LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR. Otwdocx
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR. Otwdocx
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR. Otwdocx
ACARA I
KARBOHIDRAT
Disusun oleh :
Kelompok XIV
Devi Hasna Fitria PT/07597
Fitria Nur Khasanah PT/07609
Katon Enggar Pranandhiko PT/07624
Khalifia Alifia Dhiya Rahmadhanisya PT/07627
Wisnu Oka Purwantoro PT/07683
Asisten : Dosi Nur Wigati
Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui gugus reduksi pada
karbohidrat, pengaruh asam pada karbohidrat, identifikasi karbohidrat
berdasarkan bentuk fisik, hasil hidrolisis karbohidrat, dan polisakarida
pada karbohidrat.
Tinjauan Pustaka
Karbohidrat merupakan senyawa organik yang tersusun atas unsur
carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Senyawa ini mempunyai rumus
Cx(H20)y dengan perbandingan hidrogen dan oksigennya 2:1. Karbohidrat
sebenarnya adalah polihidroksi aldehida atau polihdroksi keton atau
turunan dari keduanya. Karbohidrat sering dikenal dengan istilah zat gula
atau sakarida (Sumardjo, 2009).
Karbohidarat dibagi menjadi 3 sub golongan. Pembagaian tersebut
berdasarkan jumlah satuan dasar penyusunnya. Tiga golongan
karbohidrat yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida.
Monosakarida adalah jenis karbohidrat yang paling sederhana dan tidak
dapat dihidrolis menjadi karbohidrat yang lebih kecil lagi. Contoh dari
monosakarida yaitu glukosa dan galaktosa. Oligosakarida adalah
karbohidrat yang terdiri dari 2 sampai 10 satuan dasar. Contoh dari
oligosakarida yaitu disakarida dan trisakarida. Polisakarida adalah
gabungan lebih dari 10 unit monosakarida. Contoh dari monosakarida
yaitu amilum dan glikogen (Firani, 2017).
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa
karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah
kanan. Glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Darah
manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi
yang tetap, yaitu antara 70-100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa di alam
dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan bantuan sinar
matahari dan klorofil dalam daun. Proses ini disebut dengan fotosintesis
dan glukosa yang terbentuk dapat digunakan untuk pembentukan amilum
dan selulosa (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006).
Fruktosa adalah suatu ketohektosa yang mempunyai sifat memutar
cahaya terpolarisasi ke kiri karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa
mempunyai rasa lebih manis daripada glukosa, juga lebih manis daripada
gula tebu atau sukrosa. Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan
pereaksi Seliwanoff, yaitu larutal resorsinol (1,3 dihidroksi-benzena) dalam
HCl. Reaksi ini mula-mula fruktosa diubah menjadi hidroksimetlfurfural
yang selanjutnya bereaksi dengan resorsinol membentuk senyawa yang
berwarna merah. Fruktosa berkaitan dengan glukosa membentuk sukrosa,
yaitu gula yang biasa digunakan di kehidupan sehari-hari dan berasal dari
tebu atau bit (Poedjiati dan Supriyanti, 2006).
Galaktosa adalah gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa
Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa. Galaktosa
mempunyai rasa kurang manis daripada glukosa dan kurang larut dalam
air. Proses oksidasi asam nitrat dalam keadaan panas galaktosa
dihasilkan asam musat yang kurang larut dalam air. Pembentukan asama
musat ini dapat dijadikan cara indentifikasi galaktosa.
Pentosa merupakan salah satu contoh dari monosakarida.
Beberapa pentosa yang penting antara lain arabinosa, xilosa, ribosa, 2-
deoksiribosa. Pentosa ini tidak terdapat dalam keadaan bebas dialam.
Arabinosa diperoleh dari gom arab dengan jalan hidrolisi, sedangkan
xilosa diproleh dengan cara hidrolisis terhadap jerami atau kayu.
Sukurah adalah gula yang terdapat dalam buah atau bit. Selain itu,
sukrosa juga terdpat dalam tumbuhan lain misalnya buah nanas dan buah
wortel. Dengan hirdrolisis sukrosa akan terpecah menjadi glukosa dan
fruktosa. Hasil hidrolisi sukrosa yaitu campuran glokosa dan fruktosa
disebut gula invert.
Laktosa merupakan salah satu contoh dari oligosakarida. Hidrolisis
laktosa akan menghasilkan glukosa dan galaktosa. Laktosa mempunyai
sifat mereduksi dan mutarotasi. Dalam susu laktosa sering disebut
sebagai gula susu. Dibandingkan dengan glukosa laktosa mempunyai rsa
yang kurang manis .
Maltosa adalah disakarida yang terbentuk dari dua molekul
glukosa. Maltosa merupakan hasil antara proses hidrolisis amilum dengan
asam maupun enzim. Maltosa mempunyai rasa lebih manis daripada
laktosa, tetapi kurang manis daripada sukrosa.
Amilum merupakan polisaskarida yang banyak terdapat di alam.
Amilum biasanya disebut dengan pati yang terdapat dalam umbi, batang,
daun, dan biji-bijian. Butir-butir pati apabila diamati dengan mikroskop
ternyata berbeda-beda bentuknya, tergantung dari tumbuhan apa pati
tersebut diperoleh. Amilum dapat dihidrolis dengan menggunakan asam
sehingga menghasilkan glukosa.
Karbohidrat mempunyai beberapa sifat antar lain sifat mereduksi,
pengaruh asam, pengaruh basa, dan pembentukan osazon. Sifat
mereduksi disebabkan adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam
molekul karbohidrat. Sifat ini tampak pada reduksi ion-ion logam misalnya
in Cu++ dan ion Ag++ yang terdapat pada pereaksi tertentu (Poedjiati dan
Supriyanti, 2006). Contoh pereaksinya adalah reagen Benedict. Pengaruh
asam yaitu karbohidrat apabila dipanaskan dengan asam kuat pekat akan
menghasilkan furufural atau derivatnya. Untuk mengatahui pengaruh
asam pada karbohidrat maka dapat dilakukan dengan uji Molish.
Pembentukan osazon juga berpengaruh terhadap karbohidrat. Semua
karbohidrat akan membentuk osazon apabila dalam keadaan asam
dipanaskan dan diberi fenilhidrazin berlebih. Pembentukan osazon dapat
mengidentifikasi karbohidrat berdasarkan bentuk fisik.
Sumber utama karbohidrat adalah tumbuhan (Noriko dan Pambudi,
2014). Zat tersebut terbentuk melalui proses fotosintesis yang melibatkan
hijauan daun dan cahaya matahari. Tanaman terdapat zat warna hijau
(klorofil) yang dapat menyerap energi dari sinar matahari dan
menyebabkan tanaman dapat membentuk karbohidrat dari CO 2 di udara
dan H2O atau air di tanah. Proses pembentukan karbohidrat dapat
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
CO2(g)+H2O(l)+klorofil+ sinar matahari Guklosa+O2
Prosesnya yaitu gas CO2 bereaksi dengan H2O yang dibantu dengan
cahaya matahari dan klorofil sehingga menghasilkan glukosa dan oksigen.
Selanjutnya glukosa diubah menjadi amilum dan biasanya disimpan dalam
bentuk buah dan ubi.
Berdasarkan sifat-sifat karbohidrat dan reaksi-reaksi kima yang
spesifik, karbohidrat dapat dianalisis dengan uji kualitatif dan uji kuantitatif.
Analis kualitatif pada karbohidrat dapat dilakukan dengan zat tertentu
sehingga akan mengahasilkan warna tertentu. Contohnya karbohidrat
ditambah atau direaksikan dengan larutan naftol dalam alkohol, kemudian
ditambah H2SO4(aq) pekat secara hati-hati melewati dinding tabung maka
pada batas cairan akan berwarna ungu. Analisis kuantitatif oligosakrida
dan polisakarida memerlukan reaksi hidrolis menjadi monosakarida dan
kemudian ditentukan dengan regen CuSO 4 atau kupri-sulfat (Lestari et al,
2014).
Karbohirdrat merupakan sumber gizi energi paling penting didalam
tubuh (Mukti et al, 2018). Karbohidrat merupakan sumber daya utama
bagi manusia selalin protein dan lemak. Karbo hidrat juga mempunyai
peranan penting dalam menentukan karakteteristik bahan misal warna,
rasa, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan didalam tubuh karbohidrat berguna
untuk mencegah timbulnya pemecahan protein tubuh yang berlebihan,
kehilangan mineral, dan berguna untuk membabantu metabolisme lemak
dan protein (Risnayatiingsih, 2011).
Materi dan Metode
Materi
Alat. Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain tabung
reaksi, penangas air, pipet tetes, pipet pump, kertas saring, mikroskop,
pengaduk, penjepit tabung reaksi, cawan petri, stopwatch, bunsen, dan
gelas ukur.
Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain
glukosa (0,01M; 0,02M; 0,04M), maltosa, fruktosa ( 0,02M dan 0,03m),
reagen Benedic, larutan pati 0,7%, reagen Luff, selulosa 0,1M, fultular
0,01M, naftol 5%, alkohol, H 2SO4(aq) pekat, HCl(aq) pekat, larutan resorsinol
0,05%, arabinosa 0,1M, Na2CO3 asam asetat, Na asetat pada timol merah,
2% NaCO3(aq) dekstrin, larutan iod, larutan amilum 1%, larutan amilum
jenuh, fenilhidrazina, dan larutan HCl 3M.
Metode
Daya Mereduksi.
Uji Benedict. Tiga tabung reaksi ditambahkan glukosa dengan
konsentrasi masing-masing 0,01M; 0,02M; dan 0,04M. Selanjutnya ketiga
tabung diisi reagen Benedict dan dipanaskan di bunsen selama 10 menit.
Perubahan diamati dan bandingkan kecepatan sampai terbentuk
endapan.
Uji Luff. Langkah pertama yang dilakukan yaitu 5 buah tabung
masing-masing diisi dengan larutan fruktosa, glukosa, laktosa, sakarosa,
dan larutan pati dengan volume dan konsentrasi sama yaitu 2 ml dan
0,02M. Masing-masing ditambahkan reagen luff encer dan dicelupkan di
pengangas ai mendidih selama 15 menit. Endapan yang terbentuk diamati
dan dibandigkan kecepatan perubahannya.
Pengaruh Asam (Dehidrasi)
Uji Molish. Langkah pertam yaitu 4 buah tabung reaksi masing-
masing disi dengan larutan 0,02M glukos, 0,1M selulosa, 0,7% larutan
pati, 0,01M furtural dengan volume sama yaitu 1 ml. Masing-masing
tabung ditambahkan 2 tetes larutan naftol 5% dalam alkohol dan dicampur
dengan hati-hati. Selanjutnya ditambah 3 ml larutan H 2SO4 pekat melalui
dinding tabung sehingga terjadi dua lapisan. Warna yang timbul diantara
perbatasan kedua lapisan diamati.
Uji Seliwanoff. Cara kerjanya yaitu dua tabung reaksi diisi dengan
2ml glukosa 0,01M dan 2ml fruktosa 0,02M. Masin-masing tabung
ditambahkan 2ml HCl(aq) pekat dan dididihkan pada penangas air selama
30 menit. Setelah itu ditambahkan reagen Seliwanoff 0,05% dan diamati
perubahan warna yang terjadi.
Pembentukan Osazon
Uji Fenilhidrazina. Tabung reaksi disiapkan sebanyak 6 buah.
Tiga tabung pertama masing-masing diisi dengan 0,01M glukosa, 0,02M
fruktosa, 0,03M arabinosa dengan volumenya sama yaitu 5ml. Setelah itu,
ketiga tabung tersebut ditambah 10 tetes asam asetat anhidrida, sedikit
fenil hidrazina padat, dan Na asetat padat (dua kali jumlah fenil hidrazin).
Ketiga tabung tersebut dipanaskan sehingga semua padatan larut.
Hasilnya disaring kedalam 3 tabung yang masih kosong dan dipanaskan
di penangas air selama 30 menit. Kristal yang terbentuk dilihat di bawah
mikroskop dan digambar.
Hasil Hidrolisis
Uji Benedict. Lima mililiter larutan sukrosa dimasukan kedalam
tabung reaksi dan ditambahkan satu tetes timol merah serta HCL (aq) encer
dua sampai tiga tetes sampai warna biru berubah sampai merah muda.
Larutan tersebut dibagi menjadi dua tabung. Tabung satu dididihkan
selama 30 menit dan segera didinginkan. Kedua tabung dinertralkan
dengan larutan NaCO3 (warna kembali biru) dan diuji menggunakan
reagen benedict. Percobaan untuk maltosa dan laktosa dilakukan dengan
cara yang sama.
Uji Seliwanoff. Cara kerjanya yaitu tabung reaksi diisi 2ml larutan
sakarosa lalu ditambahkan 2ml HCl (aq) pekat. Tabung tersebut dididihkan
selama 30 menit di penangas air setelah itu didinginkan segera dan
ditambahkan 0,5ml resorsinol 5%. Perubahan warna diamati. Percobaan
untuk maltosa dan laktosa dilakukan dengan cara yang sama.
Polisakarida
Uji Hidrolisis Amilum. Tabung reaksi diisi 10ml larutan amilum
dan 3ml larutan HCl 3M. Larutan tersebut dipanaskan diatas penangas air
mendidih. Tiap 1 menit larutan diambil setetes untuk diuji dengan iod.
Pengambilan dihentikan jika uji iod sudah negatif atau warnanya
mendekati kontrol. Waktu dan perubahan warna dicatat. Netralkan larutan
diatas dengan Na2CO3 dan dilakukan uji Benedict.
Hasil dan Pembahasan
Daya Mereduksi
Uji Benedict. Tujuan dari uji Benedict adalah untuk membuktikan
adannya gugus reduksi pada karbohidrat. Prinsip kerja uji Benedict yaitu
Cu2+ yang terdapat dalam reagen Benedict dapat direduksi oleh gugus
reduksi monosakarida menjadi Cu + yang terlihat dengan terbentuknya
endapan merah bata (Cu2O). Bahan yang digunakan dalam uji Benedict
meliputi reagen Benedict dan glukosa 0,01 M; 0,02 M; 0,04 M. Reagen
Benedict digunakan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam
suatu larutan.
Perlakuan yang diberikan pada uji Benedict berupa konsentrasi
glukosa dibuat berbeda. Semua konsentrasi menunjukan adanya endapan
merah bata. Hasil uji Benedict secara lengkap disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil uji Benedict
No Tabung Konsentrasi Glukosa Hasil
Berdasarkan tabel hasil uji Luff di atas, dapat dilihat bahwa glukosa
dan sukrosa banyak menghasilkan endapan merah bata. ). Tabung 1
berisi fruktosa dan reagen Luff seharusnya menghasilkan endapan merah
bata karena fruktosa mempunyai gugus keton (ketosa) yang mempunyai
gugus reduksi bebas yang dapat mereduksi Cu 2+ menjadi Cu+ dan akan
mengendap membentuk Cu2O. Tabung 2 yang berisi glukosa dan reagen
Luff, terdapat endapan merah bata yang dihasilkan banyak karena
glukosa mempunyai gugus aldehid (aldosa) yang mempunyai gugus
reduksi bebas yang prinsip kerjanya juga sama dengan gugus keton,
dimana Cu2+ direduksi menjadi Cu+ kemudian akan membentuk Cu 2O
(endapan merah bata). Tabung 3 berisi laktosa dan reagen Luff,
menghasilkan endapan merah bata. Hal ini terjadi karena laktosa
merupakan gabungan dari monosakarida galaktosa dan glukosa dengan
ikatan (1-4)-α-glikosidik. Laktosa masih memiliki gugus reduksi bebas dari
aldehid sehingga dapat mereduksi Cu2+ direduksi menjadi Cu+ kemudian
akan membentuk Cu2O meskipun hasilnya lebih sedikit daripada
monosakarida fruktosa dan glukosa. Tabung 4 seharusnya tidak terbentuk
endapan merah bata karena sukrosa berasal dari glukosa ditambah
fruktosa dengan ikatan 1-2 glikosidik sehingga sukrosa tidak memiliki
gugus reduksi bebas, oleh karena itu dalam percobaan ini hasilnya tidak
terdapat endapan merah bata. Hal ini dapat terjadi karena sukrosa yang
diambil terkontaminasi dengan glukosa atau sukrosa, karena sukrosa
tidak memiliki gugus reduksi bebas. Tabung 5 tidak terdapat endapan
merah bata karena pati merupakan polisakarida yang harus direduksi
menjadi disakarida dan monosakarida terlebih dahulu baru menjadi
furfural. Percobaan ini sesaui dengan Astuti dan Rustanti (2014) bahwa
reagen Luff akan direduksi oleh gula pereduksi bahan yang dianalisis.
Gula reduksi mempunyai kemampuan mereduksi karena mempunyai
gugus aldehid dan keton bebas.
Pengaruh Asam (Dehidrasi)
Uji Molisch. Tujuan dari uji Molisch adalah untuk mengetahui
pengaruh asam pada karbohidrat (identifikasi umum karbohidrat). Prinsip
kerja dari uji Molisch yaitu monosakarida apabila dipanaskan dengan
asam kuat akan menghasilkan furfural yang merupakan reaksi dehidrasi
dan membentuk senyawa berwarna apabila bereaksi dengan alfa-naftol
atau timol dalam alkohol. Pereaksi Molisch digunakan untuk pembentukan
senyawa kompleks karbohidrat karena pereaksi terdapat α-naftol atau
timol dalam alkohol yang akan bereaksi dengan furfural pada karbohidrat
yang telah terdehidrasi oleh asam sulfat sehingga hasil reaksi akan
berwarna ungu. Asam sulfat pekat digunakan untuk mendehidrasi
karbohidrat. Hasil percobaan didapatkan bahwa semua larutan yang diuji
Molisch menghasilkan cincin berwarna ungu yang berbeda-beda
ketebalannya. Berdasarkan uji Molisch yang telah dilakukan,
diperoleh hasil pada Tabel 3.
Gambar 3. Hasil Uji Molish Tab. 1 Gambar 4. Hasil Uji Molish Tab. 2
Gambar 5. Hasil Uji Molish Tab. 3 Gambar 6. Hasil Uji Molish Tab.4
Gambar 12. Hasil Hidrolisis Uji Gambar 13. Hasil Hidrolisis Uji
Benedict Tab. 1b dan 2b Seliwannof