Askeb Komunitas Hamil Resiko Tinggi
Askeb Komunitas Hamil Resiko Tinggi
Askeb Komunitas Hamil Resiko Tinggi
Disusun oleh :
Fitria Candra Dewi
NIM : 1804387
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan unit terkecil dari Masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu
rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu
dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi, bila salah satu atau
beberapa anggota mempunyai masalah kesehatan / keperawatan, maka akan
berpengaruh terhdapa anggota – anggota yang lain dan nkeluarga – keluarga
yang ada di sekitarnya, karena dalam kehidupan sehari – hari ia mempunyai
ikatan yang tidak dapat dipisahkan oleh alam lingkungannya dan masyarakat
sekitar untuk memenuhi keperluan hidupnya.1
Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolok ukur dalam menilai
derajat kesehatan suatu bangsa. Oleh karena itu pemerintah sangat
menekankan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui
program – program kesehatan.2 World Health Organization (WHO)
memperkirakan 80% kematian maternal merupakan akibat meningkatnya
komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah persalinan.3 angka
kematian ibu di Indonesia tahun 2016 sebanyak 4912 kasus per 100.000
kelahiran hidup. Demikian pula jumlah kasus kematian bayi pada tahun 2016
sebanyak 5485 kasus.4 Angka kematian ibu di Jawa Tengah tahun 2016
sebanyak 602 kasus. Kasus kematian bayi di Jawa Tengah tahun 2016
sebanyak 548 kasus per 100.000 kelahiran hidup.5
Proses kematian ibu mempunyai perjalanan yang panjang sehingga
pencegahannya dapat dilakukan sejak melakukan “Ante Natal Care”
(pemeriksaan kehamilan) melalui pendidikan terkait dengan kesehatan ibu
hamil, menyusui dan kembalinya alat kesehatan reproduksi, serta
menyampaikan betapa pentingnya interval kehamilan berikutnya sehingga
tercapai sumber daya manusia yang diharapkan.
2
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan patologi yang dapat
mempengaruhi keadaan ibu dan janin. Untuk menghadapi kehamilan resiko
harus diambil sikap proaktif, berencana dengan upaya promotif dan preventif
sampai dengan waktunya harus diambil sikap tegas dan cepat untuk
menyelamatkan ibu dan janinnya.6
Penyebab dari kejadian kehamilan resiko pada ibu hamil adalah
karena kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi, rendahnya
status social ekonomi dan pendidikan yang rendah. Dengan adanya
pengetahuan ibu tentang tujuan atau manfaat pemeriksaan kehamilan dapat
memotivasinya untuk memeriksakan kehamilan secara rutin. Pengetahuan
tentang cara pemeliharaan kesehatan dan hidup sehat meliputi jenis makanan
bergizi, menjaga kebersihan diri, serta pentingnya istirahat cukup sehingga
dapat mencegah timbulnya komplikasi dan tetap mempertahankan derajat
kesehatan yang sudah ada. Umur seseorang dapat mempengaruhi keadaan
kehamilannya. Bila wanita tersebut hamil pada masa reproduksi, kecil
kemungkinan untuk mengalami komplikasi dibandingkan wanita yang hamil
di bawah usia reproduksi ataupun di atas reproduksi (Rikadewi, 2010).
Ibu dapat meningkatkan pengetahuan tentang tanda kehamilan resiko
baik melalui tenaga kesehatan terutama bidan, petugas Posyandu, media
massa (televise, Koran, dll), sehingga dapat mengenal resiko kehamilan dan
mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin untuk mendapatkan asuhan
antenatal selain itu pendidikan yang kurang juga mempengaruhi ibu untuk
datang memeriksakan kehamilan.7
Usia reproduksi sehat untuk hamil berkisar antara 25 – 30 tahun. Jika
kurang atau melebihi usia tersebut, maka mempengaruhi factor kesuburan
reproduksi yang juga berpengaruh terhadap resiko kehamilan. Banyak cara
untuk mengatasi masalah kehamilan beresiko tinggi. Salah satu caranya
adalah mempersiapkan mental saat menjalani kehamilan tersebut, ibu hamil
juga harus rajin melakukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi kondisi ibu
dan janin. Biasanya ibu hamil yang rajin memeriksakan kehamilan secara
rutin merasa lebih sehat. Dengan memeriksakan kehamilan secara teratur,
3
komplikasi serta gangguan kehamilan dapat teratasi dibandingkan ibu hamil
yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan. Ibu hamil juga perlu
mengonsumsi gizi yang baik tepat dan seimbang, salah satunya asam folat,
guna mengoptimalkan perkembangan janin dan kesehatan ibu sendiri.8
Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin
dan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah.
Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian
maternal. Paritas I dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka
kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian
maternal. Resiko pada paritas I dapat ditangani dengan asuhan obstetric lebih
baik, sedangkan resiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah
dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah
tidak direncanakan.9
Dari uraian di atas penulis mengambil judul Asuhan Kebidanan
Komunitas dalam konteks keluarga pada keluarga Tn. W dengan masalah
utama ibu hamil resiko tinggi dengan usia di atas 35 tahun di Kelurahan
Rowosari RT.02/RW.03 Kecamatan Tembalang.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian dalam latar belakang dapat dirumuskan permasalahan
dalam asuhan yang diambil oleh penulis, yaitu : Bagaimana asuhan kebidanan
komunitas dalam konteks keluarga pada keluarga Tn. W dengan masalah
utama ibu hamil resiko tinggi dengan umur lebih dari 35 tahun di Kelurahan
Rowosari RT.02/RW.03 Kecamatan Tembalang?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan pembelajaran praktek kebidanan komunitas
diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan manajemen kebidanan
dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan komunitas.
4
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian terhadap keluarga
dalam asuhan kebidanan komunitas pada keluarga
b. Mahasiswa mampu melaksanakan Tipologi masalah terhadap
keluarga dalam asuhan kebidanan komunitas pada keluarga
c. Mahasiswa mempu melaksanakan intervensi terhadap keluarga
dalam asuhan kebidanan komunitas pada keluarga
d. Mahasiswa mampu melaksanakan Implementasi terhadap keluarga
dalam asuhan kebidanan komunitas pada keluarga.
e. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi terhadap keluarga dalam
asuhan kebidanan komunitas pada keluarga.
D. Metode Penulisan
Dalam mengumpulkan data yang diperlukan, penulis menggunakan
metode deskriptif yaitu menggambarkan keadaan subyek dan obyek
penelitian berdasarkan fakta yang ada, sedangkan teknik penulisan yang
penulisan gunakan yaitu :
1. Wawancara
Pada proses ini penulis melakukan Tanya jawab langsung
dengan keluarga Tn. W sebagai sumber data primer untuk melakukan
pengkajian data.
2. Observasi Partisipant
Penulis secara langsung melakukan pengamatan terhadap obyek
asuhan yaitu keluarga Tn. W mengenai keadaan keluarga dan keadaan
kehamilan istrinya. Serta melakukan pemeriksaan fisik pada Ny. I dan
mengumpulkan data – data hasil pengamatan.
3. Studi Dokumentasi
Penulis mengumpulkan data dari hasil pemeriksaan dan
mendokumentasikan hasil wawancara serta pemeriksaan yang telah
dilakukan.
5
4. Studi Kepustakaan
Penulis mempelajari buku – buku dan sumber dari internet
sebagai pedoman teoritis dalam melakukan pengkajian.
5. Penyuluhan
Dalam proses ini penulis memberikan pengetahuan tentang
kehamilan resiko tinggi dan motivasi pada Ny. I melalui satuan acara
penyuluhan (SAP):
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
PENGKAJIAN
Dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Senin, 30 September 2019
Jam : 09.00 WIB
Tempat : Puskesmas Kendal I
A. Data Subyektif
1. Biodata
a. Biodata Pasien
Nama : Bayi M
Umur : 9 Bulan
Jenis kelamin : Laki - laki
Tanggal Lahir : 28 Desember 2018
b. Identitas Penanggung Jawab
Identitas ayah
Nama : TN. S
Umur : 35 Tahun
Agama : Islam
SuKu/Bangsa : Jawa / Indonenesia
Pendidikan : S1
7
Pekerjaan : PNS
Alamat : Kendal Persada Asri A1 Rt 7 / Rw 1
Kebondalem
Identitas Ibu
Nama Ibu : Ny R
Umur : 33 Tahun
Agama : Islam
SuKu/Bangsa : Jawa / Indonenesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Kendal Persada Asri A1 Rt 7 / Rw 1
Kebondalem
2. Keluhan utama dan alasan datang
a) Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya BAB cair lebih dari 3X, ada ampasnya
b) Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya
Ibu mengatakan anaknya masih mau makan dan minum
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah sakit yang sampai di rawat
ke RS
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah memiliki alergi
8
Ibu menyatakan dalam keluarganya tidak mempunyai penyakit
keturunan Hipertensi
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang pernah / sedang
menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS, PMS, Hepatitis,
TBC
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada riwayat keturunan
kembar/gemeli
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada riwayat keturunan yang
cacat bawaan
4. Status Imunisasi
IMUNISASI TANGGAL
HBO 28-12-2018 - - -
BCG 2-2-2019 - - -
Hepatitis B 2-3-2019 2-4-2019 2-4-2019 -
DPT 2-3-2019 2-4-2019 2-4-2019 -
Polio 2-2-2019 2-3-2019 2-4-2019 2-4-2019
Campak - - - 2-10-2019
MMR - - - -
Meningitis - - - -
5. Riwayat Persalinan
Jenis Persalinan : SC
Tempat : Rumah Sakit
Penolong : Dokter
Penyulit : Tidak ada
Reflek moro : Ada
Rooting reflek : Ada
Sucking reflek : Ada
Reflek Babinski : Ada
Tonic neck reflek : Ada
Antopometri saat lahir
9
BB : 3200 gram
PB : 50 cm
LK : 34 cm
LD : 33 cm
Lila : 11 cm
10
Diluar rumah jarang jarang
5. Personil
hygiene
Mandi 2 x sehari 2 x sehari
Gosok gigi 2 x sehari 2 x sehari
Keramas Setiap hari Setiap hari
Ganti baju Sehari 2 x Sehari 2 x
7. Psikososio spiritual
a. Pengambilan keputusan di dalam keluarga
Ibu mengatakan pengambilan keputusan dalam keluarga dilakukan
oleh suami
b. Pemecahan masalah ( Coping)
Ibu mengatakan setiap pemecahan masalah dalam keluarga diambil
secara musyawarah bersama keluarga.
c. Keadaan lingkungan
Ibu mengatakan lingkungan tempat tinggalnya bersih, tidak ada
sampah berserakan
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum :
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- PB : 68 cm
- Berat badan : 9 kg
- LILA : 15,2 Cm
- LK : 44 cm
- LD : 53 cm
Tanda- tanda Vital
- Suhu : 36,5 0C
- Nadi : 100 x / menit
- RR : 40 X / menit
11
2. Status Present
a. Pemeriksaan Fisik
- Kepala : Mesocephal, bulat besarnya normal,
tidak ada tanda mikro/ makro cepal,
kulit kepala bersih,rambut hitam
lurus,tidak terdapat pembengkakan.
- Rambut : Hitam ikal, rambut tidak mudah
dicabut
- Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
ikterik, reflek pupil ada, tidak cekung
- Hidung : tidak ada polip, bersih
- Mulut : Bibir tampak merah tidak pucat, tidak
ada bibir sumbing, tumbuh gigi 8
- Telinga : Bersih tidak ada serumen
- Muka : Tidak pucat
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid
- Dada : Tidak ada benjolan yang bersifat
pathologis, tidak ada retraksi /
dimpling, simetris, tidak terdengar
ronchi dan mengi, tidak batuk.
- Perut : tidak ada luka bekas operasi, tidak
kembung, bising usus ada
- Ekstermitas atas &bawah : simetris, tidak oedem, tidak
sin daktili atau polidaktili
- Kulit : Kulit sawo matang dan bersih, turgor
kulit baik, tidak kering
- Tulang belakang : tidak ada kelainan
- Anus : anus tampak kemerahan
b. Tumbuh kembang
12
- Motorik halus : Berusaha menggapai mainan yang
berada
diluar jangkauannya
- Motorik kasar : Merangkak pada tangan dan
lututnya
- Bahasa : Dapat mengucapkan mama dan
papa
- Personal sosial : Berdiri dengan berpegangan
3. INTERPRESTASI DATA
Diagnosa :
Bayi M usia 9 bulan dengan diare
Dasar :
Data Subyektif (Anamnesa)
Ibu mengatakan anaknya BAB cair 3x, ada ampas
Data Obyektif
- Keadaan Umum : Baik, aktif
- Kesadaran : composmentis
Tanda- tanda Vital
Suhu : 36,5 0C
Nadi : 100 x / menit
RR : 40 X / menit
Perkusi : Perut tidak kembung
Auskultasi : bising usus ada
Masalah
Bayi dengan kebutuhan pijat untuk diare
Kebutuhan segera
Lakukan pijat bayi untuk diare
Diagnosa Potensial
Resiko terjadi dehidrasi
13
Antisipasi tindakan segera
Lakukan rehidrasi
4. INTERVENSI
Beri tahu hasil pemeriksaan bayinya kepada orang tuanya
Ajari ibu tentang cara cuci tangan yang benar
Anjurkan ibu untuk lebih sering memberi minum bayinya
Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene bayinya
Beritahu ibu tentang tanda tanda dehidrasi pada ibunya
Beritahu ibu tentang pijat bayi untuk diare
5. IMPLEMENTASI
Tanggal 30 September 2019 Jam 09.00 WIB
Jam : Keterangan :
09.05 Memberitahukan ibu bahwa bayinya diare namun tidak ada
tanda – tanda dehidrasi
Evaluasi : ibu sudah mengerti tentang hasil pemeriksaan anaknya
14
evaluasi : ibu mampu menyebutkan tanda – tanda dehidrasi yaitu:
mata cekung, tidak dapat BAK > 4 jam, bibir kering,
15
Evaluasi : bayi sudah mengenakan kembali bajunya
16