Tata Tertib Musyawarah Besar Karang Taruna
Tata Tertib Musyawarah Besar Karang Taruna
Tata Tertib Musyawarah Besar Karang Taruna
Menimbang :
1. Bahwa tata tertib Musyawarah Besar Karang Taruna Monompia Tahun 2020 Perlu
diselenggarakan secara lebih baik dan efisein demi terwujudnya organisasi yang lebih baik
berdasarkan asas Pancasila dan UUD 1945
2. Demi tertibnya pelaksanaan Musyawarah Besar Karang Taruna Monompia Tahun 2020
Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1947 Nomor 53
2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950
3. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004
4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Nomor 125.
5. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 83/HUK/2005
8. Peraturan Pemerintah No. 72 tentang Desa tertanggal 30 Desember 2005.
9. Peraturan Pemerintah No. 73 tentang Kelurahan tertanggal 30 Desember 2005.
10. Permendagri RI Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga tertanggal 5 Februari
2007.
11. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 77 / HUK / 2010
12. SK Kepala Desa Tombolikat No :
Memutuskan :
Menetapkan :
TATA TERTIB
MUSYAWARAH BESAR KARANG TARUNA (MUBESKAR) MONOMPIA
FEBRUARI 2020
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
NAMA
Persidangan ini disebut dengan nama Musyawarah besar yang disingkat MUBES
Pasal 2
KEDUDUKAN
MUBES berkedudukan ditingkat Desa yang merupakan kekuasaan tertinggi organisasi
Kepemudaan
Pasal 3
TUGAS WEWENANG
Tugas wewenang MUBES adalah sebagai berikut :
Pasal 4
TEMA
“DENGAN SEMANGAT PERBAIKAN KITA TINGKATKAN KEKOMPAKAN DEMI
KWALITAS ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN YANG LEBIH BAIK”
BAB II
PESERTA DAN PENINJAU
Pasal 5
PESERTA PENUH
Pasal 6
PESERTA PENINJAU
Unsur pemerintahan Desa, Dusun dan Undangan dari luar/mereka yang di undang
Pasal 7
KEWAJIBAN
BAB III
WAKTU DAN TEMPAT
Pasal 8
WAKTU
Hari : Sabtu
Tanggal : 29 Februari 2020
Waktu : 02.00 s/d selesai
Pasal 9
TEMPAT
Bertempat di Balai desa Tombolikat Kec. Tutuyan Kab. Bolaang Mongondow Timur
BAB IV
HAK PESERTA DAN PENINJAU
Pasal 10
HAK PESERTA PENUH
1. Peserta penuh memiliki hak suara, Baik Lisan maupun tulisan, Hak Mencalonkan dan
dicalonkan, Hak Memilih dan dipilih.
2. Peserta memiliki hak bicara, yaitu mengajukan usul, saran, pendapat, serta pandangan lisan
maupun tulisan
Pasal 11
HAK PESERTA PENINJAU
Peninjau memiliki hak bicara, mengajukan usul, saran dan pendapat serta pandangan baik secara
lisan maupun tulisan tetapi tidak memiliki hak suara / hak pilih.
BAB V
KELENGKAPAN
Pasal 12
Kelengkapan MUBESKAR disusun Menurut pengelompokan kegiatan dalam rakngka
pelaksanaan sidang pleno pemilihan ketua Musyawarah Besar Karang taruna dan ketua Umum
Karang Taruna.
Pasal 13
JENIS PERSIDANGAN
Persidangan dalam MUBESKAR terdiri dari sidang Pleno, Komisi, Paripurna
Pasal 14
BENTUK PERSIDANGAN
1. Sidang Pleno diikuti seluruh peserta MUBES untuk memusyawarahkan secara keseluruhan\
2. Sidang Plano I Membahas AD ART
3. Sidang Pleno II Sidang Komisi,
4. Sidang Komisi A. Membahas AD ART, Komisi B Membahas Rekomendasi, Internal &
Eksternal
5. Sidang Sidang Plano III Membahas Tentang Tata Tertib Pemilihan
Pasal 15
TEKNIS PERSIDANGAN
Persidangan dilaksanakan sesuai dengan agenda acara dan tata tertib MUBES sesuai kesepakatan
Pasal 16
PRESIDIUM SIDANG
1. MUBES dipimpinan oleh, Stering Komite, Selaku Presidium Sidang Sementara Sekaligus
dengan Pemilihan Presidium Sidang Tetap
2. Sidang Pleno dipimpin oleh Ketua Sidang I, yang berkewajiban meminpin dan mengatur
jalanya persidangan .
3. sidang Komisi I dipimpin oleh Pimpinan Sidang II,
4. siding Komisi II dipimpin oleh Pimpinan Sidang III
5. Sidang Tatib Pemilihan di Pimpin Oleh Pimpinan Sidang I
6. Saat Pergantian Pimpinan Sidang, Pimpinan Sidang lainnya Bertugas Sebagai Sekertaris dan
Anggota yang mana di sebut Pimpinan Sidang II dan III
Pasal 17
HAK DAN KEWAJIBAN PIMPINAN PERSIDANGAN
1. Pimpinan sidang memperkenankan peserta sidang dan peninjau menyampaikan intrupsi dengan
jenis intrupsi sebagai berikut :
Interupsi (biasa)/
Dipakai untuk memotong pembicaraan baik itu pembicaraan pimpinan sidang, maupu
peserta sidang
Point Of Informatioan (PI)
Diucapkan apabila yang akan diajukan adalah untuk menginformasikan sesuatu yang
kurang jelas.
Point Of Order (PO)
Diucapkan apabila pembicaraan yang akan diajukan berkaitan langsung dengan pokok
pembicaraan
Point Of Clarification (PC)
Dikatakan dan terjadi jika yang akan diajukan adalah untuk memperjelas kembali
mengenai pernyataan yang sudah dikatakan sebelumnya
Point Of Personal Privilage (PP)
Diucapkan untuk membela diri karena pembicaraan yang berlangsung menyinggung
kepentingan pribadi atau orang tertentu
Point of Clearens
Diucapkan jika yang akan diajukan untuk meluruskan masalah ketika persoalan
mengenai persoalan point personal privilage/menyangkut pribadi
Point of Solution
Dikatakan dan terjadi jika yang akan diajukan untuk menyampaikan atau
menawarkan suatu solusi
Point of Justification
Dikatakan dan terjadi jika yang akan diajukan untuk menguatkan pendapat sebelumnya
BAB VI
QUORUM DAN CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 20
1. MUBESKAR dapat dilaksanakan apabila setengah plus satu dari peserta yang hadir, apabila
kurang maka MUBESKAR dapat dilaksanakan dengan status darurat
2. SIDANG PLENO dapat dikatakan syah apabila dihadiri minimal setengan plus satu dari
peserta yang seharusnya hadir
3. SIDANG PARIPURNA dapat dikatakan syah apabila dihadiri minimal setengan plus satu dari
peserta yang seharusnya hadir
4. Apabila belum tercapai maka sidang akan di tunda selama 5 menit, seandainya tidak tercapai
maka sidang dapat dilanjutkan dengan status sidang pleno darurat
Pasal 21
CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Keputusan dengan cara musyawarah mufakat
2. Bila tidak mencapai mufakat, maka dapat dialakukan pemungutan suara ( Voting) baik terbuka
maupun tertutup
3. Keputusan yang di ambil adalah suara terbanyak
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Hal-hal yang belum di tentukan dalam tatatertib persidangan ini diputuskan oleh kesepakatan
bersama peserta sidang
Pasal 23
Rancangan ini bila di setujui oleh kuorum maka sekaligus dianggap sebagai keputusan resmi
Pasal 24
Peraturan dan tata tertib ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkannya.
Di tetapkan di : Tombolikat
Pada tanggal : 29 Februari 2020
KETUA I