Hadits Dakwah
Hadits Dakwah
Hadits Dakwah
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
Menurut Asmuni Syukir, hukum dakwah adalah wajib bagi setiap muslim, karena
hukum Islam tidak mengharuskan umat Islam untuk selalu memperoleh hasil
yang maksimal, akan tetapi usaha yang diharuskan maksimal sesuai dengan
kemampuan dan keahlian yang dimiliki, sedangkan berhasil atau tidak dakwah
merupakan urusan Allah. Berkaitan dengan kesuksesan dalam berdakwah, seorang
da’i tidak dituntut untuk memperoleh hasil yang maksimal, akan tetapi dikatakan
berhasil dalam dakwahnya apabila dai tersebut sudah mengerahkan segala kemampuan
usahanya untuk memperoleh kesuksesan dalam dakwahnya. Karena sejatinya
seseorang berhasil dalam dakwahnya merupakan urusan Allah Swt.
Selain di dalam Al-quran, dasar kewajiban dakwah juga banyak dianjurkan oleh nabi
Muhammad Saw. di dalam beberapa Hadis. Dengan demikian, hukum berdakwah
adalah wajib bagi seluruh umat Islam yang mampu melaksanakannya, dan wajib
hukumnya untuk berusaha memperoleh kemampuan untuk berdakwah, sehingga
dalam berdakwah untuk mencapai keberhasilan juga diharuskan untuk mempunyai
strategi baik berupa metode atau model yang digunakan agar dakwah dapat
diterima oleh masyarakat.
2. Dasar Dakwah
Dalam berdakwah seorang da’i hendaknya mempunyai prinsip yang akan digunakan
dalam proses dakwahnya. Adapun prinsip itu sendiri dapat diartikan suatu kebenaran
yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa prinsip dakwah adalah suatu kebenaran yang dijadikan pokok
dasar berpikir dan bertindak seorang da’i dalam melakukan dakwahnya. Ali Aziz
menggambarkan prinsip-prinsip dakwah adalah sebagai berikut :
Terdapat beberapa Hadits yang menjelaskan tentang dasar hukum dakwah bagi
umat, diantaranya yang sering kita jumpai berasal dari riwayat Imam Muslim dari
Abu Sa’id Khudri sebagaimana berikut:
Nabi Muhammad saw telah memberikan perintah kepada segenap umat untuk
mengubah kemungkaran apabila ia menyaksikannya dan perlu di katakan bahwa setiap
orang memiliki tugas untuk melakukannya. Adapun tahap yang bisa dilakukan agar
kita dapat mengubah suatu kemungkaran tersebut yaitu dengan menggunakan:
1) Kekuaasaan atau tangan yang kita miliki, kita harus menggunakan kekuasaan
tersebut untuk menegakkan kebenaran. Misalnya, seorang kepala negara yang
mengambil suatu kebijakan atas suatu permasalahan yang sedang melanda negaranya.
Maka kebijakan kepala negara tersebut bisa dikategorikan sebagai pengubah suatu
keadaan dengan menggunakan kekuasaannya atau tangan.
Dakwah sebagai aktivitas di dalam kehidupan seorang muslim, maka sudah barang
tentu aktivitas tersebut haruslah berlandaskan pada dasar dasar ajaran agama Islam itu
sendiri Adapun pokok landasan ajaran Islam pada dasamya ialah AI-Qur’an dan al-
Hadits. Sedangkan pelaksanaan dakwah tersebut, juga menyangkut komunikasi antar
sesama manusia dalam masyarakat. Oleh karena itu, perlu diperhatikan pula peraturan-
peraturan yang berlaku di dalam nasyarakat tersebut, Sehingga dengan demikian
pelaksanaan dakwah tidak banyak mengalami hambatan-hambatan.
َ ْيُأَح
َُّ ِسنُُُۚإ
َُُنُ َربَّك َُ سنَ ُِةُُ َو َجا ِد ْله ُْمُ ِبالَّتِيُ ِه َ س ِبي ُِلُ َر ِبكَُُ ِبا ْل ِح ْك َم ُِةُ َوا ْل َم ْو ِع
َ ظ ُِةُا ْل َح َ ُُادْعُُإِلَى
َ سبِي ِل ُِهُُ َوه َُوُأ َ ْعلَمُُبِا ْلم ْهتَد
ُِين ُْ ض َُّلُع
َ َُن ُْ ه َُوُأ َ ْعلَمُُبِ َم
َ ُن
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan mu dengan bijaksana dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui orang orang yang mendapat petunjuk.”
ُُ ْ اُدyang dalam kaidah bahasa Arab merupakan bentuk kata kerja perintah
Kalimat ع
yan berarti ajaklah, menurut kaidah usul fiqh, setiap kalimat perintah yang ada di
dalam Al quran adalah perintah wajib yang harus dipatuhi selama tidak ada dalil lain
yang mengubah atau membuat perintah tersebut menjadi sunnah atau ketetapan
hukum yang lainnya.
Surah an-Nahl ayat 125 tersebut, selain merupakan bentuk perintah yang ditujukan.
kepada seluruh umat Islam untuk berdakwah, juga merupakan tuntunan cara dalam
melaksanakan aktivitas dakwah yang dapat relevan dengan petunjuk yang terdapat di
dalam Alquran. Jadi, selain memerintahkan kaum muslimin untuk berdakwah. ayat di
tersebut sekaligus memberi tuntunan bagaimana cara cara pelaksanaannnya yakni
dengan cara hak yang sesuai petunjuk agama.
Tugas dakwah adalah tanggung jawab bersama di antara kaum muslimin, oleh karena
itu mereka harus saling membantu dalam menegakkan menyebarkan ajaran allah serta
bekerja sama dalam memberantas kemungkaran (amar ma’ruf nahi mungkar),
kebalikan dari siri atau sifat dari ummat islam ini adalah kaum munafik. Ciri kaum
munafik ini adalah amr mungkar nahi ma’ruf, artinya membendung segala jalan yang
menuju kepada kebaikan serta bekerja sama dalam menegakkan pada hal hal yang
munkar.
Masih banyak lagi ayat al-Qur’an yang memerintahkan umat islam untuk berdakwah
dengan janji-janji pahala dan surga bagi mereka yang melaksanakan amr ma’ruf nahi
munkar. Pada intinya berdakwah merupakan sebuah kewajiban yang diberikan oleh
Allah SWT, dan hal tersebut merupakan tanggung jawab umat Islam agar dapat
mengembangkan ajaran ajaran Islam sekaligus menjadi aktivitas wajib yang
mengajarkan rasa solidaritas terludap sesarm urmt Islam dengan saling mengingatkan
dan berbagi kebaikan sebagai bentuk dari keindahan ajaran agama lslam.
2. Tujuan Dakwah
Sebenarnya tujuan dakwah itu tidak lepas dari pembicaraan tentang Islam sebagai
agama dakwah. Islam berintikan pengambilan fitrah manusia pada esensi semula
sebagai hamba Allah dan sekaligus khalifatullah. Manusia adalah puncak ciptaan Allah
yang tertinggi di muka bumi ini. Dan fitrah manusia paling hakiki yang diajarkan Islam
adalah tauhid.
Menurut kodratnya, manusia adalah “hanief” artinya makhluk yang cinta pada
kesucian dan cenderung kepada kebenaran. Pada titik tertentu kebenaran dan kesucian
terkahir menjadi yang menjadi tujuan hidup manusia adalah kebenaran mutlak yaitu
Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT:
2. meningkatkan tata kehidupan umat dalam arti yang luas dengan mengubah dan
medorong mereka untuk menyadari bahwa agama meajibkan meraka untuk
berusaha menjadikan hari esok lebih cerah dari hari ini.
3. Meningkatkan pembinaan akhlak umat Islam, sehingga memeliki sikap dan perilaku
yang baik dalam kehidupan beragama, bermasyarakat dan bernegara.
Dari beberapa tujuan diatas dakwah bertujuan untuk mewujudkan individu atau
masyarakat yang menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dalam berbagai aspek
kehidupan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Sedangkan Amrullah Achmad lebih menekankan tujuan dakwah sebagai cara untuk
mempengaruhi manusia dalam mewujudkan ajaran Islam dalam berfikir, bersikap dan
bertindak apda dataran kenyataan indivdual dan sosial kultural.
Lebih kongkritnya Abdul Kadir Munsyi memberikan 3 pokok urgensi dari tujuan
dakwah yaitu:
1. Mengajak manusia seluruhnya agar menyembah Allah yang Maha Esa, tanpa
mempersekutukannya dengan sesuatu dan tidak pula ber-Tuhankan selain Allah.
2. Mengajak kaum muslimin agar mereka ikhlas beragama karena Allah, menjaga amal
perbutannya, jangan bertentangan dengan iman.
Firman Allah “padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepadanya” (Al-Bayyinah : 5).
3. Mengajak manusia untuk mengimplementasikan hukum Allah yang akan
mewujudkan kesejahteraan dan keselamatan bagi ummat manusia seluruhnya.
Sebagaimana Firman Allah dalam surat al-Maidah ayat 44 yang artinya “………
barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan oleh Allah, maka
mereka itu adalah orang-orang yang kafir”.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dakwah antara lain:
1. Pada dataran teologis, tujuan dakwah adalah untuk mengembalikan fitrah manusia
pada esensi yang paling hakiki yaitu tauhid. Tauhid adalah awal dan akhir dari
seluruh islam. Pentingnya tauhid bagi manusia menjadi sumber kehidupan jiwa
dan pendidikan kemanusiaan untuk mengikhlaskan hidup dan kehidupannya
kepada Allah SWT dan tujuan akhir untuk mencari keridlaan Allah.
2. Dataran sosiologis, untuk memasyarakatkan ajara islam kepada umat manusia agar
mampu meningkatkan tat kehidupan bermasyarakat, beragama yang di landasi
akhlakul karimah. Permasyarakatan ini harus diarahkan untuk mengembangkan
iman, sehingga melahirkan amal saleh dan ilmu yang bermanfaat. Prinsip ini
mengindisasikan bahwa perhatian dakwah in bukan saja kuantitas tetapi kualitas.
M. Natsir,Fiqhud Dakwah,Semarang,ramadani,1984