(Dokumen) Laporan Keuangan Pokok Ppu

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 52

DOKUMEN

LAPORAN KEUANGAN POKOK


PUSKESMAS BABULU
i

KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA 2019 DOKUMEN PRA-BLUD


KATA PENGANTAR
Sebagaimana diamanatkan dalam Permendagri 64/2013 tentang
Implementasi Standar Akuntansi Berbasis Akrual di Pemerintah Daerah bahwa
semua SKPD sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara
lain menyusun dan menyampaikanlaporan keuangan pada satuan perangkat
daerah (OPD) yang dipimpinnya.

UPT Puskesmas Babulu adalah salah satu entitas pelapoan di


bawah Dinas Kesehatan Kabupatan Penajam Paser Utara yang
berkewajiban menyelenggarakan pelaporan pertanggung jawaban atas
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja D a e r a h . Salah satu
pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Penyusunan Laporan Keuangan UPT Puskesmas Babulu mengacu


pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan dan Permendagri 64 tahun 2013 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Berbasis Akrual pada Pemerintah daerah
serta Permendagri 79 tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah
ditambah dengan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam
Pemerintahan daerah. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan
dengan basis kas dan akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi
keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel.

Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang


berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk
meningkatkan akuntabilitas atau pertanggungjawaban serta transparansi
pengelolaan keuangan Daerah pada UPT Puskesmas Babulu di Kabupaten
Penajam Paser Utara Kalimantan Timur. Disamping itu, laporan keuangan ini
juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen di Dinas
Kesehatan dan Pemerintah Daerah dalam pengambilan keputusan dalam
usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance)

Babulu, April 2019


Kepala UPT Puskesmas Babulu,

Rajudin, SKM
NIP 197312051993031001

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
PERNYATAANTANGGUNGJAWAB..................................................................................iv
BAB I.............................................................................................................................. - 1 -
LAPORAN KEUANGAN POKOK PUSKESMAS............................................................- 1 -
A. RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN................................................................- 1 -
B. LAPORAN REALISASI ANGGARAN...................................................................- 8 -
C. NERACA............................................................................................................. - 9 -
D. LAPORAN OPERASIONAL...............................................................................- 10 -
E. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS..................................................................- 11 -
BAB II........................................................................................................................... - 12 -
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN...................................................................- 12 -
A. PENJELASAN UMUM.........................................................................................- 12 -
A. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN.............- 21 -
C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA........................................................- 31 -
D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL...........................- 42 -
E. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS...............- 47 -
F. PENGUNGKAPAN-PENGUNGKAPAN LAINNYA.............................................- 48 -
BAB III............................................................................................................................ - 1 -
PENUTUP...................................................................................................................... - 1 -

iii
PEMERINTAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA
DINAS KESEHATAN
UPT.PUSKESMAS BABULU
Jl. Propinsi Km.48BabuludaratTelp. ( 0543 ) 5232453E-mail: [email protected]

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

Laporan Keuangan UPT Puskesmas Babulu yang terdiridari: Laporan Realisasi


Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2017 dan 2018 sebagaimana
terlampir,adalah merupakan tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian
intern yang memadai,dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan
anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan yang berlaku.

Babulu, April 2019


Kepala UPT Puskesmas Babulu

Rajudin, SKM
NIP 197312051993031001

iv
BAB I

LAPORAN KEUANGAN POKOK PUSKESMAS

A. RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan UPT Puskesmas Babulu Tahun 2017 dan 2018 ini telah
disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-
kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan
Keuangan ini meliputi:
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan realisasi pendapatan, belanja, dan
pembiayaan selama suatu periode. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
mengungkapkan kegiatan keuangan Puskesmas yang menunjukkan ketaatan
terhadap APBD dengan menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan
sumber daya ekonomi yang dikelola oleh Puskesmas dalam satu periode
pelaporan. LRA menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan
realisasinya dalam satu periode pelaporan.

LRA menyajikan sekurang-kurangnya unsur-unsur sebagai berikut:

a. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Puskesmas yang
menambah saldo kas Puskesmas dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak Puskesmas, termasuk yang perlu dibayar
kembali oleh pemerintah daerah.

b. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Puskesmas yang
mengurangi saldo kas Puskesmas dalam periode tahun anggaran
bersangkutan termasuk yang akan diperoleh pembayarannya kembali dari
pemerintah daerah

c. Transfer
Transfer adalah penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas
pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana non Kapitasi
JKN dari BPJS Kesehatan.

d. Surplus/defisit

1
Surplus/defisit adalah selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja
selama satu periode pelaporan.

Unsur-unsur dari LRA dapat digambar dalam tabel di bawah ini:

a. Pendapatan Rp
b. Belanja Rp xxx
c. Transfer Rp xxx
d. Surpus (Defisit) = (a – (b+c)) Rp xxx
e. Pembiayaan (Neto) Rp xxx
f. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran = (d – f) Rp xxx

Akuntansi LRA ini lebih detail diatur dalam PSAP Nomor 02 tentang Laporan
Realisasi Anggaran.
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran
dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja
–LRA selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2017 dan 2018.

Realisasi Pendapatan Puskemas Babulu pada TA 2017 dan 2018 adalah berupa
Pendapatan yang bersumber dari pendapatan JKN berupa Dana Kapitasi dan
Non Kapitasi serta Pendapatan dari Retribusi pelayanan kesehatan. Untuk tahun
2018 realisasi pendapatan sebesar Rp.980.195.735 atau mencapai 84 persen
dari Anggaran Pendapatan-LRA tahun 2018 sebesar Rp 1.168.571.050
sedangkan realisasi pendapatan-LRA tahun 2017 sebesar Rp.960.317.000 atau
naik sebesar 78,5 persen dari realisasi pendapatan tahun 2017.

Realisasi Belanja-LRA pada TA 2018 adalah sebesar Rp.915.368.560. atau


mencapai 95,1 persen dari anggaran belanja sebesar Rp. 1.785.542.560, Dari
laporan LRA ini menunjukkan bahwa Puskesmas Babulu selama kurun waktu 2
tahun yaitu 2017 dan 2018 mengalami peningkatan pendapatan sebesar 84
persen dan peningkatan belanja sebesar 51 persen.

2. NERACA
Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu
entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal
pelaporan. Neraca disusun dengan sistem sentralisasi dan desentralisasi.
Dengan Sistem sentralisasi, neraca disusun secara terpusat oleh Puskesmas.
Pada pemerintah daerah, satuan kerja perangkat daerah merupakan entitas
akuntansi dan pelaporan yang berkewajiban menyusun laporan keuangan yang
akan digabungkan oleh bagian keuangan Pemerintah Daerah menjadi lapoan
keuangan pemerintah daerah.

Neraca Puskesmas selanjutnya akan dikonsolidasikan menjadi laporan

2
keuangan Dinas Kesehatan. Neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas dana
(net asset). Ekuitas dana merupakan selisih dari aset setelah dikurangi
kewajiban, atau dalam persamaan akuntansi dapat dirumuskan:

Aset = Kewajiban + Ekuitas Dana

Hubungan aset, kewajiban, dan ekuitas dana dapat digambarkan sebagai berikut:

Neraca
Aset Rp 5.606.295.035 Kewajiban Rp 0
Ekuitas Dana
Rp5.606.295.035
Total Rp 5.606.295.035 Total Rp 5.606.295.035

Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan


ekuitas pada 31 Desember 2017 dan 2018 .
Nilai Aset per 31 Desember 2018 dicatat dan disajikan sebesar Rp.
5.606.295.035 yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp. 1.688.370.071; Aset
Tetap (neto) sebesar Rp. 3.971.924.964; Piutang pendapatan (neto) sebesar
Rp.0 dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp .0

Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp 0.dan Rp 5.606.295.035


sedangkan untuk tahun 2017, total aset Puskesmas sebesar Rp.4.646.485.628
yang terdiri dari aset lancar sebesar Rp.809.707.664 aset tetap sebesar Rp
3.836.777.964 dan kewajiban serta ekuitas masing-masing Neraca di atas,
sebesar Rp.0 dan Rp. 4.646.485.628 dari informasi laporan menunjukkan adanya
tren kenaikan pada aset Puskesmas sebesar 20,7 persen dari tahun 2017 ke
tahun 2018. Peningkatan aset ini paling banyak ada di kelompok aset tetap
mengalami kenaikan tahun 2018 sebesar Rp.81.147.000 atau 2,11 persen dari
tahun 2017. Peningkatan berikutnya adalah kelompok aset lancar, khususnya
persediaan yang mengalami peningkatan tahun 2018 sebesar Rp.61.408.617
atau 48,1 persen dari nilai persediaan tahun 2017.

3
3. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban,
surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan nonoperasional,
surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO,
yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode
sampai dengan 31 Desember 2018 adalah sebesar Rp.980.195.735 dan untuk
tahun 2017 sebesar Rp 960.317.000, sedangkan jumlah beban tahun 2018 adalah
sebesar Rp.915.368.280; sedangkan untuk tahun 2017 belanja sebesar
Rp.895.634.965 Untuk tahun 2018 terdapat Surplus/Defisit dari Kegiatan
Operasional senilai Rp. 64.827.455 .dan untuk tahun 2017 terdapat
Surplus/defisit sebesar Rp.64.682.035. Dari perbandingan pendapatan dan
belanja tahun 2018 dan 2017 terdapat kenaikan dalam pendapatan –LO sebesar
2,1 persen dan belanja juga mengalami kenaikan sebesar 2,2 persen. Kemudian
untuk Kegiatan Non Operasional dan Pos-Pos Luar Biasa tidak ada informasi
karena belum tersedia atau belum ada kegiatan non operasional disebabakan
karena Puskesmas belum menerapkan pola PPK-BLUD.

4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan


ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada
tanggal 01 Januari 2018 adalah sebesar Rp..5.606.295.035 ditambah/dikurangi
surplus/Defisit-LO sebesar Rp.22.827.455 kemudian ditambah dengan koreksi-
koreksi senilai Rp 0,00, sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2018
adalah senilai Rp.1.919.618.844

Ekuitas adalah selisih antara aset lancar dan kewajiban jangka pendek dan jangka
panjang. . Ekuitas terdiri dari:

- Sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA), yang merupakan surplus/defisit yang


terjadi pada tahun berjalan , ditambah dampak kumulatif atas:
i. Koreksi nilai persediaan
ii. Selisih revaluasi aset tetap
iii. Lain-lain
Penyajian Ekuitas di neraca Puskesma adalah sebagai berikut:
Ekuitas awal tahun
SiLPA atau serplus/defisit Rp
22.827.455
Koreksi nilai persediaan Rp -
Selisih revaluasi aset tetap Rp -
Lain-lain Rp -

4
Rp -
Total Ekuitas akhir tahun Rp
1.919.618.844

5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan


atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan
Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan
dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-
pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan
keuangan.

Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai
dengan tanggal 31 Desember 2018 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas.
Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk
Tahun 2018 disusun dan disajikan dengan basis akrual.

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) adalahbagian yang tak terpisahkan dari
laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan
keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai. CaLK ditujukan agar
laporan keuangan dapat dipahami dan dibandingkan dengan laporan keuangan
entitas lainnya. CaLK sekurang-kurangnya disajikan dengan susunan sebagai
berikut:

1). informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian


target Undang-Undang APBD, berikut kendala dan hambatan yang
dihadapi dalam pencapaian target;

2). ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan;

3). informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-


kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi
dan kejadian-kejadian penting lainnya;

4). pengungkapan informasi yang diharuskan oleh PSAP yang belum disajikan
dalam lembar muka laporan keuangan;

5). pengungkapan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja
dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas;

6). informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang
tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

5
CaLK meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang
disajikan dalam LRA, Neraca, dan LAK. Termasuk pula dalam CaLK adalah
penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh SAP serta
pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang
wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-
komitmen lainnya.

Bagian kebijakan akuntansi pada CaLK setidak-tidaknya menjelaskan hal-hal


sebagai berikut:

1). basis pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan;

2). sampai sejauh mana kebijakan-kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan


ketentuan-ketentuan masa transisi SAP diterapkan oleh suatu entitas
pelaporan; dan

3). setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami


laporan keuangan.

Untuk menentukan apakah suatu kebijakan akuntansi perlu diungkapkan,


manajemen harus mempertimbangkan apakah pengungkapan tersebut dapat
membantu pengguna untuk memahami setiap transaksi yang tercermin dalam
laporan keuangan. Kebijakan-kebijakan akuntansi yang perlu dipertimbangkan
untuk disajikan meliputi, tetapi tidak terbatas pada, hal-hal sebagai berikut:

1). Pengakuan pendapatan;

2). Pengakuan belanja;

3). Prinsip-prinsip penyusunan laporan konsolidasian;

4). Investasi;

5). Pengakuan dan penghentian/penghapusan aset berwujud dan tidak


berwujud;

6). Kontrak-kontrak konstruksi;

7). Kebijakan kapitalisasi pengeluaran;

8). Kemitraan dengan fihak ketiga;

9). Biaya penelitian dan pengembangan;

10). Persediaan, baik yang untuk dijual maupun untuk dipakai sendiri;

11). Dana cadangan;

12). Penjabaran mata uang asing dan lindung nilai.

Suatu entitas pelaporan juga dapat mengungkapkan hal-hal berikut ini apabila

6
belum diinformasikan dalam bagian manapun dari laporan keuangan, yaitu:

1). domisili dan bentuk hukum suatu entitas serta jurisdiksi dimana entitas
tersebut beroperasi;

2). penjelasan mengenai sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya;

3). ketentuan perundang-undangan yang menjadi landasan kegiatan


operasionalnya.

Catatan atas Laporan Keuangan diatur secara detail dalam PSAP Nomor 04
tentang Catatan atas Laporan Keuangan.

7
B. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 DAN 2017

2017
Anggaran Realisasi Realisasi
(Rp) (Rp) (Rp)
1
2
3
4
6
7 1,168,571,050 980,195,735

8 1,168,571,050 980,195,735

9
10
11
12
13 1,785,542,560 915,368,280

14
15
16
17
18
19
20
21 42,000,000 42,000,000

22 1,827,542,560 957,368,280
23
24 (658,971,510) 22,827,455 -3% 183,781,400

8
C. NERACA
NERACA
PER 31 DESEMBER 2018 DAN 2017

2018 2017 Jumlah %


ASET

Jumlah Aset Lancar 1,688,370,071 809,707,664 878,662,407 10851.6%

3,917,924,964 3,836,777,964 81,147,000 211.5%

- - - 0.0%

5,606,295,035 4,646,485,628 959,809,407 111

KEWAJIBAN

- - - 0.0%
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG - - - 0.0%


- - - 0.0%

EKUITAS
EKUITAS 5,606,295,035 4,646,485,628 959,809,407 2065.7%
5,606,295,035 4,646,485,628 959,809,407 2065.7%
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 5,606,295,035 4,646,485,628 959,809,407 2065.7%

9
D. LAPORAN OPERASIONAL
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 DAN 2017

No. 2018 2017 %


1
2
3
4
5 885,003,485 863,148,500
6 980,195,735 960,317,000 19,878,735 2%
7
8 980,195,735 960,317,000 19,878,735 2%
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19 - -
20 915,368,280 895,634,965 19,733,315 2%
21
22 JUMLAH BEBAN -LO 915,368,280 895,634,965 19,733,315 2%
23
24

10
E. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 DAN 2017

5,606,295,035 4,646,485,628 959,809,407 2065.7%


22,827,455 183,781,400 959,809,407 52225.6%

- 0.0%
- 0.0%
- 0.0%
1,919,618,814 #DIV/0!

11
BAB II

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

A. PENJELASAN UMUM
A.1. Profil dan Kebijakan Keuangan UPT Puskesmas BABULU
Dasar Hukum UPT Puskesmas Babulu didirikan sebagai salah satu upaya pemerintah
Entitas dan
daerah dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan untuk meningkatkan
Rencana kualitas pelayanan kesehatan. Organisasi dan tata kerja Puskesmas
Strategis
diatur dengan Peraturan menteri Kesehatan no 75 tahun 2016 tentang
Puskesmas.

UPT Puskesmas Babulu mempunyai tugas dan fungsi dalam


memberikan pelayanan kesehatan baik kuratif, preventif, promotof dan
rehabilitatif kepada masyarakat. Melalui peran tersebut diharapkan
kualitas pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan yang pada akhirnya
derajat kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan dan kualitas
kesehatan masyarakat juga meningkat.

Untuk mewujudkan tujuan di atas, UPT Puskesmas Babulu


berkomitmen dengan visi “Menjadikan Puskesmas Babulu Pusat
Pelayanan Kesehatan Yang Profesional Berkualitas dan Ramah”

Untuk mewujudkan visi Puskesmas Babulu, dibuat tahapan dalam


implementasinya seperti yang tertuang dalam misi Puskesmas Babulu
berikut ini:

1. Memelihara & meningkatkan derajat kesehatan individu, keluarga,


kelompok dan masyarakat
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya tenaga
kesehatan
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau
4. Meningkatkan dan menggerakan pembangunan berwawasan
kesehatan
5. Meningkatkan dan mendorong kemandirian masyarakat untuk
hidup bersih dan sehat

Untuk mewujudkannya akan dilakukan beberapa langkah-langkah


strategis sebagai berikut:

 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan


berkaitan dengan kegiatan preventif, promotif dan kuratif bagi
masyatakat di kecamatan Babulu

12
 Menciptakan produk layanana kesehatan baru sebagai kelanjutan
dari pelayanan yang telah diberikan sekarang ini dengan
pendekatan teknologi dan informasi kesehatan yang berkembang
pesat.
 Mengembangkan sistem kesehatan dasar yang profesional dan
terpercaya.
 Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang
andal kepada para pemangku kepentingan kesehatan di Pemerintah
daerah

Pendekatan A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan


Penyusunan
Laporan Laporan Keuangan Tahun 2018 dan 2017 ini merupakan laporan yang
Keuangan
mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh UPT Puskesmas
Babulu. Laporan Keuangan ini dihasilkan melaui Sistem Akuntansi
SKPD yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang
terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi
keuangan pada Puskesmas.

Sistem Informasi keuangan daerah (SIMDA) terdiri dari Sistem


Akuntansi Berbasis Akrual dan Sistem kebijakan akuntansi.
SIMDAdirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja
yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan
Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan sistem yang
ada di unit organisasi perangkat daerah (SKPD) adalah sistem yang
menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk
penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan
manajerial lainnya.

Basis A.3. Basis Akuntansi


Akuntansi

UPT Puskesmas Babulu menerapkan basis akrual dalam penyusunan


dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan
Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan
Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang
mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi
dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas
diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi
yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada

13
saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan dan Permendagari 64/2013 tentang
penerapan standar akuntansi berbasis akrual di Pemda
Dasar A.4. Dasar Pengukuran
Pengukuran

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan


memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran
yang diterapkan UPT Puskesmas Babulu dalam penyusunan dan
penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai
perolehan historis atau harga perolehan.

Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi


atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh
aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya
ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang
bersangkutan.

Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang


rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi
terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Kebijakan A.5. Kebijakan Akuntansi
Akuntansi

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2018 dan 2017


telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar,
konvensikonvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang
dipilih oleh suatuentitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan
keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh
Permendagri 64 tahun 2013 tentang penerapan akuntansi akrual di
Pemda. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-
kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan,
khususnya Puskemas.

Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam


penyusunan Laporan Keuangan UPT Puskesmas Babulu adalah
sebagai berikut:
Pendapatan- (1) Pendapatan- LRA

14
LRA  Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas
Puskesmas yang menambah Saldo kas Puskesmas dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak
Puskesmas termasuk yang harus dibayar kembali oleh
Puskesmas kepada Pemerintah Daerah atau sebaliknya.
 Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas di
Berndahara dana Kapitasi dan bendahara penerimaan
pembantu.
 Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas
bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak
mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran).
 Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber
pendapatan.

Pendapatan- (2) Pendapatan- LO


LO
 Pendapatan-LO adalah hak Puskesmas yang diakui sebagai
penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali atau disetor ke kas
daerah.
 Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas
pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya
aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan
pendapatan-LO pada Puskesmas adalah sebagai berikut:
o Pendapatan dana kapitasi dan non kapitasi JKN diakui
sebelum pelayanan diberikan dan atau setelah pelayanan
diberikan kepada pasien .
o Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara
nilai dan periode waktu sewa.
o Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat
keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan
 Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto,
yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak
mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran).
 Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

15
Belanja (3) Belanja
 Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas di
bendahara dana kapitasi dan bendahara pengeluaran pembantu
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak
akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Puskesmas.
 Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari bendahara
dana kapitasi dan bendahara pengeluaran pembantu.
 Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pembantu,
pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas
pengeluaran tersebut disahkan oleh kepala Puskesmas melalui
laporan SPTJB dan SP3B yang disahkan oleh Dinas Kesehatan.
 Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan
selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Beban (4) Beban


 Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat
berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya
kewajiban.
 Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya
konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau
potensi jasa.
 Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan
selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Aset
(5) Aset
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang
Pendapatan. Penyisihan piutang dan Aset Lainnya.

Aset Lancar Aset Lancar


 Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan
segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual
dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.

 Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal.


Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan

16
menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

 Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul


berdasarkan hak yang telah terjadi akibat pelayanan
kesehatan yang akan dibayar oleh BPJS dalam skema tarif
non Kapitasi, yang diharapkan diterima pengembaliannya
dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.

 Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil perhitungan fisik


pada tanggal neraca dikalikan dengan:

 harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan


pembelian;
 harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi
sendiri;
 harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila
diperoleh dengan cara lainnya.

Aset Tetap Aset Tetap


 Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang
dimanfaatkan oleh Puskesmsa maupun untuk kepentingan
publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.
 Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau
harga wajar.
 Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum
kapitalisasi sebagai berikut:
a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan
peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih
dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah);

b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya


sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta
rupiah);

c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai


minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan
sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah,
jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi
perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
Aset Lainnya
Aset Lainnya  Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar,

17
aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam
Aset Lainnya adalah Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain.

 Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi


dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk
digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau
digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan
intelektual.

 Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah yang


dihentikan dari penggunaan operasional entitas.

Kewajiban (6) Kewajiban


 Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu
yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber
daya ekonomi Puskesmas

 Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban


jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

a. Kewajiban Jangka Pendek


Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka
pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo
dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak
Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan
Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan
Utang Jangka Pendek Lainnya.
b. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang


jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu
lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
 Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai
kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi
berlangsung.
Ekuitas (7) Ekuitas
Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan
kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari
ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

Penyisihan (8) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih


Piutang Tak
 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus

18
Tertagih
dibentuk sebesar persentase tertentu dari piutang berdasarkan
penggolongan kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang
dilakukan dengan mempertimbangkan jatuh tempo dan upaya
penagihan yang dilakukan pemerintah.

 Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing-masing piutang


pada tanggal pelaporan sesuai dengan kebijakan pemerintah
daerah kabupaten Penajam Paser Utara.

Penyusutan (9) Penyusutan Aset Tetap


Aset Tetap
 Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan
dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.
Kebijakan penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan
Menteri Dalam Negeri No 64 tahun 2013 di lampiran 1 tentang
kebijakan sistem akuntansi pemerintah daerah.

 Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:


a. Tanah
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)
c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen
sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang
yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk
dilakukan penghapusan.
 Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap
dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan
adanya nilai residu.

 Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan


metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang
dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester
selama Masa Manfaat.

 Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman


kepada Permendagri 64 tahun 2013 tentang penerapan
akuntansi akrual di pemerintah daerah, lampiran 1 kebijakan
sistem akuntansi pemeringtah daerah. Secara umum tabel
masa manfaat adalah sebagai berikut:

Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap


Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun

19
Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun
Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun
Alat Tetap Lainnya (Alat Musik
4 tahun
Modern)

Implementasi (10) Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali


Akuntansi
Mulai tahun 2018 Pemerintah mengimplementasikan akuntansi
Pemerintah
Berbasis berbasis akrual sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010
Akrual tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Implementasi tersebut
Pertama kali
memberikan pengaruh pada beberapa hal dalam penyajian
laporan keuangan. Pertama, Pos-pos ekuitas dana pada neraca
per 31 Desember 2018 yang berbasis cash toward accrual
direklasifikasi menjadi ekuitas sesuai dengan akuntansi berbasis
akrual. Kedua, keterbandingan penyajian akun-akun tahun
berjalan dengan tahun sebelumnya dalam Laporan Operasional
dan Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat dipenuhi. Hal ini
diakibatkan oleh penyusunan dan penyajian akuntansi berbasis
akrual pertama kali mulai dilaksanakan tahun 2018.

20
A. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI
ANGGARAN

Realisasi B.1 Pendapatan


Pendapatan
Pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
Rp.980.195.1
35 membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya
(setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan-LRA diukur
dengan menggunakan nilai nominal kas yang masuk ke kas Puskesmas
dari sumber pendapatan dana kapitasi JKN, non kapitasi JKN, Retribusi
pelayanan kesehatan, dana BOK , dana APBD, dan sumber lainnya yang
sah dengan menggunakan asas bruto, yaitu pendapatan dicatat tanpa
dikurangkan/dikompensasikan dengan belanja yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan tersebut

Dalam hal besaran pengurang terhadap Pendapatan-LRA bruto (biaya)


bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat
dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka
asas bruto dapat dikecualikan.Pengecualian azas bruto dapat terjadi jika
penerimaan kas dari pendapatan tersebut lebih mencerminkan aktivitas
pihak lain dari pada Puskesmas atau penerimaan kas tersebut berasal
dari transaksi yang perputarannya cepat, volume ransaksi banyak dan
jangka waktunya singkat.

Pendapatan-LRA disajikan pada Laporan Realisasi Anggaran dan


Laporan Arus Kas. Pendapatan LRA disajikan dalam mata uang rupiah.
Apabila penerimaan kas atas pendapatan LRA dalam mata uang asing,
maka penerimaan tersebut dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang
rupiah. Penjabaran mata uang asing tersebut menggunakan kurs pada
tanggal transaksi.

Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember


2018 adalah sebesar Rp.980.195.735 .atau mencapai 84 .persen dari
pagu anggaran pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp. 1.168.571.050
Pendapatan Puskesmas Babulu terdiri dari Pendapatan Jasa dan
Pendapatan Lain-lain.

B.1.1. Pendapatan Retribusi Kesehatan

Pendapatan Retribusi kesehatan adalah pendapatan Puskesmas yang


diterima dari pelayanan retribusi kesehatan bagi masyarakat yang belum
ikut BPJS. Aturan di Pemda Kab Penajam Paser Utara semua penerimaan

21
dari retribusi harus disetor ka kas daerah satu hari setelah diterima oleh
bendahara penerimaan pembantu Puskesmas. Rincian pendapatan

PENDAPATAN RETRIBUSI DAERAH - LRA


2018 2017
No URAIAN Anggaran Realisasi Realisasi
(Rp) (Rp) (Rp)
1 Karcis/Administrasi - -
2 Sewa Rumah Dinas 6,300,000 6,300,000 8,300,000
3 Rawat Jalan 14,522,000 14,522,000 13,500,000
4 Rawat Inap 10,406,000 10,406,000 9,306,000
5 Laboratorium 747,000 747,000 1,476,500
6 obat-obatan/ BHP
7 Ambulance 10,872,250 10,872,250 12,086,000
8 Visum Et Repertum
9 KIR KES 52,345,000 52,345,000 52,500,000
Jumlah 95,192,250 95,192,250 97,168,500

retribusi kesehatan dapat dilihat dari tabel di bawah ini:


60,000,000
40,000,000
20,000,000
-

Gambar 1Pendapatan Retribusi Daearah


Realisasi pendapatan Puskesmas dari retribusi pelayanan kesehatan
untuk tahun 2018 sebesar Rp.95.192.250 dan tahun 2017 sebesar Rp
atau mengalami penurunan sebesar 2,03 Persen. Secara grafik dapat
dilihat sebagai berikut:

Dari gambar di atas, tampak bahwa pendapatan retribusi terbesar berasal


dari kegiatan KIR KES sebesar Rp 52.345.000 dan dususul dengan
pendapatan rawat jalan sebesar RP 14.522.000

B.1.2. Lain-lain Pendapatan yang Sah

Untuk pendapatan dari PAD lain yang sah terdiri dari pendapatan dana
kapitasi JKN, klaim non JKN, hibah dari APBD dan dana BOK serta
pendapatan lainnya dengan total untuk tahun 2018 sebesar Rp.
1.073.378.800 dan tahun 2017 sebesar Rp.885.003.485 dari realisasi
tahun 2018 dan 2017, secara total pendapatan mengalami kenaikan
sebesar 82 persen. Dari rincian pendapatan yang ada, pendapatan dari
dana kapitasi masih menjadi pendapatan tersebesar Puskesmas yang
nilainya semakin meningkat tiap tahun. Untuk tahun 2018 sebesar
Rp.1.168.571.050 dan tahun 2017 Rp. 960.317.000 atau meningkat
sebesar 84 persen.

22
Chart Title
1000000000
900000000
800000000
700000000
600000000
Axis Title 500000000
400000000
300000000
200000000
100000000
0
1 2
Axis Title

Gambar 2 Pendapatan Lain-lain yang sah


Berikut tabel dan gambar yang menjelaskan tentang peningkatan
pendapatan Puskesmas dalam 2 tahun yaitu 2018 dan 2017

Pendapatan dari klaim pelayanan ke BPJS untuk tahun 2018 sebesar Rp.
885.003.250 dan tahun 2017 sebesar Rp. 863.148.500 atau mengalami
peningkatan sebesar 2,5 Persen. Untuk Pendapatan dari APBD dan BOK
dimasukkan sebagai pendapatan Puskesmas dengan pertimbangan
bahwa dana BOK dari APBN dipakai untuk pelaksanaan kegiatan dan
program di Puskesmas khususnya untuk kegiatan promotif dan preventif
walaupun dana BOK dikelola oleh Dinas kesehatan. Dari informasi
pendapatan Puskesmas di atas, tampak bahwa pendapatan Puskesmas
dalam dua tahun terakhir mengalami peningkatan baik dari sumber
retribusi maupun dari dana JKN. Hal ini dapat memberikan sinyal positif
bahwa dengan pola pengelolaan keuangan BLUD, diharapkan akan terjadi
peningkatan pendapatan yang signifikan di masa mendagtang akibat
efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan yang berdampak besar
terhadap peningkatan kualitas pelayanan di Puskesmas.

B.2. Belanja
Realisasi
Belanja di laporan LRA diakuiu dengan cara sebagai berikut:
Belanja
Puskesmas
1. diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas
RpRp
Puskesmas.

23
915.368.280 2. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pembantu,
pengakuan terjadi pada saat pertanggungjawaban atas
pengeluaran tersebut disahkan oleh Kepala Puskesmas. Akuntansi
belanja dilaksanakan berdasarkan azas bruto dan diukur
berdasarkan nilai nominal yang dikeluarkan dan tercantum dalam
dokumen anggaran

B.2.1 Belanja Pegawai

Realisasi Belanja Pegawai TA 2018 dan 2017 adalah masing-masing


sebesar Rp 659.071.280 dan Rp. 533.307.100 Realisasi belanja TA 2018
mengalami kenaikan sebesar 23,6 persen dari TA 2017. Hal ini
disebabkan antara lain oleh:

1. Adanya penambahan pegawai non PNS dalam rangka mendukung


program maupun kegiatan dalam beberapa tahun mendatang. Contoh
belanja pegawai adalah honor pelaksana kegiatan pengadaan
barang/jasa, honor PPK, PPTK, dan honor kader UKM Puskesmas
2. Penambahan remunerasi berupa jasa pelayanan bagi pegawai Non
PNS serta honorarium bagi sopir, teknisi, penjaga malan dll
Pos belanja Pegawai terdiri dari belanja gaji dan tunjangan, honorarium
PNS dan Non PNS. Belanja gaji dan tunnjangan adalah belanja gaji bagi
PNS yang dananya bersumber dari APBD, sedangkan belanja honor
sumber dananya dari APBD dan APBN. Berikut tabel yang menyajikan
informasi belanja pegawai dan tunjangan. Untuk pos Honorarium, terdiri
dari honor PNS dan Non PNS, pos honor ini menampoung semua
honorarium baik yang bersal dari sumber dana APBD dan APBN,
misalnya honor jasa, honor narasumber, honor sebegaai PPK, pejabat
pengadaann dll.
180,000,000
160,000,000
140,000,000
120,000,000
Belanja 100,000,000
80,000,000
Barang dan
60,000,000
jasa 40,000,000
Rp................. 20,000,000
-
Gaji dan tunjangan Honorarium PNS Honorarium non Belanja lainnnya
PNS

2017 Anggaran (Rp) 2017 Realisasi (Rp) 2016 Realisasi (Rp)

B.2.2. Belanja Barang dan Jasa

Belanja barang dan jasa merupakan jenis belanja langsung operasional


yang dibelanjakan untuk kegiatan utama dan kegiatan pendukung

24
Puskesmas. Belanja barang dan jasa terdiri dari 14 item belanja
disesuaikan dengan telah disesuaikan dengan dokumen anggaran RKA
Puskesmas. Belanja barang dan jasa terdiri dari semua pos belanja dari
mulai belanja alat tulis kantor sampau honorarrium. Realisasi pendapatan
barang dan jasa tahun 2018 sebesr Rp. 915.368.280 dan realisasinya
tahun 2017 sebesar Rp. 723.135.600 Atau 26,6 persen dari realisasi tahun
2017. Dibandingkan dengan TA 2017, Realisasi Belanja TA 2018
mengalami kenaikan sebesar 52 .persen. Hal ini disebabkan antara lain:

Pengadaan belanja modal diikuti dengan peningkatan belanja barang


untuk mendukung rencana strategis yang dimulai pada TA 2019,

Kegiatan pemberdayaan masyarakat UKM yang dibiayai dari belanja dana


kapitais dan dana BOK untuk kegiatan pokok puskesmas semakin
meningkat dan direncanakan akan semakin besar lagi di tahun
mendatang
Daftar anggaran dan realisasi belanja barang dan jasa terdapat di tabel
pada halaman 25.

Beberapa pos belanja dapat diuraikan sebagai berikut:

Belanja bahan habis pakai

Pos belanja ini berisi semua belanja bahan habis pakai yang akan habis
atau berikurang selama satu tahun anggaran. Untuk tahun 2018, realisasi
belanja sebesar Rp. 915.368.280 atau 52 persen dari anggaeran 2018.

Belanja persediaan bahan/material

Pos belanja ini berisi semua belanja berkaitan dengan kegiatan pelayanan
yang meliputi obat obatan bahan lab dsb.. untuk tahun 20`18 realisasi
belanja sebesar Rp……………… dan tahun 2017 sebesar Rp……………
atau naik ………… persen dari anggaran tahun 2018.

Belanja jasa kantor

Pos belanja jasa kantor meliputi semua jenis belanja yang terkait dengan
pelayanan pendukung yang bersifat operasional kantor yang bersifat jasa,
seperti belanja air, listrik, telepon dll. Untuk beberapa jenis belanja ini,
masih sebagian didanai dari APBD dalam bentuk biaya operasional
Puskesmas.

25
Belanja Honorarium

Pos belanja ini terdiri dari honorarium PNS dan non Non PNS yang
sumber pendanaan dari JKN atau APBD. Contoh belanja ini adalah jasa
pelayanan, honor pejabat pengadaan, dll.

BELANJA BARANG DAN JASA


2017
Anggaran Realisasi Realisasi
(Rp) (Rp) (Rp)

JUMLAH 1,785,542,560 915,368,280 723,135,600

26
Belanja Modal B.2.3. Belanja Modal
Rp
73.770.000. Realisasi Belanja Modal tahun 2018 adalah sebesar Rp. 86.265.000
mengalami penurunan sebesar 41,7 persen bila dibandingkan dengan
realisasi Belanja Modal tahun 2017 sebesar Rp. 157.462.000 Hal ini
disebabkan karena di tahun 2017 melakukan renovasi gedung puskesmas
yang diikuti dengan penambahan peralatan dan mesin sebagai fasilitas

27
untuk peningkatan kualitasnya pelayanan kesehatan dan proses
akreditasi. Tabel anggaran dan realisasi belanja modal tampak sebgai
berikut:
BELANJA MODAL
2018 2017
No URAIAN Anggaran Realisasi Realisasi
(Rp) (Rp) (Rp)
1 Belanja barang Pengadaan Alat-alat kedokteran umum - -
2 Belanja barang Pengadaan Alat-alat kedokteran gigi
3 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Kedokteran / Kesehatan Lainnya
4 belanja barang almari pakaian pasien
5 belanja barang tempat tidur pasien
6 Belanja kursi tunggu pasien, lemari obat, toilet, gorden, linen, 24,500,000 24,500,000 31,900,000
Belanja lemari arsip, meja kerja petugas, AC, genset, pembuatan papan
7 17,500,000 17,500,000 21,500,000
nama
8 Belanja pembuatan billboard, pembuatan pagar FKTP, dan lain
9 Belanja instalasi Listrik/telepon, internet dll 43,262,000
10 Belanja perlengkapan kantor 4,800,000 4,800,000 60,800,000
11 Belanja Peralatan kantor 26,970,000 26,970,000
12 Belanja peralatan bengkel/kebersihan
13 belanja peralatan komunikasi dll
14 Belanja modal lainnya
Jumlah 73,770,000 73,770,000 157,462,000

Pos belanja modal digunakan untuk menampung semua belanja barang


yang memiliki masa manfaat ekonomis lebih dari 1 tahun. Sesuai
Permendagri 64 tahun 2013 belanja modal akan dicatat sebagai aset tetap
di laporan neraca dan akan disusut sesuai umur ekonomis aset tetap. Tata
cara pencatatan dan penyusutan diatur lebih lanjut di lampiran 1 dan 2
Permendagri 64/2013 tentang Penerapan Sistem Akuntansi Akrual di
Pemerintah Daerah. Beberapa rincian penjelasan belanja modal disajikan
berikut ini:
Belanja Modal B.2.3.1. Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Gedung dan
Bangunan Realisasi Belanja Modal TA 2018 dan TA 2017 adalah masing-masing
Rp.0
sebesar Rp. dan Rp. Realisasi Belanja Modal TA 2018 mengalami
peningkatan sebesar persen dibandingkan Realisasi Belanja Modal TA
2017. Belanja renovasi Gedung dan Bangunan ini berasal dari renovasi
bangunan Puskesmas yang telah ada dan digunakan untuk kegiatan
pelayanan kesehatan.

Belanja Modal B.2.3.2 Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan


Jalan, Irigasi,
dan Jaringan Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan TA 2018 dan TA
Rp..................
2017 adalah masing-masing sebesar Rp ....................dan
.....
Rp....................... Realisasi Belanja Modal TA 2018 mengalami
kenaikan sebesar ..............persen dibandingkan Realisasi Belanja
Modal TA 2017. Hal ini disebabkan penambahan jaringan teknologi
informasi dalam rangka mendukung rencana strategis Puskesmas,
misalnya jaringan internet, dll

Belanja Modal B.2.3.3 Belanja Modal Peralatan dan Mesin


Prelatan dan

28
Mesin Rp.0. Realisasi Belanja Modal TA 2018 dan TA 2017 adalah masing-masing
sebesar Rp. 0 dan Rp.0 Realisasi Belanja Modal TA 2018 mengalami
kenaikan sebesar............persen. Jika dibandingkan Realisasi Belanja
Modal TA 2017. Hal ini disebabkan adanya pengadaan alat kesehatan,
kendaraan, meubelair untuk pelayanan kesehatan dan pendukung
kesehatan.

29
C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA
Kas di Bendahara Dana C.1 Kas di Bendahara JKN
Kapitasi JKN
Rp.878.368.407 Saldo Kas di Bendahara JKN per 31 Desember 2018 dan 2017 adalah
masing-masing sebesar Rp. 878.368.407.dan Rp. 748.593.047 yang
merupakan kas yang dikuasai, dikelola dan di bawah tanggung jawab
Bendahara JKN yang berasal dari dana kapitasi JKN yang disetor oleh
BPJS kesehatan ke rekening Puskesmas yang sampai dengan akhir tahun
belum dibelanjakan.

Kas di Bendahara C.1.1 Kas di Bendahara Penerimaan Pembanntu


penerimaan pembantu
Rp. 0.
Saldo Kas di Bendahara Penerimaan Pembantu per 31 Desember 2018
dan 2017 adalah masing-masing sebesar Rp .0 dan Rp.0 Saldo kas di
bendahara penerimaan pembantu merupakan saldo kas dari penerimaan
retribusi pelayanan kesehatan yang diterima oleh Bendahara penerimaan
pembantu yang harus disetor seluruhnya ke kas daerah sehingga saldo
kas di berndahara penerimaan pembantu menjadi Rp 0,00 atau nihil di
akhir tahun.

Kas di Bendahara
pengeluafran pembantu C.1.1 Kas di Bendahara Pengeluaran Pembantu
Rp..0
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran Pembantu per 31 Desember 201 8
dan 2017 adalah masing-masing sebesar Rp 0 .dan Rp. 0 Saldo kas di
bendahara pengeluaran pembantu merupakan saldo kas dari penerimaan
sumber dana APBD, dana BOK APBN, dan dana klaim pelayanan non
kapitasi BPJS. Sebenarnya saldo kas yang ada di bendahara
pengeluaran pembantu merupakan saldo kas yang telah terikat dengan
anggaran tertentu yang sudah pasti untuk penggunaan atau belanja
kegiatan yang telah dianggarkan, jadi saldo kas ini akan selalu bernilai
nihil di bendahara pengeluaran pembantu. Untuk pelayanan kesehatan
yang berbasis klaim, puslkesmas membuat tagihan klaim kepada BPJS
kesehatan sesuai tarif yang berlaku di BPJS kesehatan, kemudian
pembayaran tagihan klaim akan dibayarkan BPJS ke rekening kas
daerah.

30
KAS
KAS DI
KAS DI
BENDAHARA KAS DI
BENDAHARA
URAIAN PENGELUARAN BENDAHARA DANA
PENERIMAAN
PEMBANTU KAPITASI JKN
PEMBANTU
(DANA BOK)
Saldo per 31 Desember 2017 - - 748,593,047
Penambahan : - - 900,125,657
Saldo Awal - -
Transfer Masuk 900,125,657
Koreksi Nilai - - -

Pengurangan - - 21,757,250
Pengeluaran/SETOR KE KASDA 21,757,250
Koreksi Nilai - - -

Jumlah Mutasi - - 878,368,407


Saldo per 31 Desember 2018 - - 1,626,961,454

Rincian masing-masing saldo kas di bendahara penerimaan pembantu,


pengeluaran pembantu dan bendahara JKN tersaji dalam tabel dibawah
ini:

C.2. Piutang

Piutang merupakan klaim atas pelayanan kesehatan yang telah dilakukan


oleh Puskesmas yang sampai dengan akhir tahun belum ada pelunasan
atau pembayaran dari pihak ketiga (BPJS, pemda, lainnya). Piutang
dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang
telah diterbitkan klaim penagihannya.

C.2.1. Piutang Pendapatan

Piutang pendapatan merupakan klaim atas pelayanan kesehatan non


kapitasi JKN sesuai tarif yang berlaku di BPJS kesehatan yang sampai
dengan akhir tahun belum terbayarkan atau dilunasi oleh BPJS. Untuk
tahun 2018 sebesar Rp……………… dan tahun 2017 sebesar
Rp…………….. atau naik ……. Persen.

C.2.2. Piutang lain-lain

Piutang yang timbul karena pelayanan di luar pelayanan pokok


puskesmas. Misalnya piutang pegawai dll. Untuk piutang lain-lain,
puskesmasm belum tersedia data untuk nilai piutang lain-lain

C,2,3, Penyisihan piutang

Penyisihan piutang merupakan akun lawan piutang (contra account) yang

31
merupakan nilai kerugian piutang yang disebabkan karena tidak
tertagihnya piutang. Piutang yang disajikan sebesar nilai bersih yang
dapat direalisasikan (net realizable value), oleh karenanya terhadap
piutang yang diperkirakan tidak akan tertagih dilakukan penyisihan.
Penyisihan piutang tidak tertagih dilakukan melalui estimasi berdasarkan
umur piutang (aging schedule). Piutang dalam aging schedule
dibedakan menurut jenis piutang, baik dalam menetapkan umur maupun
penentuan besaran yang akan disisihkan sesuai tabel berikut.

Umur Piutang
No Jenis piutang < 1 tahun >1 s.d 2 > 2 s.d 3 > 3 tahun
tahun tahun
1 Piutang pendapatan ……% ……% ……% ……%
2 Piutang lain-lain ……% ……% ……% ……%
3 Piutang lain-lain ……% ……% ……% ……%

Untuk Puskesmas Babulu, nilai penyisihan piutang tahun 2018 dan 2017
belum tersedia datanya karena belum ada nilai untuk penyisihan piutang.

C.3. Persediaan (inventory)


Persediaan Persediaan dicatat di neraca berdasarkan:
Rp......................
 harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian,
 harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri,
 Harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan
cara lainnya seperti donasihibah

Pencatatan persediaan dilakukan dengan metode:

1. Metode Perpetual, untuk jenis persediaan yang sifatnya continues


dan membutuhkan kontrol yang besar, seperti obat-obatan.
Dengan metode perpetual, pencatatan dilakukan setiap ada
persediaan yang masuk dan keluar, sehingga nilai/jumlah
persediaan selalu ter-update.
2. Metode Periodik, untuk persediaan yang penggunaannya sulit
diidentifikasi, seperti Alat Tulis Kantor (ATK). Dengan metode ini,
pencatatan hanya dilakukan pada saat terjadi penambahan,
sehingga tidak meng-update jumlah persediaan. Jumlah
persediaan akhir diketahui dengan melakukan stock opname pada
akhir periode.

32
Persediaan dinilai dengan metode FIFO (First In First Out). Harga pokok
dari barang-barang yang pertama kali dibeli akan menjadi harga barang
yang digunakan/dijual pertama kali. Sehingga nilai persediaan akhir
dihitung dimulai dari harga pembelian terakhir. Rincian nilai persediaan
yang ada di Puskesmas dapat dirinci dalam tabel berikut ini:

C.3.1. Persediaan obat-obatan

Persediaan obat-obatan merupakan persediaan obat yang masih tersisa di


gudang obat atau unit farmasi Puskesmas sampai dengan akhir tahun tgl
31 Desember. Nilai persediaan obat dicatat sebesar nilai perolehan obat
melalui pembelian. Untuk obat yang diperoleh dari Dinas kesehatan, nilai
obat dicatat sebesar nilai perolehan untuk masing-masing jenis obat
dikalikan dengan harga perolehannya, cara menghitung nilai persediaan
obat dilakukan dengan rumus: saldo awal obat awal tahun + semua
pembelian obat dan perolehan dari dinas kesehatan – pemakaian
obat selama 1 tahun. Untuk tahun 2018 nilai persediaan obat puskesmas
berjumlah sebesar Rp…………………. Dan untuk tahun 2017 sebesar
Rp…………………… nilai persediaan obat tahun 2018 mengalami
kenaikan sebesar ……… persen dibandingkan tahun 2017 yang
disebabkan karena adanya tambahan droping obat dari dinas kesehatan di
3 bulan terakhir dan pembelian obat dari dana kapitasi JKN.

C.4. Aset tetap

Aset tetap mencakup seluruh aset yang dimanfaatkan oleh Puskesmas


maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih
dari satu tahun. Aset tetap dilaporkan pada neraca Puskesmas
berdasarkan harga perolehan.

Pengakuan aset tetap yang perolehannya sejak tanggal 1 Januari 2017


didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi, yaitu:

1. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan

33
medis.kesehatan yang nilainya sama dengan atau lebih dari
Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah), dan
2. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama
dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah).
3. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum
kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali
pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap
lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian
dan mainan anak-anak.

Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap
dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai
aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Biaya
perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai
wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat
perolehan atau konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan
tempat yang siap untuk dipergunakan.

Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau
konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi
yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang
dimaksudkan yang dikelompokkan berdasarkan jenis aset tetap sesuai
tabel di lampiran 1 Permendagri 64/2013

34
Biaya perolehan dari masing-masing Aset Tetap yang diperoleh secara
gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut
berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang
bersangkutan. Biaya perolehan Aset Tetap yang dibangun dengan cara

swakelola meliputi:

1. biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku;


2. biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan
pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan;dan
3. semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan
Aset Tetap tersebut.

Pengukuran Aset Tetap harus memperhatikan kebijakan pemerintah


daerah mengenai ketentuan nilai satuan minimum kapitalisasi Aset Tetap.
Jika nilai perolehan Aset Tetap di bawah nilai satuan minimum kapitalisasi
maka atas Aset Tetap tersebut tidak dapat diakui dan disajikan sebagai
Aset Tetap, namun tetap diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan
Keuangan.

Nilai satuan minimum kapitalisasi adalah pengeluaran pengadaan baru.


Contoh nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap untuk per satuan
peralatan dan mesin, dan alat olah raga, yang sama dengan atau lebih
dari Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi
Aset Tetap dikecualikan terhadap pengeluaran untuk tanah,
jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan
dan barang bercorak kesenian, peralatan untuk mainan anak-anak.

Pengeluaran Setelah Perolehan aset pertama kali, pengeluaran setelah


perolehan atau pengeluaran pemeliharaan akan dikapitalisasi jika
memenuhi kriteria sebagai berikut:

(1) Manfaat ekonomi atas aset tetap yang dipelihara:

(a) bertambah ekonomis/efisien, dan/atau

(b) bertambah umur ekonomis, dan/atau

(c) bertambah volume, dan/atau

(d) bertambah kapasitas produksi.

(2) Nilai pengeluaran belanja atas pemeliharaan aset tetap tersebut harus
sama dengan atau melebihi nilai satuan minimum kapitalisasi Aset Tetap.
Nilai satuan minimum kapitalisasi adalah penambahan nilai aset tetap dari
hasil pengembangan, reklasifikasi, renovasi, dan restorasi.Contoh

35
ditetapkan nilai satuan minimum kapitalisasi untuk pemeliharaan gedung
dan bangunan sama dengan atau melebihi dari Rp 20.000.000,00 (dua
puluh juta rupiah).

Rincian aset Puskesmas untuk tahun 2018 dan 2017 tersaji dalam tabel
berikut ini:

Dari tebel aset di atas, tampak bahwa nilai total aset tetap Puskesmas
tahun 2018 sebesar Rp 3.971.924.964 dan untuk tahun 2017 sebesar Rp
3.836.377.964. Nilai aset puskemas mengalami kenaikan sebesar RP
81.147.000 atau 3,53 persen dari nilai aset di tahun 2017 karena adanya
tambahan dari belanja modal dari sumber dana kapitasi, hibah APBD dan
APBN khususnya untuk aset Peralatan dan mesin. Rincian aset dapat
dijelaskan sebagai berikut:

C.4.1. Tanah

Saldo per 31 Desember 2017


Penambahan :
Saldo Awal
Pembelian
Transfer Masuk
Pengembangan
Reklasifikasi Masuk
Koreksi Nilai

Pengurangan
Transfer Keluar
Reklasifikasi Keluar
Penghapusan/hilang/rusak
Koreksi Nilai

Jumlah Mutasi
Saldo per 31 Desember 2018

Nilai tanah Puskesmas sesuai daftar KIB aset tanah yang telah
direkonsiliasi dengan data di KIB aset pemerintah daerah Kabupaten
Penajam Paser Utara tahun 2017 senilai Rp. 181.200.000 dan tahun 2018
sebesar Rp. 181.200.000 Nilai tanah tahun 2018 sama dengan tahun 2017
dan tidak ada penyesuaian nilai untuk aset tanah.
Peralatan dan Mesin C.4. 2. Peralatan dan Mesin
Rp.1.849.247.190 Saldo aset tetap berupa Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2018 dan
2017 adalah Rp. 1.775. 477.190 dan Rp. 1.849.247.190 Saldo aset tetap
peralatan dan mesin tahun 2018 mengalami peningkatan 4,2 persen dari
tahun 2017. Mutasi nilai Peralatan dan Mesin tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:

36
Mutasi transaksi penambahan peralatan dan mesin berupa:

a. Pembelian komputer berupa PC atau laptop senilai Rp. 22.470.000


dan
b. Pembelian peralatan komputer berupa printer senilai Rp.4.500.000
c. Penerimaan hibah alat angkut darat bermotor berupa kendaraan
bermotor roda 2 senilai Rp.........................
Mutasi kurang merupakan penghentian penggunaan sebuah mesin genset
atau aset tetap lain yang sudah dalam kondisi rusak berat senilai
Rp........................dan direklasifikasi ke dalam Aset Lainnya. Rincian aset
tetap Peralatan dan Mesin disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan
ini.
Gedung dan Bangunan C.4.3. Gedung dan Bangunan
Rp .1.412.957.667 Nilai Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2018 dan 2017 adalah
Rp.1.412.957.667 dan Rp. 1.412.957.667 Nilai gedung dan bangunan
tahun 2018 sama dengan tahun 2017 dan tidak ada penyesuaian nilai
untuk aset gedung dan bangunan Rincian aset tetap Gedung dan
Bangunan disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini.
Jalan, Jaringan dan C.4.4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Irigasi
Rp......................... Saldo Jalan, Irigasi, dan Jaringan per 31 Desember 2018 dan 2017
adalah masing-masing sebesar Rp.....................dan Rp.......................
Pada tahun 2018 terjadi mutasi tambah sebesar Rp...........................yang
merupakan penambahan jaringan teknologi informasi. Mutasi transaksi
terhadap Jalan, Irigasi, dan Jaringan pada tanggal 31 desember 2018
tidak tresedia karena nilaiya belum ada tambahan sejak tahun
2017 .Rincian aset tetap Jalan, Irigasi dan jaringan disajikan pada
Lampiran Laporan Keuangan ini.
Aset Tetap Lainnya C.4.5. Aset Tetap Lainnya
Rp......................... Aset Tetap Lainnya merupakan aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan
dalam tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi
dan jaringan. Saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2018 dan 2017
adalah Rp. dan Rp Aset tetap tersebut berupa barang bercorak kesenian,
alat peraga mainan, dan peralatan demo kesehatan lainnya. Tidak ada
mutasi tambah maupun kurang atas aset tetap ini untuk Tahun 2018.
Rincian Aset Tetap Lainnya disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan
ini.
Konstruksi Dalam C.4.6. Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)

37
Pengerjaan Saldo konstruksi dalam pengerjaan per 31 Desember 2018 dan 2017
Rp ..........................
adalah masing-masing sebesar Rp ....................dan Rp0. yang merupakan
pembangunan gedung tempat kerja berupa bangunan kerja atau renovasi
yang proses pengerjaannya belum selesai sampai dengan tanggal neraca.

Akumulasi Penyusutan C.5. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap


Aset Tetap
Rp ....................... Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap
yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset
yang bersangkutan. Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui
sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan beban
penyusutan dalam laporan operasional.Aset Tetap Lainnya berupa buku
perpustakaan, alat peraga mainan anak, alat peraga kesehatan tidak
dilakukan penyusutan secara periodik, melainkan diterapkan penghapusan
pada saat Aset Tetap Lainnya tersebut sudah tidak dapat digunakan atau
mati.Metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis
lurusdengan estimasi masa manfaat sesuai di lampiran 1 Permendagri 64
tahun 2013 tentang penerapan akuntansi akrual di pemerintah daerah.

Khusus penambahan masa manfaat aset tetap karena adanya


perbaikan terhadap aset tetap baik berupa overhaul dan renovasi disajikan
tersendiri pada modul implementasi SAP Berbasis Akrual pada
Pemerintah Daerah. Sedangkan formula penghitungan penyusutan barang
milik daerah adalah sebagai berikut:

Keterangan formula
adalah sebagai berikut:

1. Penyusutan per periode merupakan nilai penyusutan untuk aset


tetap suatu periode yang dihitung pada akhir tahun;
2. Nilai yang dapat disusutkan merupakan nilai buku per 31
Desember 2018 untuk Aset Tetap yang diperoleh sampai dengan
31 Desember 2018. Untuk Aset Tetap yang diperoleh setelah 31
Desember 2018 menggunakan nilai perolehan; dan
3. Masa manfaat adalah periode suatu Aset Tetap yang diharapkan

38
digunakan untuk aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik
atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh
dari aset untuk aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik.

Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap untuk per jenis aset per 31
Desember 2018 dan 2017 adalah masing-masing Rp ................dan
Rp ...............Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan kontra akun
Aset Tetap yang disajikan berdasarkan pengakumulasian atas
penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat
Aset Tetap selain untuk Tanah Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
per 31 Desember 2018 adalah sebagai berikut:

39
EkuitasRp.1.919.618.814 C.6. Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih
antara aset dan kewajiban Puskesmas pada tanggal laporan neraca.
Saldo Ekuitas berasal dari Ekuitas awal ditambah (dikurang) oleh
Surplus/Defisit LO dan perubahan lainnya seperti koreksi nilai
persediaan, selisih evaluasi Aset Tetap, dan lain-lain. Rincian ekuitas
untuk tahun 2018 dan 2017 tersaji dalam tabel dibawah ini:

PEMERINTAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA


UPTD PUSKESMAS BABULU
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN TAHUN 2018 DAN 2017

URAIAN 2018 2017 NAIK/TURUN %

Ekuitas Awal tahun 5,606,295,035 4,646,485,628 959,809,407 2065.7%


Surplus/Defisit - LO 22,827,455 183,781,400 959,809,407 52225.6%
Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar:
Koreksi Nilai Persediaan - 0.0%
Selisih Revaluasi Aset Tetap - 0.0%
Lain-lain - 0.0%
Ekuitas Akhir 1,919,618,814 #DIV/0!

Ekuitas per 31 Desember 2018 dan 2017 adalah masing-masing sebesar


Rp. 5.606.295.095 dan Rp. 4.646.485.628 Ekuitas adalah kekayaan bersih
entitas yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban. Rincian lebih
lanjut tentang ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

40
D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL

Pendapatan-LO merupakan hak Puskesmas yang diakui sebagai


penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan
yang mungkin akan disetor kambali ke kas daerah. Pendapatan-LO
merupakan pendapatan yang menjadi tanggung jawab dan wewenang
Puskesmas, baik yang dihasilkan oleh transaksi operasional, non
operasional dan pos luar biasa yang meningkatkan ekuitas entitas
pemerintah. Pendapatan-LOdikelompokkan dari dua sumber, yaitu
transaksi pertukaran (exchange transactions) dan transaksi non-
pertukaran (non-exchange transactions). Pendapatan dari Transaksi
Pertukaran adalah manfaat ekonomi yang diterima dari berbagai
transaksi pertukaran seperti penjualan barang atau jasa layanan
tertentu, dan barter.Pendapatan dari transaksi non-pertukaran adalah
manfaat ekonomi yang diterima pemerintah tanpa kewajiban
puskesmasmenyampaikan prestasi balik atau imbalan balik kepada
pemberi manfaat ekonomi termasuk (namun tidak terbatas
pada)pendapatan pajak, rampasan, hibah, sumbangan, donasi dari
entitas di luar entitas akuntansi dan entitas pelaporan, dan hasil
alam.Kebijakan akuntansi pendapatan-LO meliputi kebijakan akuntansi
pendapatan-LO untuk Puskesmas dan kebijakan akuntansi. Akuntansi
Pendapatan-LO pada Puskesmas meliputi Pendapatan Asli Daerah,
Pendapatan Transfer, Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah, serta
Pendapatan Non Operasional. Akuntansi Pendapatan-LO pada
Puskesmas meliputi Pendapatan Retribusi, kapitasi, non kapitasi, APBD
dan APBN

Pengakuan Pendapatan-LO diakui pada saat:Timbulnya hak atas


pendapatan. Kriteria ini dikenal juga dengan earned.Pendapatan
direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumberdaya ekonomi baik sudah
diterima pembayaran secara tunai (realized) maupun masih berupa
piutang (realizable).

D.1. Pendapatan
Pendapata
n Retribusi Pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya
(setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan-LO diukur
dengan menggunakan nilai nominal kas yang masuk ke kas Puskesmas
dari sumber pendapatan dana kapitasi JKN, non kapitasi JKN, Retribusi

41
pelayanan kesehatan, dana BOK , dana APBD, dan sumber lainnya
yang sah dengan menggunakan asas bruto, yaitu pendapatan dicatat
tanpa dikurangkan/dikompensasikan dengan belanja yang dikeluarkan
untuk memperoleh pendapatan tersebut

Dalam hal besaran pengurang terhadap Pendapatan-LO bruto (biaya)


bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat
dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka
asas bruto dapat dikecualikan. Pengecualian azas bruto dapat terjadi
jika penerimaan kas dari pendapatan tersebut lebih mencerminkan
aktivitas pihak lain dari pada Puskesmas atau penerimaan kas tersebut
berasal dari transaksi yang perputarannya cepat, volume ransaksi
banyak dan jangka waktunya singkat.

Pendapatan-LO disajikan pada Laporan Operasional. Pendapatan LO


disajikan dalam mata uang rupiah. Apabila penerimaan kas atas
pendapatan LO dalam mata uang asing, maka penerimaan tersebut
dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata
uang asing tersebut menggunakan kurs pada tanggal transaksi.

Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember


2018 adalah sebesar Rp.980.195.735 atau mencapai 84 .persen dari
pagu anggaran pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp 1.168.571.000.
Pendapatan Puskesmas Babulu terdiri dari Pendapatan Jasa dan
Pendapatan Lain-lain.

D.1.1. Pendapatan Retribusi Kesehatan

Pendapatan Retribusi kesehatan adalah pendapatan Puskesmas yang


diterima dari pelayanan retribusi kesehatan bagi masyarakat yang belum
ikut BPJS. Aturan di Pemda Kab Penajam Paser Utara semua
penerimaan dari retribusi harus disetor ka kas daerah satu hari setelah
diterima oleh bendahara penerimaan pembantu Puskesmas. Rincian
pendapatan retribusi kesehatan sama dengan nilai yang tercantum
dalam laporan LO.

Realisasi pendapatan Puskesmas dari retribusi pelayanan kesehatan


untuk tahun 2018 sebesar Rp 95.192.250 dan tahun 2017 sebesar Rp
97.168.500 atau mengalami penurunan sebesar 2 Persen.

42
Dari data di atas, tampak bahwa pendapatan retribusi terbesar berasal
dari kegiatan KIR KES sebesar Rp. 52.500.000 dan dususul dengan
pendapatan rawat jalan sebesar RP.13.500.000

D.1.1.2. Lain-lain Pendapatan yang Sah

Untuk pendapatan dari PAD lain yang sah terdiri dari pendapatan dana
kapitasi JKN, klaim non JKN, hibah dari APBD dan dana BOK serta
pendapatan lainnya dengan total untuk tahun 2018 sebesar Rp.
885.003.485 dan tahun 2017 sebesar Rp. 863.148.500 dari realisasi
tahun 2018 dan 2017, secara total pendapatan mengalami kenaikan
sebesar 23,5 persen. Dari rincian pendapatan yang ada, pendapatan
dari dana kapitasi masih menjadi pendapatan tersebesar Puskesmas
yang nilainya semakin meningkat tiap tahun. Untuk tahun 2018 sebesar
Rp……………….. dan tahun 2017 Rp……………… atau meningkat
sebesar ……….. persen

Pendapatan dari klaim pelayanan ke BPJS untuk tahun 2018 sebesar


Rp…………….. dan tahun 2017 sebesar Rp………………… atau
mengalami peningkatan sebesar ………. Persen. Untuk Pendapatan dari
APBD dan BOK dimasukkan sebagai pendapatan Puskesmas dengan
pertimbangan bahwa dana BOK dari APBN dipakai untuk pelaksanaan
kegiatan dan program di Puskesmas khususnya untuk kegiatan promotif
dan preventif walaupun dana BOK dikelola oleh Dinas kesehatan. Dari
informasi pendapatan Puskesmas di atas, tampak bahwa pendapatan
Puskesmas dalam dua tahun terakhir mengalami peningkatan baik dari
sumber retribusi maupun dari dana JKN. Hal ini dapat memberikan
sinyal positif bahwa dengan pola pengelolaan keuangan BLUD,
diharapkan akan terjadi peningkatan pendapatan yang signifikan di
masa mendagtang akibat efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan
yang berdampak besar terhadap peningkatan kualitas pelayanan di
Puskesmas.

D.2. Beban/biaya

Beban di laporan LO diakui dengan cara sebagai berikut:

1. Beban diakui pada saat timbulnya hak tagih atau kewajiban untuk
membayar dari Rekening Kas Puskesmas.
2. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pembantu,
pengakuan terjadi pada saat pertanggungjawaban atas

43
pengeluaran tersebut disahkan oleh Kepala Puskesmas.
Akuntansi belanja dilaksanakan berdasarkan azas bruto dan
diukur berdasarkan nilai nominal yang dikeluarkan dan tercantum
dalam dokumen anggaran

D.2.1. Beban Pegawai

Realisasi Beban Pegawai TA 2018 dan 2017 adalah masing-masing


sebesar Rp 0 dan Rp.0 Realisasi beban TA 2018 mengalami kenaikan
sebesar 0 persen dari TA 2017. Hal ini disebabkan antara lain oleh:

1. Adanya penambahan pegawai non PNS dalam rangka


mendukung program maupun kegiatan dalam beberapa tahun
mendatang. Contoh belanja pegawai adalah honor pelaksana
kegiatan pengadaan barang/jasa, honor PPK, PPTK, dan honor
kader UKM Puskesmas
2. Penambahan remunerasi berupa jasa pelayanan bagi pegawai
Non PNS serta honorarium bagi sopir, teknisi, penjaga malan dll

Pos beban Pegawai terdiri dari belanja gaji dan tunjangan, honorarium
PNS dan Non PNS. Beban gaji dan tunjangan adalah beban gaji bagi
PNS yang dananya bersumber dari APBD, sedangkan beban honor
sumber dananya dari APBD dan APBN. Berikut tabel yang menyajikan
informasi beban pegawai dan tunjangan. Untuk pos Honorarium, terdiri
dari honor PNS dan Non PNS, pos honor ini menampoung semua
honorarium baik yang bersal dari sumber dana APBD dan APBN,
misalnya honor jasa, honor narasumber, honorn sebegaai PPK, pejabat
pengadaan dll.

D.2.2. Beban Operasi

Beban operasi merupakan jenis belanja langsung operasional yang


dibelanjakan untuk kegiatan utama dan kegiatan pendukung
Puskesmas. Belanja operasional terdiri dari 14 item belanja disesuaikan
dengan telah disesuaikan dengan dokumen anggaran RKA Puskesmas.
Beban operasional terdiri dari semua pos beban dari mulai belanja alat
tulis kantor sampai honorarium. Realisasi beban tahun 2018 sebesr Rp.
915.368.280 dan tahun 2017 sebesar Rp.895.634.965 Realisasi Beban
TA 2018 mengalami kenaikan sebesar 22 persen. Hal ini disebabkan
antara lain:

44
1. Pengadaan belanja modal diikuti dengan peningkatan belanja
barang untuk mendukung rencana strategis yang dimulai pada TA
2019,
2. Kegiatan pemberdayaan masyarakat UKM yang dibiayai dari
belanja dana kapitais dan dana BOK untuk kegiatan pokok
puskesmas semakin meningkat dan direncanakan akan semakin
besar lagi di tahun mendatang

Beberapa pos beban dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Beban bahan habis pakai


Pos beban ini berisi semua beban bahan habis pakai yang akan
habis atau berkurang selama satu tahun anggaran. Untuk tahun
2018 sebesar RP dan tahun 2017 sebesar Rp . atau naik
sebesar persen
2. Beban persediaan bahan/material
Pos beban ini berisi semua beban berkaitan dengan kegiatan
pelayanan yang meliputi obat obatan bahan lab dsb.. untuk tahun
2018 sebesar Rp……………… dan tahun 2017 sebesar
Rp…………… atau naik ………… persen
3. Beban Jasa kantor
Pos beban jasa kantor meliputi semua jenis beban yang terkait
dengan pelayanan pendukung yang bersifat operasional kantor
yang bersifat jasa, seperti belanja air, listrik, telepon dll. Untuk
beberapa jenis belanja ini, masih sebagian didanai dari APBD
dalam bentuk biaya operasional Puskesmas.
4. Beban Honorarium
Pos beban ini terdiri dari honorarium PNS dan non Non PNS
yang sumber pendanaan dari JKN atau APBD. Contoh belanja ini
adalah jasa pelayanan, honor pejabat pengadaan, dll.
5. Beban Peraewatan kendaraan bermotor
Beban ini merupakan beban atas pemelihatraan kendaraan
bermotor contohnya servis, ganti olie, BBM, suku cadang dll yang
terkait dengan perawatan kendaraan bermotor.

45
E. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Ekuitas Awal E.1 Ekuitas Awal


Rp5.606.295.
Nilai ekuitaspada tanggal 1 Januari 2018 dan 2017 adalah masing-masing
035.
sebesar Rp 5.606.295.035 .dan Rp.4.646.485.628
Defisit LO E.2 Surplus (Defisit) LO
Rp.145.420. JumlahSurplus/Defisit LO untuk periode yang berakhir pada 31 Desember
2018 dan 2017 adalah sebesar Rp 64.827.455 dan Rp 64.682.035 defisit
LO merupakan selisih kurang antara surplus/defisit kegiatan operasional,
surplus/defisit kegiatan non operasional, dan pos luar biasa.
Koreksi Nilai E.3 Koreksi Nilai Persediaan
Persediaan
Koreksi Nilai Persediaan mencerminkan koreksi atas nilai persediaan
Rp…………..
yang diakibatkan karena kesalahan dalam penilaian persediaan yang
terjadi pada periode sebelumnya. Koreksi nilai persediaan untuk tahun
2018 dan 2017 adalah masing-masing sebesar Rp ……………dan
Rp .................Rincian Koreksi Nilai Persediaan untuk tahun 2018 adalah

KoreksiAset E.4 KoreksiAset Tetap


Tetap Rp
………………. Koreksi Atas Nilai Perolehan Aset Tetap merupakan koreksi atas
kesalahan pencatatan kuantitas aset pada laporan keuangan. Koreksi
pencatatan aset tetap untuk tahun 2018 dan 2017 adalah masing-masing
sebesar Rp………….dan Rp...............Nilai koreksi nilai Aset Tetap
tersebut adalah koreksi nilai Gedung dan Bangunan.
Koreksi Atas E.5 Koreksi Atas Beban
Beban
Rp................. Koreksi Atas Beban merupakan koreksi atas kesalahan pengakuan beban
yang terjadi pada periode sebelumnya dan baru diketahui pada periode
berjalan. Koreksi atas Beban untuk Tahun 2018 dan 2017. Puskesmas
ABC belum terdapat koreksi atas beban.
Koreksi Atas E.6 Koreksi Atas Pendapatan
Pendapatan
Rp…………… Koreksi Atas Pendapatan merupakan koreksi atas kesalahan pengakuan
pendapatan yang terjadi pada periode sebelumnya dan baru diketahui
pada periode berjalan. Koreksi atas Pendapatan untuk Tahun 2018 dan
2017 untuk Puskesmas Babulu belum tersedia datanya

Ekuitas Akhir E.7 Ekuitas Akhir


Rp.1.919.618.

46
814. Nilai Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah masing-
masing sebesar Rp..606.295.035 dan Rp.4.646.485.628 Nilai ekuitas
menunjukkan total aset dikurangi dengan total kewajiban. Jika puskesmas
tidak punya nilai kewajiban, maka total ekuitas = total aset. Total ekuitas
memberikan informasi bahwa modal puskesmas untuk menjadi BLUD
tercermin dari nilai ekuitas. Semakin besar nilai ekuitas, semakin bagus
potensi puskesmas dki masa mendatang

F. PENGUNGKAPAN-PENGUNGKAPAN LAINNYA

F.1 KEJADIAN-KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA

Untuk kejadian kejadian penting setelah tanggal neraca belum tersedia


data di Puskesmas, sehingga belum dapat dilakukan penilaian

47
BAB III
PENUTUP

Demikian penyusunan Laporan Keuangan pokok UPT Puskesmas Babulu yang terdiri dari
Neraca, LRA, LO, LPE dan catatan atas laporan keuangan untuk tahun 2018 dan 2017.
laporan keuangan ini kami susun sesuai Permendagri 64/2013 dan telah disesuaikan dengan
aturan perundangan dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. Meski[pun
demikian kami menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Keuangan yang telah kami sajikan ini
masih belum sempurna dalam arti belum semua akun akun dalam laporan keuangan berisi
nilai-nilai seperti yang ada dalam laporan keuangan pemerintah daerah. Hal ini disebabkan
karena masih belum adanya transaksi keuangan yang diharapkan sesuai akun akun yang
ada.

Laporan Keuangan ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam penyusunaan anggaran
dan pelaksanaan kegiatan di bidang kesehatan pada Pemerintah Kabupaten Jember baik
aparatur jajaran Pelayan Kesehatan, masyarakat maupun tim penilai PPK BLUD Kab
Jember.

Menyadari akan kekurangan yang ada, maka saran dan masukan untuk
kesempurnaan laporan ini, sangat diharapkan, utamanya sebagai perbaikan penyusunan
laporan keuangan di masa yang akan datang, sehingga sasaran dan tujuan laporan
pertanggungjawaban keuangan dapat tercapai dengan tepat

Babulu, 01 April 2019

Kepala UPTD Puskesmas Babulu

Rajudin, SKM

Anda mungkin juga menyukai