Fix BK

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang  


      
Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan peralihan ke masa remaja setelah
melewati masa kekanak-kanakannya di Sekolah Dasar (SD). Dapat dimengerti bahawa akibat
yang luas dari masa peralihan masa remajan ini (puber) sangat rentan dengan kenaklan remaja,
karena pada masa ini anak masih labil dalam menentukan mana yang negatife dan mana yang
positif atau mana yang baik serta mana yang buruk. Hal demikian menjadi anak  bertindak sesuai
dengan kemampuan hatinya dan sulit bagi anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosialnya. Perubahan dari masa kanak-kanak ke masa remaja merupakan masa yang sulit untuk
orang tua mapun guru karena pada masa ini butuh  perhatian yang khusus dalam segala hal.
Namun ada bukti yang menunjukkan bahwa  perubahan sikap dan perilaku yang terjadi
pada masa remaja merupakan akibat dari  perubahan sosial pada akibat dari perubahan kelenjar
yang berpengaruh pada keseimbangan tubuh. Kurangnya pembelajaran hati nurani, moral yang
diterima anak puber dari orang tua, kakak-adik, guru-guru dan teman-teman kemungkinan akan
terjadi perubahan psikologi yang buruk. Semakin baik lingkungan yang diterima akan
berdampak pula pada komunikasi dan pembentukan perilaku yang positif.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Masalah?


2. Apa saja jenis dari masalah pada siswa tersebut?
3. Apa saja faktor yang menyebabkan munculnya masalah?
4. Apa saja contoh masalah yang terjadi pada siswa tersebut?
5. Bagaimana cara  mengatasi masalah tersebut?

Bimbingan Konseling | 1
1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Masalah.


2. Untuk mengetahui jenis dari masalah pada siswa tersebut.
3. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan munculnya masalah
4. Untuk mengidentifikasi contoh masalah yang terjadi pada siswa tersebut..
5. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi masalah tersebut.

Bimbingan Konseling | 2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Masalah

  Dalam kehidupan, manusia sering kali dihadapkan oleh masalah. Berbagai macam
masalah hadir tanpa diundang ke kehidupan kita. Masalah sering kali dikaitkan dengan kesialan
dan juga bencana. Padahal, jika dikaji lebih mendalam lagi mengenai hakekat dasar dari masalah,
masalah sebenarnya tidak melulu menghasilkan dampak negatif. Terkadang masalah hadir
sebagai bentuk peluang untuk memperbaiki berbagai kelemahan yang ada dalam diri sendiri.

Berbicara mengenai masalah, tidak akan terlepas dari pengertian masalah itu sendiri.
Meskipun manusia selalu berhadapan dengan masalah, akan tetapi tidak sedikit manusia yang
tidak memahami definisi masalah itu sendiri. Lantas, apa sih sebenarnya masalah itu?

a. Pengertian Masalah Menurut Para Ahli

Berikut ini merupakan beberapa definisi masalah menurut para ahli yang cukup
populer :

1. Irmansyah Effendi
Menurut Irmasyah Effendi, masalah adalah pelajaran ketika Anda sadar sebagai
kesadaran jiwa, Anda dapat melihat dengan mudah berbagai kelemahan dan masalah
dalam hidup Anda.
2. Hudojo
Menurut Hudojo, masalah merupakan pertanyaan kepada seseorang yang mana orang itu
tidak memiliki hukum yang dapat digunakan dengan segera untuk menemukan jawatan
dari pertanyaan tersebut.
3. Abdul Cholil
Menurut Abdul Cholil, masalah adalah bagian kecil dari kehidupan. Setiap manusia pasti
pernah memiliki dan menghadapi masalah baik yang berasal dari diri sendiri maupun
yang bersumber dari orang lain.

Bimbingan Konseling | 3
4. Prajudi Atmosudirjo
Menurut Prajudi Atmosudirjo, masalah merupakan sesuatu yang menyimpang dari apa
yang di harapkan, direncanakan dan ditentukan untuk dicapai sehingga masalah
merupakan rintangan atau tantangan menuju tercapainya sebuah tujuan.
5. Richard Carlson
Menurut Richard Carlson, masalah merupakan tempat terbaik untuk melatih diri sehingga
hati menjadi lebih terbuka. Masalah merupakan bagian penting yang harus ada dalam
kehidupan kita.

2.2 Jenis-Jenis Masalah Yang Terjadi Pada Siswa

Nurihsan (2006) mengatakan bahwa terdapat empat jenis masalah yang terdapat pada
individu, masalah – masalah tersebut antara lain :

1.    Masalah akademik

Adapun yang termasuk masalah – masalah akademik, yaitu pemilihan jurusan/konsentrasi,


cara belajar, penyelesaian tugas – tugas dan latihan, pencarian serta penggunaan sumber belajar,
perencanaan pendidikan lanjutan, kesulitan belajar, dan lain – lain.

2.    Masalah social pribadi

Adapun yang tergolong dalam masalah – masalah social-pribadi adalah masalah hubungan
dengan sesama teman, dosen serta staff, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri
dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal, serta penyelesaian
konflik.

3.    Masalah karier

Adapun yang tergolong dalam permasalahan karier yaitu pemahaman terhadap jabatan dan
tugas – tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan,
perencanaan dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan lain – lain.

Bimbingan Konseling | 4
4.    Masalah keluarga

Yusuf dalam Yusuf (2014) menemukan beberapa masalah siswa dalam penelitiannya di
beberapa SMK di Jawa Barat. Permasalahan – permasalahan tersebut yaitu:

1.      Masalah pribadi

Beberapa permasalahan yang dialami siswa terkait masalah pribadu antara lain:

a.   Kurang motivasi untuk mempelajari agama


b.   Kurang memahami agama sebagai pedoman hidup
c.   Kurang menyadari bahwa setiap perbuatan manusia diawasi oleh Tuhan
d.   Masih merasa malas untuk melaksanakan sholat
e.   Kurang memiliki kemampuan untuk bersabar dan bersyukur
f.   Masih memiliki kebiasaan berbohong
g.   Masih memiliki kebiasaan menyontek
h.  Kurang disiplin
i.   Masih kekanak – kanakan
j.   Belum dapat menghormati orang tua secara ikhlas
k.   Masih kurang mampu menghadapi situasi frustasi
l. Masih kurang mampu mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang
matang
m.  Masih suka melakukan suatu perbuatan tanpa pertimbangan baik buruknya, atau
untung-ruginya
n.  Merasa rendah diri

2.      Masalah social

a. Kurang menyenangi kritikan orang lain


b. Kurang memahami tata karma (etika) pergaulan
c. Kurang berminat untuk berpartisipasi dalam kegiatan social
d. Merasa malu untuk berteman dengan lawan jenis
e. Sikap kurang positif terhadap pernikahan
f. Sikap kurang positif terhadap hidup berkeluarga

Bimbingan Konseling | 5
3.      Masalah belajar

a. Kurang memiliki kebiasaan belajar yang baik


b. Kurang memahami cara belajar yang efektif
c. Kurang memahami cara mengatasi kesulitan belajar
d. Kurang memahami cara membaca buku yang efektif
e. Kurang memahami cara membagi waktu belajar
f. Kurang menyenangi mata pelajaran tertentu

4.      Masalah karir

Yang tergolong ke dalam permasalahan karir yaitu;

a. Kurang mengetahui cara memilih program studi


b. Kurang mempunyai motivasi untuk mencari informasi tentang karir
c. Masih bingung memilih pekerjaan
d. Merasa cemas untuk mendapat pekerjaan setelah lulus
e. Belum memiliki pilihan perguruan tinggi tertentu, jika setelah lulus tidak masuk dunia
kerja

Terkait dengan masalah siswa di sekolah, Badarudin (2011) berpendapat bahwa dalam
interaksi belajar mengajar, siswa merupakan kunci utama keberhasilan belajar selama proses
belajar yang dilakukan. Namun demikian, tidak semua murid dapat mencapai tujuan atau sasaran
belajar itu dengan cepat dan tepat. Menyimpulkan dari pendapat Badarudin (2011), dapat
dikatakan bahwa terdapat sesuatu yang janggal dalam proses belajar siswa, sehingga sesuatu
yang janggal tersebut dapat disebut sebagai masalah belajar bagi siswa.

 Menurut Badarudin (2011), masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-
murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai
atau cerdas yaitu kondisi murid yang kegiatannya tau perbuatan belajarnya sehari-hari
antagonistik dengan seharusnya, seperti suka menunda – nunda tugas, mengulur – ulur waktu,
membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui dan sebagainya.

Bimbingan Konseling | 6
2.3 Faktor Pemicu Munculnya Masalah

a. Psikologis
Salah satu masala yang ditimbulkan oleh factor psikologis adalah emosi yang
masih labil. Dalam satu waktu mereka bisa terlihat sangat senang sekali tetapi mereka
tiba – tiba langsung bisa menjadi sedih atau marah. Hal ini dapat dilihat pada remaja yang
baru putus cinta. Contoh lainnya adalah perasaan yang sensitive, ego yang terlalu tinggi,
ingin mendapatkan perhatiang lebih, suka melakukan bullying serta emosi yang masih
meluap – luap.
b. Biologis
Permasalah remaja dari segi biologis ini lebih dominan kepada fungsi seks yang
dapat menimbulkan kebingungan pada diri remaja untuk memahaminya, sehingga tidak
jarang menimbulkan prilaku yang salah dan menentang norma, baik norma agama
maupun norma yang berlaku di Indonesia. Apabila kematangan seksual tidak
mendapatkan arahan atau penyaluran yang tepat maka dapat berakibat fatal. Pada kasus
ini sering ditemui masalah pergaulan bebas yang menyebabkan kehamilan diluar nikah
dan berbagai penyakit HIV/AIDS. Selain fungsi seks ynag berkembang, seringkali remaja
mengalami kesullitan untuk menerima perubahan – perubahan fisiknnya. Banyak remaja
yang kurang puas dengan perkembangannya yang dirasa kurang serasi seperti gemuk,
kurus, pendek dan lain – lain.
c. Sosiologis
Problematika social yang sering dihadapi remaja usia SMP biasanya terkait
dengan cara mereka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga, lingkungan
sekitar/tetangga, teman sebaya. Contoh pola hidup remaja adalah mulai tertarik pada
lawan jenis, pacaran, menomorduakan orang tua, suka meniru life style orang lain, pilih –
pilih teman dan lain – lain.
d. Religiusitas
Nilai – nilai religious yang dimiliki oleh remaja khususna remaja lepas SD/MI,
mereka rajin dan aktif ke masjid untuk jama’ah, mengaji atau mengikuti pengajian –
pengajian. Namun seiing bertambahnya usia, ketika mulai memasuki jenjang SMP hal ini
berubah menjadi sebaliknya.
e. Pola Pikir

Bimbingan Konseling | 7
Remaja sudah mulai berfikir secara kritis sehingga ia akan melawan apabila orang
tua, guru, lingkungan masih menganggapnya sebagai anak kecil. Mereka tidak akan mau
jika dilarang oleh orang yang lebih tua jika tidak diberi alas an yang logis.

2.4 Contoh Permasalahan Yang Sering Dialami Siswa SMP Dan SMA

2.4.1. Contoh Permasalahan Siswa SMP

1. Seringkali siswa mengalami kesulitan untuk menerima perubahan fisiknya, hal ini
disebabkan pertumbuhan tubuhnya dirasa kurang serasi walau hal ini tidak terjadi
disemua remaja.
2. Upaya untuk dapat mengubah sikap dan prilaku kekanak kanakannya menjadi sikap
dan prilaku dewasa, tidak semuanya dapat dicapai dengan mudah oleh mereka. Pada
masa ini remaja menghadapi tugas – tugas besar, sedang dipihak lain harapan
ditumpukan pada mereka untuk dapat meletakkan dasar – dasar bagi pembentukan
sikap dan pola prilaku. Kegagalan mengatasi ketidakpuasan ini dapat mengakibatkan
menurunnya harga diri, dan akibat lebih lanjut dapat mengakibatkan remaja bersikap
keras dan agresif atau bersikap sebaliknya bersikap tidak percaya diri, pendiam, atau
kurang harga diri.
3. Perkembangan fungsi seks pada masa ini dapat mengakibatkan kebingungan remaja
untuk memahaminya, sehingga sering salah tingkah dan perilaku yang menentang
norma ( bagi remaja laki – laki ) serta berperilaku mengurung diri bagi perempuan.
4. Dalam memasuki kehidupan bermasyarakat, remaja yang terlalu mendambakan
kemandirian dalam artian menilai dirina cukup mampu mengatasi problema
kehidupan, kebanyakan menghadapi berbagai macam masalah, terutama masalah
penyesuaian emosional.

2.4.2. Contoh Permasalahan Siswa SMA


i. Dari sisi pribadi
1.  Punya keinginan (cita-cita) yang kurang sesuai dengan kemampuan.
Kebanyakan siswa memang mempunyai cita-cita atau keinginan yang tinggi, hal
ini disebapkan mungkin karena mereka masih dalam masa transisi, daya khayal dari masa

Bimbingan Konseling | 8
anak-anak masi sering terbawa sehingga siswa sering menginginkan sesuatu secara
berlebihan, namun pada akhirnya mereka sadar bahwa terkadang apa yang mereka
inginkan tidak semuanya bisa di penuhi, untuk hal ini kita bisa mengenal yang namanya
idealis.
2. Merasa rendah diri dengan wajah yang kurang cantik/ganteng
Rasa rendah diri adalah sebuah kondisi psychologis yang berasal dari pengalaman
masa kecil dan diwujudkan dalam kehidupan dewasa jika kondisi ini tidak cepat diatasi
sejak awal mereka yang menderita rasa rendah diri secara terus menerus merendah diri
sendiri, dan sangat sensitive, perasaan ini bisa di alami semua orang namun  ada beberapa
orang yang bisa menanggapinya tapi ada juga yang terpuruk dalam perasaan rendah diri
ini.
Pengertian rendah diri adalah perasaan menganggap terlallu rendah pada diri
sendiri. Orang yang menganggap diri sendiri terlalu rendah dikatakan rendah diri. Orang
yang rendah diri berarti menganggap diri sendiri tidak mempunyai kemampuan yang
berarti. Seperti dikatakan oleh Alder bahwa rasa rendah diri berarti perasaan kuarng
berharga yang timbul karena ketidakmampuan psikologis atau social maupun karena
keadaa jasmani yang kurang sempurna ( Sumadi Suryabrata, 1984: 220 ).

3. Merasa malas Untuk beribadah


Sebuah cara yang dapat dilakukan seorang manusia untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT salah satunya dengan menjalankan ibadah shalat fardhu. Untuk itu,
perlu adanya pembiasaan dini kepada anak agar menjalankan ibadah shalat fardhu dengan
tertib dari kesadaran mereka sendiri bukan dari perintah orang lain. Dengan adanya
kegiatan shalat dhuhur berjama’ah yang ada di sekolah, mempunyai manfaat sebagai
upaya untuk membiasakan siswadalam menjalankan ibadah shalat fardhu. Hal di atas
sangatlah penting mengingat pembiasaan itu sebaiknya diberikan kepada anak sejak kecil
karena pada saat itu mereka mempunyai ingatan yang sangat kuat.

ii. Dari sisi sosial


1. Memiliki teman yang prilakunya kurang baik

Bimbingan Konseling | 9
Terkadang didalam lingkungan sekolah kita sering kali menjumpai siswa yang
memiliki pergaulan yang kurang baik, hal tersebut biasanya disebabkan oleh teman dalam
pergaulannya. Sering kali siswa yang memiliki teman yang kurang baik cenderung
melakukan tindakan yang menyimpang, hal tersebut dapat kita lihat dengan tindakan yang
mereka lakukan seperti merokok, mencuri, membolos dll.

2. Merasa malu ketika berbicara didepan orang banyak


Berdasarkan pengalaman empris di lapangan diketahui bahwa kemampuan berbicara
siswa dalam proses pembelajaran masih rendah. Hal ini diketahui pada saat siswa
menyampaikan pesan/informasi yang bersumber dari media dengan bahasa yang runtut,
baik, dan benar. Isi pembicaraan yang disampaikan oleh siswa tersebut kurang jelas. Siswa
berbicara tersendat-sendat sehingga isi pembicaraan menjadi tidak jelas. Ada pula di antara
siswa yang tidak mau berbicara di depan kelas. Selain itu, pada saat guru bertanya kepada
seluruh siswa, umumnya siswa lama sekali untuk menjawab pertanyaan guru. Beberapa
orang siswa ada yang  tidak mau menjawab pertanyaan guru karena takut jawabannya itu
salah. Apalagi untuk berbicara di depan kelas, para siswa belum menunjukkan keberanian.

3. Selalu merasa lebih senang disaat sendiri


Menyendiri adalah gambaran dari kekurang mampuan seorang anak dalam
pergaulannya dengan teman sebaya. Anak-anak ini memisahkan diri dari lingkungannya
dan mempergunakan sebagian besar waktunya untuk diri sendiri. Pada umumnya anak
yang sukar bergaul memiliki kendala yang erat kaitannya dengan masalah lain, misalnya
masalah kesulitan dalam menyesuaikan diri di sekolah yang pada umumnya anak biasanya
kurang mampu untuk bisa diajak bekerjasama dengan orang lain, kurang mampu tenggang
rasa bila bermain serta bisa juga terjadi pada anak-anak yang memiliki perilaku agresif.
Dan, apabila masalah ini tidak segera diatasi maka dapat mengembang menjadi perilaku
yang menyimpang.

Bimbingan Konseling | 10
2.5 Contoh Kasus Yang Sering Dialami Siswa SMP Dan SMA Beserta
Solusinya

2.5.1. Contoh kasus siswa SMP

a. Kasus I

Ana ( 13 tahun ) Siswa SMP dikota M memperoleh prestasi belajar yang sedang – sedang
saja, bahkan cenderung rendah. Dia jarang mau bermain dengan teman – teman sekelasnya. Pada
waktu istirahat dia lebih suka bermain sendirian. Siswa tersebut susah untuk diajak berbicara.
Kalau tiba gilirannya untuk tampil didepan kelas dia tampak gugup, gemetar dan suaranya tidak
jelas terdengar. Dirumah Ana adalah anak satu – satunya yang perempuan, karena itu ibunya
sering memanjakannya, tetapi Ana sering tidak dibenarkan keluar rumah, baik untuk bermain
denan teman – temannya muapun untuk keperluan lainnya. Jika sekali – kali dia keluar ruamah
dan pulang dalam keadaan menangis makanya ibunga langsung ikut campur dan selalu memarahi
temannya.

Solusi :

Jika dilihat dari kasus ini Ana memiliki hasil belajar yang cenderung rendah dan dari
factor sosialitas Ana suka menyendiri, kurang gaul, suka gugup dan tidak pandai
mengemukakan pendapat. Hal ini mungkin saja terjadi karena diperlakukan terlalu manja oleh
orang tuanya, hal inilah yang nantinya akan berakibat kepada sosialitasnya yang kurang
berkembang dan kemampuan serta bakat yang ada pada dirinya tidak dapat berkembang secara
optimal sehingga tidak ada yang dapat ditonjolkan pada dirinya.

Pada kasus ini guru BK hendaknya memberikan perhaatian khusus pada sang anak,
mengenali karater anak ini lebih dalam lagi serta membantu ia melatih kepercayaan dirinya
namun jangan pernah sesekali mengatakan kepadanya bahwa ia adalah orang yang tidak percaya
diri karena hal inilah natinya yang memicu ia semakin pemalu. Rasa percaya diri inilah yang
nantinya akan membantu ia dalam bidang akademik. Namun dalam kasus ini tidak hanya guru
saja yang berperan penting namun orang tua juga harus mengambil peran ini dirumah yaitu
dengan cara tidak terlalu memanjakan anak, memberikan ruang kepadanya untuk beinteraksi

Bimbingan Konseling | 11
dengan lingkungannya namun dengan tetap memberikan batasan dan pengawasan pada sang
anak.

b. Kasus II

F adalah seorang siswa SMP yang duduk di kelas VIII, Ia tinggal dengan ayah dan ibunya
yang memiliki ambisi tinggi terhadap anak – anak nya. F memiliki seorang kakak, inilah yang
membuatnya selalu dibanding – bandingkan dengan sang kakak. F buakanlah seorang anak yang
terbilang pintar namun juga bukan anak yang dapat dikatakan bodoh. F hanya tak terlalu
memiliki nilai yang tinggi jika berhubungan dengan pelajaran yang membutuhkan daya ingat
tinggi dan segala hal mengenai sastra, namun ia selalu memiliki nilai yang sangat memuaskan di
mata pelajaran Matematika dan IPA. Namun untuk anak SMP penilaiaan prestasi tidak hanya
dinilai dari dua mata pelajaran saja namun semua pelajaran hal inilah yang membuat akumulasi
penilaiaan pada raport F selalu rendah namun F masih mendudki peringkat 10 besar di
kelasnya.Ambisi sang ayah yang menuntut F untuk menjadi juara kelas selalu membuat nya
merasa tertekan. Setiapkali ingin mengikuti UTS maupun UAS, F selalu mengalami kontraksi
hebat dalam tubuhnya yang membuatnya terkadang jatuh sakit, muntah mual dan bahkan pusing
yang berlebihan. Ketika ia tidak memiliki nilai yang tinggi atau prestasinya menurun ayahnya
selalu marah padanya bahkan hasil ujiannya seringkali membuat ayah dan ibunya bertengkar.
Inilah yang mengakibatkan F menjadi siswa yang Pendiam dan bahkan emosinya yang tak
terkendali.

Solusi :

Pada kasus ini tampak F lebih mengalami depresi akibat banyaknya tuntutan dan ambisi
dari orang tua, hal ini tidak bisa dibiarkan secara terus – terusan karena hal ini bisa membuat F
menderita depresi hebat. Ini merupakan salah satu yang sering dialami anak remaja SMP.
Seharusnya orang tua merupakan pendorong dan penyokong terhebat untuk seorang anak, orang
tua F hendaknya lebih memahami si anak bahwa prestasi yang dimiliki sang anak tidak anya
sebatas nilai raport buktinya F memiliki posion di bidang Sains jadi orang tua F harusnya
senantiasa mendukunyya dan tetap memberikan semangat pada F agar senantiasa belajar tanpa
memberikannya tuntutan yang berlebihan. Selain orang tua guru BK disini juga berperan

Bimbingan Konseling | 12
penting, dalam situasi ini hendaknya guru BK sudah bisa melihat kema seharusnya bakat dan
minat sang anak diarahkan.

2.5.2. Contoh kasus siswa SMA

a. Kasus I
Seorang siswa SMA sering terlambat datang ke sekolah. Nilai rapor semester yang lalu
kebanyakan berada di bawah nilai rata-rata kelas. Dia sering berlaku kasar bila ditegur oleh
teman-temannya. Oleh sebab itu, kebanyakan teman-teman sekelasnya enggan bergaul dengan
M. Di samping kasar, dia juga sering mengucapkan kata-kata yang tidak senonoh dan
menyinggung perasaan orang lain. Dirumah, M adalah anak ketiga dari lima orang bersaudara.
Ayahnya sering tidak di rumah karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Demikian pula ibunya
sering bepergian. Segala urusan rumah tangga diserahkan pembantu.

Solusi :

Jika dilihat dari kasus ini siswa tersebut tidak tertarik untuk sekolah karena disebabkan
oleh permasalahan dari keluarganya, dimana kurangnya perhatian keluarga terhadap kehidupan
si anak. Permasalahan ini berdampak pada prilaku anak yang menyimpang dari aturan yang
berlaku. Seperti yang kita ketahui bahwasanya keluarga adalah orang pertama yang dekat dengan
kita, dimana kita bisa mendapatkan pengajaran dan bimbingan dari keluarga. Oleh karena itu
sudah seharusnya keluarga memberika perhatian yang penuh terhadap kehidupan anak. Supaya
nantinya hal yang menyimpang tidak terjadi pada si anak. Nah, selajutnya mengenai perkataan
kotor dan dijauhi teman, ini semua merupakan bentuk kelanjutan yang diakibatkan dari
permasalahan keluarga diatas. Dimana ini semua berpengaruh terhadap perkembangan hidup si
anak. Dalam hal ini selain peran keluarga diperlukan juga peran dari guru di sekolah, guru harus
merangkul anak ini agar tidak kembali melakukan tindakan yang menyimpang. Cara nya bisa
dengan memberikan pengertian dan nasehat supaya tidak bolos,tidak berkata kasar, dan rajin
belajar, dll. Dalam hal ini guru perlu mengawasi perkembangan anak dalam jangka waktu yang
lama, sehingga terlihat perubahan ke arah yang baik.

Bimbingan Konseling | 13
b. Kasus II
Seorang siswa SMA kelas III-IPS, laki-laki menunjukkan gejala jarang masuk sekolah,
sering melanggar tata tertib sekolah, dan prestasi belajarnya rendah. Siswa tersebut sering bolos,
terutama kalau akan menghadapi mata pelajaran matematika. Pada akhir tahun yang lalu yang
bersangkutan termasuk salah seorang siswa yang dipermasalahkan untuk kenaikan kelasnya.

Solusi :

Banyak faktor yang menyebabkan siswa bolos, salah satu penyebabnyaadalah karena
tidak suka terhadap materi yang di sampaikan terutama pelajaran yang banyak di takuti siswa
seperti pelajaran matematika, fisika, dan kimia. Dalam hal ini seorang guru harus mampu
bagaimana caranya mengkondisikan kelas dengan baik atau mengorganisir siswa supaya siswa
itu tertarik di dalam belajar dan tidak membolos, memang ini suatu hal yang sulit tetapi kita
harus terus mencoba. Guru tersebut mampu meluluhkan anak yang tadi nya suka bolos tidak
bolos lagi, bagaimana caranya? caranya adalah: guru itu di setiap pelajaranya selalu di berikan
perhatian kepada anak ini dengan cara di panggil namanya. Seperti akhmad tolong ambilkan saya
absensi hadir di Kantor, atau tolong kerjakan soal latihan ini, dll. Dengan begitu lama kelamaan
siswa tersebut akan tertarik untuk megikuti kegiatan pembelajaran , sehingga ia tidak akan
membolos lagi.

c. Kasus III

Seorang siswa SMA seringkali tidur kemalaman/begadang dimalam hari. Ia sadar bahwa
besoknya sekolah, tetapi dia tidak begitu menghiraukannya. Sehingga sering kali kedapatan ia
tertidur pada saat jam pelajaran sedang berlangsung.

Solusi :

Anak yang suka tidur biasanya di sebabkan oleh factor kebiasaan, apalagi kalau jam
terakhir dan suka begadang di malam hari, sehingga anak tidak konsentrasi di dalam belajar. Dan
biasanya guru jengkel melihat anak yang suka tidur dan seorang guru memberikan semacam
sanksi yaitu berupa berdiri di depan kelas , teguran, dll. Bagi seorang guru apabila ada anak yang
tidur terutama pada saat jam jam terakhir maka seorang guru harus bisa membangunkan anak
dengan cara yang jitu yaitu pintar membuat suasana jadi ceria yaitu dengan cara guru harus

Bimbingan Konseling | 14
pandai membuat gurauan yang bisa membuat anak itu jadi tertawa. Selain itu berikan nasehat
untuk mengurangi begadang dimalam hari, karena pada dasarnya hal tersebut tidak lah baik buat
kesehatan serta akan berpengaruh terhadap aktivitas kita sehari-hari.

Bimbingan Konseling | 15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam kehidupan, manusia sering kali dihadapkan oleh masalah. Berbagai macam masalah
hadir tanpa diundang ke kehidupan kita. Masalah sering kali dikaitkan dengan kesialan dan juga
bencana. Padahal, jika dikaji lebih mendalam lagi mengenai hakekat dasar dari masalah, masalah
sebenarnya tidak melulu menghasilkan dampak negatif. Terkadang masalah hadir sebagai bentuk
peluang untuk memperbaiki berbagai kelemahan yang ada dalam diri sendiri.
Terdapat 4 jenis masalah,yaitu:
1. Masalah akademik
2. Masalah sosial pribadi
3. Masalah karier
4. Masalah keluarga

Selain itu juga ada berbagai factor yang bisa memicu terjadinya masalah pada usia siswa
SMP dan SMA diantaranya factor Biologis, Faktor Sosiaologis, Faktor Psikologis, Faktor
Religiusitas da pola pikir. Factor inilah yang menjadi penyebab munculnya beberapa masalah
pada siswa SMP dan SMA.
Masalah-masalah ini yang nantinya harus segera ditangani,dimana dalam penanganan ini
tidak hanya guru BK tetpi orang tua juga mengambil peran penting terhadap masalah sang anak.

Bimbingan Konseling | 16
DAFTAR PUSTAKA

No Name. 2012. “Masalah yang sering dialami di alami siswa

”.http://newandryrotinsulu.blogspot.com/2012/01/masalah-yang-sering-di-alami-siswa.html. 6

September 2019 pukul 21:27 WIB.

No name. 2015. “Masalah-masalah Siswa di Sekolah”

http://suroyyalailatunnajjah.blogspot.com/2015/03/masalah-masalah-siswa-di-sekolah-serta.html.

6 September 2019 pukul 20:02 WIB.

Hiryanto. Tanpa Tahun. Diagnostik Kesulitan Belajar. Tanpa Kota: Education

Phsychology

Rusmana, Nandang. 2010. Diagnostik dan Pembelajaran Remedial. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia

Sugiyanto. Tanpa Tahun. Diagnostik Kesulitan Belajar. Yogyakarta: Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Hikmawati, Fenti.2002. Bimbingan Konseling. Jakarta: Kharisma Utama Offset

Prayitno. 1999. Dasar-dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Bimbingan Konseling | 17

Anda mungkin juga menyukai