Draft Osce RPS PDF
Draft Osce RPS PDF
Draft Osce RPS PDF
Halo Teman-teman!
Draft OSCE ini akan membantu teman-teman pas ujian OSCE nanti, tapi kami juga berharap
draft ini bisa dipakai sampai kelak nanti kita menjadi teman sejawat, dokter
Sekarang, kami ingin mengingatkan hal-hal wajib saat OSCE nanti, yaitu:
1. Percaya diri
2. Jas lab diusahakan bersih dan harum juga rapi
3. Potong kuku
4. Jam tangan detik kalau bisa
5. Pulpen/pensil paling tidak 2 buah
6. KTM
7. Alat komunikasi ditinggal
Semogaaa kita bisa menjadi dokter yang baik, aamiin! Sukses ya!
Table of Contents
1. Universal Precaution by MS
2. History Taking on Gynecology by IN
3. Writing the prescription by AS
4. History Taking on Obstetric by DM
5. Examination of obstetric patient (Leopold) by 2013
6. Partograph by AS
7. Normal labor procedure (stage 2) by IN
8. Normal labor procedure (stage 3) by DM
9. Breastfeeding by MS
10. Neonatal resuscitation by AS
11. Dermatovenerology examination by IN
12. Gestasional age assessment by IN
1
Divisi OSCE Anantara
2015
2
Divisi OSCE Anantara
2015
3
Divisi OSCE Anantara
2015
4
Divisi OSCE Anantara
2015
5
Divisi OSCE Anantara
2015
6
Divisi OSCE Anantara
2015
7
Divisi OSCE Anantara
2015
35 Menunjukkan kepercayaan
LAPORAN
36 Menerima hak pandangan dan perasaan pasien; tidak
menghakimi
37 Menggunakan empati, untuk mengkomunikasikan pemahaman
dan pengertian perasaan dan situasi pasien; mengakui
pandangan dan perasaan pasien terus terang
38 Memberikan dukungan, mengungkapkan keprihatinan, e.g., Oh.. pasti tidak
pengertian dan kemauan untuk membantu; mengakui upaya nyaman ya, Bu? / Saya
mengatasi dan perawatan diri yang tepat; menawarkan kerja akan membantu ibu
sama sebaik mungkin / dll
39 Peka pada topik yang memalukan atau mengganggu dan rasa e.g., Maaf, Bu…..
sakit fisik, termasuk yang berhubungan dengan pemeriksaan fisik
MELIBATKAN PASIEN
40 Berbagi pemikiran dengan pasien untuk mendorong keterlibatan
pasien
41 Menjelaskan alasan untuk pertanyaan atau bagian dari e.g., agar diagnosisnya
pemeriksaan fisik yang bisa menjadi non-secure dapat ditegakkan, agar
dapat memberikan terapi
yang tepat
42 Jika pemeriksaan fisik, menjelaskan proses, meminta izin Prosesnya?
“Ibu, saya perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut dari
keterangan yang ibu sampaikan. Saya memohon izin sebagai
dokter saya perlu melakukan pemeriksaan fisik sehingga saya
bisa menyimpulkan penyakit ibu sehingga saya bisa memberikan
terapi yang optimal.”
MENUTUP SESI: PENJELASAN DAN PERENCANAAN AWAL
43 Beri penjelasan pada waktu yang tepat Tidak terlalu dini memberi
saran, info, opini
44 Berikan informasi awal apapun secara jelas, terorganisasi dengan Hindari jargon medis
baik, tanpa membebani pasien
45 Kontrak pada pasien mengenai langkah berikutnya untuk pasien
dan dokter
46 Periksa pemahaman pasien dan penerimaan penjelasan dan
rencana; memastikan kekhawatiran bahwa telah ditangani
“Saya akan berusaha sebaik mungkin, jadi ibu jangan khawatir.” GIMANA????
47 Meringkas sesi secara singkat
“Baik, Ibu, saya akan menyimpulkan. Jadi Ibu datang dengan
keluhan……. Apakah ada yang terlewat?”
Rekaman di Skill Lab: https://www.youtube.com/watch?v=YfF_Csmy5dk
8
Divisi OSCE Anantara
2015
9
Divisi OSCE Anantara
2015
1. Tulisan yang dipakai yang dapat dibaca dan menggunakan pulpen (agar farmasi tidak salah
penafsiran)
2. Jika ada kesalahan dalam penulisan maka bagian yang salah di coret, tambahkan paraf,
kemudian perbaiki kesalahan tulisan di sampingnya
3. Berikan tanda tangan di sebelahnya jika obatnya termasuk golongan narkotika
4. Apabila dalam sebuah kertas ada bagian yang kosong maka buatlah garis gelombang ke bawah
agar oknum iseng tidak dapat menambah atau mengurangi obat yang akan Dasdasjdajdaskda
Dasdasjdaj
diresepkan Dasdasjdajdaskdasddjakdkasdkasjdask
dakda
5. Khusus OKSITOSIN, walau dimasukkan ke infusan, tetap ditulis ‘inj.’ Cc: dr. Dasdasjdajdaskdasddjakdkasdkasjdask
dakds
Truli dasjdajdaskdasddjakdkasdkasjdaskdak
daDasdasjdajdaskdasddjakdkasdkasjda
6. Kalau untuk 1 pasien dapat banyak obat, HARUS tetap dalam 1 kertas resep.
Tuliskan ‘verte’ (di balik kertasnya) Verte
10
Divisi OSCE Anantara
2015
Contoh Kasus:
Mrs. Mei 22 – year old – The diagnosis is post partum bleeding. The treatment inject Oxytocin
10 IU i.m. The doctor need oxytocin 10 IU and disposable syringe.
11
Divisi OSCE Anantara
2015
1 Menjelaskan obat yang akan diberikan dan Ibu Mei berusia 22 tahun akan diberikan
tujuan oxytocin melalui suntikan muscular karena
diagnosisnya mengalami post partum
bleeding
2 Menjelaskan aturan pengonsumsian obat Pemberian obat ini dilakukan dengan cara
menyuntikkan cairan dengan disposable
syringe melalui muscular
R/ Efkatocin, 10 IU/mL, inj. i.m (ga usah ditulis: 1mL). amp No. I
∫ i.m.m
@
R/ Disposible syringe 3 cc No. I
∫ i.m.m
@
R/ [Nama obat], [Kekuatan], [Dosage form] [Sediaan volume.tipe] [Jumlah]
∫ [Frekuensi], [Dosis], [Waktu]
@
12
Divisi OSCE Anantara
2015
13
Divisi OSCE Anantara
2015
14
Divisi OSCE Anantara
2015
FYI
Alasan meningkatnya frekuensi BAK pada
trimester 1 : uterus membesar di daerah pelvis
trimester 3 : bagian terendah dari janin mulai menekan bladder
Kalau bokong (pada breech delivery) sudah lahir, bayi dapat hidup jika pertolongan dari petugas
kesehatan bisa <8menit karena sudah bisa bernapas & tidak terlilit tali pusatnya.
Umur hamil dapat ditentukan dengan:
a. Rumus Naegele
b. Gerakan pertama fetus/Quickening
c. Palpasi abdomen
- Rumus Bartholomew
Antara simpisis pubis dan pusar dibagi menjadi 4 bagian begitu pula antara pusar sampai
prosesus xifoideus dibagi menjadi 4 bagian. TFU pada umur kehamilan 40 minggu (bulan
ke-10) kurang lebih sama dengan umur kehamilan 32 minggu (bulan ke-8).
- Rumus Mc Donald (di atas)
d. Perkiraan tinggi fundus uteri (TFU)
e. Ultrasonografi
- Mengukur diameter kantong kehamilan (GS=gestational sac) pada kehamilan 6-12 minggu
- Mengukur jarak kepala-bokong (CRL) pada kehamilan 7-14 minggu
- Mengukur diameter biparietal (BPD) pada kehamilan >12 minggu
Hamil >24 minggu Usia kehamilan = ukuran cm fundal height
Tapi tidak berlaku lagi setelah kehamilan berusia >3….
15
Divisi OSCE Anantara
2015
16
Divisi OSCE Anantara
2015
7. Baca hasil pengukuran dalam satuan senti meter (cm). Dan angka yang dilihat adalah tinggi
fundus. Ulangi pembacaan pengukurannya setidaknya sampai 2x, lalu rata-ratakan. Sebutkan
hasil pengukurannya!
Leopold examination
8. Leopold I
Posisi pemeriksa menghadap ke pasien
Letakkan ujung jari-jari dari pemeriksa di atas fundus dan dengan ditekan lembut
coba untuk mempalpasi bagian tubuh bayi dengan perlahan-lahan menggerakkan jari-
jari tangan menyusuri permukaan perut pasien
Identifikasi bagian tubuh bayi yang terdapat di fundus. Jika :
o Large, nodular mass , soft, assymetric→ Breech
o Hard, round, and is more mobile and ballotable → Head
9. Leopold II
Telapak tangan terus meraba ke bagian sisi lateral uterus, agak ditekan lagi dengan
lembut. Jika:
17
Divisi OSCE Anantara
2015
o hard long flat area → Punggung bayi (di dunia, kebanyakan adanya di kiri)
o numerous small (berukuran kecil dan banyak), irregular, mobile parts →
Extremitas
10. Leopold III
Palpasi area di atas simfisis dengan menggenggam (tangan membentuk huruf C)
Ini merupakan bagian yang disebut “presentasi bayi”. Contoh jika menemukan tanda-
tanda kepala
Maka sebutkan pada penguji “bayi dengan presentasi kepala”
Jika bagian bawah bayi sudah tidak movable maka lanjutkan pengukuran leopold IV
(kata dr. Iin)
11. Leopold IV (for ≥36 weeks GA) u/memeriksa apakah sudah masuk Pintu Atas Panggul (PAP)
Pemeriksa mengahadap ke kaki pasien
Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah uterus, lalu agak ditekan ke arah
axis dari pelvic inlet.
Palpasi bagian dinding uterus lalu tentukan sudutnya
o Divergen = ˄ , Konvergen = ∇ (belum masuk PAP)
Auscultation
12. Dengan monaural stethoscope. Dengan tangan kiri, ambil dan letakkan conus base (yang mirip
corong) pada bagian tubuh yang diperkirakan punggung bayi
13. Telinga ditempelkan pada bagian “phone” dan dengar FHR (bandingkan dengan nadi ibu,
pegang dengan tangan kiri)
14. Jika bagian perut untuk meletakkan monauralnya agak tebal, maka cari permukaan sekitar
punggung bayi pada perut ibu yang lebih tipis, yaitu 3 cm di bawah umbilikus.
15. Dengar dan hitung FHR setiap 5 detik, lakukan 3x dengan interval 5 detik – bukan langsung 15
detik ya (dengarkan dalam waktu 1 menit untuk mendeteksi ada tidaknya abnormalitas)
16. Jumlahkan hasilnya, lalu dikalikan 4 (regular)
e.g. : 1st interval: 10; 2nd interval: 13; 3rd interval: 12
Total 15” = 35 x4 = 140 BPM (N = 120 – 160 BPM)
17. Catat perbedaan dalam penghitungan 5 detik, digunakan untuk memonitor ritme irregular
18. Simpan semua alat pada tempat asalnya
19. Beri tahukan pada pasien prosedurnya telah selesai. “ibu silakan bajunya sudah boleh
diturunkan, ibu boleh duduk.”
20. Buat kesimpulan
“Ibu X dengan status G…P…A…., Gravida 34-35* minggu, letak sungsang/kepala/lintang,
dengan/tanpa riwayat C-section”
*selalu dalam bentuk interval, karena usianya dalam minggu + hari, jadi tidak tepat X minggu,
ada lebihan harinya (cc: dr. Astri, 2016)
18
Divisi OSCE Anantara
2015
Module 6: Partograph
No Keterampilan yang dinilai Keterangan
I PENGENALAN
1 Menjelaskan prosedur & tujuan atau ekspektasi dari hasil
pemeriksaan
“Selamat pagi bu, jadi saya akan mengisi data-data penting yang
berhubungan dengan proses melahirkan ibu seperti pembukaan
ibu, berapa kali merasakan kontraksi, dan beberapa pemeriksaan
fisik yang akan ditulis pada kertas ini (tunjuk kertas partograf).
Kegiatan ini bertujuan agar proses melahirkan ibu lebih mudah
dikontrol untuk melakukan tindakan selanjutnya.”
2 Menjelaskan kemungkinan mengalami pengalaman kurang
nyaman selama prosedur dan terkadang takut, tetapi hal ini tidak
berbahaya baginya dan bayinya
“Mungkin ibu bisa merasakan tidak nyaman pada kegiatan ini, tapi
ibu tidak perlu khawatir karena kegiatan ini tidak membahayakan
janin maupun ibu.”
3 Membuat pasien mengerti (prosedur dan tujuannya)
“Apakah ibu sudah mengerti dengan penjelasan saya?”
4 Setelah dia mengerti tentang prosedurnya, tanyakan persetujuan
secara verbal, jika pasien setuju
“Apakah ibu setuju jika saya melakukan kegiatan tersebut?”
5 ALAT UNTUK PEMERIKSAAN
“Alat yang digunakan dalam kegiatan partograf ini adalah sebagai
berikut
a) Meja pemeriksaan & selimut
b) Doptone atau monaural
c) Tensimeter dan stetoskop
d) Jam/stopwatch
e) Lembar Partograf
f) Pulpen
PERALATAN YANG DIGUNAKAN DOKTER
a) Sabun dan air
b) Handuk bersih dan kering
c) Gloves steril”
6 Membuka area tubuh yang akan diperiksa
“Bu, silakan ibu membuka celana dalam ibu?”
7 Berbaring di meja pemeriksaan
“Ibu silakan berbaring di meja pemeriksaan”
8 Mencuci Tangan
“Saya akan melakukan cuci tangan dengan 6 langkah cuci tangan”
II PEMERIKSAAN FISIK UMUM
9 Pemeriksaan umum (kondisi maternal)
a. Vital Sign (tekanan darah, denyut nadi, laju pernapasan, Tekanan darah panah
suhu) atas: sistole, bawah:
diastole;
19
Divisi OSCE Anantara
2015
20
Divisi OSCE Anantara
2015
12
13 Dilatasi serviks
Meraba vagina : dilatasi 1 – 10 cm
14 Penyusupan kepala Pengisian di
Penyusupan tulang tengkorak janin partografnya di bawah
Meningkatnya penyusupan ketinggian kepala pada pelvis grafik DJJ (poin no. 10)
merupakan tanda yang jelas disproporsi sefalo-pelvis
Kata kunci:
O = tulang tengkorak terpisah dan sutura dapat teraba dengan
mudah
+ = tulang bersentuhan satu sama lain
21
Divisi OSCE Anantara
2015
++ = tulang overlapping
+++ = tulang overlapping berlebihan (pertanda harus c-section)
EF
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑐𝑚)
EV
2500𝑔𝑟
49 𝑐𝑚 ya sudahlah…)
500𝑔𝑟 500𝑔𝑟
22 𝑥 21 𝑥 2 𝑐𝑚 22 𝑥 21 𝑥 2 𝑐𝑚
2⁄ −⁄−
3
Vacuum
Section
22
Divisi OSCE Anantara
2015
6 Isi oksitosin ke suntikan menggunakan tangan yang memakai Pastikan tidak ada
sarung tangan kontaminasi di suntikan
III PASTIKAN CERVIX TERDILASI SEMPURNA & KONDISI JANIN BAIK
7 Bersihkan vulva & perineum pakai kapas / kasa yang dibasahi
(usap dari anterior ke posterior)
Jika ada feses di sana, usap anterior ke posterior juga
Buang kapas ke wadah yang tersedia
Ganti sarung tangan yang terkontaminasi (dekontaminasi,
buang, & rendam di larutan klorin 0,5%)
8 Lakukan bimanual examination (internal examination) untuk
memastikan pembukaan sudah sempurna.
Ketika membran janin belum rupture & pembukaan
sempurna, lakukan amniotomi.
9 Dekontaminasi sarung tangan
Merendam tangan yang memakai sarung tangan ke larutan
klorin 0,5% lepaskan rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit cuci tangan setelah sarung tangan
dilepaskan.
10 Cek DJJ setelah kontraksi saat uterus relaks. Untuk memastikan DJJ
Lakukan prosedur yang sesuai jika DJJ abnormal dalam batas normal (120-
Catat hasil pemeriksaan, DJJ, semua hasil penilaian, & 160x/menit)
penanganan lain pada partograf.
IV MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGANYA MEMBANTU MENGARAHKAN PROSES MENDORONG
11 Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah sempurna & kondisi janin
baik. Posisikan ia pada posisi nyaman sesuai keinginannya
“Saya akan melakukan persiapan terhadap ibu dan keluarganya”
“Silakan ibu posisinya senyaman mungkin. Jika ibu mulai mulas
maka ibu posisinya ½ duduk ya dan ibu harus mulai mengedan.
Apabila ibu tidak mulas, silakan ibu istirahat saja dan ibu boleh
minum.”
12 Minta keluarga dalam menyiapkan posisi mendorong Kalau ada dorongan &
“Bapak, ketika ibu mulai mulas maka bapa bantu ibu untuk duduk kontraksi kuat, bantu ibu
dengan posisi ½ duduk dan memberikan minum ya, Pak” posisi ½ duduk/posisi lain
yang diinginkan dia
sehingga ia nyaman
13 Lakukan pengarahan mendorong ketika ibu menerima desakan Dukung & beranikan ibu
kuat untuk mendorong saat mendorong. Perbaiki
Bimbing untuk mendorong dengan benar & efektif dorongannya jika tidak
“Ibu jangan ngeden dulu sebelum mules bu. Harus benar
barengan. Ambil napasnya bareng-bareng sama instruksi
saya bu.” (dr. Dodi, 2016)
Sarankan ibu untuk istirahat di antara kontraksi
24
Divisi OSCE Anantara
2015
20 Usap muka, mulut, dan hidung bayi dengan lembut pakai kain
atau kasa bersih. Lalu bersihkan. Gunakan mucus vacuum pada
bagian hidung dan mulut
25
Divisi OSCE Anantara
2015
26
Divisi OSCE Anantara
2015
27
Divisi OSCE Anantara
2015
4. Berikan tekanan dorsocranial sehingga plasenta terlepas dari - Jika setelah 15 menit
uterus, lalu tarik tali pusar perlahan ke bawah lalu ke atas belum terpisah
mengikuti axis dari jalan lahir. Tetap berikan tekanan plasentanya maka
dorsocranial. berikan oksitosin.
- Pasang kateter jika
kandung kemih sudah
penuh.
- Siap-siap untuk merujuk
5. Ketika plasenta sudah terlihat di dinding introitus, angkat Hal ini bertujuan agar
plasenta menggunakan dua tangan dan putar perlahan agar amniotic membrane dapat
amniotic membrane terpilin (twisted). Jika sudah maka tarik lepas dengan sempurna.
keluar plasenta dan amniotic membranenya
6. Segera setelah kelahiran plasenta, lakukan gerakan melingkar
pada perut pasien untuk merangsang kontraksi uterus.
7. Cek kelengkapan kotiledon plasenta dan bagian amniotic “Plasenta pasien lengkap
membrane. Jika tidak lengkap maka gunakan hand glove yang dok, dan amniotic
steril untuk mengeksplorasi uterus, gunakan jari atau clamp membranenya juga lengkap
untuk mengambil sisa-sisa plasenta/amniotic membrane. dan intact”
8. Evaluasi kemungkinan ada luka/sobekan pada vagina dan
perineum. Lakukan penjahitan jika lukanya menimbulkan
pendarahan.
9. Post-partum procedures :
a. Pastikan kontraksi uterus baik dan tidak ada vaginal
bleeding
b. Bersihkan tangan helper menggunakan 0.5 chlorine
solution dan keringkan dengan kain bersih.
c. Pasang umbilical clamp 1 cm dari umbilicus bayi.
d. Lepaskan surgical clamp dan rendam di 0.5 chlorine
solution.
e. Selimuti badan bayi dengan kain yang bersih dan
kering.
f. Dukung ibu untuk segera memberikan ASI.
10. Monitor kontraksi untuk mencegah pendarahan
postpartum:
- 2-3 kali pada 15 menit pertama
- 15 menit sekali untuk jam pertama (menit 15-60 setelah
kelahiran)
- 20-30 menit sekali pada jam kedua setelah kelahiran
(menit 60-120)
Jika uterus tidak bekontraksi secara normal maka lakukan
uterine caring.
28
Divisi OSCE Anantara
2015
29
Divisi OSCE Anantara
2015
Ketiga, badan ibu harus dekat dan memegang erat badan bayi
30
Divisi OSCE Anantara
2015
31
Divisi OSCE Anantara
2015
Jelaskan cara memerah ASI* (when it is useful, stimulate *Sumber Depkes RI, 2010
oxytocin reflex and the technique )
- Cuci tangan
- Siapkan cangkir bersih
- Condongkan badan ke depan dan sangga payudara
dengan tangan
- Ibu jari pada batas atas areola. Telunjuk pada batas
bawah areola.
- Tekan kedua jari ini ke dalam ke arah dinding dada tanpa
menggeser letak kedua jari tadi.
- Pijat daerah di antara kedua jari tadi ke arah depan Jangan menekan, memijat
sehingga akan memerah dan mengeluarkan ASI atau menarik puting susu
karena ini tidak akan
mengeluarkan ASI dan akan
menyebabkan rasa sakit
FYI:
Tanda bayi mengisap dengan efektif adalah bayi mengisap secara dalam, teratur yang diselingi
istirahat.
Pada saat bayi mengisap ASI, hanya terdengar suara bayi menelan.
Bukan ukuran yg memengaruhi produksi ASI, tetapi: kelenjar laktiferus, hormonal baik, keadaan
psikis ibu baik (tidak stres), dsb
For further information
http://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/pdfs/bc_participants_manual.pdf?ua=1
32
Divisi OSCE Anantara
2015
Posisikan
semi-ekstensi
, reposition
33
Divisi OSCE Anantara
2015
Contoh Kasus:
G5P4A0 seorang ibu berumur 45 tahun mengalami hipertensi dalam kehamilan sampai eclampsi
sehingga harus dilakukan c-section.
Maka yang harus kita pikirkan adalah gambaran keadaan bayi yang akan lahir. Kita harus berwaspada
terhadap bayi yang lahir c-section dan premature.
Memakai Handgloves
1. Mencuci tangan dengan sabun dan
mengeringkannya dengan handuk
2. Mengambil glove dan meletakannya di atas meja
3. Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk
memegang ujung glove kanan yang dilipat
4. Memasukkan tangan kanan dengan perlahan
lalu melipatnya hingga ke lengan
5. Mengambil glove dengan menyelipkan jari
kanan di bagian dalam yang dilipat
6. Memasukkan tangan kiri ke dalam glove dan
kencangkan dengan menarik bagian yang dilipat
ke atas
*jika disediakan handgloves
34
Divisi OSCE Anantara
2015
Terdapat Mekonium
*Bayi bugar, bila:
Ya
- usaha napas baik
Bayi bugar?* - tonus otot baik
Tidak
- FJ > 100 bpm
Ya Tidak
*Ada mekonium di trakea & kondisi baiknya tidak bugar, masukkan suction catheter untuk menghisap mekonium
dari trakea sampai mulut. Setelah selesai baru lanjut langkah biasa
35
Divisi OSCE Anantara
2015
Step 2
Karena 60<HR<100 bpm, maka saya akan melakukan VTP
1. Sebelumnya saya akan memasang pulse oxymetry pada bagian lengan kanan bayi
2. Pasang sungkup pada balon yang mengembang sendiri
3. Pastikan sungkup sesuai dengan bayi dimana sungkup akan menutupi pangka hidung l, mulut
sampai pangkal dagu (hanya memakai oksigen ruangan 21%)
4. (tangan kanan pegang pompa alat VTP, tangan kiri. Jari-jari tangan kiri posisinya ‘C&E’)
5. LAKUKAN VTP 5X (remas 1/3 – 2/3 bagian)
1..lepas…lepas 2..lepas…lepas 3..lepas…lepas 4..lepas…lepas 5..lepas…lepas
Tanya Progress Bayi (pastikan memakai stetoskop)
1. Heart Heart, dok? (diafragma stetoskop pada thorax bayi)
2. Bernapas atau menangis? (lihat wajah dan dada bayi)
3. Saturasi? (lihat pulse oxymetry)
4. Efektif? (ditandai dada mengembang: agar masuk MR SOPA maka penguji harus menjawab
tidak efektif)
*Agar masuk MR SOPA maka penguji harus menjawab 60<HR<100 bpm
36
Divisi OSCE Anantara
2015
LAKUKAN VTP 5X
TANYA PROGRESS BAYI
Karena HR telah >100 bpm maka bayi akan menjalani perawatan post-resuscitation, dengan:
37
Divisi OSCE Anantara
2015
CATATAN:
1. Jika HR<100 bpm maka kita harus melakukan VTP
2. Jika HR<60 bpm maka kita akan melakukan kompresi dada (akan tetapi kompresi dada tidak
dapat dilakukan jika MR SOPA belum selesai, intinya MR SOPA dulu selesai. Kalau tiba-tiba HR
<60 bpm baru kompresi dada)
3. Jika HR<60 bpm untuk kedua kalinya (setelah kompresi dada) maka kita akan melakukan
penyuntikan epinefrin pada vena umbilical sambil mengompresi dada
4. Cara kompresi dada (1..2..3.. kompresi lalu VTP) begitu seterusnya selama 45s-60s lalu cek
progress
5. Intinya kembali lagi ke algoritma Newborn Resuscitation
6. Agar aman preductal SpO2 80-85%
*mungkin tidak dilakukan dalam OSCE
DOKUMENTASI
38
Divisi OSCE Anantara
2015
39
Divisi OSCE Anantara
2015
8 Labia minora: Pisahkan lihat adanya sekret**/discharge dari ** JWK = Jumlah, warna,
introitus konsistensi
9 Uretra & periuretra (Skene’s gland): Inspeksi lesi* dan sekret. * eritema, edema,
Jika tidak ada sekret, lakukan milking (diurut dari pangkal ke papula, fisura, erosi,
ujung) untuk melihat ada/ tidaknya sekret** sambil mem- ulser, vesikel
palpasi Skene’s gland. Normalnya tidak ada pembesaran Jika ada pembesaran
kelenjar. Skene’s gland infeksi
10 Kelenjar Bartholin: Palpasi dengan telunjuk masuk vulva ke arah Arah jam 7 tangan
jam 7 dan 5, jempol diletakkan di tepi luar. Jika ada pembesaran, kanan, arah jam 5
labia disibak untuk melihat ada/tidaknya pus. tangan kiri
VAGINA & CERVIX: Pemeriksa posisinya (masih) duduk
11 Lubrikasi spekulum supaya ibu tidak kesakitan
Bersihkan introitus vagina dengan kasa steril (& moist)
Minta izin ke ibunya agar tidak kaget
“Ibu saya masukkin ya, ibunya tarik napas”
Telunjuk kiri menekan introitus ke bawah agar lubang
membesar Pegang spekulum
Masukkan spekulum 30o pastikan benar, screw
Rotasikan secara horizontal, lepas tangan kiri. Masukkan masih longgar
lebih dalam
Buka spekulum hati-hati. Setelah serviks sempurna terlihat,
screw difiksasi
12 Dinding vagina: Inspeksi adanya lesi* dan sekret**.
13 Ostium eksternal serviks: Bersihkan mukus menggunakan forcep Untuk memastikan
dan kasa. sumber sekretnya dari
serviks (bukan dari
vagina).
14 Eksoserviks: inspeksi lesi* dan sekret**
PENGAMBILAN SPESIMEN: Pemeriksa posisinya (masih) duduk
15 Neisseria gonorrhoeae 2x swab Cek penyakit: Cervicitis
Masukkan swab berkapas sekitar 2 cm ke kanal serviks. gonorrhoeae
Rotasikan swab 5-10 detik agar eksudat menyerap Apus /
Smear secara tipis pada object glass untuk pewarnaan gram
Swabnya dibuang
Prosedur sama Masukkan pada medium transpor untuk
kultur Patahkan ±1/8 ujung swabnya, tutup mediumnya
Swabnya dibuang
16 Chlamydia trachomatis Tergolong Cervicitis non-
Masukkan swab berkapas sekitar 2 cm ke kanal serviks. Rotasikan gonorrhoeae
swab 10 detik, agak ditekan karena akan mengambil sel epitel
Taruh di medium transpor, tutup mediumnya Swab dibuang
40
Divisi OSCE Anantara
2015
PENUTUPAN
24 “Ibu, pemeriksaannya telah selesai. Silakan memakai pakaian
dalamnya kembali dan menunggu di luar sembari saya
melakukan pemeriskaan mikroskopis.”
Buka sarung tangan, buang
Cuci tangan 6 langkah
Matikan lampu
Catat hasil di medical record dan isi formulir laboratorium
42
Divisi OSCE Anantara
2015
43
Divisi OSCE Anantara
2015
3 Arm Goal Menilai kematangan tonus fleksor pasif dari otot bisep dengan menilai
recoil sudut tangan yang kembali lagi ke keadaan flexi.
Cara Bayi telentang. 1 tangan di bawah siku bayi. Fleksikan 5 detik dan
kemudian ekstensikan dengan menarik jari-jari bayinya beberapa detik
dan kemudian lepaskan. Hitung sudutnya.
44
Divisi OSCE Anantara
2015
Prinsip Mature ∠ makin KECIL atau tangan TIDAK bisa melewati dada
6 Heel to Goal Menilai tonus fleksor pasif di sekitar pelvic girdle
ear Cara Bayi telentang, topang paha bayi bagian lateralnya dengan 1 telapak
tangan & 1 tangan lainnya memegang sisi kaki bayi dan menariknya
mendekati telinga yang ipsilateral (tanpa dipaksa).
Tentukan posisi tumit berhenti (akibat resistensi dari si bayi). Jika di:
Telinga -1 Garis puting 2
Hidung 0 Umbilikus 3
Dagu 1 Lipatan paha/femoral crease 4
No Physical Maturity
1 Skin Cara Melihat dan meraba kulit bayi
Prinsip Mature Makin keras, pembuluh darah tidak terlihat, dan kulit
semakin tebal.
2 Lanugo Cara Miringkan bayi sedikit dengan telapak tangan menyangga bagian dada
dan telapak tangan kiri meraba punggung. Lanugo biasa diamati di
punggung bayi.
45
Divisi OSCE Anantara
2015
Prinsip Mature areola makin besar dan jelas, puting, dan bud semakin
menonjol.
5 Eye/ear Cara Palpasi ketebalan kartilago
Lipat pinnae ke depan ke arah wajah, lalu lepaskan. Catat kecepatan
kembalinya pinnae
46
Divisi OSCE Anantara
2015
Pada bayi yang sangat prematur, pinnae mungkin tetap terlipat ketika
dilepas. Pada bayi tersebut, pemeriksa mencatat keadaan
perkembangan kelopak mata sebagai indikator tambahan pematangan
janin.
Cara Ibu jari dan telunjuk pada kelopak atas dan bawah, pisahkan kedua
(mata) kelopaknya perlahan-lahan. Bayi sangat immature kelopak matanya
menyatu erat (-2). Kalau membuka setelah kita pisahin kelopaknya
(-1)
(-2)
Prinsip Telinga: Mature kartilago makin keras. Ketika ditekuk dan dilepaskan
maka akan lekas kembali.
Mata : Mature membuka
6 Genital ♂ Kedua testis biasanya teraba in the upper to lower inguinal canals pada
Cara akhir minggu ke-33-34 kehamilan. Bersamaan, kulit skrotum menebal
dan lebih dalam dan lebih banyak rugae.
47
Divisi OSCE Anantara
2015
Informasi Tambahan
Neuromuscular maturity berguna untuk mengecek tonus otot pasif (gerakan yang disebabkan
oleh kita).
Penampilan kulit (e.g., kering, peeling, cracking, dehydration, parchment, & leathery) bisa
dipercepat prosesnya oleh mekonium yang dikeluarkan janin ke cairan amnion pada saat term
dan post-term.
Lanugo : thinning biasanya mulai dari punggung bagian bawah dulu baru ke area lumbo-sacral
(bagian atas). Variabilitas dalam jumlah dan lokasi lanugo mungkin disebabkan: trait keluarga
atau nasional dan hormonal tertentu, metabolisme, dan pengaruh gizi. Contoh: pada ibu yang
DM maka lanugo nya bisa sampai pinnae.
Plantar crease: Lipatan biasanya mulai muncul di 1/3 telapak kaki bagian atas dulu.
Breast : bud (tonjolan) tergantung pada status gizi janinnya.
Genital ♂ : “Pendulous” dapat menyentuh kasur ketika bayi berbaring supinasi
Genital ♀ : ukuran labia majora tergantung status gizi janinnya.
GP paling tidak sudah bisa mendiagnosis hingga bentuknya seperti:
Pre-term, 34 minggu, SGA
Term LGA
Post-term AGA
Lubchenco Curve (dilakukan setelah antropometri)
48