Pertemuan Sesi 07 - PEDAGANG PERANTARA

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

KULIAH ONLINE HUKUM DAGANG

Perkuliahan Sesi 07

PEDAGANG PERANTARA
By: MEN WIH WIDIATNO

I. GAMBARAN UMUM

Pengusaha adalah seseorang yang melakukan atau menyuruh melakukan


perusahaannya. Dalam menjalankan perusahannya pengusaha dapat: Melakukan sendiri,
Bentuk perusahaannya sangat sederhana dan semua pekerjaan dilakukan sendiri,
merupakan perusahaan perseorangan. Dibantu oleh orang lain, Pengusaha turut serta dalam
melakukan perusahaan, jadi dia mempunyai dua kedudukan yaitu sebagai pengusaha dan
pemimpin perusahaan dan merupakan perusahaan besar. Menyuruh orang lain melakukan
usaha sedangkan dia tidak ikut serta dalam melakukan perusahaan.
Adapun pembantu-pembantu dalam perusahaan antara lain: Pelayan toko, Pekerja
keliling, Pengurus filial, Pemegang prokurasi, Pimpinan perusahaan. Sedangkan pembantu-
pembantu luar perusahaan antara lain: Agen perusahaan, Perusahaan perbankan,
Pengacara, Notaris, Makelar, Komisioner dan ekspenditur
Hubungan hukum antara pimpinan perusahaan dengan pengusaha bersifat :
(a) Hubungan perburuhan, yaitu hubungan yang subordinasi antara majikan dan buruh,
yang memerintah dan yang diperintah.
(b) Hubungan pemberian kekuasaan, yaitu hubungan hukum yang diatur dalam pasal
1792 dsl KUHPER.
Dalam UU No. 13 tahun 2003 dijelakan secara mendetail mengenai hak dan
kewajiban antara pengusaha dan pembantu-pembantunya, hal ini sebagai penyempurnaan
dari KUHPer dan KUHD yang telah dulu berlaku. Dimana pada hakekatnya setiap
perusahaan di dalam menjalankan usahanya bertujuan untuk mendapatkan laba sesuai
dengan tujuan pokok yang diharapkan. Diantaranya yaitu agar perusahaan dapat menjaga
kelangsungan hidup serta kelancaran operasinya. Hal ini tentunya bisa tercapai dengan
mengaktifkan dan mengefisienkan kerja perusahaan.
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan.
Selain itu perusahaan juga ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang
yang dihasilkannya, karena kepuasan konsumen menjadi tolak ukur dari keberhasilan
perusahaan dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan diinginkan oleh konsumen
Mempelajari hukum dagang pasti akan membahas tentang perusahaan. Berbicara
mengenai perusahaan maka akan berbicara mengenai orang yang menjalankan usaha atau
perusahaan tersebut, atau dikenal dengan istilah pengusaha, serta akan membicarakan
tentang orang-orang yang tertibat di dalamnya.
II. PENGERTIAN PEDAGANG PERANTARA

Pedagang perantara adalah orang atau pihak yang membantu pengusaha dalam
menjalankan usahanya dengan memperoleh upah/komisi. Pedagang perantara adalah
lastgeving yang kadang diterjemahkan secara berganti-ganti dengan penyuruhan,
pemberian kuasa, atau keagenan.
Landasan utama dari kegiatan pedagang perantara adalah kontrak atau perjanjian,
khususnya antara pihak yang menyuruh dan pihak yang disuruh untuk melakukan suatu
pekerjaan atau urusan. Pengertian penyuruhan atau yang lebih banyak dikenal sebagai
pemberian kuasa adalah suatu persetujuan dengan mana seorang memberikan kekuasaan
kepada orang lain, yang menerimanya, untuk dan atas namanya menyelenggarakan suatu
urusan.
Keberadaan Pedagang Perantara
 Setiap kegiatan perdagangan hampir semua melibatkan pedagang perantara
 Dalam perkembangannnya sampai saat ini keberadaan pedagang perantara dalam
dunia perdagangan sangat penting
 Pedagang perantara menjalankan usaha/perusahaan Bursa dagang(dalam KUHD)
sudah diperluas dengan bursa efek dan bursa komoditi

Dasar hukum pedagang perantara di atur dalam Kep Men No. 23/MPM/Kep/1998 tentang
lembaga – lembaga usaha perdagangan. Dalam pasal 1 butir (3) di sebutkan pedagang
perantara adalah:
· Perorangan atau badan usaha
· Pemasaran barang dan atau jasa
· Memindahkan barang dan atau jasa
· Produsen ke konsumen

Perdagangan atau perniagaan pada umumnya, ialah pekerjaan membeli barang dari suatu
tempat atau pada suau waktu dan menjual barang itu di tempat lain atau pada waktu yang
berikut dengan maksud memperoleh keuntungan. Dalam zaman yang modern ini
perdagangan adalah pemberian perantaraan kepada produsen dan konsumen untuk
membelikan dan menjualkan barang – barang yang memudahkan dan memajukan
pembelian dan penjualan itu.

Pedagang Perantara merupakan unsur yang penting dalam saluran distribusi, karena
adanya perantara dalam saluran distribusi akan membantu mengatasi kesenjangan waktu
antara proses produksi dengan pemakaian produk oleh konsumen. Perantara turut
memberikan andil dalam menjalankan fungsi saluran distribusi, menciptakan manfaat
bentuk, manfaat waktu, manfaat tempat dan manfaat kepemilikan.

Seorang perantara juga menyediakan jasanya dalam hal pembelian atau penjualan produk
yang bergerak dari produsen ke konsumen. Selain itu perantara juga mendapatkan hak
milik dari produk-produk tersebut pada waktu bergerak dari produsen ke konsumen, atau
secara aktif mengalihkan hak milik produk tersebut. Jadi inti dari kegiatan perantara
adalah keaktifan mereka dan perantaranya yang menonjol dalam melakukan pembelian,
penjualan, dan beberapa fungsi marketing lainnya, misalnya promosi.
Menurut Gito Sudarmo Indriyo (2000: 258-259) secara umum perantara dapat dibedakan
menjadi tiga kelompok besar, yaitu :
 Perantara Pedagang (Merchant Middleman)
Pedagang besar maupun pedagang eceran yang membeli suatu barang atau jasa (oleh
karena itu sempat memiliki atau mempunyai hak kepemilikan atas barang tersebut)
kemudian menjualnya kembali. Contoh : pedagang besar, dan pengecer.
 Perantara Agen ( Agent Middleman)
Para agen, broker, pedagang komisioner, salesman dan sebagainyayang mencari
konsumen dan kemudian melakukan negoisasi atas namaprodusen untuk suatu
barang atau jasa yang disalurkannya. Merekamenyediakan jasa-jasa atau fungsi
khusus dalam pembelian ataupenjualan, tetapi mereka tidak mempunyai hak milik
atas barang yangdiperdagangkan. Biasanya seorang agen tidak melaksanakan fungsi-
fungsi pemasaran sebanyak yang dilaksanakan perantara perdagangan. Mereka
memperoleh imbalan biasanya dalam bentuk komisi atau uang jasa. Contoh : agen
penjualan, dan agen pembelian.
 Lembaga Pelayanan.
Lembaga pelayanan atau fasilitator merupakan lembaga-lembaga yang bebas (
independent ) Contoh : lembaga keuangan biro perjalanan dan pengiriman barang,
perusahaan perdagangan agen periklanan yang membantu dalam penyaluran barang,
lembaga ini gersifat membantu penyaluran, akan tetapi tidak mempunyai hak
kepemilikan barang atau negoisasi pembelian dan penjualan suatu barang atau jasa
tertentu.

Dari pandangan sistem perekonomian yang lebih luas perantara mempunyai peran utama
yaitu mentranformasikan barang-barang yang heterogen dari pemasok menjadi barang-
barang yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Dengan adanya perantara dalam dunia
bisnis, maka kontak-kontak dagang yang seharusnya dilakukan oleh produsen bisa
menjadi lebih hemat. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa lembaga-lembaga bisnis
yang membantu pelaksanan pendistribusian perdagangan, tidak mempunyai hak milik
dan tidak diperbolehkan ikut serta dalam transaksi penjualan dan pembelian. Dengan kata
lain hanya memiliki tanggung jawab atas transaksi yang terjadi.

Jenis perantara:
1) Di dalam perusahaan
Berdasarkan perjanjian perburuhan. Terdapat dalam pasal 1601 BW. Contoh:
pelayan toko, kasir, manajer, pimpinan perusahaan, sales dan sebagainya.
2) Di luar perusahaan
Berdasarkan perjanjian pemberian kuasa. Terdapat dalam pasal 1792-1819 BW.
Contoh: makelar, komisioner, ekspeditur, agen
III. MACAM-MACAM PEDAGANG PERANTARA

Hubungan mereka dengan pedagang atau perusahaan yang bersangkutan diatur dalam
Pasal 1601 KUH Perdata. Dalam KUHD disebutkan juga perantara, seperti:
a) Makelar
b) Komisioner
c) Ekspeditur
d) Agen
e) Pedagang Besar / Distributor / Agen Tunggal

MAKELAR
Berdasarkan Pasal 62 KUHD, makelar itu adalah seorang perantara yang diangkat oleh
Presiden atau oleh seorang pembesar yang ditunjuk oleh Presiden, dalam hal ini Kepala
Pemerintah Daerah (L.N 1906 No. 479).

Sebelum melakukan pekerjaannya seorang makelar diambil sumpahnya di hadapan


Pengadilan Negeri yang bersangkutan, dan dalam menyelenggarakan perusahannya ia akan
mendapat upah tertentu.

Makelar adalah seorang perantara yang bertindak untuk kepentingan pihak kommitent-nya
(yang menyuruh), dan melakukan segala tindakan hukum, misalnya jual-beli dalam segala
bidang perdagangan. Dalam melaksanakan kegiatannya ini seorang makelar memiliki
hubungan dengan commitent-nya didasarkan atas pemberian kuasa sebagaimana diatur
dalam Pasal 63 KUHD. Akan tetapi oleh karena seorang makelar diangkat oleh
Pemerintah, ia mempunyai kedudukan setengah resmi, yang berakibat bahwa terhadapnya
dapat diambil tindakan oleh pihak resmi.

Tugas makelar adalah :


 Mengadakan pembukuan atau catatan harian tentang perbuatan atau usaha-
usahanya.
 Menyampaikan salinan surat-surat kepada hakim atau pengadilan apabila diminta.
 Menyimpan contoh-contoh barang dalam dalam hal jual beli dengan contoh, sampai
pada penyerahan barang yang dijualnya atau yang dibelinya.
 Menyampaikan catatan dan surat-surat bukti kepada pihak-pihak yang
bersangkutan.
 Menjalankan tugas dan kewajiban dengan baik, jujur, dan penuh rasa tanggung
jawab.
 Bertindak sebagai pemisah yang adil apabila terjadi perselisihan antara penjual
dengan pembeli.

Macam – macam pekerjaan makelar:


 Pengangkatan makelar ada yang umum, yaitu untuk segala jenis mata perusahaan
(tidak terbatas satu bidang saja).
 Ada juga yang dalam aktanya ditentukan jenis usahanya. Karena di dalam undang –
undang hukum dagang tidak membedakan jenis usahanya, maka seorang makelar
dapat bebas menjalankan usahanya baik untuk benda bergerak maupun benda tetap.

Syarat makelar :
Syarat formal
 Harus seorang pengusaha (pasal 62 ayat (1) KUHD)
· Dilakukan secara terang-terangan atau tidak melanggar hukum
· Profesi sehari-hari atau terus-menerus
· Orientasi untuk mencari keuntungan
 Diangkat oleh presiden atau pejabat yang ditunjuk (pasal 62 ayat (1) KUHD)
 Mengangkat sumpah di Pengadilan Negeri setempat (pasal 62 ayat (2)

Syarat materiil
 Ahli dalam bidangnya
 Harus mengikuti ujian dan lulus dalam ujian tersebut. Contoh makelar : broker,
pialang saha

Seorang makelar adalah pedagang perantara yang membuka usahanya di bidang perantara
atas izin pengusaha setempat atas nama presiden. Seorang makelar sebelum usahanya
terlebih dahulu di sumpah di muka hakim. Isi sumpah menyatakan kesanggupan unuk
melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, jujur dan bertanggung jawab. Biasanya
sebelum kepala daerah menetapkan makelar terlebih dahulu meminta saran dari
perhimpunan dagang (KADIN) setempat mengenai pengetahuan dalam bidang
kemakelaran.

Jenis pengangkatan makelar (pasal 65 ayat (1) KUHD)


Umum
Yaitu makelar yang diangkat untuk segala jenis mata usaha dagang
Khusus
Yaitu makelar yang diangkat hanya untuk jenis mata usaha dagang tertentu sebagaimana
disebutkan dengan jelas dalam akta pengangkatannya.

Hubungan hukum Principal, Makelar, dan Pihak ketiga


 Principal menunjuk makelar melalui suatu perjanjian pemberian kuasa. Dalam
perjanjian tersebut akan ditentukan mengenai kekuasaan-kekuasaan makelar.
 Makelar kemudian mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga, di mana
perbuatan hukum ini hanya sebagai pelaksana amanat dari pemberi kuasa.
 Dengan dilakukannya perbuatan hukum antara makelar dengan pihak ketiga, maka
timbul perikatan atau hubungan hukum antara principal dengan pihak ketiga.
 Makelar dalam melaksanakan tugasnya, bertindak untuk dan atas nama principal.
Sehingga dalam hal ini, makelar hanya sebagai perantara.
Sifat hubungan hukum
 Hubungan principal-makelar bersifat sementara atau tidak tetap.
 Makelar bertindak untuk kepentingan dan atas nama principal.
 Makelar bukan para pihak (sehingga tidak dapat dituntuk sebagai tergugat, namun
hanya sebagai turut tergugat).
 Makelar berhak atas upah atau provisi dari principal.

Hak makelar
 Hak atas upah atau provisi dari principal
 Hak retensi atau menahan barang

Kewajiban makelar

Pasal 66 KUHD
 Membuat pembukuan (buku saku dan buku harian), berisi:
· Nama para pihak
· Waktu transaksi
· Waktu levering
· Macam atau jenis dan jumlah barang
 Pasal 67 ayat (1) KUHD
Membuat kutipan pembukuan kepada pihak yang berkepentingan.
 Pasal 67 ayat (2) KUHD
Melakukan pembukaan pembukuan atas perintah hakim guna pemeriksaan perkara
di pengadilan.
 Pasal 69 KUHD
Menyimpan contoh barang
 Pasal 70 KUHD
Bertanggung jawab atas keaslian tanda tangan surat berharga.
 Pasal 71 KUHD
Membayar ganti rugi, biaya-biaya, dan bunga.

Larangan bagi makelar (pasal 65 ayat (2) KUHD)


 Berdagang atau berusaha jenis barang yang sama dengan mata usaha principal yang
diperantarainya.
 Menjadi penjamin atas perjanjian atau perikatan yang diperantarainya.

Sanksi bagi makelar


 Dibebastugaskan (pasal 71 KUHD)
· Melanggar buku I, bab IV, bagian II KUHD.
· Oleh pejabat yang mengangkat.
· Masih dapat diangkat kembali.
 Dilepas dari jabatannya (pasal 72 KUHD)
· Melanggar pasal 65 ayat (2) KUHD dan jatuh pailit.
· Tidak dapat diangkat kembali (ppasal 73 KUHD)
KOMISIONER

Dasar hukum Pasal 76 – 85 KUHD. Komisioner adalah orang yang menjalankan


perusahaan dengan membuat perjanjian-perjanjian atas namanya sendiri, tetapi atas amanat
dan tanggungan orang lain dengan menerima upah atau provisi.

Berbeda dengan makelar, seorang komisioner bertindak atas nama sendiri, ia bertindak atas
perintah dan tanggungan orang lain dan untuk tindakannya itu ia menerima upah atau
provisi (Pasal 76 KUHD).

Berhubung dengan tindakan atas namanya sendiri komisioner tidak diwajibkan


menerangkan nama orang yang menyuruhnya (principaal) dan ia dapat berbuat seolah-olah
ia sendiri yang berkepentingan, sehingga dengan demikian ia secara langsung terikat pada
pihak lawannya (Pasal 77 KUHD). Ketentuan ini diperkuat oleh ketentuan dalam Pasal 78
KUHD, baik principal maupun pihak yang lain tidak berhak untuk saling menuntut, akan
tetapi apabila komisioner bertindak atas namanya principaal, hak dan kewajibannya diatur
berdasarkan pemberian kuasa dan ia tidak diutamakan (Pasal 79 KUHD).

Ciri-ciri :
 Pengusaha (pasal 76 KUHD)
 Bertindak untuk principal dan atas nama sendiri (pasal 76 KUHD)
 Tidak berkewajiban menyebut nama principal (pasal 77 ayat (1) KUHD)
 Boleh atas nama principal, termasuk perjanjian pemberian kuasa biasa (pasal 79
KUHD)
 Komisioner adalah pihak dalam perjanjian (pasal 77 ayat (2) KUHD)
 Tidak ada syarat pengangkatan resmi dan sumpah

Konsekuensi bagian komisioner


 Bertindak atas nama sendiri (pasal 76 KUHD)
· Komisioner terikat langsung dengan perikatan (pasal 77 ayat (2) KUHD)
· Principal tidak dapat menuntut pihak ketiga (pasal 78 KUHD), karena principal
bukan termasuk para pihak, sehingga dasar untuk menuntut tidak ada.
· Komisioner bertanggung jawab atas biaya, kerugian, dan bunga jika wanprestasi.
(pasal 1800 ayat (1) BW)
 Bertindak dengan nama principal (pasal 79 KUHD)
· Jika atas nama principal, maka hanya berlaku perjanjian pemberian kuasa biasa.
· Dia hanya sebagai perantara biasa dan bukan termasuk para pihak.
· Dia tidak memiliki hak mendahului
 Hubungan hukum Principal, Komisioner, dan Pihak ketiga
- Principal mengadakan perjanjian pemberian kuasa dengan komisioner.
- Perjanjian ini memiliki sifat khusus dan biasa, disebut dengan “perjanjian
komisi”.
- Komisioner kemudian mengadakan hubungan hukum atau perikatan dengan pihak
ketiga.
- Secara legal, pemberi kuasa tidak ada hubungan hukum dengan pihak ketiga
karena secara real yang memiliki hubungan hukum dengan pihak ketiga adalah
komisioner.
Perjanjian komisi merupakan perjanjian pemberian kuasa “khusus” dari principal kepada
komisioner. Diatur dalam pasal 76-85 KUHD. Pengaturan ini berbeda dengan pasal 1792 -
1819 BW tentang pemegang kuasa. KUHD mengatur secara khusus tentang komisioner.

Berikut perbandingannya:
- Pasal 1792 BW : pemegang kuasa bertindak atas nama principal
- Pasal 76 KUHD : komisioner bertindak atas nama sendiri
- Pasal 1794 BW : pemegang kuasa bertindak tanpa upah, kecuali diperjanjikan
- Pasal 76 KUHD : komisioner mendapatkan upah
Berlakulah asas “lex specialis derogat legi generalis”. Jika terdapat perbedaan antara BW
dengan KUHD, maka yang dipergunakan adalah KUHD.

Adapun hak utama komisioner adalah:


- Hak mendahului atas barang-barang yang diserahkan untuk di jual, atau atas
barang-barang yang telah di beli menurut pasal 80 KUHD.
- Hak menahan, hak ini berdasarkan Pasal 81 KUHD dapat dilakukan atas hasil
penjualan barang-barang termasuk dalam Pasal 80 KUHD untuk membayar pada
diri sendiri upah yang menjadi haknya. Hak menahan itu dapat pula dilakukan
terhadap barang-barang untuk di jual untuk mana harus ditempuh jalan yang
ditentukan oleh Pasal 82 dan 83 KUHD.

EKSPEDITUR

Adalah barang siapa yang menyuruh menyelenggarakan pengangkutan barang dagangan,


melalui daratan atau perairan (Pasal 86 KUHD). Kewajibannya diatur dalam Pasal 87, 88,
dan 89 KUHD, oleh karena seorang ekspeditur menyuruh menyelenggarakan
pengangkutan kepada orang lain, maka ia bertanggung jawab terhadap perbuatan-
perbuatan orang lain itu. Biasanya orang lain itu adalah pengangkut dan mengenai
pengangkutan ini terdapat ketentuan-ketentuan dalam Pasal 466 KUHD dan seterusnya.
Tugas ekspeditur : Ekspeditur bertugas untuk mencarikan alat angkut yang tepat untuk
mengirim barang.

Kewajiban ekspeditur : Ekspeditur wajib membuat pembukuan (pasal 86 ayat (2) KUHD)
Tanggung jawab ekspeditur :
· Ekspeditur bertanggung jawab pada principal.
· Ekpeditur bertanggung jawab untuk mencari alat angkut yang tepat.
Ciri-ciri ekspeditur :
· Bertindak atas nama sendiri (pasal 86 ayat (1) KUHD)
· Untuk kepentingan principal. (pasal 86 ayat (1) KUHD)
· Bertanggung jawab pada principal (pasal 87, 88 KUHD)
· Bertanggung jawab terhadap ekspeditur antara yang dipakainya. (pasal 89 KUHD)
Contoh ekspeditur : TIKI, Pos Indonesia, Fed Ex

Sifat hubungan hukum


1. Ekspeditur – Principal
Tunduk pada BW tentang perjanjian pemberian kuasa (pasal 1792-1819 BW)
2. Ekspeditur – Pengangkut
Tunduk pada KUHD tentang perjanjian pengangkutan. Perjanjian pengangkutan atau
perjanjian pemindahan barang ialah perjanjian yang berupa hubungan hukum yang
timbul karena pemindagan barang dan atau orang dari satu tempat ke tempat lain.

Para pihak
a) Ekspeditur dan pengangkut : merupakan pihak dalam perjanjian pengangkutan
b) Pengirim dan penerima : BUKAN para pihak dalam perjanjian pengangkutan

Rusaknya barang
a) Penerima menggugat pengirim atas dasar alas hak yang sah.
b) Pengirim menggugat ekspeditur.
c) Penerima tidak dapat menggugat pengangkut atau ekspeditur karena penerima bukan
pihak dalam perjanjian

Ekspeditur antara
Ekspeditur antara dipekerjakan oleh pengangkut. Ekspeditur antara bertugas untuk menata
barang, misalnya barang yang ada di pesawat atau yang berada si peti kemas. Apabila
barang rusak di ekspeditur antara, maka yang bertanggung jawab adalah pengangkut.

AGEN
Jenis ini sama dengan Makelar dan Komisioner, namun pengaturannya tidak ada dalam
KUHD maupun KUH Perdata, akan tetapi agency saat ini sangat banyak berdiri dan diakui
oleh masyarakat. Sehingga dalam prakteknya memakai aturan dalam Pasal 1338 KUH
Perdata, Pemberian kuasa (Pasal 1792 – 1819 KUH Perdata), Pasal 62 – 64 KUHD, dan
Kebiasaan Dagang, serta Keputusan Menteri Perdagangan tentang Agen Tunggal.

Menurut statusnya perantara itu dibedakan menjadi 2 (dua) macam, sebagai perantara/agen
dagang yang kedudukannya sebagai wakil pengusaha dan perantara dagang yang berdiri
sendiri.

Perantara/agen dagang sebagai wakil pengusaha, yang tugas dan fungsinya sebagai
bawahan, mempunyai hubungan kerja tetap dengan pengusaha, ikut bertanggung jawab
memajukan perusahaan dengan menawarkan barang-barang produksi perusahaan di mana
ia mempunyai hubungan tetap kepada pihak konsumen. Biasanya tugas yang dijalankan
berdasarkan perjanjian kerja yang disepakati sebelumnya. Misalnya karyawan, pemegang
prokurasi.
Perantara/agen dagang yang berdiri sendiri, yaitu perantara/agen yang membuka usahanya
bebas sendiri yang tidak terikat pada satu pengusaha yang menyuruhnya. Misalnya para
makelar, ekspeditur dan komisioner.

Perantara Agen
Perantara agen (agent middleman) ini dibedakan dengan perantara pedagang karena tidak
mempunyai hak milik atas semua barang yang ditangani. Oleh C. Glenn Walters, agen ini
didefinisikan sebagai berikut. Pada dasarnya, perantara agen dapat digolongkan ke dalam
dua golongan, yaitu:
1. Agen penunjang (facilitating agent).
Agen penunjang merupakan agen yang mengkhususkan kegiatannya dalam beberapa
aspek pemindahan barang dan jasa.
Mereka terbagi dalam beberapa golongan, yaitu:
· Agen pengangkutan borongan (bulk transportation agent).
· Agen penyimpanan (storage agent)
· Agen pengangkutan khusus (specialty shipper)
· Agen pembelian dan penjualan (purchase and sales agent)
Kegiatan agen penunjang adalah membantu untuk memindahkan barang-barang
sedemikian rupa sehingga mengadakan hubungan langsung dengan pembeli dan
penjual.
Jadi, agen penunjang ini melayani kebutuhan-kebutuhan dari setiap kelompok secara
serempak. Dalam praktik agen semacam ini dapat dilakukan sendiri oleh penerima
barang. Sebagai contoh, ongkos kirim untuk pengiriman sejumlah barang dapat
ditanggung oleh pengirim atau pembeli. Oleh karena itu, agen semacam ini dapat
dilakukan atau disewa oleh produsen untuk keperluan penjualan barang, atau dapat
pula disewa oleh pembeli untuk keperluan pembelian barang.

2. Agen pelengkap (supplemental agent)


Agen pelengkap berfungsi melaksanakan jasa-jasa tambahan dalam penyaluran barang
dengan tujuan memperbaiki adanya kekurangan-kekurangan. Apabila pedagang atau
lembaga lain tidak dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
penyaluran barang, maka agen pelengkap dapat menggantikannya. Jasa-jasa yang
dapat dilakukannya antara lain berupa:
· Jasa bimbingan/konsultasi,
· Jasa fi nansial,
· Jasa informasi,
· Jasa khusus lainya.
Berdasarkan macam jasa yang mereka tawarkan tersebut, agen pelengkap dapat
digolongkan ke dalam:
- Agen yang membantu di bidang keuagan, seperti bank.
- Agen yang membantu dalam membantu keputusan, seperti biro iklan, lembaga
penelitian, dokter dan sebagainya.
- Agen yang membantu dalam penyediaan informasi, seperti: televisi, radio, surat
kabar, dan sebagainya.
- Agen khusus yang tidak termasuk dalam ketiga golongan di muka.
Kedua macam perantara (agen dan pedagang) tersebut sama-sama penting dalam
pemasaran. Perlu diketahui di sini, bahwa agen dapat menyewa agen-agen lain. Sebagai
contoh: sebuah biro advertensi dapat menggunakan radio dan televisi sebagai media
advertensi bagi perusahaan, begitu pula dalam hal pengangkutan, perusahaan angkutan
dapat menyewa alat-alat transport kepada perusahaan lain.

PEDAGANG BESAR / DISTRIBUTOR / AGEN TUNGGAL

Distributor adalah pedagang yang membeli atau mendapatkan produk barang dagangan
dari tangan pertama atau produsen secara langsung. Pedagang besar biasanya diberikan hak
wewenang wilayah / daerah tertentu dari produsen. Contoh dari agen tunggal adalah seperti
ATPM atau singkatan dari agen tunggal pemegang merek untuk produk mobil.
Istilah pedagang besar ini hanya digunakan pada perantara yang terikat dengan kegiatan
perdagangan besar dan biasanya tidak melayani penjualan eceran kepada konsumen akhir.
Adapun definisi pedagang besar ini adalah sebagai berikut.
Pedagang besar sebuah unit usaha yang membeli dan menjual kembali barang-barang
kepada pengecer dan pedagang lain atau kepada pemakai industri, pemakai lembaga dan
pemakai komersial yang tidak menjual dalam volume yang sama kepada konsumen akhir.

Beberapa pedagang besar di antaranya adalah:


a. Grosir (Wholesaler)
Grosir adalah orang atau pengusaha yang membuka usaha dagang dengan membeli
dan menjual kembali barang dagangan kepada pengecer, pedagang besar lainnya,
perusahaan industri, lembaga pemerintah atau swasta dan sebagainya. Jumlah barang
yang diperjual belikan relatif besar. Para grosir ini tidak melakukan penjualan secara
eceran .

pada dasarnya grosir termasuk jenis pedagang besar.


A) Pembagian berdasarkan jenis barang yang diperdagangkan :
a. Grosir barang umum (the general line wholesaler), yaitu grosir atau
distiributor yang mempunyai berbagai jenis barang (macam-macam produk).
Misalnya: grosir X mempunyai barang dagangan berupa : kosmetik, sabun,
minuman, makanan kecil, makanan dalam kaleng, saus, kecap, pasta gigi,
sikat gigi, dan sebagainya.
b. Grosir barang khusus (the specialty wholesaler), yaitu grosir atau distributor
yang hanya menjual barang-barang yang khusus saja. Misalnya: grosir khusus
rokok, grosir khusus obat-obatan, grosir khusus akat-alat tulis, dan
sebagainya.
B) Pembagian berdasarkan luas daerah usahanya:
a. Grosir lokal (the local wholesaler), yaitu grosir yang luas daerah usahanya
hanya meliputi suatu kota tertentu. Misalnya untuk tingkat kotamadya,
kabupaten dan karisedenan.
b. Grosir wilayah atau provinsi (the regional wholesaler), yaitu grosir yang
mempunyai luas daerah pemasaran untuk seluruh wilayah di dalam suatu
provinsi atau negara bagian.
c. Grosir nasional (the naional wholesaler), yaitu grosir yang telah mempunyai
luas daerah pemasarannya untuk seluruh wilayah di dalam suatu negara.
C) Pembagian berdasarkan lapangan kegiatannya
a. Grosir pengumpul (the whole collector), yaitu grosir yang bertindak sebagai
pengumpul barang-barang terentu untuk keperluannya sendiri maupun
karena pesanan pihak lain. Barang dagangan yang dikumpulkan oleh grosir
semacam ini biasanya barang berupa hasil pertanian, kerajinan rakyat, dan
produk industri rumahan (home industry).
b. Grosir penuh (the service wholesaler), yaitu grosir yang kegiatan usahanya
secara murni dan penuh menjalankan kegiatan pembelian dan penjualan
yang lazim dilakukan oleh suatu grosir.
c. Grosir terbatas (the limited fuction wholesaler), yaitu grosir yang hanya
menjalankan sebagian jasa-jasa dari yang seharusnya dilakukan oleh grosir
secara penuh.
d. Grosir tunai (cash carry wholesaler), adalah grosir yang melaksanakan
penjualan barang dagangan secara tunai dan tidak memberikan jasa
pelayanan untuk mengantar barang yang di beli oleh pelanggannya.
e. Grosir truk (truck wholesaler/truck jobber/drop shipper), adalah grosir yang
yang menjual barang dagangan dengan memberikan jasa pelayanan
pengiriman barangnya. Grosir semacam ini biasanya merupakan grosir yang
mengirim barang dagangannya secara rutin (continue/routine) ke
supermarket, departement store, restoran, cafetaria, hotel, rumah sakit, dan
sebagainya.
f. Grosir pengiriman (drop shipment wholesaler/drop shipper), adalah grosir
yang melakukan kegiatan penjualan barang dengan pengiriman barang yang
dilakukan langsung oleh produsen kepada pembeli. Peranan grosir pengirim
ini hanya mengatur jual beli dan memerintahkan kepada produsen untuk
mengirim barangnya kepada pembeli.
g. Grosir pabrik (manufacture wholesaler), atau disebut juga penyalur pabrik
(indusrial distributor) adalah grosir atau penyalur yang menjual barang
dagangannya dengan menjadi pemasok keperluan industri (pabrik).
h. Grosir pesanan melalui pos (mail order wholesaler), grosir ini melakukan
penjualan barang dagangan dengan cara pesanan melalui jasa pos.

b) Pedangan Eceran / Pengecer / Peritel


Pengecer adalah pedangan yang menjual barang yang dijualnya langsung ke tangan
pemakai akhir atau konsumen dengan jumlah satuan atau eceran.
Perdagangan kecil meliputi semua kegiatan yang berhubungan secara langsung dengan
penjualan barang dan jasa kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi (bukan
untuk keperluan usaha). Namun demikian tidak menutup kemungkinan adanya
penjualan secara langsung dengan para pemakai industri karena tidak semua barang
industri selalu dibeli dalam jumlah besar.
Secara definitive dapat dikatakan bahwa : Pengecer/Retailer/Toko pengecer adalah
sebuah lembaga yang melakukan kegiatan usaha menjual barang kepada konsumen
akhir untuk keperluan pribadi (nonbisnis).
Fungsi perdagangan eceran ini adalah penting sekali karena merupakan perantara
terakhir yang berhubungan dengan konsumen sehingga mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap kelancaran penjualan sampai pada tempat-tempat yang terpencil
tempatnya.
Dengan adanya pedagang eceran secara tidak langsung merupakan service kepada
konsumen, sebab konsumen dapat membeli dalam sejumlah kecil sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuannya, pada tempat yang dekat dan dengan harga yang pantas
pula. Pedagang eceran (retailer) dapat digolongkan/diklasifikasikan sebagai berikut.
a. Pedagang eceran kecil
Pedagang eceran kecil adalah pedagang eceran yang dalam kegiatannya
mengadakan perdagangan di tempat yang tetap maupun tidak tetap.

Pedagang eceran kecil yang mempunyai tempat tetap, adalah para pedagang yang
membuka kios, depot, warung, toko kecil, atau pasar.
- Kios (kiosk) adalah tempat usaha kecil yang menjual barang dagangan
secara eceran, yang macam barangnya hanya satu atau beberapa macam
saja. ”Jongko” dapat juga diklasifi kasikan sebagai kios. Contoh kios :
kios bensin, kios bunga, kios Rokok, dan lain-lain - jongko : jongko
sayuran, jongko makanan, minuman, dan lain-lain.
- Depot adalah tempat usaha untuk memasarkan barang/jasa kepada para
pedagang lain maupun konsumen terakhir. Contoh: depot es batu, depot
susu murni, depot seni, dan lain - lain.
- Warung adalah tempat usaha dagang eceran kecil yang tempatnya dekat ke
permukiman konsumen. Barang dagangan yang dijualnya beraneka ragam
yang biasanya sesuai dengan kebutuhan rumah tangga para konsumen.
Contoh: warung-warung yang ada di dekat kediaman kamu.
- Toko kecil adalah tempat usaha dagang yang skalanya lebih besar
daripada warung. Jenis barang yang diperdagangkannya ada yang lebih
banyak (komplit) daripada warung, ada juga yang tidak komplit. Contoh :
toko kecil serba ada, toko kelontong, toko besi, took onderdil, toko kue,
dan sebagainya. Tempat toko kecil ini biasanya strategis, ada yang dekat
dengan permukiman penduduk dan ada pula di pusat kota.
- Pasar adalah tempat usaha dagang para pedagang eceran kecil yang
masing-masing menempati kios, jongko, atau kios yang tersedia di pasar
itu. Jenis barang yang diperdagangkan sangat beraneka ragam, dari mulai
kebutuhan dapur (bumbu dan makanan), barang kelontong, sayur-mayur,
kue, ikan asin, daging, ikan basah (tawar dan laut) sampai pakaian dan
lain-lain.

Pedagang eceran kecil yang tidak mempunyai tempat tetap, adalah para pedagang
yang melakukan kegiatan dagangnya dengan cara berpindah-pindah. di antaranya
adalah:
- Pedagang keliling
- Yang menggunakan mobil, motor, sepeda dan roda dorong, pedagang ice
cream, pedagang roti, pedagang roti hot dog dan hamburger, pedagang jamu,
pedagang daging, pedagang ikan, pedagang sayur, dan lain-lain.
- Yang menggunakan alat pikul; pedagang sayur, pedagang buah-buahan,
pedagang perabotan, pedagang kerupuk, dan lain-lain.
- Yang mengunakan baki/baskom/kotak dan lain-lain; atau sering disebut
pedagang asongan, seperti; pedagang makanan kecil, pedagang permen,
pedagang rokok, dan lain-lain.
- Pedagang atau salesman yang berdagang secara door to door (mendatangi
rumah konsumen dari pintu ke pintu).
- Pedagang kaki lima
- Pedagang kaki lima, yaitu pedagang eceran yang melakukan kegiatan
dagangnya di emperan toko (trotoar). Sekarang sudah ada yang menggunakan
mobil box atau pick-up yang di parkir di dekat depan toko atau ada pula yag
memanfaatkan sarana parker lainnya selain di depan toko.
- Pasar berwaktu
- Pasar berwaktu, yaitu pasar yang dibuka hanya pada waktuwaktu tertentu saja,
seperti:
- Pasar malam (dibuka pada malam hari saja, dengan menggunakan tempat
pelataran tertentu, halaman, lapangan atau jalan yang sengaja ditutup).
- Pasar sebulan sekali atau pasar kaget, yaitu pasar yang ada hanya sebulan
sekali atau waktu-waktu tertentu saja, seperti pasar di tempat orang-orang
mengambil gaji pensiunan, pasar di tempat yang ada pesta besar, bazaar, dan
sebagainya. Para pedagang yang ada di pasar-pasar itu umumnya terdiri dari
berbagai macam pedagang, bahkan ada pula yang pekerjaan tetapnya bukan
pedagang tetapi pada saat ada pasar atau bazaar seperti itu mereka ikut
berdagang.
- Pasar murah (setahun sekali). Yang sering diadakan organisasi wanita,
pemuda, dan lain-lain.
c) Importir / Pengimpor
Importir adalah perusahaan yang memiliki fungsi menyalurkan barang dari luar
negeri ke negaranya. Contoh seperti import jeruk lokam dari Cina ke Indonesia.
d) Eksportir / Pengekspor
Exportir adalah perusahaan yang memiliki fungsi menyalurkan barang dari dalam
negara ke negara lain. Contoh seperti ekspor produk kerajinan ukiran dan pasir laut
ke luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai