Pendederan Ikan Lele Kelompok 3

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

PENDEDERAN IKAN LELE (Clarias sp.

) SISTEM AQUAPONIK

Dibuat oleh :

1. Agis Abdul Hanan


2. Alfauzia
3. Arfa Cahayati Alam
4. Novhia Dwi Pramesti

KOMPETENSI KEAHLIHAN AGRIBISNIS PERIKANAN AIR TAWAR


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIBADAK
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan kasih
dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktikum yang berjudul
“Pendederan Ikan Lele (Clarias sp ) di Laboratorium Agribisnis Perikanan Air Tawar SMKN
1 Cibadak Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat”.

0
Penyusunan Praktikum bertempat di Laboratorium Agribisnis Perikanan Air Tawar
SMKN 1 Cibadak Cibadak-Sukabumi, dilaksanakan mulai tanggal 28 Oktober 2019
sampai dengan 15 November 2019.
Kami menyadari dalam penyusunan laporan praktikum ini masih banyak kekurangan,
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan, semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Sukabumi, 18 November 2019

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 1
DAFTAR ISI........................................................................................................... 2
I. PENDAHULUAN............................................................................................ 3
1.1 Latar belakang........................................................................................ 3
1.2 Tujuan ................................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 5
2.1 Klasifikasi .............................................................................................. 5
2.2 Morfologi................................................................................................ 6
2.3 Kebiasaan makan.................................................................................. 6
2.4 Habitat.................................................................................................... 7

III. PEMBAHASAAN.......................................................................................... 8

3.1 Proses Pendederan............................................................................... 8

3.2 Cara Pendederan................................................................................... 9

IV. KESIMPULAN............................................................................................. 10

1
Daftar Pustaka.......................................................................................... 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan penduduk di Indonesia terus meningkat, luas

lahan tidak mengalami penambahan secara berarti dan relatif stagnan bahkan

berkurang, sehingga dapat dikatakan pertambahan penduduk dan luas lahan

merupakan perbandingan terbalik. Permintaan lahan yang dipakai sebagai

perluasan pemukiman, pembangunan pertokoan, pabrik, perluasan jaringan sarana

dan prasarana umum lainnya pada akhirnya lahan pertanian produktif banyak

beralih fungsi, termasuk di dalamnya lahan untuk pemeliharaan ikan dan

persawahan/ perkebunan.

Semakin berkembangnya teknologi produksi pangan sehat namun

terjangkau dari segi ekonomi yang saat ini mulai digemari oleh masyarakat,

banyak diantara mereka yang beralih untuk mengkonsumsi makanan organik

diantaranya, ikan, sayuran dan buah. Karena banyaknya permintaan dan

keterbatasan lahan, maka perlu adanya teknologi yang dapat menggabungkan

antara budidaya ikan dan tanaman dalam satu sistem terintegrasi yang dapat

dilakukan di lahan terbatas.

2
Kita sering mendengar istilah tabulampot (tanaman buah dalam pot),

kemudian hidroponik, yaitu menanam tanaman dengan memanfaatkan air sebagai

media tumbuhnya. Dalam dunia perikanan sendiri, sebenarnya sejak tahun 1980an

upaya optimalisasi tersebut sudah dimulai. Misalnya, adanya Longyam (balong dan

ayam), atau longnak (balong ternak) yaitu suatu usaha pendederan atau

pembesaran ikan yang dipadukan dengan pemeliharaan ternak (Nugroho, 2008).

Salah satu upaya dalam mengoptimalkan pemanfaatan area kosong untuk

mendapatkan hasil yang menguntungkan adalah dengan menerapkan sistem

budidaya akuaponik. Akuaponik adalah suatu kombinasi sistem akuakultur dan

budidaya tanaman, maksudnya yaitu ikan dan tanaman tumbuh dalam satu sistem

yang terintegrasi, dan menciptakan suatu simbiotik antara keduanya. Prinsip dasar

yang digunakan dalam sistem akuaponik adalah resirkulasi, yang artinya

memanfaatkan kembali air yang telah digunakan dalam pemeliharaan ikan (nila,

gurame, dan patin) dengan filter alami yang berupa tanaman hidroponik seperti

sawi, tomat, cabai, selada, kangkung, dan terong.

Air yang kotor (karena terkena kotoran ikan) dapat menjadi racun bagi

ikan yang dipelihara dalam akuarium atau kolam. Sebaliknya, air yang

mengandung berbagai nutrien (yang berfungsi sebagai pupuk) tersebut sangat

dibutuhkan oleh tanaman untuk menunjang pertumbuhan. Mengingat

permasalahan tersebut, kiranya budidaya ikan dengan tanaman hidroponik atau

yang lebih dikenal sistem akuaponik diharapkan menjadi solusi jangka panjang

yang dapat memberikan beragam manfaat yang dihasilkan.

1.2. Tujuan

1. Untuk memelihara dua produk dalam satu kolam yaitu benih ikan dan tanaman.
2. Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam pendederan dengan sistem
aquaponik.
3. Untuk memenuhi laporan praktikum ini.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi

Menurut Widodo dalam Pratiwi (2014), klasifikasi ikan lele sangkuriang (clarias gariepinus )
sebagai berikut :

Phylum : Chordata

Kelas : Pisces

Subkelas : Teleostei

Ordo : Ostariophysi

Subordo : Siluroidae

Famili : Claridae

Genus : Clarias

Spesies : Clarias gariedpinus


var

4
Gambar 1: ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus)

Sumber : Nasrudin dalam Pratiwi (2014).

2.1. Morfologi

Ikan lele umumnya memiliki warna kehitaman atau ke abuan dengan bentuktubuh yang
panjang dan pipih ke bawah. Memiliki kepala yang pipih dan tidakmemiliki sisik dan terdapat
alat pernapasan bantuan. Insang pada ikan lele berukurankecil dan terletak dibagian belakang
kepala. Jumlah sirip ikan lele sebanyak 68-79,sirip dada 9-10,sirip perut 5-6, sirip dubur 50-60,
dan sungut berjumlah 4 pasang.Sirip dada di lengkapi dengan duri tajam patil yang memiliki
panjang maksimummencapai 400 mm. Matanya berukuran 1/8 dari panjang kepalanya.
Giginyaberbentuk villiform dan menempel pada rahangnya (suyanto dalam Pratiwi , 2014).

Panjang baku 5-6 kali tinggi badan dan perbandingan antara panjang bakuterhadap panjang
kepala adalah 1: 3-4. Kepala pipih, simetris dan dari kepala sampaipunggung berwarna coklat
kehitaman, mulut lebar dan tidak bergerigi, bagian badanbulat dan memipih ke arah ekor,
memiliki patil serta memiliki alat pernapasantambahan (accesory breathing organ) berupa kulit
tipis menyerupai spons, yang dengan alat pernapasan tambahan ini lele dapat hidup pada air
dengan kadar oksigenrendah. Ikan ini memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik (mempunyai
pigmen hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya matahari), dua buah lubang
penciuman yang terletak di belakang bibir atas, sirip punggung dan anal memanjang sampai ke
pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, mempunyai senjata berupa patil atau taji
untuk melindungi dirinya terhadap serangan atau ancaman dariluar yang membahayakan
(Gunther & Teugels dalam Widodo, 2009).

2.3. Kebiasaan Makan

Kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan budidaya sangat di tunjang dengan pemberian
pakan pada organisme budidaya. Umumnya kegiatan budidaya menggunakan pakan komersial
yang menghabiskan biaya produksi sekitar 60-70%(Arief, 2014). Menurut Ahmadi (2012),

5
kandungan nutrisi pada pakan sangat mempengaruhi kualitas pakan yang diberikan.
Meningkatkan kualitas pakan dapat dilakukan dengan pemberian probiotik pada pakan buatan,
hal ini merupakan elternatif untuk menghasilkan pakan yang memiliki fungsi ganda dan secara
tidak langsung dapat meningkatkan kualitas pakan. Kebiasaan makan ikan lele sangkuriang
sangatlah rakus, dan selain itu, ikan ini juga bersifat kanibalisme. Ikan ini lebih aktif makan pada
malam dibandingkan siang hari sehingga pakan yang diberikan harus banyak pada malam hari
(Suyanto, dalam Iqbal, 2011).

2.4. Habitat

Ikan ini hanya hidup pada perairan air tawar. Selain itu ikan ini dapat hidup diperairan yang
airnya hanya memiliki sedikit kandungan oksigennya karna ikan lele sangkuriang terdapat organ
insang tambahan yang membuat ikan ini dapat mengambil oksigen dari udara di luar air. Ikan ini
juga dapat hidup di selokan yang airnya kotor sebab ikan lele sangkuriang relatif tahan pada
pencemaran bahan-bahan organik (Suyanto, dalam Pratiwi, 2014).

Ikan ini adalah ikan yang hidup di air tawar,ia bersifat nokturnal artinya ia aktif pada malam
hari atau lebih menyukai tempat yang gelap. Siang hari, ikan lele ini lebih memilih berdiam di
lubang-lubang atau tempat-tempat yang tenang (Suyanto,dalam Wibowo,2011).Daerah dataran
rendah ikan ini dapat hidup dengan baik. Pertumbuhan lele sangkuriang akan melambat pada
lingkunga hidup yang memiliki suhu yang terlalu dingin dan pada daerah diatas 700 meter
pertumbuhan ikan ini tidak begitu baik.Perairan bersih ikan ini akan tumbuh dengan baik jika di
pelihara dengan baik(Wartono, 2011).

6
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Proses Pendederan

1. Persiapan Wadah
Ketika akan melakukan suatu budidaya, langkah pertama yang kita lakukan adalah
mempersiapkan wadah dengan cara, pembersihan wadah kolam terpal, dan pengisian
air. Untuk hidroponik nya kita melakukan penyemaian tumbuhan yang akan di Kultur.
2. Penebaran Benih
Setelah selesai melakukan persiapan wadah, langkah keduanya adalah penebaran
benih. Benih yang akan kita tebar adalah benih ukuran Pendederan yaitu sekitar 2-4 cm
dengan umur dari pembenihan 6 bulan. Ketika kita akan melakukan penebaran
selayaknya kita melakukan aklimatisasi agar benih tidak stress.
3. Pemeliharaan
Setelah kita melakukan penebaran benih melalu proses aklimatisasi, langkah
selanjutnya adalah pemeliharaan benih selama 22 hari sampai ukuran pembesaran.

3.2. Cara Pendederan

 Pemberian Pakan
Konferensi Pakan × Bobot Total
= 3 % × 222 gram= 6,66 gram/hari
= 6,66 gram : 3 = 2,22 gram/3 kali pemberian pakan
 Pengontrolan Kualitas Air
Suhu = 28°C
pH = 7
 Pengontrolan Saluran Air Pada Tanaman
Saluran air harus terus mengalir pada tanaman selama 24 Jam, karena itu kita harus
mengontrol pompa dan pipa paralon.
 Sampling
1. Sampling Awal

7
Jumlah Yang Di Tebar = 1350 ekor
Berat Total = 1270 gram
Berat Rata-rata Akhir = 127 gram. Jadi,
2. SR (Survival Rate) = 94 %

BAB IV

KESIMPULAN

1. Ikan lele merupakan salah satu ikan perairan air tawar yang bersifat kanibalisme. Oleh
karena itu, pemeliharaan budidaya ikan lele harus dilakukan secara intensif.
2. Pakan yang dibutuhkan 6,6 gram perhari.
3. Ikan lele mengalami pertumbuhan selama pemeliharaan dengan data sampling
meningkat.
4. Kematian ikan lele dalam pemeliharaan disebabkan oleh kualitas air yang buruk.
5. Survival Rate yang didapatkan sebesar 94%.

8
Daftar Pustaka

Az-zarnuji.T.A. 2011.Analisis Efisinsi Budidaya Ikan Lele. Fakultas Ekonomi.Skripsi,Unirversitas


Diponegoro.Semarang.

Bisena, I.K.A., Ambrawati., Astiti, N.W.S., 2015. Analisis Efisinsi Budidaya IkanLele: Studi Kasus
Pada Kelompok Tani Unit Pembibitan. Jurnal Manajemen Agribisnis. Program Studi Magister
Agribisnin. FAkultas Pertanian.Universitas Udamayu. Vol : 3(1): 11-12.

Wartono., 2011,. Karya Ilmiah Budidaya ikan Lele. jurusan Teknik Informatika,.Stimik Amikom
Yogakarta,

Anda mungkin juga menyukai