Bab I Makalah Pedagang Perantara

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di zaman serba modern ini berbagai bidang dapat di masuki perusahaan atau
industri akibat perubahan yang cepat dalam selera, teknologi, dan persaingan. Untuk
menghadapi persaingan, maka perusahaan perlu melaksanakan usaha kegiatan
pemasaran dengan menggunakan saluran distribusi yang tepat sehingga tujuan dapat
dicapai. Tujuan utama perusahaan pada intinya sama, yaitu dapat meningkatkan
volume penjualan sehingga laba yang dihasilkan akan terus meningkat, namun tanpa
meninggalkan kepuasan yang dirasakan oleh konsumen. Perkembangan dunia usaha
dewasa ini mengalami peningkatan yang cukup pesat. Peningkatan itu disebabkan
karena kebutuhan manusia yang semakin komplek. Sehingga hal ini mendorong
perusahaan untuk memenuhi akan permintaan suatu kebutuhan.

B.  Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:  
1. Apa pengertian pedagang perantara dan macam-macamnya?
2. Apa yang dimaksud dengan agency ?
C. Tujuan
Penyusunan  makalah ini bertujuan:
1. Mengetahui tentang pedagang perantara dan macam-macamnya
2.  Untuk memenuhi nilai tugas kelompok mata kuliah Hukum Dagang semester III
3. Mengoptimalkan pembelajaran dan pemahaman mengenai jenis – jenis pedagang
perantara
4. Memudahkan proses pembelajaran.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian & Dasar Hukum


Dasar hukum pedagang perantara di atur dalam Kep Men No.
23/MPM/Kep/1998 tentang lembaga – lembaga usaha perdagangan. Dalam pasal 1
butir (3) di sebutkan pedagang perantara adalah:
 Perorangan atau badan usaha
 Pemasaran barang dan atau jasa
 Memindahkan barang dan atau jasa
  Produsen ke konsumen

Perdagangan atau perniagaan pada umumnya, ialah pekerjaan membeli barang


dari suatu tempat atau pada suau waktu dan menjual barang itu di tempat lain atau
pada waktu yang berikut dengan maksud memperoleh keuntungan. Dalam zaman
yang modern ini perdagangan adalah pemberian perantaraan kepada produsen dan
konsumen untuk membelikan dan menjualkan barang – barang yang memudahkan
dan memajukan pembelian dan penjualan itu.

Pedagang Perantara merupakan unsur yang penting dalam saluran distribusi,


karena adanya perantara dalam saluran distribusi akan membantu mengatasi
kesenjangan waktu antara proses produksi dengan pemakaian produk oleh konsumen.
Perantara turut memberikan andil dalam menjalankan fungsi saluran distribusi,
menciptakan manfaat bentuk, manfaat waktu, manfaat tempat dan manfaat
kepemilikan.

Seorang perantara juga menyediakan jasanya dalam hal pembelian atau


penjualan produk yang bergerak dari produsen ke konsumen. Selain itu perantara juga
mendapatkan hak milik dari produk-produk tersebut pada waktu bergerak dari
produsen ke konsumen, atau secara aktif mengalihkan hak milik produk tersebut.

Jadi inti dari kegiatan perantara adalah keaktifan mereka dan perantaranya
yang menonjol dalam melakukan pembelian, penjualan, dan beberapa fungsi
marketing lainnya, misalnya promosi.

Menurut Gito Sudarmo Indriyo (2000: 258-259) secara umum perantara dapat
dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu :

1. Perantara Pedagang (Merchant Middleman)
Pedagang besar maupun pedagang eceran yang membeli suatu barang atau
jasa (oleh karena itu sempat memiliki atau mempunyai hak kepemilikan
atas barang tersebut) kemudian menjualnya kembali. Contoh : pedagang
besar, dan pengecer.
2. Perantara Agen ( Agent Middleman)
Para agen, broker, pedagang komisioner, salesman dan sebagainyayang
mencari konsumen dan kemudian melakukan negoisasi atas namaprodusen
untuk suatu barang atau jasa yang disalurkannya. Merekamenyediakan
jasa-jasa atau fungsi khusus dalam pembelian ataupenjualan, tetapi mereka
tidak mempunyai hak milik atas barang yangdiperdagangkan. Biasanya
seorang agen tidak melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran sebanyak yang
dilaksanakan perantara perdagangan. Mereka memperoleh imbalan
biasanya dalam bentuk komisi atau uang jasa. Contoh : agen penjualan,
dan agen pembelian.
3. Lembaga Pelayanan.
Lembaga pelayanan atau fasilitator merupakan lembaga-lembaga yang
bebas ( independent ) Contoh : lembaga keuangan biro perjalanan
dan pengiriman barang, perusahaan perdagangan agen periklanan
yang membantu dalam penyaluran barang, lembaga ini gersifat membantu
penyaluran, akan tetapi tidak mempunyai hak kepemilikan barang atau
negoisasi pembelian dan penjualan suatu barang atau jasa tertentu.

Dari pandangan sistem perekonomian yang lebih luas perantara mempunyai


peran utama yaitu mentranformasikan barang-barang yang heterogen dari pemasok
menjadi barang-barang yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Dengan adanya
perantara dalam dunia bisnis, maka kontak-kontak dagang yang seharusnya dilakukan
oleh produsen bisa menjadi lebih hemat. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa
lembaga-lembaga bisnis yang membantu pelaksanan pendistribusian perdagangan,
tidak mempunyai hak milik dan tidak diperbolehkan ikut serta dalam transaksi
penjualan dan pembelian. Dengan kata lain hanya memiliki tanggung jawab atas
transaksi yang terjadi.

B. Jenis perantara:
1. Di dalam perusahaan
Berdasarkan perjanjian perburuhan. Terdapat dalam pasal 1601 BW. Contoh:
pelayan toko, kasir, manajer, pimpinan perusahaan, sales dan sebagainya.
2. Di luar perusahaan
Berdasarkan perjanjian pemberian kuasa. Terdapat dalam pasal 1792-1819 BW.
Contoh: makelar, komisioner, ekspeditur, agen

C.  Macam – macam Pedagang Perantara


Hubungan mereka dengan pedagang atau perusahaan yang bersangkutan diatur dalam
Pasal 1601 KUH Perdata. Dalam KUHD disebutkan juga perantara, seperti:
1. Makelar
Berdasarkan Pasal 62 KUHD, makelar itu adalah seorang perantara yang
diangkat oleh Presiden atau oleh seorang pembesar yang ditunjuk oleh Presiden,
dalam hal ini Kepala Pemerintah Daerah (L.N 1906 No. 479). Sebelum melakukan
pekerjaannya seorang makelar diambil sumpahnya di hadapan Pengadilan Negeri
yang bersangkutan, dan dalam menyelenggarakan perusahannya ia akan mendapat
upah tertentu.
Makelar adalah seorang perantara yang bertindak untuk kepentingan pihak
kommitent-nya (yang menyuruh), dan melakukan segala tindakan hukum,
misalnya jual-beli dalam segala bidang perdagangan. Dalam melaksanakan
kegiatannya ini seorang makelar memiliki hubungan dengan commitent-nya
didasarkan atas pemberian kuasa sebagaimana diatur dalam Pasal 63 KUHD.
Akan tetapi oleh karena seorang makelar diangkat oleh Pemerintah, ia mempunyai
kedudukan setengah resmi, yang berakibat bahwa terhadapnya dapat diambil
tindakan oleh pihak resmi.

Tugas makelar adalah :

 Mengadakan pembukuan atau catatan harian tentang perbuatan atau


usaha- usahanya.
 Menyampaikan salinan surat-surat kepada hakim atau pengadilan
apabila diminta.
 Menyimpan contoh-contoh barang dalam dalam hal jual beli dengan
contoh, sampai pada penyerahan barang yang dijualnya atau yang
dibelinya.
 Menyampaikan catatan dan surat-surat bukti kepada pihak-pihak yang
bersangkutan.
  Menjalankan tugas dan kewajiban dengan baik, jujur, dan penuh rasa
tanggung jawab.
 Bertindak sebagai pemisah yang adil apabila terjadi perselisihan antara
penjual dengan pembeli.

Macam – macam pekerjaan makelar:

 Pengangkatan makelar ada yang umum, yaitu untuk segala jenis mata
perusahaan (tidak terbatas satu bidang saja).
 Ada juga yang dalam aktanya ditentukan jenis usahanya. Karena di
dalam undang – undang hukum dagang tidak membedakan jenis
usahanya, maka seorang makelar dapat bebas menjalankan usahanya
baik untuk benda bergerak maupun benda tetap.

Seorang makelar adalah pedagang perantara yang membuka usahanya di


bidang perantara atas izin pengusaha setempat atas nama presiden. Seorang makelar
sebelum usahanya terlebih dahulu di sumpah di muka hakim. Isi sumpah menyatakan
kesanggupan unuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, jujur dan
bertanggung jawab. Biasanya sebelum kepala daerah menetapkan makelar terlebih
dahulu meminta saran dari perhimpunan dagang (KADIN) setempat mengenai
pengetahuan dalam bidang kemakelaran.

Jenis  pengangkatan makelar (pasal 65 ayat (1) KUHD)

 Umum yaitu makelar yang diangkat untuk segala jenis mata usaha
dagang
  Khusus yaitu makelar yang diangkat hanya untuk jenis mata usaha
dagang tertentu sebagaimana disebutkan dengan jelas dalam akta
pengangkatannya.

Hubungan hukum Principal, Makelar, dan Pihak ketiga

 Principal menunjuk makelar melalui suatu perjanjian pemberian


kuasa. Dalam perjanjian tersebut akan ditentukan mengenai
kekuasaan-kekuasaan makelar.
  Makelar kemudian mengadakan hubungan hukum dengan pihak
ketiga, di mana perbuatan hukum ini hanya sebagai pelaksana amanat
dari pemberi kuasa.
 Dengan dilakukannya perbuatan hukum antara makelar dengan pihak
ketiga, maka timbul perikatan atau hubungan hukum antara principal
dengan pihak ketiga.
   Makelar dalam melaksanakan tugasnya, bertindak untuk dan atas
nama principal. Sehingga dalam hal ini, makelar hanya sebagai
perantara.

Sifat hubungan hukum

 Hubungan principal-makelar bersifat sementara atau tidak tetap.


  Makelar bertindak untuk kepentingan dan atas nama principal.
   Makelar bukan para pihak (sehingga tidak dapat dituntuk sebagai
tergugat, namun hanya sebagai turut tergugat).
 Makelar berhak atas upah atau provisi dari principal.

Hak makelar

 Hak atas upah atau provisi dari principal


  Hak retensi atau menahan barang

Kewajiban makelar

 Pasal 66 KUHD
Membuat pembukuan (buku saku dan buku harian), berisi:
 Nama para pihak
 Waktu transaksi
  Waktu levering
 Macam atau jenis dan jumlah barang

2. Komisioner 
Dasar hukum Pasal 76 – 85 KUHD. Komisioner adalah orang yang
menjalankan perusahaan dengan membuat perjanjian-perjanjian atas namanya
sendiri, tetapi atas amanat dan tanggungan orang lain dengan menerima upah atau
provisi.
Berbeda dengan makelar, seorang komisioner bertindak atas nama sendiri, ia
bertindak atas perintah dan tanggungan orang lain dan untuk tindakannya itu ia
menerima upah atau provisi (Pasal 76 KUHD).
Berhubung dengan tindakan atas namanya sendiri komisioner tidak diwajibkan
menerangkan nama orang yang menyuruhnya (principaal) dan ia dapat berbuat
seolah-olah ia sendiri yang berkepentingan, sehingga dengan demikian ia secara
langsung terikat pada pihak lawannya (Pasal 77 KUHD). Ketentuan ini diperkuat
oleh ketentuan dalam Pasal 78 KUHD, baik principal maupun pihak yang lain
tidak berhak untuk saling menuntut, akan tetapi apabila komisioner bertindak atas
namanya principaal, hak dan kewajibannya diatur berdasarkan pemberian kuasa
dan ia tidak diutamakan (Pasal 79 KUHD).
Ciri-ciri :
 Pengusaha (pasal 76 KUHD)
 Bertindak untuk principal dan atas nama sendiri (pasal 76 KUHD)
  Tidak berkewajiban menyebut nama principal (pasal 77 ayat (1)
KUHD)
  Boleh atas nama principal, termasuk perjanjian pemberian kuasa
biasa (pasal 79 KUHD)
  Komisioner adalah pihak dalam perjanjian (pasal 77 ayat (2) KUHD)
  Tidak ada syarat pengangkatan resmi dan sumpah

Hubungan hukum Principal, Komisioner, dan Pihak ketiga

 Principal mengadakan perjanjian pemberian kuasa dengan komisioner.


 Perjanjian ini memiliki sifat khusus dan biasa, disebut dengan
“perjanjian komisi”. 
 Komisioner kemudian mengadakan hubungan hukum atau perikatan
dengan pihak ketiga.
 Secara legal, pemberi kuasa tidak ada hubungan hukum dengan pihak
ketiga karena secara real yang memiliki hubungan hukum dengan
pihak ketiga adalah komisioner.

Perjanjian komisi merupakan perjanjian pemberian kuasa “khusus” dari


principal kepada komisioner. Diatur dalam pasal 76-85 KUHD. Pengaturan ini
berbeda dengan pasal 1792 -1819 BW tentang pemegang kuasa. KUHD
mengatur secara khusus tentang komisioner.

3.  Ekspeditur
Adalah barang siapa yang menyuruh menyelenggarakan pengangkutan barang
dagangan, melalui daratan atau perairan (Pasal 86 KUHD). Kewajibannya diatur
dalam Pasal 87, 88, dan 89 KUHD, oleh karena seorang ekspeditur menyuruh
menyelenggarakan pengangkutan kepada orang lain, maka ia bertanggung jawab
terhadap perbuatan-perbuatan orang lain itu. Biasanya orang lain itu adalah
pengangkut dan mengenai pengangkutan ini terdapat ketentuan-ketentuan dalam
Pasal 466 KUHD dan seterusnya.
Tugas ekspeditur : Ekspeditur bertugas untuk mencarikan alat angkut yang
tepat untuk mengirim barang.
Kewajiban ekspeditur : Ekspeditur wajib membuat pembukuan (pasal 86 ayat
(2) KUHD)
Tanggung jawab ekspeditur :
 Ekspeditur bertanggung jawab pada principal.
  Ekpeditur bertanggung jawab untuk mencari alat angkut yang tepat.

Ciri-ciri ekspeditur :

 Bertindak atas nama sendiri (pasal 86 ayat (1) KUHD)


 Untuk kepentingan principal. (pasal 86 ayat (1) KUHD)
 Bertanggung jawab pada principal (pasal 87, 88 KUHD)
  Bertanggung jawab terhadap ekspeditur antara yang dipakainya.
(pasal 89 KUHD)

Sifat hubungan hukum

1.  Ekspeditur – Principal
Tunduk pada BW tentang perjanjian pemberian kuasa (pasal 1792-1819 BW)
2. Ekspeditur – Pengangkut
Tunduk pada KUHD tentang perjanjian pengangkutan. Perjanjian pengangkutan
atau perjanjian pemindahan barang ialah perjanjian yang berupa hubungan hukum
yang timbul karena pemindagan barang dan atau orang dari satu tempat ke tempat
lain.

Para pihak

 Ekspeditur dan pengangkut : merupakan pihak dalam perjanjian pengangkutan


 Pengirim dan penerima : BUKAN para pihak dalam perjanjian pengangkutan
 Penerima menggugat pengirim atas dasar alas hak yang sah.
 Pengirim menggugat ekspeditur.
 Penerima tidak dapat menggugat pengangkut atau ekspeditur karena penerima
bukan pihak dalam perjanjian

Ekspeditur antara

Ekspeditur antara dipekerjakan oleh pengangkut. Ekspeditur antara bertugas untuk


menata barang, misalnya barang yang ada di pesawat atau yang berada si peti kemas.
Apabila barang rusak di ekspeditur antara, maka yang bertanggung jawab adalah
pengangkut.
D. Agency
Jenis ini sama dengan Makelar dan Komisioner, namun pengaturannya tidak
ada dalam KUHD maupun KUH Perdata, akan tetapi agency saat ini sangat banyak
berdiri dan diakui oleh masyarakat. Sehingga dalam prakteknya memakai aturan
dalam Pasal 1338 KUH Perdata, Pemberian kuasa (Pasal 1792 – 1819 KUH Perdata),
Pasal 62 – 64 KUHD, dan Kebiasaan Dagang, serta Keputusan Menteri Perdagangan
tentang Agen Tunggal.
Menurut statusnya perantara itu dibedakan menjadi 2 (dua) macam, sebagai
perantara/agen dagang yang kedudukannya sebagai wakil pengusaha dan perantara
dagang yang berdiri sendiri.
 Perantara/agen dagang sebagai wakil pengusaha, yang tugas dan fungsinya
sebagai bawahan, mempunyai hubungan kerja tetap dengan pengusaha, ikut
bertanggung jawab memajukan perusahaan dengan menawarkan barang-barang
produksi perusahaan di mana ia mempunyai hubungan tetap kepada pihak konsumen.
Biasanya tugas yang dijalankan berdasarkan perjanjian kerja yang disepakati
sebelumnya. Misalnya karyawan, pemegang prokurasi.
 Perantara/agen dagang yang berdiri sendiri, yaitu perantara/agen yang
membuka usahanya bebas sendiri yang tidak terikat pada satu pengusaha yang
menyuruhnya. Misalnya para makelar, ekspeditur dan komisioner.

Perantara Agen

Perantara agen (agent middleman) ini dibedakan dengan perantara pedagang karena
tidak mempunyai hak milik atas semua barang yang ditangani. Oleh C. Glenn
Walters, agen ini didefinisikan sebagai berikut. Pada dasarnya, perantara agen dapat
digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu:

Agen penunjang (facilitating agent).

Agen penunjang merupakan agen yang mengkhususkan kegiatannya dalam beberapa


aspek pemindahan barang dan jasa.

Mereka terbagi dalam beberapa golongan, yaitu: 

 Agen pengangkutan borongan (bulk transportation agent).


 Agen penyimpanan (storage agent)
 Agen pengangkutan khusus (specialty shipper)
 Agen pembelian dan penjualan (purchase and sales agent)

Kegiatan agen penunjang adalah membantu untuk memindahkan barang-barang


sedemikian rupa sehingga mengadakan hubungan langsung dengan pembeli dan
penjual.

Jadi, agen penunjang ini melayani kebutuhan-kebutuhan dari setiap kelompok


secara serempak. Dalam praktik agen semacam ini dapat dilakukan sendiri oleh
penerima barang. Sebagai contoh, ongkos kirim untuk pengiriman sejumlah barang
dapat ditanggung oleh pengirim atau pembeli. Oleh karena itu, agen semacam ini
dapat dilakukan atau disewa oleh produsen untuk keperluan penjualan barang, atau
dapat pula disewa oleh pembeli untuk keperluan pembelian barang.

Agen pelengkap (supplemental agent)

Agen pelengkap berfungsi melaksanakan jasa-jasa tambahan dalam penyaluran


barang dengan tujuan memperbaiki adanya kekurangan-kekurangan. Apabila
pedagang atau lembaga lain tidak dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan penyaluran barang, maka agen pelengkap dapat
menggantikannya. Jasa-jasa yang dapat dilakukannya antara lain berupa:

 Jasa bimbingan/konsultasi,
 Jasa fi nansial,
 Jasa informasi,
 Jasa khusus lainya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dasar hukum pedagang perantara di atur dalam Kep Men No. 23/MPM/Kep/1998
tentang lembaga – lembaga usaha perdagangan. Dalam pasal 1 butir (3) di sebutkan
pedagang perantara adalah:
 Perorangan atau badan usaha
 Pemasaran barang dan atau jasa
 Memindahkan barang dan atau jasa
 Produsen ke konsumen

Perdagangan atau perniagaan pada umumnya, ialah pekerjaan membeli barang dari
suatu tempat atau pada suau waktu dan menjual barang itu di tempat lain atau pada
waktu yang berikut dengan maksud memperoleh keuntungan.

Dalam zaman yang modern ini perdagangan adalah pemberian perantaraan kepada
produsen dan konsumen untuk membelikan dan menjualkan barang – barang yang
memudahkan dan memajukan pembelian dan penjualan itu.

Perantara ini tidak hanya terdapat dalam perdagangan di bursa, melainkan juga pada
perdagangan umum. Namanya bermacam-macam, misalnya agen, agen-tunggal (sole
agent), penjual (verkoper), penjual keliling (rondreizende verkoper). Hubungan
mereka dengan pedagang atau perusahaan yang bersangkutan diatur dalam Pasal 1601
KUH Perdata. Dalam KUHD disebutkan juga perantara, seperti:

1. Makelar
Berdasarkan Pasal 62 KUHD, makelar itu adalah seorang perantara yang diangkat
oleh Presiden atau oleh seorang pembesar yang ditunjuk oleh Presiden, dalam hal
ini Kepala Pemerintah Daerah (L.N 1906 No. 479). Makelar adalah seorang
perantara yang bertindak untuk kepentingan pihak kommitent-nya (yang
menyuruh), dan melakukan segala tindakan hukum, misalnya jual-beli dalam
segala bidang perdagangan
2. Komisioner
Berbeda dengan makelar, seorang komisioner bertindak atas nama sendiri, ia
bertindak atas perintah dan tanggungan orang lain dan untuk tindakannya itu ia
menerima upah atau provisi (Pasal 76 KUHD).
3.  Ekspeditur
Adalah barang siapa yang menyuruh menyelenggarakan pengangkutan barang
dagangan, melalui daratan atau perairan (Pasal 86 KUHD).
4. Agency
Jenis ini sama dengan Makelar dan Komisioner, namun pengaturannya tidak ada
dalam KUHD maupun KUH Perdata, akan tetapi agency saat ini sangat banyak
berdiri dan diakui oleh masyarakat. Sehingga dalam prakteknya memakai aturan
dalam Pasal 1338 KUH Perdata, Pemberian kuasa (Pasal 1792 – 1819 KUH
Perdata), Pasal 62 – 64 KUHD, dan Kebiasaan Dagang, serta Keputusan Menteri
Perdagangan tentang Agen Tunggal.

B. Saran
Saran dari kelompok kami semoga para pedagang perantara ini dapat bertugas sesuai
dengan aturan Undang – Undang yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia,
jika ada pedagang perantara ini yang nakal/melanggar hukum/aturan tolong tindak
lanjuti secara tegas dan adil oleh pihak yang berwenang.
Serta kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami sangat mengharap kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca, agar kami dapat memperbaiki pembuatan makalah kami di waktu yang akan
datang.
DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Rumusan masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan dasar hukum

B. Jenis perantara

C. Macam-macam pedagang perantara

D. Agency

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa karena atas segala nikmat
dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalh yang berjudul “PEDAGANG
PERANTARA” untuk memenuhi tugas mata kuliah hukum dagang.

Dalam suatu perdagangan di butuhkan yang namanya perantara. Perantara ini bukan
hanya terdapat dalam perdagangan dibursa, melainkan dalam perdagangan umum juga ada.
Kami berusaha menjelaskan tentang hal-hal tersebut secara sederhana dalam makalah ini,
agar lebih mudah dipahami olrh pembaca.

Kami ucapkan terimakasih kepada ibu Ike Nurhayati E.SH.MA, selaku dosen mata
kuliah Hukum Dagang yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami
sebagai penyusun sadar makalah ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat
membutuhkan kritik dan saran untuk memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Cilacap, januari 2020

Penyusun
MAKALAH PEDAGANG PERANTARA

DOSEN PENGAMPU : IKE NURHAYATI, E. SH. MA

KELOMPOK 1 :

1. ERLAN PRIATNA JAYA (1822268)

2. ELDER A. DUARTE (1822269)

3. ESRA L. SURBAKTI (1822270)

4. ESTI MARIANA BETE (1822271)

5. FEBRIYAN WAHYUNI (1822272)

6. FERDINANDUS K. SERAN (1822273)

7. FERRY (1822274)

8. FILOMENA C. DOSANTOS (1822275)

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN PELABUHAN

AKADEMI MARITIM NUSANTARA CILACAP

2020

Anda mungkin juga menyukai