Chapter 5. The Production Process and Costs - 20181018
Chapter 5. The Production Process and Costs - 20181018
Chapter 5. The Production Process and Costs - 20181018
Beno Candra
Daru Lugas
Outline
1.1. Short-Run versus Long-Run 2.1. Short-Run Costs 3.1. Economies of Scope
Decisions 2.2. Average and Marginal Costs 3.2. Cost Complementarity
Secara matematika dapat didefinisikan sebagai jumlah maksimum output yang dapat diproduksi
dari beberapa faktor input yang tersedia.
𝑄 = 𝐹 𝐾, 𝐿
Dimana:
𝑄 adalah jumlah maksimum output yang dihasilkan.
𝐾 adalah jumlah modal.
𝐿 adalah jumlah pekerja.
Short-run Periode waktu dimana beberapa faktor produksi (input) adalah fixed, hal ini
menjadi batasan Manager dalam keputusannya.
Long-run Periode waktu dimana beberapa faktor produksi (input) adalah variable, hal ini
dapat disesuaikan oleh Manager dalam keputusannya.
1. The Production Function
1.2. Measures of Productivity
a. Total product (TP)
Jumlah maksimum output yang dapat diproduksi dari jumlah input tertentu.
b. Average product (AP)
Mengukur jumlah output yang dihasilkan dari unit input tertentu, yaitu:
𝑄 𝑄
Pekerja: 𝐴𝑃𝐿 = Modal: 𝐴𝑃𝐾 =
𝐿 𝐾
∆𝑄 ∆𝑄
Pekerja: 𝑀𝑃𝐿 = Modal: 𝑀𝑃𝐾 =
∆𝐿 ∆𝐾
Contoh:
Diketahui fungsi produksi berikut, jika jumlah pekerja sebanyak 5 orang dan modal sebanyak 10, maka akan
menghasilkan unit produk sebanyak: 𝑄 = 𝐹 10,5 = 150.
• Hitung average product dari pekerja.
150
𝐴𝑃𝐿 = = 30 units per pekerja
5
• Hitung average product dari modal.
150
𝐴𝑃𝐿 = = 15 units per modal
10
1. The Production Function
1.2. Measures of Productivity
Total product
Increasing Decreasing Negative
Average product marginal marginal marginal
Marginal product returns to labor returns to labor returns to labor
Bentuk fungsi aljabar untuk proses produksi yang umum digunakan adalah:
Linear: Mengasumsikan hubungan linear sempurna antara semua input dan output
total
Contoh:
Jika diketahui fungsi produksi sebagai berikut:
𝑄 = 3𝐾 + 6𝐿
Berapa output yang dihasilkan ketika 3 unit modal dan 7 unit pekerja digunakan?
𝑄 = 𝐹 3,7 = 3 3 + 6 7 = 51 units
1. The Production Function
1.5. Algebraic Measures of Productivity
Linear:
𝑎𝐾+𝑏𝐿 𝑎𝐾+𝑏𝐿
• Average Product 𝐴𝑃𝐾 = and 𝐴𝑃𝐿 =
𝐾 𝐿
Cobb-Douglas:
𝐾 𝑎 𝐿𝑏 𝐾 𝑎 𝐿𝑏
• Average Product 𝐴𝑃𝐾 = and 𝐴𝑃𝐿 =
𝐾 𝐿
Contoh:
Jika diketahui output produksi seperti fungsi produksi berikut:
𝑄 = 𝐹 1, 𝐿 = 1 1Τ4 𝐿3Τ4
Isoquants
Menggambarkan tradeoff antara kombinasi input yang menghasilkan level output yang
sama dalam long-run.
𝑀𝑃𝐿
𝑀𝑅𝑇𝑆𝐾𝐿 =
𝑀𝑃𝐾
Capital Input
Isocosts
Menggambarkan kombinasi input yang memerlukan biaya produksi yang sama.
𝑤𝐿 + 𝑟𝐾 = 𝐶
dimana w = upah tenaga kerja (wage) dan r = harga modal (rental rate), C = Cost.
Untuk memperoleh ekspresi yang lebih nyaman terhadap kemiringan dan intersepsi dari
garis isocost, kita bisa mengalikan persamaan di atas dengan 1/r, maka didapat:
𝐶 𝑤
𝐾= − 𝐿
𝑟 𝑟
Changes in Isocosts
Perubahan harga dari input akan mengubah kemiringan garis isocost, dimana:
𝐶
= intersepsi/titik potong pada sumbu capital input
𝑟
𝑤
= nilai koefisien yang menunjukan slope atau kemiringan dari kurva isocost
𝑟
1. The Production Function
1.7. Isocosts
Isocosts
Cost Minimization
Memproduksi dengan biaya serendah mungkin
𝑀𝑃𝐿 𝑀𝑃𝐾
=
𝑤 𝑟
𝑀𝑃𝐿 𝑤
=
𝑀𝑃𝐾 𝑟
1. The Production Function
1.8. Cost Minimization
Capital Input
Kurva Isoquants
𝐶1
𝑟
𝐶2 𝐴
𝑟
𝑤
𝑀𝑅𝑇𝑆𝐾𝐿 =
𝑟
𝑄𝐼 =100 units
Kurva Isocosts
0 𝐶2 𝐶1
Labor Input
𝑤 𝑤
1. The Production Function
1.9. Optimal Input Subtitution
Untuk meminimalkan biaya produksi pada tingkat output tertentu, perusahaan harus
menggunakan lebih sedikit input dan lebih banyak input lainnya ketika harga input naik
2. The Cost Function
• Fixed costs (𝑭𝑪): tidak dipengaruhi oleh output yang berubah; termasuk biaya
untuk memperoleh faktor produksi/input yang bersifat tetap.
Contoh: biaya sewa gedung, pembayaran pinjaman
• Variable costs [𝑽𝑪 𝑸 ]: dipengaruhi oleh output yang berubah; termasuk biaya
untuk memperoleh factor produksi/input yang bersifat variable.
Contoh: biaya bahan baku, biaya kemasan
• Total costs: 𝑇𝐶 𝑄 = 𝐹𝐶 + 𝑉𝐶 𝑄
• Sunk costs: Biaya – biaya yg telah dikeluarkan tetapi tidak relevan lagi untuk ikut
dipertimbangkan berkaitan dgn keputusan manajerial yg akan diambil
Contoh: Pembelian tanah untuk investasi yang belum diputuskan untuk proyek
apa, diberi pagar pembatas sunk cost
2. The Cost Function
2.1. Short-Run Cost
• Long-run costs
• Semua biaya bersifat Variabel
• Tidak ada biaya tetap
2. The Cost Function
2.2. Average and Marginal Costs
• Average costs
𝐹𝐶
• Average fixed cost: 𝐴𝐹𝐶 =
𝑄
𝑉𝐶 𝑄
• Average variable costs: 𝐴𝑉𝐶 =
𝑄
𝐶 𝑄
• Average total cost: 𝐴𝑇𝐶 =
𝑄
∆𝐶
atau pengurangan satu unit keluaran −→ 𝑀𝐶 =
∆𝑄
2. The Cost Function
2.2. Average and Marginal Costs
2. The Cost Function
2.2. Average and Marginal Costs
2. The Cost Function
2.3. Relations among Costs
2. The Cost Function
2.4. Fixed and Sunk Costs
Fixed costs
Biaya yang tidak dipengaruhi oleh tingkat output
Sunk cost
Biaya yang hilang setelah dikeluarkan/dibayarkan
Irrelevance of Sunk Costs
Pembuat keputusan harus mengabaikan sunk cost untuk memaksimalkan keuntungan
atau meminimalkan kerugian.
Contoh:
Sewa truk untuk angkut hasil sawit: 10 juta >< penurunan demand
Orang lain mau sewa 2 juta. Apakah diterima?
10 jt is nonrefundable lost. IF Terima sewa 2jt lose only 8jt
2. The Cost Function
2.5. Algebraic Forms of Cost Functions
The cubic cost function: Biaya adalah fungsi kubik dari output; menyediakan aproksimasi yang
wajar untuk hampir setiap fungsi biaya.
Q. The cost function for Managerial Enterprises is given by C(Q) = 20 + 3Q2. Determine the marginal cost
(MC), average fixed cost (AFC), average variable cost (AVC), and average total cost (ATC) when Q 10.
• Dalam jangka panjang, tidak ada input tetap biaya jangka panjang bersifat variable
• Perusahaan bisa mengubah (+/-) factor produksi tanpa batasan.
• Long-run average cost curve
• Kurva yang mendefinisikan minimal biaya rata-rata memproduksi tingkat alternatif
output, memungkinkan untuk seleksi yang optimal dari faktor produksi baik tetap dan
variabel.
2. The Cost Function
2.7. Economies of Scale
• Economies of scope
• Jika total cost produksi Q1 dan Q2 bersama lebih kecil daripada total cost produksi
masing-masing output Q1 dan Q2
𝐶 𝑄1 , 𝑄2 < 𝐶 𝑄1 , 0 + 𝐶 0, 𝑄2
contoh: Telkom membuat layanan Indihome (telepon dan internet) lebih murah daripada
terpisah
3. Multiple-Output Cost Functions
3.2. Cost Complementarity
• Biaya marginal dari produksi barang 1 menurun karena banyak dari barang 2 diproduksi
∆𝑀𝐶1 𝑄1 , 𝑄2
<0
∆𝑄2
• Yakni, jika kenaikan dalam output dari produk 2 menurunkan biaya marginal produksi produk 1
2 2
𝐶 𝑄1, 𝑄2 = 𝑓 + 𝑎𝑄1𝑄2 + 𝑄1 + 𝑄2
• Fungsi biaya:
MC1 = aQ2 + 2Q1
- Ketika a < 0, kenaikan Q2 mengurangi Marginal Cost of produksi produk 1.
- Jika a < 0, cost complementarity
- Jika a > 0, no cost complementarities
• Fungsi biaya:
• MC1 (Q1, Q2) = aQ2 + 2Q1 and MC2 (Q1, Q2) = aQ1 + 2Q2
- Jika f - 𝑎𝑄1𝑄2 > 0 Economies of scope
3. Multiple-Output Cost Functions
3.2. Cost Complementarity
Q.
Jagalah Persatuan
Jayalah Indonesia