LK Bronchopneumonia
LK Bronchopneumonia
LK Bronchopneumonia
S DENGAN
DIAGNOSA MEDIS BRONCHOPNEUMONIA
DI RSUD KRMT WONGSONEGORO
RUANGAN NAKULA 4
i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS
BRONCHOPNEUMONIA DI RSUD KRMT WONGSONEGORO
RUANGAN NAKULA 4
Muhammad Ridho
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Keperawatan
Prodi Profesi Ners
[email protected]
Abstrak
ii
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP........................................................................... 21
A. Kesimpulan ..................................................................... 21
B. Saran ................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam
bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya (Nurarif,
2015).
Pneumonia adalah keadaan akut pada paru yang di sebabkan oleh karena
infeksi atau iritasi dari bahan kimia sehingga alveoli terisi dengan eksudat
peradangan. (Murwani, 2009)
Penemuan kasus pneumonia balita menurut jenis kelamin Provinsi Jawa
Tengah pada tahun 2013, khususnya Kabupaten Semarang penderita pneumonia
pada balita berjenis laki-laki sejumlah 863 kasus (24,04%) dengan jumlah balita
laki-laki 35.899, dan jumlah penderita 3.590. Adapun yang berjenis kelamin
perempuan ditemukan sejumlah 827 kasus (24,04), dengan jumlah balita 34.401
dan jumlah penderita 3.440 (Dinkes jateng, 2015). Berdasarkan dari laporan 31
provinsi diindonesi, ditemukan 477.429 anak balita dengan pneumonia atau
21,52% dengan proporsi 35,02% pada usia dibawah satu tahun dan 64,79% pada
usia hingga 4 tahun. Jika dirata-rata sekitar 2.788 anak meninggal setiap harinya
akibat pneumonia. (Suriani, 2009).
Di indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah
kardiovaskuler dan tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah
mempertinggi angka kematian. Penanggulangan penyakit pneumonia menjadi
fokus ketiga dari program Penanggulangan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (PPISPA). Program ini mengupayakan agar istilah pneumonia lebih dikenal
masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan penyebaran informasi
tentang penanggualangan pneumonia oleh tenaga kesehatan (Setiawan, 2009).
Masalah keperawatan yang lazim muncul pada anak yang mengalami
Bronkopneumonia yaitu gangguan pertukaran gas, ketidakefektifan bersihan jalan
napas, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, intoleransi
aktivitas, dan resiko ketidakseimbangan elektrolit (Nurarif & Kusuma, 2015).
Proses peradangan dari proses penyakit bronchopneumonia menimbulkan
1
manifestasi klinis yang ada sehingga muncul beberapa masalah dan salah satunya
adalah gangguan pertukaran gas. Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau
kekurangan oksigenasi dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane
alveolus-kapiler (PPNI, 2017). Berdasarkan penjabaran tersebut penulis tertarik
untuk melakukan asuhan keperawatan terhadap terhadap salah satu pasien dengan
Bronchopneumonia di RSUD Wongsonegoro tepatnya di ruangan Nakula 4.
2
BAB II
LAPORAN KASUS KELOLAAN
I. PENGKAJIAN
A. Data Demografi
1. Klien/pasien
a. Tanggal pengkajian : 12 September 2019
b. Tanggal masuk : 11 September 2019
c. Ruang : Nakula 4
d. Identitas :
Nama Pasien : An. S
No RM : 399634
Tanggal lahir/umur : 19 April 2016/3 tahun 4 bln
Jenis Kelamin : laki-laki
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Diagnosa Medis : Bronchopneumonia
2. Orang Tua/ Penanggung Jawab
Ibu
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 31 Tahun
c. Hubungan dengan klien : Orang tua
d. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
e. Agama : Islam
f. Pendidikan : SMP
g. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
h. Alamat : Manggunharjo, Kec. Tembalang
Ayah
a. Nama : Tn. S
b. Umur : 37 tahun
c. Hubungan dengan klien : Orang tua
d. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
e. Agama : Islam
3
f. Pendidikan : SMP
g. Pekerjaan : Wiraswasta
h. Alamat : Manggunharjo, Kec. Tembalang
B. Riwayat Klien
1. Riwayat penyakit klien sebelumnya
Ketika dirumah pasien mengatakan bahwa pasien panas, batuk,
muntah 2 x sehari dan mengalami diare selama 3 hari. Setelah itu pasien
dibawa ke puskesmas, diperiksa dan diberi obat. Kemudian hari
berikutnya pasien disekolah mengalami hal yang sama lagi, pasien lemes,
batuk, muntah dan masih diare dan langsung dibawa ke IGD RSUD
Wongsonegoro.
Dari IGD pasien kemudian ditempatkan di Ruang Nakula 4 untuk
mendapatkan perawatan. Saat pengkajian ditemukan data sebagai berikut
keluhan utama pasien batuk berdahak dan dahak tidak mau keluar. Klien
tidak mau makan, kondisi umum baik; nadi : 102x/menit; RR :
31x/menit; suhu : 37,6o C..
2. Riwayat kehamilan
Saat hamil ibu klien tidak mengalami gangguan kesehatan dan
kelainan gizi. Ibu pasien hanya merasakan mual pada saat-saat awal
kehamilan. Ibu klien rutin memeriksakan kehamilan ke bidan desa.
3. Riwayat persalinan
Klien lahir pada usia kehamilan 38 minggu. Klien lahir normal
dengan berat badan 3.4 kg dan panjang badan 49 cm. bayi menangis
spontan ketika lahir.
4. Riwayat imunisasi
Imunisasi lengkap yaitu Hepatitis B I, Hepatitis B II, Polio I, Polio III,
DPT I, DPT III, BCG, Hepatitis B III, Polio II, Polio IV, DPT II,
Campak.
5. Riwayat alergi
Keluarga pasien mengatakan bahwa klien tidak memiliki alergi
obat atau makanan.
4
6. Riwayat pemakaian obat
Sebelum sakit pasien hanya mendapatkan obat dari dokter
dipuskesmas tempat memeriksakan penyakitnya dan tidak membeli obat
di warung untuk meredakan sakitnya.
7. Riwayat tumbuh kembang
Tidak terdapat masalah tumbuh kembang, pengakjian terlampir.
2. Genogram
= Perempuan = Meninggal
= Tinggal serumah
5
3) Nadi : 102x/menit
c. Penggunaan alat bantu napas
Klien tidak terpasang alat bantu pernapasan atau kateter
: 13.3
6
Input : Infus 800 ml, Minum 250 ml, Makan 50 ml, Air
metabolisme 5x78 = 390 ml.
Outout : IWL : 1320 ml, BAB : -, BAK : 200 ml.
c. Diuresis :-
d. Rute cairan masuk : parenteral (infus)
e. Jenis cairan masuk : Air putih, makanan dan, infus RL 33
cc/jam
f. Keluhan :-
3. Istirahat tidur
Lama waktu tidur : 9 jam (malam)
Kualitas tidur : sering terbangun karena terganggu batuk
Tidur siang : 2-3 jam sehari
Kebiasaan sebelum tidur : mainan hp
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Mesochepal, tidak ada lesi dan benjolan , rambut
berwarna hitam.
b. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tak ada peningkatan
vena jugularis.
c. Mata : Simetris, Sklera tidak ikterik, conjuctiva tidak anemis.
d. Hidung : Simetris, tidak ada polip.
e. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada labio
palato skiziz, gusi tidak berdarah
f. Telinga : Simetris, tak ada serumen, tak ada benjolan.
g. Dada/thorax
Jantung :
Inspeksi : ictus cordis terlihat di ic ke 5
Palpasi : ictus cordis teraba di ic ke 5
Perkusi : pekak
Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan
7
Paru- paru
Inspeksi : Bentuk simetris, pergerakan dada sewaktu
ekspirasi dan inspirasi simetris.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor memendek
Auskultasi : Terdengar bunyi ronchi,
Abdomen
Inspeksi : tidak ada perbesaran pada abdomen
Auskultasi : Bising usus 12x/menit
Palpasi : tidak ada perbesaran hati, dan limpa.
Perkusi : Timpani
h. Genetalia : Pasien tidak terpasang kateter saat dirawat di rumah
sakit.
i. Ekstremitas
Ekstrimitas atas : Akral teraba hangat, tidak terdapat sianosis,
tidak ada edema, capiraly refil 2 detik, terpasang infus
ditangan kiri.
Ekstrimitas bawah : Simetris, tidak terdapat sianosis, tidak ada
edema, capiraly refill 2 detik.
5. Psikososial anak dan keluarga
a. Respon hospitalisasi
Pasien terlihat tenang
b. Kecemasan
Pasien merasa cemas dan takut akan di rawat di rumah sakit dalam
jangka waktu yang lama.
c. Koping klien/keluarga dalam menghadapi masalah
Keluarga sangat berharap anaknya segera sembuh. Keluarga
terbuka dengan perawat sehingga mudah untuk membantu dalam
mengintervensi pasien.
d. Pengetahuan orang tua tentang penyakit anak
Pengetahuan orang tua tentang penyakit klien kurang bagus, orang
tua kurang memahami penyakit dan terapi yang diberikan kepada
8
klien. Tetapi, orang tua aktif bertanya jika perawat datang untuk
memberi tindakan kepada klien.
e. Keterlibatan orang tua dalam perawatan anak
Orang tua mendukung dengan kooperatif dalam intervensi
keperawatan yang diberikan pada anaknya.
f. Konsep diri
Pasien merupakan seorang anak laki-laki berusia 3 tahun 5 bulan.
Pasien anak kedua yang memounyai 1 orang kakak perempuan
g. Spiritual
Pasien lahir dari keluarga dengan kepercayaan yaitu agama islam.
Pasien dapat menjalankan kewajiban pada agamanya yaitu sholat
wajib 5 waktu.
9
6. Nyeri
FLACC Behavioral Tool (Face, Legs, Activity, Cry and
Consolability)
0 1 2
Face = wajah Tidak ada Menyeringai, Menyeringai lebih
perubahan berkerut, menarik sering, tangan
ekspresi (senyum) diri, tidak tertarik mengepal,
menggigil,
gemetar
Legs = tungkai Posisi normal atau Tidak nyaman, Mengejang/
relaksasi gelisah, tegang tungkai dinaikkan
ke atas
Activity= aktivitas Posisi nyaman dan Menggeliat, Posisi badan
normal, gerakan tegang, badan melengkung, kaku
ringan bolak balik, atau menghentak
bergerak tiba tiba, tegang,
pelan, terjaga dari menggesekkan
tidur badan
Cry = tangisan Tidak Mengerang, Menangis keras
menangis/merintih merengek, menjerit,
(posisi terjaga atau kadangkala mengerang,
tertidur menangis, terisak,
pulas) rewel menangis rewel
setiap saat
Consolability Tenang, relaks, Minta dipeluk, Tidak nyaman dan
ingin bermain rewel tidak ada kontak
mata
Skor Nyeri = 1 (Tidak ada Gangguan Nyeri)
10
7. Risiko Jatuh
SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY
Parameter Kriteria Nilai Skor
Usia < 3 tahun 4
3-7 tahun 3 3
7-13 tahun 2
≥ 13 tahun 1
Laki-laki 2 2
Jenis kelamin Perempuan 1
Diagnosis neurologi 4
Diagnosis Perubahan oksigenasi (diagnosis 3 3
respiratorik, dehidrasi, anemia,
anoreksia, sinkop, pusing, dll
Gangguan perilaku/psikiatri 2
Diagnosis lainnya 1
Gangguan kognitif Tidak menyadari keterbatasan 3
lainnya
Lupa akan adanya keterbatasan 2
Orientasi baik terhadap diri 1 1
sendiri
Faktor lingkungan Riwayat jatuh/bayi diletakan di 4
tempat tidur dewasa
Pasien menggunakan alat 3
bantu/bayi diletakan dalam
tempat tidur bayi/perabot rumah
Pasien diletakan pada tempat 2 2
tidur
Area diluar rumah sakit 1
Pembedahan/sedasi/anestesi Dalam 24 jam 3
Dalam 48 jam 2
>48 jam atau tidak menjalani 1 1
pembedahan/sedasi/anestesi
Pengguanaan medika mentosa Penggunaan multiple: sedative, 3
obat hipnosis, barbiturate,
fenotiazi, antidepresan, pencahar,
diuretik, narkose
Penggunaan salah satu obat 2 2
diatas
Penggunaan medikasi 1
lainnya/tidak ada medikasi
Jumlah skor 14
Skor r miniSkor 7-11 : RSkor < 7 : Resiko rendah
Skor ≥12 : Resiko tinggi
Jadi, An. S berisiko tinggi (jatuh)
11
8. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi
12/09/ Hematologi
2019 Hemoglobin 14.1 g/dl 11-15 Normal
Hematocrit 43.00 40-52 Normal
Jumlah leukosit 15.4 /ul 3.8-10.6 High
Jumlah trombosit 475 /ul 150-400 High
Serologi
Widal Negatif Negatif
S typhi O Negatif Negatif
S typhi H Negatif Negaif
9. Program Therapy
Jenis Obat Dosis
04/09/2019 Waktu
Oral/ Paracetamol 500mg 3 x 1/ 24 jam 06.00, 14.00, 22.00
tablet
Infus RL 500ml 33 cc/jam
12
10. Analisis Data
No Hari/Tangg Data Fokus Masalah Etiologi TTD
al Keperawatan
1 Kamis, 12 DS : Nutrisi kurang dari peningkatan
September - Pasien mengatakan kebutuhan tubuh metabolisme
2019 tidak mau makan sekunder
- Keluarga mengatakan terhadap
pasien tidak mau makan demam dan
dari pertama masuk RS proses infeksi
- Keluarga mengatakan ditandai dengan
klien mengalami diare nafsu makan
dari 3 hari sebelum menurun, mual
masuk RS dan muntah
- keluarga mengatakan
klien mengalami muntah
2 x sehari .
DO :
Nadi : 102x/menit;
RR : 31 x/menit; Suhu:
37,6 oC.
Makanan klien tampak
dimakan oleh orang tua
nya
13
III. Intervensi Rencana Keperawatan
No Hari, Diagnosa Tujuan Intervensi TTD
Tanggal Keperawatan (NOC) (NIC)
1. kamis, 12 Nutrisi Setelah dilakukan 1. kaji penyebab mual muntah
September kurang dari tindakan pasien
2019 kebutuhan keperawatan selama 2. bantu pasien membuang
tubuh 3x 24 diharapkan atau mengeluarkan sputum
berhubungan kebutuhan nutrisi sesering mungkin
dengan pasien adekyat 3. anjurkan untuk menyajikan
peningkatan denga KH: makanan dalam keadaan
metabolisme nafsu makan hangat
sekunder pasien 4. anjurkan pasien makan
terhadap meningkat sedikit tapi sering
demam dan BB pasien ideal 5. kolaborasi untuk memilih
proses mual muntah makanan yang dapat
infeksi berkurang memenuhi kebutuhan gizi
ditandai dan pasien tidak selama sakit
dengan nafsu lemas
makan
menurun,
mual dan
muntah
14
IV. Implementasi
15
dari RS dalam keadaan makan roti
masih panas/hangat. 3. klien menolak
3. Menganjurkan pasien untuk makan
makan sedikit tapi sering dikarenakan tidak
4. Kolaborasi dengan tim suka dengan lauk
gizi untuk memilih nya
makanan apa yang di suka 4. klien mengatakan
oleh pasien dan dapat hanya mau makan
memenuhi kebutuhan gizi roti dan minum
pasien susu.
16
V. Evaluasi
Hari/Tanggal No. Subyektif, Obyektif, Assesment, Planning TTD
/ Jam Dx. (SOAP)
Jumat, 13 1. S : pasien mengatakan tidak mau makan
September O : Pasien terlihat hanya memakan 1 sendok makanan,
2019 pasien masih muntah 1 kali serta masih diare 1 kali.
14.00 A : Masalah belum teratasi
P : Lanjut terapi no 2, 3, 4
Sabtu, 14 1 S : pasien masih tidak mau makan makanan dari RS dan
September hanya mengkonsumsi roti dan susu
2019 O : makanan pasien tampak masih utuh di atas meja,
14.00 pasien masih muntah, diare sudah tidak ada
A: masalah belum teratasi
P : Lanjut intervensi 2, 3, 4, 5
Senin, 16 1
S : pasien sudah mau makan dan menghabiskan ¼ porsi
September
makanan yang telah disediakan
2019
O : pasien tampak akan dengan lahap walau sedikit, pasien
17.00
sudah tidak muntah dan diare.
A : masalah teratasi
P : intervensi 3, 4 dilanjutkan dirumah (Pasien Pulang)
17
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus
Setelah dilakukan pengkajian diapatkan data sebagai berikut yaitu dari data
demografi klien bernama An. S dengan no RM 399634 yang lahir pada tanggal 19
April 2016 dan berumur 3 tahun 5 bulan dengan jenis kelamin laki-lakisuku jawa
beragama islam. Klien terdiagnosa medis bronchopneumonia. Klien anak dari Ny.
S dan Tn Syang beralamat di Manggunharjo, Kec. Tembalang. Klien merupakan
anak kedua dari 1 bersaudara, klien mempunyai 1 orang kaka perempuan.
Saat hamil ibu klien tidak mengalami gangguan kesehatan dan kelainan gizi.
Ibu pasien hanya merasakan mual pada saat-saat awal kehamilan. Ibu klien rutin
memeriksakan kehamilan ke bidan desa. Klien lahir pada usia kehamilan 38
minggu. Klien lahir normal dengan berat badan 3.4 kg dan panjang badan 49 cm.
bayi menangis spontan ketika lahir. Klien mendapatkan imunisasi lengkap yaitu
Hepatitis B I, Hepatitis B II, Polio I, Polio III, DPT I, DPT III, BCG, Hepatitis B
III, Polio II, Polio IV, DPT II, Campak. Pasien mengatakan bahwa klien tidak
memiliki alergi obat atau makanan. Sebelum sakit pasien hanya mendapatkan obat
dari dokter dipuskesmas tempat memeriksakan penyakitnya dan tidak membeli
obat di warung untuk meredakan sakitnya.
18
penyakit sekarang keadaan umum klien composmentis dengan nilai GCS 15 dan
tampak sedikit lemas. Pernafasan klien 31 x/menit, suhu klien 37,6 oC dan nadi
102 x/ menit. Klien tidak terpasang alat bantu pernafasan atau kateter.
Pada nutrisi dan cairan lingkar kepala klien 15 cm, panjang badan 91 cm,
berat badan 11 kg, lingkar kepala 40 cm, lingkar dada 49 cm, lingkar perut 46 cm.
pada IMT nya yaitu 13.3 dengan kebutuhan kalori 1125, jenis makanan lauk dan
sayuran akan tetapi klien mempunyai kesulitasn saat makan yaitu klien tidak mau
makan sedikitpun saat pengkajian, klien hanya memakan roti dan minum susu.
Kebutuhan cairan pada klien yaitu 1008 mL/24 jam. Balance cairan pada klien
yaitu – 30 mL.
Lama waktu tidur klien adalah 9 jam paa saat malam hari dan 2-3 jam pada
siang hari. Pada malam hari klien sering terbangun karena batuk dan kebisingan
ruangan. Kebiasaan klien sebelum tidur yaitu memainkan hp. Pada bagian
pemeriksaan paru terdengar suara tambahan yaitu suara ronchi. Klien tidak
terpasang kateter dan oksigen.
Dari pengkajian diatas dapat dikelompokkan data sebagai berikut, dari data
subjektif didapatkan pasien tidak mau makan. Keluarga mengatakan pasien tidak
mau makan dari pertama masuk RS, keluarga mengatajan diare dari 3 hari
sebelum masuk RS, keluarga mengatakan klien mengalami muntah 2 x sehari.
Sedangkan dari data objektif didapatkan nadi 102 x / menit, Respiratory Rate 31
x/menit, sushu 37,6 oC, dan makanan klien tampak dimakan oleh orang tuanya.
19
Dari data tersebut saya mengangkat masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan peningkatan metabolisme sekundr terhadap demam dan
proses infeksi ditandai dengan nafsu makan menurun, BB turun, mual dan
muntah, turgor kulit tidak elastis.
20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengelolaan kasus pada An. S dengan diagnose medis
Bronchopneumonia dilakukan pengkajian keperawatan dan mengelompokkan
masalah keperawatan sehingga muncullah diagnose keperawatan Nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolisme sekunder
terhadap demam dan proses infeksi ditandai dengan nafsu makan menurun, mual
dan muntah. Dilakukan implementasi dan evaluasi selam 3 hari berturut-turut
sehingga masalah klien teratasi dan intervensi bisa dilanjutkan dirumah.
B. Saran
Diharapkan klien dapat mengikuti aturan minum obat yang sudah di
resepkan oleh doketer pada saat dirumah, diharapkan juga keluarga klien bisa
memotivasi klien untuk menghabiskan makanannya dan meminum obat.
21
DAFTAR PUSTAKA