Suhu, Kalor, Pengaruh Kalor Terhadap Benda, Pemuaian Dan Asas Black

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SUHU, KALOR, PENGARUH KALOR


TERHADAP BENDA, PEMUAIAN DAN ASAS
BLACK

Disusun Oleh:

 Novi Ridho Mulyatna 119130211

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI


CIREBON
2019
SUHU DAN KALOR

Suhu adalah ukuran yang menyatakan energi panas tersimpan dalam suatu benda. Benda
bersuhu tinggi berarti memiliki energi panas yang tinggi, begitu juga sebaliknya. Kalor adalah
perpindahan energi panas yang terjadi dari benda bersuhu yang lebih tinggi ke benda bersuhu
lebih rendah.

Skala Termometer
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu benda. Terdapat 4 skala umum
yang digunakan untuk termometer
 Celcius (oC)
 Reamur (oR)
 Fahrenheit (oF)
 Kelvin (K)
Konversi antar 4 skala tersebut ditunjukkan oleh tabel berikut.
Celcius Reamur Fahrenheit Kelvin

Celcius T T T + 32 T + 273

Reamur T 1 T + 32 T + 273

Fahrenheit (T-32) (T-32) 1 (T-32) + 273

Kelvin T-273 (T-273) T (T-273)+32 1

Skala Celcius dan Fahrenheit umum digunakan pada pengukuran suhu di kehidupan sehari-
hari, sedangkan skala suhu yang ditetapkan sebagai Satuan Internasional adalah skala Kelvin.

Perhitungan Kalor Perubahan Zat


Kalor dapat berakibat pada perubahan suhu atau wujud suatu zat. Penerimaan kalor akan
meningkatkan suhu dan dapat mengubah zat padat menjadi cair atau zat cair menjadi gas,
sedangkan pelepasan kalor akan menurunkan suhu dan dapat mengubah zat cair menjadi
padat atau zat gas menjadi zat cair. Kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu benda dapat
dihitung dengan rumus berikut.

Dimana Q adalah banyak kalor (J), m adalah massa benda (Kg), c adalah kalor jenis (J/KgoC)
dan adalah perubahan suhu (oC). Apabila benda mengalami perubahan wujud, maka jumlah
energi yang digunakan tersebut dihitung dengan rumus m.L, dimana L adalah kalor jenis
perubahan wujud zat. Satuan ukur kalor adalah kalori, dimana satu kalori adalah jumlah
energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar 1 oC. 1 Kalori
disetarakan dengan 4.2 Joule.

Perpindahan Panas
Perpindahan panas dapat dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan medium perantaranya. Tiga
jenis perpindahan panas tersebut adalah konduksi, konveksi, dan radiasi.
1. Konduksi
Konduksi berarti energi panas bergerak tanpa disertai pergerakan permanen medium yang
menjadi penghantar panas. Contoh konduksi adalah rambatan panas pada material logam
seperti besi, kawat, dan alumunium. Pada level molekuler, konduksi terjadi karena adanya
tubrukan antara molekul berkecapatan lebih tinggi dengan molekul berkecepatan lebih rendah.
Hal ini menghasilkan peningkatan energi kinetik molekular yang selanjutnya meningkatkan
suhu.
2. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi seiring dengan perpindahan zat perantara
atau medum. Contoh dari konveksi adalah pendinginan ruangan dengan AC dan pemanasan
air. Pada level molekular, peningkatan suhu akan berpengaruh pada peningkatan volume dan
juga kerapatan medium. Medium yang lebih renggang akan bergerak ke bawah, dan medium
yang rapat bergerak ke atas. Medium yang lebih renggang adalah medium yang bersuhu lebih
rendah, sebaliknya medium lebih rapat berarti suhu lebih tinggi. Pergerakan antar medium
inilah yang mengakibatkan perpindahan panas.
3. Radiasi
Radiasi adalah penghantaran energi panas tanpa dibutuhkan penghantar. Panas ditransmisikan
dengan emisi gelombang elektromagnetik. Pada level molekular, radiasi panas terjadi karena
pergerakan acak momentum dan atom akibat radiasi elektromagnetik. Setiap benda akan
mengeluarkan radiasi termal, bergantung dari panas yang dimiliki. Semakin panas objek
tersebut makan semakin besar radiasinya. Salah satu contoh radiasi panas adalah perpindahan
energi panas dari matahari ke bumi dan benda-benda antariksa lainnya.
Ketiga jenis perpindahan panas tersebut dapat terjadi sekaligus pada suatu proses pemanasan.
Contohnya adalah proses memanaskan panci berisi air di atas kompor seperti pada gambar
berikut. Rambatan panas api dari kompor ke panci adalah proses radiasi, kemudian air yang
panas di bagian bawah panci akan bergerak ke atas bertukar posisi dengan air di bagian atas
menghasilkan transfer panas melalui konveksi, dan panas yang terdapat di pemegang panci
yang terbuat dari logam dapat dihantarkan ke tangan melalui proses konduksi.

PENGARUH KALOR TERHADAP BENDA


Proses penerimaan dan pelepasan kalor yang menyebabkan terjadinya perubahan suhu.
1. Pengaruh Kalor terhadap Massa Benda (The Effect of Heat Mass of Matter)
Untuk jenis benda yang sama tetapi massanya berbeda kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu yang sama ternyata besarnya berbeda. Artinya, semakin besar massa benda,
semakin besar pula kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda tersebut. Dengan
demikian, jumlah kalor yang diperlukan sebanding dengan massa bendanya.
2. Pengaruh kalor terhadap Jenis Benda (Heat is proportional to the Specific Heat of Matter)
Untuk jenis benda yang berbeda tetapi massanya sama, kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu yang sama ternyata besarnya berbeda. Dengan demikian, jumlah kalor yang
diperlukan bergantung pada jenis bendanya.
3. Pengaruh Kalor pada Suhu Benda (The Effect of Heat on Temperature of Matter)
Jumlah kalor yang diberikan besarnya sebanding dengan kenaikkan (perubahan) suhu benda.
Artinya, makin banyak kalor yang diberikan kepada benda, semakin besar pula kenaikan suhu
benda tersebut.
Jadi, banyaknya kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu benda bergantung
pada massa benda (m), kalor jenis benda (c), dan perubahan suhu (∆T). Secara matematis,
hubungan tersebut dirumuskan:
Q=
PEMUAIAN
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran benda yang terjadi karena kenaikan suhu zat.Ketika
sebuah bahan mengalami pemanasan, volumenya selalu meningkat dan setiap dimensi
meningkat bersamaan (De Chiara, 1978). Pada tingkat mikroskopis dapat menentukan
ketepatan hubungan antara hubungan panjang pada objek dengan perubahan suhu,
penambahan pada ukuran dapat dipahami pada istilah peningkatan energi kinetik akibat setiap
molekul bertubrukan sangat kuat dengan molekul disebelahnya. Molekul akan mendorong
satu sama lain sampai terpisah dan mengembangkan bahan(Joseph, 1998).

Pengertian Pemuaian ialah bertambahnya suatu ukuran benda diakibatkan adanya kenaikan
suhu zat tersebut. Pemuaian tersebut dapat terjadi pada zat-zat yang padat, cair, dan juga gas.
Besarnya pemuaian zat tersebut sangat tergantung pada ukuran benda pertamanya, kenaikan
suhu dan juga jenis zat. Efek pemuaian zat tersebut sangat bermanfaat didalam suatu
pengembangan berbagai teknologi.

Pengertian Pemuaian panas ialah perubahan suatu benda yang dapat menjadi bertambah
panjang, lebar, luas, atau juga berubah suatu volumenya dikarenakan terkena panas (kalor).
Pemuaian tiap-tiap benda tersebut akan berbeda, tergantung dari suhu di sekitar dan juga
koefisien muai atau juga daya muai dari benda itu.

Sebagian besar zat akan mengalami pembesaran jika dipanaskan atau pengecilan ketika
didinginkan.Ketika suatu zat dipanaskan, molekul-molekul yang terdapat pada zat tersebut
akan bergetar lebih cepat dan amplitudo getaran akan semakin bertambah besar, akibatnya
jarak antara molekul benda akan menjadi lebih besar dan terjadilah pemuaian. Pemuaian dapat
terjadi pada zat padat, cair, dan gas. Besarnya pemuaian zat sangat tergantung pada ukuran
awal benda, kenaikan suhu, dan jenis zat. Efek pemuaian zat sangat bermanfaat dalam
pengembangan berbagai jenis teknologi.

Macam dan Jenis Pemuaian


Pemuaian terbagi menjadi tiga jenis yaitu pemuaian zat padat, cair, dan gas. Ketiga jenis ini
akan dijelaskan sebagai berikut:
Pemuaian zat padat

Pemuaian zat padat adalah jenis pemuaian yang terjadi pada suatu benda,contohnnya seperti
bingkai jendela, rel kereta api, dan kabel listrik. Bingkai jendela pada siang hari tampak
melengkung, hal ini terjadi karena benda tersebut mengalami pemuaian. Pemuaian pada suatu
benda terjadi pada seluruh bagian benda tersebut. Pemuaian pada suatu zat padat dibedakan
menjadi tiga yaitu pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian volume.

a. Pemuaian panjang
Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor.
Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan nilai panjang
benda tersebut. Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada. Contoh benda yang hanya
mengalami pemuaian panjang saja adalah kawat kecil yang panjang sekali.

Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal benda,
koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu benda
sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan. Secara matematis persamaan yang
digunakan untuk menentukan pertambahan panjang benda setelah dipanaskan pada suhu
tertentu adalah:

Kabel jaringan listrik pada instalasinya panjang kabel listrik dilebihkan, hal ini dikarena kabel
listrik mengalami pemuaian panjang. Kabel listrik akantampak kencang pada pagi hari dan
tampak kendur pada siang hari. Kabel tersebut mengalami pemuaian akibat terkenan panas
dari sinar matahari. Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian panjang adalah
musschenbroek. Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda,
besar kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda.

b. Pemuaian luas
Pemuaian luas adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena menerima kalor.
Pemuaian luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, sedangkan
tebalnya sangat kecil dan dianggap tidak ada. Contoh benda yang mempunyai pemuaian luas
adalah jendela kaca rumah. Pada saatu udara dingin kaca munyyusut karena koefisien muai
kaca lebih besar dari pada koefisien muai kayu. Jika suhu meningkat maka kaca akan memuai
lebih besar daripada kayu kusen sehingga kaca akan terlihat terpasang dengan rapat pada
kusen kayu tersebut.
Seperti halnya pada pemuian luas faktor yang mempengaruhi pemuaian luas adalah luas awal,
koefisien muai luas, dan perubahan suhu. Karena sebenarnya pemuaian luas itu merupakan
pemuian panjang yang ditinjau dari dua dimensi maka koefisien muai luas besarnya sama
dengan 2 kali koefisien muai panjang. Untuk menentukan pertambahan luas dan volume akhir
digunakan persamaan sebagai berikut:

c. Pemuaian volume

Pemuaian volume adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena menerima kalor.
Pemuaian volume terjadi benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar dan tebal. Contoh
benda yang mempunyai pemuaian volume adalah kubus, air dan udara. Volume merupakan
bentuk lain dari panjang dalam 3 dimensi karena itu untuk menentukan koefisien muai
volume sama dengan 3 kali koefisien muai panjang.Persamaan yang digunakan untuk
menentukan pertambahan volume dan volume akhir suatu benda adalah:

Pemuaian zat cair


Pemuaian pada zat cair tidak melibatkan muai panjang ataupun muai luas, tetapi hanya
dikenal sebagai muai ruang atau muai volume saja. Semakin tinggi suhu yang diberikan pada
zat cair, maka semakin besar muai volumenya. Pemuaian zat cair untuk masing-masing jenis
zat cair berbeda-beda, akibatnya walaupun mula-mula volume zat cair sama tetapi setelah
dipanaskan volumenya menjadi berbeda-beda. Pemuaian volume zat cair terkait dengan
pemuaian tekanan karena peningkatan suhu. Titik pertemuaan antara wujud cair, padat, dan
gas disebut dengan triple point.

Khusus untuk air, pada kenaikan suhu dari 0oC sampai 4oC volumenya tidak bertambah akan
tetapi justru menyusut. Pengecualian ini disebut dengan anomali air. Oleh karena itu, pada
suhu 4oC air memiliki volume terendah. Pada suhu 4oC air menempati posisi terkecil sehingga
pada suhu itu air memiliki massa jenis terbesar. Jadi air bila suhunya dinaikan dari 0– 4oC
akan menyusut, dan bila suhunya dinaikan dari 4oC ke atas akan memuai. Hubunga antara
volume dan suhu pada air digambarkan pada grafik berikut:

Pemuaian zat gas


Gas mengalami pemuaian ketika suhunya bertambahan dan akan mengalami penyusutan jika
suhunya turun. Pada pemuaian zat gas tidak dikenal muai panjang dan muai luas, yang ada
hanyalah muai volume gas tersebut. Pemuaian pada gas adalah pemuaian volume yang
dirumuskan sebagai berikut:
V=V_o (1+y.∆l)
Keterangan:
y : koefisien muai volume (1/2730C)
Pemuaian pada zat gas terbagi menjadi tigas macam yaitu pemuaian gas pada suhu tetap
(isotermal), pada tekanan tetap (isobarik), dan volume tetap (isokhorik).

a. Pemuaian gas saat isotermal


Salah satu contohnya adalah pompa untuk mengisi angin pada ban sepeda. Awalnya akan
terasa ringan (ketika diangkat), namun lama kelamaan akan menjadi semakin berat. Hal ini
dikarenakan ketika menekan pompa, hal itu berarti volume gas tersebut akan mengecil.
Pemuaian gas pada suhu tetap berlaku hukum Boyle yang menyatakan bahwa gas di dalam
ruang tertutup yang suhunya dijaga tetap, maka hasil kali tekanan dan volume gas adalah
tetap. Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan:
PV = Tetap atau P_1 V_1 = P_2 V_2
Keterangan :
P : tekanan (atm)
V : volume (L)
b. Pemuaian gas saat isobarik
Pemuaian gas pada tekanan tetap berlaku hukum Gay Lussac yaitu gas di dalam ruang
tertutup dengan tekanan dijaga tetap maka volume gas sebanding dengan suhu mutlak gas.
Dalam bentuk persamaan dapat dituliskan sebagai berikut:
V1/(T1 )=V2/T2
Keterangan:
V : volume (L)
T : suhu (K)

c. Pemuaian gas saat isokhorik


Pemuaian gas pada volume tetap berlaku hukum Boyle-Gay Lussac yaitu jika volume gas di
dalam ruang tertutup dijaga tetap, maka tekanan gas sbeanding denga suhu mutlaknya.
Hukum ini dirumuskan:
P1/T1=P2/T2
Keterangan:
P : tekanan (atm)
T : suhu (K)
Konsep Pemuaian Zat
Penerapan Konsep Pemuaian Zat dalam Kehidupan Sehari-Hari
Prinsip pemuaian zat banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah
beberapa contoh penerapannya:
1. Pemasangan Kaca Jendela
Pemasangan kaca jendela memperhatikan juga ruang muai bagi kaca sebab koefisien
muai kaca lebih besar daripada koefisien muai kayu tempat kaca tersebut dipasang.
Hal ini penting sekali untuk menghindari terjadinya pembengkokan pada bingkai.

2. Pemasangan Sambungan Rel Kereta Api


Penyambungan rel kereta api harus menyediakan celah antara satu batang rel dengan
batang rel lain. Jika suhu meningkat, maka batang rel akan memuai hingga akan
bertambah panjang. Dengan diberikannya ruang muai antar rel maka tidak akan terjadi
desakan antar rel yang akan mengakibatkan rel menjadi bengkok.
3. Pemasangan Bingkai Besi pada Roda Pedati
Bingkai roda pedati pada keadaan normal dibuat sedikit lebih kecil daripada
tempatnya sehingga tidak dimungkinkan untuk dipasang secara langsung pada
tempatnya. Untuk memasang bingkai tersebut, terlebih dahulu besi harus dipanaskan
hingga memuai dan ukurannya pun akan menjadi lebih besar daripada tempatnya
sehingga memudahkan untuk dilakukan pemasangan bingkai tersebut. Ketika suhu
mendingin, ukuran bingkai kembali mengecil dan terpasang kuat pada tempatnya.

4. Pemasangan Jaringan Listrik dan Telepon


Kabel jaringan listrik atau telepon dipasang kendur dari tiang satu ke tiang lainnya
sehingga saat udara dingin panjang kabel akan sedikit berkurang dan mengencang.
Jika kabel tidak dipasang kendur, maka saat terjadi penyusutan kabel akan terputus.

5. Keping Bimetal
Keping bimetal adalah dua buah keping logam yang memiliki koefisien muai panjang
berbeda yang dikeling menjadi satu. Keping bimetal sangat peka terhadap perubahan
suhu. Pada suhu normal panjang keping bimetal akan sama dan kedua keping pada
posisi lurus. Jika suhu naik kedua keping akan mengalami pemuaian dengan
pertambahan panjang yang berbeda. Akibatnya keping bimetal akan membengkok ke
arah logam yang mempunyai koefisien muai panjang yang kecil.

Keping bimetal dapat dimanfaatkan dalam berbagai keperluan misalnya pada


termometer bimetal, termostat bimetal pada seterika listrik, saklar alarm bimetal,
sekring listrik bimetal. Pemanfaatan pemuaian zat yang tidak sama koefisien muainya
dapat berguna bagi industri otomotif, misalnya pada bimetal yang dipasang sebagai
saklar otomatis atau pada lampu reting kendaraan.
Penyebab Terjadi Pemuaian
Proses pemuaian secara garis besar terjadi karena tiga hal yaitu adanya kenaikan temperatur,
tekanan yang tinggi, dan laju alir yang terlalu cepat. Saat terjadi kenaikan temperatur akan
terjadi pergerakan pastikel yang saling bertabrakan satu sama lain. Adanya tabrakan itu
menyebabkan terjadi perluasan daerah secara alamiah atau disebut dengan pemuaian.

Ketika tekanan tinggi masuk pada suatu alat juga dapat menyebabkan terjadinya pemuaian.
Saat tekanan itu telah mendekati batas maksimum tekanan pada data design maka unit
tersebut akan berusaha menyesuaikan dirinya dengan tekanan disekitarnya. Proses
penyesuaian itu disebut dengan pemuaian. Pemuaian ini memiliki batas maksimal, artinya
pada unit (alat) tersebut tidak dapat lagi menyesuaikan dengan tekanan yang ada. Hal ini bisa
menyebabkan terjadinya ledakan dan kebocoran.

Laju alir yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya pemuaian yang diakibatkan adanya
gaya gesek yang dihasilkan dari fluida yang mengalir. Ketika laju alir yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan partikel bergesakan dan bergerakan cepat. Proses pemuaian yang terjadi
akibat laju alir memiliki prinsip yang tidak jauh berbeda dengan pemuaian yang diakibatkan
oleh kenaikan temperatur.

Kerugian Akibat Pemuaian


Contoh kerugian yang ditimbulkan akibat pemuaianadalah sebagai berikut:
1. Gelas atau mangkok dari kaca retak atau pecah ketika diisi dengan air panas secara
tiba-tiba. Hal ini terjadi karena gelas tidak mudah menghantarkan panas sehingga
ketika diisi air panas, kalor tidak cepat menyebar. Akibatnya, bagian dalam gelas
memuai lebih cepat dibanding bagian luarnya.
2. Rel kereta api melengkung pada siang hari karena rel mengalami pemuaian,
sedangkan rel terikat oleh baut-baut pengikat hal ini bertujuan ntuk mengatasi
melengkungnya rel, pada tiap sambungan rel diberi celah.
3. Kaca pada jendela atau kaca pada pintu, retak atau pecah pada siang hari yang panas.
Hal ini karena pemuaian kaca lebih besar dibanding pemuaian kayu. Untuk mencegah
agar kaca tidak pecah, maka bingkai kaca dibuat luas (longgar) dibanding kacanya.
4. Jembatan dapat melengkung atau patah ketika suhu udara naik Hal ini dapat diatasi
dengan cara membuat celah (rongga) pada tiang penyangga jembatan atau membuat
celah pada tiap sambungan balok jembatan.
5. Bagian mesin mobil atau motor memuai ketika mesin sedang berjalan. Akibatnya,
suara mesin menjadi kasar dan bagian yang berputar menjadi mogok berputar. Hal ini
dapat diatasi dengan cara mendinginkan mesin dengan cara memasukkan cairan
pendingin.
6. Kabel listrik dipasang agak kendor. Jika dipasang pada posisi tegang, pada malam hari
suhunya lebih rendah, kabel listrik menyusut dan dapat putus.

Contoh Pemuaian di Kehidupan


Pemasangan roda baja
Ban baja yang diameternya lebih kecil dari pelek roda, ketika akan dilakukan instalasi harus
dipanaskan terlebih dahulu. Tujuannya agar ban baja mengalami pemuaian dan
mempermudah instalasi. Ketika kembali kesuhu normal (ruang) hasil instalasi akan lebih kuat.

Pengelingan
Pengelingan adalah proses penyambungan dua plat logam menggunakan palu khusus. Kedua
plat yang akan disambung, kemudian paku keling yang sudah dipanaskan hingga membara
digunakan untuk menyambung, setelah itu dipukul dengan palu khusus untuk di bentuk
menjadi datar.
Pada saat dingin kembali, paku menyusut dan kedua plat dapat tersambung erat. Pada zaman
sekarang pengelingan sering dilakukan pada pembuatan jembatan, pabrik otomotif,
pembuatan badan kapal laut, penyambungan pipa, mobil, dan pesawat terbang, serta pada
zama dulu pengelingan sering digunakan untuk pembuatan roda pedati.

Membuka tutup botol logam


Botol kaca yang memiliki tutup logam sering kali sukar untuk dibuka. untuk membukanya,
tutup botol dipanaskan terlebih dahulu dengan apai. ketika dipanaskan, tutup botol logam
akan memuai lebih cepat daripada botol kaca sehingga tutup akan longgar dan mudah dibuka.

Keping bimetal
Bimetal artinya dua buah logam. keping bimetal adalah dua keping logam yang memiliki
koefisien muai panjang berbeda (biasanya kuningan dan besi) yang dikeling menjadi
satu. Keping bimetal sangat peka terhadap perubahan suhu. pada suhu normal panjang kedua
logam sama, jika suhunya naik, kedua logam memuai dengan pertambahan panjang yang
berbeda, akibatnya keping bimetal membengkok ke arah logam yang mempunyai koefisien
terkecil. Pembengkokan bimetal dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya
saklar alarm bimetal, atau termometer bimetal.

Penerapan pada alarm kebakaran , keping bimetal digunakan sebagai saklar alarm. Pada saat
terjadi kebakaran suhu ruangan akan meningkat, sehingga menyebabkan keping bimetal
memuai ke arah logam yg koefisiennya lebih kecil. Pada saat keping bimetal itu memuai dan
melengkung, keping bimetal yang melengkung akan menyentuh ujung dari rangkaian listrik
yang terpisah, sehingga rangkaian tersambung dan arus listrik akan mengalir melalui keping
bimetal dan alarm akan berbunyi.

Sambungan rel kereta api

Pemasangan rel kereta api harus menyediakan celah antara satu batang rel dengan batang rel
yang lain. Jika pada siang hari dan suhu meningkat, batang rel akan memuai sehingga terjadi
pertambahan panjang atau terjadi pemuaian, dengan adanya celah tidak terjadi tabrakan antara
dua batang rel yang berdekatan yang dapat menyebabkan rel kereta menjadi bengkok. Sehinga
untuk mengatur jarak atau celah tersebut harus diperhitungan sehingga tindak menyebabkan
perubahan yang terlalu besar pada rel tersebut.

Konstruksi jembatan
Jembatan seringkali dibuat dari kerangka besi. Rangka jembatan yang terbuat dari besi akan
memuai jika suhunya naik, antara ujung rangka jembatan dengan tiang beton diberi celah
pemuaian. Selain itu ujung tersebut diletakkan di atas roda. Ketika terjadi pemuaian, rangka
bertambah panjang. Keberadaan roda dan celah memudahkan gerak memanjang dan
memendeknya rangka, sehingga terhindar dari pembengkokan.

ASAS BLACK
Asas Black adalah hukum yang menyatakan bahwa untuk semua pertukaran energi panas
(kalor), maka kalor yang diterima materi bersuhu lebih rendah akan sama besar dengan kalor
yang dilepas oleh materi bersuhu lebih tinggi. Secara matematis, Asas Black dinyatakan
sebagai berikut.

Jika terdapat dua materi dengan suhu berbeda dicampurkan menjadi satu, asas black dapat
digunakan untuk mengetahui suhu akhir campuran. Penerapannya secara matematis adalah
sebagai berikut.

Keterangan:
m1 = Massa materi bersuhu lebih tinggi
c1 = Kalor jenis materi bersuhu lebih tinggi
T1 = Suhu materi bersuhu lebih tinggi
m2 = Massa materi bersuhu lebih rendah
c2 = Kalor jenis materi bersuhu lebih rendah
T2 = Suhu materi bersuhu lebih rendah
Tm = Suhu akhir campuran
Contoh Soal Suhu dan Kalor + Pembahasan
Soal Suhu dan Kalor 1
Kratos mencampur 4 kg air bersuhu 100oC dengan 8 kg air bersuhu 50oC. Berapa suhu akhir
campuran?
Jawab
Diketahui:
m1 = 4 Kg
m2 = 8 Kg
c1 = c2 = c
T1 =100 oC
T2 = 50 oC
Ditanyakan: Tm?

Soal Suhu dan Kalor 2


Perhatikan grafik pemanasan 1 Kg es berikut ini!

Jika kalor jenis es 2.100 J/KgoC, kalor lebur es 336.000 J/KgoC, dan kalor jenis air adalah
4.200 J/KgoC, maka kalor yang dibutuhkan dalam proses dari P-Q-R adalah …. (UN Fisika
SMP/MTs 2015)
Jawab
Diketahui:
ces = 2.100 J/KgoC
cair = 4.200 J/KgoC
m = 1 Kg

Ditanyakan: QPQR?
.
.

Soal Suhu dan Kalor 3


Perhatikan gambar thermometer Fahrenheit dan Celcius berikut ini!

Nilai X adalah …. (UN Fisika SMP 2015)


Jawab:
Diketahui: TF = 95oF
Ditanyakan: TC

.
TC = (95-32) * 5/9 = 63 * 5/9 = 35oC

Anda mungkin juga menyukai