Laporan Biologi
Laporan Biologi
Laporan Biologi
Disusun oleh :
1. Yumna Solichatun Yusro
14312241048
14312241049
3. Linda Anggi
14312244008
14312244016
A. TOPIK
jenis-jenis
mikroorganisme
yang
bersangkutan.
Beberapa
mikroorganisme dapat hidup baik pada mediaum yang sangat sederana yang
hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon organic seperti
gula. Sedangkan mikroorganisme lainnya emerlukan suatu medium yang sangat
kompleks lainnya (Perclzar, 2006).
Akan tetapi yang terpenting medium harus mengandung nutrient yang
merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air.
Nutrient ini adalah degradasi dari nutrient dengan molekul yang kompleks.
Nutien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar mahluk hidup yang
meliputi air, karbon, energy, mineral dan foktor tumbuh (Galung, 2009).
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara
(nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan
bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifatsifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba (Sutedjo,1996).
Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium
tersebut harus memenuhi syarat-syarat antara lain :
a. Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba
b. Harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan pH yang sesuai
dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan
c. Harus mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba
d. Harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang
diinginkan dapat tumbuh baik (Sutedjo,1996).
Macam-macam media
Media dapat digolongkan berdasarkan atas susunan kimianya, sifat
wujudnya dan fungsinya. Penggolongan media berdasarkan susunan kimia :
1. Media anorganik. Yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan anorganik
2. Media organik. Yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan organik
3. Media sintetik (media buatan). Yaitu media yang susunan kimianya diketahui
dengan pasti. Media ini umumnya digunakan untuk mempelajari kebutuhan
makanan suatu mikroba.
4. Media non sintetik. Yaitu media yang susunan kimianya tidak dapat ditentukan
dengan pasti. Media ini umumnya digunakan untuk menumbuhkan dan mempelajari
taksonomi mikroba (Sutedjo,1996).
1. Media diperkaya. Yaitu media yang ditambahi zat-zat tertentu misalnya serum
darah ekstrak tanaman dan lain sebagainya, sehinggan dapat digunakan untuk
menumbuhkan mikroba yang bersifat heterotrof.
2. Media selektif. Yaitu media yang ditambahi zat kimia tertentu untuk mencegah
pertumbuhan mikroba lain (bersifat selektif). Misalnya media yang mengandung
Kristal violet pada kadar tertentu dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif
tanpa mempengaruhi pertumbuhan bakteri gram negative.
3. Media diferensial. Yaitu media yang ditambahi zat kimia (bahan) tertentu yang
menyebabkan suatu mikroba membentuk pertumbuhan atau mengadakan
perubahan
tertentu sehingga dapat dibedakan tipe-tipenya. Misalnya media daerah agar dapat
digunakan untuk membedakan bakteri homolitik (pemecah darah) dan bakteri non
hemolitik.
4. Media penguji. Yaitu media dengan susunan tertentu yang digunakan untuk
pengujian
vitamin. Vitamin asam-asam amino, antibiotika dan lain sebagainya.
5. Media untuk perhitungan jumlah mikroba. Yaitu media spesifik yang digunakan
untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan.
6. Media khusus. Yaitu media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba
dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertent
(Sutedjo,1996).
Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media, antara lain:
1. Agar
Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat dari
beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat (gelling) yang
pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk membuat media. Jika
dicampur dengan air dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus diaduk
dan dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama
dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.
2.
Peptone
Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver, darah,
susu, casein, lactalbumin, gelatin, dan kedelai. Komposisinya tergantung pada bahan
asalnya dan bagaimana cara memperolehnya.
3.
Meat extract
Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa, plasenta, dan daging
sapi.
4. Yeast extract
Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alkohol. Yeast extract
mengandung asam amino yang lengkap & vitamin B kompleks.
5.
Karbohidrat
Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino dan gas dari
karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunakan dalam amilum, glukosa,
fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dan lain-lain. Konsentrasi yang ditambahkan
untuk
analisis
fermentasi
adalah
0,5-1%.
(Pelczar,
1996
via
Dini
Prasetya.blogspot.com).
sebagai berikut :
a. Mencampur bahan-bahan : bahan-bahan yang dilarutkan dalam air suling.
Kemudian dipanaskan dalam pemanas air supaya larutannya homogeny.
b. Menyaring : beberapa jenis media kadang-kadang perlu disaring, dan sebagai
penyaringan dapat digunakan kertas saring, kapas atau kain. Untuk media agar
atau gelatin penyaringan harus dilakukan dalam keadaan panas.
c. Menentukan dan mengatur pH : penentuan pH media dapat dilakukan dengan
menggunakan kertas pH, pH meter atau dengan komparator blok. Pengaturan pH
media dapat dilakukan dengan penambahan asam atau basa (organik atau
anorganik).
d. Memasukkan media ke dalam tempat tertentu : sebelum disterilakan, media
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, Erlenmeyer atau wadah lain yang bersih,
kemudian dibungkus kertas sampul (kertas perkamen) supaya tidak basah sewaktu
disterilkan.
e. Sterilisasi : pada umumnya sterilisasi media dilakukan dengan uap panas di
dalam autoclave, pada suhu 121 C selama 15-30 menit (Sutedjo,1996).
nitrogen, ammonium, garam nitrat atau berupa N dari senyawa organic misalnya asam
amino.
4.
5.
Elemen metal terdiri dari Ca2, Zn2, Na2, Cu2, Mn2, Mg2, Fe2, Fe dalam bentuk
Vitamin, penting dalam pertubuhan sel dan diperlukan dalam jumlah sedikit. Juga
Air, semua sel memerlukan air dalam mediumnya sebagai pelarut, sehingga
nutrient dengan berat molekul rendah dapat melewati membrane sel. Medium
pertumbuhan mikroorganisme, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.
Mengandung semua unsure hara yang hanya diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan mikroorganisme.
b.
kebutuhan mikroba.
c.
Media harus dalam keadaan steril artinya sebelum ditanami mikroorganisme yang
Pengamatan mikroba secara spesifik sulit dilakukan. Oleh sebab itu diperlukan
teknik isolasi dan pemurnian agar dapat diperoleh media murni. Ada beberapa teknik
yang digunakan dalam isolasi mikroorganisme diantaranya,
1. Metode tuang (pour plate)
Adalah teknik menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan
cara mencampurkan media agar yang masih cair dengan stok kultur bakteri.
2. Metode sebar(spread plate)
Dilakukan dengan cara menuangkan stok kultur bakteri dan menghapuskannya
di atas media agar yang telaah memadat .
3. Metode goresan
Prinsip dari metode ini adalah mendapatkan koloni yang tepisah dari koloni
lain. Caranya dengan membagi 3-4 cawan petri.ose steril yang telah disiapkan
diletakkan pada sumber isolate, kemudian menggoreskan ose tersebut pada
cawan petri bberisi media steril. Goresam menbentuk garis horizontal.
4. Metode pengenceran
Dilakukan dengan mengercerkan suatu suspense berupa suatu spesies
kemudian diencerkan dalam tabung tersendiri. Hasil pengenceran tersebut
kemudian diencerkan kembali, pada oengenceran terakhir diambil 1ml untuk
disebarkan pada suatu medium padat sehingga kemungkinan besar akan
didapatkan beberapa koloni yang tumbuh pada medium tersebut.
Macam-macam mikroorganisme
a) Bakteri
Secara garis besar bakteri yang hidup di alam terbagi atas bakteri yang
membutuhkan dan tidak membutuhkan zat oksigen dan gas-gas lainnya.Bakteri
termasuk dalam golongan prokariot, ukurannya sangat kecil berkisar 0,5-5 m
dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Prokariot adalah organisme yang tidak memiliki nuklei dan membran untuk
menyimpan bahan-bahan genetika dan pada umumnya merupakan uniselular.
Berikut adalah betuk koloni bakteri
INCLUDEPICTURE
"ooxWord://word/media/image2.png"
MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE
"ooxWord://word/media/image2.png"
INCLUDEPICTURE
\*
\*
MERGEFORMATINET
"ooxWord://word/media/image2.png"
\*
MERGEFORMATINET
umumnya dapat dibagi atas 3 bagian yaitu dinding sel, protoplasma (di dalamnya
terdapat membrane sel, mesosom, lisosom, DNA, endospora), dan bagian yang
terdapat di luar dinding sel seperti kapsul, flagel, pilus. Di antara bagian tersebut ada
yang selalu didapatkan pada sel bakteri, yaitu membran sel, ribosom dan DNA.
Bagian-bagian ini disebut sebagai invarian. Sedangkan bagian-bagian yang tidak
selalu ada pada setiap sel bakteri, misalnya dinding sel, flagel, pilus, dan kapsul.
Bagianbagian ini disebut varian.
a)
Fungi
membandingkan urutan protein dan urutan asam nukleat divisio ini dengan jamur,
telah menemukan bukti bahwa Chytridiomycota termasuk golongan jamur.
Sebagian besar
antaranya bersifat saprofitik dan parasit pada invertebrata akuatik. Ciri utama
divisio ini adalah nutrisi yang absorbtif dan dinding selnya tersusun atas senyawa
chitin, memiliki hifa senositik dan bereproduksi dengan membentuk zoospora
berflagel. Contohnya Chytridium.
2. Zygomycota
Sekitar 600 spesies jamur telah diidentifikasi masuk ke dalam divisio
Zygomycota. Sebagian besar mereka merupakan organisme darat yang hidup di
tanah atau pada tumbuhan dan hewan yang membusuk. Ada di antaranya yang
membentuk mikorhiza, yaitu asosiasi saling menguntungkan antara jamur-jamur
dari divisio ini dengan tumbuhan tinggi. Tubuh Zygomycota tersusun atas hifa
senositik. Septa hanya ditemukan pada hifa bagian tubuh yang membentuk alat
reproduksi saja. Reproduksi seksualnya melalui peleburan gamet yang
membentuk zigospora. Contoh yang paling mudah didapat dari anggota divisio ini
adalah Rhizopus stoloniferus (Gambar 6.3). Jamur ini hidup sebagai pengurai sisa
organik atau parasit pada tanaman ubi jalar. Ada pula yang dapat menyebabkan
kerusakan pada bahan makanan seperti roti, nasi, wortel, jambu dan lain-lain.
Meskipun demikian ada yang dapat dimanfaatkan dalam proses fermentasi bahan
makanan (dalam pembuatan tempe) dan asam-asam organik yang berguna bagi
kita.
3. Ascomycota
Ciri khas Ascomycota adalah cara perkembangbiakan seksualnya dengan
membentuk
askospora.
Sedangkan,
reproduksi
aseksual
terjadi
dengan
membentuk konidium. Konidium ini dapat berupa kumpulan spora tunggal atau
berantai. Konidium merupakan hifa khusus yang terdapat pada bagian ujung hifa
penyokong yang disebut konidiofor. Di antara Ascomycota ada yang bersel
tunggal, bersel banyak membentuk miselium dan ada pula yang membentuk tubuh
buah. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut.
a) Bersel satu
Saccharomyces cerevisiae, dikenal sebagai ragi atau yeast.
2. Kompor
3. Panci Kompreng
4. Kertas paying
5. Jarum ose
6. Karet gelang
7. Lap
8. Pembakar spirtus
9. Mikroskop
10. Pinset
b. Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Agar-agar
Aquades
Alkhohol
Mikroorganisme
Nasi berjamur
Roti berjamur
Tempe biasa (tertutup)
Tempe terbuka
F. LANGKAH KERJA
1. Pembuatan medium
2. Kultivasi Mikroorganisme
3. Kulturisasi Mikroorganisme
Keterangan
Roti Berjamur
Perbesaran = 160 x
Nasi Berjamur
Perbesaran = 160 x
Tempe biasa
Perbesaran = 160 x
H. PEMBAHASAN
Praktikum yang berjudul Pembuatan Medium, Isolasi Dan Identifikasi
Mikroorganisme
bertujuan
untuk
mengetahui
media
pertumbuhan
wadah berupa
tabung reaksi (cawan petri) yang kami gunakan adalah tabung reaksi yang telah
disterilkan kemudian menyiapkan meja atau tempat yang telah disterilkan pula.
Kondisi tangan juga harus steril dengan menyemprot menggunakan alkohol.
Ketika memanaskan agar-agar, juga dilakukan pemanasan lap dengan
meletakkan lap di atas tutup panci hal ini untuk
lap(serbet) tersebut sebelum digunakan untuk mengangkat panci. Setelah agaragar mendidih, kemudian mendiamkan sejenak kemudian menuangkan pada
tabung reaksi dalam keadaan miring. Hal ini untuk memudahkan dalam
mengambil dan mengamati mikroorganisme yang akan ditumbuhkan pada tabung.
Medium didiamkan sampai dingin.
b. Kegiatan 2 (Kultivasi Mikroorganisme)
Untuk melakukan kultivasi pada mikroorganisme dapat dilakukan dengan
langkah berikut. Setelah mendinginkan medium kemudian meletakkan medium
pada tempat sampah kering selama kurang lebih 3 menit, pengambilan
mikroorganisme ini dilakukan pada hari senin, 5 Mei 2015. Kemudian setelah
pengambilan kultur mikroorganisme ini medium ditutup rapat menggunakan tisu
dan membungkus menggunakan kertas payung agar tidakada udara yang masuk
dan tidak terkontaminasi dengan organisme lainnya. Medium kemudian disimpan
pada lemari pendingin dengan suhu tertentu. Di dalam lemari pendingin juga
menyiapkan medium untuk mengkultivasi koloni organisme yang dihasilkan.
Setelah itu meletakkan medium yang telah diberi kultur bakteri dan medium
murni pada lemari pendingin selama kurang lebih 3 hari.
c. Kegiatan 3 (Kulturisasi Mikroorganisme)
Setelah didiamkan selam 3 hari dalam lemari pendingin, kemudian medium
diambil dan mengamati pada medium apakah sudah muncul organisme atau
belum. Organisme yang muncul dapat berbentuk koloni , yang diamati adalah
bentuk koloni, permukaan koloni dan tepi koloni. Bentuk koloni dapat bermacammacam dapat berupa titik-titik , bulat berbenang, tidak teratur, menyerupaia akar,
menyerupai serum kumparan dan sebagainya. Permukaan koloni ada yang datar ,
timbul mencembung atau mencekung, melengkung. Sedangkan bagian tepi koloni
berupa bulat utuh ada yang bergelombang ada yang bergerigi dan ada pula yang
berbentuk benang. Pada hari Jumat, 9 Mei 2015 pada medium kami sudah terlihat
adanya bulatan-bulatan kecil yang berwarna lebih keruh dari medium awal. Ini
merupaka koloni bakteri yang sudah mulai tumbuh.
Setelah mengamati dan sudah terdapat mikroorganisme
kemudian
prokariotik
uniseluler
yang
MERGEFORMATINET
Struktur dasar bakteri :
1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida
INCLUDEPICTURE "ooxWord://word/media/image4.jpeg" \*
MERGEFORMATINET INCLUDEPICTURE
"ooxWord://word/media/image4.jpeg" \* MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE "ooxWord://word/media/image4.jpeg" \*
MERGEFORMATINET
mikroskop terlihat pula jamur tersebut berwarna kuning. Jamur pada tersebut
merupakan jamur Aspergilus Oryzae. Berikut merupakan klasifikasi jamur pada
nasi :
Domain
Kingdom
Divisio
Classis
Ordo
Familia
Genus
Spesies
= Eukaryota
= Fungi
= Ascomycota
= Eurotiomycetes
= Plectascales
= Trychocomaceae
= Aspergilus
= Aspergilus Oryzae
Gambar literatur
Aspergilus Oryzae merupakan jamur Ascomycota dimana hifanya bersekat
dan berinti banyak serta terdapat kantung yang di dalamnya terdapat spora.
Kantung ini disebut askus, berbentuk seperti mangkuk/botol yang akan
menghasilkan spora. Para ahli menyebut spora askus ini dengan konidia. Warna
konidia ada yang merah, hitam, biru dan hijau, warna ini tergantung dari jenis
Dari hifa yang banyak dan di antara hifa bercabang-cabang terdapat hifa
yang pada ujungnya membentuk alat kelamin betina dan biasanya mempunyai
ukuran lebih besar disebut arkegonium dan di dekat pada ujung hifa yang lain
membentuk alat kelamin jantan yang disebut anteridium, masing-masing berinti
haploid
saluran disebut
trikogen
yang
mana-mana. Jika jatuh di tempat yang sesuai, akan tumbuh menjadi benang hifa
baru dan akan menjadi banyak, demikian seterusnya. Peristiwa ini merupakan
salah satu cara perkembangbiakan Ascomycota secara seksual. Perkembangbiakan
secara aseksual dilakukan dengan cara membentuk tunas, pembentukan konidia,
dan fragmentasi. Tunas yang telah masak akan terlepas dari sel induknya dan akan
tumbuh menjadi individu baru. Anda telah mengetahui cara Ascomycota
memperbanyak diri. Askokarp yang dihasilkannya memiliki bentuk yang
bermacam-macam dan inilah yang menjadi dasar untuk mengklasifikasikan
Ascomycota.
b. Roti berjamur
Pada pengamatan roti yang berjamur diperoleh gambar dengan perbesaran 160 x.
Berikut gambar yang diperoleh dari hasil pengamatan
Dari gambar tersebut dapat terlihat dengan jelas bahwa jamur tersebut tidak
memiliki tubuh buah dan terdapat bulatan-bulatan. Bulatan-bulatan tersebut
merupakan salah satu ciri-ciri jamur pada roti yaitu sel yang bentuk bulat. Jamur
yang terdapat pada roti tersebut merupakan jamur Saccharomyces cerevisiae.
Jamur ini lebih dikenal dengan nama pasaran ragi/kamir/yeast, yang dapat
digunakan untuk membuat tape, roti, alkohol, bahkan minuman bir. Jamur ini
banyak dijumpai pada kulit buah-buahan. Ciri utamanya adalah tidak mempunyai
hifa dan tubuh buah, serta selnya berbentuk bulat.
aseksual , yaitu dengan membentuk tunas, dengan memisahkan diri dan seringkali
tunas tersebut melekat pada induknya dan bertunas lagi sehingga membentuk
koloni.
benang yang tersusun oleh cabang-cabang hifa dinamakan misselium. Selain itu,
pada jamur tempe memiliki umlah inti banyak dan letaknya tersebar. Jamur tempe
melakkan reproduksi dengan dua cara yaitusecara vegetative dengan spora yang
dihasilkn oleh spora yang dihasilkan oleh sporangium. Sedangkan reproduksi
generatif: dengan konjugasi hifa (+) dengan hlifa (-) yang akan menghasilkan
zigospora. Cabang pada Rhizopus oryzae yang berjenis positif dan cabang pada
rhizopus yang berjenis negatif bertemu pada ujungnya membentuk sekat dinding
dibawah cabang hifa. Gamet dari kedua Rhizopus oryzae bertemu dan melebur
dan membentuk zigot. Zigot mempunyai dinding pelindung yang tebal. Kemudian
zigot memasuki periode dormansi (tidak melakukan metabolisme). Pada saat
dormansi, kecambah inti sel zigot melakukan meiosis, kemudian hifa haploid
pendek tumbuh dari zigot. Hifa haploid akan segera membentuk spora yang akan
memproduksi spora aseksual. Setelah dibebaskan dari sporangium, spora aseksual
akan membentuk miselium baru.
Rhizopus oryzae
I.
KESIMPULAN
1. Dalam medium kultur dapat tumbuh banyak koloni bakteri. Pertumbuhan
koloni berlangsung selama 3 hari dalam medium.
Mikroorganisme dapat tumbuh dalam medium yang memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1. Mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba.
2. Memiliki tekanan osmose, tegangan permukaan, dan ph yang sesuai.
3. Tidak mengandung zat-zat penghambat.
4. Steril
2. Pengamatan pada jamur
a. Jamur yang terdapat pada nasi berjamur adalah Aspergilus Oryzae yang
berciri-ciri hifanya bersekat dan berinti banyak serta terdapat kantung yang di
dalamnya terdapat spora.
yang berciri-ciri-ciri tidak mempunyai hifa dan tubuh buah, serta selnya
berbentuk bulat.
c. Jamur yang terdapat pada tempe berjamur adalah
J. DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, S. 1989. Mikrobiologi Pangan 1. Bogor : Jurusan Teknologi Pangan dan
Gizi Fateta IPB.
Halim,J . 2002. Alat Pratikum Histologi. Jakarta : EGC.
Pelczar, Michael.J dan E.C.S.Chan, 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1 unuk
Perguruan Tinggi. Jakarta :Universitas Indonesia..
Purnomo, Bambang, 2011. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Bengkulu :
Fakultas Pertanian UNIB.
Purwanto,Budi. 2006. Semesta Fenomena Fisika 2. Jogjakarta: Platinum.
Schagel, Hans G. 1996. Mikrobiologi Umum. Jogja : Gajah Mada
Sudarno. 1994. Ringkasan Biologi.Bandung : Ganeca Excat
Sandjaja B. 1994. Isolasi dan Identifikasi Mikroba. Jakarta : widiya medika
Sutedjo, Mul Mulyani. 1996. Mikrobiologi Tanah. Jakarta : Rineka Cipta.
Volk , W. A & Wheeler. M. F. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5.
Jakarta : Erlangga.
Waluyo, L.2005. Mikrobiologi Umum.cet. kedua. Malang. : UMM Press.
K. LAMPIRAN