LK Bronchopneumonia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

S DENGAN
DIAGNOSA MEDIS BRONCHOPNEUMONIA
DI RSUD KRMT WONGSONEGORO
RUANGAN NAKULA 4

NAMA: MUHAMMAD RIDHO


P1337420919022

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2019

i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS
BRONCHOPNEUMONIA DI RSUD KRMT WONGSONEGORO
RUANGAN NAKULA 4
Muhammad Ridho
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Keperawatan
Prodi Profesi Ners
[email protected]

Abstrak

Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola


penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam
bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. Masalah
keperawatan yang lazim muncul pada anak yang mengalami Bronkopneumonia
yaitu gangguan pertukaran gas, ketidakefektifan bersihan jalan napas,
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, intoleransi aktivitas, dan
resiko ketidakseimbangan elektrolit. Dalam laporan kasus ini mahasiswa
melakukan pengkajian untuk untuk mencari malsalah apa yang sedang didertia
oleh pasien, setelha itu mahasiswa mengelompokkan data tersebut untuk bisa
menegakkan diagnose keperawatan. Setelah diagnose dapat ditegakkan barulah
mahasiswa mencang intervensi keperawatan berdasarkan NANDA NIC NOC
untuk di implementasikan kepada pasien sehingga bisa di evaluasi. Pengelolaan
kasus ini dilakukan di RSUD KRMT Wongsonegoro tepatnya di ruang NAKULA
4. Implementasi keperawatan dilakukan selama 3 x 24 jam dan dievaluasi selama
3 hri.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i


ABSTRAK ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Web of Causation ............................................................ 2

BAB II LAPORAN KASUS KELOLAAN ................................... 3


A. Pengkajian ....................................................................... 3
B. Diagnosa Keperawatan.................................................... 13
C. Intervensi Keperawatan ................................................... 14
D. Implementasi ................................................................... 15
E. Evaluasi ........................................................................... 17

BAB III PEMBAHASAN ................................................................. 18


A. Analisa Kasus .................................................................. 18
B. Analisa Intervensi Keperawatan ..................................... 20

BAB IV PENUTUP........................................................................... 21
A. Kesimpulan ..................................................................... 21
B. Saran ................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam
bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya (Nurarif,
2015).
Pneumonia adalah keadaan akut pada paru yang di sebabkan oleh karena
infeksi atau iritasi dari bahan kimia sehingga alveoli terisi dengan eksudat
peradangan. (Murwani, 2009)
Penemuan kasus pneumonia balita menurut jenis kelamin Provinsi Jawa
Tengah pada tahun 2013, khususnya Kabupaten Semarang penderita pneumonia
pada balita berjenis laki-laki sejumlah 863 kasus (24,04%) dengan jumlah balita
laki-laki 35.899, dan jumlah penderita 3.590. Adapun yang berjenis kelamin
perempuan ditemukan sejumlah 827 kasus (24,04), dengan jumlah balita 34.401
dan jumlah penderita 3.440 (Dinkes jateng, 2015). Berdasarkan dari laporan 31
provinsi diindonesi, ditemukan 477.429 anak balita dengan pneumonia atau
21,52% dengan proporsi 35,02% pada usia dibawah satu tahun dan 64,79% pada
usia hingga 4 tahun. Jika dirata-rata sekitar 2.788 anak meninggal setiap harinya
akibat pneumonia. (Suriani, 2009).
Di indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah
kardiovaskuler dan tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah
mempertinggi angka kematian. Penanggulangan penyakit pneumonia menjadi
fokus ketiga dari program Penanggulangan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (PPISPA). Program ini mengupayakan agar istilah pneumonia lebih dikenal
masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan penyebaran informasi
tentang penanggualangan pneumonia oleh tenaga kesehatan (Setiawan, 2009).
Masalah keperawatan yang lazim muncul pada anak yang mengalami
Bronkopneumonia yaitu gangguan pertukaran gas, ketidakefektifan bersihan jalan
napas, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, intoleransi
aktivitas, dan resiko ketidakseimbangan elektrolit (Nurarif & Kusuma, 2015).
Proses peradangan dari proses penyakit bronchopneumonia menimbulkan

1
manifestasi klinis yang ada sehingga muncul beberapa masalah dan salah satunya
adalah gangguan pertukaran gas. Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau
kekurangan oksigenasi dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane
alveolus-kapiler (PPNI, 2017). Berdasarkan penjabaran tersebut penulis tertarik
untuk melakukan asuhan keperawatan terhadap terhadap salah satu pasien dengan
Bronchopneumonia di RSUD Wongsonegoro tepatnya di ruangan Nakula 4.

B. WOC (Web Of Causation)


(Terlampir)

2
BAB II
LAPORAN KASUS KELOLAAN

I. PENGKAJIAN
A. Data Demografi
1. Klien/pasien
a. Tanggal pengkajian : 12 September 2019
b. Tanggal masuk : 11 September 2019
c. Ruang : Nakula 4
d. Identitas :
 Nama Pasien : An. S
 No RM : 399634
 Tanggal lahir/umur : 19 April 2016/3 tahun 4 bln
 Jenis Kelamin : laki-laki
 Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
 Agama : Islam
 Diagnosa Medis : Bronchopneumonia
2. Orang Tua/ Penanggung Jawab
Ibu
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 31 Tahun
c. Hubungan dengan klien : Orang tua
d. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
e. Agama : Islam
f. Pendidikan : SMP
g. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
h. Alamat : Manggunharjo, Kec. Tembalang
Ayah
a. Nama : Tn. S
b. Umur : 37 tahun
c. Hubungan dengan klien : Orang tua
d. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
e. Agama : Islam

3
f. Pendidikan : SMP
g. Pekerjaan : Wiraswasta
h. Alamat : Manggunharjo, Kec. Tembalang
B. Riwayat Klien
1. Riwayat penyakit klien sebelumnya
Ketika dirumah pasien mengatakan bahwa pasien panas, batuk,
muntah 2 x sehari dan mengalami diare selama 3 hari. Setelah itu pasien
dibawa ke puskesmas, diperiksa dan diberi obat. Kemudian hari
berikutnya pasien disekolah mengalami hal yang sama lagi, pasien lemes,
batuk, muntah dan masih diare dan langsung dibawa ke IGD RSUD
Wongsonegoro.
Dari IGD pasien kemudian ditempatkan di Ruang Nakula 4 untuk
mendapatkan perawatan. Saat pengkajian ditemukan data sebagai berikut
keluhan utama pasien batuk berdahak dan dahak tidak mau keluar. Klien
tidak mau makan, kondisi umum baik; nadi : 102x/menit; RR :
31x/menit; suhu : 37,6o C..
2. Riwayat kehamilan
Saat hamil ibu klien tidak mengalami gangguan kesehatan dan
kelainan gizi. Ibu pasien hanya merasakan mual pada saat-saat awal
kehamilan. Ibu klien rutin memeriksakan kehamilan ke bidan desa.
3. Riwayat persalinan
Klien lahir pada usia kehamilan 38 minggu. Klien lahir normal
dengan berat badan 3.4 kg dan panjang badan 49 cm. bayi menangis
spontan ketika lahir.
4. Riwayat imunisasi
Imunisasi lengkap yaitu Hepatitis B I, Hepatitis B II, Polio I, Polio III,
DPT I, DPT III, BCG, Hepatitis B III, Polio II, Polio IV, DPT II,
Campak.
5. Riwayat alergi
Keluarga pasien mengatakan bahwa klien tidak memiliki alergi
obat atau makanan.

4
6. Riwayat pemakaian obat
Sebelum sakit pasien hanya mendapatkan obat dari dokter
dipuskesmas tempat memeriksakan penyakitnya dan tidak membeli obat
di warung untuk meredakan sakitnya.
7. Riwayat tumbuh kembang
Tidak terdapat masalah tumbuh kembang, pengakjian terlampir.

C. Riwayat Kesehatan Keluarga


1. Riwayat Penyakit dalam Keluarga
Ayah pasien mengatakan dirinya tidak mempunyai riwayat
penyakit yang sama dengan klien. Sedangkan ibu mempunyai riwayat
penyakit TBC pada tahun 2010.

2. Genogram

Keterangan : = Laki-laki = Pasien

= Perempuan = Meninggal

= Tinggal serumah

D. Riwayat Penyakit Sekarang


1. Penampilan umum
a. Keadaan umum
Composmentis, GCS = 15 E4V5M6, sedikit lemas
b. Pemeriksaan TTV
1) Pernapasan : 31 x/menit
2) Suhu : 37,6 oC

5
3) Nadi : 102x/menit
c. Penggunaan alat bantu napas
Klien tidak terpasang alat bantu pernapasan atau kateter

2. Nutrisi dan Cairan


Nutrisi :

a. Lingkar lengan atas : 15 cm


b. Panjang badan : 91 cm
c. Berat badan : 11 kg
d. Lingkar kepala : 40 cm
e. Lingkar dada : 49 cm
f. Lingkar perut : 46 cm
g. Status nutrisi : IMT : BB/TB2
: 11/(0,94)2

: 13.3

h. Kebutuhan kalori : 1125 kkcls


i. Jenis makanan : lauk dan sayuran
j. Kesulitan saat makan : klien tidak mau makan nasi
k. Kebiasaan khusus : klien hanya makan roti dan minum susu
l. Keluhan : klien tidak nafsu makan ditandai nasi
hanya dimakan 1 sendok dan itu pun di paksa oleh orang tua.
Cairan:
a. Kebutuhan cairan :
Berdasarkan berat badan anak yaitu 11 Kg.
Kebutuhan cairan = (4 mL x 10 kg berat badan pertama) + (2 mL x
10 kg berat badan kedua) + (1 mL x sisa berat badan selanjutnya)
Kebutuhan cairan = (4 mL x 10 Kg) + (2 mL x 1 Kg)
Kebutuhan cairan = 42 mL/Jam
Kebutuhan cairan dalam 24 jam = 42 mL x 24 jam = 1008 mL/24
jam
b. Balance cairan : 1490- 1520 = + 30 ml

6
 Input : Infus 800 ml, Minum 250 ml, Makan 50 ml, Air
metabolisme 5x78 = 390 ml.
 Outout : IWL : 1320 ml, BAB : -, BAK : 200 ml.
c. Diuresis :-
d. Rute cairan masuk : parenteral (infus)
e. Jenis cairan masuk : Air putih, makanan dan, infus RL 33
cc/jam
f. Keluhan :-
3. Istirahat tidur
Lama waktu tidur : 9 jam (malam)
Kualitas tidur : sering terbangun karena terganggu batuk
Tidur siang : 2-3 jam sehari
Kebiasaan sebelum tidur : mainan hp
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Mesochepal, tidak ada lesi dan benjolan , rambut
berwarna hitam.
b. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tak ada peningkatan
vena jugularis.
c. Mata : Simetris, Sklera tidak ikterik, conjuctiva tidak anemis.
d. Hidung : Simetris, tidak ada polip.
e. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada labio
palato skiziz, gusi tidak berdarah
f. Telinga : Simetris, tak ada serumen, tak ada benjolan.
g. Dada/thorax
 Jantung :
 Inspeksi : ictus cordis terlihat di ic ke 5
 Palpasi : ictus cordis teraba di ic ke 5
 Perkusi : pekak
 Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan

7
 Paru- paru
 Inspeksi : Bentuk simetris, pergerakan dada sewaktu
ekspirasi dan inspirasi simetris.
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
 Perkusi : Sonor memendek
 Auskultasi : Terdengar bunyi ronchi,
 Abdomen
 Inspeksi : tidak ada perbesaran pada abdomen
 Auskultasi : Bising usus 12x/menit
 Palpasi : tidak ada perbesaran hati, dan limpa.
 Perkusi : Timpani
h. Genetalia : Pasien tidak terpasang kateter saat dirawat di rumah
sakit.
i. Ekstremitas
 Ekstrimitas atas : Akral teraba hangat, tidak terdapat sianosis,
tidak ada edema, capiraly refil 2 detik, terpasang infus
ditangan kiri.
 Ekstrimitas bawah : Simetris, tidak terdapat sianosis, tidak ada
edema, capiraly refill 2 detik.
5. Psikososial anak dan keluarga
a. Respon hospitalisasi
Pasien terlihat tenang
b. Kecemasan
Pasien merasa cemas dan takut akan di rawat di rumah sakit dalam
jangka waktu yang lama.
c. Koping klien/keluarga dalam menghadapi masalah
Keluarga sangat berharap anaknya segera sembuh. Keluarga
terbuka dengan perawat sehingga mudah untuk membantu dalam
mengintervensi pasien.
d. Pengetahuan orang tua tentang penyakit anak
Pengetahuan orang tua tentang penyakit klien kurang bagus, orang
tua kurang memahami penyakit dan terapi yang diberikan kepada

8
klien. Tetapi, orang tua aktif bertanya jika perawat datang untuk
memberi tindakan kepada klien.
e. Keterlibatan orang tua dalam perawatan anak
Orang tua mendukung dengan kooperatif dalam intervensi
keperawatan yang diberikan pada anaknya.
f. Konsep diri
Pasien merupakan seorang anak laki-laki berusia 3 tahun 5 bulan.
Pasien anak kedua yang memounyai 1 orang kakak perempuan
g. Spiritual
Pasien lahir dari keluarga dengan kepercayaan yaitu agama islam.
Pasien dapat menjalankan kewajiban pada agamanya yaitu sholat
wajib 5 waktu.

9
6. Nyeri
FLACC Behavioral Tool (Face, Legs, Activity, Cry and
Consolability)

0 1 2
Face = wajah Tidak ada Menyeringai, Menyeringai lebih
perubahan berkerut, menarik sering, tangan
ekspresi (senyum) diri, tidak tertarik mengepal,
menggigil,
gemetar
Legs = tungkai Posisi normal atau Tidak nyaman, Mengejang/
relaksasi gelisah, tegang tungkai dinaikkan
ke atas
Activity= aktivitas Posisi nyaman dan Menggeliat, Posisi badan
normal, gerakan tegang, badan melengkung, kaku
ringan bolak balik, atau menghentak
bergerak tiba tiba, tegang,
pelan, terjaga dari menggesekkan
tidur badan
Cry = tangisan Tidak Mengerang, Menangis keras
menangis/merintih merengek, menjerit,
(posisi terjaga atau kadangkala mengerang,
tertidur menangis, terisak,
pulas) rewel menangis rewel
setiap saat
Consolability Tenang, relaks, Minta dipeluk, Tidak nyaman dan
ingin bermain rewel tidak ada kontak
mata
Skor Nyeri = 1 (Tidak ada Gangguan Nyeri)

10
7. Risiko Jatuh
SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY
Parameter Kriteria Nilai Skor
Usia < 3 tahun 4
3-7 tahun 3 3
7-13 tahun 2
≥ 13 tahun 1
Laki-laki 2 2
Jenis kelamin Perempuan 1
Diagnosis neurologi 4
Diagnosis Perubahan oksigenasi (diagnosis 3 3
respiratorik, dehidrasi, anemia,
anoreksia, sinkop, pusing, dll
Gangguan perilaku/psikiatri 2
Diagnosis lainnya 1
Gangguan kognitif Tidak menyadari keterbatasan 3
lainnya
Lupa akan adanya keterbatasan 2
Orientasi baik terhadap diri 1 1
sendiri
Faktor lingkungan Riwayat jatuh/bayi diletakan di 4
tempat tidur dewasa
Pasien menggunakan alat 3
bantu/bayi diletakan dalam
tempat tidur bayi/perabot rumah
Pasien diletakan pada tempat 2 2
tidur
Area diluar rumah sakit 1
Pembedahan/sedasi/anestesi Dalam 24 jam 3
Dalam 48 jam 2
>48 jam atau tidak menjalani 1 1
pembedahan/sedasi/anestesi
Pengguanaan medika mentosa Penggunaan multiple: sedative, 3
obat hipnosis, barbiturate,
fenotiazi, antidepresan, pencahar,
diuretik, narkose
Penggunaan salah satu obat 2 2
diatas
Penggunaan medikasi 1
lainnya/tidak ada medikasi
Jumlah skor 14
Skor r miniSkor 7-11 : RSkor < 7 : Resiko rendah
Skor ≥12 : Resiko tinggi
Jadi, An. S berisiko tinggi (jatuh)

11
8. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi
12/09/ Hematologi
2019 Hemoglobin 14.1 g/dl 11-15 Normal
Hematocrit 43.00 40-52 Normal
Jumlah leukosit 15.4 /ul 3.8-10.6 High
Jumlah trombosit 475 /ul 150-400 High

Serologi
Widal Negatif Negatif
S typhi O Negatif Negatif
S typhi H Negatif Negaif

9. Program Therapy
Jenis Obat Dosis
04/09/2019 Waktu
Oral/ Paracetamol 500mg 3 x 1/ 24 jam 06.00, 14.00, 22.00
tablet
Infus RL 500ml 33 cc/jam

Injeksi Ranitidin 10 mg 2 x 1,5 mg/ 24 06.00, 18.00


Ondan 1 mg jam 06.00, 18.00
2 x 0.5 mg/ 24
jam

12
10. Analisis Data
No Hari/Tangg Data Fokus Masalah Etiologi TTD
al Keperawatan
1 Kamis, 12 DS : Nutrisi kurang dari peningkatan
September - Pasien mengatakan kebutuhan tubuh metabolisme
2019 tidak mau makan sekunder
- Keluarga mengatakan terhadap
pasien tidak mau makan demam dan
dari pertama masuk RS proses infeksi
- Keluarga mengatakan ditandai dengan
klien mengalami diare nafsu makan
dari 3 hari sebelum menurun, mual
masuk RS dan muntah
- keluarga mengatakan
klien mengalami muntah
2 x sehari .

DO :
Nadi : 102x/menit;
RR : 31 x/menit; Suhu:
37,6 oC.
Makanan klien tampak
dimakan oleh orang tua
nya

II. Diagnosa Keperawatan


Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
metabolisme sekunder terhadap demam dan proses infeksi ditandai dengan nafsu
makan menurun, mual dan muntah

13
III. Intervensi Rencana Keperawatan
No Hari, Diagnosa Tujuan Intervensi TTD
Tanggal Keperawatan (NOC) (NIC)
1. kamis, 12 Nutrisi Setelah dilakukan 1. kaji penyebab mual muntah
September kurang dari tindakan pasien
2019 kebutuhan keperawatan selama 2. bantu pasien membuang
tubuh 3x 24 diharapkan atau mengeluarkan sputum
berhubungan kebutuhan nutrisi sesering mungkin
dengan pasien adekyat 3. anjurkan untuk menyajikan
peningkatan denga KH: makanan dalam keadaan
metabolisme  nafsu makan hangat
sekunder pasien 4. anjurkan pasien makan
terhadap meningkat sedikit tapi sering
demam dan  BB pasien ideal 5. kolaborasi untuk memilih
proses  mual muntah makanan yang dapat
infeksi berkurang memenuhi kebutuhan gizi
ditandai  dan pasien tidak selama sakit
dengan nafsu lemas
makan
menurun,
mual dan
muntah

14
IV. Implementasi

Hari/ No. Jam Tindakan Keperawatan Respon TTD


Tanggal/ Dx.
Jum’at, 13 1 09.00 1. mengkaji penyebab mual 1. keluarga pasien
September muntah pasien mengatakan klien
2019 2. menganjurkan pasien muntah karena
untuk melakukan batuk gatal di
efektif untuk tenggorokan
mengeluarkan secret yang 2. pasien melakukan
tertumpuk di dalam batuk efektif akan
saluran pernafasan pasien tetapi belum
3. Menganjurkan pasien sempurna sehingga
untuk langsung secret yang ada
mengkonsumsi makanan didalam saluran
dari RS dalam keadaan pernafasan tidak
masih panas/hangat. keluar
4. Menganjurkan pasien 3. klien menolak
makan sedikit tapi sering untuk makan
4. klien
mengkonsumsi
makanan 1 sendok

Sabtu, 14 1 09.00 1. menganjurkan pasien 1. pasien melakukan


September untuk melakukan batuk batuk efektif akan
2019 efektif untuk tetapi belum
mengeluarkan secret yang sempurna sehingga
tertumpuk di dalam secret yang ada
saluran pernafasan pasien didalam saluran
2. Menganjurkan pasien pernafasan tidak
untuk langsung keluar
mengkonsumsi makanan 2. klien hanya mau

15
dari RS dalam keadaan makan roti
masih panas/hangat. 3. klien menolak
3. Menganjurkan pasien untuk makan
makan sedikit tapi sering dikarenakan tidak
4. Kolaborasi dengan tim suka dengan lauk
gizi untuk memilih nya
makanan apa yang di suka 4. klien mengatakan
oleh pasien dan dapat hanya mau makan
memenuhi kebutuhan gizi roti dan minum
pasien susu.

Senin, 16 1 14.00 1. menganjurkan pasien 1. pasien melakukan


September untuk melakukan batuk batuk efektif akan
2019 efektif untuk tetapi belum
mengeluarkan secret yang sempurna sehingga
tertumpuk di dalam secret yang ada
saluran pernafasan pasien didalam saluran
2. Menganjurkan pasien pernafasan tidak
untuk langsung keluar
mengkonsumsi makanan 2. Pasien memakan
dari RS dalam keadaan makanan yang
masih panas/hangat. diberikan dari tim
3. Menganjurkan pasien gizi
makan sedikit tapi sering 3. klien tampak
mengahabiskan ¼
dari porsi yang
diberikan

16
V. Evaluasi
Hari/Tanggal No. Subyektif, Obyektif, Assesment, Planning TTD
/ Jam Dx. (SOAP)
Jumat, 13 1. S : pasien mengatakan tidak mau makan
September O : Pasien terlihat hanya memakan 1 sendok makanan,
2019 pasien masih muntah 1 kali serta masih diare 1 kali.
14.00 A : Masalah belum teratasi
P : Lanjut terapi no 2, 3, 4
Sabtu, 14 1 S : pasien masih tidak mau makan makanan dari RS dan
September hanya mengkonsumsi roti dan susu
2019 O : makanan pasien tampak masih utuh di atas meja,
14.00 pasien masih muntah, diare sudah tidak ada
A: masalah belum teratasi
P : Lanjut intervensi 2, 3, 4, 5
Senin, 16 1
S : pasien sudah mau makan dan menghabiskan ¼ porsi
September
makanan yang telah disediakan
2019
O : pasien tampak akan dengan lahap walau sedikit, pasien
17.00
sudah tidak muntah dan diare.
A : masalah teratasi
P : intervensi 3, 4 dilanjutkan dirumah (Pasien Pulang)

17
BAB III
PEMBAHASAN

A. Analisa Kasus
Setelah dilakukan pengkajian diapatkan data sebagai berikut yaitu dari data
demografi klien bernama An. S dengan no RM 399634 yang lahir pada tanggal 19
April 2016 dan berumur 3 tahun 5 bulan dengan jenis kelamin laki-lakisuku jawa
beragama islam. Klien terdiagnosa medis bronchopneumonia. Klien anak dari Ny.
S dan Tn Syang beralamat di Manggunharjo, Kec. Tembalang. Klien merupakan
anak kedua dari 1 bersaudara, klien mempunyai 1 orang kaka perempuan.

Dari riwayat penyakit sebelumnya Ketika dirumah pasien mengatakan


bahwa pasien panas, batuk, muntah 2 x sehari dan mengalami diare selama 3 hari.
Setelah itu pasien dibawa ke puskesmas, diperiksa dan diberi obat. Kemudian
hari berikutnya pasien disekolah mengalami hal yang sama lagi, pasien lemes,
batuk, muntah dan masih diare dan langsung dibawa ke IGD RSUD
Wongsonegoro. Dari IGD pasien kemudian ditempatkan di Ruang Nakula 4 untuk
mendapatkan perawatan. Saat pengkajian ditemukan data sebagai berikut keluhan
utama pasien batuk berdahak dan dahak tidak mau keluar. Klien tidak mau makan,
kondisi umum baik; nadi : 102x/menit; RR : 31x/menit; suhu : 37,6o C.

Saat hamil ibu klien tidak mengalami gangguan kesehatan dan kelainan gizi.
Ibu pasien hanya merasakan mual pada saat-saat awal kehamilan. Ibu klien rutin
memeriksakan kehamilan ke bidan desa. Klien lahir pada usia kehamilan 38
minggu. Klien lahir normal dengan berat badan 3.4 kg dan panjang badan 49 cm.
bayi menangis spontan ketika lahir. Klien mendapatkan imunisasi lengkap yaitu
Hepatitis B I, Hepatitis B II, Polio I, Polio III, DPT I, DPT III, BCG, Hepatitis B
III, Polio II, Polio IV, DPT II, Campak. Pasien mengatakan bahwa klien tidak
memiliki alergi obat atau makanan. Sebelum sakit pasien hanya mendapatkan obat
dari dokter dipuskesmas tempat memeriksakan penyakitnya dan tidak membeli
obat di warung untuk meredakan sakitnya.

Dari pengakajian riwayat kesehatan keluarga Ayah pasien mengatakan


dirinya tidak mempunyai riwayat penyakit yang sama dengan klien. Sedangkan
ibu mempunyai riwayat penyakit TBC pada tahun 2010. Sedangkan pada riwayat

18
penyakit sekarang keadaan umum klien composmentis dengan nilai GCS 15 dan
tampak sedikit lemas. Pernafasan klien 31 x/menit, suhu klien 37,6 oC dan nadi
102 x/ menit. Klien tidak terpasang alat bantu pernafasan atau kateter.

Pada nutrisi dan cairan lingkar kepala klien 15 cm, panjang badan 91 cm,
berat badan 11 kg, lingkar kepala 40 cm, lingkar dada 49 cm, lingkar perut 46 cm.
pada IMT nya yaitu 13.3 dengan kebutuhan kalori 1125, jenis makanan lauk dan
sayuran akan tetapi klien mempunyai kesulitasn saat makan yaitu klien tidak mau
makan sedikitpun saat pengkajian, klien hanya memakan roti dan minum susu.
Kebutuhan cairan pada klien yaitu 1008 mL/24 jam. Balance cairan pada klien
yaitu – 30 mL.

Lama waktu tidur klien adalah 9 jam paa saat malam hari dan 2-3 jam pada
siang hari. Pada malam hari klien sering terbangun karena batuk dan kebisingan
ruangan. Kebiasaan klien sebelum tidur yaitu memainkan hp. Pada bagian
pemeriksaan paru terdengar suara tambahan yaitu suara ronchi. Klien tidak
terpasang kateter dan oksigen.

Pada pengkajian nyeri menggunakan FLACC Behavioral Tool (Face, Legs,


Activity, Cry and Consolability), pada face tidak ada perubahan ekspresi bernilai
0, pada Legs terdapat posisi normal atau relaksasi bernilai 0, pada Activity
didapatkan posisi nyaman dan normal, gerakan ringan bernilai 0, pada Cry
didapatkan mengerang, merengek, kadangkala menangis dan rewel dengan nilai 1,
pada Consolability didapatkan klien dalam keadaan tenang, relaks dan ingin
bermain (main hp) total dari nilai skala nyeri adalah 1 yang berarti tidak ada
gangguan nyeri. Sedangkan Pada pengkajian risiko jatu humpty dympty
didapatkan hasil 14 yang berarti An S berisiko tinggi (jatuh)

Dari pengkajian diatas dapat dikelompokkan data sebagai berikut, dari data
subjektif didapatkan pasien tidak mau makan. Keluarga mengatakan pasien tidak
mau makan dari pertama masuk RS, keluarga mengatajan diare dari 3 hari
sebelum masuk RS, keluarga mengatakan klien mengalami muntah 2 x sehari.
Sedangkan dari data objektif didapatkan nadi 102 x / menit, Respiratory Rate 31
x/menit, sushu 37,6 oC, dan makanan klien tampak dimakan oleh orang tuanya.

19
Dari data tersebut saya mengangkat masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan peningkatan metabolisme sekundr terhadap demam dan
proses infeksi ditandai dengan nafsu makan menurun, BB turun, mual dan
muntah, turgor kulit tidak elastis.

B. Analisa Intervensi Keperawatan


Setelah data dikelompokkan dan diagnose ditegakkan, langkah selanjutnya
dalam pengelolaan pasien yaitu merancang intervensi yang akan di
implemntasikan kepada pasien. Intervensi dirancang hari kamis tanggal 12
September 2019 yang bertujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x 24 diharapkan kebutuhan nutrisi pasien adekyat denga kriteria hasil nafsu
makan pasien meningkat, BB pasien ideal, mual muntah berkurang dan pasien
tidak lemas.

Adapun intervensi untuk pasien kelolaan sebagai berikut, kaji penyebab


mual muntah pasien, bantu pasien membuang atau mengeluarkan sputum sesering
mungkin, anjurkan untuk menyajikan makanan dalam keadaan hangat, anjurkan
pasien makan sedikit tapi sering, kolaborasi untuk memilih makanan yang dapat
memenuhi kebutuhan gizi selama sakit.

Intervensi ini akan diimplementasikan pada hari jumat tanggal 13


September 2019, sabtu tanggal 14 September 2019 dan hari senin tanggal 16
September 2019. Dari implementasi tersebut dilakukan evaluasi setelah overran
shif sebelum ke selanjutnya. Evaluasi dilakukan sema 3 hari.

20
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pengelolaan kasus pada An. S dengan diagnose medis
Bronchopneumonia dilakukan pengkajian keperawatan dan mengelompokkan
masalah keperawatan sehingga muncullah diagnose keperawatan Nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolisme sekunder
terhadap demam dan proses infeksi ditandai dengan nafsu makan menurun, mual
dan muntah. Dilakukan implementasi dan evaluasi selam 3 hari berturut-turut
sehingga masalah klien teratasi dan intervensi bisa dilanjutkan dirumah.

B. Saran
Diharapkan klien dapat mengikuti aturan minum obat yang sudah di
resepkan oleh doketer pada saat dirumah, diharapkan juga keluarga klien bisa
memotivasi klien untuk menghabiskan makanannya dan meminum obat.

21
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, M.G, dkk(2013). Nursing Intervention Classifiction(NIC). 6th


Indonesian Editor. Indonesia. Mocomedia
Firdausa, Jamal. (2016). Asuhan Keperawatan Bronkhitis Akut di Runag
Flamboyan RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Diunduh
dari repository.ump.ac.id

Hayati, Sri. 2014. Jurnal Ilmu Keperawatan Vol. II.


http://ejournal.bsi.ac.id/assets/files/Jurnal-Keperawatan Volume-II-No-1-
April-2014-Sri-Hayati-62-67.pdf
Marni. 2014. Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Pernafasan.
Gosyen Publishing : Yogyakarta.
Mocomedia Nanda.2018. Diagnosa Keperawatan NANDA : Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta : EGC
Moorhead Sue, dkk .(2013). Nursing Intervention Classifiction(NIC). 6th
Indonesian Editor. Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai