Mengapresiasi Karya Sastra Melalui Teks Ulasan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Mengapresiasi Karya Sastra Melalui Teks Ulasan

Mengulas: Kumpulan Cerita Timun Mas dan Roro Jonggrang (Jaka Poleng)
Karya: Puput Mugiati

Nama: I Nyoman Ramacita Surya Krisnha


Kelas: VIII J
No: 28

SMPN 12 Denpasar
Tahun Ajaran 2019/2020
Kata Pengantar

Om Swastyastu,
Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya saya
dapat menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia “Mengapresiasi Karya sastra Melalui Teks Ulasan”
ini dengan baik. Saya juga berterima kasih kepada ibu guru yang telah membimbing dan
membantu saya jika mengalami kesulitan dalam pembuatan tugas dan sudah memberikan kritik
dan saran kepada saya selama proses pembuatan tugas ini.
Dan kepada semua pihak yang telah memberikan kritik dan sarannya terhadap tugas saya,
saya ucapkan terima kasih. Sebenarnya tugas ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan
saran yang membangun sangat bermanfaat bagi kebaikan dan perbaikan tugas saya berikutnya.
Om Santih Santih Santih Om.

I
Daftar Isi

Kata Pengantar………………………………………………………………………………….. I
Daftar Isi………………………………………………………………………………………... II
Latar Belakang………………………………………………………………………………….. III
Identitas…………………………………………………………………………......................... 1
Sinopsis…………………………………………………………………………………………. 1
Analisis…………………………………………………………………………………………. 2
- Bahasa……………………………………………………………………………………..2
- Alur……………………………………………………………………………………….. 2
- Cover………………………………………………………………………………………3
Evaluasi………………………………………………………………………………………… 3
-Kelebihan…………………………………………………………………………………..3
-Kekurangan……………………………………………………………………………….. 3
Kesimpulan………………………………………………………………………………........... 4
-Saran………………………………………………………………………………………. 4
-Masukan………………………………………………………………………………....... 4

II
Latar Belakang

Teks ulasan atau yang sering disebut dengan resensi merupakan teks yang berisi
penjelasan, penilaian, komentar atau tanggapan terhadap suatu karya (buku, drama, film).
Manfaat dari teks ulasan, diantaranya memberikan pendapat tentan kelebihan dan kelemahan
karya yang diulas, memberikan informasi yang komperhensif atau gambaran secara garis besar
mengenai suatu karya, mengetahui perbandingan karya tersebut dengan karya yang sejenisnya,.
Adapun fungsi teks ulasan, yaitu sebagai bentuk media pengenalan, bentuk bukti dan
perhatian terhadap karya yang patut diakui dan perlu dilihat, dan bentuk penilaian terhadap suatu
karya yang diulas.Mengingat pentingnya tujuan dan fungsi teks ulasan, maka dari itu saya
membuat tugas Bahasa Indonesia “Mengapresiasi Karya Sastra Melalui Teks Ulasan” ini untuk
memberikan informasi yang komperhensif atau gambaran secara garis besar mengenai buku
“Kumpulan Cerita Timun Mas dan Roro Jonggrang (Jaka Poleng)”, pengarang “Puput Mugiati”
yang akan saya ulas kali ini.

III
Identitas

Judul buku: Kisah Legenda Timun Mas dan Roro Jonggrang (Jaka Poleng)
Pengarang: Puput Mugiati
Penerbit: Karya Gemilang Utama
Tebal halaman: 128

Sinopsis

Gunung Slamet yang perkasa masih terlihat malu-malu membiru, diburu kelabu biru-biru
kabut, dikejar kuning kemuning senja dibalik punggungnya. Rerumputan, kau jati, bunga, dan
dedaunan masih menggigil kedinginan, kaki-kakinya basah. Berembun. Tes… tes… tes menetess
air dari semalam sampai sepertiganya masih berwujud asap-asap purba mengembara dari gunung
kini menetes dari daun yang paling atas, jatuh kedaun yang paling bawah, dan tergelincirlah ia
jatuh membenam ke tanah sesuai sunah-Nya.
Kocap kacarita, disebuah halaman belakang kabupaten Brebes Bi Ojah sedang sibuk
menggaruk-garuk tanah dengan sapu lidinya. Seorang pemuda berlari tersaruk-saruk oleh
sarungnya masuk dari pintu belakang. Dialah Laksito seorang anak Pangon (Anak gembala
bayaran: Ind) yang pekerjaannya merawat Kyai Genta kuda kesayangannya Sinuwunya Gusti
Kanjeng Bupati.
Setelah kandang dan kudanya dibersihkan, ia pergi untuk mencari rumput hijau makanan
pokok Kyai Genta kuda rawatannya. Sampailah ia di kaki bukit wanasari yang rumputnya hijau
dan lebat, lalu ia menyabit semua rumput gajah dan rumput liar disana, satu keranjang penuh dan
Laksitopun merasa lelah yang berubah menjadi rasa kantuk. Saat mata Laksito mulai sayup-
menyayup hampir tenggelam dalam tidurnya, ia melihat Ula Poleng (Ular belang: Ind) besar
bermahkota emas dikepalanya melintas didepannya. Iapun mengikuti ular tersebut, saat ular
tersebut berhenti di semak rimbun ia termenung sampai tidak sadar bahwa ular tersebut sudah
meniggalkan tempat tersebut. Laksito lalu sadar dan menyadari ular tersebut telah pergi dari
tempat itu. Ular itu meninggalkan kulit yang kemudian diambil oleh Lasito. Setelah
menyelesaikan pekerjaannnya, Laksitopun pulang ke pendopo Kabupaten Brebes.
Laksito lalu meletakkan rumput tersebut disebuah gubug kecil tempat penyimpanan pakan
kuda lalu menemui Bi Ojah. Laksito lalu menyapa Bi Ojah tetapi Bi Ojah malah ketakutan
karena wujud Laksito yang tidak terlihat. Gusti Bupati lalu datang dan menenangkan Bi Ojah dan

IV
mencoba berkomunikasi dengan Laksito yang tidak terlihat. Setelah mendengar cerita Laksito,
Gusti Bupati lalu memintanya untuk meletakkan kulit ulat tersebut diatas meja dan ajaibnya
wujud Laksito dapat terlihat kembali. Gusti Bupati yang mengetahui kekuatan kulit ular tersebut
sangat ingin memilikinya, tetapi Laksito menolak dan menelan kulit ular tersebut sehingga
wujudnya tidak terlihat kembali. Gusti Bupati meyesali perbuatannya dan meminta Laksito

memaafkan kesalahannya dan tetap menjadi abdinya untuk menjaga rakyat Kabupaten Brebes.
Dan karena ia masih perjaka dan menelan sisik ula poleng maka namanya diganti oleh Gusti
Bupati menjadi Jaka Poleng.

Analisis
Bahasa
Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia
lainnya menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan. Bahasa berfungsi sebagai alat
berinteraksi dengan manusia, sebagai alat untuk berfikir, sebagai alat menyalurkan arti
kepercayaan di masyarakat, dan sebagai metode pembelajaran pada lingkup bahasa itu sendiri.
Dan dalam buku ini bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia dan juga terdapat
beberapa bagian dimana penulis menggunakan Bahasa Jawa akan tetapi penulis juga
mencantumkan arti kalimat tersebut dalam Bahasa Indonesia seperti “Dialah Laksito seorang
anak Pangon (Anak gembala bayaran: Ind) yang pekerjaannya merawat Kyai Genta kuda
kesayangannya Sinuwunya Gusti Kanjeng Bupati”. Di cerita ini juga penulis menggunakan
majas personifikasi, yaitu majas atau gaya bahasa yang ungkapannya seakan menggantikan
fungsi benda mati yang dapat bersikap seperti manusia. Contoh penggunaan majas personifikasi
pada buku ini terdapat pada kalimat “Gunung Slamet yang perkasa masih terlihat malu-malu
membiru, diburu kelabu biru-biru kabut, dikejar kuning kemuning senja dibalik punggungnya.
Rerumputan, kau jati, bunga, dan dedaunan masih menggigil kedinginan, kaki-kakinya basah.”.

Alur
Alur adalah struktur rangkaian dari kejadian-kejadian didalam sebuah cerita yang disusun
secara kronologis. Alur berfungsi untuk memberikan pemahaman kepada pembaca bagaimana
suatu peristiwa dapat berkaitan dengan peristiwa lainnya. Selain itu alur cerita juga dapat
mengungkapkan mengapa dan bagaimana suatu peristiwa atau konflik dapat terjadi, juga
kemudian mengungkapkan akibat dari peristiwa yang terjadi. Oleh karena itu sebuah cerita yang
baik harus memiliki alur yang jelas agar apa yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami oleh
pembaca. Dalam buku ini, penulis menggunakan alur maju. Alur maju merupakan alur yang
teratur dan tahapannya sesuai dengan perjalanan waktu, yaitu berawal dari masalah lampau dan
menuju masa sekarang.

V
Cover
Cover buku adalah halaman paling depan dari sebuah buku yang memuat judul, nama
pengarang, penerbit, gambar ilustrasi, tahun penerbitan buku. Cover digunakan untuk membuat
kemasan buku tersebut terlihat menarik, sehingga buku tersebut memiliki nilai jual yang tinggi.
Cover pada buku ini terlihat menarik dengan gambar yang bagus dan berwarna. Tetapi penerbit
tidak mencantumkan tahun penerbitan buku yang seharusnya ada di cover buku.

Evaluasi
Kelebihan
Di setiap karya satra pastinya memiliki kelebihannya masing-masing, begitu juga dengan
buku ini. Buku ini dapat menceritakan cerita rakyat Jawa Tengah dengan baik, khususnya cerita
rakyat Jaka Poleng. Penulisan judul dengan gaya tulisan dan warna yang beragam membuat buku
ini memiliki daya tarik tersendiri. Di buku ini, terdapat bagian dimana penulis menggunakan
bahas daerah (khususnya pada cerita Jaka Poleng) tetapi penulis juga mencantumkan arti kata
tersebut dalam Bahasa Indonesia, contohnya pada bagian “Saat mata Laksito mulai sayup-
menyayup hampir tenggelam dalam tidurnya, ia melihat Ula Poleng (Ular belang: Ind) besar
bermahkota emas dikepalanya melintas didepannya.”. Alur yang disajikan merupakan alur maju
yang mudah dimengerti dan sangat menarik untuk dibaca. Buku ini juga dilengkapi dengan
gambar ilustrasi yang bagus dan juga berwarna yang menarik sehimgga memudahkan pembaca
dalam memahami isi cerita. Kertas yang digunakan untuk menyajikan cerita di dalam buku ini
juga berwarna sehingga terlihat menarik.

Kekurangan
Selain kelebihan, terdapat juga beberapa kekurangan dalam buku ini. Seperti, di beberapa
bagian di buku ini (khususnya pada cerita Jaka Poleng) tedapat penggunaan majas personifikasi
yang belum tentu dimengerti oleh semua orang, contohnya pada bagian “Gunung Slamet yang
perkasa masih terlihat malu-malu membiru, diburu kelabu biru-biru kabut, dikejar kuning
kemuning senja dibalik punggungnya. Rerumputan, kau jati, bunga, dan dedaunan masih
menggigil kedinginan, kaki-kakinya basah.” Sehingga buku ini tidak cocok untuk semua umur,
khususnya anak dibawah usia 12 tahun. Pada cerita Jaka Poleng tidak dilengkapi dengan gambar
ilustrasi padahal di setiap cerita terdapat gambar ilustrasi masing-masing. Di buku ini juga
tedapat kekurangan di bagian cover dan identitas buku berupa tidak adanya tahun penerbitan
buku.

VI
Kesimpulan
Saran
Saran saya untuk buku ini adalah sebaiknya identitas pada buku ini diperlengkap agar
pembaca dapat lebih memiliki informasi tentang identitas buku. Untuk cerita Jaka Poleng
sebaiknya dibuatkan gambar ilustrasi agar memudahkan pembaca dalam memahami isi cerita dan
penggunaan bahasa daerah dan majas dikurangi agar pembaca dapat lebih mengerti isi cerita
dengan baik.

Masukan
Masukan saya untuk buku ini adalah identitas buku diperlengkap dengan menambahkan
tahun penerbitan buku. Penambahan gambar ilustrasi pada cerita Jaka Poleng. Dan kurangi
penggunaan bahasa daerah dan majas dikurangi agar pembaca lebih mengerti tentang isi cerita.

VII

Anda mungkin juga menyukai