CBR Profesi Kependidikan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL BOOK REVIEW

PROFESI KEPENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU: Dr. Farihah, M.Pd

Rizki Fadillah Pane

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


PENDIDIKAN S1 TATA BUSANA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat,
nikmat dan karuniaNya kepada kita semua. Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical
Book Review. Untuk memenuhi tanggung jawab dan kewajiban saya dalam mata kuliah
Profesi Kependidikan
Semoga apa yang telah saya buat dapat bermanfaat pada kita semua, dengan tambahan
ilmu pengetahuan karena banyaknya membaca.
Dan saya penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan di dalamnya, dan
saya mengucapkan banyak terimakasih atas arahan dan bimbingan dosen yang memegang
mata kuliah Profesi Kependidikan. Semoga senantiasa Tuhan selalu meridhoi setiap usaha
kita.

Medan, Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ……………………………………………………


DAFTAR ISI……………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang…………………………………………………..
Tujuan dan Manfaat Critical Book…………………….……..….
Identitas Buku……………………………………………………
BAB II RINGKASAN ISI BUKU
Ringkasan Buku………………………………………………….
BAB III PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru adalah salah satu pekerjaan yang sudah lama di kenal dan tetap akan di butuhkan,
terutama masyarakay yang sudah semakin maju, yang di tandai dengan sifat rasional dalam
berkarya, mengutamakan sifat efisiensi, menuntut disiplin social dan kemampuan kerja sama
atau berorganisasi yang tinggi di antara warganya, serta menuntut warganya untuk menguasai
ilmu dan teknologi untuk meneningkatkan hidupnya. Sebagai seorang guru yang professional,
guru harus selalu meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara terus menerus.
Sasaran penyikapan ini meliputi penyikapan terhadap perundang-undangan, organisasi,
profesi, teman sejawat, peserta didik, tempat kerja, pemimpin dan pekerjaan.

B. Tujuan dan Manfaat


 Menyelesaikan tugas mata kuliah Profesi Kependidikan
 Menambah pengetahuan tentang profesi keguruan
 Meningkatkan kemampuan menemukan inti dari sebuah buku yang telah di
lengkapi dengan ringkasan buku, pembahasan isi buku, serta kekurangan dan
kelebihan buku.

C. Identitas buku
Buku pertama
Judul : Profesi Keguruan
Penulis : Prof. Dr. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi, M.Sc
Penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2007
Cetakan : Ketiga
ISBN : 978-979-518-824-7

Buku pembanding
Judul : Profesi Keguruan menjadi Guru Profesional
Penulis : Latifah Husein S.Pd
Penerbit :Puataka Baru Press
Kota Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2017
Cetakan : Pertama
ISBN : 978-602-0874-92-0
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

Bab I (Konsep Profesi Keguruan)


Profesi memiliki beberapa pengertian diantaranya:
1. Melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat.
2. Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan khalayak ramai
3. Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek
4. Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau
menyangsikanyang berhubungan dengan layanan yang di berikan

Ciri-ciri utama suatu profesi:


1. Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang menentukan
2. Jabatan yang menuntut keterampilan/keahlian tertentu
3. Keterampilan/keahlian yang di tuntut jabatan itu didapat melalui pemecahan masalah
dengan menggunakan teori dan metode ilmiah
4. Tiap anggota profesi mempunyai kebebasan dalam memberikan judgement terhadap
permasalahan profesi yang dihadapinya.

Kode etik profesi keguruan


Meurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1994 tentang pokok-pokok kepegawaian. Pasal 28
Undang-Undang ini dengan jelas menyatakan bahwa “Pegawai Negeri Sipil mempunyai
kode etik sebagai pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan di dalam dan di luar
kedinasan”. Tujuan kode etik ini adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi, untuk
menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya, untuk meningkatkan pengabdian
para anggota profesi, untuk meningkatkan mutu profesi, untuk meningkatkan mutu
organisasi profesi.

Bab II (Sikap Profesional Keguruan)


Sebagai seorang yang professional, guru harus selalu meningkatkan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan secara terus menerus. Sasaran penyikapan ini meliputi penyikapan terhadap
perundang-undangan, organisasi, profesi, teman sejawat, peserta didik, tempat kerja,
pemimpin dan pekerjaan.
Sebagai jabatan yang harus dapat menjawab tantangan perkembangan masyarakat,
jabatan guru harus selalu di kembangkan dan dimutakhirkan. Dalam bersikap guru harus
selalu mengadakan pembaharuan sesuai dengan tuntutan tugas.

Bab III (Bimbingan dan Konseling)


Bimbingan (pengarahan) adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya
sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan
tuntutan dan keadaan keluarga dan masyarakat.
Konseling (penyuluhan) adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu
dimana yang seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih
memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu
itu dan pada waktuyang akan datang.
Untuk membantu proses perkembangan pribadi dan mengatasi masalah yang dihadapi
seringkali siswa memerlukan bantuan professional. Sekolah harus dapat menyediakan
layanan profesionalyang dimaksud berupa layanan bimbingan dan konseling, karena sekolah
merupakan lingkungan yang paling terpenting sesudah keluarga.
Menurut jenis permasalahannya guru atau keselor dapat memberikan bantuan dalam
bentuk: bimbingan belajar, bimbingan social dan bimbingan dalam mengatasi masalah
pribadi. Semua bimbingan ini di dasarkan atas prinsip, asas, orientasi dan etika professional.

Bab IV (Program Bimbingan disekolah dan Peranan Guru dalam Pelaksanaanya)


Bimbingan dan konseling disekolah merupakan kegiatan bersama. Semua personel
sekolah (kepala sekolah,guru, konselor, tenaga administrasi) mempunyai peran masing-
masing dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Untuk dapat menyukseskan
misi bimbingan dan konseling diperlukan program yang kompeherensif dan mantap. Program
ini harus di susun dengan tepat sesuai dengan hasil identifikasi masalah.
Terlepas dari personel pendidikan lain di sekolah guru mempunyai peranan amat penting
dalam pelaksanaan bimbingan disekolah. Hal ini di sebabkan oleh posisi guru yang
memungkinkannya bergaul lebih banyak dengan siswa sehingga mempunyai kesempatan
tatap muka lebih banyak di bandingkan dengan personel sekolah laininya itu. Oleh karena itu
guru dapat memerankan bimbingan kepada siswa baik di dalam atau di luar kelas.
Bab V (Administrasi Pendidikan dalam Profesi Keguruan)
Administrasi pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pengertian
administrasi pendidikan dapat di rumuskan dari berbagai sudut pandang, seperti dari sudut
pandang kerja sama, proses kerja sama itu, system dan mekanismenya, memanajemen,
kepemimpinan, proses pengambilan keputusan, komunikasi dan ketatausahaan.

Bab VI (Peranan Guru dalam Administrasi Sekolah Menengah)


Administrasi pendidikan merupakan system kerja sama di antara personel pendidikan
untuk mencapai tujuan pendidikan. Kerjasama ini dilakukan denganmemanfaatkan
sumberdaya , baik sumberdaya manusia maupun non-manusia.
Administrasi pendidikan memepunyai lingkup garapan yang luas antara lain administrasi
kurikulum, kesiswaan personel, keuangan, hubungan sekolah dengan masyarakat, serta
layanan khusus. Dalam melaksnakan tugas yang menjadi lingkup garapan di atas, guru harus
melaksanakan peranannya sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Guru
merupakan mitra kerja kepala sekolah dan personel yang sangat berkepentinganbagar semua
sumber yang ada di manfaatkan secara maksimal untuk peningkatan proses belajar-mengajar.

Bab VII (Sistem dan Struktur Organisasi Sekolah)


Sistem pendidikan di Indonesia merupakan system yang sangat besar dan kompleks.
Berfungsinya system ini di atur dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sitem
Pendidikan Nasional. Salah satu wahana yang sangat menentukan berfungsinya system
ituadalah departemen pendidikan dan kebudayaan yang bertugas menyelenggarakan sebagai
tugas umum pemerintah dan pembangunan di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Untuk menyelenggarakan hal tersebut, departemen pendidikan dan kebudayaan
mempunyai unsur-unsur yaitu menteri, secretariat jendral, inspektorat jendral, direktorat
jendral (4 buah) badan penelitian dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan, pusat-
pusat bidang khusus, instansi vertical di wilayah.
Pengetahuan ini sangat penting bagi seorang calon guru. Lebih lanjut seorang calon guru
juga harus di persiapkan untuk mengemban tugas sebagai tenaga kependidikan. Penyiapan ini
dilakukan antara lain denganmemperbaiki pendidikan dalam jabatannya. Jika sudah terjadi
maka pendidikan dapat memenuhi sasaran, baik sasaran relevansi, mutu, jumlah, dan
efisiensi.
Bab VIII (Supervisi Pendidikan)
Jabatan professional harus terus di kembangkan sesuai dengan tuntutan pekerjaan.
Pengembangan ini seharusnya datang dari kemauan dan kemampuan pribadi masing-masing
tenaga professional itu. Dalam kenyataannya karena berbagai sebab, perkembangan
profesianal itu memerlukan bantuan dari luar, baik yang menyangkut substansi maupun
pemanfaat sumberdaya yang mendukung perkembangan itu. Orang yang bertanggung jawab
membantu pertumbuhan profesional guru adalah supervisor. Supervisor itu sendiri juga
merupakan jabatan professional, yang sangat mementingkan kemampuan untuk menetapkan
bantuan apa dan sampai seberapa jauh bantuan yang di perlukan guru.
Dalam menjalankan tugasnya supervisor dapat menggunakan satu atau lebih pendekatan
yang di rasa cocok untuk memberikan layanan terhadap guru, pendekatan itu antara lain,
pendekatan humanistic, pendekatan kompetensi, pendekatan klinis, dan pendekatan
profesional. Guru sebagai subjek supervise juga harus berperan aktif dalam pelaksaan
supervisi.

Ringkasan Buku Pembanding


Bab I (Istilah Profesi, Profesional, Profesionalisme dan Profesionalisasi)
Profesi berasal dari istilah bahasa inggrisprofessional atau bahasa latin profecus, yang
artinya mengakui, pengakuan, menyatakan mampu atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan
tertentu.
Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 Profesional adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standard
mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Profesionalisme dapat diartikan sebagai komitmen para anggota suatu profesi untuk
meningkatkan kemampuan professional dan terus-menerus mengembangkan strategi-strategi
yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya itu.
Profesioanalisasi adalah proses peningkatan kemampuan para anggota penyandang suatu
profesi untuk mencapai kriteria standar ideal dari profesinya itu.
Ciri-ciri kriteria professional:
a) memiliki spesialisasi ilmu dengan latar belakang teori yang baku
b) memiliki kode etik dalam menjalankan profesi
c) memiliki organisasi profesi, di akui oleh masyarakat
d) sebagai panggilan hidup, mempunyai klien yang jelas
e) harus di lengkapi kecakapan diagnostic

Bab II (Menjadi Guru yang Profesional)


Syarat-syarat menjadi guru professional
1. syarat-syarat umum seorang guru
a. sehat jasmani dan rohani
b. taqwa kepada Tuhan dan berwibawa, ikhlas, berlaku adil
c. berilmu pengetahuan yang luas dan menguasai bidang yang ditekuni
d. mempunyai tujuan yang rabbani
e. mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan
2. syarat-syarat dan karekteristik khusus guru professional
a. harus memiliki bakat sebagai guru dan memiliki keahlian sebagai guru
b. memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi
c. memiliki mental yang sehat dan berbadan sehat
d. memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas
Peranan pendidik dalam proses belajar mengajar
1. Guru sebagai pendidik, pelatih
2. Guru sebagai pembimbing, penasehat, pembaharu
3. Guru sebagai pengajar, model dan teladan
4. Guru sebagai pembangkit pandangan, sebagai evaluator dan sebagai emansivator

Bab III (Eksistensi guru professional dalam peningkatan mutu pendidikan)


Menurut Taba (1962) ada tiga fungsi utama pendidikan, yaitu pendidikan sebagai
pemelihara dan penerus kebudayaan, pendidikan sebagai alat bagi usaha transformasi
kebudayaan dan pendidik sebagai alat bagi pengembangaan individu anak.
Mutu pendidikan adalah kemampuan pendidikan dalam mendayagunakan sumber-
sumber yang ada untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin.
Peranan guru dalam peningkatkan mutu pendidikan di sekolah yaitu pendidik sebagai
model, pendidikan sebagai perencanaan, pendidikan sebagai peramal, pendidikan sebagai
pemimpin, pendidikan penunjuk jalan atau sebagai pembimbing kearah pusat-pusat belajar.
Bab IV (Guru Profesionalisme dalam Mengimplementasikan Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Inovatif, dan Menyenangkan (PAIKEM))
PAIKEM merupakan sebuah model strategi pembelajaran konstektual yang melibatkan
paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya. Yang pertama proses
interaksi, proses komunikasi, proses refleksi dan proses eksplorasi. Ciri dan karakteristik
PAIKEM yaitu pembelajaran aktif, pembelajaran inovatif, pembelajaran kreatif,
pembelajaran efektif dan pembelajaran menyenangkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan PAIKEM yaitu factor latar belakang
pendidikan guru, pengalaman mengajar/pelatihan, factor sarana dan prasarana dan factor
lingkungan.

Bab V (Peranan Guru Profesional dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling di Sekolah)


Bimbingan adalah suatu bantuan yang di berikan kepada individu agar dengan potensi
yang di miliki mampu mengembangkan diri secara optimal dan menetukan rencana masa
depan yang lebih baik. Sedangkan konseling merupakan suatu proses pertemuan dengan tatap
muka antara konselor dan individu, dimana seorang konselor membantu klien dalam
mengubah sikap dan tingkah laku.
Teknik-teknik yang di gunakan dalam bimbingan dan konseling yaitu kdengan observasi,
tes yang bersifat objektif maupun subjektif, biografi, wawancara, catatan kejadian-kejadian,
sosiogram, kotak tanya atau masalah dan kunjungan rumah. Peranan guru professional dalam
melaksanakan bimbingan konseling di sekolah yaitu guru sebagai motivator, guru sebagai
fasilitator, guru sebagai mediator, guru sebagai motivator dan guru sebagai kolaborator.

Bab VI (Usaha Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja dan Profesional Guru)


Kinerja adalah hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis
organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi ekonomi. Racham (2006)
mendefinisikan kinerja guru sebagai seperangkat prilaku nyata yang di tunjukkan guru pada
waktu dia memberikan pembelajaran kepada siswa. Faktor peningkatan kinerja guru dalam
melaksanakan tugasnya:1) sikap kooperatif dan suka membantu, 2) kooperatif dan persuatif
orang tua murid 3) fasilitas yang memadai 4) minat murid terhadap pelajaran sekolah 5)
murid yang sopan. Factor yang dapat menurunkan kinerja guru: 1) kurangnya pembebasan
dari kontrak dengan murid sepanjang hari 2)tugas-tugas administrasi 3)kurangnya kerjasama
dan dorongan dari kepala sekolah 4) kurangnya kerjasama dengan staf 5) kurang lengkapnya
fasilitas kerja.
Bab VII (Pendidikan Profesi Guru)
Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah pendidikan tinggi setelah program pendidikan
sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan prasyaratan
keahlian khusus dalam menjadi guru. Menurut Barnawi (2010) fungsi PPG adalah untuk
menyiapkan guru yang menguasai bidang studi dan memiliki kompetensi sesuai dengan
standard guru, tujuan umum PPG adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab.

Bab VIII (Pengembangan Sumber Daya Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan)
Fakry Gaffar berpendapat bahwa konsep pengembangan professional pengembangan
professional mengandung dua arti yaitu, 1) dikaitkan dengan usaha peningkatan kemampuan
professional yang dapat dilakukan secara independen pada tingkat sekolah oleh individu
masing-masing, 2) di kaitkan dengan kaitannya dengan jenjang karir kepegawaian.
Ruang lingkup pengembangan sumber daya pendidik, meliputi1) perencanaan kegiatan
belajar mengajar sesuai dengan strategi belajar efektif, 2) mengelola kegiatan belajar
mengajar yang menantang dan menarik, 3) menilai kemajuan belajar siswa, 4) memberikan
umpan balik, 5) membuat dan menggunakan alat bantu belajar-mengajar, 6) memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar dan media pengajaran
Faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi pengembangan sumberdaya pendidikan
adalah a) perekonomian dan perkembangan teknologi, b) ketersediaan dan kualitas tenaga
kerja, c) kependudukan dengan masalah-masalahnya, d) restrukturisasi organisasi. Oleh
karena itu mengelola sumber daya manusia, dalam hal ini pendidikan menjadi sesuatu yang
sangat menentukan bagi keberhasilan suatu organisasi, kegagalan dalam mengelolanya akan
berdampak pada kesulitan organisasi menghadapi berbagai tantangan dalam pencapaian
tujuannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 Profesional adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standard
mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Ciri-ciri kriteria professional:
memiliki spesialisasi ilmu dengan latar belakang teori yang baku, memiliki kode etik dalam
menjalankan profesi, memiliki organisasi profesi, di akui oleh masyarakat, sebagai panggilan
hidup, mempunyai klien yang jelas.
Peranan guru dalam peningkatkan mutu pendidikan di sekolah yaitu pendidik sebagai
model, pendidikan sebagai perencanaan, pendidikan sebagai peramal, pendidikan sebagai
pemimpin, pendidikan penunjuk jalan atau sebagai pembimbing kearah pusat-pusat belajar.

Anda mungkin juga menyukai