Tugas Tugas Perkembangan Dalam Psikologi Perkembangan
Tugas Tugas Perkembangan Dalam Psikologi Perkembangan
Tugas Tugas Perkembangan Dalam Psikologi Perkembangan
MAKALAH
Psikologi Perkembangan
PAI/ III B
JURUSAN TARBIYAH
2022
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, kami ucapkan atas selesainya
makalah ini. Karena atas izin-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan lancer.
Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan
kritik dari semua pihak. Khususnya teman-teman mahasiswa menjadi harapan bagi kami
guna perbaikan atas kekurangan makalah kami.
Kami memohonan dan berharapan semoga apa yang telah kami lakukan mendapat
ridho dan kebaikan dari Allah SWT, serta bermanfaat bagi para pembaca sebagai
jembatan ilmu pengetahuan. Aamiin
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................3
DAFTAR ISI......................................................................................................................4
BAB I.................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.............................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
BAB III............................................................................................................................19
SIMPULAN.....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umur-umur tertentu seseorang dapat dengan lebih cepat dan mudah
memperoleh kecekatan dalam memperoleh keterampilan-keterampilan tertentu dalam
mempelajari pola-pola tingkah laku tertentu.
Dalam keseluruhan proses hidupnya individu akan berusaha melakukan tugas
perkembangan agar dia menemukan kebahagiaan dalam kehidupan bermasyarakat.
Tiap fase pertumbuhan perkembangan memiliki tugas perkembangan sendiri. Tugas
ini timbul pada suatu periode tertentu dalam kehidupan individu. Keberhasilan dalam
mencapai tugas itu dapat membawa kebahagiaan dan berhasil dalam tugas
berikutnya.
Sedangkan bila gagal dalam mencapai tugas itu akan membawa ketidak
bahagiaan dan kekecewaan dalam masyarakat serta menemui kesulitan dalam tugas
berikutnya.
Tentu saja bentuk utama tugas perkembangan berakar pada pembentukan organ
biologis yang kelak berkembang karena pengaruh faktor biologis-psikologis-
sosiologis. Kekuatan dari dalam (biologis) dan kekuatan luar (psikologis-sosiologis)
menempatkan individu kepada serangkaian tugas perkembangan yang harus dipenuhi
agar menjadi manusia yang berhasil.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Mengetahui Maksud dari tugas perkembangan dalam psikologi perkembangan.
2. Mengetahui tugas perkembangan pada setiap fase perkembangan.
3. Mengetahui peran sekolah dalam mengembangkan tugas perkembangan.
BAB II
PEMBAHASAN
Suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan
individu, yang apabila tugas itu berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan
kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikut; sementara apabila gagal, maka akan
menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan
penolakkan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas
berikutnya (Robert Havighurst, 1961).
1) Belajar berjalan . Belajar berjalan terjadi pada usia antara 9 sampai 15 tahun ,
pada usia ini tulang kaki,otot dan susunan syarafnya telah matang untuk
belajar berjalan .
2) Belajar memakan makanan padat . Hal ini terjadi pada tahun kedua , sistem
alat-alat pencernaan makanan dan alat-alat pengunyahan pada mulut telah
matang untuk hal tersebut .
3) Belajar berbicara yaitu mengeluarkan suara yang berarti dan menyampaikan
kepada orang lain dengan perantaraan suara itu . Untuk itu, diperlukan
kematangan otot-otot dan syraf dari alat-alat bicara . Ada dua pendapat
mengenai cara permulaan anak dalam belajar berbicara , yaitu :
a. Pendapat pertama mengemukakan bahwa bayi mulai belajar bicara dengan
mengeluarkan macam-macam suara yang tidak berarti (meraban) .
Kemudian orang di sekitarnya mengajarkan kepadanya nama-nama atau
kata-kata tentang sesuatu secara teratur dalam situasi tertentu sampai anak
belajar mengasosiasikan (menghubung-hubungkan) suara-suara tertentu
dengan benda atau situasi (prilaku) tertentu . Misalnya : suara ‘’bapak”
yang di ucapkan anak secara kebetulan , kemudian oleh orang disekitarnya
diulanginya apabila sang ayah hadir di dekatnya , maka terjadilah asosiasi
antara “bapak” dengan orangnya .
b. Pendapat kedua justru sebalikya , menurut ini suara bayi tidaklah secara
kebetulan tetapi mempunyai arti baginya karena suara-suara itu
mengekspresikan (menyatakan) perasaan-perasaanya . Perkembangan
selanjutnya dari belajar bahasa ini terjadi dengan jalan meniru ( imitasi ) .
4) Belajar buang air kecil dan buang air besar . Tugas ini dilakukan pada tempat
dan waktu yang sesuai dengan norma masyarakat . Sebelum usia 4 tahun ,
anak pada umumnyabelum dapat mengatasi (menahan) ngompol karena
perkembangan syaraf yang mengatur pembuangan belum sempurna . Untuk
memberikan pendidikan kebersihan terhadap anak usia di bawah 4 tahun ,
cukup dengan pembiasaan saja. Yaitu setiap kali mau buang air . bawalah
anak ke WC tanpa banyak memberikan penerangan kepadanya .
5) Belajar mengenai perbedaan jenis kelamin , Melalui observasi (pengamatan)
anak dapat melihat tingkah laku , bentuk fisik dan pakaian yang berbeda
antara jenis kelamin yang satu dengan yang lainnya . Dengan cara tersebut
anak dapat mengenal perbedaaan anatomis pria dan wanita , anak menaruh
perhatian besar terhadap alat kelaminnya sendiri maupun orang lain . Agar
pengenalan teradap jenis kelamin (sex) itu berjalan normal, maka orang tua
perlu memperlakukan anaknya , baik dalam memberikan alat mainan ,
pakaian, maupun aspek lainnya sesui dengan jenis kelamin anak .
6) Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis . keadaan jasmani anak sangat labil
apabila dibandingkan dengan orang dewasa , anak cepet sekali merasakan
perubahan suhu sehingga temperature badannya mudah berubah . Perbedaan
variasi makanan yang diberikan dapat mengubah kadar garam dan gula dalam
darah air di dalam tubuh . untuk mencapai kestabilan jasmaniah . bagi anak
diperlukan waktu sampai usia 5 tahun dalam proses mencapaikestabilan
jasmaniah ini , Orang tua perlu memberikan perawatan yang intensif baik
menyangkut pemberian makanan yang bergizi maupun pemeliharaan
kebersihan .
7) Membentuk konsep-konsep pengertian sederhana kenyataan sosial dan alam .
Pada mulanya dunia ini bagi anak merupakan suatu keadaan yang kompleks
dan membingungkan . lama kelamaan anak dapat mengamati benda-benda
atau orang-orang disekitarnya . Perkembangan lebih lanjut anak menemukan
keateraturan dan dapat membentuk generelasi (kesimpulan ) dari berbagai
benda yang pada umumnya mempunyai cirri yang sama . Anak belajar bahwa
bayangangan tertentu dengan suara tertentu yang nyaring memenuhi
kebutuhannya disebut “orang” , “ibu” , “ayah” . Anak belajar bahwa benda-
benda khusus dapat dikelompokan dan di beri sattu nama , Seperti kucing,
ayam , kambing dan burung dapat di sebut binatang . Untuk mencapai
kemampuan tersebut (mengenal pengertian-pengertian) diperlukan
kematangan sistem syaraf , pengalaman dan bombing dari orang dewasa .
8) Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua , saudara, dan
orang lain . Anak mengadakan hubungan dengan orang-orang yang ada di
sekitarnya menggunkan berbagai cara, yaitu isyarat ,meniru, dan
menggunakan bahasa . Cara diperoleh dalam belajar mengadakan hubungan
emosional dengan orang lain, sedikit banyaknya akan menentukan sikapnya di
kemudian hari . Apakah ia bersikap bershabat, bersikap dingin, introvert,
extrovert dan sebagainya . Misalnya apabila anak memperoleh pergaulan
dengan orang tuanya itu menyenangkan maka cenderung akan bersikap ramah
dan ceria .
9) Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk yang berarti mengembangkan
kata hati. Anak kecil dikuasai oleh hedonismenaif dimana kenikmatan
dianggap baik olehnya, sedangkan penderitaan dianggapnya buruk
( Hedonisme adalaha aliran yang menyatakan bahwa manusia dalam hidupnya
bertujuan mencari kenikmatan dan kebahagiaanc ) . Apabila anak bertambah
besar ia harus belajar pengertian baik dan buruk , benar dan salah sebab
sebagian makhluk sosial (bermasyarakat) , manusia tidak hanya
memperhatikan kepentingan atau kenikmatan sendiri saja, tetapi juga harus
memperhatikan kepentingan orang lain . Anak mengenal pengertian baik dan
buruk , benar dan salah ini dipengaruhi oleh pendidiksn yang diperolehnys .
Pada mulanya anak belajar apa yang dilarang itu berarti buruk atau salah dan
apa yang diperbolehkan itu bereti baik dan benar . Pengalaman itu merupakan
permulaan pembentukan kata hati anak. Perkembangan selanjutnya terjadi
melalui nasihat , bimbingan, buku-buku bacaan dan analisis pikiran sendiri .
Sesuatu yang penting dalam mengembangkan kata hati anak adlah suriteladan
dari orang tua dam bimbingannya . Hal ini lebih baik daripada penggunaan
hukuman dan ganjaran , meskipun dalam situasi tertentu masih tetap
diperlukan .
1. Belajar keterampilan fisik yang dibutuhkan dalam permainan Selama waktu ini
anak belajar menggunakan otot-ototnya untuk mempelajari brbagai keterampilan.
Oleh karena itu , pertumbuhan otot dan tulang anak berlangsung dengan cepat.
Mereka memiliki kebutuhan yang sangat tinggi untuk beraktivitas dan bermain.
Mereka dapat melakukan permainan dengan aturan tertentu. Makin tinggi tingkat
kelas anak di sekolah, makin jelas ciri khas aturan permainan yang harus mereka
patuhi.
4. Belajar melakukan peranan sosial sebagai laki-laki dan wanita. Pada usia 9-10
tahun anak mulai menyadari peran sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak
perempuan menunjukkan tingkah laku sebagai perempuan, demikian pula dengan
anak laki-laki. Pada masa ini anak sudah menunjukkan ketertarikan terhadap
sesuatu sesuai dengan jenis kelamin mereka. Misalnya, anak perempuan senang
bermain boneka dengan anak perempuan lainnya, dan anak laki-laki senang
bermain bola dengan teman laki-lakinya.
6. Pengembangan konsep yang dibutuhkan dalam kehidupan anak. Pada masa ini
anak hendaknya mempunyai berbagai konsep yang diperlukan dalam kehidupan
seharihari. Seperti konseo warnam konsepm jumlah konsep perbandingan dan
lainnya
(a)mendapatkan suatu perkerjaan, (b) memilih seorang teman hidup, (c) belajar
hidup bersama dengan suami istri membentuk suatu keluarga, (d) membesarkan
anak-anak, (e) mengelolasebuah rumah tangga, (f) menerima tanggung jawab
sebagai warga negara, (g) bergabung dalam suatu kelompok sosial.
(a) memilih teman hidup, pada umumnya, pada masa dewasa awal ini individu
sudah mulai berfikir dan memilih pasangan yang cocok dengan dirinya, yang
dapat mengerti pikiran dan perasaanya, untuk kemudian dilanjutkan dengan
pernikahan.
(c) mulai hidup dalam keluarga atau hidup bekeluarga, dalam hal ini masing-
masing individu sudah mulai mengabaikan keinginan atau hak-hak pribadi, yang
menjadi kebutuhan atau kepentingan yang utama adalah keluarga.
(d) dituntut adanya kesamaan cara serta paham, hal ini dilakukan agar anak
tidak merasa bingung harus mengikuti cara ayah atau ibunya. Maka dalam hal ini
pasangan suami istri harus menentukan bagaimana pola asuh dalam mendidik
anak-anaknya.
(e) mengelola rumah tangga, dalam mengelola rumah tangga harus ada
keterusterangan antara suami istri, hal ini untuk menghindari percecokan dan
konflik dalam rumah tangga.
(f) mulai bekerja dalam suatu jabatan, seseorang yang sudah memasuki masa
dewasa awal dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, yaitu dengan
jalan bekerja. Dalam pekerjaanya tersebut, individu dituntut untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
(g) mulai bertanggung jawab sebagai warga negara secara layak, seseorang
yang dikatakan dewasa sudah berhak untuk menentukan cara hidupnya sendiri,
termasuk dalam hal ini hak dan kewajibannya sebagai warga dari suatu negara.
(h) memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai nilai atau pahamnya,
setiap individu mempunyai nilai-nilai dan faham yang berbeda satu sama lain.
Pada masa ini seorang individu akan mulai mencari orang-orang atau kelompok
yang mempunyai faham yang sama atau serupa dengan dirinya.
Masa setengah baya (middle age) adalah masa yang berlangsung antara usia
40 sampai 60 tahun. Konon, di kalangan tertentu, pria dan wanita yang sudah
menginjak usia 40 tahun ke atas sering dijuluki sebagai orang yang sedang
mengalami masa pubertas kedua. Julukan ini timbul karena mereka senang lagi
bersolek, suka bersikap dan berbuat emosional/mudah marah, dan bahkan jatuh
cinta lagi.
Bagi beberapa orang berusia lanjut, kewajiban untuk menghadiri rapat yang
menyangkut kegiatan sosial sangat sulit dilakukan karena kesehatan dan
pendapatan mereka menurun setelah pensiun, mereka sering mengundurkan diri
dari kegiatan sosial. Disamping itu, sebagian besar orang berusia lanjut perlu
mempersiapkan dan menyesuaikan diri dengan peristiwa kehilangan pasangan,
perlu membangun ikatan dengan anggota dari kelompok usia mereka untuk
menghindari kesepian dan menerima kematian dengan tenteram. Mereka
diharapkan untuk mencari kegiatan untuk mengganti tugas-tugas terdahulu yang
menghabiskan sebagian besar waktu kala mereka masih muda.
Adapun tugas-tugas pekembangan lansia adalah:
Menurut piaget, Teori belajar berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar yang
dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap
tahap perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu
dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan
SIMPULAN