Lembar kerja EBM ini membahas faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kegagalan persalinan menggunakan vakum yang berkaitan dengan morbiditas maternal dan neonatal. Faktor-faktor tersebut antara lain berat janin, tidak adanya analgesia selama persalinan, posisi occipitoposterio janin, dan malposisi janin. Studi menemukan bahwa risiko kegagalan vakum lebih tinggi pada berat janin besar, tanpa analgesia, posisi occip
100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
372 tayangan9 halaman
Lembar kerja EBM ini membahas faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kegagalan persalinan menggunakan vakum yang berkaitan dengan morbiditas maternal dan neonatal. Faktor-faktor tersebut antara lain berat janin, tidak adanya analgesia selama persalinan, posisi occipitoposterio janin, dan malposisi janin. Studi menemukan bahwa risiko kegagalan vakum lebih tinggi pada berat janin besar, tanpa analgesia, posisi occip
Lembar kerja EBM ini membahas faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kegagalan persalinan menggunakan vakum yang berkaitan dengan morbiditas maternal dan neonatal. Faktor-faktor tersebut antara lain berat janin, tidak adanya analgesia selama persalinan, posisi occipitoposterio janin, dan malposisi janin. Studi menemukan bahwa risiko kegagalan vakum lebih tinggi pada berat janin besar, tanpa analgesia, posisi occip
Lembar kerja EBM ini membahas faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kegagalan persalinan menggunakan vakum yang berkaitan dengan morbiditas maternal dan neonatal. Faktor-faktor tersebut antara lain berat janin, tidak adanya analgesia selama persalinan, posisi occipitoposterio janin, dan malposisi janin. Studi menemukan bahwa risiko kegagalan vakum lebih tinggi pada berat janin besar, tanpa analgesia, posisi occip
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9
JURNAL REFLEKSI KRITIS
A. Harapan akan Proses Pembelajaran Klinik
Kenapa saya mempelajari materi ini ?
1. Untuk mengidentifikasi dan mengoreksi terhadap aktivitas atau tindakan kebidanan yang pernah dilakukan. 2. Untuk perbaikan dan pengembangan terhadap kompetensi kebidanan yang akan di lakukan. 3. Mencegah kesalahan berulang atau duplikasi terhadap tindakan kebidanan yang dirasa tidak benar. 4. Menjadikan asuhan kebidanan yang dilakukan akan menjadi lebih efisien, efektif, dan mencegah ‘Human error’. Apa yang saya siapkan dalam mempelajari topik ini? Dalam mempelajari topik ini yang saya siapkan adalah jurnal mengenai topik yang akan saya bahas berkaitan dengan keadaan klien. Langkah-langkanya sebagai berikut : 1. Penerapan evidence based medicine-practice dimulai dari pasien, masalah klinis atau pertanyaan yang timbul terkait perawatan yang diberikan pada klien 2. Merumuskan pertanyaan klinis (rumusan masalah) yang mungkin, termasuk pertanyaan kritis dari kasus/ masalah ke dalam kategori, misal: desain studi dan tingkatan evidence 3. Melacak/ mencari sumber bukti terbaik yang tersedia secara sistematis untuk menjawab pertanyaan 4. Penilaian kritis (critical appraisal) akan bukti ilmiah yang telah didapat untuk validitas internal/ kebenaran bukti, (meliputi: kesalahan sistematis sebagai akibat dari bias seleksi, bias informasi dan faktor perancu; aspek kuantitatif dari diagnosis dan pengobatan; ukuran efek dan aspek presisi; hasil klinis; validitas eksternal atau generalisasi), dan kegunaan dalam praktrk klinis. 5. Penerapan hasil dalam praktek pada klien, dengan membuat keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan hasil studi tersebut, dan atau mengintegrasikan bukti tersebut dengan pengalaman klinis dan faktor pasien/ klien dalam menentukan keputusan tersebut. 6. Evaluasi kinerja, yaitu melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan pada klien. Apa yang saya harapkan dalam mempelajari topik ini ? Semoga dengan mempelajari topik ini yang saya harapkan adalah dengan terapi tersebut applicable (dapat diterapkan) dalam praktik sehari-hari kepada klien kita. Apa yang perlu saya perhatikan dalam mempelajari topik ini ? Bagaimana perencanaannya ? Yang perlu diperhatikan yaitu : a. Apakah hasil penelitian ini penting Importance (Penting): penting tidaknya isu atu pokok-pokok pikiran yang dikemukakan b. Apakah hasil penelitian ini Relevance (Keterkaitan): dari pernyataan yang dikemukakan. c. Apakah hasil penelitian ini Novelty (Kebaruan): kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau infomasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide orang lain. d. Apakah hasil penelitian ini Outside Material: menggunakan pengalamanya sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya dari perkuliahan e. Apakah hasil penelitian ini Ambigu Clarified: mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidak jelasan f. Apakah hasil penelitian ini Thingking Ideas: senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta mencari data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan g. Apakah hasil penelitian ini Justification (Bukti): memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau kesimpulan yang diambilnya. Termasuk didalamnya senantiasa memberikan penjelasan mengenai keuntungan dan kerungian dari suatu situasi atau solusi h. Apakah hasil penelitian ini valid dan evidence based dari penelitian tersebut. i. Apakah dapat diterapkan dalam praktik sehari-hari. Perencanaannya : Untuk menggunakan hasil penelitian/ bukti sebagai referensi dalam memberikan perawatan pada klien, diperlukan suatu tinjauan sistematis/ review sistematis (evidence review/ systematic review) dari hasil penelitian-penelitian serupa. Tinjauan sistematis ini dapat kita lakukan sendiri atau menggunakan tinjauan sistematis yang sudah disusun dan dipublikasikan oleh seorang penulis (peneliti, akademisi, praktisi) yang ahli dibidangnya untuk memberikan rencana terperinci dan berulang tentang pencarian literatur dan evaluasi dari bukti-bukti tersebut. Setelah semua bukti terbaik dinilai, pengobatan/ perawatan dikategorikan sebagai: 1. mungkin bermanfaat, 2. mungkin berbahaya, atau 3. bukti tidak mendukung salah satu manfaat atau bahaya. Lalu menjawab semua pertanyaan kritisi menggunakan lembar evidence based practice dan menghitung nilai NNT bagi pasien kita. B. Refleksi Kritis dari Materi yang Dipelajari
Sebutkan capaian pembelajaran yang tertera pada panduan:
Memberikan asuhan atau terapi sesuai dengan Evidence Based Practice pada asuhan kegawatdaruratan maternal dan neonatal Bagi saya, satu hal yang paling penting dalam capaian pembelajaran tersebut adalah: Melakukan telaah kritis bukanlah suatu proses mencari-cari kesalahan tetapi untuk mencari nilai informasi yang penting bagi kita. Selain itu kita terbiasa untuk selalu menggunakan fikiran berdasarkan pengalaman dan fakta yang pernah dilakukan, khususnya aktifitas dalam memberikan asuhan kebidanan kepada pasien. Dalam refleksi praktis temukan adanya alas an ilmiah atau rasionalisasi berdasarkan bukti dan logika terhadap kesenjangan fakta pengalaman yang pernah di lakukan. Dalam refleksi praktis, seorang bidan akan melakukan pemecahan masalah kesenjangan yang dihadapi berdasarkan penyebab yang mempunyai implikasi praktis terhadap perbaikan untuk masa yang akan datang. Saya mengidentifikasi sumber informasi menarik dalam topik pembelajaran ini adalah: Selain hasil penelitian utama, ada hal lain yang menarik yaitu : 1. Referensi yang dicantumkan 2. Ide yang menarik Capaian pembelajaran yang paling saya butuhkan untuk terus saya kerjakan adalah : 1. Adakah yang baru dari hasil penelitian ini?. 2. Apa kepentingannya bagi dunia kesehatan?. 3. Relevan kah dengan tempat kerja?. Saya akan mengembangkan pembelajaran saya di bidang ini melalui : Praktik klinik lapangan Selama pembelajaran klinik, masalah-masalah yang menghalangi proses pembelajaran saya adalah: 1. Evidence based medicine-practice menghasilkan penelitian kuantitatif, terutama dari desain Randomized Controlled Trial (RCT). Dengan demikian, hasilnya mungkin tidak relevan untuk semua situasi perawatan. 2. Penelitian dengan desain RCT mahal, maka prioritas diberikan pada topic penelitian yang dipengaruhi oleh kepentingan para “sponsor”. 3. Ada jeda antara saat RCT dilakukan dengan ketika hasilnya dipublikasikan, dan ada jeda antara saat hasilnya dipublikasikan dengan saat hasilnya diterapkan dengan benar. 4. Penelitian dengan rancangan RCT membatasi generalisasi, karena penelitian tidak dilakukan pada semua populasi. 5. Tidak semua bukti dari penelitian dengan rancangan RCT dapat diakses dengan mudah, sehingga efektivitas pengobatan yang dilaporkan mungkin berbeda dari yang dicapai dalam praktek klinis rutin. Hasil studi/ penelitan yang diterbitkan mungkin tidak mewakili semua studi yang diselesaikan pada topik tertentu (diterbitkan dan tidak diterbitkan) atau mungkin tidak dapat diandalkan karena kondisi studi yang berbeda dan bervariasi. Masalah-masalah yang saya temui selama proses pembelajaran klinik pada topik ini adalah, dan Saya berencana untuk membahasnya melalui: Penelitian umumnya cenderung berfokus pada populasi, namun tiap-tiap individu dalam populasi dapat bervariasi secara substansial dari norma-norma yang umum terjadi dalam suatu populasi. Dapat disimpulkan bahwa evidence based medicine- practice berlaku untuk kelompok orang (populasi). Namun hal tersebut tidak menghalangi pemberi layanan dari menggunakan pengalaman pribadi mereka dalam memutuskan bagaimana menyelesaikan setiap masalah. Salah satu sumber menyarankan bahwa: “pengetahuan yang diperoleh dari penelitian klinis tidak langsung menjawab pertanyaan klinis, apa yang terbaik bagi klien”, dan menunjukkan bahwa evidence based medicine-practice tidak harus menyimpang dari nilai pengalaman klinis. Sumber lainnya menyatakan bahwa “evidence based medicine-practice berarti mengintegrasikan keahlian klinis individu dengan bukti klinis terbaik yang tersedia (diakses secara terbuka/ umum) dari penelitian yang sistematis”. Penerapan evidence based medicine-practice dalam pelayanan kebidanan (evidence based midwifery) khususnya dalam asuhan kegawatdaruratan maternal dan neonatal
LEMBAR KERJA EBM (EDVIDENCE BASED MEDICINE)
Judul penelitian: Factors contributing to failure of vacuum delivery and
associated 1. ASK: Merumuskan Pertanyaan Klinis (PICO / PICOT) Pasien Apa saja faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kegagalan persalinan menggunakan vakum yang berkaitan dengan maternal dan morbiditas neonatal pada persalinan kala II tak maju? 1. Taksiran berat janin 2. Tidak adanya analgesia sistemik atau regional selama persalinan 3. Posisi occipitoposterio 4. Malposisi janin 5. tidak dilakukan episiotomi Intervensi Apakah intervensi yang dilakukan untuk persalinan kala II tak maju? 1. Vakum Ekstraksi Comparison Alternatif intervensi lain yang bisa digunakan untuk membantu persalinan kala I tak maju : Induksi persalinan
Outcome Apakah efek/dampak yang perlu di evaluasi:
Vakum gagal ? mortalitas janin Vakum berhasil ? bayi asfiksia, chepal hematoma Komplikasi post vakum ? robekan atau rupture perineum, perdarahan
2. AQUIRE: CARI BUKTI UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN
a) Vakum Ekstraksi: Factors contributing to failure of vacuum delivery and associated. Oleh: ikolia Z. Wanyonyi Bob Achila and Naomi Gudu
(ARTIKEL DI LAMPIRKAN DI FILE TERSENDIRI)
3. APPRAISE: TELAAH KRITIS ARTIKEL ILMIAH (VIA):
a) Validity (apakah temuan benar?) benar, dibuktikan dengan jurnal penelitian yang telah terlampir yang telah dipublikasi. b) Importance (apakah temuan penting (signifikansi statistik dan signifikansi klinis?) Penting, karena dapat dijadikan bahan masukan oleh tenaga kesehatan pada hasil penelitian dalam jurnal menunjukan bahwa kegagalanpersalinan menggunakan vakum ekstraksi adalah keadaan janin yaitu malposisi janin, selain itu faktor lain yang dapat menjadi pemicu kegagalan vakum yaitu faktor peralatan, perbedaan dalam populasi pasien, dan atau perbedaan dalam pelatihan danpengalaman tenaga kesehatan yang kurang. c) Applicability (apakah temuan bisa diterapkan pada pasien saya?) Bisa, karena : - Vakum ekstraksi, teknik penerapannya adalah dengan menggunakan pene
Telaah artikel yang didapatkan dengan menjawab pertanyaan di
bawah ini: 1. Why was the study done? a) Siapa populasi penelitain di artikel tersebut? Jawab: Ibu bersalin kala II b) Apa intervensinya? Jawab: - Vakum Ekstraksi Indikasi utama untuk persalinan menggunakan vakum yaitu ibu kelelahan, taksiran berat janin kurang dari 4000gram, sudah dilakukan episiotomi, dan tenaga kesehatan sudah terlatih yaitu dilakukan oleh SpOG, dan peralatan yang memadai. c) Apa hasilnya? Jawab: - Vakum ekstraksi berhasil dilakukan, terdapat ruptur perineum derajat II, adanya mobiditas janin yaitu chepal hematoma, dan bayi mengalami asfiksia neonatorum.
2. What type of study was done?
Apa desain penelitian sesuai dengan pertanyaan yang diajukan di artikel tersebut? Jawab: - Vakum Ekstraksi, Metode dalam penelitian ini menggunakan Retrospective case control study. Terdapat 31 kasus gagal dibandingkan dengan 124 kontrol di mana ekstraksi berhasil. Faktor yang sangat berkontribusi terhadap kegagalan vakum ekstraksi adalah malposisi janin.
3. What was done to address bias?
a) Apakah subjek dipilih secara acak? Jawab: dalam jurnal tidak dijelaskan b) Apakah subjek, petugas kesehatan, dan staf penelitian ‘blind' untuk alokasi intervensi? Jawab: dalam jurnal tidak dijelaskan c) Apakah semua subjek dicatat dengan benar pada kesimpulannya? Carilah tabel follow up dan apakah subjek dianalisis dalam kelompok random. Jawab: tidak terdapat tabel follow up
4. What are the results and are the results valid?
a) Apakah ukuran hasil relevan? Jawab: Ya, Indikasi utama untuk pengiriman vakum yang kelelahan ibu (39%) dan bradikardi janin (32%). Penggunaan persalinan menggunakan vakum karena kondisi ibu seperti penyakit jantung dan hipertensi krisis yang parah jarang (1%). b) Seberapa besar efek pengobatannya? Jawab: Terdapat 124 kasus persalinan menggunakan persalinan vakum ekstraksi yang berhasil, dan hanya terdapat 31 kasus gagal. c) Cari batas keyakinan dan nilai p. Jawab: dalam jurnal tidak ada nilai p namun dijelaskan bahwa kegagalan pengiriman vakum (odds ratio 12,7, 95% confidence Interval 1,5 - 14,8).
5. What conclusions can you make?
a) Apakah hasilnya dapat digeneralisasikan, dapatkah hasilnya diterapkan pada pasien saya? Jawab: Pada intervensi vakum ekstraksi, dapat diterapkan pada pasien, karena indikasi dilakukannyaintervensi tersebut menurut jurnal adalah ibu kelelahan dan tingkat keberhasilannya sangat tinggi atau berhasil jika janin tidak malposisi. b) Apakah hasilnya relevan dengan pasien/protokol/ sistem kesehatan? Jawab: Pada intervensi vakum ekstraksi seluruhnya tidak bertentangan dengan standart prosedural rumah sakit karena telah dilakukan oleh tenaga profesional yang terampil yaitu SpOG dan peralatan yang memadai 4. APPLY Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan menyesuaikan pasien dengan artikel ilmiah tersebut diatas: 1 Apakah pasien penelitian serupa dengan populasi yang dipilih? apakah hasilnya berlaku untuk pasien saya? Serupa, karena sebagian besar ibu bersalin primigravida yang sudah dipimpin persalinan lebih dari dua jam dan bayi belum juga lahir, sehingga ibu tampak kelelahan. 2 Apakah penting mempertimbangkan hasil secara klinis dan apakah hasilnya secara klinis penting? Penting, karena hasil secara klinis artinya hasil sudah dilakukan kritisi pada penelitian-penelitian sebelumnya karena menggunakan metode retrospective. 3 Apakah manfaat perawatan yang memungkinkan sebanding dengan potensi bahaya dan biaya? Sebanding, karena intervensi membutuhkan biaya dan cukup mahal dan harus dilakukan oleh tenaga yang terampil, dikarenakan dapat menimbulkan risiko atau bahaya yang akan terjadi apabila tidak dilakukan oleh tenaga yang profesional seperti terjadinya komplikasi kegawatdaruratan maternal maupun neonatal. 4 Apakah praktik ini dapat diimplementasikan dalam seting layanan kesehatan ini? Bisa, karena alat ini pasti terdapat pada pelayanan kesehatan rujukan tipe B memiliki tenaga terampil dan profesional seperti SpOG. 5 Apa value/nilai dan pilihan pasien saya? Pasien diberikan intervensi sesuai keadaan kemajuan persalinan dan keadaan janin. 6 Bagaimana saya bisa membantu pasien saya membuat keputusan? Pertama saya memberitahu hasil pemeriksaan dan memotivasi ibu bahwa keadaan ibu dan janin dalam keadaan darurat maka perlu dilakukan tindakan yaitu vakum ekstraksi, kemudian saya menjelaskan beberapa faktor risiko atau kompliksi dari vakum ekstraksi yang telah saya telaah dengan jurnal, kemudian memberikan kesempatan pasien untuk segera memberikan keputusan.
5. AUDIT/EVALUATE DIRI TERHADAP PENERAPAN EBM
Menjawab pertanyaan seperti berikut: 1. Apakah saya menanyakan pertanyaan yang bisa diformulasikan dengan baik? Iya, karena melalui proses berpikir EBM saya dapat merumuskan pertanyaan sesuai keadaan situasional yang terjadi. 2. Apakah saya menjadi lebih efisien dalam mencari bukti terbaik? Iya, karena dengan proses mencari bukti terbaik, saya mengalami proses berfikir analisis terhadap suatu hal. 3. Apakah saya secara kritis menilai bukti keabsahan dan kegunaannya? Melalui telaah PICO lebih mudah untuk melakukan telaah jurnal yang efektif. 4. Apakah saya mengintegrasikan penilaian kritis ke dalam praktik saya? Hal ini sudah diaplikasikan ketika sedang praktik klinik, karena intervensi dilakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang sudah terampil yaitu oleh SpOG 5. Apakah yang telah saya pelajari telah diterjemahkan ke dalam praktik klinis yang lebih baik? bisa karena sudah diaplikasikan dalam pelayanan asuhan kebidanan patologis pada kala II tak maju.