Tatib Temu Karya
Tatib Temu Karya
Tatib Temu Karya
Peninjau yakni: MPKT, Pembina Fungsional, Pembina Teknis dan Para Pejabat tingkat
Desa/Kelurahan;
Wewenang MWKT:
Menetapkan Kerangka Pokok Program (KPP) Karang Taruna tingkat Desa/kelurahan yang
bersangkutan yang mengacu dari KPP tingkat kecamatan dan menjadi dasar bagi pengurus
dalam menyusun program kerja konkrit;
Menetapkan Struktur dan Uraian Tugas (SUT) Pengurus masa bakti berikutnya;
Memilih Ketua Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan (PKTD/PKTL) dan MPKT masa
bakti berikutnya;
Peserta Penuh yang hadir adalah individu/aktivis/kader yang dalam kepengurusannya masih
sah sebagai pengurus dan/atau memenuhi syarat sebagai Warga Karang Taruna diwilayah
Desa/Kelurahannya masing-masing;
Pengurus Karang Taruna Desa/Kelurahan (PKTD/PKTL) dalam masa bakti berjalan sebagai
Pimpinan Sidang Sementara (PSS) memimpin pembahasan: Agenda Acara, Tata Tertib,
dan Pemilihan Pimpinan Sidang Pleno (PSP) MWKT sesuai Tata Tertib dan menyerahkan
palu persidangan kepada PSP MWKT;
PSP berjumlah lima (5) yang berasal dari unsur PKTD/PKTL 2 (dua) orang serta unsur dari
Peserta Penuh lainnya 3 (tiga) orang;
MWKTLB dapat dilaksanakan di antara dua MWKT (reguler) berdasarkan usulan PTKL
dan/atau atas usulan sekurang-kurangnya dua per tiga eksponen kepemudaan tiap RW,
termasuk Unit Tekhnis di wilayahnya;
MWKTLB memutuskan tugas dan wewenang apa yang harus dilaksanakan oleh MWKTLB
dan keputusan MWKTLB mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan MWKT;
Wewenang TKKTK:
Menetapkan Kerangka Pokok Program (KPP) Karang Taruna tingkat kota yang
bersangkutan yang mengacu dari KPP tingkat provinsi dan menjadi dasar bagi pengurus
dalam menyusun program kerja konkrit;
Menetapkan Struktur dan Uraian Tugas (SUT) PKTK masa bakti berikutnya;
Memilih Ketua PKTK secara langsung serta menyusun PKTK dan MPKTK melalui
mekanisme formatur, untuk masa bakti berikutnya;
Pelaksanaan TKKTK:
TKKTK berlangsung atas panggilan PKTK dan/atau atas sekurang-kurangnya usulan dua
per tiga (2/3) dari jumlah seluruh PKTC;
PKTK dalam masa bakti berjalan membuka persidangan TKKTK dengan syarat jumlah
Peserta Penuh (utusan) sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah seluruh
Peserta Penuh (utusan) yang harus hadir (PKTK dan PKTC) dan disetujui oleh sekurang-
kurangnya setengah ditambah satu dari seluruh Peserta Penuh (utusan) yang hadir;
Peserta Penuh (utusan) yang hadir adalah pengurus yang kepengurusannya masih sah, dan
harus membawa mandat dari organisasinya dan SK Kepengurusan bagi Peserta Penuh dari
PKTC;
PKTK dalam masa bakti berjalan sebagai Pimpinan Sidang Sementara (PSS) memimpin
pembahasan: Agenda Acara, Tata Tertib, dan Pemilihan Pimpinan Sidang Pleno (PSP)
TKKTK sesuai Tata Tertib dan menyerahkan palu persidangan kepada PSP TKKTK;
PSP berjumlah lima (5) yang terdiri dari dua (2) orang dari unsur PKTK dan tiga (3) orang
dari unsur PKTC;
Peserta. Peserta TKKTC ditentukan oleh PKTC yang mempersiapkan TKKTC tersebut yang
terdiri dari unsur-unsur:
Peserta Peninjau yakni: MPKTC, Pembina Fungsional dan Para Pembina Teknis tingkat
kecamatan;
Wewenang TKKTC:
Menetapkan Kerangka Pokok Program (KPP) Karang Taruna tingkat kecamatan yang
bersangkutan yang mengacu dari KPP tingkat kota dan menjadi dasar bagi pengurus dalam
menyusun program kerja konkrit;
Menetapkan Struktur dan Uraian Tugas (SUT) PKTC masa bakti berikutnya;
Memilih Ketua PKTC secara langsung serta menyusun PKTC dan MPKTC melalui
mekanisme formatur, untuk masa bakti berikutnya;
Pelaksanaan TKKTC:
TKKTC berlangsung atas panggilan PKTC dan/atau atas usulan sekurang-kurangnya dua
per tiga (2/3) dari jumlah seluruh PKTD/PKTL;
PKTC dalam masa bakti berjalan membuka TKKTC dengan syarat jumlah Peserta Penuh
(utusan) sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah seluruh Peserta Penuh
(utusan) yang harus hadir (PKTC dan PKTD/PKTL) dan disetujui oleh sekurang-kurangnya
setengah ditambah satu dari seluruh Peserta Penuh (utusan) yang hadir;
Peserta Penuh (utusan) yang hadir adalah pengurus yang kepengurusannya masih sah, dan
harus membawa mandat dari organisasinya dan SK Kepengurusan bagi Peserta Penuh dari
PKTD/PKTL;
PKTC dalam masa bakti berjalan sebagai Pimpinan Sidang Sementara (PSS) memimpin
pembahasan: Agenda Acara, Tata Tertib, dan Pemilihan Pimpinan Sidang Pleno (PSP)
TKKTC sesuai Tata Tertib dan menyerahkan palu persidangan kepada PSP TKKTC;
PSP berjumlah lima (5) yang terdiri dari dua (2) orang dari unsur PKTC dan tiga (3) orang
dari unsur PKTD/PKTL;
PSP berwewenang untuk menutup seluruh persidangan dan bertanggung jawab untuk
merumuskan hasil-hasil TKKTC lalu diserahkan kepada PKTC yang terpilih;
TKLB dapat dilaksanakan di antara dua Temu Karya (reguler) pada seluruh tingkatan
organisasi berdasarkan usulan pengurus pada tingkatan yang bersangkutan dan/atau atas
usulan sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) pengurus satu tingkat di bawahnya;
TKLB memiliki tugas dan wewenang yang tunggal yakni untuk kepentingan mengganti Ketua
karena sebab tertentu;
TKLB memutuskan tugas dan wewenang yang mempunyai kekuatan hukum yang sama
dengan Temu Karya;
Pelaksanaan TKLB mengikuti mekanisme yang sama seperti Temu Karya.
Untuk TKLB dengan agenda penggantian Ketua dalam masa bakti berjalan, dapat
dilaksanakan karena alasan sebagai berikut:
Ketua sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sama sekali tidak aktif melakukan tugas dan
kewajibannya sebagai Ketua;
Ketua dianggap melanggar PD/PRT setelah melalui penilaian obyektif dalam forum
serendah-rendahnya setingkat RPP.
Mencemarkan nama baik organisasi, dengan bukti konkrit dan valid baik berupa material
maupun saksi;
Untuk TKLB dengan agenda pergantian Ketua, dapat dilaksanakan dengan prosedur
sebagai berikut:
Usulan pergantian Ketua yang datang dari pengurus yang bersangkutan harus disampaikan
secara tertulis kepada pengurus satu tingkat dibawahnya untuk mendapatkan persetujuan
sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari pengurus satu tingkat dibawahnya tersebut;
Setelah minimal 2/3 (dua per tiga) pengurus satu tingkat dibawahnya menyetujui pergantian
Ketua dalam masa bakti berjalan, maka pengurus yang bersangkutan mempersiapkan
rencana pelaksanaan TKLB dimaksud, dengan undangan/pemanggilan peserta yang
ditandatangani oleh salah satu unsur Wakil Ketua dan Sekretaris;
Sedangkan jika usulan pergantian datang dari pengurus satu tingkat dibawahnya, maka
harus disampaikan dalam bentuk tertulis dan/atau mosi tidak percaya (untuk kasus
pelanggaran organisasi/hukum) yang disampaikan kepada pengurus yang bersangkutan
dengan tembusan kepada Pembina Umum dan Pembina Fungsional;
Pengurus yang bersangkutan yang menerima usulan pergantian secara tertulis dan/atau
mosi tidak percaya tersebut, kemudian mempelajari dan mengkonsultasikannya kepada
pengurus satu tingkat diatasnya, MPKT yang bersangkutan dan unsur pembina untuk
menindaklanjuti dan mengambil langkah yang diperlukan sampai disusunnya rencana
pelaksanaan TKLB dimaksud.
FORMATUR
Formatur adalah mekanisme yang digunakan untuk menyusun kepengurusan dan Majelis
Pertimbangan Karang Taruna disetiap tingkatan, dalam forum Temu Karya dan MWKT;
Mandat dari TK dan MWKT dalam penyusunan kepengurusan dan MPKT untuk masa bakti
berikutnya pada prinsipnya diberikan kepada Ketua Terpilih (formatur tunggal), namun
dalam kapasitas sebagai organisasi sosial Karang Taruna meniscayakan pembentukan
formatur dalam sebuah tim untuk membantu Ketua Terpilih sekaligus mewujudkan cerminan
perwakilan (representatif) kepengurusan dalam Karang Taruna yang bersifat collective
colegial dengan dasar nilai kesetiakawanan sosial dan semangat musyawarah Karang
Taruna;
Keanggotaan formatur tidak dapat digantikan, dan setiap anggota formatur mempunyai
tanggung jawab moral dan organisasional dalam penyusunan dan penempatan
kepengurusan dan MPKT;
Waktu formatur bersidang adalah sesuai dengan kesepakatan yang diambil oleh forum TK
dan MWKT, sehingga apabila melebihi batas waktu yang ditentukan maka harus tetap
melaporkan hasilnya yang apabila belum sempurna maka akan kembali menjadi
kewenangan forum TK dan MWKT untuk memutuskannya;
Ketua Terpilih;
1 Orang Unsur Pengurus Karang Taruna setingkat diatasnya yang mendapatkan mandat:
2-6 Orang unsur peserta yang disetujui dan ditetapkan oleh peserta;
Komposisi Formatur terdiri dari seorang Ketua Merangkap Anggota, Seorang Sekretaris
Merangkap Anggota dan Anggota-Anggota.
Ketua Formatur untuk MWKT dan TKKT secara ex-officio adalah Ketua Terpilih.
JADWAL ACARA
B. Pembukaan :
Mengheningkan Cipta
C. Sidang Pleno I
D. Sidang Pleno II
Sidang-sidang komisi
F. Sidang Pleno IV
G. Sidang Pleno V
Pembentukan formatur
Pengesahan formatur
Sidang Pleno V Ditunda Menunggu Hasil Sidang Formatur Selanjutnya Sidang Pleno V
Ditutup Sementara (Maksimal 30 hari)
Materi MWKT dan TKKT disiapkan melalui Rapat Pimpinan Karang Taruna di masing-
masing tingkatan.
Sidang Pleno
Sidang Komisi
Sidang Komisi Khusus dan atau Sub Komisi bila dianggap perlu.
Rekomendasi
Mendengarkan pengarahan dan ceramah sesuai dengan ketentuan MWKT dan TKKT;
Menetapkan Pokok-Pokok Program Kerja Karang Taruna yang berpedoman kepada Pokok-
Pokok Program Kerja Nasional dan Organisasi Karang Taruna;
Memilih Formatur;
Melakukan Musyawarah dan mengambil keputusan mengenai hal-hal yang menjadi lingkup
tugasnya;
Melaporkan hasil-hasil Sidang Komisi kepada Sidang Pleno MWKT dan TKKT setelah
ditanda tangani oleh Ketua dan Sekretaris Sidang Komisi yang bersangkutan.
Sidang-Sidang MWKT dan TKKT dipandu oleh Pengurus Karang Taruna dan Pimpinan
Sidang terpilih.
Pimpinan Sidang MWKT dan TKKT dipilih dari dan oleh utusan MWKT dan TKKT dan
komposisinya diatur sebagai berikut :
Pimpinan Sidang Pleno terdiri dari Seorang Ketua, seorang Sekretaris dan 3 (Dua) Orang
Anggota;
Pimpinan Sidang Komisi terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris dan Anggota-
Anggota.
Peserta Berhak :
Mendapatkan satu hak suara yang dapat dipergunakan dalam pengambilan keputusan
dengan format Satu Utusan/Delegasi Satu Suara atau One Delegation One Vote.;
Mengajukan pertanyaan, usul, saran dan atau pendapat baik lisan maupun tertulis;
Mendapatkan kesempatan dan kebebasan yang sama untuk mengeluarkan Pendapat/Kritik
yang bersifat membangun;
Peninjau Berhak :
Mengajukan pertanyaan, usul dan atau pendapat baik lisan maupun tertulis atas seijin
Pimpinan Sidang;
Setiap Peserta dan Peninjau berhak untuk menjadi anggota salah satu Komisi MWKT dan
TKKT.
Penggunaan hak bicara dan hak suara dalam Musyawarah dan Rapat-Rapat diatur dalam
Tata Tertib Musyawarah dan Rapat-Rapat.
Apabila ketentuan dalam ayat 1 ini tidak dapat dipenuhi, maka semua jenjang dan semua
permusyawaratan dapat ditunda selama 2 x 60 menit, dan jika dalam tenggang waktu
tersebut Quorum belum dapat terpenuhi, maka atas persetujuan peserta sidang selanjutnya
dinyatakan sah;
Apabila ketentuan sebagaimana diatur dalam ayat 1 (Satu) tidak dapat dipenuhi, maka
semua jenjang permusyawaratan di atas dapat di tunda selama 2 x 60 menit, dan jika dalam
tenggang waktu tersebut belum terpenuhi maka atas persetujuan peserta yang hadir sidang
selanjutnya dinyatakan syah.
Pengambilan keputusan dalam Musyawarah dan Rapat-Rapat Karang Taruna adalah
sebagai berikut :
Proses pengambilan suara dilakukan oleh peserta dengan menyatakan sikap setuju atau
menolak atau abstain yang dilaksanakan secara lisan atau tertulis atau mengacungkan
tangan.
Apabila yang diinginkan pada point (1) ini tidak dimungkinkan, maka pengambilan keputusan
dilakukan dengan pemungutan suara terbanyak oleh peserta dalam suasana dan semangat
kebersamaan untuk menunjang kebersamaan warga Karang Taruna.
Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dinyatakan sah, apabila disetujui oleh
lebih dari setengah jumlah peserta yang hadir.
Apabila keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dan hasilnya sama maka dilakukan
pemungutan suara ulang.
Pemilihan Ketua Karang Taruna dan pembentukan Pengurus Karang Taruna dilaksanakan
dengan tahapan sebagai berikut :
Pencalonan Ketua;
Pemilihan Ketua;
Pembentukan Pengurus.
Calon Ketua di pilih oleh peserta dari Bakal Calon yang sudah ditetapkan oleh Sterring
Commite (SC).
berumur 17 (tujuh belas) tahun sampai dengan 45 (empat puluh lima) tahun.
Berprestasi, Berdedikasi, Loyal terhadap Organisasi/Negara, tak tercela dan bebas Narkoba
serta bersedia bertanggung Jawab untuk melaksanakan Amanat Organisasi hingga akhir
masa jabatan.
setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
berumur 17 (tujuh belas) tahun sampai dengan 45 (empat puluh lima) tahun.
Apabila hanya satu calon yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan ayat 3
diatas, maka selanjutnya ditetapkan sebagai Ketua terpilih;
Apabila terdapat lebih dari satu calon, maka pemilihan dilanjutkan ke tahap berikutnya, dan
calon yang mendapat suara terbanyak langsung ditetapkan sebagai Ketua terpilih;
Ketua dipilih dari Calon Ketua yang telah memenuhi persyaratan dan disahkan oleh peserta
di dalam Sidang Pleno;
PELANTIKAN PENGURUS
ORIENTASI PENGURUS
Setelah Pengurus Karang Taruna Kota atau Kecamatan atau Desa/Kelurahan terpilih dan
dilantik, dilanjutkan dengan dilaksanakan Orientasi Pengurus yang Waktu, Jadwal dan
Tempatnya ditetapkan oleh masing-masing Pengurus di kewilayahnnya masing-masing.