LAPORAN AWAL KBA Skrining Fitokimia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN AWAL

KIMIA BAHAN ALAM


SKRINING FITOKIMIA TUMBUHAN OBAT

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK/SHIFT : 1/1A

NAMA ANGGOTA : 1. SUCI YELLI GRISKA (1704007)

2. MUTIARA (1704037)

3. CHELVIN (1704057)

4. INGGIT EVIZARD PUTRI (1704103)

5. HERMA YUSTIKA (1704127)

DOSEN : LOLA AZYNELA, M.Farm,Apt

ASISTEN DOSEN : 1. DESSY KURNIA RISMA

2. RAHMI OKTARI

HARI/JAM : SELASA/08.00-10.30

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA PERINTIS


YAYASAN PERINTIS
PADANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang kaya akan beraneka ragam flora dan fauna.
Keanekaragaman ini terutama pada tumbuhan menarik banyak perhatian orang
uang lebih memilih jalur alternatif dalamp engobatan, mengingat terlalu banyak
efek samping yang disebabkan oleh produk obat-obatan sintetis. Dan seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kecenderungan
masyarakat lebih memilih produk yang alamiah, maka semakin semakani banyak
penelitian tentang kandungan-kandungan kimia penting dalam tumbuh-tumbuhan
yang dapat digunakan dalam pengembangan obat baru. Uji skrining fitokimia
adalah suatu tahap awal untuk mengidentifikasi kandungan dari suatu senyawa
dalam simplisia atau tanaman yang yang akan diuji. Fitokimia atau kimia
tumbuhan mempelajari aneka ragam senyawa organik yang dibentuk dan yang
terkandung dalam suatu tanaman yaitu mengenai struktur kimianya,
biosintetisnya, penyenbaran secara ilmiah serta Fungsi biologisnya dari
suatu tanaman. 
Adapun prinsip dari uji skrininng fitokimia dilakukan berdasarkan kompo- isi
kandungan kimia dalam tmbuhan atau bagian yang memiliki senyawa target yang
diamati atau dianalisis dan untuk itu pada uji skrining fitokimia dapat diketahui
kandungan secara kualitatif kandungan kimia yang terdapat di dalam kulit buah
mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), daun salam (Syzygium polyantum), dan daun
putri malu (Mimosa pudica) dimana kita menggunakan uji tabung dan itu
termasuk kedalam analisis kualitatif dengan melakukan penambahan reagen
sehingga terjadi perubahan warna ataupun terjadi endapan. Dan untuk itu pada
praktikum ini sampel yang digunakan adalah kulit buah mahkota dewa (Phaleria
macrocarpa), daun salam (Syzygium polyantum), dan daun putri malu (Mimosa
pudica).
1.2 Tujuan
Untuk mengenal cara identifikasi senyawa fitokimia dari tumbuhan.
1.3 Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui zat kimia yang terkandung dalam kulit buah
mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), daun salam (Syzygium polyantum), dan
daun putri malu (Mimosa pudica).
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori
Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala
jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan,
termasuk sayuran dan buah-buahan. Dalam penggunaan umum, fitokimia
memiliki definisi yang lebih sempit. Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk
pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk
fungsi normal tubuh, tetapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan
atau memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit. Karenanya, zat-zat ini
berbeda dengan apa yang diistilahkan sebagai nutrien dalam pengertian
tradisional, yaitu bahwa mereka bukanlah suatu kebutuhan
bagi metabolisme normal, dan ketiadaan zat-zat ini tidak akan mengakibatkan
penyakit defisiensi, paling tidak, tidak dalam jangka waktu yang normal untuk
defisiensi tersebut.
Senyawa fitokimia adalah senyawa kimia yang terdapat secara alami dalam
tanaman (fito berarti "tanaman" dalam bahasa Latin). Beberapa bahan
mempengaruhi warna atau sifat organoleptik lainnya, seperti ungu tua pada
blueberries dan bau pada bawang putih. Senyawa fitokimia dapat memiliki
signifikansi biologis, contohnya karotenoid atau flavonoid, tetapi tidak tersedia
sebagai unsur hara. Terdapat kurang lebih 4.000 senyawa fitokimia di alam.

Tanaman mahkota dewa, dikenal sebagai salah satu tanaman obat asli
Indonesia yang berasal dari Papua. Ukuran tanaman tidak terlalu besar dengan
tinggi bisa mencapai 4 meter. Mahkota dewa merupakan tanaman tahunan dan
banyak dibudidayakan masyarakat sebagai tanaman peneduh atau sebagai
tanaman hias di pekarangan. Struktur batang mahkota dewa bergetah terdiri atas
kulit batang yang berwarna cokelat kehijauan dan batang kayu yang berwarna
putih. Daun mahkota dewa berbentuk lonjong/memanjang, langsing, ujungnya
berbentuk runcing dengan tepi daun rata dan permukaan daun licin tidak berbulu.
Bunga mahkota dewa berwarna putih dan berbau harum berukuran kecil
menyerupai bunga cengkih. Buah tumbuh sepanjang batang utama hingga ke
ranting-ranting tanaman, berbentuk bulat dengan ukuran bervariasi. Buah
berbentuk bulat berdiameter 3-5cm dengan permukaan licin dan beralur terdiri
atas kulit, daging, cangkang, dan biji. Kulit buah muda berwarna hijau, sedangkan
yang sudah tua berwarna merah mengkilap. Daging buah berwarna putih, berserat,
dan berair. Cangkang buah merupakan kulit dari biji dan terasa keras. Biji
berbentuk bulat lonjong berdiameter sekitar 1cm dan berwarna cokelat, bagian
dalam berwarna putih.
Pohon mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa. Bagian
buahnya biasa disebut simplisia phaleriae fructus. Mahkota dewa memiliki nama
lokal, seperti makutadewa, makuto dewo, makuto ratu, atau makuto rojo ( Jawa), 
crown of God, boh anggota dewan, simalakama (Melayu). Orang Banten
menjulukinya raja obat. Mahkota dewa berasal dari Papua Nugini.
Buah mahkota dewa mengandung beberapa zat aktif seperti, alkaloid, bersifat
detoksifikasi yang dapat menetralisir racun di dalam tubuh. Juga mengandung
saponin, yang bermanfaat sebagai sumber anti bakteri dan anti virus,
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas, mengurangi kadar
gula dalam darah, mengurangi penggumpalan darah.  
Kandungan lainnya, flavonoid, melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh
dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, mengurangi
kandungan kolesterol, serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding
pembuluh darah. Di samping itu, juga mengandung antiinflamasi (antiradang),
berfungsi sebagai anti-oksidan, membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi
pendarahan atau pembengkakan. Kandungan polifenolnya berfungsi sebagai anti
histamin (antialergi). Kemampuan dimiliki oleh alkaloid dan flavonoid. Alkaloid
terbukti mempunyai kemampuan regenerasi sel pankreas yang rusak. Flavonoid
mempunyai sifat sebagai antioksidan sehingga dapat melindungi kerusakan sel-sel
pankreas dari radikal bebas. Mekanisme ekstra pankreatik dapat berlangsung
melalui berbagai mekanisme. Alkaloid menurunkan glukosa darah dengan cara
menghambat absorbsi glukosa di usus, meningkatkan transportrasi glukosa di
dalam darah merangsang sintesis glikogen dan menghambat sintesis glukosa. 
Daun salam adalah tanaman yang memiliki nama ilmiah Eugenia
polyantha w. Daun salam sering digunakan terutama untuk bahan
rempahrempah pengharum masakan di sejumlah Asia Tenggara termasuk di
Indonesia. Selain sebagai rempah-rempah, daun salam juga dapat digunakan
sebagai obat tradisional. Akhir-akhir ini masyarakat banyak yang
menggunakan obat tradisional karena obat tradisional tidak memerlukan biaya
yang mahal dan dapat diramu sendiri, selain itu juga obat tradisional
memiliki efek samping yang relatif sangat kecil dibandingkan dengan obat-
obatan sintetik yang banyak dijual di pasaran (Dalimartha, 2005). Daun
salam mempunyai pohon yang cukup besar dan tingginya bisa mencapai 20-25
meter (Winarto, 2004). Daun tunggal bertangkai pendek, panjang tangkai daun
5-10 mm, helai daun berbentuk lonjong memanjang yang panjangnya 7-15 cm
dengan lebar 5-10 cm, ujung pangkal daun meruncing ((FHI), 2009). Bunga
majemuk tersusun dalam mulai yang keluar dari ujung ranting, berwarna putih,
dan berbau harum, buahnya buni, bulat, berdiameter 8-9 mm, buah muda
berwarna hijau, setelah masak menjadi merah gelap, rasanya agak sepat. Biji
bulat, diameter kurang lebih 1 cm, berwarna coklat (Dalimartha, 2005)

Putri malu atau Mimosa pudica adalah perdu pendek anggota suku polong-


polongan yang mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat
menutup/layu dengan sendirinya saat disentuh. Walaupun sejumlah anggota
polong-polongan dapat melakukan hal yang sama, putri malu bereaksi lebih cepat
daripada jenis lainnya. Kelayuan ini bersifat sementara karena setelah beberapa
menit keadaannya akan pulih seperti semula. Keunikan dari tanaman ini adalah
bila daunnya disentuh, ditiup, atau dipanaskan akan segera "menutup". Hal ini
disebabkan oleh terjadinya perubahan tekanan turgor pada tulang daun. Rangsang
tersebut juga bisa dirasakan daun lain yang tidak ikut tersentuh.

Gerak ini disebut seismonasti, yang walaupun dipengaruhi rangsang


sentuhan (tigmonasti), sebagai contoh, gerakan tigmonasti daun putri malu tidak
peduli dari mana arah datangnya sentuhan. Tanaman ini juga menguncup saat
matahari terbenam dan merekah kembali setelah matahari terbit.Tanaman putri
malu menutup daunnya untuk melindungi diri dari hewan pemakan
tumbuhan (herbivora) yang ingin memakannya. Warna daun bagian bawah
tanaman putri malu berwarna lebih pucat, dengan menunjukkan warna yang pucat,
hewan yang tadinya ingin memakan tumbuhan ini akan berpikir bahwa tumbuhan
tersebut telah layu dan menjadi tidak berminat lagi untuk memakannya.

2.2 Klasifikasi

2.2.1 Tanaman sirsak


a. Kingdom         :Plantae (tumbuhan)
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Magnoliales
Famili      : Annonaceae
Genus             : Annona
Spesies           : Annona muricata L.
b. Manfaat
 Mengobati kanker
 Mengobati kista ovarium
 Mengobati diabetes
 Mengobati asam urat
 Meningkatkan kesuburan
 Melancarkan sistem pencernaan
 Obat nyeri punggung.
 Pengobatan eksim dan rematik
c. Kandungan Kimia
Daun sirsak memiliki kandungan kimia berupa alkaloid, tannin, dan
beberapa kandungan lainnya termasuk senyawa annonaceous acetogenins.
Annonaceous acetogenins merupakan senyawa yang memiliki potensi
sitotoksik. Senyawa sitotoksik merupakan senyawa yang dapat bersifat
toksik untuk menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker
(Mardiana, 2011). Menurut Robinson (1995), kandungan senyawa dalam
daun sirsak antara lain steroid/terpenoid, flavonoid,kumarin, alkaloid, dan
tanin. Senyawa flavonoidberfungsi sebagai antioksidan untuk
penyakitkanker, anti mikroba, anti virus, pengaturfotosintetis, dan pengatur
tumbuh (Robinson, 1995)

2.2.2 Tanaman Bunga Mawar


a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : icotyledonae
Ordo : Rosanales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Spesies : Rosa Hiproida atau Rosa sp.
Kingdom : Plantae
Superdivisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Order : Myrtales
Family : Myrtaceae
Gen
b. Manfaat
 mengobati kolesterol tinggi
 kencing manis
 tekanan darah tinggi
 sakit maag
 diare
c. Kandungan Kimia
minyak atsiri (sitral, eugenol), tanin, dan flavonoid
2.2.3 Tanaman Putri Malu
a. Klasifikasi
Kerajaan   : Plantae
Divisi         : Magnoliophyta
Kelas         : Magnoliopsida
Ordo         : Fabales
Famili       : Fabaceae
Genus       : Mimosa
Spesies     : Mimosa pudica
b. Manfaat
Bermanfaat sebagai penenang atau transquilizer, sebagai ekspektoran
atau peluruh dahak, sebagai diuretic atau peluruh air seni, anti tusif yang
biasa dikenal dengan anti batuk, sebagai penurun panas atau anti piretik
dan sebagai anti inflamasi atau anti radang.

C. Kandungan Kimia
Zat Tanin, Asam Pipekolinat, Mimosin.

BAB III
Posedur Kerja

1. Penentuan Kandungan Alkaloid


Kandungan keloid ditentukan dengan metode culvenor & fitzgerald
dengan cara seagai berikut :
a. Potong kecil kecil 2-4 g daun atau kulit batang sampel kemudian
haluskan dalam lumping dengan menambahkan sejumput pasir dan 10
ml kloroform.
b. Setelah digiling halus kemusian tambahkan 10 ml kloroform amoniak
0,05 N , diaduk / digerus lagi perlahan.
c. Saring larutan dengan corong kecil , didalamnya diletakkan kapas
sebagai saringan dan masukkan filtrate ke dalam tabung reaksi besar.
d. Tambahkan 10 tetes asam sulfat 2N, kocok tabung perlahan. Kocok
sejenak sehingga terbentuk pemisahan lapisan asam dan lapisan
kloroform.
e. Pipet lapisan asam (lapisan atas) dan pindahkan ke dalam tabung
reaksi kecil.
f. Tambahkan setetes pereaksi Mayer ke dalam tabung reaksi kecil
tersebut.
g. Reaksi positif akan ditandai dengan adanya kabut putih hingga
gumpalan putih/ endapan, +1 sampai 4. Untuk standarisasi dapat
digunakan larutan kinin sulfat. (+1=1:10.000; +2=1:2500; +3=1:1500;
+4=1:100)
2. Penentuan Kandungan Fenolat , Flavanoid , Terpenoid , Steroid dan
Saponin.
Kandungan metabolit sekunder ini dari golongan fenolat , flavonoid ,
terpenoid , steroid dan saponin ditentukan dengan menggunakan metode
Simes et al dengan cara sebagai berikut :
a. 4 gram sampel dipotong halus , dimasukkan dalam sebuah Erlenmeyer
100 ml , kemudian dimaserasi dengan 25 etanol panas (diatas penangas
air) selama 15 menit.
b. Saring panas panas kedalam Erlenmeyer 50 ml dan biarkan seluruh
etanol menguap sampai kering.
c. Tambahkan kloroform dan air suling (1:1) sebanyak 5 ml masing
masingnya, kocok dengan baik, kemudian pindahkan dalam tabung
reaksi, biarkan sejenak hingga terbentuk dua lapisan kloroform-air.
Lapisan kloroform di bagian bawah digunakan untuk pemeriksaan
senyawa terpenoid dan steroid, sedangkan lapisan air pada bagian atas
digunakan untuk pemeriksaan fenolat , flavonoid , dan saponin.

Pemeriksaan Fenolat
 Sebagian lapisan air diteteskan kedalam plat tetes kemudian tambahkan
pereaksi FeCl3.
 Terbentuknya warna biru menandakan adanya senyawa fenolat.

Pemeriksaan Flavonoid (Tes Sianidin)


 Sebgaian lapisan air diteteskan pada plat tetes.
 Tambahkan 1-2 butir logam Mg dan 2-3 tetes HCl pekat.
 Terbentuknya warna orange sampai merah menandakan adanya
flavonoid (kecuali isoflavon)

Pemeriksaan saponin
 Sebagian lapisan air dimasukkan ke dalam tabung reaksi kecil
kemudian kocok kuat kuat.
 Terbentuknya busa permanen (kurang lebih 15 menit) menandakan
adanya saponin.

Pemeriksan Terpenoiddan Steroid (Liebermann Burchard)


 Ambil sedikit lapisan kloroform dan saring melalui pipet yang
didalamya sudah terdapat norit dan kapas hingga diperoleh filtrat yang
jernih tidak berwarna.
 Teteskan filtrat pada 3 lobang plat tetes, biarkan sampai kering.
 Kedalam satu lobang ditambahkan asam sulfat pekat, sedangkan pada
dua lobang lainnya ditambahkan setetes asam asetat anhdrat dan setetes
asam sulfat pekat.
 Terbentuknya warna biru ungu menandakan adanya steroid sedangkan
bila terbentuk warna merah menandakan adanya kandungan terpenoid.

Anda mungkin juga menyukai