Hukum Etika Bisnis Kelas 10 Kelompok 1
Hukum Etika Bisnis Kelas 10 Kelompok 1
Hukum Etika Bisnis Kelas 10 Kelompok 1
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Pada dasarnya etika kerja merupakan gabungan antara kata etika yang
berarti ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral. Pengertian ini muncul mengingat etika berasal dari bahasa Yunani kuno
“ethos” (jamak: ta etha), yang berarti adat atau kebiasaan, cara berkipikir, akhlak,
sikap, watak, cara bertindak. Kemudian diturunkan kata ethics (Inggris), etika
(indonesia). Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988, menjelaskan etika dengan
membedakan tiga arti, yakni: Ilmu tentang apa yang baik dan buruk, kumpulan
azas atau nilai, dan nilai mengenai benar dan salah. Dengan pembedaan tiga
definsi etika tersebut maka kita mendapatkan pemahaman etika yang lebih
lengkap mengenai apa itu etika, sekaligus kita lebih mampu memahami pengertian
etika yang sering sekali muncul dalam pembicaraan sehari-hari, baik secara lisan
maupun tertulis.
Tanggung jawab adalah satu prinsip pokok bagi kaum profesional, orang
yang profesional sudah dengan sendirinya berarti orang yang bertanggung
jawab.
• Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
Maksudnya, orang yang profesional tidak hanya diharapkan melainkan
juga dari dalam dirinya sendiri menuntut dirinya untuk bekerja sebaik
mungkin dengan standar di atas rata-rata, dengan hasil yang maksimum
dan dengan moto yang terbaik.Ia bertanggung jawab menjalankan
pekerjaannya sebaik mungkin dan dengan hasil yang memuaskan dengan
kata lain. Ia sendiri dapat mempertanggungjawabkan tugas pekerjaannya
itu berdasarkan tuntutan profesionalitasnya baik terhadap orang lain yang
terkait langsung dengan profesinya maupun yang terhadap dirinya sendiri.
• Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau
masyarakat pada umumnya.Pada tingkat dimana profesinya itu membawa
kerugian tertentu secara disengaja atau tidak disengaja, ia harus
bertanggung jawab atas hal tersebut, bentuknya bisa macam-macam.
Mengganti kerugian, pengakuan jujur dan tulus secara moral sebagai telah
melakukan kesalahan: mundur dari jabatannya dan sebagainya.
2. Keadilan.
Prinsip ini menuntut agar dalam menjalankan profesinya orang yang
profesional tidak boleh melakukan diskriminasi terhadap siapapun
termasuk orang yang mungkin tidak membayar jasa profesionalnya
3. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadihaknya.
4. Prinsip Kompetensi, prinsip ini menuntut untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai jasa profesionalnya, kompetensi dan ketekunan.
5. Prinsip Prilaku Profesional, prinsip ini menuntut kita untuk berprilaku
konsisten dengan reputasi profesi
6. Prinsip Kerahasiaan, prinsip ini menuntut untuk menghormati kerahasiaan
informasi.
1. Harus rasional
2. Harus konsisten, tetapi tidak kaku
3. Harus bersifat universal
1. Aturan kesopanan
2. Aturan kelakuan, dan
3. Sikap antara para anggota profesi
B. Standar Profesi
Standar adalah nilai atau acuan yang menentukan level praktek terhadap
staf atau sistem yang telah ditetapkan untuk dapat diterima sampai pada
wewenang tertentu (schroeder, 1991).
Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai
dasar untuk pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak
tantangan baru, memerlukan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta
memiliki kode etik dengan fokus utama pada pelayanan (Winsley, 1964).
Dalam melaksanakan kewajibannya para profesional harus mengacu pada
standar profesi menurut bidangnya masing-masing. Standar profesi adalah
pedoman yang harus digunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi
secara baik (Komalawati, 2002:17)
Menurut KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NO 377/MENKES/SK/III/2007, “Standar profesi ini disusun
sebagai pedoman bagi tenaga profesi manaajemen informasi kesehatan dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memberikan pelayanan
kesehatan di Indonesia”.
2.1.4 Penerapan Etika Profesi Sebagai Karyawan
Etika kerja berkaitan dengan apa yang semestinya dilakukan oleh karyawan.
Seharusnya etika kerja makin lama bukannya semakin menurun tetapi semakin
meningkat. Seperti dikutip Ehow, untuk meningkatkan etos kerja, setiap
karyawan perlu membangun prinsip-prinsip seperti di bawah ini.
3. Tahapan Pelaksanaan
Supaya memiliki nilai moral yang kuat dengan kode etik para
pengemban profesi dituntut untuk meningkatkan karier dan
profesi-profesinya.
Dalam mencegah adanya pelanggaran etika kerja yaitu dengan
melaksanakan kode etik yang diperlukan moralitas tinggi bagi
penyandang profesi tersebut. Adanya kode etik akan
melindungi perbuatan yang tidak profesional, ketaatan tenaga
profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan naluriah
yang telah bersatu dengan pikiran, jiwa dan perilaku tenaga
professional. Dengan demikian tidak ada jalan lain kecuali taat,
jika terjadi pelanggaran berarti pengemban profesi yang
bersangkutan bersedia dikenai sanksi yang cukup
memberatkan atau merepotkan baginya.
4. Sasaran
5. Indikator Pencapaian
"Hal ini telah sesuai dengan keterangan saksi Rohli dan N. Susetyo
Sutadji dan saksi Surjati T. Budiman serta telah sesuai BAP (Berita
Acara Pemeriksaan) Labaratoris Kriminalistis Bareskrim Polri."
jelasnya. Pengiriman uang serta pemalsuan tanda-tangan ini tidak
di sadari oleh ke-2 nasabah tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika profesi merupakan sikap etis sebagai bagian integral dari
sikap hidup dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban
profesi serta mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar
atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus
(profesi) kehidupan manusia.
Sebagai karyawan perlu menerapkan kode etik pada etika
kerjanya di suatu organisasi atau perusahaan, agar aktivitas
organsasi/perushaan dapat berjalan lancar.
Etika profesi in berupa sikap, perilaku, cara berhubungan dan
bagaimana proses kerja dilaksanakan, akan membangun
“Budaya Kerja” yang merupakan salah satu elemen penting
dalam perusahaan.
3.2 Saran
Organisasi atau perusahaan sebaiknya menerapkan etika profesi
ini agar tidak terjadi pelanggaran pada etika profesi