi akun. Caranya buka email dari Dirjen Pajak dan ikuti petunjuknya.

c. Mengisi data pekerjaan dan domisili


Data pekerjaan bagi yang belum bekerja bisa dimodifikasi dengan tujuan
mendapatkan kartu NPWP. Isi bagian kolom pekerjaan dengan “Karyawan Swasta”
agar proses bisa dilanjutkan. Isi alamat tinggal atau domisili sesuai KTP dan alamat
usaha untuk memudahkan proses. Lalu, klik “Submit”. Pelaporan SPT bisa dilakukan
di mana saja secara online.
d. Periksa email
Periksa email berisi nomor transaksi dari Ditjen Pajak. Login kembali dengan
menggunakan email Anda dan lihat informasi KPP (Kantor Pajak Pratama) terdekat
yang akan menerbitkan NPWP Anda.
e. Tunggu aplikasi permohonan
Selanjutnya Anda tunggu aplikasi permohonan. Apakah pengajuan
permohonan NPWP diterima atau ditolak bisa cek melalui email atau history
pendaftaran aplikasi e-Registration. Kartu NPWP dikirim ke alamat Anda dalam
waktu kurang lebih 14 hari jika tanpa kendala. Jika melewati periode tersebut,
kemungkinan terdapat dokumen yang belum dilengkapi atau dianggap tidak sah.
Silakan daftar NPWP online kembali dan mengirimkan formulir dan dokumen yang
dibutuhkan atau informasi lebih lanjut telepon KPP tempat Anda terdaftar. Kartu
NPWP bisa didapatkan dengan langsung mendatangi KPP terdekat.
f. Ambil kartu NPWP
Setelah dinyatakan diterima, ambillah kartu NPWP. Print email tersebut dan
bawa ke KPP terdekat untuk dicetak dalam bentuk kartu. Jika ditolak dengan alasan
perbedaan domisili dan KTP atau lainnya, Anda bisa mendatangi KPP lainnya.

2.4 Format Nomor Pokok Wajib Pajak


Sebelum tahun 2001, format NPWP atas 11 digit. Akan tetapi, sejak tahun
2001 hingga saat ini, format tersebut diubah menjadi 15 digit. Sembilan digit pertama
dari format NPWP merupakan Kode Wajib Pajak dan enam digit berikutnya
merupakan Kode Administrasi Perpajakan.

Keterangan :

a) IdentitasWajibPajak
Merupakan klasifikasi membedakan status WajibPajak, yaitu ;
 Wajib Pajak bendaharawan, dengan kode 00.
 Wajib Pajak badan, dengan kode 01, 02, 03, 11, 12 dan 13.
 Wajib Pajak orang pribadi, dengan kode 04, 05, 06, 07, 08, 09 dan 10.
b) Nomor registrasi/urut yang diberikan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak kepada
Kantor Pelayanan Pajak.
c) Diberikan untuk kantor pelayanan pajak sebagai alat pengaman agar tidak terjadi
pemalsuan dan kesalahan NPWP.
d) Kode Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.
e) Status Wajib Pajak dengan ketentuan sebagai berikut:
 Wajib Pajak Tunggal/Wajib Pajak Pusat, dengan kode 00.
 Wajib Pajak Cabang, dengan kode 01, 02, 03, dan seterusnya.

1.4 Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak


Penghapusan NPWP dapat dilakukan melalui pengajuan permohonan penghapusan
NPWP oleh:
a. Wajib Pajak dan / atau ahli warisnya karena Wajib Pajak sudah tidak memnuhi
persyaratan subjektif dan / atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan
peruandang-undangan perpajakan, antara lain:
1. Wajib Pajak meninggal dan tidak meninggalkan harta warisannya, disyaratkan adanya
fotocopy akte kematian atau surat keterangan kematian dari instansi yang berwenang.
2. Wajib Pajak meninggal dan meninggalkan warisan. Apabila selesai dibagi kepada ahli
warisnya, disyaratkan adanya keterangan tentang selesainya warisan tersebut dibagi
oleh ahli warisnya.
3. Wajib Pajak orang pribadi lainnya yang tidak memenuhi syarat lagi sebagai Wajib
Pajak, disyaratkan surat pernyataan dan keterangan dari instansi yang berwenang.
b. Wanita kawin yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa membuat
perjanjian pemsahan harta serta suaminya telah terdaftar sebagai Wajib Pajak,
disyaratkan adanya surat nikah / akte perkawinan dari catatan sipil.
c. Wajib Pajak badan dalam rangka likuidasi atau telah dibebankan secara resmi,
disyaratkan adanya akte pembubaran.
d. Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang karena sesuatu hal kehilangan statusnya, disyaratkan
adanya permohonan Wajib Pajak yang dilampiri dokumen yang mendukung bahwa
BUT tersebut tidak memenuhi syarat lagi untuk dapat digolongkan lagi sebagai Wajib
Pajak.

1. Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP)


Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atauPenyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-
Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 danperubahannya.
Pengusaha Kena Pajak Terdaftar adalah pengusaha yang terlah yang telah dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak yang telah tercatat dalam tat usaha kantor pelayanan pajak
dan telah diberikan Surat Pengukuhan Keena Pajak. Berdasarkan Pasal 2 ayat 2 UU KUP
disebutkan bahwa “Setiap Wajib Pajak sebagai pengusaha yang dikenai pajak
berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya wajib
melaporkan usahannya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang nilai kerjanya meliputi
tempat tinggal atau tempat kedudukan pengusaha, dan tempat kegiatan usaha dilakukan
untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak”.

2.1 Untuk mendapat pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dari Direktorat Jenderal Pajak,
seorang pengusaha / bisnis / perusahaan harus memenuhi syarat:
1. Memiliki pendapatan bruto (omzet) dalam 1 tahun buku mencapai Rp 4,8 miliar.
Tidak termasuk pengusaha / bisnis / perusahaan dengan pendapatan bruto kurang dari
Rp 4,8 miliar, kecuali pengusaha tersebut memilih dikukuhkan jadi Pengusaha Kena
Pajak.
2. Melewati proses survey yang dilakukan KPP atau KP2KP tempat pendaftaran
3. Melengkapi dokumen dan syarat pengajuan PKP atau pengukuhan PKP.
Permohonan menjadi Pengusaha Kena Pajak tersebut diajukan ke KPP atau KP2KP yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal, tempat kedudukan, atau tempat kegiatan usaha
wajib pajak.

2.2 Siapa Pengusaha yang Wajib Mendapatkan Pengukuhan PKP


Selain harus memiliki omzet mencapai Rp 4,8 miliar dalam 1 tahun, pengusaha yang
wajib mendapatkan pengukuhan PKP adalah pengusaha yang melakukan penyerahan
Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak di dalam daerah Pabean dan/atau
melakukan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Jasa Kena Pajak dan/atau
Barang Kena Pajak Tidak Berwujud diwajibkan:
1. melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
2. memungut pajak yang terutang
3. menyetorkan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) yang masih harus dibayar dalam hal
Pajak Keluaran lebih besar dari pada Pajak Masukan yang dapat dikreditkan serta
menyetorkan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang
4. melaporkan pemungutan, penyetoran, dan penghitungan pajaknya paling lambat akhir
bulan berikutnya (SPT Masa PPN)

2.3 Dokumen & Formulir Pendaftaran PKP yang harus disiapkan.


Selain formulir pendaftaran PKP yang perlu Anda unduh di sini, berikut ini
dokumen-dokumen yang harus diajukan ke KPP untuk memenuhi syarat pengajuan PKP
dan mendapat pengukuhan PKP:
1. Wajib Pajak Orang Pribadi
 Fotokopi KTP bagi WNI atau fotokopi KITAS/KITAP bagi WNA
 Dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi berwenang
 Surat keterangan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari pejabat Pemerintah Daerah
sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa.
2. Wajib Pajak Badan
 Fotokopi akta pendirian atau dokumen pendirian atau perubahan bagi Wajib Pajak
Badan dalam negeri atau surat keterangan penunjukan dari kantor pusat bagi Bentuk
Usaha Tetap (BUT), yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang.
 Fotokopi Kartu NPWP salah satu pengurus atau fotokopi paspor dan surat keterangan
tempat tinggal dari pejabat pemerintah daerah sekurang-kurangnya lurah atau kepala
desa jika penanggung jawab perusahaan adalah WNA.
 Dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi berwenang.
 Surat keterangan tempat kegiatan usaha yang diterbitkan dari Pejabat Pemerintah
Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa.

3. Wajib Pajak Badan Bentuk Kerja Sama Operasi (Joint Operation)


 Fotokopi Perjanjian Kerjasama / Akta Pendirian sebagai bentuk kerja sama operasi
(Joint Operation) yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang.
 Fotokopi kartu NPWP masing-masing anggota bentuk kerja sama operasi (joint
operation) yang diwajibkan untuk memiliki NPWP.
 Fotokopi kartu NPWP orang pribadi salah satu pengurus perusahaan anggota bentuk
kerja sama operasi (joint operation) atau fotokopi paspor dalam hal penanggung
jawab adalah WNA.
 Dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi berwenang.
 Surat Keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-
kurangnya Lurah atau Kepala Desa bagi Wajib Pajak Badan dalam negeri maupun
Wajib Pajak Badan asing.

Dokumen-dokumen lain yang biasanya disertakan adalah:


 Bukti sewa / kepemilikan tempat usaha
 Foto ruangan / tempat usaha
 Peta lokasi
 Spesimen penanda tangan faktur (form disediakan KPP) & fotokopi penanda tangan
faktur
 Daftar harta / invetaris kantor
 Laporan keuangan (neraca laba / rugi)

2.4 SPT Tahunan terakhirDaftar PKP Online,


Walaupun menu pendaftaran PKP online ada di aplikasi e-registration DJP
https://ereg.pajak.go.id dengan judul “Pengukuhan PKP”, namun sebenarnya aplikasi ini
belum bisa dipakai untuk daftar PKP online.

BAB III

DOKUMENTASI
A. Pembuatan NPWP

B. Pembayaran SPT

C. Pembuatan NPWP di KPP PRATAMA KOLAKA


D. Ngantri membuat NPWP di kantor Pajak PRATAMA

E. Contoh kartu NPWP


F. Pembuatan NPWP di Jakarta

BAB IV
KESIMPULAN

Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang - undangan perpajakan, wajib mendaftarkan diri pada
kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan Undang-
Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada
kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
kedudukan Pengusaha, dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi
Pengusaha Kena Pajak (PKP).

Jadi, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak (NPPKP) sangat penting untuk dimiliki. Hal ini dikarenakan NPWP dan NPPKP
dibutuhkan oleh setiap Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan sebagai syarat mutlak untuk
pembayaran konstribusi wajib (pajak) yang bertujuan untuk pembangunan kesejahteraan
masyarakat dan negara.

Diatas ada tata cara pembuatan NPWP dan pembuatan PKP serta syarat – syarat yang harus
dipenuhi untuk mendaftar.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.google.co.id/searchq=DOKUMENTASI/FOTO+KEGIATAN+PEMBU
ATAN+PAJAK+DI+KANTOR+PAJAK. ( Diacces tanggal 16 Desember 2019
Dipukul : 23.54 WIB )
2. https://klikpajak.id/blog/berita-pajak/6-cara-membuat-npwp/
( Diacces tanggal 15 Desember 2019 Dipukul : 19.15 WIB )
3. https://www.online-pajak.com/pengukuhan-pkp-cara-syarat-pengajuan-pkp
( Diacces tanggal 15 Desember 2019 Dipukul : 20.10 WIB )
4. http://makalahnpwpdannppkp.blogspot.com/2018/05/makalah-npwp-dan-
nppkp.html?m=1
( Diacces tanggal 11 Desember 2019 Dipukul : 17.10WIB )

Anda mungkin juga menyukai