Hadis Tarbawi Amar Maruf Nahi Munkar

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

HADITS TENTANG AMR MA’RUF NAHI MUNKAR

Makalah

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hadis Tarbawi

Dosen pengampu Dr. Hj. Neni Nurlaela, Lc. M.Ag

Disusun oleh:

Elisa Nur’aidah (21122378)

Kalina Tri Wulan Sari ( 21122490)

Reguler 2A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AT-TAQWA CIPARAY

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur di panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat,

karunia, serta taufik dan inayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini

dengan waktu yang ditentukan.

Makalah yang berjudul “Hadits Tentang Amr Ma’ruf Nahi Munkar” selain

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hadis Tarbawi tetapi juga

untuk mengetahui Hadis tentang Amr Ma’ruf Nahi Munkar.

Dalam kesempatan ini tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada

dosen pengampu Ibu Hj. Neni Nurlaela, Lc. M.Ag dan teman-teman yang

membantu dalam penulisan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini tentunya terdapat banyak kekurangan di

dalam penulisannya, baik itu pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu

penulis harapkan saran serta kritik yang sifatnya membangun. Semoga makalah

ini bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya bagi pembaca.

Bandung, Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar.....................................................3
B. Hadist Tentang Amar Ma’ruf Nahi Mungkar............................................4
C. Kualitas Hadist..........................................................................................6
D. Kandungan Hadis Tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar.........................11
E. Konteks Kekinian....................................................................................13
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP..............................................................................................................15
A. Kesimpulan.................................................................................................15
B. Saran............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan Amar

Ma’ruf dan Nahi Munkar. Amar Ma’ruf Nahi Munkar merupakan pilar dasar

dari pilar-pilar akhlak yang mulia lagi agung. Kewajiban menegakkan kedua

hal itu adalah merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa ditawar bagi

siapa saja yang mempunyai kekuatan dan kemampuan melakukannya.

Sesungguhnya diantara peran-peran terpenting dan sebaik-baiknya amalan

yang mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, adalah saling menasehati,

mengarahkan kepada kebaikan, nasehat-menasehati dalam kebenaran dan

kesabaran. At-Tahdzir (memberikan peringatan) terhadap yang bertentangan

dengan hal tersebut, dan segala yang dapat menimbulkan kemurkaan Allah

Azza wa Jalla, serta yang menjauhkan dari rahmat-Nya.

Perkara al-amru bil ma’ruf wan nahyu ‘anil munkar (menyuruh berbuat

yang ma’ruf dan melarang kemungkaran) menempati kedudukan yang agung.

Mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran merupakan ciri

utama masyarakat orang-orang yang beriman setiap kali Al Qur’an

memaparkan ayat yang berisi sifat-sifat orang-orang beriman yang benar, dan

menjelaskan risalahnya dalam kehidupan ini, kecuali ada perintah yang jelas,

atau anjuran dan dorongan bagi orang-orang beriman untuk mengajak kepada

kebaikan dan mencegah kemungkaran, maka tidak heran jika masyarakat

muslim menjadi masyarakat yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah


kemungkaran; karena kebaikan negara dan rakyat tidak sempurna kecuali

dengannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar?

2. Apa Hadits Tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar?

3. Bagaiman Kualitas Hadits Tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar

4. Bagaimana Kandungan Hadits Tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar?

5. Bagaimana Konteks Kekinian Tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Amar ma’ruf nahi munkar merupakan kalimat bahasa arab yang

sangat populer dan meng-Indonesia. Bahkan orang awam pun bisa

langsung paham maksud dari kalimat tersebut. Namun, jika di definisikan

tentu memerlukan pengetahuanyang lebih.

Asal kata “Amar Ma’ruf Nahi Munkar” adalah Al-Amru bil Ma’ruf

Wan Nahyu ‘Anil Munkar. Amar ma’ruf nahi munkar ini dapat di artikan

sebagai perilaku seseorang untuk menyuruh kebaikan dan mencegah

kemungkaran atau keahatan. Jika di uraikan perkata, Amar berarti

menyuruh, Maruf berarti Kebaikan, Nahi berati mencegah, dan mungkar

berarti kejahatan.

Kata Al-Amru dalam kalimat Amar maruf nahi munkar di atas

mempunyai arti “menuntut pengadaan sesuatu” sehingga maknanya

mencakup banyak hal.1 (Ali Nurdin, Qur’anic Society: Menelusuri konsep

masyarakat ideal dalam Al-Qur’an (Jakarta, Gramedia pustaka utama,

2006), hlmn. 165). Tidak hanya berupa perintah namun juga tapi juga

bermakna suruhan, seruan, ajakan, imbauan, dan lainnya yang intinya

menuntut dikerjakannya suatu hal.

Sedangkan Al-Ma’ruf dalam klimat di atas artinya adalah suatu

perilaku yang dikenal baik (kebajikan). Sesuatu tersebut merupakan segala

perbuatan yang baik dalam pandangan syara dan mendekatkan pelakunya


kepada Allah swt. Dari itu dapat dikatakan bahwa maksud dengan “Al-

amru bil ma’ruf” adalah menuntut mengadakan segala kebajikan.

Sedangkan kata “An-Nahyu” yaitu mencegah suatu pandangan atau

perilaku yang pengertiannya mencakup beberapa arti, seperti melarang,

menjauhkan, menghindarkan, menentang, mengancam, melawan,

peringatan dan lainnya. Yang intinya mencegah dikerjakannya suatu hal.

Sedang “Al-Munkar” artinya sesuatu kejahatan, yaitu merupakan semua

perbuatan jahat atau mungkar dalam pandangan syara’.2 kemungkaran ini

biasanya menjauhkan pelakunya dari Allah swt. Jadi dari hal itu dapat

dikatakan bawha arti “an-nahyu anil munkar” adalah mencegah

mengadakan segala sesuatu atau perilaku kemungkaran.

Amar ma’ruf nahi mungkar merupakan inti ajaran agama islam.

Karenanya, amar ma’ruf nahi munkar sangat penting dan bahkan sangat

vital pada diri setiap muslim. Sebab, amar ma’ruf nahi mungkar adalah

jalan hidup yang lurus, yang harus dilalui setiap muslim, yang akan

mengantarkannya pada keridhaan Allah swt. Amar maruf nahi mungkar

juga menjadi ajaran atau doktrin pokok agama islam, dan menjadi tujuan

yang paling utama.

B. Hadist Tentang Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

ِ
‫يع َع ْن ُس ْفيَا َن ح و َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن الْ ُم َثىَّن َح َّدثَنَا‬ٌ ‫حدثَنَا َأبُو بَ ْك ِر بْ ُن َأيِب َش ْيبَةَ َح َّدثَنَا َوك‬
ٍ ‫س بْ ِن مسلِ ٍم َعن طَا ِر ِق بْ ِن ِشه‬ ِ
‫اب َو َه َذا‬ َ ْ ْ ُ ِ ‫حُمَ َّم ُد بْ ُن َج ْع َف ٍر َح َّدثَنَا ُش ْعبَةُ كاَل مُهَا َع ْن َقْي‬
ِ ِ‫ال ََّأو ُل من ب َدَأ بِاخْل طْب ِة يوم الْع‬
‫يد َق ْب َل الصَّاَل ةِ َم ْر َوا ُن َف َق َام ِإلَْي ِه َر ُج ٌل‬ َ َ‫يث َأيِب بَ ْك ٍر ق‬ ِ
َ َْ َ ُ َ َْ ُ ‫َحد‬
ٍِ ِ َ ‫ال الصَّاَل ةُ َق ْب َل اخْلُطْبَ ِة َف َق‬
‫ضى َما‬ َ َ‫ال َأبُو َسعيد ََّأما َه َذا َف َق ْد ق‬ َ ‫ال قَ ْد تُ ِر َك َما ُهنَال‬
َ ‫ك َف َق‬ َ ‫َف َق‬
‫ول َم ْن َرَأى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َك ًرا َفلُْيغَِّي ْرهُ بِيَ ِدهِ فَِإ ْن‬ُ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َي ُق‬ ِ َ ‫علَي ِه مَسِ عت رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ ُ ْ َْ
ِ ِ
‫ب حُمَ َّم ُد بْ ُن‬ ٍ ْ‫ان َح َّدثَنَا َأبُو ُكري‬
َ
ِ َ‫َأضعف اِإْل مي‬
ُ َْ ‫ك‬ َ ‫مَلْ يَ ْستَ ِط ْع فَبِل َسانِِه فَِإ ْن مَلْ يَ ْستَ ِط ْع فَبِ َقلْبِ ِه َوذَل‬
ٍ ِ‫الْعاَل ِء ح َّدثَنا َأبو معا ِويةَ ح َّدثَنا اَأْلعمش عن ِإمْس عِيل ب ِن رج ٍاء عن َأبِ ِيه عن َأيِب سع‬
‫يد‬ َ َْ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ َُ ُ َ َ َ
‫ص ِة َم ْر َوا َن‬َّ ِ‫ي يِف ق‬ ٍ ِ‫اب عن َأيِب سع‬
ِّ ‫يد اخْلُ ْد ِر‬ َ
ٍ ِ ِ ِ
ْ َ ‫س بْ ِن ُم ْسل ٍم َع ْن طَا ِرق بْ ِن ش َه‬ ِ ‫ي َو َع ْن َق ْي‬ ِّ ‫اخْلُ ْد ِر‬
ِ ‫يد عن النَّيِب صلَّى اللَّه علَي ِه وسلَّم مِبِثْ ِل ح ِد‬ ٍِ ِ ِ
‫يث ُش ْعبَةَ َو ُس ْفيَا َن‬ َ َ َ َ َْ ُ َ ِّ ْ َ ‫َو َحديث َأيِب َسع‬
Artinya:“Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu

Syaibah telah menceritakan kepada kami Waki' dari Sufyan. (dalam

riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad

bin al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami Muhammad bin

Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah keduanya dari Qais bin

Muslim dari Thariq bin Syihab dan ini adalah hadits Abu Bakar, "Orang

pertama yang berkhutbah pada Hari Raya sebelum shalat Hari Raya

didirikan ialah Marwan. Lalu seorang lelaki berdiri dan berkata kepadanya,

"Shalat Hari Raya hendaklah dilakukan sebelum membaca khutbah."

Marwan menjawab, "Sungguh, apa yang ada dalam khutbah sudah banyak

ditinggalkan." Kemudian Abu Said berkata, "Sungguh, orang ini telah

memutuskan (melakukan) sebagaimana yang pernah aku dengar dari

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda: "Barangsiapa di antara

kamu melihat kemungkaran hendaklah ia mencegah kemungkaran itu dengan

tangannya. jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan lisan, jika

tidak mampu juga, hendaklah ia mencegahnya dengan hatinya. Itulah

selemah-lemah iman." Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib

Muhammad bin al-Ala' telah menceritakan kepada kami Abu

Mua'wiyah telah menceritakan kepada kami al-A'mash dari Ismail bin


Raja' dari bapaknya dari Abu Sa'id al-Khudri dari Qais bin

Muslim dari Thariq bin Syihab dari Abu Sa'id al-Khudri dalam kisah

Marwan, dan hadits Abu Sa'id dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, seperti

hadits Syu'bah dan Sufyan."(HR. Muslim)

C. Kualitas Hadist

Hadis ini merupakan hadits shahih yang merupakan hadits riwayat

Muslim No.70, kitab: Iman, Bab: Penjelasan bahwa mencegah

kemunkaran adalah bagian dari iman, dan bahwa iman itu bertambah dan

berkurang. Hadits ini juga adalah hadits bisa diterima dikalangan ulama

hadits, karena haditsnya tergolog hadits maqbul. Adapun hadits yang

digolongkan maqbul adalah jenis hadits shahih dan hasan.

Dari segi sanad hadits ini muttasil dan sampai kepada Rasullulah SAW.

Sanad awal sampai sanad akhir dalam keadaan muttasil, tidak ada yang

munfashil.

Dari segi matan, hadits ini baik, tidak ada pertentangan dan hadits

ini juga ditakhrijkan oleh Abu Daud No. 963, Ahmad No. 10651, Ibnu

Majah No. 1265 dan Tirmidzi No. 2098. Dari segi rawi akhir, hadits ini

diriwayatkan Muslim Al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-

Naisaburi (Muslim).

1. Abu Bakar bin Abi Syaibah

Namanya lengkapnya adalah Abdullah bin Muhammad bin Abi

Syaibah al Kufy, seorang hafidh yang terkenal. Ia wafat pada tahun

235 H. Ia menerima hadits dari al-Ahwash, Ibnu Mubarak, Syarik,


Husyaim, Jarir, Wakie’, Ibnu Uyainah dan lainnya. Di antara yang

menerima hadits dari padanya adalah al Bukhary, Muslin, Abu Daud,

dan Ibnu Majah.

Para ulama sepakat bahwa Abu Bakar bin Abi Syaibah seorang yang

kuat hapalannya (tsiqah). Dan dipuji oleh banyak ulama.

2. Imam Waki'

Imam Waki’ ini memiliki nama asli Abu Sufyan Waki’ bin al-Jarrah

ar-Ruwassi al-Kufi. Ia ahli hadis yang sangat terkenal dari negeri Irak.

Menurut Ahmad bin Hanbal, Waki’ bin al-Jarrah lahir pada tahun 129

H (At-Târikh al-Kabîr, 8/179). Imam Waki’ meninggal saat

menunaikan ibadah haji pada tahun 197 H, usia 68 tahun. Gurunya,

yaitu Sufyan ats-Tsauri dan lainnya. Muridnya, yaitu Abdullah ibnul

Mubarak, gurunya sendiri Sufyan ats-Tsauri, dan lainnya. Menurut

para ulama ia, tsiqah.

3. Sufyān aṡ-Ṡaurī bin Sa‘īd al-Kūfī.

Lahir pada tahun 97 H, meninggal pada tahun 161 H. Kecerdasan

Sufyan dalam menguasai hadis mewarisi bakat ayahnya, Said bin

Masruq (w.126 H) yang juga seorang muhaddis Kufah. Jumlahnya

gurunya sebanyak 277 orang, lalu memiliki 49 murid, salah satunya

adalah Waki', Abdulah bin Mubarak dan lainnya. Banyak ahli hadis

yang memiliki pengakuan dan persaksian terhadap Sufyan sebagai

perawi yang handal dan terpercaya, salah satunya Ibnu Mubarak.

4. Muhammad bin Al-Mutsannaa bin Ubaid


Beliau adalah Muhammad bin Mutsanna bin „Ubaid. Beliau dikenal

sebagai Abu Musa al-Bashri pada zamannya. Guru beliau adalah

Abdullah bin Idris, Abu Muawiyah, Khalid din Warits, Yazid bin

Zurai‟, Husainn bin Hasan Bisry, Mu‟tamar, Hafs bin Giyas, Ishaq bin

Yusuf, abu Nu‟man al-Ajaly, Hamad bin Sahl, Muhammad bin Fadil,

Husain bin Jurair, Ibnu Uyainah, Abdullah al- Tsaqafy, Abdullah bin

Hamran, Abdul A‟la, Muhammad bin Abdullah al- Anshary, Ja‟far,

Muhammad bin Harun, makiy bin Ibrahim, dan ulama yang lainnya.

Sedangkan muridnya ialah Jama‟ah, Abu ya‟la ahmad bin ali bin al

mutsanna, abu arubah al husain bin muhammad alharrani, serta yang

lainnya. Abdullah bin Ahmad bin hanbal mengatakan bahwa beliau

adalah Tsiqah. Abu Saad al-Harawi di Tanya oleh Az- Zahaly tentang

beliau, dan ia mengatakanbahwa Muhammad bin al-Mutsanna beliau

itu Hujjah. Ibnu Hibban menuliskan namanya dalam kitabAts-Tsiqaat.

Disebut juga bahwaia TsiqahdanTsabat. Beliau lahir pada tahun 167

Hijriyah, dan wafat pada 252 Hijriyah.

5. Muhammad bin Ja’far

6. Syu’bah

Nama lengkapnya adalah Abu Bitsham Syu’bah bin Hajjaj bin al-Ward

al-‘Ataki al-Azdi al-Wasathi. Imam al-Mizzi menyebutkan dalam

kitab Tadzhib al-Kamal, bahwa imam Syu’bah pada awalnya

merupakan seorang budak dari Ubadah bin al-Aghar yang telah

dibebaskan. imam Syu’bah bin Hajjaj lahir pada masa pemerintahan


khalifah Abdul Malik bin Marwan, tepatnya pada tahun 80 H. Beliau

adalah salah seorang ulama yang terkenal zuhud dan wara’nya, serta

memiliki tubuh yang kurus karena seringnya berpuasa. Imam Syu’bah

dikenal sebagai ahli hadis yang sangat berhati-berhati dalam

periwayatannya. Imam Syu’bah memiliki banyak guru dalam

periwayatan hadis, beberapa diantaranya Anas bin Sirin, Ismail bin

Raja’, Amr bin Dinar, Thalhah bin Musharraf, Qatadah bin Da’amah

dan Ayyub al-Sahtiyani. Beliau mempunyai banyak murid yang

meriwayatkan hadis darinya, diantaranya adalah Abdullah bin al-

Mubarak, Sufyan bin Uyainah, Sufyan al-Tsauri, Syarik bin Abdillah,

Yazid bin Zura’i, Ali bin Ja’ad, Waki bin Jarah, Abu Walid al-

Thayalisi, dan masih banyak yang lainnya. Beliau wafat di Basra pada

tahun 160 H.

7. Qais bin Muslim

8. Thariq bin Syihab

9. Abu Sa’id Al-Khudri

Abu Sa’id al-Khudri adalah salah seorang diantara para sahabat yang

melakukan bai’at kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam

mereka berikrar tidak akan tergoyahkan oleh cercaan orang dalam

memperjuangkan agama Allah Subhanahu wa ta’ala, mereka tergabung

dalam kelompok Abu Dzarr al-Ghifari, Sahl bin Sa’ad, Ubaidah bin

ash Shamit dan Muhammad bin Muslimah. Abu Sa’id Al-Khudri

adalah orang ke tujuh yang banyak meriwayatkan hadist dari


Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Telah meriwayatkan 1.170

hadits. Orang orang pernah memintanya agar mengizinkan mereka

menulis hadits hadits yang mereka dengar darinya. Ia menjawab “

Jangan sekali kali kalian menulisnya dan jangan kalian menjadikan

sebagai bacaan, tetapi hapalkan sebagaimana aku menghapalnya”.

Beliau wafat pada 74 H dan lahir 10 tahun sebelum hijriah. Abi Sa’id

lebih dikenal dengan nama aslinya adalah Sa’ad bin Malik bin Sinan.

Ayahnya Malik bin Sinan syahid dalam peperangan Uhud, Ia seorang

Khudri nasabnya bersambung dengan Khudrah bin Auf al-Harits bin

al-Khazraj yang terkenal dengan julukan “Abjar”.

10. Abu Kuraib bin Muhammad Al-Ala’

Nama lengkap beliau Muhammad Bin Al-Ala’ bin Kuraib Al-Hamzah,

beliau di gelar sebagai Abu Kuraib. Beliau lahir pada 161 H dan wafat

pada 284 H ulama kelahiran dan meninggal di kufah ini salah seorang

dari 9 orang guru-guru enam orang imam kutub al-sittah yang mereka

ambil hadis tanpa perantara siapapun.

11. Abu Muawiyah

Nama lengkapnya Abu Muawiyah Al-Mufadhhal bin Ubaid bin

Sumamah bin Marsad Al-Ra’ini Al-Qitbani, dia berasal dari Mesir dan

pernah menjadi Qadi di Mesir sebnayak dua kali. Beliau lahir pada 107

H dan wafat pada 182 H. Ramai ulama menganggap bahwa dia

seorang yang zuhud dan mustajab doa, antara yang mengatakan

sebegitu adalah Imam Abu Daud dan Isa bin Zaghbah. Dikatakan dia
seorang ahli ibadah, sehingga menurut cerita bahwa dalam dia sakit

dan badannya lemah, dia mampu berdiri lama untuk menunaikan solat.

Dia salah seorang rijal al-kutub al-sittah, dan dia anggap perawi sahih.

12. Al-A’masy

Al-A'masy Sulaiman bin Mihran Abu Muhammad Al Asadi Al

Kahiliy. Lahir tahun 61, meninggal 146 H. Gurunya ialah Abu Wail,

Ibrahim An-Nakha'i, dan lainnya. Muridnya adalah Al Hakam bin

Utaibah, Abu Ishaq As Sabi'i dan lainnya. Menurut para ulama Al-

A'masy adalah ulama yang kuat hapalannya.

13. Ismail bin Raja’

D. Kandungan Hadis Tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Kandungan yang terdapat dalam hadis:

Hadits ini adalah hadits yang jami‟ (mencakup banyak persoalan)

dan sangat penting untuk menjadi separuh dari agama (syari‟at), karena

amalan. Amalan syari’at terbagi menjadi dua: ma’ruf (kebaikan) yang

wajib diperintahkan dan dilaksanakan atau mungkar (kemungkaran) yang

wajib diingkari, maka dari sisi ini, hadits tersebut adalah separuh dari

syari’at. Hadits ini juga menjelaskan bahwa amar ma’ruf nahi munkar

merupakan karakter seorang yang beriman. Dalam mengingkari

kemunkaran tersebut ada tiga tingkatan :

1. Merubah dengan Tangan

Merubah kemungkaran dengan tangan dimaknai merubah suatu

kemungkaran dengan kekuatan atau kekuasaan yang dimilikinya.


Yakni melakukan menghentikan kemungkaran melalui kekuasaan yang

dimiliki seseorang. Misalnya polisi melakukan pencabutan ijin usaha

kepada perusahaan yang melakukan pelanggaran hukum, etika, norma

atau aturan agama. Kemudian aparat polisi yang menghukum penjual

miras, penjual barang- barang hasil curian, dan barang- barang haram

lainnya. Seorang atasan memecat secara tidak hormat bawahannya

yang melakukan pelanggaran etika/moral keagamaan. Langkah

perubahan dengantangan atau kekuasaan merupakan tingkatan upaya

paling tertinggi.

2. Merubah dengan Lisan

Langkah menghentikan kemungkaran dengan lisan dilakukan apabila

langkah pertama (menghentikan dengan kekuatan) tidak dapat

dilaksanakan,karena mungkin orang tersebut tidak memiliki hak atau

kekuasaan yang memungkinkan ia untuk melakukan pencegahan

dengan tangan. Merubah kemungkaran dengan lisan dapat dilakukan

dalam bentuk-bentuk yang bemacam-macam, seperti dengan nasihat,

mau'izah, gertakan, ucapan, tulisan, pernyataan danlain-lainnya.

Melakukan perubahan dengan cara lisan dilakukan dengan

mempertimbangkan aspek-aspek kepribadian dan kejiwaan mereka

yang diajaknya. Karenanya, mengajak berbuat ma'ruf atau

menghentikan kemungkaran harus dilakukan dengan kebijaksanaan,

memberikan nasihat yang baik atau berdiskusi secara sehat.

3. Merubah dengan Hati


Adapun tingkatan terakhir (merubah dengan hati) artinya adalah

membenci kemungkaran. Kemungkaran tersebut, ini adalah kewajiban

yang tidak gugur atas setiap individu dalam setiap situasi dan kondisi,

oleh karena itu jika tidak mengingkari dengan hatinya, maka ia akan

binasa. Seseorang yang tidak mengingkari dengan hatinya maka ia

adalah orang yang mati dalam keadaan hidup.

Agama Islam adalah agama yang sangat menegakkan amar ma’ruf

nahi munkar.Amar ma’ruf akhlak yang mulia. Kewajiban menegakkan

kedua hal itu adalah merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa

ditawar bagi siapa saja yang mempunyaikekuatan dan kemampuan

melakukannya. Bahkan Allah SWT dan Rasul-Nyamengancam dengan

sangat keras bagi siapa yang tidak melaksanakannnya, sementara

iamempunyai kemampuan dan kewenangan dalam hal tersebut

E. Konteks Kekinian

Melihat kehidupan masa kini memang sulit rasanya untuk

mengamalkan amar ma'ruf nahi munkar, dimana begitu banyak hal hal

munkar mulai ditampakkan dan seolah olah hal tersebut adalah hal yang

wajar. Sebagai umat muslim kita harus senantiasa menegakkan kebenaran

dan menjauhi yang salah. Walaupun di era sekarang sulit namun kita

masih harus bisa mengatasinya.

Beberapa perbuatan amar ma'rud nahi munkar yang bisa kita terapkan di

kehidupan masa kini:


1) Menjaga sholat lima waktu, serta mengajak kerabat atau sahabat

untuk melaksanakan sholat lima waktu, baik melakukan di rumah

atau di masjid untuk berjamaah.

2) Menjaga aurat baik lelaki maupun perempuan. Ketika aurat terbuka

dan ditampakkan bisa saja hal tersebut memancing untuk

melakukan perbuatan jahat, terutama bagi kaum perempuan.

Dengan demikian, kita harus senantiasa menjaga aurat.

3) Menjauhi kegiatan yang buruk dan mengingatkan kebaikan satu

sama lain. Seperti, mencegah seorang teman yang hendak mencuri,

mabuk, atau membunuh. Lalu mengajak teman untuk pergi

mengaji bersama, dan menghormati sesama.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kemungkaran jika dibiarkan saja maka akan menjadi hal yang

wajar, dan jika ituterjadi maka semuanya akan mendapat siksa atau adzab

dari Allah apapun bentukkemungkaran harus kita cegah, semampu kita.

Baik dengan perbuatan atau kekuasaan (tangan), dengan lisan (ucapan),

ataupun hanya sekedar dengan hati yaitu mengingkari perbuatan munkar

tersebut. AmaR Ma’ruf Nahi Munkar adalah menyuruh apa yang

diperintahkan oleh syara’ dan dinilai baik oleh akal, dan mencegah apa

yang dilarang syara’ dan dinilai buruk oleh akal. Namun apabila perbuatan

itu dianggap baik oleh akal sedangkan dianggap buruk oleh syara’ maka

kita harus meningalkannya. Dalam menyampaikan Amar Ma’ruf Nahi

Munkar harus dengan ilmu, kesabarandan kelembutan. Kesesatan akan

tersingkir jika setiap umat dapat menjaga diri dengan petunjuk dari Allah.

Memerintahkan suatu kebajikan dan melarang suatu kemungkaran

(Amar Ma’ruf Nahi Mugkar) adalah perintah agama, karena itu ia wajib

dilaksanakan oleh setiap umat manusia sesuai dengan kemampuan dan

kekuatannya. Islam adalah agama yang berdimensi individual dan sosial,

maka sebelum memperbaiki orang lain seorang Muslim dituntut

berintrospeksi dan berbenah diri, sebab cara Amar Ma’ruf yang baik

adalah yang diiringi dengan keteladanan. Menyampaikan Amar Ma’ruf

Nahi Mungkar disandarkan kepada keihklasan karena mengharap ridho

Allah semata.
B. Saran

Sebagai umat muslim alangkah baiknya jika kita menjalankan

konsep amar ma'ruf nahi munkar, yaitu menegakkan kebenaran dan

menjauhi keburukan. Senantiasa menaati setiap peraturan yang Allah buat,

agar menjaga diri kita dari segala perbuatan yang munkar. Karena dengan

mematuhi-Nya kita selamat dan hidup bahagia dunia akhirat.


DAFTAR PUSTAKA
Al-Bakri, Ahmad Abdurraziq. 2010. Ringkasan Ihya’ulumuddin Imam

Ghazali cetakan ke VI. Jakarta: Sahara Publishers.

Dahlan, Ali Usman. Hadits Qudsy Pola Pembinaan Akhlak Muslim.

Bandung: CV. Diponegoro.

Ghazali, Imam. 1990.Mukasyafatul Qulub, Terj. Fatihuddin Abul Yasin.

Surabaya: Terbit Terang.

Mas’ud, Ibnu. 2018, The Miracle Of Amar Ma’ruf Nahi Munkar.

Yogyakarta: Laksana.

Aish, bin Murtaza Muhammad. 2015, 80 Hadist Pilihan Beserta Biografi

Perawi dan Faedah Ilmiyah. Terj. Daday Hidayat. Kantor kerjasama

dakwah dan bimbingan bagi pendatang rabwah.

Juwariyah. 2010. Hadis Tarbawi. Yogyakarta: Sukses Offset

C. lam menempatkan manusia itu tidak saja dalam dimensi individu, akan
tetapi
D. juga dalam dimensi sosial sebagai anggota masyarakat. Manusia pula
diciptakan bukan
E. untuk berjalan sendiri melainkan diciptakan untuk hidup secara
damai dan
F. berdampingan dengan makhluk hidup yang ada di sekelilingnya.
Manusia pada
G. hakekatnya adalah cipataan Allah yang hampir sempurna, terlebih lagi
manusia mulia
H. yang telah diutus oleh Allah SWT ke muka bumi, yaitu Nabi Agung
Muhammad SAW.
I. Beliau adalah manusia mulia yang mengemban tugas penting bagi seluruh
alam. Beliau
J. lah seseorang yang diutus untuk menyampaikan risalah-Nya kepada seluruh
manusia di
K. muka bumi. Terebih risalah Allah yang memuat esensi perintah dan
larangan Allah
L. SWT. Salah satunya, adalah risalah perintah untuk mengajak
kepada kebaikan dan
M. mencegah dari kemunkaran. Inilah yang nantinya menjadi
kewajiban bagi seluruh
N. manusia untuk melaksanakannya. Kewajiban ini pun mutlak harus
dikerjakan oleh
O. seluruh manuisa khususnya umat Islam. Dimanapun dan kapanpun perintah
ini akan
P. tetap eksis dan menjadi salah satu tugas umat Islam dalam menegakkan
tiang agama.
Q. Memerintahkan hal yang baik dan mencegah hal yang mungkar
(amar ma'ruf nahi
R. munkar) merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh semua orang.
Karena hal ini
S. telah menjadi salah satu syi'ar dakwah agama Islam yang harus selalu
dijunjung dan
T. ditega
U. berdampingan dengan makhluk hidup yang ada di sekelilingnya.
Manusia pada
V. hakekatnya adalah cipataan Allah yang hampir sempurna, terlebih lagi
manusia mulia
W. yang telah diutus oleh Allah SWT ke muka bumi, yaitu Nabi Agung
Muhammad SAW.
X. Beliau adalah manusia mulia yang mengemban tugas penting bagi seluruh
alam. Beliau
Y. lah seseorang yang diutus untuk menyampaikan risalah-Nya kepada seluruh
manusia di
Z. muka bumi. Terebih risalah Allah yang memuat esensi perintah dan
larangan Allah
AA. SWT. Salah satunya, adalah risalah perintah untuk mengajak
kepada kebaikan dan
BB. mencegah dari kemunkaran. Inilah yang nantinya menjadi
kewajiban bagi seluruh
CC. manusia untuk melaksanakannya. Kewajiban ini pun mutlak harus
dikerjakan oleh
DD. seluruh manuisa khususnya umat Islam. Dimanapun dan kapanpun
perintah ini akan
EE.tetap eksis dan menjadi salah satu tugas umat Islam dalam menegakkan
tiang agama.
FF. Memerintahkan hal yang baik dan mencegah hal yang mungkar
(amar ma'ruf nahi
GG. munkar) merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh semua orang.
Karena hal ini
HH. telah menjadi salah satu syi'ar dakwah agama Islam yang harus selalu
dijunjung dan
II. ditegakkan
JJ. lam menempatkan manusia itu tidak saja dalam dimensi individu, akan
tetapi
KK. juga dalam dimensi sosial sebagai anggota masyarakat. Manusia pula
diciptakan bukan
LL.untuk berjalan sendiri melainkan diciptakan untuk hidup secara
damai dan
MM. berdampingan dengan makhluk hidup yang ada di
sekelilingnya. Manusia pada
NN. hakekatnya adalah cipataan Allah yang hampir sempurna, terlebih lagi
manusia mulia
OO. yang telah diutus oleh Allah SWT ke muka bumi, yaitu Nabi Agung
Muhammad SAW.
PP. Beliau adalah manusia mulia yang mengemban tugas penting bagi seluruh
alam. Beliau
QQ. lah seseorang yang diutus untuk menyampaikan risalah-Nya kepada
seluruh manusia di
RR. muka bumi. Terebih risalah Allah yang memuat esensi perintah dan
larangan Allah
SS. SWT. Salah satunya, adalah risalah perintah untuk mengajak
kepada kebaikan dan
TT.mencegah dari kemunkaran. Inilah yang nantinya menjadi
kewajiban bagi seluruh
UU. manusia untuk melaksanakannya. Kewajiban ini pun mutlak harus
dikerjakan oleh
VV. seluruh manuisa khususnya umat Islam. Dimanapun dan kapanpun
perintah ini akan
WW. tetap eksis dan menjadi salah satu tugas umat Islam dalam
menegakkan tiang agama.
XX. Memerintahkan hal yang baik dan mencegah hal yang mungkar
(amar ma'ruf nahi
YY. munkar) merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh semua orang.
Karena hal ini
ZZ.telah menjadi salah satu syi'ar dakwah agama Islam yang harus selalu
dijunjung dan
AAA. ditegakkan

Anda mungkin juga menyukai