Bab I Makalah Pedagang Perantara
Bab I Makalah Pedagang Perantara
Bab I Makalah Pedagang Perantara
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman serba modern ini berbagai bidang dapat di masuki perusahaan atau
industri akibat perubahan yang cepat dalam selera, teknologi, dan persaingan. Untuk
menghadapi persaingan, maka perusahaan perlu melaksanakan usaha kegiatan
pemasaran dengan menggunakan saluran distribusi yang tepat sehingga tujuan dapat
dicapai. Tujuan utama perusahaan pada intinya sama, yaitu dapat meningkatkan
volume penjualan sehingga laba yang dihasilkan akan terus meningkat, namun tanpa
meninggalkan kepuasan yang dirasakan oleh konsumen. Perkembangan dunia usaha
dewasa ini mengalami peningkatan yang cukup pesat. Peningkatan itu disebabkan
karena kebutuhan manusia yang semakin komplek. Sehingga hal ini mendorong
perusahaan untuk memenuhi akan permintaan suatu kebutuhan.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian pedagang perantara dan macam-macamnya?
2. Apa yang dimaksud dengan agency ?
C. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan:
1. Mengetahui tentang pedagang perantara dan macam-macamnya
2. Untuk memenuhi nilai tugas kelompok mata kuliah Hukum Dagang semester III
3. Mengoptimalkan pembelajaran dan pemahaman mengenai jenis – jenis pedagang
perantara
4. Memudahkan proses pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
Jadi inti dari kegiatan perantara adalah keaktifan mereka dan perantaranya
yang menonjol dalam melakukan pembelian, penjualan, dan beberapa fungsi
marketing lainnya, misalnya promosi.
Menurut Gito Sudarmo Indriyo (2000: 258-259) secara umum perantara dapat
dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu :
1. Perantara Pedagang (Merchant Middleman)
Pedagang besar maupun pedagang eceran yang membeli suatu barang atau
jasa (oleh karena itu sempat memiliki atau mempunyai hak kepemilikan
atas barang tersebut) kemudian menjualnya kembali. Contoh : pedagang
besar, dan pengecer.
2. Perantara Agen ( Agent Middleman)
Para agen, broker, pedagang komisioner, salesman dan sebagainyayang
mencari konsumen dan kemudian melakukan negoisasi atas namaprodusen
untuk suatu barang atau jasa yang disalurkannya. Merekamenyediakan
jasa-jasa atau fungsi khusus dalam pembelian ataupenjualan, tetapi mereka
tidak mempunyai hak milik atas barang yangdiperdagangkan. Biasanya
seorang agen tidak melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran sebanyak yang
dilaksanakan perantara perdagangan. Mereka memperoleh imbalan
biasanya dalam bentuk komisi atau uang jasa. Contoh : agen penjualan,
dan agen pembelian.
3. Lembaga Pelayanan.
Lembaga pelayanan atau fasilitator merupakan lembaga-lembaga yang
bebas ( independent ) Contoh : lembaga keuangan biro perjalanan
dan pengiriman barang, perusahaan perdagangan agen periklanan
yang membantu dalam penyaluran barang, lembaga ini gersifat membantu
penyaluran, akan tetapi tidak mempunyai hak kepemilikan barang atau
negoisasi pembelian dan penjualan suatu barang atau jasa tertentu.
B. Jenis perantara:
1. Di dalam perusahaan
Berdasarkan perjanjian perburuhan. Terdapat dalam pasal 1601 BW. Contoh:
pelayan toko, kasir, manajer, pimpinan perusahaan, sales dan sebagainya.
2. Di luar perusahaan
Berdasarkan perjanjian pemberian kuasa. Terdapat dalam pasal 1792-1819 BW.
Contoh: makelar, komisioner, ekspeditur, agen
Pengangkatan makelar ada yang umum, yaitu untuk segala jenis mata
perusahaan (tidak terbatas satu bidang saja).
Ada juga yang dalam aktanya ditentukan jenis usahanya. Karena di
dalam undang – undang hukum dagang tidak membedakan jenis
usahanya, maka seorang makelar dapat bebas menjalankan usahanya
baik untuk benda bergerak maupun benda tetap.
Umum yaitu makelar yang diangkat untuk segala jenis mata usaha
dagang
Khusus yaitu makelar yang diangkat hanya untuk jenis mata usaha
dagang tertentu sebagaimana disebutkan dengan jelas dalam akta
pengangkatannya.
Hak makelar
Kewajiban makelar
Pasal 66 KUHD
Membuat pembukuan (buku saku dan buku harian), berisi:
Nama para pihak
Waktu transaksi
Waktu levering
Macam atau jenis dan jumlah barang
2. Komisioner
Dasar hukum Pasal 76 – 85 KUHD. Komisioner adalah orang yang
menjalankan perusahaan dengan membuat perjanjian-perjanjian atas namanya
sendiri, tetapi atas amanat dan tanggungan orang lain dengan menerima upah atau
provisi.
Berbeda dengan makelar, seorang komisioner bertindak atas nama sendiri, ia
bertindak atas perintah dan tanggungan orang lain dan untuk tindakannya itu ia
menerima upah atau provisi (Pasal 76 KUHD).
Berhubung dengan tindakan atas namanya sendiri komisioner tidak diwajibkan
menerangkan nama orang yang menyuruhnya (principaal) dan ia dapat berbuat
seolah-olah ia sendiri yang berkepentingan, sehingga dengan demikian ia secara
langsung terikat pada pihak lawannya (Pasal 77 KUHD). Ketentuan ini diperkuat
oleh ketentuan dalam Pasal 78 KUHD, baik principal maupun pihak yang lain
tidak berhak untuk saling menuntut, akan tetapi apabila komisioner bertindak atas
namanya principaal, hak dan kewajibannya diatur berdasarkan pemberian kuasa
dan ia tidak diutamakan (Pasal 79 KUHD).
Ciri-ciri :
Pengusaha (pasal 76 KUHD)
Bertindak untuk principal dan atas nama sendiri (pasal 76 KUHD)
Tidak berkewajiban menyebut nama principal (pasal 77 ayat (1)
KUHD)
Boleh atas nama principal, termasuk perjanjian pemberian kuasa
biasa (pasal 79 KUHD)
Komisioner adalah pihak dalam perjanjian (pasal 77 ayat (2) KUHD)
Tidak ada syarat pengangkatan resmi dan sumpah
3. Ekspeditur
Adalah barang siapa yang menyuruh menyelenggarakan pengangkutan barang
dagangan, melalui daratan atau perairan (Pasal 86 KUHD). Kewajibannya diatur
dalam Pasal 87, 88, dan 89 KUHD, oleh karena seorang ekspeditur menyuruh
menyelenggarakan pengangkutan kepada orang lain, maka ia bertanggung jawab
terhadap perbuatan-perbuatan orang lain itu. Biasanya orang lain itu adalah
pengangkut dan mengenai pengangkutan ini terdapat ketentuan-ketentuan dalam
Pasal 466 KUHD dan seterusnya.
Tugas ekspeditur : Ekspeditur bertugas untuk mencarikan alat angkut yang
tepat untuk mengirim barang.
Kewajiban ekspeditur : Ekspeditur wajib membuat pembukuan (pasal 86 ayat
(2) KUHD)
Tanggung jawab ekspeditur :
Ekspeditur bertanggung jawab pada principal.
Ekpeditur bertanggung jawab untuk mencari alat angkut yang tepat.
Ciri-ciri ekspeditur :
1. Ekspeditur – Principal
Tunduk pada BW tentang perjanjian pemberian kuasa (pasal 1792-1819 BW)
2. Ekspeditur – Pengangkut
Tunduk pada KUHD tentang perjanjian pengangkutan. Perjanjian pengangkutan
atau perjanjian pemindahan barang ialah perjanjian yang berupa hubungan hukum
yang timbul karena pemindagan barang dan atau orang dari satu tempat ke tempat
lain.
Para pihak
Ekspeditur antara
Perantara Agen
Perantara agen (agent middleman) ini dibedakan dengan perantara pedagang karena
tidak mempunyai hak milik atas semua barang yang ditangani. Oleh C. Glenn
Walters, agen ini didefinisikan sebagai berikut. Pada dasarnya, perantara agen dapat
digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu:
Jasa bimbingan/konsultasi,
Jasa fi nansial,
Jasa informasi,
Jasa khusus lainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dasar hukum pedagang perantara di atur dalam Kep Men No. 23/MPM/Kep/1998
tentang lembaga – lembaga usaha perdagangan. Dalam pasal 1 butir (3) di sebutkan
pedagang perantara adalah:
Perorangan atau badan usaha
Pemasaran barang dan atau jasa
Memindahkan barang dan atau jasa
Produsen ke konsumen
Perdagangan atau perniagaan pada umumnya, ialah pekerjaan membeli barang dari
suatu tempat atau pada suau waktu dan menjual barang itu di tempat lain atau pada
waktu yang berikut dengan maksud memperoleh keuntungan.
Dalam zaman yang modern ini perdagangan adalah pemberian perantaraan kepada
produsen dan konsumen untuk membelikan dan menjualkan barang – barang yang
memudahkan dan memajukan pembelian dan penjualan itu.
Perantara ini tidak hanya terdapat dalam perdagangan di bursa, melainkan juga pada
perdagangan umum. Namanya bermacam-macam, misalnya agen, agen-tunggal (sole
agent), penjual (verkoper), penjual keliling (rondreizende verkoper). Hubungan
mereka dengan pedagang atau perusahaan yang bersangkutan diatur dalam Pasal 1601
KUH Perdata. Dalam KUHD disebutkan juga perantara, seperti:
1. Makelar
Berdasarkan Pasal 62 KUHD, makelar itu adalah seorang perantara yang diangkat
oleh Presiden atau oleh seorang pembesar yang ditunjuk oleh Presiden, dalam hal
ini Kepala Pemerintah Daerah (L.N 1906 No. 479). Makelar adalah seorang
perantara yang bertindak untuk kepentingan pihak kommitent-nya (yang
menyuruh), dan melakukan segala tindakan hukum, misalnya jual-beli dalam
segala bidang perdagangan
2. Komisioner
Berbeda dengan makelar, seorang komisioner bertindak atas nama sendiri, ia
bertindak atas perintah dan tanggungan orang lain dan untuk tindakannya itu ia
menerima upah atau provisi (Pasal 76 KUHD).
3. Ekspeditur
Adalah barang siapa yang menyuruh menyelenggarakan pengangkutan barang
dagangan, melalui daratan atau perairan (Pasal 86 KUHD).
4. Agency
Jenis ini sama dengan Makelar dan Komisioner, namun pengaturannya tidak ada
dalam KUHD maupun KUH Perdata, akan tetapi agency saat ini sangat banyak
berdiri dan diakui oleh masyarakat. Sehingga dalam prakteknya memakai aturan
dalam Pasal 1338 KUH Perdata, Pemberian kuasa (Pasal 1792 – 1819 KUH
Perdata), Pasal 62 – 64 KUHD, dan Kebiasaan Dagang, serta Keputusan Menteri
Perdagangan tentang Agen Tunggal.
B. Saran
Saran dari kelompok kami semoga para pedagang perantara ini dapat bertugas sesuai
dengan aturan Undang – Undang yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia,
jika ada pedagang perantara ini yang nakal/melanggar hukum/aturan tolong tindak
lanjuti secara tegas dan adil oleh pihak yang berwenang.
Serta kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami sangat mengharap kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca, agar kami dapat memperbaiki pembuatan makalah kami di waktu yang akan
datang.
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
B. Jenis perantara
D. Agency
A. Kesimpulan
B. Saran
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa karena atas segala nikmat
dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalh yang berjudul “PEDAGANG
PERANTARA” untuk memenuhi tugas mata kuliah hukum dagang.
Dalam suatu perdagangan di butuhkan yang namanya perantara. Perantara ini bukan
hanya terdapat dalam perdagangan dibursa, melainkan dalam perdagangan umum juga ada.
Kami berusaha menjelaskan tentang hal-hal tersebut secara sederhana dalam makalah ini,
agar lebih mudah dipahami olrh pembaca.
Kami ucapkan terimakasih kepada ibu Ike Nurhayati E.SH.MA, selaku dosen mata
kuliah Hukum Dagang yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami
sebagai penyusun sadar makalah ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat
membutuhkan kritik dan saran untuk memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
MAKALAH PEDAGANG PERANTARA
KELOMPOK 1 :
7. FERRY (1822274)
2020