Pak Jek
Pak Jek
Pak Jek
Oleh
Tim Kelompok 10 :
Lavernas Jean Restyca Sari Laia (190204021)
Desny Pretty Natalia Zai (190204047)
Pauliza (190204036)
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap agar makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi.
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................8
3.2 Saran........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perawat mungkin bertanggung jawab jika klien mendapat obat yang salah dan
mendapat bahaya (suatu "tindakan pelanggaran"). Contoh tindak pidana pelanggaran
lain dalam keperawatan adalah berpartisipasi dalam aborsi ilegal, berpartisipasi dalam
eutanasia ("mercy killing"), dan melakukan praktik keperawatan tanpa izin atau di
luar batasan legal praktik keperawatan Anda.
Perawat juga bertanggung jawab jika klien tidak memperoleh obat yang
diresepkan dan mendapat bahaya ("tindakan kelalaian"). Tindak pidana kelalaian
mencakup tidak memberi terapi sesuai program, tidak melaporkan penganiayaan anak
atau penganiayaan lansia, dan tidak melaporkan penyakit menular tertentu atau
gigitan hewan.
2.2 Malpraktik
2
Tenaga kesehatan profesional harus memenuhi standar yang lebih tinggi
dibanding individu yang tidak terlatih. Standar praktik didefinisikan oleh Nurse
Practice Art negara bagian, kebijakan dan prosedur instansi tertulis, serta standar
asuhan tertulis, seperti rencana asuhan keperawatan dan testimoni saksi ahli.
3
Sebagai penggugat, seseorang harus mampu menunjukkan bukti pada
setiap elemen dari keempat elemen di atas. Jika semua elemen itu dapat dibuktikan,
hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi malpraktik dan perawat berada pada tuntutan
malpraktik.
2.3 Neglected
2.4 Delegasi
5
Klien atau wali hakim harus memahami dan menandatangani formulir
persetujuan sebelum pelaksanaan semua prosedur. Pada situasi darurat ekstrem
tertentu, tidak satu orang pun ada untuk memberi persetujuan. Pada kasus ini,
prosedur dapat dilakukan tanpa persetujuan tertulis maupun persetujuan verbal secara
khusus. Meskipun demikian, masing-masing fasilitas memiliki protokol khusus yang
harus dipatuhi. Sebagai contoh, jika klien yang tidak sadar masuk ruang UGD dan
membutuhkan intervensi bedah segera sebelum keluarga ditemukan, beberapa fasilitas
membolehkan dua dokter untuk menandatangani persetujuan darurat. Dalam beberapa
kasus, perintah pengadilan untuk memberi terapi harus diperoleh.
Individu yang akan melakukan prosedur bertanggung jawab penuh untuk
memperoleh persetujuan. Sebagai perawat, Anda harus mengonfirmasi bahwa
persetujuan yang telah ditandatangani berada dalam rekam medis klien sebelum
melakukan semua prosedur. Pada kasus pembedahan serius atau prosedur yang
mengancam jiwa, dokter biasanya yang harus meminta dan memperoleh persetujuan.
Mahasiswa tidak boleh meminta persetujuan atau menjadi saksi atas persetujuan
yang diberikan.
6
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 585/Menkes/Per/IX/1989 Tentang Persetujuan
Tindakan Medis
Kep Menkes RI No. 466/Menkes/SK dan standar Pelayanan Medis di RS
Fatwa pengurus IDI Nomor: 139/PB/A.4/88/Tertanggal 22 Februari 1988 Tentang
Informed Consent.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi kami, dapat disimpulkan:
1. Liabilitas potensial adalah tanggung jawab hukum atas tindakan seseorang atau
kegagalan untuk bertindak secara tepat.
2. Malpraktik adalah penanganan yang tidak tepat, mencederai, atau salah terhadap
klien, yang mengakibatkan penyakit atau cedera.
3. Neglected adalah bahaya yang dilakukan terhadap klien akibat melalaikan kewajiban,
prosedur, atau tindakan kewaspadaan umum
4. Delegasi adalah suatu pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada
orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu.
5. Informed Consent adalah bahwa uji, terapi dan medikasi telah dijelaskan kepada
individu, beserta hasil, kemungkinan komplikasi dan prosedur alternatif.
3.2 Saran
1. Dalam memberikan pelayanan keperawatan, hendaknya berpedoman pada kode etik
keperawatan dan mengacu pada standar praktek keperawatan.
2. Perawat harus memiliki kredibilitas tinggi dan senantiasa meningkatkan
kemampuannya untuk mencegah terjadinya malpraktek dan neglected.
8
DAFTAR PUSTAKA
Widiarti, Dwi, dkk (Penterjemah). 2014. Buku Ajar Keperawatan Dasar Volume 1. Jakarta.
EGC.