LAPORAN AWAL KBA Skrining Fitokimia
LAPORAN AWAL KBA Skrining Fitokimia
LAPORAN AWAL KBA Skrining Fitokimia
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK/SHIFT : 1/1A
2. MUTIARA (1704037)
3. CHELVIN (1704057)
2. RAHMI OKTARI
HARI/JAM : SELASA/08.00-10.30
Tanaman mahkota dewa, dikenal sebagai salah satu tanaman obat asli
Indonesia yang berasal dari Papua. Ukuran tanaman tidak terlalu besar dengan
tinggi bisa mencapai 4 meter. Mahkota dewa merupakan tanaman tahunan dan
banyak dibudidayakan masyarakat sebagai tanaman peneduh atau sebagai
tanaman hias di pekarangan. Struktur batang mahkota dewa bergetah terdiri atas
kulit batang yang berwarna cokelat kehijauan dan batang kayu yang berwarna
putih. Daun mahkota dewa berbentuk lonjong/memanjang, langsing, ujungnya
berbentuk runcing dengan tepi daun rata dan permukaan daun licin tidak berbulu.
Bunga mahkota dewa berwarna putih dan berbau harum berukuran kecil
menyerupai bunga cengkih. Buah tumbuh sepanjang batang utama hingga ke
ranting-ranting tanaman, berbentuk bulat dengan ukuran bervariasi. Buah
berbentuk bulat berdiameter 3-5cm dengan permukaan licin dan beralur terdiri
atas kulit, daging, cangkang, dan biji. Kulit buah muda berwarna hijau, sedangkan
yang sudah tua berwarna merah mengkilap. Daging buah berwarna putih, berserat,
dan berair. Cangkang buah merupakan kulit dari biji dan terasa keras. Biji
berbentuk bulat lonjong berdiameter sekitar 1cm dan berwarna cokelat, bagian
dalam berwarna putih.
Pohon mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa. Bagian
buahnya biasa disebut simplisia phaleriae fructus. Mahkota dewa memiliki nama
lokal, seperti makutadewa, makuto dewo, makuto ratu, atau makuto rojo ( Jawa),
crown of God, boh anggota dewan, simalakama (Melayu). Orang Banten
menjulukinya raja obat. Mahkota dewa berasal dari Papua Nugini.
Buah mahkota dewa mengandung beberapa zat aktif seperti, alkaloid, bersifat
detoksifikasi yang dapat menetralisir racun di dalam tubuh. Juga mengandung
saponin, yang bermanfaat sebagai sumber anti bakteri dan anti virus,
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas, mengurangi kadar
gula dalam darah, mengurangi penggumpalan darah.
Kandungan lainnya, flavonoid, melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh
dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, mengurangi
kandungan kolesterol, serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding
pembuluh darah. Di samping itu, juga mengandung antiinflamasi (antiradang),
berfungsi sebagai anti-oksidan, membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi
pendarahan atau pembengkakan. Kandungan polifenolnya berfungsi sebagai anti
histamin (antialergi). Kemampuan dimiliki oleh alkaloid dan flavonoid. Alkaloid
terbukti mempunyai kemampuan regenerasi sel pankreas yang rusak. Flavonoid
mempunyai sifat sebagai antioksidan sehingga dapat melindungi kerusakan sel-sel
pankreas dari radikal bebas. Mekanisme ekstra pankreatik dapat berlangsung
melalui berbagai mekanisme. Alkaloid menurunkan glukosa darah dengan cara
menghambat absorbsi glukosa di usus, meningkatkan transportrasi glukosa di
dalam darah merangsang sintesis glikogen dan menghambat sintesis glukosa.
Daun salam adalah tanaman yang memiliki nama ilmiah Eugenia
polyantha w. Daun salam sering digunakan terutama untuk bahan
rempahrempah pengharum masakan di sejumlah Asia Tenggara termasuk di
Indonesia. Selain sebagai rempah-rempah, daun salam juga dapat digunakan
sebagai obat tradisional. Akhir-akhir ini masyarakat banyak yang
menggunakan obat tradisional karena obat tradisional tidak memerlukan biaya
yang mahal dan dapat diramu sendiri, selain itu juga obat tradisional
memiliki efek samping yang relatif sangat kecil dibandingkan dengan obat-
obatan sintetik yang banyak dijual di pasaran (Dalimartha, 2005). Daun
salam mempunyai pohon yang cukup besar dan tingginya bisa mencapai 20-25
meter (Winarto, 2004). Daun tunggal bertangkai pendek, panjang tangkai daun
5-10 mm, helai daun berbentuk lonjong memanjang yang panjangnya 7-15 cm
dengan lebar 5-10 cm, ujung pangkal daun meruncing ((FHI), 2009). Bunga
majemuk tersusun dalam mulai yang keluar dari ujung ranting, berwarna putih,
dan berbau harum, buahnya buni, bulat, berdiameter 8-9 mm, buah muda
berwarna hijau, setelah masak menjadi merah gelap, rasanya agak sepat. Biji
bulat, diameter kurang lebih 1 cm, berwarna coklat (Dalimartha, 2005)
2.2 Klasifikasi
C. Kandungan Kimia
Zat Tanin, Asam Pipekolinat, Mimosin.
BAB III
Posedur Kerja
Pemeriksaan Fenolat
Sebagian lapisan air diteteskan kedalam plat tetes kemudian tambahkan
pereaksi FeCl3.
Terbentuknya warna biru menandakan adanya senyawa fenolat.
Pemeriksaan saponin
Sebagian lapisan air dimasukkan ke dalam tabung reaksi kecil
kemudian kocok kuat kuat.
Terbentuknya busa permanen (kurang lebih 15 menit) menandakan
adanya saponin.