JEFRI
JEFRI
JEFRI
1. Fase Bayi
Masa bayi disebut juga masa mulut (oral phase). Disebut demikian karena
bayi dapat mencapai pemuasan kebutuhan hidupnya dengan menggunakan
mulutnya. Ciri khas pada masa mulut adalah:
a. Pada bulan pertama bayi senang tidur.
b. Hidupnya hanya makan.
c. Seakan-akan belum ada hubungan dengan dunia luar ( pasif)
d. Apabila bangun, bergerak-gerak secara spontan, menggelepar, membuka dan
menutup tangan dan sebagainya.
e. Pada umur empat bulan bayi mulai miring, membalikkan badan dan
mengangkat kepala, kemudian belajar merangkak, duduk, berdiri dan pada umur 1
tahun dapat berjalan dengan bantuan.
f. Perkembangan gerakan.
g. Perasaan semula kabur, kemudian mulai timbal dengan lagu tangis yang
bermacam-macam.
Dibandingkan fase perkembangan sebelum anak lahir ada beberapa hal yang harus
dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya.
(a)Mengeluarkan zakat fitrah, (b)Mendapat hak waris, (c)Menyampaikan kabar
gembira dan ucapn selamat atas kelahiran, (d)Menyuarakan azan dan ikomah
ditelinga bayi, (e)Aqiqah, (f)Memberi Nama.
2. Fase kanak-kanak.
Masa bayi ini dibagi pula kepada dua fase yaitu: fase anal, dan fase pra
sekolah.
a. Fase anal (1 – 3 tahun)
Ciri-ciri khas yang menonjol pada anak usia ini adalah :
1. Mula-mula sudah dapat berjalan, walaupun belum stabil
2. Mulai belajar makan sendiri
3. Senang mendengar cerita yang berulang-ulang
4. Senang mengerjakan hal yang berulang-ulang, misalnya menjatuhkan barang,
dan apabila diberikan dijatuhkan lagi, demikian seterusnya sampai kita menjadi
jengkel. Permainan seperti disebut menjatuhkan dan mengambil (drop and puul)
5. Dalam belajar bahasa ia mulai aktif, dengan mulai bertanya “ni, pa”(ini apa?).
karena itu jika anak sering bertanya maka jawablah pertanyaan sesuai dengaan
tingkat perkembangan anak
6. Pada umur 3 tahun mulai negatif. Tidak mudah menurut karena timbul
kemauannya yang keras
7. Mulai memperhatikan anak lain, mula-mula dengan menyentuh dengan jari,
badan anak lain.
b. Fase pra sekolah (3 – 6 tahun)
Karakteristik anak pada fase ini:
1. Dapat mengontrol tindakannya
2. Selalu ingin bergerak adalah sesuatu yang alami
3. Berusaha mengenal lingkungan sekelilingPerkembangan yang cepat dalam
berbicara
4. Senantiasa ingin memiliki sesuatu, egois, keras kepala, suka protes, menanyai
sesuatu berulang kali
5. Mulai membedakan antara yang benar dan yang salah, yang baik dan yang
buruk
6. Mulai mempelajari dasar perilaku sosial.
4. Fase Remaja
Awal remaja ditandai dengan dimulainya keguncangan, untuk laki-laki
ditandai dengan dimulainya ibtilant, atau (basah malam) sedangkan untuk
peremppuan ditandai dengan menstruasi.
Di masa remaja inilah tumbuh dorongan untuk mencari pedoman
hidup, mencari sesuatu yang dapat dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi,
dan di puja-puja. Proses pembentukan pendirian hidup atau pandangan hidup atau
cita-cita ini dapat dipandang sebagai penemuan nilai-nilai hidup di dalam
eksplorasi si remaja.
Menurut Sumardi Suryabrata, proses tersebut melewati tiga langkah yaitu:
a. Karena tiadanya pedoman, si remaja merindukan sesuatu yang dianggap
bernilai, pantas dihargai dan dipuja.
b. Selanjutnya, pada taraf yang kedua, objek pemujaan itu telah menjadi lebih
jelas; yaitu pribadi-pribadi yang dipandangnya mendukung sesuatu nilai (jadi
personifikasi lain-lain
c. Pada taraf yang ketiga, si remaja telah dapat menghargai nilai-nilai lepas dari
pendukungnya, nilai sebagai hal yang abstrak.
Najib Khalil al-Amin, menyebutkan bahwa dalam mendidik anak harus
mengambil sikap sebagai berikut :
1. Mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada anak-anak mereka yang
sedag puber dengan melakukan pengamatan.
2. Mengarahkan mereka untuk selalu pergi ke Masjid sejak kecil sehingga
memiliki disiplin naluriah dan andil yang potensial oleh lingkungan rabbaniah.
3. Menanamkan rasa percaya diri pada diri mereka dan siap mendengarkan
pendapat-pendapat mereka.
4. Menyarankan agar menjalani persahabatan dengan teman-teman yang baik.
5. Mengembangkan potensi mereka disemua bidang yang bermanfaat.
6. Menganjurkan mereka untuk berpuasa sunnah karena hal itu dapat menjadi
perisai dari kebobrokan moral.
7. Membuka dialog dan menyadarkan mereka akan status sosial mereka.
5. Fase Dewasa
Usia dewasa dimulai sejak berakhirnya kegoncangan-kegoncangan kejiwaan yang
menimpa masa remaja. Dengan demikian, usia dewasa bisa dikatakan ketenangan
jiwa, ketetapan hati dan keimanan yang tegas.
Netty Hartati, dkk, menjelaskan bahwa masa dewasa ini dapat dibagi kepada
tiga tahap.
a. Fase dewasa dini
Yaitu masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif
b. Fase dewasa madya
Fase ini dipandang sebagai masa usia antara 40 sampai 60 tahun.
Ada sepuluh karakteristik yang biasa terjadi pada usia dewasa madya:
1. Usia madya merupakan periode yang sangat menakutkan
2. Usia madya merupakan usia transisi
3. Masa stres
4. Usia yang berbahaya
5. Usia canggung
6. Masa berprestasi
7. Masa evaluasi
8. Dievaluasi dengan standar ganda
9. Masa sepi
10. Masa jenuh.
c. Fase dewasa akhir (Lansia)
Adapun ciri-ciri usia lanjut ini adalah:
1. Merupakan periode kemunduran
2. Perbedaan pada efek menua
3. Usia tua dinilai dengan keiteria yang berbeda
Sejalan dengan tingkat perkembangan usianya, Jalaluddin mengatakan bahwa
sikap keagamaan pada orang dewasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Menerima kebenaran agama berdasarkan pertimbangan yang matang bukan
sekedar ikit-ikutan.
2. Cenderung bersifat realis sehingga norma-norma agama lebih banyak
diaplikasikan dalam sikap dan tingkah laku.
3. Bersikap positif terhadap ajaran dan norma-norma agama dan berusaha untuk
mempelajari dan memperdalam keagamaan.
4. Tingkat ketaatan beragama didasarkan atas pertimbangan dan tanggung jawab
diri, hingga keberagamaan merupakan realisasi dari sikap hidup.
5. Bersikap lebih terbuka dan wawasan yang luas.
6. Bersikap lebih kritis terhadap materi ajaran agama sehingga kemantapan
beragama selain didasarkan atas pertimbangan pemikiran juga didasarkan atas
pertimbangan hati nurani.
7. Sikap keberagamaan cenderung mengarah kepada tipe-tipe kepribadian masing-
masing sehingga terlihat adanya pengaruh kepribadian dalam menerima,
memahami serta melaksanakan ajaran agama yang diyakininya.
ETELUSURTELUSURI
MADRIDISTA PUNYA CERITA
Berbagi
Mei 09, 2017
STRATEGI PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
yang mana atas karunia serta nikmatnya saya masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan makalah yang berjudul STRATEGI PENDIDIKAN SEUMUR
HIDUP. Makalah ini saya tulis untuk mencari tahu bagaimana strategi yang
digunakan dalam pendidikan seumur hidup.
Pada kesempatan ini, tak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada
dosen pengampu mata kuliah PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP, yaitu Ibu Sani
Susanti, M.Pd, serta kepada rekan-rekan yang telah mendukung penyelesaian
makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, baik dari segi tampilan maupun isi. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kepada para pembaca untuk sudi kiranya memberikan kritik
maupun saran yang sifatnya membangun.
Medan, Maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................................ 1
DAFTAR
ISI............................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 4
C. Tujuan.............................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi.......................................................................................... 5
A. Kesimpulan...................................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................................. 10
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian pendidikan secara umum pada hakekatnya berlangsung
ditengah masyarakat secara luas. Pendidikan adalah produk dari suatu sistem
sosial masyarakat yang menjadi unsur kebudayaan.pendidikan itu dibagi dalam
bermacam - macam,menurut Prof. R.Wroczynsky ada 3 macam pendidikan yaitu :
1. pendidikan formal yang meliputi berbagai jenis sekolah dari tingkat
rendah,menengah dan tinggi
2. pendidikan ekstra kurikuler, yang berjalan sejajar dengan pendidikan formal.
3. pendidikan seumur hidup, yang merupakan lanjutan dari pendidikan formal dan
ditujukan bagi orang dewasa.
Menurut stephens, pokok pendidikan seumur hidup adalah seluruh
individu harus memiliki kesempatan yang sistematik, terorgonisir untuk
instruction, studi dan learning di setiap kesempatan sepanjang hidup mereka.
Pendekatan ini lazim dilaksanakan melalui pendekatan klasikal dan kurikuler
dalamsistempersekolahan," jelasnya.
Adapun tujuan dari pendidikan seumur hidup adalah menyembuhkan
kemunduran akan pendidikan sebelumnya memperoleh keterampilan baru,
meningkatkan keahlian, mengembangkan kepribadian dan sebagainya.
Proses pendidikan seumur hidup akan selalu dialami oleh semua orang
baik dihubungkan dengan proses belajarnya. Proses belajar yang dimaksud adalah
belajar dalam rangka pendidikan formal disekolah dari sekolah yang terendah
sampai sekolah yang lebih tinggi. Jadi sekolah merupakan tumpuan hidup
seseorang, sehingga dengan langkah yang dilakukan dengan belajar akan
menghasilkan pendidikan seumur hidup yang dapat kita proleh dari yang tidak tau
menjadi tau. Sehingga pendidikan yang telah kita proleh tidak akan hilang ditelan
bumi selama manusia masih bisa bernapas, bergerak, berpikir dan brtindak,
pendidikan tidak akan hilang dari kehidupannya dan akan di bawa sampai mati.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
a. Apa yang dimaksud dengan Strategi ?
b. Bagaimana Strategi Pendidikan Seumur Hidup ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah
:
a. Untuk mengetahui pengertian Strategi.
b. Untuk mengetahui bagaimana strategi pendidikan seumur hidup.
A. Pengertian Strategi
Strategi secara umum adalah teknik untuk mendapatkan kemenangan
(victory) pencapaian tujuan (to achieve goals). Strategi adalah pendekatan secara
keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan
eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik
terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung
yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien
dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara
efektif. Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih
sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali
mencampuradukkan ke dua kata tersebut.
Menurut Craig & Grant (1996) pengertian strategi adalah penetapan
sasaran dan tujuan jangka panjang (targeting and long-term goals) sebuah
perusahaan dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai sasaran dan tujuan (achieve the goals and objectives).
Menurut Siagian (2004) menyatakan bahwa pengertian strategi adalah
serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen
puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi tersebut
Menurut Johnson and Scholes, bahwa pengertian strategi adalah arah
dan ruang lingkup sebuah organisasi dalam jangka panjang: yang mencapai
keuntungan bagi organisasi melalui konfigurasi sumber daya dalam lingkungan
yang menantang, untuk memenuhi kebutuhan pasar dan memenuhi harapan
pemangku kepentingan.
b. Bahwa untuk belajar, tiada batas waktu : artinya tidak ada istilah “ terlambat “
c. Bahwa belajar atau mendidik diri sendiri adalah proses alamiah sebagai bagian
integral atau merupakan totalitas kehidupan.
Dalam konsep pendidikan seumur hidup pendidikan informal, non formal adalah
saling mengisi dan memperkuat.