Chapter 12

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Managerial Economics

Review dan Pembelajaran Topik-topik dalam Menagerial Economics and


Business Strategy, Baye and Prince (9th edition, 2017)

Chapter 12
The Economics of Information

Makalah kelompok MM-ME


Eks B. Angkatan 37B, Semester: Pra-MBA
Dosen: Dr. Anggito Abimanyu

Disusun oleh:
Stefanus Aditya Swastianto (37P18055)
Suryawan Nugrohojati (37P18056)
Chapter 12 – The Economics of Information November 2018

Daftar Isi

Daftar Isi ..................................................................................................... 1


1 Pengantar ............................................................................................. 2
2 Tujuan Pembelajaran ............................................................................ 3
3 Pokok Bahasan ...................................................................................... 4
3.1 Mean dan Variance ......................................................................................... 4
3.2 Ketidakpastian dan Perilaku Konsumen .......................................................... 4
3.2.1 Penghindaran Terhadap Resiko (Risk Aversion) ........................................ 5
3.2.2 Pencarian oleh Konsumen (Consumer Search) .......................................... 6
3.3 Ketidakpastian dan Perusahaan ...................................................................... 6
3.4 Ketidakpastian dan Pasar................................................................................ 7
3.4.1 Asymmetric Information ............................................................................ 7
3.4.2 Signaling and Screening.............................................................................. 8
3.5 Lelang (Auction) .............................................................................................. 8
3.5.1 Jenis Lelang................................................................................................. 8
3.5.2 Struktur Informasi ...................................................................................... 8
3.5.3 Strategi Optimal untuk peserta lelang yang “Risk-Neutral” ...................... 9
3.5.4 Revenue yang diharapkan di dalam jenis jenis alternatif lelang ................ 9
4 Studi Kasus.......................................................................................... 10
5 Kesimpulan dan Contoh Aplikasi di Indonesia ...................................... 11

MM UGM Eksekutif B 37B 1


Chapter 12 – The Economics of Information November 2018

1 Pengantar
Pembahasan di topik topic sebelumnya adalah dengan asumsi bahwa konsumen maupun
produsen (perusahaan) mempunya informasi lengkap terkait dengan harga dan kualitas
produk yang ada di pasaran. Namun pada kenyataannya asumsi tersebut adalah ideal
karena di dalam dunia nyata infomasi yang ada seringkali tidak lengkap.

Karena itu dirasakan sangat penting untuk menerangkan lebih lanjut aspek aspek yang
penting di dalam pengambilan keputusan terkait dengan kondisi tidak lengkapnya informasi
yang kita miliki. Kisi kisi dari pokok pokok bahasan di dalam bab 12 adalah seperti terlihat di
dalam diagram di bawah ini. Di awal pokok bahasan akan diterangkan apa yang dimaksud
dengan ketidakpastian dan bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku konsumen.
Kemudian akan dibahas bagaimana manager perusahaan (produksi) bisa mengatasi resiko
yang bisa terjadi dengan adanya ketidakpastian tersebut. Terakhir akan dijelaskan
bagaimana implikasi ketidakpastian terhadap kegiatan kegiatan di dalam pasar termasuk
kegiatan lelang.

Diagram-1

MM UGM Eksekutif B 37B 2


Chapter 12 – The Economics of Information November 2018

2 Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dari bab 12 “The Economic of Information” adalah sebagai berikut:

 Mengidentifikasi strategi untuk mengelola resiko dan ketidak pastian termasuk


diversifikasi dan “search strategy” yang optimal

 Menghitung “profit-maximizing output” dan harga di dalam situasi ketidakpastian

 Menerangkan mengapa “asymmetric information” tentang “hidden actions” atau


“hidden characteristics” bisa menyebabkan “moral hazard” dan “adverse selection” dan
mengidentifikasi strategi untuk mengurangi kemungkinan terjadinya masalah tersebut.

 Menerangkan bagaimana aturan lelang dan informasi berpengaruh terhadap incentive


di dalam lelang dan menentukan strategi penawaran yang optimal di dalam berbagai
maca lelang dengan nilai yang independen atau berhubungan

MM UGM Eksekutif B 37B 3


Chapter 12 – The Economics of Information November 2018

3 Pokok Bahasan

3.1 Mean dan Variance


Di dalam situasi ketidakpastian variable seperti profit, harga barang produksi, pendapatan
konsumen dan sebagainya tidak bisa diketahui dengan pasti nilainya. Variabel variable
semacam itu disebut dengan random variabel. Dengan deketahuinya probabilitas kejadian
setiap nilai yang mungkin dari suatu random variable maka bisa diperkirakan nilai yang
diharapkan (mean) untuk random variable tersebut dengan rumus sebagai berikut:

E[x] adalah nilai yang diharapkan dari random variable x


x1, x2, …, xn adalah semua nilai yang mungkin dari random variable x
q1, q2,…,qn adalah probabilitas dari masing masing nilai yang mungkin dari random variable x

Di dalam pengambilan keputusan terkait dengan suatu random variable selain kita harus
mengetahui nilai rata ratanya maka kita juga perlu mengetahui tingkat resiko yang ada di
dalam random variable tersebut. Mean dari suatu random variable menunjukan nilai rata
rata dari random variable tersebut namun tidak menunjukan tingkat resiko yang ada.
Mekanisme pengukuran resiko yang paling umum adalah dengan menggunakan variance.
Variance dari suatu random variable dihitung dengan rumus sebagai berikut:

adalah variance dari random variable x


E[x] adalah nilai yang diharapkan dari random variable x
x1, x2,…, xn adalah semua nilai yang mungkin dari random variable x
q1, q2,…,qn adalah probabilitas dari masing masing nilai yang mungkin dari random variable x

Sedangkan adalah standard deviation. Di dalam praktek nyata, standard deviation bisa
menunjukan bahwa hasil sebenarnya dari suatu random variabel akan berada di interval 2
kali standard deviation dari mean nya ( di interval antara mean – 2 kali standard deviation
dan mean + 2 kali standard deviation)

3.2 Ketidakpastian dan Perilaku Konsumen


Ketidakpastian akan mempengaruhi perilaku konsumen di dalam pengambilan keputusan.
Misalnya pengambilan keputusan untuk membeli suatu barang dari toko a, toko b atau toko
c dan seterusnya. Dengan adanya ketidakpastian maka konsumen akan berperilaku secara
kusus di dalam menentukan pembelian barang tersebut. Jenis jenis perilaku konsumen
terkait adanya ketidakpastian diterangkan lebih lanjut di dalam sub bab di bawah ini.

MM UGM Eksekutif B 37B 4


Chapter 12 – The Economics of Information November 2018

3.2.1 Penghindaran Terhadap Resiko (Risk Aversion)


Di dalam ketidakpastian maka akan ada resiko dan setiap konsumen mempunyai karakter
yang berbeda beda di dalam menghadapi resiko tersebut. Dalam hal ini consumer bisa
dikelompokan menjadi 3 macam yaitu risk-averse, risk-loving dan risk-neutral.

Risk-averse consumer lebih menyukai mendapatkan pemasukan senilai $M secara pasti


daripada mendapatkan nilai yang sama dari suatu proyek yang beresiko. Risk-loving
consumer lebih menyukai mendapatkan pemasukan senilai $M dari suatu proyek yang
beresiko daripada mendapatkan pemasukan dengan nilai yang sama secara pasti (tanpa
resiko). Sedangkan Risk-neutral consumer tidak mempunyai preferensi kusus terhadap cara
mendapatkan pemasukan sejumlah $M apakah dari suatu proyek yang beresiko ataukah
dari suatu hal yang pasti (tanpa resiko).

Berikut adalah implikasi dari risk-averse consumer dalam hal meng-optimalkan


keputusannya di dalam situasi ketidakpastian tersebut. Ada empat hal yang terkait dengan
optimalisasi keputusan dari risk-averse consumer yaitu Kualitias Produk, Jaringan
Penjualan, Review secara Online dan Asuransi .

Kualitas Produk;
Risk-averse consumer cenderung memilih produk yang dia sudah yakin dan paham atas
kualitas nya. Dia akan enggan untuk mencoba suatu produk baru yang dia belum yakin
tingkat kualitas nya meskipun sebenarnya produk baru tersebut kulaitas nya sama atau lebih
baik dari pada produk yang dia sudah pahami kualitasnya. Produsen atau penjual bisa
menggunakan 2 taktik di dalam menarik consumer tersebut dengan cara menurunkan harga
produk nya secara signifikan atau dengan iklan yang membandingkan kualitas produk nya
dengan produk lainnya sehingga akan menarik risk-averse consumer untuk membeli produk
tersebut.

Jaringan Penjualan:
Jaringan penjualan dengan brand dan kualitas yang sudah diketahui dengan baik oleh risk-
averse consumer akan menjadi pilihan daripada suatu toko/ penjualan yang mana produk
yang dijual belum dikenali kualitasnya oleh consumer tersebut meskipun pada
kenyataannya toko tersebut menjual produk dengan kualitas yang sama atau bahkan lebih
dari jarangan penjualan yang sudah dikenali sebelumnya oleh consumer tersebut.

Review secara Online;


Review dari konsumen yang ada di web site (online) akan memberikan informasi lebih
banyak kepada konsumen sehingga risk-averse consumer bisa mendapatkan informasi lebih
lengkap dan bisa lebih tertarik untuk membeli ke suatu toko/ penjualan yang dia belum
pernah kenal/ lakukan sebelumnya.

Asuransi;
Risk-averse consumer cenderung menghindari resiko dengan mempunyai/ membeli
asuransi. Ini menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh produsen untuk menarik risk-averse
consumer dengan mem “bundle” produknya dengan fasilitas asuransi/ extended warranty.

MM UGM Eksekutif B 37B 5


Chapter 12 – The Economics of Information November 2018

3.2.2 Pencarian oleh Konsumen (Consumer Search)


Risk-neutral consumer akan terus mencari harga yang paling rendah selama expected
benefit nya (EB) lebih tinggi daripada biaya untuk satu pencarian tambahan (c). Jika search
cost nya naik maka reservation price nya (R) juga akan naik sehingga menyebabkan aktifitas
“search” nya juga akan berkurang demikian juga sebaliknya jika search cost nya turun
makan R akan turun dan aktifitas “search” nya akan naik. Hal ini tergambarkan di dalam
diagram-2 dan diagram-3 di bawah ini.

Diagram-2 Diagram-3

3.3 Ketidakpastian dan Perusahaan


Ketidakpastian juga akan mempengaruhi keputusan perusahaan terkait dengan produksi.
Preferensi risk dari manager akan mempengaruhi keputusannya. Mirip dengan “consumer
search” maka ada juga “producer search” yang mana produsen akan mencari harga/ biaya
input yang paling rendah. “Profit Maximization” juga dipengaruhi oleh ketidakpastian.

Untuk memaksimalkan profit maka risk-neutral manager harus memastikan bahwa expected
marginal revenue E[MR] sama dengan marginal cost (MC), E[MR] = MC. Berikut adalah
contoh soal yang menjelaskan bagaimana perhitungan profit-maximization output di dalam
situasi ketidakpastian tersebut.

Soal: Jawaban:
• Appleway Industries memproduksi jus apel. Berapa • Max expected profit tercapai jika E[MR] = MC
galon jus yang harus diproduksi agar profit R = P x Q => MR = E[P]
maksimal jika: E[P] = 0.3 x 2 + 0.7 x 1 = $1.3
• Market Price nya tidak diketahui namun ahli C = 200 + 0.0005Q2 => MC = 0.001Q
ekonomi memperkirakan probabilitas nya 30% E[MR] = MC => E[P] = MC
di harga $2 dan 70% di harga $1 per galon 1.3 = 0.001Q
• Cost function nya: C = 200 + 0,0005Q2 Q = 1300 galon

• Berapakah expected profit nya? • Expected profit: E[p] = E[R] – Cost


E[p] = E[P] x Q – ( 200 + 0.0005Q2)
= 1.3 x 1300 – (200 + 0.0005.13002)
E[p] = $645

MM UGM Eksekutif B 37B 6


Chapter 12 – The Economics of Information November 2018

3.4 Ketidakpastian dan Pasar


3.4.1 Asymmetric Information
Adalah suatu kondisi dimana sebagian orang memiliki informasi yang lebih baik daripada
sebagian orang yang lain (dalam kaitannya dengan transaksi ekonomi antara pembeli dan
penjual). Dalam hal ini umumnya penjual yang memiliki informasi lebih banyak dari pembeli,
walaupun sebaliknya juga mungkin saja terjadi.

 Adverse Selection
Merupakan suatu kondisi yang timbul apabila suatu pihak memiliki karakteristik
tersembunyi (hidden characteristcs) yang diketahui hanya oleh invidu tersebut dan
tidak diketahui oleh pihak yang menjadi lawan transaksinya dalam suatu transaksi
ekonomi, dan dalam prosesnya terjadi seleksi yang menghasilkan sekelompok
individu dengan karakteristik yang tidak diinginkan. Berikut adalah beberapa contoh
kasus nya:
 Penjual mobil bekas umumnya memiliki informasi yang lebih baik tentang
kondisi mobil yang mereka jual dibandingkan dengan calon pembelinya,
sehingga si pembeli berpotensi untuk dirugikan karena bisa saja si penjual
menggunakan informasi yang (lebih banyak) dimiliki olehnya untuk
mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari si pembeli
 Pembeli juga bisa memiliki informasi yang lebih baik tentang manfaat yang
bisa mereka ambil dari suatu layanan/produk, contohnya restoran all you can
eat (disini sebagai penjual) yang menerapkan satu harga beresiko dirugikan
karena akan dipilih oleh pelanggan yang memiliki nafsu makan tinggi, dimana
pelanggan jenis ini merupakan pelanggan yang paling tidak menguntungkan
dan akhirnya berpotensi menyebabkan kerugian (atau penurunan
keuntungan) bagi pihak penjual

 Moral Hazard
Merupakan suatu kondisi yang timbul apabila suatu pihak yang terikat pada sebuah
kontrak dengan pihak lain melakukan suatu tindakan yang tersembunyi (hidden
action) yang menguntungkan pihak pelaku dengan merugikan/mengorbankan pihak
lain. Berikut adalah contohnya:
 Perusahaan yang mempekerjakan seorang manager untuk menjalankan
usahanya dan memperoleh keuntungan yang bervariasi jumlahnya
tergantung pada kondisi ekonomi saat itu, akan tetapi seberapa besar
effort/usaha yang dilakukan oleh si manager juga akan mempengaruhi
keuntungan perusahaan. Disini si manager terlindungi dari kerugian ekonomi
oleh suatu kontrak ikatan kerja dimana berapapun profit yang diterima
perusahaan dia akan tetap mendapat gaji dengan jumlah tertentu, disini si
manager memiliki kesempatan untuk melakukan suatu hidden action tadi
dengan tidak bekerja dengan maksimal yang akan berpotensi mengurangi
keuntungan pemilik perusahaan, tapi tidak bagi si manager karena dia tetap
akan digaji sesuai dengan kontraknya. Kontrak kerja dan adanya hidden
action inilah yang memicu timbulnya Moral Hazard tadi.

MM UGM Eksekutif B 37B 7


Chapter 12 – The Economics of Information November 2018

3.4.2 Signaling and Screening


“Signaling” merupakan suatu cara bagi pihak yang memiliki hidden characteristics tadi untuk
memberikan informasi kepada pihak yang memiliki lebih sedikit informasi mengenai hidden
characteristics yang dimilikinya. Informasi yang diberikan harus nyata dapat dilihat atau
dirasakan oleh pihak penerima informasi. Hal ini merupakan salah satu bentuk mitigasi dari
kondisi Adverse Selection yang dilakukan oleh pihak yang memiliki informasi lebih banyak.
“Screening” Merupakan suatu cara bagi pihak yang memiliki informasi lebih sedikit untuk
menyeleksi sekelompok individual berdasarkan karakteristiknya masing-masing. Seperti
halnya signaling hal ini juga merupakan bentuk mitigasi bagi kondisi Adverse Selection tadi,
yang membedakan adalah pihak yang melakukan mitigasinya.

3.5 Lelang (Auction)


3.5.1 Jenis Lelang

Jenis lelang beserta mekanisme dan karakteristiknya bisa dilihat di dalam diagram di bawah
ini.

Mekanisme Keterbukaan Harga Awal Harga yang dibayar


Penawaran Informasi (Pembukaan) Pemenang Lelang
Rendah,
English Auction Bergiliran Terbuka Tertinggi
makin tinggi
Tidak
1st Price, Sealed Bid Bersamaan Tertutup Tertinggi
diketahui
Tidak
2nd Price, Sealed Bid Bersamaan Tertutup Kedua tertinggi
diketahui
Tinggi, makin Harga pertama yang
Dutch Auction Bergiliran Terbuka
menurun diterima

Diagram-4

3.5.2 Struktur Informasi


 Independent Private Values
Kondisi lelang dimana masing-masing peserta lelang mengetahui nilai perkiraan
mereka masing-masing atas barang yang dilelang tapi tidak mengetahui nilai yang
dimiliki peserta lain, dan nilai yang dipegang masing-masing peserta tidak saling
mempengaruhi satu dengan lainnya

 Correlated/Affiliated Value Estimates


Kondisi lelang dimana masing-masing peserta tidak mengetahui nilai perkiraan
mereka sendiri atas barang yang dilelang dan juga tidak mengetahui penilaian
peserta lainnya. Disini penilaian seorang peserta lelang akan mempengaruhi
penilaian peserta yang lainnya.

MM UGM Eksekutif B 37B 8


Chapter 12 – The Economics of Information November 2018

3.5.3 Strategi Optimal untuk peserta lelang yang “Risk-Neutral”


 Independent Private Value Auction

Jenis Lelang Strategi Optimal


English Auction Tetap aktif menawar sampai dengan harga
melewati nilai perkiraan yang kita miliki
2nd Price, Sealed Bid Auction Masukkan penawaran sesuai dengan nilai
maksimal perkiraan kita, sebagai strategi
dominan
1st Price Sealed Bid Auction (strategi yang Masukkan penawaran di bawah nilai
sama dengan Dutch Auction) perkiraan maksimal kita, dengan rumus :

Dimana :
b = nilai penawaran optimal
v = nilai perkiraan maksimal kita
L = penilaian paling rendah
n = jumlah peserta lelang

Diagram-5

 Correlated Value Auction


Dalam lelang jenis ini para peserta harus jeli dalam melihat kondisi selama proses
lelang berlangsung untuk mendapatkan informasi seberapa besar penilaian peserta
lain dan menyesuaikan penawarannya

3.5.4 Revenue yang diharapkan di dalam jenis jenis alternatif lelang

 Revenue yang diharapkan pada lelang dengan peserta yang Risk-Neutral

Diagram-6

MM UGM Eksekutif B 37B 9


Chapter 12 – The Economics of Information November 2018

4 Studi Kasus
a) “Obfuscation” (membuat sesuatu menjadi kurang jelas/ kabur) untuk mengatasi biaya
internet search yang rendah.
Ahli ekonomi, Glenn Ellison dan Sara Fisher, telah meneliti pelaku produsen di situs
pricewatch.com sebagai berikut:
- Keterangan produk di situsnya dibuat kompleks dan membuat beberapa versi
produk
- Menawarkan produk dengan kualitas rendah dan harga murah. Setelah konsumen
click di situs nya produk dengan kualiatas tinggi ditawarkan dengan harga yang jauh
lebih tinggi dari harga produk dengan kualitas rendah tersebut
Praktek ini akan membuat konsumen melakukan search proses yang lebih kompleks dan
memakan biaya sehingga secara potensial produsen bisa meningkatkan profit karena
konsumen tidak bisa mendapatkan informasi yang jelas dari internet search tersebut.

b) “Second-Price” Auctions di eBay


Dalam lelang berjenis second-price auction strategi dominan adalah memasukkan
penawaran sesuai dengan penilaian kita terhadap benda yang dilelang. Contoh lelang
jenis ini adalah lelang di situs eBay.
Mekanisme lelang di eBay adalah para pesertanya dipersilahkan untuk memasukkan
nilai penawaran tertinggi masing-masing akan suatu objek lelang (willingness to pay
maksimum mereka). Nilai ini akan disimpan oleh eBay dalam sistem mereka, dan sistem
mereka akan mengupdate penawaran kita secara otomatis dengan selisih nilai yang
terkecil di atas penawaran tertinggi saat itu
Contoh :
Ada sebuah benda yang posisi harganya saat ini di eBay penawaran tertingginya di $10,
kita bersedia membeli barang tersebut asalkan harganya tidak lebih dari $20 (willingness
to pay maksimum kita di $20), di eBay kita bisa mensetting secara otomatis untuk terus
menawar di atas penawaran tertinggi saat ini dengan selisih kenaikan yang kecil hingga
suatu saat harga penawaran tertinggi melebihi $20 maka akan berhenti.
Apabila ada peserta lain yang memasukkan angka penawaran maksimum mereka di
angka $15 maka ketika penawaran kita berada sedikit di atas $15 si peserta ini akan
secara otomatis berhenti menawar, dan jika tidak ada peserta lain yang memasukkan
penawaran maksimum di atas harga saat ini maka kita akan dinyatakan sebagai
pemenang dan harus membayar dengan harga sedikit di atas $15 (meskipun penawaran
maksimum kita di angka $20)

MM UGM Eksekutif B 37B 10


Chapter 12 – The Economics of Information November 2018

5 Kesimpulan dan Contoh Aplikasi di Indonesia


Seperti disampaikan di pokok bahasan, kita telah memahami bahwa di dalam banyak
kejadian konsumen dan produsen mempunyai informasi yang tidak sempurna dan tidak
lengkap terkait dengan permintaan, biaya, sumber dari produk dan kualitas produk.
Keputusan akan susah untuk diambil karena hasilnya adalah tidak menentu. Seperti sudah
dipahami setiap konsumen dan produsen mempunyai preferensi resiko yang berbeda beda.
Jika informasinya bersifat probabilitas maka perhitungan mean dan variance perlu dilakukan
agar dengan analisa marginal keputusan optimal bisa diambil.

Tidak sempurnanya informasi yang dimiliki oleh pihak-pihak yang akan bertransaksi
ekonomi (asymmetric information/informasi asimetris) dapat menyebabkan kerugian bagi
salah satu pihak, untuk memimalkan resiko ini perlu adanya mitigasi yang dilakukan oleh
masing-masing pihak, baik yang memiliki informasi lebih banyak, maupun informasi lebih
sedikit.

Contoh informasi asimetris ini misalnya pada industri asuransi, dimana seringkali pihak
asuransi tidak memiliki informasi yang lengkap tentang pemegang polis asuransinya,
misalnya secara pemeriksaan medis si A dinyatakan sehat dan tidak memiliki potensi
gangguan kesehatan bawaan, akan tetapi ternyata si A memiliki kegemaran terjun payung
atau olahraga ekstrim lainnya yang tidak diketahui oleh pihak asuransi sehingga berpotensi
meningkatkan resiko klaim ke pihak penyedia asuransi.

Salah satu bentuk lain dari informasi yang tidak sempurna adalah pada proses lelang,
dimana masing-masing peserta pada umumnya memiliki informasi (dan struktur
informasinya sendiri) yang berbeda-beda mengenai objek lelangnya, di samping mekanisme
lelang itu sendiri (terbuka atau tertutup) yang meyebabkan semakin sulitnya pengambilan
keputusan dan memerlukan strategi tertentu untuk mengoptimalkan penawaran yang akan
diberikan untuk memaksimalkan peluang memenangkan objek lelang tersebut.
Contoh-contoh lelang di Indonesia adalah lelang blok migas, lelang aset sitaan bank,
maupun barang rampasan negara.

MM UGM Eksekutif B 37B 11

Anda mungkin juga menyukai