Tatib Temu Karya

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

PETUNJUK PELAKSANAAN

MUSYAWARAH WARGA KARANG TARUNA (MWKT) DAN

TEMU KARYA KARANG TARUNA (TKKT)

MUSYAWARAH WARGA KARANG TARUNA (MWKT)

Peserta MWKT ditentukan oleh Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan (PKTD/PKTL)


yang mempersiapkan MWKT tersebut yang terdiri dari unsur-unsur:

Peserta Penuh (perseorangan) yakni: Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan


(PKTD/PKTL), Pengurus Karang Taruna Kecamatan (PKTC), Perwakilan tokoh/eksponen
generasi muda/pemuda potensial tiap RW;

Peninjau yakni: MPKT, Pembina Fungsional, Pembina Teknis dan Para Pejabat tingkat
Desa/Kelurahan;

Undangan dari Lembaga/Perorangan lainnya.

Wewenang MWKT:

Menilai Laporan Pertanggung-jawaban (LPJ) Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan


(PKTD/PKTL). Sebelum ditetapkan menjadi dokumentasi organisasi dan/atau sebagai
bahan didalam MWKT itu sendiri, LPJ dimaksud harus melalui proses penilaian kinerja
kepengurusan secara jujur dan objektif dengan mengacu dari keputusan MWKT dan/atau
peraturan dan ketentuan lainnya yang mengatur tentang pokok dimaksud, sehingga
keputusan terhadap LPJ bukanlah pada pilihan menerima atau menolak tetapi merupakan
rekomendasi perbaikan kinerja kepada pengurus periode berikutnya;

Menetapkan Kerangka Pokok Program (KPP) Karang Taruna tingkat Desa/kelurahan yang
bersangkutan yang mengacu dari KPP tingkat kecamatan dan menjadi dasar bagi pengurus
dalam menyusun program kerja konkrit;

Menetapkan Struktur dan Uraian Tugas (SUT) Pengurus masa bakti berikutnya;

Memilih Ketua Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan (PKTD/PKTL) dan MPKT masa
bakti berikutnya;

Menetapkan Pokok-pokok Pikiran sebagai Rekomendasi MWKT dan rekomendasi MWKT


lainnya baik yang bersifat internal maupun eksternal, yang harus dilaksanakan oleh
Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan (PKTD/PKTL) masa bakti berikutnya;
Pelaksanaan MWKT:

MWKT berlangsung atas panggilan Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan


(PKTD/PKTL);

Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan (PKTD/PKTL) dalam masa bakti berjalan


membuka persidangan MWKT dengan syarat jumlah Peserta Penuh sekurang-kurangnya
setengah ditambah satu dari jumlah seluruh Peserta Penuh yang harus hadir dan disetujui
oleh sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari Peserta Penuh yang hadir;

Peserta Penuh yang hadir adalah individu/aktivis/kader yang dalam kepengurusannya masih
sah sebagai pengurus dan/atau memenuhi syarat sebagai Warga Karang Taruna diwilayah
Desa/Kelurahannya masing-masing;

Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan (PKTD/PKTL) dalam masa bakti berjalan sebagai
Pimpinan Sidang Sementara (PSS) memimpin pembahasan: Agenda Acara, Tata Tertib,
dan Pemilihan Pimpinan Sidang Pleno (PSP) MWKT sesuai Tata Tertib dan menyerahkan
palu persidangan kepada PSP MWKT;

PSP berjumlah lima (5) yang berasal dari unsur PKTD/PKTL 2 (dua) orang serta unsur dari
Peserta Penuh lainnya 3 (tiga) orang;

PSP berwewenang untuk menutup seluruh persidangan dan bertanggung-jawab


merumuskan hasil-hasil MWKT lalu diserahkan kepada PKTD/PKTL yang terpilih;

PKTD/PKTL DEMISIONER atau Kepala Desa/Lurah menutup MWKT.

MUSYAWARAH WARGA KARANG TARUNA LUAR BIASA (MWKTLB)

MWKTLB dapat dilaksanakan di antara dua MWKT (reguler) berdasarkan usulan PTKL
dan/atau atas usulan sekurang-kurangnya dua per tiga eksponen kepemudaan tiap RW,
termasuk Unit Tekhnis di wilayahnya;

MWKTLB yang diusulkan apabila Ketua PKTD/PKTL yang bersangkutan dalam


menjalankan roda organisasi telah menyimpang dari PD/PRT, peraturan organisasi dan
Keputusan Karang Taruna lainnya sehingga dapat merugikan dan membahayakan identitas
dan eksistensi Karang Taruna;

MWKTLB memutuskan tugas dan wewenang apa yang harus dilaksanakan oleh MWKTLB
dan keputusan MWKTLB mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan MWKT;

Pelaksanaan MWKTLB mengikuti mekanisme yang sama seperti MWKT.

TEMU KARYA KARANG TARUNA KOTA (TKKTK)


Peserta TKKTK ditentukan oleh PKTK yang mempersiapkan TKKTK tersebut yang terdiri
dari unsur-unsur:

Peserta Penuh (utusan) yakni: PKTK, PKTP, dan Para PKTC;

Peserta Peninjau yakni: MPKTK, Para PKTD/PKTL (jika memungkinkan), Pembina


Fungsional dan para Pembina Teknis tingkat kota;

Undangan dari Lembaga/Perorangan lainnya.

Wewenang TKKTK:

Menilai Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) PKTK. Sebelum ditetapkan menjadi


dokumentasi organisasi dan/atau sebagai bahan didalam TKKTK itu sendiri, LPJ dimaksud
harus melalui proses penilaian kinerja kepengurusan secara jujur dan objektif dengan
mengacu dari keputusan TKKTK dan/atau peraturan dan ketentuan lainnya yang mengatur
tentang pokok dimaksud, sehingga keputusan terhadap LPJ bukanlah pada pilihan
menerima atau menolak tetapi merupakan rekomendasi perbaikan kinerja kepada pengurus
periode berikutnya;

Menetapkan Kerangka Pokok Program (KPP) Karang Taruna tingkat kota yang
bersangkutan yang mengacu dari KPP tingkat provinsi dan menjadi dasar bagi pengurus
dalam menyusun program kerja konkrit;

Menetapkan Struktur dan Uraian Tugas (SUT) PKTK masa bakti berikutnya;

Memilih Ketua PKTK secara langsung serta menyusun PKTK dan MPKTK melalui
mekanisme formatur, untuk masa bakti berikutnya;

Menetapkan Pokok-pokok Pikiran sebagai Rekomendasi TKKTK dan rekomendasi TKKTK


lainnya baik yang bersifat internal maupun eksternal, yang harus dilaksanakan oleh PKTK
masa bakti berikutnya;

Pelaksanaan TKKTK:

TKKTK berlangsung atas panggilan PKTK dan/atau atas sekurang-kurangnya usulan dua
per tiga (2/3) dari jumlah seluruh PKTC;

PKTK dalam masa bakti berjalan membuka persidangan TKKTK dengan syarat jumlah
Peserta Penuh (utusan) sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah seluruh
Peserta Penuh (utusan) yang harus hadir (PKTK dan PKTC) dan disetujui oleh sekurang-
kurangnya setengah ditambah satu dari seluruh Peserta Penuh (utusan) yang hadir;
Peserta Penuh (utusan) yang hadir adalah pengurus yang kepengurusannya masih sah, dan
harus membawa mandat dari organisasinya dan SK Kepengurusan bagi Peserta Penuh dari
PKTC;

PKTK dalam masa bakti berjalan sebagai Pimpinan Sidang Sementara (PSS) memimpin
pembahasan: Agenda Acara, Tata Tertib, dan Pemilihan Pimpinan Sidang Pleno (PSP)
TKKTK sesuai Tata Tertib dan menyerahkan palu persidangan kepada PSP TKKTK;

PSP berjumlah lima (5) yang terdiri dari dua (2) orang dari unsur PKTK dan tiga (3) orang
dari unsur PKTC;

PSP berwewenang untuk menutup seluruh persidangan dan bertanggung jawab


merumuskan hasil-hasil TKKTK lalu diserahkan kepada PKTK yang terpilih;

PKTK DEMISIONER atau Pembina Fungsional menutup TKKTK.

TEMU KARYA KARANG TARUNA KECAMATAN (TKKTC)

Peserta. Peserta TKKTC ditentukan oleh PKTC yang mempersiapkan TKKTC tersebut yang
terdiri dari unsur-unsur:

Peserta Penuh (utusan) yakni: PKTC, PKTK, dan para PKTD/PKTL;

Peserta Peninjau yakni: MPKTC, Pembina Fungsional dan Para Pembina Teknis tingkat
kecamatan;

Undangan dari Lembaga/Perorangan lainnya.

Wewenang TKKTC:

Menilai Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) PKTC. Sebelum ditetapkan menjadi


dokumentasi organisasi dan/atau sebagai bahan didalam TKKTC itu sendiri, LPJ dimaksud
harus melalui proses penilaian kinerja kepengurusan secara jujur dan obyektif dengan
mengacu dari keputusan TKKTC dan/atau peraturan dan ketentuan lainnya yang mengatur
tentang pokok dimaksud, sehingga keputusan terhadap LPJ bukanlah pada pilihan
menerima atau menolak tetapi merupakan rekomendasi perbaikan kinerja kepada pengurus
periode berikutnya;

Menetapkan Kerangka Pokok Program (KPP) Karang Taruna tingkat kecamatan yang
bersangkutan yang mengacu dari KPP tingkat kota dan menjadi dasar bagi pengurus dalam
menyusun program kerja konkrit;

Menetapkan Struktur dan Uraian Tugas (SUT) PKTC masa bakti berikutnya;
Memilih Ketua PKTC secara langsung serta menyusun PKTC dan MPKTC melalui
mekanisme formatur, untuk masa bakti berikutnya;

Menetapkan Pokok-pokok Pikiran sebagai Rekomendasi TKKTC dan rekomendasi TKKTC


lainnya baik yang bersifat internal maupun eksternal, yang harus dilaksanakan oleh PKTC
masa bakti berikutnya.

Pelaksanaan TKKTC:

TKKTC berlangsung atas panggilan PKTC dan/atau atas usulan sekurang-kurangnya dua
per tiga (2/3) dari jumlah seluruh PKTD/PKTL;

PKTC dalam masa bakti berjalan membuka TKKTC dengan syarat jumlah Peserta Penuh
(utusan) sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah seluruh Peserta Penuh
(utusan) yang harus hadir (PKTC dan PKTD/PKTL) dan disetujui oleh sekurang-kurangnya
setengah ditambah satu dari seluruh Peserta Penuh (utusan) yang hadir;

Peserta Penuh (utusan) yang hadir adalah pengurus yang kepengurusannya masih sah, dan
harus membawa mandat dari organisasinya dan SK Kepengurusan bagi Peserta Penuh dari
PKTD/PKTL;

PKTC dalam masa bakti berjalan sebagai Pimpinan Sidang Sementara (PSS) memimpin
pembahasan: Agenda Acara, Tata Tertib, dan Pemilihan Pimpinan Sidang Pleno (PSP)
TKKTC sesuai Tata Tertib dan menyerahkan palu persidangan kepada PSP TKKTC;

PSP berjumlah lima (5) yang terdiri dari dua (2) orang dari unsur PKTC dan tiga (3) orang
dari unsur PKTD/PKTL;

PSP berwewenang untuk menutup seluruh persidangan dan bertanggung jawab untuk
merumuskan hasil-hasil TKKTC lalu diserahkan kepada PKTC yang terpilih;

PKTC DEMISIONER atau Camat menutup TKKTC.

TEMU KARYA LUAR BIASA (TKLB)

TKLB dapat dilaksanakan di antara dua Temu Karya (reguler) pada seluruh tingkatan
organisasi berdasarkan usulan pengurus pada tingkatan yang bersangkutan dan/atau atas
usulan sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) pengurus satu tingkat di bawahnya;

TKLB memiliki tugas dan wewenang yang tunggal yakni untuk kepentingan mengganti Ketua
karena sebab tertentu;

TKLB memutuskan tugas dan wewenang yang mempunyai kekuatan hukum yang sama
dengan Temu Karya;
Pelaksanaan TKLB mengikuti mekanisme yang sama seperti Temu Karya.

DASAR PELAKSANAAN TKLB

Untuk TKLB dengan agenda penggantian Ketua dalam masa bakti berjalan, dapat
dilaksanakan karena alasan sebagai berikut:

Ketua meninggal dunia;

Ketua mengundurkan diri dengan sukarela;

Ketua sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sama sekali tidak aktif melakukan tugas dan
kewajibannya sebagai Ketua;

Ketua dianggap melanggar PD/PRT setelah melalui penilaian obyektif dalam forum
serendah-rendahnya setingkat RPP.

Ketua sudah mendapatkan hukuman pidana tetap (inkrah) sekurang-kurangnya 5 (lima)


tahun dari pengadilan atas kasus yang menimpa dirinya baik internal maupun eksternal
organisasi.

Kriteria pelanggaran yang dimaksud ada point 4 adalah sebagai berikut:

Mencemarkan nama baik organisasi, dengan bukti konkrit dan valid baik berupa material
maupun saksi;

Merubah filosofi, prinsip dasar, watak dan kode etik organisasi;

Membuat keputusan strategis bagi organisasi tanpa melalui mekanisme pengambilan


keputusan dan/atau tanpa menyampaikan pertanggung-jawaban dalam forum pengambilan
keputusan yang setara dan proporsional;

Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga tanpa persetujuan dan/atau tanpa


menyampaikan pertanggungjawaban dalam forum pengambilan keputusan yang setara dan
proporsional.

PROSEDUR PELAKSANAAN TKLB

Untuk TKLB dengan agenda pergantian Ketua, dapat dilaksanakan dengan prosedur
sebagai berikut:

Usulan pergantian Ketua yang datang dari pengurus yang bersangkutan harus disampaikan
secara tertulis kepada pengurus satu tingkat dibawahnya untuk mendapatkan persetujuan
sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari pengurus satu tingkat dibawahnya tersebut;
Setelah minimal 2/3 (dua per tiga) pengurus satu tingkat dibawahnya menyetujui pergantian
Ketua dalam masa bakti berjalan, maka pengurus yang bersangkutan mempersiapkan
rencana pelaksanaan TKLB dimaksud, dengan undangan/pemanggilan peserta yang
ditandatangani oleh salah satu unsur Wakil Ketua dan Sekretaris;

Sedangkan jika usulan pergantian datang dari pengurus satu tingkat dibawahnya, maka
harus disampaikan dalam bentuk tertulis dan/atau mosi tidak percaya (untuk kasus
pelanggaran organisasi/hukum) yang disampaikan kepada pengurus yang bersangkutan
dengan tembusan kepada Pembina Umum dan Pembina Fungsional;

Pengurus yang bersangkutan yang menerima usulan pergantian secara tertulis dan/atau
mosi tidak percaya tersebut, kemudian mempelajari dan mengkonsultasikannya kepada
pengurus satu tingkat diatasnya, MPKT yang bersangkutan dan unsur pembina untuk
menindaklanjuti dan mengambil langkah yang diperlukan sampai disusunnya rencana
pelaksanaan TKLB dimaksud.

FORMATUR

Formatur adalah mekanisme yang digunakan untuk menyusun kepengurusan dan Majelis
Pertimbangan Karang Taruna disetiap tingkatan, dalam forum Temu Karya dan MWKT;

Mandat dari TK dan MWKT dalam penyusunan kepengurusan dan MPKT untuk masa bakti
berikutnya pada prinsipnya diberikan kepada Ketua Terpilih (formatur tunggal), namun
dalam kapasitas sebagai organisasi sosial Karang Taruna meniscayakan pembentukan
formatur dalam sebuah tim untuk membantu Ketua Terpilih sekaligus mewujudkan cerminan
perwakilan (representatif) kepengurusan dalam Karang Taruna yang bersifat collective
colegial dengan dasar nilai kesetiakawanan sosial dan semangat musyawarah Karang
Taruna;

Keanggotaan formatur tidak dapat digantikan, dan setiap anggota formatur mempunyai
tanggung jawab moral dan organisasional dalam penyusunan dan penempatan
kepengurusan dan MPKT;

Keputusan (hasil) Sidang Formatur adalah bersifat mutlak karena mendapatkan


mandat/kewenangan penuh dari forum pengambilan keputusan tertinggi organisasi;

Waktu formatur bersidang adalah sesuai dengan kesepakatan yang diambil oleh forum TK
dan MWKT, sehingga apabila melebihi batas waktu yang ditentukan maka harus tetap
melaporkan hasilnya yang apabila belum sempurna maka akan kembali menjadi
kewenangan forum TK dan MWKT untuk memutuskannya;

Pelanggaran mekanisme kerja formatur akan menggugurkan keanggotaan formatur dan


hasil kerjanya, sehingga akan menjadi tugas dan tanggungjawab Ketua Terpilih sebagai
formatur tunggal.
Formatur MWKT dan TKKT sekurang-kurangnya sebanyak 5 (lima) orang dan sebanyak-
banyaknya 9 (Sembilan) orang yang terdiri dari :

Ketua Terpilih;

Ketua Pengurus Karang Taruna Demisioner;

1 Orang Unsur Pengurus Karang Taruna setingkat diatasnya yang mendapatkan mandat:

2-6 Orang unsur peserta yang disetujui dan ditetapkan oleh peserta;

Komposisi Formatur terdiri dari seorang Ketua Merangkap Anggota, Seorang Sekretaris
Merangkap Anggota dan Anggota-Anggota.

Ketua Formatur untuk MWKT dan TKKT secara ex-officio adalah Ketua Terpilih.

JADWAL ACARA

Dalam pelaksanaan MWKT/TKKT, sekurang-kurangya memiliki jadwal acara sebagai berikut


:

A. Heregistrasi / Daftar Ulang Peserta

B. Pembukaan :

Pembacaan Ayat Suci Al-Qur'an

Menyanyikan Lagu Indonesia Raya

Mengheningkan Cipta

Menyanyikan Mars Karang Taruna

Pembacaan Dasa Sakti Karang Taruna

Laporan Ketua Panitia

Sambutan Ketua Karang Taruna

Pengarahan Pembina umum sekaligus membuka Acara MWKT/TKKT secara resmi.

C. Sidang Pleno I

Penetapan Peserta / Peninjau


Pengesahan Jadwal Acara dan Tata Tertib

Pemilihan Pimpinan Sidang Pleno.

D. Sidang Pleno II

Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Karang Taruna

Pandangan Umum LKPJ dari masing-masing utusan

Pengesahan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban.

Penyataan Demisioner Pengurus Karang Taruna

E. Sidang Pleno III

Pembentukan komisi - komisi

Sidang-sidang komisi

Laporan / Pengesahan hasil rapat komisi

F. Sidang Pleno IV

Pendaftaran dan pengesahan bakal calon

Penetapan calon ketua

Penyampaian Visi MisiCalon Ketua

Pemilihan Calon Ketua dan ;

Pengesahan Ketua Terpilih

G. Sidang Pleno V

Pembentukan formatur

Pengesahan formatur

Sidang Pleno V Ditunda Menunggu Hasil Sidang Formatur Selanjutnya Sidang Pleno V
Ditutup Sementara (Maksimal 30 hari)

H. Lanjutan Sidang Pleno V

Penyampaian Hasil Sidang Formatur oleh Ketua Tim Formatur


Penyerahan Hasil Sidang formatur kepada Pimpinan Sidang Pleno

Pengesahan Hasil Sidang Formatur oleh Pimpinan Sidang Formatur

I. Penutupan siding Pleno V

MATERI PERMUSYAWARATAN DAN RAPAT-RAPAT

Materi MWKT dan TKKT disiapkan melalui Rapat Pimpinan Karang Taruna di masing-
masing tingkatan.

Sidang-sidang dan Rapat MWKT dan TKKT terdiri :

Sidang Pleno

Sidang Komisi

Sidang Komisi Khusus dan atau Sub Komisi bila dianggap perlu.

Materi Persidangan terdiri dari :

Pokok-pokok Program Kerja Karang Taruna

Rekomendasi

Tata Tertib Pemilihan

Hal lain yang dipandang perlu

Tugas dan Wewenang Sidang Pleno :

Mendengarkan pengarahan dan ceramah sesuai dengan ketentuan MWKT dan TKKT;

Mendengar dan memberikan penilaian atas Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus


Karang Taruna;

Mengesahkan Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Karang Taruna;

Menetapkan Pokok-Pokok Program Kerja Karang Taruna yang berpedoman kepada Pokok-
Pokok Program Kerja Nasional dan Organisasi Karang Taruna;

Membentuk Komisi-Komisi menurut kebutuhan;


Mendengarkan Laporan Komisi untuk mendapatkan penilaian dan pengesahan Sidang
Pleno;

Memilih dan Mengesahkan Ketua Pengurus Karang Taruna;

Memilih Formatur;

Mengesahkan Pengurus Karang Taruna serta Majelis Permusyawaratan Karaang Taruna


(MPKT) untuk Masa Bakti berikutnya.

Tugas dan Wewenang Sidang Komisi :

Melakukan Musyawarah dan mengambil keputusan mengenai hal-hal yang menjadi lingkup
tugasnya;

Melaporkan hasil-hasil Sidang Komisi kepada Sidang Pleno MWKT dan TKKT setelah
ditanda tangani oleh Ketua dan Sekretaris Sidang Komisi yang bersangkutan.

Sidang-Sidang MWKT dan TKKT dipandu oleh Pengurus Karang Taruna dan Pimpinan
Sidang terpilih.

Pimpinan Sidang MWKT dan TKKT dipilih dari dan oleh utusan MWKT dan TKKT dan
komposisinya diatur sebagai berikut :

Pimpinan Sidang Pleno terdiri dari Seorang Ketua, seorang Sekretaris dan 3 (Dua) Orang
Anggota;

Pimpinan Sidang Komisi terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris dan Anggota-
Anggota.

Pimpinan Sidang merangkum seluruh pembicaraan, mendudukkan persoalan, meluruskan


pembicaraan serta berusaha mempertemukan pendapat sesuai acara persidangan.

HAK PESERTA DAN PENINJAU

Peserta Berhak :

Mendapatkan satu hak suara yang dapat dipergunakan dalam pengambilan keputusan
dengan format Satu Utusan/Delegasi Satu Suara atau One Delegation One Vote.;

Mengajukan pertanyaan, usul, saran dan atau pendapat baik lisan maupun tertulis;
Mendapatkan kesempatan dan kebebasan yang sama untuk mengeluarkan Pendapat/Kritik
yang bersifat membangun;

Dipilih dan Memilih.

Peninjau Berhak :

Mengajukan pertanyaan, usul dan atau pendapat baik lisan maupun tertulis atas seijin
Pimpinan Sidang;

Mendapatkan kesempatan dan kebebasan yang sama untuk mengeluarkan Pendapat/Kritik


yang bersifat membangun.

Setiap Peserta dan Peninjau berhak untuk menjadi anggota salah satu Komisi MWKT dan
TKKT.

Jumlah anggota masing-masing komisi disusun secara proporsional.

Penggunaan hak bicara dan hak suara dalam Musyawarah dan Rapat-Rapat diatur dalam
Tata Tertib Musyawarah dan Rapat-Rapat.

QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MWKT/MWKTLB/TKKT/TKKTLB dinyatakan sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya 1/2


(Setengah) ditambah 1 (Satu) jumlah utusan peserta;

Apabila ketentuan dalam ayat 1 ini tidak dapat dipenuhi, maka semua jenjang dan semua
permusyawaratan dapat ditunda selama 2 x 60 menit, dan jika dalam tenggang waktu
tersebut Quorum belum dapat terpenuhi, maka atas persetujuan peserta sidang selanjutnya
dinyatakan sah;

Permusyawaratan dan rapat-rapat dinyatakan syah apabila dihadiri sekurang-kurangnya 1/2


(Setengah) ditambah 1 (Satu) jumlah peserta;

Apabila ketentuan sebagaimana diatur dalam ayat 1 (Satu) tidak dapat dipenuhi, maka
semua jenjang permusyawaratan di atas dapat di tunda selama 2 x 60 menit, dan jika dalam
tenggang waktu tersebut belum terpenuhi maka atas persetujuan peserta yang hadir sidang
selanjutnya dinyatakan syah.
Pengambilan keputusan dalam Musyawarah dan Rapat-Rapat Karang Taruna adalah
sebagai berikut :

Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk mencapai


mufakat;

Proses pengambilan suara dilakukan oleh peserta dengan menyatakan sikap setuju atau
menolak atau abstain yang dilaksanakan secara lisan atau tertulis atau mengacungkan
tangan.

Apabila yang diinginkan pada point (1) ini tidak dimungkinkan, maka pengambilan keputusan
dilakukan dengan pemungutan suara terbanyak oleh peserta dalam suasana dan semangat
kebersamaan untuk menunjang kebersamaan warga Karang Taruna.

Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dinyatakan sah, apabila disetujui oleh
lebih dari setengah jumlah peserta yang hadir.

Apabila keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dan hasilnya sama maka dilakukan
pemungutan suara ulang.

TATA CARA PEMILIHAN KETUA DAN PENGURUS

Pemilihan Ketua Karang Taruna dan pembentukan Pengurus Karang Taruna dilaksanakan
dengan tahapan sebagai berikut :

Pencalonan Ketua;

Pemilihan Ketua;

Pemilihan Anggota Formatur;

Pembentukan Pengurus.

Calon Ketua di pilih oleh peserta dari Bakal Calon yang sudah ditetapkan oleh Sterring
Commite (SC).

Persyaratan Calon Ketua adalah :

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;


setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;

memiliki pengalaman dan aktif dalam kegiatan Karang Taruna;

memiliki pengetahuan dan keterampilan berorganisasi, kemauan, kemampuan, dan


pengabdian dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial; dan

berumur 17 (tujuh belas) tahun sampai dengan 45 (empat puluh lima) tahun.

Tidak melebihi 2 (Dua) Periode sebagai Ketua;

Mendapatkan Rekomendasi dari Pengurus Karang Taruna di tingkatan masing-masing;

Berprestasi, Berdedikasi, Loyal terhadap Organisasi/Negara, tak tercela dan bebas Narkoba
serta bersedia bertanggung Jawab untuk melaksanakan Amanat Organisasi hingga akhir
masa jabatan.

Persyaratan Pengurus Karang Taruna :

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;

memiliki pengalaman dan aktif dalam kegiatan Karang Taruna;

memiliki pengetahuan dan keterampilan berorganisasi, kemauan, kemampuan, dan


pengabdian dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial; dan

berumur 17 (tujuh belas) tahun sampai dengan 45 (empat puluh lima) tahun.

Pemilihan Ketua dan Pengurus dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :

Calon-calon Ketua mendaftarkan diri dan ditetapkan oleh Peserta;

Apabila hanya satu calon yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan ayat 3
diatas, maka selanjutnya ditetapkan sebagai Ketua terpilih;

Apabila terdapat lebih dari satu calon, maka pemilihan dilanjutkan ke tahap berikutnya, dan
calon yang mendapat suara terbanyak langsung ditetapkan sebagai Ketua terpilih;

Ketua dipilih dari Calon Ketua yang telah memenuhi persyaratan dan disahkan oleh peserta
di dalam Sidang Pleno;

Pengurus Karang Taruna dipilih oleh Formatur.


Nama-nama Calon Pengurus yang direkomendasikan wajib melampirkan Daftar Riwayat
Hidup;

Rekomendasi Calon Pengurus selambat-lambatnya disampaikan pada saat pendaftaran


peserta MWKT dan TKKT.

PELANTIKAN PENGURUS

Pelantikan Pengurus Karang Taruna dilaksanakan setelah berakhirnya penyelenggaraan


MWKT / TKKT yang dilaksanakan oleh Panitia Pelantikan yang dibentuk oleh pengurus
terpilih dan disyahkan oleh Pembina Umum sesuai dengan tingkatannya.

ORIENTASI PENGURUS

Setelah Pengurus Karang Taruna Kota atau Kecamatan atau Desa/Kelurahan terpilih dan
dilantik, dilanjutkan dengan dilaksanakan Orientasi Pengurus yang Waktu, Jadwal dan
Tempatnya ditetapkan oleh masing-masing Pengurus di kewilayahnnya masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai