Proposal Ikan Nila Rahma 2
Proposal Ikan Nila Rahma 2
Proposal Ikan Nila Rahma 2
OLEH:
Imran Herlambang
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………… 1
1.1 Tujuan PKL …………..……………………..… 2
ii
iii
BAB II
PENDAHULUAN
1
Sementara itu, sirip ekornya berbentuk bulat dan hanya berjumlah satu buah
(Khairuman, 2003).
Jika dibedakan dengan jenis kelaminnya, ikan nila jantan memiliki
ukuran sisik yang lebih besar dari pada ikan nila betina. Alat kelamin ikan
nila jantan merupakan tonjolan agak runcing yang berfungsi sebagai muara
urin dan saluran sperma yang terletak didepan anus. Jika diurut, perut ikan
nila jantan akan mengeluarkan cairan bening. Sementara itu, ikan nila betina
memiliki lubang saluran urin yang terletak didepan anus. Bentuk hidung dan
rahang belakang ikan nila jantan melebar dan berwarna biru muda. Pada
ikan nila betina, bentuk hidung dan rahang belakangnya agak lancip dan
berwarna kuning terang. Sirip punggung dan sirip ekor nila jantan berupa
garis putus-putus. Sementara itu pada ikan nila betina, garisnya terlanjut
(tidak putus) dan meingkar (Khairuman, 2003). Oleh karena itu, penulis
tertarik mengambil judul “Teknik Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) di keramba jaring tancap (KJT) yang dilakukan di SMK Unggul
Negeri 2 Banyuasin III”.
1.2 Tujuan
Tujuan (PKL) pada kegiatan pembesaran ikan nila (Oreochromis
niloticus) adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh wawasan dan keterampilan dalam bidang pembesaran ikan
nila (Orechromis niloticus)
2. Memahami lebih mendalam tentang pembesaran ikan nila (Oreochromis
niloticus), di Keramba Jaring Tancap
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus)
Ikan nila merupakan jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai
konsumsi cukup tinggi. Ikan nila berasal dari Sungai Nil dan danau-danau
sekitarnya, dan saat ini tersebar di lima benua yang beriklim tropis maupun
subtropis. Di wilayah beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup dengan
baik (Dinas KP Daerah Sulteng, 2012).
3
Morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) menurut Saanin (1984),
mempunyai bentuk tubuh bulat pipih, pada badan dan sirip ekor (caudal fin)
ditemukan garis lurus. Pada sirip punggung ikan nila ditemukan garis lurus
memanjang. Ikan nila dapat hidup di perairan tawar dengan menggunakan
ekor untuk bergerak. Nila memiliki lima sirip, yaitu sirip punggung (dorsal
fin), sirip dada (pectoral fin) sirip perut (ventral fin), sirip anus (anal fin),
dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas
tutup insang sampai bagian atas sirip ekor. Terdapat juga sepasang sirip dada
dan sirip perut yang berukuran kecil serta sirip anus berbentuk agak panjang.
Sementara itu, jumlah sirip ekornya hanya satu buah dengan bentuk bulat.
2.2 Kebiasaan makan ikan nila
Ikan nila tergolong herbivora cenderung karnivora berdasarkan hasil
analisis makanan dalam lambung yang terdiri dari fitoplankton, zooplankton
dan serasah. Fitoplankton didominasi oleh kelompok Cholorophyceace,
Myxophyceace, dan Desmid. Zooplankton didominasi oleh Rotifera,
Crustacea dan Protozoa. Jenis makanan dalam lambung ikan nila terdiri dari
Chlorophyceace, Myxophyceace, Desmid, Protozoa. Rotifera, dan
Crustacea (Satia, Pelita, dan Yulfiperius, 2011).
2.3 Pertumbuhan
Menurut Fujaya (2008), pertumbuhan didefinisikan sebagai perubahan
ikan dalam bobot, panjang, maupun volume seiring dengan berubahnya
waktu. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal yaitu faktor yang berhubungan dengan sifat genetik ikan.
Faktor eksternal meliputi sifat fisika dan kimia air, ruang gerak serta
ketersediaan makanan.
2.4 Kelangsungan hidup
Kelangsungan hidup adalah peluang hidup suatu individu dalam jangka
waktu tertentu. Faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup terdiri dari
faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik yaitu persaingan, parasit,
umur, predator, dan kepadatan. Faktor abiotik meliputi kualitas air dan
lingkungan (Effendie, 1979).
4
2.5 Sistem Budidaya Bioflok
Teknologi bioflok merupakan teknologi penggunaan bakteri baik
heterotrof maupun autotrof. Bakteri tersebut dapat mengonversi limbah
organik secara intensif menjadi kumpulan mikroorganisme yang berbentuk
flok. Flok yang terbentuk dimanfaatkan oleh ikan sebagai sumber makanan
(Avnimelech,2012). Di dalam flok terdapat organisme berupa bakteri,
plankton, jamur, alga, dan partikel tersuspensi yang mempengaruhi struktur
dan kandungan nutrisi bioflok. Bakteri merupakan mikroorganisme dominan
dalam pembentukan flok Bottero, (Jorand, Zartarian, Thomas, Block,
Villemin, Urbain, dan Manem, 1995).
2.6 Probiotik
Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang memiliki pengaruh
menguntungkan bagi inang melalui penyeimbang mikroflora dalam ususnya.
Prinsip kerja probiotik yaitu memanfaatkan kemampuan organisme dalam
menguraikan karbohidrat, protein, dan lemak. Kemampuan ini diperoleh
karena adanya enzim khusus yang dimiliki mikroorganisme untuk memecah
ikatan molekul kompleks. Pemecahan molekul kompleks mempermudah
penyerapan pada saluran pencernaan inang. Di sisi lain, mikroorganisme
pemecah ini mendapat keuntungan berupa energi yang diperoleh dari hasil
perombakan molekul kompleks (Widiyaningsih, 2011). Effective
Microorganism 4 (EM4) merupakan campuran mikroorganisme
menguntungkan untuk meningkatkan kualitas air dan pertumbuhan ikan.
Mikroorganisme tersebut terdiri dari 90 % Lactobacillus sp, yaitu bakteri
penghasil asam laktat, bakteri fotosintetik, dan Streptomyces sp (Akbar,
Mansur, Dewo, dan Ketut, 2013).
2.7 Kualitas Air
Kualitas air menurut Effendi (2003), adalah sifat air serta kandungan
makluk hidup, zat, energi, atau komponen lain di dalam air. Kualitas air
dinyatakan dengan parameter fisika, kimia dan biologi. Parameter fisika
yaitu kekeruhan, padatan terlarut, dan sebagainya. Parameter kimia terdiri
dari suhu, pH, oksigen terlarut, Kadar logam, dan sebagainya. Sedangkan
parameter biologi meliputi keberadaan plankton, bakteri, dan sebagainya.
5
2.7.1 Suhu
Suhu suatu perairan dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude), ketinggian
dari permukaan laut (altitude), sirkulasi udara, aliran dan kedalaman
perairan (Effendi, 2003). Organisme perairan memiliki kisaran suhu tertentu
bagi pertumbuhannya. Suhu air sangat berpengaruh terhadap metabolisme
dan pertumbuhan organisme. Suhu juga mempengaruhi oksigen terlarut
dalam perairan. Suhu yang baik dan optimal untuk pemeliharaan ikan
berkisar antara 25-30 °C (Dadiono, Sri, dan Kartini, 2017).
2.7.2 pH Nilai
pH adalah ukuran konsentrasi ion hidrogen di dalam perairan. Nilai
pH menentukan sifat asam, netral, atau basa pada suatu perairan. Nilai pH
netral adalah 7, jika < 7 maka perairan bersifat asam, jika > 7 maka perairan
bersifat basa (Zulius, 2017). Faktor yang mempengaruhi pH perairan adalah
aktivitas fotosintesis, suhu, serta kandungan anion dan kation. Nilai pH yang
ditoleransi untuk budidaya ikan air tawar berkisar antara 7 hingga 8,5. Nilai
tersebut dapat menghasilkan pertumbuhan ikan yang baik (Dadiono, Sri,
dan Kartini, 2017).
2.7.3 Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen)
Oksigen merupakan salah satu jenis gas terlarut di dalam air.
Ketersediaan oksigen bagi biota air berpengaruh terhadap aktivitasnya,
konversi pakan, dan laju pertumbuhan. Rendahnya oksigen berpengaruh
terhadap fungsi biologis dan lambatnya pertumbuhan, bahkan
mengakibatkan kematian bagi biota air. Di tambak dan kolam, oksigen
berfungsi sebagai pengoksidasi bahan organik (Kordi dan Andi, 2010).
Kadar oksigen terlarut yang dapat ditoleransi oleh ikan air tawar berkisar
antara 6,5 – 12,5 ppm (Dadiono, Sri, dan Kartini, 2017).
2.7.4 Ammonia (NH3)
Pada budidaya ikan intensif padat tebar tinggi, penimbunan limbah
kotoran dan sisa pakan menimbulkan tingginya kandungan ammonia. Di
perairan, ammonia terdiri dari NH4 + dan NH3 yang beracun. NH3 dan NH4
+ berada dalam reaksi kesetimbangan sebagai berikut :
NH3 + H2O NH4 ־OH+ +
6
+ Tingginya kandungan ammonia menyebabkan tingginya pH di perairan
sehingga daya racun ammonia semakin meningkat (Kordi dan Andi, 2010).
2.8 Kepadatan Plankton
Menurut Kurniawan (2011) tingkat produksi plankton di perairan dapat
digunakan sebagai bioindikator pencemaran air. Kondisi lingkungan
perairan yang stabil ditandai dengan keragaman plankton dan jumlah spesies
yang tinggi. Kondisi perairan yang stabil juga ditandai dengan kisaran
kualitas air yang sesuai dengan pertumbuhan organisme budidaya. Plankton
merupakan faktor penting bagi kehidupan ikan baik di perairan tawar, payau,
maupun laut. Plankton khususnya fitoplankton merupakan organisme
penghasil makanan yang pertama pada siklus rantai makanan. Fitoplankton
merupakan tumbuhan yang melayang dan hanyut di perairan serta mampu
berfotosintesis (Agustini, 2014).
BAB III
7
METODOLOGI
Ikan
7. Lengser Untuk tadahan saat mengukur
Sampling
10. Handpone Untuk mendekumentasi hasil
ikan
No Bahan Kegunaan
1. Benih ikan Sebagai yang di budidayakan
2. Air Sebagai sumber hidup ikan
9
3.4.1. Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan untuk kegiatan pembesaran ikan Nila terdiri
dari kolam keramba jaring tancap, persiapan wadah dimulai dari
pembersihan lingkungan, dan pemasangan keramba jaring tancap
3.4.2. Penebaran benih
Kegiatan penebaran benih ini dilakukan dikolam keramba jaring
tancap. Benih yang akan ditebar lakukan aklimatisasi terlebih dahulu,
supaya ikan tetap sehat dan tidak setres jika beni ikan sudah di
aklimatisasikan tebar benih ikan secara perlahan biarkan perlahan benih
ikankeluar dengan sendirinya.
3.4.3. Pemberian pakan
Pemberian pakan merupakan salah satu usaha yang dilakuakan
untuk mendukung kebersihan usaha budidaya, dengan pemberian pakan
diharapkan agar pakan yang diberikan dapat dimanfaat kan oleh ikan
secara efektif dan efesien sehingga menghasilkan pertumbuhan ikan yang
optimal. Pada pembesaran ikan Nila yang sudah di tebar dikolam
pembesaran dengan menggunakan teknik Feeding rate (FR). Feeding rate
(FR) yang digunakan untuk pembesaran ikan Nila
adalah sebesar 4% dari bobot ikan . Pakan yang diberikan pada ikan berupa
pakan terapung, ikan dikasih tiga kali dalam sehari pada jam 08.40 wib
dipagi hari dan dilanjutkan pada siang hari jam 12.30 wib dan lanjut lagi
pada sore hari jam 15.30 wib. Pemberian pakan dilakukan diseluruh
permukaan air kolam hapa.
3.4.4. Sortir/Grading
Sortir adalah menghitung jumlah keseluruhan benih ikan yang ada
di kolam hapa dengan menggunakan gelas/aqua yang bagian bawahnya
berlubang. Sebelum melakukan sortir sebaiknya siapkan alat dan bahan
yang akan digunakan saat sortir pada benih ikan jika sudah selesai
menyiapkan bahan dan alat pastikan semuanya sudah lengkap, selanjutnya
tahap penyortiran ikan , untuk awalan sortir benih ikan ambil bambu yang
panjang dan letakkan di bawah hapa dan angkat bambu dan tarok di bagian
pundak sambil jalan keujung hapa sambil di tarik keatas secara perlahan
sampai semua ikan terkumpul di bagian sudut hapa, jika ikan sudah
10
terkumpul di sudut hapa ambil kayu untuk menahan bambu agar tetap
tinggi untuk menjaga ikan tidak lompat, jika sudah aman ambil ikan
mengggunakan gelas/aqua hingga penuh dan tarok di bak/box setelah itu
hitung ikan ada berapa jumlah setelah semua sudah di hitung masukkan
ikan kedalam hapa kembali secar terpisa dengan ikan yang belum diambil
yang sudah di kasih penghalang menggunakan bambu, selanjutnya hitung
ikan dengan menggunakan gelas/aqua dan yang diambil pisahkan, hitung
semua ikan yang ada di hapa setelah semua selesai dihitung ambil bambu
secara perlahan dan biarkan ikan ikan sampai tenang, setelah itu catat hasil
data dibuku.
4.4.5. Panen
Panen adalah proses pengambilan ikan, baik keseluruhan dan
sebagian dari kolam di pindahkan ke tempat lain untuk siap di pasarkan,
pemanenan ikan Nila dilakukan pada usia 5-6 bulan tergantung juga
pemintaan pembeli untuk memulai pemanenan siapkan alat dan bahan
terlebih dahulu jika semua bahan sudah siap pastikan semua bahan sudah
lengkap, setelah itu untuk memulai panen ikan Nila di kolam hapa lepas
tali yang menahan hapa setelah itu tarik hapa secara perlahan agar ikan
tidak lepas bawa hapa kepinggir kolam dan angkat hapa kedaratan ambil
ikan menggunakan sekupnet pilih ikan yang berukuran konsumsi dan
letakkan kedalam bak/box jika ikan sudah dipilih pindahkan ikan ketempat
wadah siap pasar dan ikan yang masih berukuran kecil masih tetap di
masukkan ke hapa dan hapa di kembalikan ditempat smulah dan ikat
kembali hapa supaya aman dan tidak lepas.
11