Laporan Lengkap Amilum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang melimpah akan

sumber daya alamnya. Salah satunya adalah bahan makanan bahan

makanan kebutuhan manusia akan hidup itu bergantung dengan apa yang

dimakan untuk keberlangsungan hidupnya. Di Indonesia, bahan makanan

pokok yang biasa dimakan adalah beras, jagung, sagu dan kadang-kadang

juga singkong ataupun ubi. Bahan-bahan makanaan tersebut berasal dari

tumbuhan atau senyawa yang terkandung didalamnya sebagian besar adalah

karbohidrat.

Karbohidrat adalah segolongan besar senyawa organik yang paling

melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh

mahluk mahluk hidup. terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa),

cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada

hewan) dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, maupun

pada hewan dan jamur) dan lainnya.


Pati atau amilum merupakan simpanan energi didalam sel-sel

tumbuhan, berbentuk butiran–butiran kecil yang mikroskopik dengan

diameter berkisar antara 5-50 nm. Di dalam pati banyak terkandung dalam

beras, gandum, jagung. Biji-bijian sebagai kacang merah atau kacang hijau

banyak juga terkandung dalam berbagai jenis-jenis umbi. Umbi seperti

singkong, kentang atau ubi jalar. Amilum, berbentuk amilosa dan

amilopektin.

Dari uraian diatas dapat dijadikan sebagai latar belakang yang

menginduksi pelaksanaan praktikum penunjang skill farmakognosi yakni

pengamatan simplisia karbohidrat dan amilum.


B. Maksud dan Tujuan Percobaan

1. Maksud Percobaan

1. Maksud percobaan

Untuk mengetahui dan memahami cara identifikasi amilum dan

membedakan macam-macam amilum secara kimiawi dan mikroskopik.

2. Tujuan percobaan

Untuk menetukan sifat-sifat amilum yang macam-macam amilum

yang umum di gunakan dalam sediaan farmasi secara kimiawi dan

mikroskopik.

C. Prinsip Percobaan

Penentuan amilum dari bahan alam berupa tumbuhan seperti kentang

padi jagung, ubi kayu dan sagu yang di tentukan uji organoleptik ( warna,

bentuk, rasa dan bau) serta uji mikroskopik.


BAB II

PENDAHULUAN

A. Teori Umum

Sebagian besar makanan yang dikonsumsi oleh manusia sehari-hari

terdiri atas karbohidrat, contohnya nasi, roti, kentang dan lain sebagainya.

Karbohidrat merupakan sumber energi yang terdapat dalam makanan adalah

amilum, pati, suatu polisakarida yang dibuat oleh tumbuhan dengan cara

fotosontesis. Dalam tubuh binatang maupun manusia yang terdapat

cadangan karbohidrat yang disimpan dihati dan diotot dalam bentuk

glikogen (Firani, 2017; 1).

Selain sebagai sumber energi, glukosa juga diperlukan bagi sel-sel

tubuh untuk memenuhi kebutuhan fisiologis lainnya supaya bisa bekerja

secara normal. Melalui jalur pentose, glukosa digunakan untuk

menghasilkan ribosa, yang berperan penting sebagai bahan untuk sintesis

nukleotida yang merupakan bahan berbentuk ribonuklead acid (RNA)

maupun deoxiribonuklead acid (DNA) serta sebagai sumber energy dan


nicotinamida adeine dinucleotide phosphate (NADPH). DNA dan RNA

merupakan komponen penting untuk sintesis protein sedangkan NADPH

berperan penting untuk sintesis asam lemak (Firani, 2017; 1).

Karbohidrat merupakan senyawa organik yang paling banyak di

temui terdapat di alam, hampir seluruh tumbuhan dan hewan mensintetis

dalam tumbuhan selama fotosintetis. Melalui proses yang kompleks, sinar

matahari mengubah CO2 dari udara H2O dari dala tanah (dengan tekanan

ososmosis di angkut menuju ke hijau daun / klorofil) menjadi glukosa.

Pernyataan ini di nyatakan dalam persamaan reaksi:


sinar
6CO+6H2O 6CO2 + COH12O6 (pati) (Mamuaja. 2017: 1).
matahari

karbohidrat adalah zat gizi berupa senyawa organik yang terdiri atas

atom karbon, hidrogen dan oksigen yang di gunakan sebagai bahan

pembentuk energi, karbohidrat di bagi menjadi : (Sandjaja.2015 : 111-112).

1. Karbohidrat sederhana atau monosakarida yang hanya terdiri satu

molekul dan tidak dapat di bagi lagi contohnya; glukosa, fruktosa, dan

galaktosa.

2. Disakarida merupakan golongan karbohidrat yang komposisinya terdiri

dari dua monosakarida contohnya; sukrosa, laktosa dan maltosa.

3. Oligosakarida merupakan karbohidrat dengan 3-9 tingkat monosakarida

contohnya; froktologasakarida, rofonsa.

4. Polisakarida merupakan karbohidrat yang kompliks dengan rangkai

panjang lebih dari 10 rnta monosakarida, contohnya;

sukrosa,maltose,dan laktosa (Sandjaja.2015 : 111-112)

Monosakarida jenis aldehida yang dapat bereaksi dengan alkohol

misalnya methanol dalam HCL bentuk asetil, sebagai contoh bila glukosa di
reaksikan dengan CH3OH/HCL, maka hasilnya adalah metil glukosa dalam

bentuk glukosidanya. Monosakarida tidak dapat memberikan mutarotasi dan

sebagai gula produksi (Riswiyanto, 2016; 375).

Amilum merupakan hasil cadangan makanan pada sebagaian sel

tumbuhan dalam bentuk butiran padat yang terdiri atas amilosa dan

amilopeptin yang keduanya merupakan komponen amilum dengan

pandangan ukuran seragam kegunaannya (Wahyuni, 2014; 17).

Amilum yang di kenal dalam kehidupan sehari-hari sebagai zat pati

atau zat tepung yang merupakan suatu glukosa dan cadangan persediaan

maltosa pada tanaman. Dalam tanaman amilum terutama terdapat pada


sebagian besar karbohidrat dalam makanan terdapat dalam amilum, rasa

amilum tidak manis dan terbentuk pada proses asimilasi dalam tanaman

yang banyak mengandung amilum antara lain ubi kayu, kentang, sagu, dan

jenis gandum (surmardjo, 2018; 54-55). Maltosa dapat diperoleh sebanyak

80%. Dari hidrolisis pati (starch) dengan menggunakan enzim amilase,

maltose dengan rumus C12H26O11 dapat mereduksi pereaksi fehling. Oleh

karena itu disebut gula pereduksi. Maltose juga dapat bereaksi dengan

dengan fenilhidrazin (Malangngi, 2014; 33).

Laktosa (gula susu) merupakan jenis disakarida alami kedua setelah

glukosa yang kelimpahannya di alam dan termasuk dalam golongan gula

pereduksi. Sedangkan sukrosa merupakan yang biasa disebut gula meja.

Dapat diperoleh dari tanaman sugar, kentang, umbi manis. Di Indonesia

dapat juga di peroleh dari tanaman aren (soehardjo, 2017; 91).

Selulosa merupakan komponen utama kayu dan serat tumbuhan.

Sedangkan yang berasal dari kapas dimana merupakan selulosa murni.

Selulosa tidak tidak larut dalam air dan bukan merupakan karbohidrat

preduksi (Hidayah, 2018; 57). Glikogen merupakan jenis polisakarida yang


strukturnya mirip dengan amilopektin, tetapi dalam amilopektin. Pada

glikogen merupakan polisakarida yang mempunyai anti biologis yang

sangat penting bagi kehidupan manusia dan binatang yaitu sebagai cadangan

atau simpanan energi bagi tumbuhannya (Riswiyanto, 2010; 386).

Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya

adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28 %) dan sisanya

amilopektin. Amilosa terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan

dengan ikatan α 1,4 glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai

(Indriani,2016; 45). Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang

larut air (amilosa) dan 80% bagian yang tidak larut air (amilopektin).
Hidrolisis amilum oleh asam mineral menghasilkan glukosa sebagai produk

akhir secara hampir kuantitatif (Indrawan,2014; 77). Amilum juga disebut

dengan pati. Pati yang di perdagankan diperoleh dari berbagai bagian

tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum jagung dan padi.

Tanaman dengan kandungan amilum yang digunakan di bidang farmasi

adalah jagung (zea mays), padi/beras (Oryza sativa), kentang (solanum

tuberosum) (Kharisma,2017; 44).

Orang dewasa dengan aktivitas sadang setiap hari memerlukan

karbohidrat sebesar 8-12 gram/kg berat badan. Konsumsi karbohidrat

sebaiknya 10% adalah gula kompleks yang bersumber dari serat. Kelebihan

karbohidrat khususnya gula sederhana dapat memicu kondisi ketosis, yaitu

produksi keton oleh hati yang tidak dapat dioksidasi oleh darah. Keadaan

ini dapat menyebabkan perubahan lemak yang berlebihan dan indikasi

pengikatan volume urin, mual, depresi, lelah dan pusing. Karbohidrat yang

mengandung gula sederhana yaitu gula mudah didenaturasi menjadi asetil

Ko A yang selanjutnya memasuki biositesis lemak. Adapun karbohidrat

yang mengandung gula sederhana yang tinggi tanpa diikuti dengan aktivitas
fisik akan mempercepat biosintesis lemak. Sumber karbohidrat utama

adalah tumbuhan (Nosiko, 2015; 249). Sifat fisika dan kimia dari

karbohidrat yakni, semua karbohidrat bersifat optis aktif, monosakarida dan

disakarida berasa manis dan larut air, polisakarida berasa tawar dan tidak

larut air (Ganesha, 2018; 18)

Glukosa, dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas di

alam dalam jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sirup jagung, sari

pohon, dan bersamaan dengan fruktosa dalam madu. Glukosa memegang

peranan sangat penting dalam ilmu gizi. Glukosa merupakan hasil akhir

pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan laktosa pada hewan dan manusia.
Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang

beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi.

Fruktosa, dinamakan juga levulosa atau gula buah, adalah gula paling

manis. Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa,

C6H12O6, namun strukturnya berbeda. Susunan atom dalam fruktosda

merangsang jonjot kecapan pada lidah sehingga menimbulkan rasa manis

(Wibawa, 2017; 9).


Glikogen dinamakan juga pati hewan karena merupakan bentuk
simpanan karbohidrat di dalam tubuh manusia dan hewan, yang terutama
terdapat di dalam hati dan otot. Dua pertiga bagian dari glikogen disimpan
dalam otot dan selebihnya dalam hati. Glikogen dalam otot hanya dapat
digunakan untuk keperluan energi di dalam otot tersebut, sedangkan
glikogen dalam hati dapat digunakan sebagai sumber energi untuk keperluan
semua sel tubuh. Kelebihan glukosa melampaui kemampuan menyimpannya
dalam bentuk glikogen akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam
jaringan lemak (Wibawa, 2017; 9).
Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber biokalori dalam
bahan makanan, disamping itu juga sebagai bahan pengental atau GMC
pada teknologi makanan sebagai bahan penstabil, bahan pemanis (sukrosa,
glukosa, fruktosa) dan bahan bakar, misalnya pada glukosa dan pati dan
sebagai penyusun struktur sel, misalnya selulosa dan khitin. Kebutuhan
tubuh akan energi merupakan prioritas pertama, bila karbohidrat yang
dikonsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan energi tubuh dan jika tidak
cukup terdapat lemak di dalam makanan atau cadangan lemak yang
disimpan di dalam tubuh, maka protein akan menggantikan fungsi
karbohidrat sebagai penghasil energi. Dengan demikian protein akan
meninggalkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Apabila keadaan ini
berlangsung terus-menerus, maka keadaan kekurangan energi dan protein
(KEP) tidak dapat dihindari lagi. Pati merupakan simpanan karbohidrat
dalam tumbuh-tumbuhan dan merupakan karbohidrat utama yang dimakan
manusia (Firani, 2017; 4)
B. Uraian Bahan

1. Aquadest (Dirjen, pom. 2014: 63)

Nama Resmi : AQUADESTILLATA

Nama Lain : Air suling, air murni, aquadest, aqua dapurata

air bateng

Berat Molekul : 18,02 g/mol

Rumus Molekul H2O

Rumus Struktur

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa,

tidak berbau

Kegunaan : Pelarut

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

2. Iodium (Dirjen, pom. 2014: 571)

Nama Resmi : IODIUM

Nama Lain : Iodin, iodium, iodide, iodine, dan iod


Berat Molekul : 126,90 g/mol

Rumus Molekul : I2

Rumus Struktur : I-I

Pemerian : Keping atau granul, hitam keabuan, berkilau

seperti metal

Kelarutan : Sangat sukar

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pereaksi pada uji iodium


C. Uraian Sampel

1. Kentang

a. Klasifikasi (Setiadi, 2009; 31)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Solanoles

Famili : Solanoceae

Genus : Solanum

Spesies : Solanum tuberosum L

b. Deskripsi : Umbi kentang memiliki bentuk dan ukuran

yang bermacam-macam, ada yang bulat,

nulat telur, maupun bulat memanjang

berwarna kuning, putih,dan sebagainya.

c. Morfologi : Memiliki batang berbentuk segi empat

maupun segi lima, dengan tekstur agak

keras dan berwarna hijau tua berpigmen


ungu. Batang tanaman ini berdiameter kecil

dengan panjang sekitar 50-120 cm.

d. Nama Daerah : Gantang (Aceh), kantang (Batak), gowi

balandra (Nias), uwi kentang (Jawa), dan

sabrang jawa (Sumba).

e. Kandungan Kimia : Karbohidrat, serat, air, protein, zat besi,

thiamin, niasin, fosfor, kalium dan vitamin.

f. Khasiat : Mengobati eksim, menghilangkan rasa nyeri

pada tulang, menurunkan tekanan darah.


2. Padi

a. Klasifikasi (Anwar, 2015; 16)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyte

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Graminales

Family : Graminaceae

Genus : Oryza

Spesies : Oryza sativa

b. Deskripsi : Padi dibungkus oleh dua daun mahkota

yang ketika padi sudah matang akan

menjadi sekan (pembungkus beras).

Berbentuk lonjong dengan dua ujungnya

meruncing

c. Morfologi : Buah padi yang sehari-harimkita sebut biji

pada atau butir/gabah, sebenarnya bukan

biji melainkan buah padi yang tertutup oleh


lemma dan palea.

d. Nama Daerah : Pare (Jawa), pantu (Nusa tenggara), ame

(Sulawesi), wanat (Maluku), dan pare

(Kalimantan).

e. Kandungan Kimia : Buahnya mengandung capsaicin, capsantin,

vitamin A, minyak atsiri, dan alkaloid.

f. Khasiat : Digunakan untuk mengatasi demam, diare,

rematik, bisul dan radang kulit.


3. Jagung

a. Klasifikasi (Purwono, 2015; 10)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatopyhta

Kelas : Monocotyledonea

Ordo : Graminae

Family : Graminaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L

b. Deskripsi : Warna bulir jagung ditentukan oleh warna

endospera dilapisan terluarnya (aleuna),

berwarna putih, kuning dll. Bentuk biji

jagung yaitu bulat pipih dengan rasa manis

dan bau menyengat/khas.

c. Morfologi : Akar tanaman jagung manis yang telah

dikenal, dapat tumbuh dengan baik pada

kondisi tanah yang memungkinkan untuk

pertumbuhan tanaman.

d. Nama Daerah : Jae (Jawa), jahya (Bali), sipodeh (Minang),

melito (Gorontalo), dan jaung (Karo).

e. Khasiat : Berkhasiat sebagai obat penghilang bintik-

bintik bekas cakar pada kulit.

f. Kandungan Kimia : 13, 5 % air, 10 % protein, 4 % lemak, 61 %

karbohidrat, 1,4 % gula, 6 % pentosan, 2,3

% serat kasar.
4. Ubi kayu

a. Klasifikasi (Sastrahidayat, 2017; 34)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonoe

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiceae

Genus : Manihot

Spesies : Manihot ultisima poll

b. Deskripsi : Bentuk umbi biasanya bulat memanjang

yang terdiri lkulit luar tipis (berwarna

coklat), kulit dalam berwarna keputih-

putihan dan dagingnya berwarna putih.

c. Morfologi : Batang tanaman ubi kayu berkayu, beruas-

ruas, dan panjang, yang yang ketinggiannya

dapat mencapai 3 meter atau lebih

d. Nama Daerah : Huwi jenderal (Sunda), kasbek (Ambon),


ubi perancis (Padang), telo jenderal (Jawa),

dan ketabang (Sumbawa)

e. Khasiat : Digunakan untuk mengatasi sembelit,

ambeien, setelah operasi rektal-anal, dan

pengosongan lambung

f. Kandungan Kimia : Dalam ubi kayu terdapat kandungan HCN


5. Sagu

a. Klasifiaksi (Warisno, 2003 ;15)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledonoe

Ordo : Palnales

Famili : Palnae

Genus : Metroxylon

Spesies : Metroxylon Sp

b. Deskripsi : Buah sagu berbentuk bulat dan berukuran

kecil serta berwarna cokelat kekuningan.

Buah ini bersisik dan tersusun pada tendon.

c. Morfologi : Sagu memiliki morfologi yang mudah

dikenali yaitu batang berkayu, berdaun dan

kaku.

d. Nama Daerah : Rasula (Jawa tengah), napia (Ambon),

tabaro (Toraja), rabi (Kepulauan Aru), dan


tumba (Gorontalo).

e. Khasiat : Dapat digunakan untuk obat-obatan,

kosmetik, kertas, etanol, dan tekstil

f. Kandungan Kimia : Mengandung lipid dan kolesterol


BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapu alat yang digunakan yaitu, blender, cawan porselin, deg glass,

gegep, gelas kimia, gelas ukur, kain, mikroskop, neraca analitik, objek glass,

ovemn, penangas, pipet tetes, tabung, tabung reaksi, dan sendok tanduk.

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan yaitu, alumunium, aquadest, iodin,

dan pati sampel yaitu jagung (Zea Mays), kentang (Solanum tuberosum L),

padi (Oryza Sativa), sagu (Metroxylon Sp), dan ubi kayu (Mannihot

Utilisima.

B. Cara Kerja

1. Pembuatan amilum

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Dikupas sampel (kentang, jagung, padi, dan ubi kayu)

c. Diblender atau dihancurkan


d. Ditambahkan air

e. Disaring dengan kain kasa lalu diperas

f. Diendapkan

g. Dimasukkan dalam oven 40-550C selama 15 menit

h. Ditimbang

i. Diamati

2. Pengamatan amilum (Identifikasi secara organoleptis)

a. Dibuat larutan amilum 2 %

b. Dipanaskan 5 menit

c. Didinginkan
d. Dimasukkan dalam tabung reaksi

e. Diteteskan iodium 3 tetes

f. Dicatat perubahan warna

3. Pemeriksaan secara mikroskopik

a. Disiapkan amilum secukupnya

b. Diletakkan dalam objek glass

c. Ditetesi air

d. Ditutupi dengan deg glass

e. Diamati dibawah mikroskop

f. Dibandingkan dengan literatur


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Pengamatan amilum
Pati/Amilum Sesaat Dipanaskan Didinginkan + Iodin
Ubi Kayu Putih Putih Keruh Putih Biru
Sagu Putih Putih Keruh Putih Biru
Kentang Putih Putih Putih Biru tua
Padi Putih Putih Putih Coklat
Putih Putih +
Jagung Putih Biru tua
kekuningan endapan
2. Identifikasi secara organoleptis

Sampel Bentuk Rasa Warna Bau


Ubi kayu Lonjong/bulat Hambar Putih Menyengat
Sagu Hablur putih Tidak Putih Menyengat
gading berasa
Kentang Bulat lonjong Sepat Kuning Menyengat
pucat
Padi Lonjong Tawar Putih Menyengat
Jagung Bulat pipih Manis Kuning Menyengat
3. Perubahan warna pada amilum asli (Perbandingan literatur)

Pati Sesaat Dipanaskan Didinginkan + Iodin


Maydis Putih Agak keruh Keruh+ Biru gelap
Manihot Putih Jernih Endapan Biru tua
Oryzae Putih Keruh Jernih Ungu
Keruh

B. Perhitungan

Kelompok 5 (Sampel sagu)


Bobot akhir
% Rendamen = Bobot awal X 100 %
470 g
= 500 g x 100 % = 94 %
C. Gambar Pengamatan
Sampel Gambar Percobaan Literatur Keterangan
Ubi Kayu
(Pembesaran 60 x) 1 1 1. Epidermis
2 2. Xylem
3 2 3. Floem

3
Sagu (Pembesaran
10 x) 1 1. Epidermis
2. Xylem
2 3. Floem

3
Kentang 1
(Pembesaran 60 x) 1 1. Epidermis
2 2. Xylem
2 3. Floem
3
3
Padi (Pembesaran 1
10x) 1 1. Epidermis
2 2. Xylem
2 3. Floem
3
3
Jagung 1
(Pembesaran 10x) 1 1. Epidermis
2 2. Xylem
2 3. Floem
3 3

D. Pembahahasan

Amilum merupakan hasil cadangan makanan pada sebagian sel

tumbuhan dalam bentuk butiran padat yang terdiri dari amilosa dan

amilopektin yang keduannya merupakan komponen amilum dengan

perbedaan ukuran (Sari, 2017; 17).

Alasan sampel ditimbang sebelum dan sesudah dibuat amilum agar

dapat dihitung persentase rendamennya. Digunakan kain untuk menyaring

agar mudah dilakukan pemerasan dan didapatkan cairan kental. Pada uji
iodin dilakukan pemanasan amilum agar terbentuk senyawa amilkopektin

yang jika diteteskan iodium akan menghasilkan warna biru. Sampel di objek

glass ditetesi sedikit air untuk memudahkan dalam pengamatan bentuk sel

tanaman.

Pada tabel perubahan warna didapatkan hasil untuk sampel sagu 2 %

berwarna keruh, setelah dipanaskan warnanya tetap sama keruh, dan ketika

didinginkan warnanya berubah menjadi biru.

Untuk sampel kantong 2 % warna awalnya putih keruh, setelah

dipanaskan warnanya putih dan ketika didinginkan warnanya tidak berubah,

tetapi ketika di berikan iodin terjadi perubahan warna ungu.

Untuk sampel amilum ubi kayu 2 % warna awal sampel keruh, ketika

dipanaskan berubah menjadi warna putih, tetapi ketika didinginkan berubah

menjadi warna keruh. Ketika ditambahkan iodin terjadi perubahan warna

menjadi biru. Untuk amilum manihot 2% didapatkan hasil warna awal

putih, setelah dilakukan pemanasan warna menjadi jernih, begitupun setelah

didinginkan . Ketika diberi iodin warnanya menjadi biru tua. Hal ini terjadi

pada sampel karena tidak mengandung banyak amilum sehingga warnanya


lebih pucat, bisa juga dikarenakan kurangnya pemanasan yang dilakukan

sehingga kurangnya amilopektin yangf terbentuk.

Untuk sampel padi (amilum 2%) warna awalnya putih, setelah

dipanaskan kemudian didinginkan watrnanya tidak berubah. Tetapi ketika

ditetesi iodin berubah warna menjadi ungu. Untuk amilum oryzae 2% warna

awal putih dan ketika dilakukan pemanasan dan perbandingan warna

berubah menjadi ungu. Perbedaan warna pada saat dipanaskan dan

didinginkan Karen kentalnya sampel padi yang dibuat.

Untuk sampel jagung (amilum 2%), warna awal putih, warna ketika

dipanaskanpun putih, dan ketika didinginkan berubah warna biru tua. Untuk
amilium maydis 2% warna awal putih, ketika dipanaskan keruh dan ketika

didinginkan berbentuk endapan putih dan keruh. Ketika ditetesi iodin

berubah warna menjadi biru gelap. Perbedaan warna ketika dipanaskan dan

didinginkan karena cairan sampel yang kental.

Untuk uji organoleptik ubi kayu berbentuk lonjong, rasa hambar,

warna putih, dan bau menyengat. Untuk sampel sagu berbentuk hablur putih

gading, tidak berasa, warna putih, bau menyengat. Untuk sampel kentang

berbentuk bulat lonjong, rasa sepat, warna kuning pucat, bau menyengat.

Untuk smapel padi berbentuk lonjong, rasa tawar, berwarna putih, dan bau

menyengat. Untuk sampel jagung berbentuk bulat pipih, rasa manis, warna

kuning, dan baunya menyengat.

Untuk uji amilum secara mikroskopik sampel ubi kayu sangat berbeda

dengan literatur, dimana pada literature berkas amilum berbentuk bulat da

nada rimpang, tunggal ataupun bergerombol tiga (triadhelpis) (Hidayat,

2016; 12).

Untuk sampel sagu berkas tidak terlihat, tetapi pada literature

berbentuk lonjong bergerombol poliadelpis terdiri tiga atau empat (warisno,


2003; 15).

Untuk sampel kentang berbentuk bulat dan majemuk (poladelpis) hal

ini sesuai literature dimana amilium selain berbentuk seperti bulat telur dan

poliadelphis terdiri dari dua atau tiga (Hidayat, 2016; 11).

Untuk sampel padi menggerombol tetapi bentuknya tidak begitu jelas.

Pada literatur amilum oryzae berbentuk poligonel menggerombol tetapi

bentuknya tidak jelas moroadelpus sampai poliadelpus (Hidayat, 2016; 11).

Untuk sampel yang berbentuk bulat, bergerombol, dan tunggal. Hal ini

sesuai literatur dimana berbentuk bulat, agak poligenol tunggal atau

bergerombol (Hidayat, 2016; 12).


Faktor kesalahan yaitu suhu air yang digunakan untuk memanaskan

amilum beragam sehingga ketika ditetesi amilum terjadi perbedaan warna

dengan literatur. Juga bobot sampel yang digunakan tidak seragam sehingga

amilum yang didapatkan kekentalannya berbeda. Ketelitian dalam

praktikum juga mempengaruhi hasil dimana adanya sampel yang tumpah

dan kurang dipanaskan ketikadilakukan pemanasan sampel.

Hubungan praktikum dengan farmasi yaitu agar dapat mengetuahi

sumber-sumber karbohidrat yang tersedia dialam dan memahami pengujian

untuk mengetahui kadar karbohidrat sehingga dapat menjadi referensi yang

bisa digunakan ketika dilakukan formulasi dengan bahan tersebut. Dan

mempermudah peneliti dalam proses pemilihan bahan dari alam.

Ayat yang berhubungan dengan praktikum yaitu Q.S An-naba’ ayat

15:

َ‫ونبات ًا حبًّا بِ َِه ِلنُ ْخ ِرج‬


“Terjemahannya”
“ Supaya kami tumbuhkan denga air itu biji-biji dan tumbuh-
tumbuhan”.
Allah STT telah menurunkan hujan dan dengan air hujan ditumbuhkan

berbagai macam biji-biji dan tumbuh-tumbuhan yang dapat dijadikan

makanan pokok oleh mahluk-Nya. Serta dapat menjadi sumber ilmu

pengetahuan bagi manusia untuk mempelajari lebih lanjut mengenai


ciptaan-Nya.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh hasil bahwa seluruh sampel

yaitu jagung (Zea Mays), sagu (Metroxylon Sp), ubi kayu (Mannihot

Utilisima), padi (Oryza Sativa), dan kentang (Solanum tuberosum L) positif

mengandung amilum dimana hal tersebut telah diuji dengan menggunakan

uji organoleptik, pengujian perubahan warna dengan iodin maupun secara

mikroskop dan semua sampel positif mengandung amilum.

B. Saran

1. Laboratorium

Diharapkan agar kelengkapan bahan dan alat di lab agar segera

disediakan untuk memanjang proses praktikum.

2. Asisten

Diharapkan agar tetap sabar dalam membimbing dan mengarahkan

kepada para praktikan.


KEPUSTAKAAN
Afrina. Pemanfaatan daun umbi kayu sebagai obat herbal dan rempah .
Surakarta. 2018

Anwar, kaha. Super Tuntas Biologi. Jakarta: Panda Media. 2015

Dirjen, pom. Farmakope Indonesia Edisi. Jakarta: Kemenkes RI. 2014

Dwilaka. 2018. Peranan daun jagung dalam pengaminasi kandungan el dan


pb pada dada ayam. Broil. Semarang. UNDIP

Fauzi A. aktifitas anti fungi minyak atsiri. Bogor IPB. 2015

Firani, Novi Khila. Metabolisme Karbohidrat. Malang: UB Press. 2017

Ganesha, Gomansyah. Kimia Nutrisi. Jakarta: Penerbit Duta. 2018


Hariana. Identifikasi kualitas daun padi. Bogor. 2016

Hidayat, Moh Amin dkk. Farmakologi. Jember: Univ Jember. 2016

Hidayah. Karakteristik karbohidrat pada pengamatan sampel padi. Bogor


IPB. 2016

Indriani. Uji aktifitas mikroba fraksi etil asetat daun umbi kayu terhadap
mikroba uji Makassar UINAM. 2016

Mamuaja eristina, karbohidrat. Manado:Unstrat Press. 2017

Mlangngi. Identifikasi senyawa golongan politend dengan tannin. Malang:


2014

Nosiko. Sifat Fisik Granul Amilum Jagung yang Dimodifikasi Secara


Enzimatis.Bali: Univ Udayana. 2015

Purwono. Bertanam Jagung Unggul. Bogor: Penerbit Swadya. 2015

Sari, Aprilia Kumala dkk. Keragaman Struktur Butir Amilum, Kadar


Tepung dan Clustering Delapa Taksa Tanaman Berumbi. Jurnal
Biotropika. Vol 5 (1). 2017

Sastrahidayat, Rochdjatun. Ubi-Ubian. Malang: UB Press. 2017

Setiadi. Budi Daya Kentang. Bogor: Penerbit Swadya. 2009


Soehardjo. Pengukuran tingkat kadar lemak tubuh melalui jogging selama
30 menit. Bali IKIP PGRI. 2017

Warisno, Anna. Budi Daya Tanaman. Yogyakarta: Penerbit Konisius. 2003

Wibawa. Isolasi Karakterisasi Sifat Fisikokimia dan Aplikasi Pati Jagung


dalam Bidang Farmasetik. Bandung: Farmaka Suplemen Volume 16
Nomor 2. 2017
LAMPIRAN

A. Skema kerja

1. Pembuatan amilum

Disiapkan alat dan bahan

Sampel (Jagung, padi, ubi kayu, sagu,

kentang)

Timbang

Blender

Disaring, dikain kemudian dipanaskan

Diendapkan

DIoven pada suhu 40-550C (15 menit)

Diamati
2. Pengamatan amilum

Disiapkan alat dan bahan

Dipanaskan 5 menit dan catat

perubahan warna

Ditambahkan 3 tetes
iodium

Diamati

3. Pemeriksaan amilum secara mikroskop

Disiapkan alat dan bahan

Disiapkan amilum secukupnya

Diletakkan di objek glass

Ditetesi sedikit air

Ditutup dengan deg glass

Diamati dibawah mikroskop

Bandingkan dengan literature


B. Gambar Pengamatan
Laboratorium Biologi Farmasi Laboratorium Biologi Farmasi
Jurusan Farmasi Jurusan Farmasi
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Universitas Islam Negeri
Makassar Alauddin Makassar
Percobaan Amilum Percobaan Amilum

Keterangan: Ditimbang sampel Keterangan: Sampel yang disaring

Laboratorium Biologi Farmasi Laboratorium Biologi Farmasi


Jurusan Farmasi Jurusan Farmasi
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Universitas Islam Negeri
Makassar Alauddin Makassar
Percobaan Amilum Percobaan Amilum

Keterangan: Dimasukkan sampel Keterangan: Ditambahkan reagen


Laboratorium Biologi Farmasi Laboratorium Biologi Farmasi
Jurusan Farmasi Jurusan Farmasi
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Universitas Islam Negeri
Makassar Alauddin Makassar
Percobaan Amilum Percobaan Amilum

Keterangan: Diamati perubahan warna Keterangan: Diapanaskan

Anda mungkin juga menyukai