Laporan Praktikum Biokimia
Laporan Praktikum Biokimia
Laporan Praktikum Biokimia
BIOKIMIA
JUDUL PERCOBAAN
LIPID
DISUSUN OLEH :
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lipid adalah senyawa yang biasa ditemukan dalam kuning telur dan sistem saraf
manusia.Lipid adalah komponen yang penting bagi tanaman, hewan dan
mikroba.Senyawa lipid sukar larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti
kloroform atau aseton.Senyawa lipid dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu asam
lemak, fospolipid, glikolipid dan fosfoasilgiserol (Sumbono, 2019).
Perlunya pengetahuan akan lipida sangat diperlukan bagi mahasiswa. Oleh karena itu
diperlukan adanya percobaan dengan topik Lipida agar mahasiswa dapat mempelajari
sifat-sifat lipid, mengerti reaksi-reaksi yang terjadi pada lipid, serta melakukan analisa
lipid secara kualitatif dan kuantitatif.
TINJAUAN PUSTAKA
Lipid sebagai salah satu molekul memiliki keragaman dalam struktur maupun fungsi
biologis. Fungsi utama lipid adalah sebagai penyusun membran bilayer permeabel yang menjadi
pembatas sel dan organel sel. Glycerophospolipid menyusun 75% dari total membran pada sel
prokariot maupun sel eukariot. Lipid merupakan senyawa yang memiliki sifat seperti lemak.Lipid
terdiri atas lemak dan senyawa organik lainya yang memiliki struktur dan sifat serupa dengan
lemak (Ridgway, 2015). Lemak merupakan ester dari gliserol dengan asam karboksilat dengan
suku tinggi. Penyusun dari lemak adalah asam lemak yang terdapat di asam palmitat, asam oleat,
asam linoleat dan asam steartat dan gliserol. Gliserol disini adalah sejenis alcohol yang memiliki
3 rantai karbon yang masing-masing mengandung gugus karboksil. Senyawa lemak biasanya
disebut dengan lipid yang mempunyai beberapa ikatan polar yang berikatan dengan oksigen.
Lipid sederhana terdiri dari asam lemak dan lilin. Lipid merupakan trigliserida atau gliserida.
Struktur dari trigliserida adalah sebagai berikut :
Analisa kuantitatif pada lipida dapat dilakukan dengan cara penentuan angka peroksida, uji
asam lemak dan TBA. Angka peroksidase mempunyai definisika sebagai jumlah meq peroksida
dalam 1000 g (1kg) minyak atau lemak. Angka ini menunjukkan kerusakan minyak atau lemak.
Prisip dari analisa ini adalah senyawa lemak akan di oksidasi oleh kalium Iodida yang dilepaskan
dititrasi oleh tiosianat (Sumbono.2019)
Asam lemak bebas adalah lemak yang sebagai asam bebas tidak terikat trigiserida. Asam
lemak bebas diproses dari hasil hidrolisis dan oksidasi yang bergabung dalam leamk netral.
Apabila kadar asam lemak yang tinggi menunjukkan bahwa kualitas minyak semakin rendah.
Penentuan kadar asam lemak bebas untuk menunjukkan kualitas minyak. Penentuan kadar asam
lemak didasarkan pada jenis lemak yang paling dominan dalam sampel. Penentuan presemtase
berprinsip pada titrasi sampel yang sudah di larutkan dalam alcohol oleh NaOh yang bertujuan
untuk menetralkan asam lemak tersebut. NaOH digunkana untuk asam lemak bebas dpat larut
dalam air dan terpisah dari lemaknya (Susito.2019)
Persentase FFA dapat dirumuskan dengan :
𝑚𝐿 (𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂ℎ 𝑥 𝐵𝑀 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘
%FFA = 𝑥 100%
𝑤 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 9𝑔) 𝑥 1000
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, gelas kimia,
neraca analitik, pipet tetes, buret, erlenmeyer, cawan, gelas arloji, dan penyaring
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Asam lemak (asam butirat, asam
stearat, dan asam oleat), lemak dan minyak: lard, mentega, margarin, minyak olive, dan
minyak ikan, fosfolipid (Lesitin telur), kolesterol, aseton, etanol, kloroform, dan eter.
Lemak hewan (mentega), larutan KOH dalam alkohol (100 g/L), asam klorida pekat,
larutan fenolftalein 1%, larutan NaOH 0,1 N, kalsium klorida (50 g/L), magnesium
klorida (50 g/L), timbal asetat (50 g/L), gliserol, KHSO 4, larutan asam asetat- kloroform (
3:2 ), larutan KI jenuh, Na2S2O3 0,1 N, larutan pati 1%, Larutan baku oksalat 0,1 N,
Indikator pp 1%, etanol 96%, jeruk nipis, tomat, larutan amilum, larutan I2 dan akuades.
3.3 Metode Percobaan
3.3.1 Analisis Kualitatif Lipida
3.3.1.1 Kelarutan Lipid
Lipid (minyak zaitun, minyak kelapa, mentega, dan minyak jelantah) dalam
tabung reaksi dilarutkan dalam aquades, aseton, etanol, dan kloroform. Kemudian
diamati perubahannya.
3.3.1.2 Uji Asam Lemak
Margarin dan mentega ditimbang 5 g. Minyak jelantah dan minyak goreng
diambil 5 mL kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Lalu ditambahkan
KOH etanolat sampai terjadi perubahan. Setelah itu, dididihkan selama 1 menit.
Kemudian ditambahkan 10 mL aquades dan dipanaskan kembali selama 4 menit.
Ditambahkan HCl pekat sampai larutan bersifat asam kemudian dipindahkan
lemak. Selanjutnya dipanaskan dan ditambahkan NaOH 0,1 N. Setelah itu,
dilakukan uji lemak dengan menambahkan larutan MgCl2, CaCl2, dan
Pb(CH3COO)2 ke dalam masing-masing tabung reaksi. Kemudian diamati
perubahannya.
3.3.1.3 Uji Gliserol
KHSO4 dipanaskan didalam cawan selama 2 menit diatas pemanas. Setelah
itu, dimasukkan asam lemak (margarin, gliserol, minyak kelapa, dan asam oleat).
Kemudian diamati perubahannya.
Pembahasan
4.1 Hasil
4.1.1 Analisis Kualitatif Lipid
4.1.1.1 Kelarutan Lipid
Minyak
Pelarut Minyak Zaitun Mentega Minyak Jelantah
Kelapa
(-), tidak
(-), terdapat 2 berwarna,
lapisan: terdapat 2 (-), terbentuk 2 fasa:
(-), terpisah antara
Aquades minyak zaitun lapisan: minyak diatas,
minyak dan aquades
diatas, aquades miyak diatas, aquades dibawah
dibawah aquades
dibawah
(-), terbentuk 2
(++), kuning (++), agak lapisan: minyak (++), berwarna
Aseton
agak keruh keruh diatas, aseton kuning
dibawah
(+), kuning
Etanol (+), keruh (++), kuning keruh (+), berwarna kuning
keruh
(+), berwarna kuning (+), berwarna kuning
(-), kuning (+), tidak
Kloroform dan terbentuk dan terbentuk
bening berwarna
gelembung gelembung
Lipid KHSO4
Minyak
Kelapa sedikit larut dan menjadi sedikit kental
Margarin tidak larut dan menjadi kental
Gliserol larut, berbau amis dan kecut
Asam Oleat tidak larut, berwarna kuning, berbau amis
indikator pp
Lipid etanol 96% 10 mL dititrasi dengan NaOH 0,1 N
1% 5 tetes
Minyak Kelapa terdapat 2 fasa: Larutan berubah warna
tidak terjadi
(tidak minyak diatas, air menjadi merah muda, Vtitrasi
perubahan
berwarna) dibawah = 1,5 mL
Minyak
terdapat 2 fasa: Larutan berubah warna
Jelantah tidak terjadi
minyak diatas, air menjadi merah muda, Vtitrasi
(kuning perubahan
dibawah = 5,1 mL
kecoklatan)
Minyak Zaitun terdapat 2 fasa: Larutan berubah warna
tidak terjadi
(tidak minyak diatas, air menjadi merah muda, Vtitrasi
perubahan
berwarna) dibawah = 0,8 mL
4.2 Perhitungan
4.2.1 Penentuan Angka Peroksida
Angka Peroksida Minyak Baru (Minyak Goreng)
𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 𝑥 𝑁 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 𝑥 1000
Angka Peroksida = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔)
(0,15+ 0) 𝑚𝐿 𝑥 0,1 𝑁 𝑥 1000
= 2,56 𝑔
= 2,68 mol/g
Minyak Jelantah
𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑀𝑟 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘
Kadar FFA = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000
0,8 𝑚𝐿 𝑥 0,1 𝑁 𝑥 856 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 𝑥 100%
10 𝑔 𝑥 1000
= 0,68 %
Minyak Zaitun
𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑀𝑟 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘
Kadar FFA = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000
5,1 𝑚𝐿 𝑥 0,1 𝑁 𝑥 256 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 𝑥 100%
10 𝑔 𝑥 1000
= 1,3 %
4.3 Pembahasan
Uji kelarutan lipid dan asam lemak digunakan beberapa alat dan bahan yang
mempunyai fungsi. Pipet tetes untuk mengukur volume dalam jumlah yang sangat sedikit.
Tabung reaksi untuk tempat sampel (asam lemak dan lipid). Bahan-bahan yang digunakan
dalam uji ini adalah minyak kelapa, minyak jelantah, mentega, dan minyak zaitun sebagai
uji kelarutan. Akuades,aseton, etanol dan kloroform sebagai pelarut yang digunakan untuk
pengujian kelarutan.
Langkah awal yang harus dilakukan dalam praktikum ini adalah dilakukan proses
uji lipid dan lemak adalah diambil 1 mL larutan minyak zaitun dan minyak kelapa kedalam
4 tabung reaksi. Kemudian ditambahkan pelarut yang berbeda yaitu akuades, aseton, eatnol
dan kloroform dan diamati bagaimana kelarutannya. Setelah itu dimasukkan mentega dan
minyak jelantah ke dalam tabung reaksi dan di uji kelarutannya dengan ditambahkan
akuades, aseton, etonal dan kloroform.
Dari paraktikum yang dilakukan di dapatkan hasil uji kelarutan dari sampel minyak
zaitun dilarutkan dalam akuades= tidak larut , aseton=larut, etanol= larut, kloroform = tidak
larut berwarna kuning bening. Untuk minyak kelapa dilarutkan dalam akuades tidak larut,
aseton larut, etanol tidak larut, kloroform larut. Untuk mentega dilarutkan dalam akuades
tidak larut, aseton tidak larut, etanol larut dan kloroform larut. Untuk minyak jelantah
dilarutkan dilarutkan dalam akuades tidak larut, aseton larut, etanol larut dan kloroform
larut.berdasarkan litetarur (Muray. 2019) bahwa lipid larut dalam aseton, etanol dan
kloroform dan tidak larut dalam akuades. Namun dalam percobaan di ada yang sesuai dan
tidak untuk akuades sudah sesuai dengan literature karena semua lipid tidak larut. Dan pada
perobaan minyak jelantah juga sesuai dari ke 5 uji. Hal-hal yang menyebabkan tidak
kesusain dengan literature adalah adanya kontaminasi zat. Dan pada akuadest yang
menyebabkan tidak larut yaitu terdapatnya gugus hidrofobik sehingga sulit larut dalam
pelarut polar. Kemudian untuk perbedaan hasil ketidaklarutan di perngaruhi massa jenis.
Massa jenis yang lebih besar akan beradaan pada lapisan dasar atau lapisan bawah. Missal
nya Pada saat ditambahkan dengan akuades minyak jelantah baru tidak larut, air berada
pada lapisan bawah. Hal ini dikarenakan massa jenis air 1 gram/cm3 sedangkan massa jenis
minyak 0.8 gram/cm3, sehingga massa jenis air lebih besar daripada massa jenis minyak
yang menyebabkan air berada dalam lapisan pertama atau dasar.
4.3.2 Uji Asam Lemak
Pada uji asam lemak ini beberapa alat dan bahan yang pertama adalah tabung
tabung sebagai wadah tempat untuk mereaksikan asam lemak dengan reagen. Penangas air
berfungsi untuk memanaskan air saat pengujian. Neraca untuk menimbang sampel. Gelas
kimia untuk tempat air mendidih, pipet ukur untuk untuk mengambil larutan dalam volume
yang sanagt sedikit. Selian itu bahan-bahan yang digunakan adalah minyak baru, minyak
jelantah, margarin dan mentega sebagai bahan uji asam lemak. KOH dan NaOH adalah
reagen basa sehingga dapat menghidrolisis asam lemak dan terbentuknya sabun dan
gliserol. Pb, Ca, Mg berfungsi sebagai reagen untuk menguji pengaruh kesadahan air
terhadap kinerja sabun. HCl untuk uji pengendapan.
Langkah awal yang dilakukan adalah minyak baru dan minyak jelantah di ambil
sebanyak 5 mL dan di pindahkan ke tabung reaksi. Mentega dan margarin di timbang
sebanyak 5 gram dan dipindahkan ke tabung reaksi kemudian ditambahkan KOH etanolat
sebanyak 2.4 mL pada minyak jelantah akhirnya terbentuk 3 lapisan dan sangat berbau
masing-masing tabung reaksi. Kemudian di panaskan dalam penangas air selama 1 menit.
Terdapat perubahan yang terjadi minyak jelatah (2 lapisan: kuning dibawah dan diatas tidak
berwarna), minyak baru (tidak terjadi perubahan), margarin (leleh dan sedikit halus) dan
mentega (leleh dan terpisah) Ditambahkan 10 mL akuades dan dipanaskan minyak jelantah
( 2 lapisan : putihdi bawah, kuning di atas) , minyak goreng ( 4 lapisan dari dasar: air,
minyak, air minyak dan terbentuk gelembung minyak), margarin ( 2 lapisan : tidak
berwarna, margarin), mentega (2 lapisan : putih dan kuning mentega). Setelah itu di
panaskan kembali minyak jelantah terjadi perubahan warna, minyak baru terjadi perubahan
warna, margarin terdapat bendapan, mentega terdapat endapan. Kemudian di tambahkan
HCl pekat sampai larutan dapat dipisahkan antara lapisan asam lemaknya. Pemanasan
disini bertujuan untuk mempercepat reaksi. Ditambahkan NaOH 0.1 N sebanyak 5 mL
dengan fungsi reagen basa yang mampung menghidrolisis asam lemak sehingga
membentuk gliserol dan sabun. Kemudian masing – masing dibagi kembali ke 3 tabung
reaksi. Ditambahkan Mg ke tabung raksi 1,Ca dimasukkan ke tabung 2, larutan Pb ke
tabung 3. Diamati perubahan yang terjadi. Pengujian dengan reagen Mg, Ca, Pb digunakan
untuk menguji pengaruh kesadahan air terhadap kinerja sabun. Untuk hasil dari minyak
jelantah di tambah Mg putih keruh,Ca putih keruh, Pb tidak ada perubahan. Dan minyak
baru saat ada penambahan Mg keruh, Ca putih keruh, Pb putih keruh. Saat margarin di
tambahkan Mg keruh, Ca putih keruh dan Pb tidak ada perubahan. Dan mentega
ditambahkan Mg keruh, Ca putih keruh, Pb keruh. Dari hasil percobaan ada beberapa yang
sesuai dengan literature dan tidak, yang tidak sesuai dengan literature yaitu penambahan Pb
di minyak goring dan margarin. hal ini disebabkan oleh beberapa factor yaitu selain
kontaminasi yang penambahan HCl maupun saat penambahan basa karena mungkin
penambahan belum mancapai suasana yang di targetkan. Bisa di katan sesuai karena
menurut (Yuliana, 2018) pada saat uji reagen Pb, Mg, dan Ca berwarna putih keruh.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa saat uji kelarutan bahwa lipid larut
dalam aseton, etanol dan kloroform dan tidak larut dalam akuades. Namun dalam
percobaan di ada yang sesuai dan tidak untuk akuades sudah sesuai dengan literature karena
semua lipid tidak larut. Dan pada perobaan minyak jelantah juga sesuai dari ke 5 uji. tidak
ada perubahan. Untuk uji asam lemak bebas dari hasil percobaan ada beberapa yang sesuai
dengan literature dan tidak, yang tidak sesuai dengan literature yaitu penambahan Pb di
minyak goring dan margarin. hal ini disebabkan oleh beberapa factor yaitu selain
kontaminasi yang penambahan HCl maupun saat penambahan basa karena mungkin
penambahan belum mancapai suasana yang di targetkan. Bisa di katan sesuai karena
menurut literature pada saat uji reagen Pb, Mg, dan Ca berwarna putih keruh. Pada uji
gliserol gliserol dikatan bahwa dalam bentuk bebas atau yang terikat berupa senyawa yang
akan membentuk akrolein penyebab bau yang timbul sedangkan asam-asam lemak tidak.
Jika di bandingan dengan literature hasil nya sesuai dengan literature yaitu di tunjukkan
dengan menghasilkan bau pada asam oleat dan gliserol namun pada ada yang tidak sesuai
yaitu minyak kelapa dan mentega tidak menghasilkan bau. Pada uji penentuan angka
peroksida Dari hasil percobaan di dapatkan data volume titrasi pada minyak baru dan
minyak jelantah berturut turut adalah 0.15 mL dan 0.5 mL. dari volume yang di dapatkan
dapat menghitung angka peroksida dalam masing-masing sampel. angka peroksida untuk
minyak baru yaitu 2.69 mol/g. minyak jelantah 18.14 mol/g. Dari uji asam lemak bebas dari
hasil pengujian didapatkan beberapa volume tittrasi. Volume titrasi secara urut minyak
jelantah, minyak kelapa, dan minyak zaitun adalah 0.8 mL ; 1.5 mL dan 5.1 mL. Dari
volume titrasi didapatkan kadar FFA minyak jelantah, minyak kelapa dan minyak zaitun
berturut-turut adalah 0.68% ; 0.3 % dan 1.3 %.
5.2 Saran
Praktikan harus lebih teliti dan lebih berhati-hati dalam melakukan praktikum karena saat
praktikum terdapat sampel dan beberapa zat kimia yang mempengaruhi percobaan
DAFTAR PUSTAKA