Preparasi Sangat Terbaru!
Preparasi Sangat Terbaru!
Preparasi Sangat Terbaru!
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Media
Medium merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat
hara yang digunakan menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya. Selain
itu, medium dapat dipergunakan pula untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-
sifat fisologis, dan perhitungan jumlah mikroorganisme. Untuk menetapkan suatu
jenis mikroba sebagai penyebab penyakit harus terlebih dahulu harus mendapatkan
mikroba dalam keadaan murni (pure culture) untuk diselidiki sifat-sifatnya. Untuk
tujuan tersebut sangat diperlukan suatu medium (perbenihan) sebagai tempat tumbuh
dan isolasi mikroorganisme.
Produk-produk medium dari industri (pabrik) harus ada aturan tentang
penggunaan semua produk medium mikrobiologis. Aspek-aspek yang harus
terstandar antara lain pengawasan, pemeliharaan, pembersihan, kalibrasi peralatan,
sanitasi, pengambilan sampel, penyimpanan, dan distribusi medium. Harus ada
petunjuk formula dan dokumen untuk setiap produk termasuk cara pengemasan
produk medium (Waluyo, 2010).
memberikan salah satu ciri yang khas sehingga dapatdibedakan dari yang
lain dan dapat dipisahkan.
4. Media diperkaya
Media ini digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme untuk
keperluan tertentu. Dibiakkan dalam medium ini agar sel-sel
mikroorganisme tertentu dapat berkembang dengan cepat sehingga
diperoleh populasi yang tinggi. Komposisi medium sangat diperlukan dan
sangat menguntungkan bagi pertumbuhan sel mikroorganisme yang
bersangkutan.
(Waluyo, 2010)
8. Medium Serbaguna
Medium ini merupakan medium yang paling umum digunakan dalam
mikrobiologi (dapat menunjang pertumbuhan sebagian besar mikroba).
Contohnya medium kaldu.
(Waluyo, 2010)
9. Neraca digital
Fungsi : Untuk menimbang massa bahan yang digunakan.
10. Serbet
Fungsi :Untuk mengeringkan alat-alat yang telah dicuci.
11. Spatula
Fungsi : Untuk mengambil dan memindahkan tepung agar.
12. Termometer
Fungsi : Untuk mengukur suhu larutan agar pada saat dipanaskan.
13. Tisu
Fungsi : Untuk mengeringkan alat-alat yang telah dicuci.
9
10
Mulai
Sterilisasi
Apakah larutan
sudah homogen?
Tidak
Ya
Dituang ke cawan petri yang sudah disiapkan hingga ½ cawan petri
Selesai
1. Media mati
Agar Komersil
2. Media padat
(Agarasa Agar Komersil
3. Media semi
Cokelat)
sintetik
1. Media mati
NA Agar 2. Media padat
Agar pro analysis
(Nutrient Agar) 3. Media semi
sintetik
4.2 Pembahasan
Agar komersil merupakan agar yang diperdagangkan untuk laboratorium
pengujian mikroba profesional dan industri makanan dan minuman yang ber-SNI.
Biasanya, agar komersil diimpor dengan biaya yang mahal. Selain agar komersil, ada
pula NA agar merupakan media yang digunakan untuk menguji mikrobiologi yang
diinokulasi dari lingkungan alam. NA agar biasa digunakan dalam laboratorium
pendidikan mikrobiologi (Hartanto, 2018).
NA (Nutrient Agar) merupakan suatu medium yang berbentuk padat, NA
(Nutrient Agar) dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone dengan
13
14
menggunakan agar sebagai pemadat, dalam hal ini media yang digunakan diproduksi
oleh Oxoid.ltd., Basingstoke, Hampshire, England, dengan merek OXOID. kode
CM0003, Komposisi NA Kode CM0003 adalah pepton 5, sodium chlorida 5.0, agar
15.0, lab-lemco powder 1.0, yeast extract 2.0. (tertulis dalam kemasan).
Media NA (Nutrient Agar) berdasarkan bahan yang digunakan termasuk dalam
kelompok media semi alami, media semi alami merupakan media yang terdiri dari
bahan alami yang ditambahkan dengan senyawa kimia. Berdasarkan kegunaanya
media NA (Nutrient Agar) termasuk kedalam jenis media umum, karena media ini
merupakan media yang peling umum digunakan untuk pertumbuhan sebagian besar
bakteri. Bedasarkan bentuknya media ini berbentuk padat, karena mengandung agar
sebagai bahan pemadatnya. Media padat biasanya digunakan untuk mengamati
penampilan atau morfologi koloni bakteri (Munandar, 2016).
Agar komersil berfungsi dalam uji mikrobiologi makanan. Uji mikrobiologi
merupakan salah satu uji yang penting, karena selain dapat menduga daya tahan
simpan suatu makanan, juga dapat digunakan sebagai indikator sanitasi makanan
atau indikator keamanan makanan. Pengujian mikrobiologi diantaranya meliputi uji
kuantitatif untuk menentukan mutu dan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif
bakteri pathogen untuk menentukan tingkat keamanannya, dan uji bakteri indikator
untuk mengetahui tingkat sanitasi makanan tersebut. Kemudian agar NA (Nutrient
Agar) berfungsi sebagai media inokulasi, media selektif, media eksklusif, dan media
differensial (Hartanto,2018).
Kriteria agar komersil adalah memiliki pH netral atau berkisar pada pH 7,
memiliki tepung agar-agar yang mencapai 88-172 pada konsentrasi 14 gram/liter,
nilai organoleptik lebih tinggi dari 7, memiliki kadar air berkisar 12.8-16.9 %, masih
kurang dari 22% berdasarkan SNI 2802:2015, absorpsi air memenuhi syarat, yaitu
mencapai 13-14 kali, melebihi dari persyaratan yaitu 5 kali, tidak memiliki
kandungan pati, gelatin dan protein, serta memiliki kehalusan 100 mesh. Sedangkan
kriteria NA agar adalah mengandung pati, gelatin dan protein yang memenuhi syarat
bakteriologi.
Perbedaan antara agar komersil, teknis, dan pro analysis adalah dari kandungan
bahan-bahan yang digunakan dalam agar tersebut. Agar komersil tidak mengandung
pati, gelatin, dan protein. Agar teknis memiliki kandungan pati, gelatin, protein,
15
gelisat, dan sebagainya yang memenuhi syarat bakteriologi. Agar pro analysis
memiliki kandungan bahan-bahan kimia yang khusus di dalamnya (Hartanto, 2018).
Bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di
dalamnya, menengah ini harus memenuhi persyaratan-persyaratan, di antara yang
lain harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, harus
memiliki kandungan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan
kebutuhan mikroba yang akan ditumbuhkan, tidak mengandung zat-zat yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroba, harus bergantung pada kondisi steril sebelum
digunakan, agar mikroba yang di tumbuhkan dapat tumbuh dengan baik. Percobaan
kali ini adalah pembuatan media agar agarasa cokelat denganberat 9 gram dalam 250
ml aquadest. Agar yang dihasilkan padat atau solid bewarna putih bening.
Pembuatan NA agar di awali dengan pembuatan ekstrak daging ayam ras,
ayam buras, kambing gibas dan sapi lokal, masing masing sebanyak 6 gram dalam
300 ml aquadest, kemudian di lanjutkan dengan menambahkan agar batang sebanyak
0,45 gram pada setiap ektrak selanjutnya media di tuangkan ke dalam gelas ukur
sebanyak 20 ml per media, lalu agar tersebut di masukan kedalam tabung reaksi
sebanyak 10 ml per tabung reaksi, kemudian setelah itu media di sterilkan ke dalam
autoklaf sampai suhu mencapai 1210C agar terbebas dari mikroba (Munandar, 2016).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum preparasi media ini adalah :
1. a. Media komersial merupakan agar yang diperdagangkan untuk laboratorium
pengujian mikroba profesional dan industri makanan dan minuman yang ber-
SNI. Jenis media dalam agar komersial meliputi : berdasarkan sifat
heterotrofan : media mati, berdasarkan konsistensi : media padat dan
berdasarkan susunan kimia : media semi sintetik.
b. NA agar merupakan media yang digunakan untuk menguji mikrobiologi
diinokulasi. Jenis media dalam NA agar meliputi : berdasarkan sifat
heterotrofan : media mati, berdasarkan konsistensi : media padat dan
berdasarkan susunan kimia : media semi sintetik.
2. Media berfungsi sebagai tempat dan sebagai sumber nutrisi untuk
menumbuhkan mikroba yang di inokulasi, sebagai isolasi mikroba dan pengujian
sifat-sifat fisiologis dari mikroba.
3. Berdasarkan sifat heterotrofan media ada 2 jenis yaitu media hidup dan media
mati. Untuk konsistensi media ada 5 jenis yaitu media padat, media semi padat
dan media cair. Dan susunan kimia media dibagi menjadi 5 jenis yaitu media
non sintetik, media sintetik, media semi sintetik, media anorganik dan media
organik.
4. Media harus memiliki kriteria mengandung semua zat hara yang mudah
digunakan oleh mikroba, harus memiliki kandungan osmosis, tegangan
permukaandan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan
ditumbuhkan, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroba, harus bergantung pada kondisi steril sebelum digunakan, agar mikroba
yang di tumbuhkan dapat tumbuh dengan baik.
5. Perbedaan antara agar komersil dan teknis adalah dari kandungan bahan-bahan
yang digunakan didalam agar tersebut. Agar komersil tidak mengandung pati,
gelatin, dan protein. Sedangkan agar teknis memiliki kandungan pati, gelatin,
protein, gelisat, dan sebagainya yang memenuhi syarat bakteriologi.
16
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum preparasi media ini adalah :
1. Sebaiknya dilakukan variasi jenis media dalam melakukan percobaan preparasi
media.
2. Sebaiknya dilakukan variasi volume aquadest untuk melarutkan agar.
3. Sebaiknya praktikan melakukan variasi massa sampel.
4. Sebaiknya dilakukan pemanasan larutan agar dengan menggunakan bunsen atau
kompor listrik.
5. Sebaiknya dilakukan variasi suhu pemanasan pada saat membuat agar.
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, E. S. dan Santi Ariningsih. 2018. Pembuatan Media Uji Mikrobiologi Siap
Pakai dari Bahan Baku Lokal Indonesia untuk Pengujian Parameter Angka
Lempeng Total. Warta IHP, Vol 35. No 2.
Mialon, et al. 2012. Effects of Preparation and Storage of Agar Media on the
Sensitivity of Bacterial Forward Scattering Patterns. Jurnal of Applied
Biosensor. Vol 1.
Munandar, K. 2016. Pengenalan Laboratorium IPA-BIOLOGI Sekolah. Bandung:
Refika Aditama.
Rakhmawati, A. 2012.Penyiapan Media Mikroorganisme. Universitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta.
Waluyo, L. 2010. Teknik Metode Dasar dalam Mikrobiologi. PT. penerbit.
Universitas muhammadiyah, Malang. Malang.
Wati, Y. R. 2018. Pengaruh Pemanasan Media Plate Count Agar (PCA) Berulang
Terhadap Uji Total Plate Count (TPC) di Laboratorium Mikrobiologi
Teknologi Hasil Pertanian Unand. Vol.1 No. 2.
LA-1
LAMPIRAN A
FOTO PERCOBAAN
Gambar A.4 Nutrient Agar Gambar A.5 Nutrient Agar Gambar A.6 Nutrient Agar
LA-1
LB-2
LAMPIRAN B
APLIKASI DALAM INDUSTRI
“Pembuatan Media Uji Mikrobiologi Siap Pakai dari Bahan Baku
Lokal Indonesia untuk Pengujian Parameter Angka Lempeng Total”
Saat ini kebutuhan media uji Plate Count Agar (PCA) produk impor, yang
harganya relatif mahal. Diperlukan Plate Count Agar (PCA) produk lokal berbahan
baku lokal Indonesia untuk mengurangi beban biaya uji laboratorium yang
membutuhkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian pembuatan formulasi
media Plate Count Agar (PCA) berbahan baku lokal, terutama bahan tepung agar-
agar. Formulasi yang dilakukan adalah penggunaan bahan tepung agar-agar lokal
dengan Gel Strenght (GS) 800, 900 dan 1000 gr/cm², serta agar-agar kertas yang
dibuat di laboratorium. Hasil analisis viskositas, pH dan pengamatan secara visual
agar-agar kertas yang dibuat, untuk uji coba pendahuluan masih belum sesuai
sebagai bahan formulasi pembuatan Plate Count Agar (PCA), namun untuk agar-agar
lokal dengan Gel Strenght (GS) 800, 900 dan 1000 gr/cm² memenuhi persyaratan
SNI 2802:2015 (SNI Tepung Agar-agar) dan memenuhi persyaratan spesifikasi agar-
agar untuk keperluan uji mikrobiologi berdasarkan persyaratan Indian Standard
(1973). Sedangkan uji T-test pada tingkat signifikansi 5% (0,05) atau dengan tingkat
kepercayaan 95%, pada analisis produk Plate Count Agar (PCA), berbahan baku
agar-agar lokal dengan GS 800 gr/cm², dengan pembanding Plate Count Agar
(PCA), komersial (import) menunjukkan bahwa, formula I (bahan baku agar-agar
GS 800 gr/cm²), tidak berbeda nyata dibandingkan dengan PCA komersial pada uji
penumbuhan biakan murni E.coli, baik konsentrasi rendah maupun medium,
sehingga formula I, direkomendasikan sebagai formula terbaik, dibandingkan dengan
formula lainnya.
Pemanfaatan rumput laut sebagai bahan baku produk yang lebih bermanfaat
dan bernilai ekonomis cukup besar. Berbagai jenis produk yang dapat dibuat
menggunakan bahan baku rumput laut antara lain agar-agar, jelly food, manisan dan
campuran makanan seperti burger dan lain-lain. Produk agar-agar yang berasal dari
bahan baku rumput laut dapat digunakan sebagai bahan baku utama sebagai media
LB-2
untuk pengujian mikrobiologi, sehingga rumput laut memiliki manfaat yang lebih
baik dan bernilai ekonomi yang cukup tinggi.
Kebutuhan media uji pada laboratorium mikrobiologi untuk keperluan
pengujian parameter cemaran mikrobiologi ada kecenderungan semakin meningkat,
sejalan dengan pertumbuhan industri makanan dan minuman yang semakin
meningkat, disamping itu adanya pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI)
wajib bagi industri bahan makanan dan minuman, seperti air minum dalam kemasan,
kakao bubuk, gula kristal rafinasi, tepung terigu sebagai bahan makanan dan produk
makanan olahan lainnya seperti biskuit, mi instan dan kopi instan. Adanya
pemberlakuan SNI wajib tersebut, pada pelaksanaan kegiatan produksi, setiap
industri yang memproduksi komoditi atau jenis produk yang ber-SNI wajib, maka
setiap produsen wajib memiliki laboratorium mikrobiologi yang dapat menguji
parameter cemaran mikrobiologi, khususnya cemaran mikrobiologi yang disyaratkan
pada SNI yang berlaku, seperti pengujian parameter angka lempeng total ALT.
Untuk pengujian ALT diperlukan media uji Plate Count Agar (PCA).
Dengan adanya permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian pembuatan
media Plate Count Agar (PCA), siap pakai yang menggunakan bahan baku dan
bahan penolong yang berasal dari bahan lokal Indonesia. sehingga akan berdampak
positif bagi laboratorium yang memerlukannya, minimal dapat mengurangi biaya
pembelian Plate Count Agar (PCA), yang dibutuhkan oleh laboratorium pengujian
profesional maupun laboratorium industri makanan dan minuman yang memang
dituntut harus dapat melakukan pengujian mikrobiologi, khususnya parameter angka
lempeng total (Hartanto dan Santi, 2018).