Tugas Tugas Perkembangan Dalam Psikologi Perkembangan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN PADA SETIAP FASE PERKEMBANGAN

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah:

Psikologi Perkembangan

Dosen: Dr. Hj. Nani M. Sugandhi, M. Pd.


Oleh:

PAI/ III B

 Abu Hasan M.A 021.011.0058  Saepudin 021.011.0106


 Ani Nuraeni 021.011.0032  Siti Laela Nur S. 021.011.0048
 Fasya Azahra 021.011.0034  Tiara 021.011.0049
 Moh. Syakir A.K 021.011.0085  Zaha Aulia 021.011.0040
 Nabila Rifdatun N. 021.011.0104

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SILIWANGI BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, kami ucapkan atas selesainya
makalah ini. Karena atas izin-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan lancer.

            Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan
kritik dari semua pihak. Khususnya teman-teman mahasiswa menjadi harapan bagi kami
guna perbaikan atas kekurangan makalah kami.

           Kami memohonan dan berharapan semoga apa yang telah kami lakukan mendapat
ridho dan kebaikan dari Allah SWT, serta bermanfaat bagi para pembaca sebagai
jembatan ilmu pengetahuan. Aamiin

Cimahi, 21 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................3

DAFTAR ISI......................................................................................................................4

BAB I.................................................................................................................................5

PENDAHULUAN.............................................................................................................5

BAB II...............................................................................................................................6

PEMBAHASAN................................................................................................................6

A. Pengertian Tugas Perkembangan............................................................................6

a. Tugas Perkembangan Pada di Usia Bayi............................................................6

b. Tugas Perkembangan Pada Masa Anak..............................................................9

c. Tugas Perkembangan Pada Remaja..................................................................11

d. Tugas Perkembangan Pada Masa Dewasa........................................................13

e. Tugas Perkembangan Setengah Baya...............................................................15

f. Tugas Perkembangan Pada Lansia...................................................................16

C. Peranan Sekolah dalam Mengembangkan Tugas-Tugas Perkembangan..............16

BAB III............................................................................................................................19

SIMPULAN.....................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umur-umur tertentu seseorang dapat dengan lebih cepat dan mudah
memperoleh kecekatan dalam memperoleh keterampilan-keterampilan tertentu dalam
mempelajari pola-pola tingkah laku tertentu.
Dalam keseluruhan proses hidupnya individu akan berusaha melakukan tugas
perkembangan agar dia menemukan kebahagiaan dalam kehidupan bermasyarakat.
Tiap fase pertumbuhan perkembangan memiliki tugas perkembangan sendiri. Tugas
ini timbul pada suatu periode tertentu dalam kehidupan individu. Keberhasilan dalam
mencapai tugas itu dapat membawa kebahagiaan dan berhasil dalam tugas
berikutnya.
Sedangkan bila gagal dalam mencapai tugas itu akan membawa ketidak
bahagiaan dan kekecewaan dalam masyarakat serta menemui kesulitan dalam tugas
berikutnya.
Tentu saja bentuk utama tugas perkembangan berakar pada pembentukan organ
biologis yang kelak berkembang karena pengaruh faktor biologis-psikologis-
sosiologis. Kekuatan dari dalam (biologis) dan kekuatan luar (psikologis-sosiologis)
menempatkan individu kepada serangkaian tugas perkembangan yang harus dipenuhi
agar menjadi manusia yang berhasil.

B. Rumusan Masalah

1.    Apa yang dimaksud dengan tugas-tugas perkembangan?


2.    Apa saja yang menjadi tugas perkembangan ?
3.    Bagimana tugas perkembangan pada setiap fase/periode perkembangan?
4.    Bagaimana peran sekolah dalam mengembangkan tugas-tugas
perkembangan?

C. Tujuan
1. Mengetahui Maksud dari tugas perkembangan dalam psikologi perkembangan.
2. Mengetahui tugas perkembangan pada setiap fase perkembangan.
3. Mengetahui peran sekolah dalam mengembangkan tugas perkembangan.
BAB II

PEMBAHASAN

a. Pengertian Tugas Perkembangan

Suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan
individu, yang apabila tugas itu berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan
kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikut; sementara apabila gagal, maka akan
menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan
penolakkan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas
berikutnya (Robert Havighurst, 1961).

Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku, atau


keterampilan yang seharusnya dimiliki oleh individu, sesuai usia atau fase
perkembangannya.

Menurut Hurlock (1981) tugas-tugas perkembangan ini sebagai Social


expectations dalam arti Setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya
menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang
disetujui bagi berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.

Adapun Sumber-sumber tugas perkembangan adalah kematangan fisik, tuntutan


masyarakat secara kultural, tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri dan
tuntutan norma agama.

B. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Setiap Fase Perkembangan

c. Tugas Perkembangan Pada di Usia Bayi

1) Belajar berjalan . Belajar berjalan terjadi pada usia antara 9 sampai 15 tahun ,
pada usia ini tulang kaki,otot dan susunan syarafnya telah matang untuk
belajar berjalan .
2) Belajar memakan makanan padat . Hal ini terjadi pada tahun kedua , sistem
alat-alat pencernaan makanan dan alat-alat pengunyahan pada mulut telah
matang untuk hal tersebut .
3) Belajar berbicara yaitu mengeluarkan suara yang berarti dan menyampaikan
kepada orang lain dengan perantaraan suara itu . Untuk itu, diperlukan
kematangan otot-otot dan syraf dari alat-alat bicara . Ada dua pendapat
mengenai cara permulaan anak dalam belajar berbicara , yaitu :
a. Pendapat pertama mengemukakan bahwa bayi mulai belajar bicara dengan
mengeluarkan macam-macam suara yang tidak berarti (meraban) .
Kemudian orang di sekitarnya mengajarkan kepadanya nama-nama atau
kata-kata tentang sesuatu secara teratur dalam situasi tertentu sampai anak
belajar mengasosiasikan (menghubung-hubungkan) suara-suara tertentu
dengan benda atau situasi (prilaku) tertentu . Misalnya : suara ‘’bapak”
yang di ucapkan anak secara kebetulan , kemudian oleh orang disekitarnya
diulanginya apabila sang ayah hadir di dekatnya , maka terjadilah asosiasi
antara “bapak” dengan orangnya .
b. Pendapat kedua justru sebalikya , menurut ini suara bayi tidaklah secara
kebetulan tetapi mempunyai arti baginya karena suara-suara itu
mengekspresikan (menyatakan) perasaan-perasaanya . Perkembangan
selanjutnya dari belajar bahasa ini terjadi dengan jalan meniru ( imitasi ) .
4) Belajar buang air kecil dan buang air besar . Tugas ini dilakukan pada tempat
dan waktu yang sesuai dengan norma masyarakat . Sebelum usia 4 tahun ,
anak pada umumnyabelum dapat mengatasi (menahan) ngompol karena
perkembangan syaraf yang mengatur pembuangan belum sempurna . Untuk
memberikan pendidikan kebersihan terhadap anak usia di bawah 4 tahun ,
cukup dengan pembiasaan saja. Yaitu setiap kali mau buang air . bawalah
anak ke WC tanpa banyak memberikan penerangan kepadanya .
5) Belajar mengenai perbedaan jenis kelamin , Melalui observasi (pengamatan)
anak dapat melihat tingkah laku , bentuk fisik dan pakaian yang berbeda
antara jenis kelamin yang satu dengan yang lainnya . Dengan cara tersebut
anak dapat mengenal perbedaaan anatomis pria dan wanita , anak menaruh
perhatian besar terhadap alat kelaminnya sendiri maupun orang lain . Agar
pengenalan teradap jenis kelamin (sex) itu berjalan normal, maka orang tua
perlu memperlakukan anaknya , baik dalam memberikan alat mainan ,
pakaian, maupun aspek lainnya sesui dengan jenis kelamin anak .
6) Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis . keadaan jasmani anak sangat labil
apabila dibandingkan dengan orang dewasa , anak cepet sekali merasakan
perubahan suhu sehingga temperature badannya mudah berubah . Perbedaan
variasi makanan yang diberikan dapat mengubah kadar garam dan gula dalam
darah air di dalam tubuh . untuk mencapai kestabilan jasmaniah . bagi anak
diperlukan waktu sampai usia 5 tahun dalam proses mencapaikestabilan
jasmaniah ini , Orang tua perlu memberikan perawatan yang intensif baik
menyangkut pemberian makanan yang bergizi maupun pemeliharaan
kebersihan .
7) Membentuk konsep-konsep pengertian sederhana kenyataan sosial dan alam .
Pada mulanya dunia ini bagi anak merupakan suatu keadaan yang kompleks
dan membingungkan . lama kelamaan anak dapat mengamati benda-benda
atau orang-orang disekitarnya . Perkembangan lebih lanjut anak menemukan
keateraturan dan dapat membentuk generelasi (kesimpulan ) dari berbagai
benda yang pada umumnya mempunyai cirri yang sama . Anak belajar bahwa
bayangangan tertentu dengan suara tertentu yang nyaring memenuhi
kebutuhannya disebut “orang” , “ibu” , “ayah” . Anak belajar bahwa benda-
benda khusus dapat dikelompokan dan di beri sattu nama , Seperti kucing,
ayam , kambing dan burung dapat di sebut binatang . Untuk mencapai
kemampuan tersebut (mengenal pengertian-pengertian) diperlukan
kematangan sistem syaraf , pengalaman dan bombing dari orang dewasa .
8) Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua , saudara, dan
orang lain . Anak mengadakan hubungan dengan orang-orang yang ada di
sekitarnya menggunkan berbagai cara, yaitu isyarat ,meniru, dan
menggunakan bahasa . Cara diperoleh dalam belajar mengadakan hubungan
emosional dengan orang lain, sedikit banyaknya akan menentukan sikapnya di
kemudian hari . Apakah ia bersikap bershabat, bersikap dingin, introvert,
extrovert dan sebagainya . Misalnya apabila anak memperoleh pergaulan
dengan orang tuanya itu menyenangkan maka cenderung akan bersikap ramah
dan ceria .
9) Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk yang berarti mengembangkan
kata hati. Anak kecil dikuasai oleh hedonismenaif dimana kenikmatan
dianggap baik olehnya, sedangkan penderitaan dianggapnya buruk
( Hedonisme adalaha aliran yang menyatakan bahwa manusia dalam hidupnya
bertujuan mencari kenikmatan dan kebahagiaanc ) . Apabila anak bertambah
besar ia harus belajar pengertian baik dan buruk , benar dan salah sebab
sebagian makhluk sosial (bermasyarakat) , manusia tidak hanya
memperhatikan kepentingan atau kenikmatan sendiri saja, tetapi juga harus
memperhatikan kepentingan orang lain . Anak mengenal pengertian baik dan
buruk , benar dan salah ini dipengaruhi oleh pendidiksn yang diperolehnys .
Pada mulanya anak belajar apa yang dilarang itu berarti buruk atau salah dan
apa yang diperbolehkan itu bereti baik dan benar . Pengalaman itu merupakan
permulaan pembentukan kata hati anak. Perkembangan selanjutnya terjadi
melalui nasihat , bimbingan, buku-buku bacaan dan analisis pikiran sendiri .
Sesuatu yang penting dalam mengembangkan kata hati anak adlah suriteladan
dari orang tua dam bimbingannya . Hal ini lebih baik daripada penggunaan
hukuman dan ganjaran , meskipun dalam situasi tertentu masih tetap
diperlukan .

d. Tugas Perkembangan Pada Masa Anak

Havigurst mengatakan bahwa tugas perkembangan individu adalah tugas


yang tampak pada suatu periode tertentu dalam kehidupan individu.Keberhasilan
akan dapat memberikan kebahagiaan serta memberi kemudahan dalam menjalani
tugas-tugas berikutnya, dan apabila gagal akan menimbulkan kekecewaan bagi
individu tersebut, dan mengalami kesulitan untuk tugasperkembangan berikutnya.
(Syaodih). Anak yang berada dalam rentang 6-12 tahun pada hakikatnya
menjalani tugas perkembangan berupa kemampuan- kemampuan yang harus
dikuasai anak sekolah dasar. Havigusrt menjabarkan delapan tugas
perkembangan anak pada periode usia 6-12 tahun. Delapan tugas perkembangan
tersebut adalah sebagi beriku.

1. Belajar keterampilan fisik yang dibutuhkan dalam permainan Selama waktu ini
anak belajar menggunakan otot-ototnya untuk mempelajari brbagai keterampilan.
Oleh karena itu , pertumbuhan otot dan tulang anak berlangsung dengan cepat.
Mereka memiliki kebutuhan yang sangat tinggi untuk beraktivitas dan bermain.
Mereka dapat melakukan permainan dengan aturan tertentu. Makin tinggi tingkat
kelas anak di sekolah, makin jelas ciri khas aturan permainan yang harus mereka
patuhi.

2. Pengembangan sikap terhadap diri sendiri sebagai individu yang sedang


berkembang. Tugas perkembangan ini anak sudah paham dan mampu
mengembangkan kebiasaan hidup sehat dengan membiasakan diri memelihara
kebersihan, kesehatan, dan keselamatan diri serta lingkungannya atau mengetahui
akibat yang akan didapatnya, jika mereka bertingkah laku yang dapat
membahayakan diri dan lingkungannya.

3. Berkawan dengan teman sebaya. Dengan masuknya anak kesekolah, akan


menuntut anak untuk melakukan interaksi sosial dengan teman sebaya. Anak usia
SD hendaknya sudah mampu berteman dengan orang lain di luar lingkungan
keluarganya, khususnya teman sebaya sebagai bentuk interaksi sosial.

4. Belajar melakukan peranan sosial sebagai laki-laki dan wanita. Pada usia 9-10
tahun anak mulai menyadari peran sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak
perempuan menunjukkan tingkah laku sebagai perempuan, demikian pula dengan
anak laki-laki. Pada masa ini anak sudah menunjukkan ketertarikan terhadap
sesuatu sesuai dengan jenis kelamin mereka. Misalnya, anak perempuan senang
bermain boneka dengan anak perempuan lainnya, dan anak laki-laki senang
bermain bola dengan teman laki-lakinya.

5. Belajar menguasai keterampilan dasar membaca, menulis, danmberhitung.


Masa ini anak SD sudah mampu untuk membaca dasar, menulis, dan berhitung.
Karena perkembangan kognitif dan biologis anak sudah matang untuk
bersekolah, maka anak telah mampu belajar di sekolah dan anak sudah mampu
mengenali simbol-simbol sederhana.

6. Pengembangan konsep yang dibutuhkan dalam kehidupan anak. Pada masa ini
anak hendaknya mempunyai berbagai konsep yang diperlukan dalam kehidupan
seharihari. Seperti konseo warnam konsepm jumlah konsep perbandingan dan
lainnya

7. Pengembangan moral, nilai dan kata hati. Pada usia SD anak


hendaknyamdiajar mengontrol tingkah laku sesuai nilai dan moral yang berlaku.
Anak hendaknya dapat mentaati perauran, menerima tanggung jawab dan
mengakui adanya perbedaan antara dirinya dan orang lain.

8. Mengembang sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial. Anak


telah mampu belajar untuk menyadari keanggotaannya dalam keluarga dan
masyarakat sekolah. Anak harus belajar mentaati peraturan-peraturan yang ada
dalam keluarga dan sekolah (Prayitno, 2006).
e. Tugas Perkembangan Pada Remaja

Semua individu, dalam rentang kehidupannya, memiliki tugas dan peran


tersendiri. Menurut Robert Havighrust (Adam & Gullota, 1983) melalui
perspektif psikososial berpendapat bahwa periode yang beragam dalam
kehidupan individu menuntut untuk menuntaskan tugas-tugas perkembangan
yang khusus. Tugas-tugas ini berkaitan erat dengan perubahan kematangan,
persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama, dan hal lainnya sebagai
prasyarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidupnya.

Semua tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada


penanggulangan sikap dan perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan
persiapan untuk menghadapi masa dewasa, tugas perkembangan pada masa
dewasa menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak, akibatnya,
hanya sedikit anak lak-laki yang mampu dan hanya anak perempuanlah yang
dapat diharapkan untuk menguasai tugas-tugas tersebut selama awal masa remaja,
apa lagi mereka yang matangnya terlambat.

Sekolah dan pendidikan tinggi menekankan perkembangan keterampilan


intelektual dan konsep yang penting bagi kecakapan sosial. Namaun, hanya
sedikit remaja yang mampu menggunakan ketrampilan dan konsep ini dalam
situasi praktis. Mereka yang aktif dalam pelbagai aktifitas ekstra kurikuler
menguasai praktek yang demikian ini, namun mereka yang tidak aktif karena
harus bekerja setelah sekolah atau karena tidak diterima oleh teman-teman,
akhirnya mereka tidak memperoleh kesempatan ini.

Menurut Hurlock (1991) tugas perkembangan pada masa remaja adalah


sebagai berikut:

Berusaha mampu menerima keadaan fisiknya.

Berusaha mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.

1. Berusaha mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang


berlainan jenis.

2. Berusaha mencapai kemandirian emosional.

3 Berusaha mencapai kemandirian ekonomi.

4. Berusaha mengembangkan konsep dan keterampilan-keterampilan intelektual


yang sangat diperlukan untuk melukukan peran sebagai anggota masyarakat.

5. Berusaha memahami dan mengintemalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan


orang tua.

6. Berusaha mengembangkan perilaku tanggungjawab sosial yang diperlukan


untuk memasuki dunia dewasa.
7. Berusaha mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.

8. Berusaha memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan


keluarga.

Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini sangat berkaitan dengan


perkembangan kognitifnya, yakni fase operasional formal. Kematangan
pencapaian fase kognitif tingkat ini akan sangat membantu kemampuan dalam
melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat
memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan ini, remaja memeriukan
kemampuan kreatif. Kemampuan kreatjf ini banyak diwamai oleh perkembangan
kognitif remaja.

f. Tugas Perkembangan Pada Masa Dewasa

Hurlock (2009) membagi tugas perkembangan dewasa awal, antara lain,


sebagai berikut:

(a)mendapatkan suatu perkerjaan, (b) memilih seorang teman hidup, (c) belajar
hidup bersama dengan suami istri membentuk suatu keluarga, (d) membesarkan
anak-anak, (e) mengelolasebuah rumah tangga, (f) menerima tanggung jawab
sebagai warga negara, (g) bergabung dalam suatu kelompok sosial.

Meurut R. J. Havighurs, 1953 ( dalam Hurlock, 1996) sebagai berikut:

(a) memilih teman hidup, pada umumnya, pada masa dewasa awal ini individu
sudah mulai berfikir dan memilih pasangan yang cocok dengan dirinya, yang
dapat mengerti pikiran dan perasaanya, untuk kemudian dilanjutkan dengan
pernikahan.

(b) belajar hidup Bersama suami istri, masing-masing individu mulai


menyesuaikan baik pendapat, keinginan, dan minat dengan pasangan hidupnya.
Mulai hidup dengan keluarga atau hidup dalam keluarga atau hidup bekeluarga.

(c) mulai hidup dalam keluarga atau hidup bekeluarga, dalam hal ini masing-
masing individu sudah mulai mengabaikan keinginan atau hak-hak pribadi, yang
menjadi kebutuhan atau kepentingan yang utama adalah keluarga.

(d) dituntut adanya kesamaan cara serta paham, hal ini dilakukan agar anak
tidak merasa bingung harus mengikuti cara ayah atau ibunya. Maka dalam hal ini
pasangan suami istri harus menentukan bagaimana pola asuh dalam mendidik
anak-anaknya.

(e) mengelola rumah tangga, dalam mengelola rumah tangga harus ada
keterusterangan antara suami istri, hal ini untuk menghindari percecokan dan
konflik dalam rumah tangga.

(f) mulai bekerja dalam suatu jabatan, seseorang yang sudah memasuki masa
dewasa awal dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, yaitu dengan
jalan bekerja. Dalam pekerjaanya tersebut, individu dituntut untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

(g) mulai bertanggung jawab sebagai warga negara secara layak, seseorang
yang dikatakan dewasa sudah berhak untuk menentukan cara hidupnya sendiri,
termasuk dalam hal ini hak dan kewajibannya sebagai warga dari suatu negara.

(h) memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai nilai atau pahamnya,
setiap individu mempunyai nilai-nilai dan faham yang berbeda satu sama lain.
Pada masa ini seorang individu akan mulai mencari orang-orang atau kelompok
yang mempunyai faham yang sama atau serupa dengan dirinya.

Setiap individu memliki tugas-tugas perkembangan pada setipa fase


kehidupannya, termasuk orang dewasa awal, dan setipa tugas perkembangan
tersebut akan semakin sulit sesuai tahap perkembangan indivudu tersebut, oleh
karena itu individu harus bisa menyelesaiakannya dengan sebaik mungkin.

g. Tugas Perkembangan Setengah Baya

Masa setengah baya (middle age) adalah masa yang berlangsung antara usia
40 sampai 60 tahun. Konon, di kalangan tertentu, pria dan wanita yang sudah
menginjak usia 40 tahun ke atas sering dijuluki sebagai orang yang sedang
mengalami masa pubertas kedua. Julukan ini timbul karena mereka senang lagi
bersolek, suka bersikap dan berbuat emosional/mudah marah, dan bahkan jatuh
cinta lagi.

Di kalangan kaum wanita biasanya tampak gejala depresi (murung), cepat


tersinggung, cemas dan khawatir kehilangan kasih sayang anak-anak yang sudah
mulai menanjak dewasa. Selain itu, wanita setengah baya juga acapkali merasa
cemas akan kehilangan suami karena menopause (berhenti menstruasi) yang pada
umumnya diiringi dengan timbulnya tanda-tanda atau garis-garis ketuaan di
bagian tertentu pada tubuhnya.

Adapun tugas-tugas perkembangan pada fase setengah tua tersebut adalah


sebagai berikut

1. Mencapai tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih


dewasa.
2. Membantu anak-anak yang berusia belasan tahun (khususnya anak
kandungnya sendiri) agar berkembang menjadi orang-orang dewa yang
bahagia dan bertanggung jawab.
3. Mengembangkan aktivitas dan memanfaatkan waktu luang sebaik-baiknya
bersama orang- orang dewasa lainnya.
4. Menghubungkan diri sedemikian rupa dengan pasangannya (dengan suami
atau istri) sebagai seorang pribadi yang utuh.
5. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan psikologis
yang lazim terjadi pada masa setengah baya.
6. Mencapai dan melaksanakan penampilan yang memuaskan dalamkarier.
7. Menyesuaikan diri dengan perikehidupan (khususnya dalam hal ca
bersikap dan bertindak) orang-orang yang berusia lanjut.

h. Tugas Perkembangan Pada Lansia

Tugas perkembangan lansia merupakan tugas perkembangan akhir dilihat


dari rentang kehidupan. Orang tua (Lansia) diharapkan untuk menyesuaikan diri
dengan menurunnya kekuatan dan menurunnya kesehatan secara bertahap.
Mereka diharapkan untuk mencari kegiatan untuk mengganti tugas-tugas
terdahulu yang menghabiskan sebagian besar waktu kala mereka masih muda.

Bagi beberapa orang berusia lanjut, kewajiban untuk menghadiri rapat yang
menyangkut kegiatan sosial sangat sulit dilakukan karena kesehatan dan
pendapatan mereka menurun setelah pensiun, mereka sering mengundurkan diri
dari kegiatan sosial. Disamping itu, sebagian besar orang berusia lanjut perlu
mempersiapkan dan menyesuaikan diri dengan peristiwa kehilangan pasangan,
perlu membangun ikatan dengan anggota dari kelompok usia mereka untuk
menghindari kesepian dan menerima kematian dengan tenteram. Mereka
diharapkan untuk mencari kegiatan untuk mengganti tugas-tugas terdahulu yang
menghabiskan sebagian besar waktu kala mereka masih muda.
Adapun tugas-tugas pekembangan lansia adalah:

1) Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun


2) Mempersiapan diri untuk pension
3) Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya
4) Mempersiapkan kehidupan baru
5) Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat secara
santai
6) Mempersiapkan kematian

i. Peranan Sekolah dalam Mengembangkan Tugas-Tugas Perkembangan

Peran sekolah dalam mengembangkan perserta didik yang berakarakter dan


berdaya saing sangat berpanguruh dalam faktor fisiologi/lingkungan, dimana suatu
sekolah harus menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan komukatif, agar
dapat terciptanya peserta didik yang berkarakter positif, dikarenakan lingkungan
sekolah yang negatif bisa sangat berpengaruh dalam perkembangan psikologis siswa
yang akan berdampak buruk terhadap pendidikan. Oleh karena itu, peranan sekolah
sangat penting yaitu dari tata tertib sekolah misi visi sekolah harus bisa di tanamkan
pada setiap peserta didik. Sekolah  harus memfasilitasi perubahan secara
menyeluruh, prinsip pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
merupakan sebuah proses panjang dimulai dari awal peserta didik masuk sampai
selesai dari suatu satuan pendidikan, semua mata pelajaran mengandung makna
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa, kemudian proses pendidikan yang dilakukan
peserta didik secara aktif dan menyenangkan.

Menurut piaget, Teori belajar berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar yang
dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap
tahap perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu
dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan

Pengetahuan tersebut dibangun dalam pikiran siswa melalui asimilasi dan


akomodasi. Asimilasi adalah penerapan informasi baru dalam pikiran. Sedangkan
akomodasi adalah menyusun kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru.
Pengetahuan tidak diperoleh pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan.
Bahkanperkembangan kognitif siswa tergantung pada seberapa jauh mereka aktif 
memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Sebagai  indikator sekolah berkarakter diantaranya  sekolah selalu nampakdalam
keadaan  bersih dan nyaman, tersedia toilet yang selalu bersih dan tersedia air dan
fasilitasnya, bak sampah tersedia di tempat-tempat yang semestinya, taman di
halaman terpelihara dan menimbulkan rasa sejuk. Adanya disiplin, dimana tenaga
kependidikan dan peserta didik datang tepat waktu dan pembelajaran berlangsung
dengan baik, adanya aturan yang sudah disetujui oleh warga sekolah harus
dilaksakan dengan baik. Adanya suasana  yang santun guru dan tenaga kependidikan
serta peserta didik saling memberi salam jika bertemu, adanya masyarakat sekolah
yang berpakaian rapi dan sopan (Balitbangdiknas).  Perubahan pembelajaran harus
terjadi di seluruh sekolah sehingga terjadi budaya sekolah. Kepala Sekolah
merupakah tokoh sentral perubahan tsb. Jika hanya satu atau dua guru saja dari
sekolah tersebut yang diberi pelatihan/sosialisasi maka perubahan sulit terjadi.
Perubahan dilakukan dengan melaksanakan penguatan dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi dalam pelaksanaan KTSP masing-masing sekolah.
BAB III

SIMPULAN

1.    Tugas-tugas perkembangan merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh


individu yang mana menuntut keberhasilan dalam melaksanakan tugas tersebut
agar tercapai kata kebahagiaan atau kepuasan batin oleh individu, yang berkaitan
dengan sikap, perilaku, dan keterampilan yang dimiliki oleh individu sesuai
dengan jenjang usia individu tersebut.
2.    Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya tugas-tugas perkembangan adalah
sebagai berikut : Kematangan fisik, tuntutan masyarakat secara kultural, tuntutan
dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, tuntutan norma agama.
3.    Peran sekolah dalam mengembangkan tugas-tugas perkembangan ialah untuk
mengembangkan kepribadian anak, baik dalam cara berfikir, bersikap maupun
berperilaku. Secara sistematik sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka
membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang
menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.
DAFTAR PUSTAKA

Elizabeth, HurlockB. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga, 1980.

Kartono, Kartini. 1996. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju.

Turner, M. B. 1976. Psikologi and Science of Behavior, New York : Appleton-Century-


Crofts

Watson, R. I. 1971. The Great Psychologist, From Aristotle to freud. Philadelphia: J. B.


Lippincott

Havighurst, R.J. 1984. Perkembangan Manusia dan Pendidikan. Bandung: Jemmers

Hurlock, E. B. (1996). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J, W, (2011). Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup)


Jakarta:Erlangga

Anda mungkin juga menyukai