LP& Askep Gangguan Konsep
LP& Askep Gangguan Konsep
LP& Askep Gangguan Konsep
OLEH :
P07120018096
TINGKAT 3.3
DIII KEPERAWATAN
2020
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI
A. MASALAH UTAMA
Gangguan konsep diri
B. KONSEP DASAR ISOLASI SOSIAL
1. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang
merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya
dengan orang lain. Konsep diri tidak terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai
hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan
realitas dunia. (Mukhripah Damaiyanti, Iskandar, 2012: 35)
Konsep diri adalah penilaian subjektif individu terhadap dirinya,
perasaan sadar atau tidak sadar dan persepsi terhadap fungsi, peran dan tubuh.
(Farida Kusumawati, Yudi H, 2010: 64)
2. Tanda dan Gejala
a. Fisiologis
Gejala fisiologis yang timbul antara lain, peningkatan frekuensi jantung,
peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi pernapasan, diaphoresis, dilatasi
pupil, tremor suara (perubahan nada suara), gemetar, menggigil, palpitasi, mual
atau muntah, berkemih sering, diare, insomnia, keletihan dan kelemahan,
kemerahan atau pucat, mulut kering, sakit dan nyeri dibagian tubuh (terutama dada,
punggung, leher), kegelisahan, pingsan/pening, paratesia, dan anoreksia.
(Carpenito,2009)
b. Emosional
Individu menyatakan bahwa ia merasa ketakutan, tidak berdaya, gugup,
kurang percaya diri, kehilangan kendali, ketegangan meningkat, tidak mampu
rileks, individu menampakkan iritabilitas/tidak sadar, marah yang meledak,
menangis, cenderung menyalahkan orang lain, reaksi mengagetkan, mengkritik diri
dan orang lain, menarim diri, inisiatif rendah, celaan terhadap diri, kontak mata
buruk. (Carpenito,2009)
c. Kognitif
Ketidakmampuan berkonsentrasi, rendahnya kesdaran terhadap sekitar,
pelupa, merenung, orientasi terhadapmasa lalu dari pada sekarang ataumasa
depan, bloking saat berpikir, menurunnya kemampuan belajar, dan konfusi.
(Carpenito,2009)
Kaji faktor yang berhubungan:
a. Situasional (individu, lingkungan)
Berhubungan dengan ancaman yang dirasakan atau ancaman actual
terhadap konsep diri sebagai akibat dari perubahan status, rendahnya
pengakuan dari orang lain, kegagalan,kehilangan berharga dan dilema etik.
Berhubungan dengan kehilangan orang terdekat sebagai akibat dari kematian,
perceraian, tekanan budaya, pindah, berpisah sementara atau selamanya.
Berhubungan dengan dengan ancaman yang dirasakan terhadap intergitas
biologis sebagai akibat proses menjelang ajal, penyerangan, prosedur invasif,
penyakit. Berhubungan dengan perubahan lingkungan yang actual sebagai
akibat hospitalisasi, pindah, pension, bahaya keamanan. Berhubungan dengan
lingkungan yang actual dalam status sosioekonomi sebagai akibat dari
pengangguran pekerjaan baru. (Carpenito,2009)
b. Maturasional
Pada bayi/anak-anak (berhubungan dengan perpisahan, lingkungan atau
orang yang tidak dikenal, perubahan dalam hubungan teman sebaya) remaja
(berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri) dewasa (berhubungan
dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat kehamilan menjadi
orang tua, perubahan karir dan efek penuaan), lanjut usia(berhubungan
dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat penurunan sensorik,
penurunan motorik, masalah keuangan, perubahan pada masa pension).
(Carpenito,2009)
a. Gejala subjektif
1) Mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh
2) Tidak mau mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh
b. Gejala objektif
1) Kehilangan bagian tubuh
2) Fungsi/struktur tubuh berubah/hilang
3. Pohon Masalah
Gangguan Konsep Diri
Isolasi sosial : menarik diri Efek yang
timbul
A. Faktor predisposisi
1) Biologi
Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai
karena dirawat atau sakit. Stresor fisik atau jasmani yang lain seperti: suhu
dingin atau panas, suara bising, rasa nyeri atau sakit, kelelahan fisik,
lingkungan yang tidak memadai dan pencemaran (polusi) udara atau zat kimia.
2) Penolakan orang tua,
Harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan
ideal diri yang tidak realistis. Stressor yang lain adalah konflik, tekanan, krisis
dan kegagalan.
3) Sosio kultural
Stereotipi peran gender, tuntutan peran kerja, harapan peran budaya,
tekanan dari kelompok sebaya dan perubahan struktur sosial
(http://digilib.unimus.ac.id 10 mei 2012)
B. Faktor predisposisi gangguan citra tubuh
b. Kurang penghargaan
c. Pola asuh yang salah : terlalu dilarang, terlalu dikontrol, terlalu dituruti,
terlalu dituntut, dan tidak konsisten
d. Persaingan antar saudara
E. Faktor presipitasi
a. Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau fakktor dari
luar individu ( internal or external sources ) yang terdiri dari:
2. Identitas negatif merupakan asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai
dan harapan yang diterima masyarakat. Mekanisme pertahanan ego
termasuk penggunaan fantasi, disosiasi, isolasi, proyeksi, pengalihan
(sidplacement), splitting, berbalik marah terhadap diri sendiri, dan amuk
(Stuart,2006).
7. Penatalaksanaan
a. Psikofarmakol
Adalah terapi dengan menggunakan obat, tujuannya untuk mengurangi atau
menghilangkan gejala gangguan jiwa. obat yang biasa digunakan di RS jiwa
antara lain:
1) Anti psikosis
b. Pengobatan somatik
f. Status mental
Nilai aspek-aspek meliputi :
2). Penampilan (rapi / tidak) , penggunaan dan cara berpakaian.
3). Pembicaraan; cepat, keras, gagap, membisu, apatis, lambat, inkoheren,
atau tidak dapat memulai pembicaraan.
4). Aktifitas motorik; tampak adanya kelesuan, ketegangan, kegelisahan,
agitasi, tik (gerakan involunter pada otot), grimasen (gerakan otot muka
yang berubah-ubah yang tidak dapat dikontrol klien), tremor atau
kompulsif.
5). Alam perasaan; sedih, gembira, putus asa, ketakutan, atau khawatir.
6). Afek; datar, tumpul, labil, tidak sesuai.
7). Interaksi selama wawancara; bermusuhan, tidak kooperatif, kontak
mata kurang, defensif, curiga atau mudah tersinggung.
8). Persepsi; menentukan adanya halusinasi dan jenisnya.
9). Proses pikir; sirkumstansial (pembicaraan berbelit-belit, tapi sampai
pada tujuan pembicaraan), tangensial (pembicaraan berbelit-belit tidak
sampai pada tujuan pembicaraan), kehilangan asosiasi (pembicaraan
yang tidak ada hubungan satu dengan yang lainnya), flight of ideas
(pembicaraan yang meloncat-loncat), blocking (pembicaraan terhenti
sejenak tanpa gangguan eksternal, kemudian dilanjutkan kembali),
perseverasi (pembicaraan yang diulang berkali-kali).
10). Isi pikir; obsesi (pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha
menghilangkannya), phobia (ketakutan patologis pada objek / situasi
tertentu), hipokondria (keyakinan terhadap adanya gangguan organ di
dalam tubuh yang sebenarnya tidak ada), depersonalisasi (merasa asing
terhadap diri sendiri, orang lain atau lingkungan), ide yang terkait
(keyakinan klien terhadap kejadian yang banyak di lingkungan yang
bermakna dan terkait pada dirinya), pikiran magis dan waham.
11).Tingkat kesadaran; bingung, sedasi, stupor, orientasi waktu, tempat dan
orang.
12).Memori; adanya gangguan daya ingat jangka panjang, gangguan daya
ingat jangka pendek, gangguan daya ingat saat ini, konfabulasi.
13).Tingkat konsentrasi dan berhitung; perhatian klien yang mudah
dialihkan, tidak mampu memperbaiki, tidak mampu berhitung.
14).Kemampuan penilaian; gangguan penilaian ringan dan gangguan
kemampuan penilaian bermakna.
15).Daya tilik diri; pengingkaran terhadap penyakit yang diderita,
menyalahkan hal-hal di luar dirinya.
g. Kebutuhan persiapan pulang
Observasi kemampuan klien akan; makan, BAB/BAK, mandi, berpakaian,
istirahat dan tidur, penggunaan obat, pemeliharaan kesehatan, aktifitas di
dalam dan di luar rumah
h. Mekanisme koping
Kaji koping adaptif ataupun maladaptif yang biasa digunakan klien dengan
menarik diri, seperti regresi (kemunduran ke tingkat perkembangan yang
lebih rendah dengan respon yang kurang matang), represi (koping yang
menekan keadaan yang tidak menyenangkan ke alam bawah sadar), isolasi
(respon memisahkan diri dari lingkungan sosial).
i. Aspek medik
Jenis obat-obatan klien saat ini, baik obat fisik, psikofarmaka dan terapi
lainnya.
Data yang didapat dapat dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu data
objektif dan subjektif. Data objektif ditemukan secara nyata dan didapatkan
melalui observasi atau pemeriksaan langsung, sedangkan data subjektif
merupakan data yang disampaikan oleh klien secara lisan dan keluarga yang
didapat melalui wawancara perawat kepada klien dan keluarga.
2. Diagnosa keperawatan
A. Perubahan penampilan peran berhubungan dengan harga diri rendah.
B. Gangguan harga diri: harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh.
3. Rencana Keperawatan
DIAGNOSA PERENCANAAN INTERVENSI
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI
TUM :
Setelah 3x pertemuan,
Gangguan harga a) Bina hubungan saling percaya.
klien menunjukkan
diri rendah pasien dapat menerima
peningkatan harga b) Diskkusikan perubahan strukktur , bentu, atau
berhubungan
diri kehadiran perawat. Pasien fungsi tubuh.
dengan gangguan
TUK :
citra tubuh dapat mengungkapkan c) Observasi ekspresi klien pada saat diskusi.
1. Klien dapat
perasaan dan d) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang
meningkatkan
keterbukaan dan keberadaannya saat ini dimiliki klien (tubuh, intelektual, keluarga) oleh
hubungan saling klien di luar perubahan yang terjadi).
secara verbal, seperti : mau
percaya. e) Setiap bertemu klien hindarkan memberi
menjawab salam, ada penilaian yang negative, utamakan memberi
percaya. pujian yang realistik.
kontak mata, mau berjabat
2. Klien dapat tangan, mau berkenalan, f) Dorong klien untuk merawat diri dan berperan
mengidentifikasi dalam asuhan klien secara bertahap.
perubahan citra mau menjawab pertanyaan,
tubuh. g) Libatkan klien dalam kelompok dengan
mau duduk berdampingan
masalah gangguan citra tubuh.
3. Klien dapat dengan perawat, mau
menilai kemampuan h) Tingkatkan dukungan keluarga pada klien
dan aspek positif mengungkapkan terutama pasangan.
yang dimiliki. perasaannya i) Membantu klien mengurangi perubahan citra
4. Klien dapat tubuh.
menerima realita
j) Diskusikan cara yang dapat dilakukan untuk
perubahan struktur,
mengurangi dampak perubahan struktur, bentuk
bentuk atau fungsi
atau fungsi tubuh.
tubuh.
k) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi
5) Klien dapat
kondisi klien.
menyusun rencana
cara-cara l) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba
menyelesaikan kegiatan yang telah direncanakan.
masalah yang
dihadapi. m) Berikan pujian atas keberhasilan klien.
n) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah.
6) Klien dapat
melakukan tindakan o) Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga
pengembalian tentang cara merawat klien harga diri rendah.
integritas tubuh. p) Bantu keluarga untuk memberi dukungan
selama klien dirawat.
q) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan
dirumah.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda. (2009). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Kusumawati, Farida & Hartono, Yudi. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
Stuart, G.W. (2006). Buku Saku Keperawatan. Cetakan Pertama. Jakarta: EGC.
TUGAS KEPERAWATAN JIWA
OLEH :
P07120018096
TINGKAT 3.3
DIII KEPERAWATAN
PADA TANGGAL
I. IDENTITAS KLIEN
Ada seorang wanita berusia 25 tahun dengan nama Ny.I , ia mendapat musibah
kecelakaan yang membuat kaki kirinya dioperasi dan harus diamputasi. Ny .I sering kali
merasa malu dan tidak percaya diri akan penampilannya. Ia merasa malu dengan kakinya
takut orang lain akan meledek penampilannya.
Ya
Tidak
Jika Ya, Jelaskan:
Tidak, pasien mengatakan tidak tahu sedang mengalami gangguan jiwa
b. Pengobatan sebelumnya
Berhasil
Kurang berhasil
Tidak berhasil
Jelaskan:
Pasien mengatakan pengobatan sebelumnya tidak menghasilkan apapun pada
dirinya.
IV. RIWAYAT TRAUMA
Aniaya fisik - - - - - -
Aniaya seksual - - - - - -
Penolakan - - - - - -
Tindakan kriminal - - - - - -
Jelaskan:
Masalah/ Diagnosa Keperawatan :
1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
2. Berduka antisipasi
3. Berduka disfungsional
4. Respon paska trauma
5. Sindroma trauma perkosaan
6. Resiko tinggi kekerasan
7. Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik
8.Lain-lain, Jelaskan :
Ya Tidak
Hubungan Keluarga Gejala Riwayat
Pengobatan/perawatan
.................................... ....................................... .......................................
.................................... ....................................... .......................................
.................................... ......................................... .........................................
Masalah keperawatan :
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
..........................................................................................................…………………
TD : 120/90 mmHg
N : 76 x/m
R : 20 x/m
S : 36,5C
2. Ukuran : BB 60 kg TB : 165 cm
Turun Naik
Jelaskan :
Pasien mengatakan berat badannya turun karena selalu memikirkan keadaan yang
terjadi padanya.
3. Keluhan fisik :
Ya Tidak
Jelaskan:
Pasien mengatakan kalau dia malu terhadap konsisinya sekarang.
1. Genogram :
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Meninggal
: Tinggal serumah
: Pasien Ny.I
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh :
Pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya. Saat ditanya bagian tubuh
yang disuka adalah tangannya.
b. Identitas :
Pasien dapat menyebutkan identitas dirinya (nama, umur, alamat). Pasien juga
mengatakan bahwa dirinya seorang ibu rumah tangga.
c. Peran diri :
Sebagai seorang ibu pasien mengatakan sekarang pasien tidak bisa melakukan
kegiatan seperti istri orang lain.
d. Ideal diri :
Pasien mengatakan ingin segera pulang dan berkumpul dengan keluarga seperti
dulu. Pasien juga mengatakan ingin segera sembuh dan tidak ingin dirawat disini.
e. Harga diri :
3. Hubungan sosial
Pasien mengatakan orang terdekatnya saat ini adalah suami dan anaknya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok /masyarakat:
Pasien mengatakan merasa tidak ada hambatan atau masalah saat bertemu dengan
orang lain.
4. Spiritual
Lain-lain,
Jelaskan :
1. Penampilan
Rapi
Tidak rapi
2. Pembicaraan
Cepat
Keras
Gagap
Apatis
Lambat
Membisu
Tidak mampu memulai pembicaraan
Lain – lain
Jelaskan :
Pasien dalam berbicara intinya jelas, suara lambat, dalam pembicaraan sesuai atau nyambung
dengan pertanyaan.
Masalah / Diagnosa Keperawatan:
Kerusakan komunikasi
Lain-lain,
Jelaskan :
Hipokinesia,hipoaktifitas
Katalepsi
Fleksibilitas serea
Peningkatan :
Hiperkinesia,hiperaktifitas Grimace
Gagap Otomatisma
Stereotipi Negativisme
Gaduh Gelisah Reaksi konversi
Katatonik
Tremor
Mannarism
Verbigerasi
Katapleksi
Berjalan kaku/rigid
Tik
Kompulsif
Ekhopraxia
Command automatism
Jelaskan:
Pasien tampak tidak seperti biasanya aktivitasnya berkurang, dan kegiatannya
mengalami penurunan kesadaran yang disebabkan oleh keadaan emosi.
Masalah/ Diagnosa Keperawatan :
4. Alam Perasaan
Sedih
Gembira berlebihan
Putus asa
Khawatir
Ketakutan
Jelaskan :
Pasien mengatakan sedih terhadap keadaan yang menimpanya.
5. Afek
Datar
Tumpul
Labil
Tidak sesuai
Jelaskan :
Pada saat ditanya pasien kadang menunjukan ekspresi memikirkan sesuatu, respon,
emosional pasien stabil.
6. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan
Tidak kooperatif
Defensif
Mudah tersinggung
Curiga
Jelaskan :
Halusinasi :
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghidung
Jelaskan :
8. Proses pikir
Sirkumstansial
Tangensial
Kehilangan asosiasi
Flight of ideas
Blocking
Pengulangan pembicaraan/perseverasi
Jelaskan :
Saat diajak berbicara, pembicaraan pasien berbelit-belit tapi sampai pada tujuan
pembicaraan.
9. Isi Pikir
Obsesi
Depersonalisasi
Fobia
Hipokondria
Pikiran magic
Jelaskan :
Saat diajak berbicara pasien tampak memikirkan sesuatu.
10. Waham
Agama
Nihilistik
Somatik
Sisip pikir
Kebesaran
Siar pikir
Curiga
Kontrol pikir
Jelaskan :
Bingung
Sedasi
Stupor
Disorientasi
Waktu
Tempat
Orang
Jelaskan :
Pasien menyadari bahwa dirinya berada di RS, pasien mampu mengingat nama
temannya di RS yang sudah diajak berkenalan, orientasi waktu dan tempat. Tetapi
pasien masih bingung kenapa dia bisa bawa di RS.
12. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Konfabulasi
Jelaskan :
Pasien mengatakan memori ingatannya masih baik tidak ada gangguan ingatan
dalam jangka panjang dan pendek untuk saat ini.
- Jangka panjang : pasien mengatakan lahir tahun 1995
- Jangka saat ini : pasien masih ingat tadi pagi makan dengan nasi dan
sayur.
Mudah beralih
Jelaskan :
Pasien mengatakan konsentrasinya sangat mudah beralih karena posisinya yang
berada di RS membuat dia berpikir keadaan orang yang dirumah terutama anaknya.
14. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan
Gangguan bermakna
Jelaskan :
Saat diberikan pertanyaan pasien bisa memilih apa yang akan dilakukan dahulu.
15. Daya tilik diri
1. Makan
Bantuan minimal
Bantuan total
2. Defekasi/berkemih
Bantuan minimal
Bantual total
3. Mandi
Bantuan minimal
Bantual total
4. Berpakaian/berhias
Bantuan minimal
Bantual total
6. Penggunaan obat
Bantuan minimal
Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan
Sistem pendukung
8. Aktivitas di dalam rumah
Ya Tidak
Mempersiapkan makanan
Mencuci pakaian
Mengatur keuangan
Belanja
Transportasi
Lain-lain
Jelaskan :
Pasien mengatakan ingin melakukan banyak hal tapi dengan kondisinya pasien
hanya bisa terdiam
VIII. MEKANISME KOPING
ADAPTIF MALADAPTIF
Jelaskan :
Uraikan :
Penyakit jiwa
Factor presipitasi
Koping
System pendukung
Penyakit fisik
Obat-obatan
Lainnya
Uraikan :
1. Diagnosa medik
Risperidone 2x2 mg
Merlopam 2x2 mg
Pasien
sering kali
merasa
malu dan Gangguan
tidak Citra
percaya diri Tubuh
akan
penampilan
nya
Do :
Pasien saat berinteraksi
terlihat ekspresi
wajahnya hanya
menundukkan kepala.
XIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan harga diri: harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh.
O : pasien
tampak
lebih
tenang,
wajah
pasien
sudah tidak
murung
lagi.
A : masalah
teratasi
P :
pertahankan
kondisi
pasien
Mahasiswa yang mengkaji
NIM P07120018096
Klien mampu membina hubungan saling percaya dan mau untuk berdiskusi
SP 1 : Pasien Membina hubungan saling percaya, diskusi tentang citra tubuh, harapan,
dan potensi yang dimilki
1. ORIENTASI
a. Salam Terapeutik
”Selamat pagi ? Perkenalkan nama saya Permata Putri panggil saja perawat
Permata, saya datang untuk merawat mbak, nama mbak siapa ? dan senang
dipanggil apa?”
b. Evaluasi/Validasi
”Bagaimana perasaan mbak Is tentang kaki yang sudah mulai sembuh ?Apa
harapan mbak untuk penyembuhan ini ? Baik, bagaimana kalau kita bicarakan
potensi bagian tubuh mbak yang lain ? Mari kita mulai dari..... (Boleh mulai dari
ujung rambut sampai ujung kaki), Nah mata mbak masih awas ya, Bagus !
Bagaimana dengan kedua tangan mbak......dst (Jadi ada daftar potensi tubuh yang
masih prima). Wah!, banyak sekali yang masih berfungsi dengan baik yang perlu
disyukuri”
3. TERMINASI
a. Evaluasi Subjektif
“Coba bapak sebtukan lagi anggota tubuh yang masih baik? Wah ! banyak sekali
bagian tubuh mbak yang masih berfungsi dengan baik” (sebutkan beberapa)
c. Rencana Tindak Lanjut
”Bagaimana kalau kita buat jadual kegiatan menggunakan potensi tubuh yang
masih baik (masukkan jadual kegiatan)”
d. Kontrak
1) Topik
”Baik, dua hari lagi kita bertemu untuk membicarakan cara memenuhi
harapan mbak yang terganggu.”
2) Tempat
“Mbak maunya dimana? Baiklah kalau begitu, saya akan menemui mbak di
kamar mbak ya”
3) Waktu
“Mau jam berapa mbak ? Baik ! sampai jumpa. Selamat pagi”
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
1) Klien mengatakan tidak mau membahas masalah kakinya (post op
amputasi 1/3 sinistra)
2) Klien mengatakan khawatir dengan penampilannya.
b. Data Objektif
1) Post op amputasi kaki 1/3 sinistra
2) Klien tampak menutupi bagian kaki yang di amputasi
3) Klien tampak takut
2. Diagnosa Keperawatan
Klien mampu membina hubungan saling percaya dan mau untuk berdiskusi
SP 2 : Pasien Mengevaluasi kegiatan yang sudah dilakukan, mengidentifikasi dan
melakukan cara meningkatkan citra tubuh.
1. ORIENTASI
a. Salam Terapeutik
”Selamat pagi mbak ! sedang apa sekarang ? masih ingat dengan saya, perawat
Permata? Sesuai dengan janji kita kemarin, saya datang lagi. Bisa kita
bercakap-cakap ?”
b. Evaluasi/Validasi
”Bagaimana perasaan mbak hari ini? Apakah sudah dicoba kegiatannya sesuai
jadual ? bagaimana perasaannya setelah mencoba ?”
c. Kontrak
1) Topik
”Baik, bagaimana kalau kita bercakap - cakap tentang cara meningkatkan
fungsi kaki mbak ?”
2) Waktu
”Mbak selama ini apa yang mbak lakukan agar kaki mbak berfungsi kembali? Dan
apa yang mbak lakukan untuk mengurangi rasa malu ? Beri pujian jika jawaban
pasien positif
”Mbak ada beberapa cara yang dapat dilakukan :
1. Untuk mengurangi rasa malu dilihat oleh orang lain, mbak bisa melakukan
menutupi bagian tubuh yang berubah misalnya pakai rok panjang.
”Selain itu mbak bisa melakukan sosialisasi dengan keluarga dan teman – teman
lain melalui berbagai aktifitas”
3. TERMINASI
a. Evaluasi Subjektif
”Jadi kira-kira mbak ingin melakukan hal apa? Memakai pakaian yang panjang?
Baiklah, silahkan coba dengan pakaian yang panjang. Adakan ya rok panjang
mbak ?”
d. Kontrak
1) Topik
”Baik, dua hari lagi kita bertemu, kita akan bicara tentang bagaimana
bercakap-cakap dengan orang lain (Gunakan Modul Isolasi Sosial).
Untuk informasi kaki palsu, saya akan cari dulu, segera saya beritahu.”
2) Tempat
“Mbak maunya dimana? Baiklah kalau begitu, saya akan menemui mbak di
kamar mbak ya”
3) Waktu