Mkewirausahaan 3C
Mkewirausahaan 3C
Mkewirausahaan 3C
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber:(Pekerti, 1997)
Seiring dengan pendapat di atas, Salim Siagian (1999) mendefinisikan kewirausahaan sebagai
semangat, perilaku, dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang
memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan/atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan /
masyarakat; dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih
baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara
kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil risiko, kreativitas, dan inovasi, serta
kemampuan manajemen.
2. Motivasi Berwirausaha
Salah satu kunci sukses seorang wirausahawan adalah motivasi yang kuat untuk
berwirausaha, apabila seseorang memiliki keyakinan bahwa bisnis yang (akan) digelutinya itu
sangat bermakna bagi hidupnya, ia akan berjuang lebih keras untuk sukses. Dalam
kewirausahaan, setidaknya terdapat enam “tingkat” motivasi dengan indikator kesuksesan yang
berbeda-beda, yaitu:
3. Manfaat Berwirausaha
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh melalui berwirausaha dan tidak diperoleh jika
memilih berkarier atau bekerja di lembaga/instansi milik orang lain atau pemerintah adalah
sebagai berikut :
Arti wirausaha, sudah dikenal sejak abad 18. Yaitu diperkenalkan oleh Richard Cantillon,
seorang pria peranakan Inggris-Perancis pada tahun 1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di
Belanda dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan
kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan
Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau
Manajemen Usaha Kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat
memberikan pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia, kewirausahaan baru dikenal pada akhir
abad 20, dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu
saja.Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman
kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan
masyarakat pun menjadi berkembang.
C. Karakteristik Wirausahawan
Menurut McClelland, seorang ahli Psikologi dari Amerika, menuturkan bahwa karateristik
seorang wirausahawan adalah:
1. Percaya Diri
2. Selalu memikirkan keorisinilan
3. Bersikap jujur, tekun, yakin, dan optimis
4. Memiliki sikap kepemimpinan yang tegas
5. Inovatif
1. Kemampuan Inovatif
Seorang wirausahawan tidak akan mampu bersaing dengan wirausahawan lain, jika
ia tidak mampu berpikir secara inovatif dalam menciptakan suatu produk baru. Masyarakat
tentunya akan tertarik memilih dan mencoba sesuatu yang dianggapnya menarik, unik,
berbeda, dan belum pernah ada sebelumnya.
6. Obyektivitas
Wirausahawan mengumpulkan fakta-fakta yang ada, dan sikapi sesuai dengan fakta
tersebut. Bukan mengacu kepada subyek lain penyebab fakta yang terjadi
7. Tanggungjawab pribadi
Sikap kepemimpinan yang dimiliki seorang wirausahawan, secara otomatis akan
mendorongnya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan dengan kemampuan
sendiri
8. Kemampuan beradaptasi
Salah satu tantangan dalam berwirausaha, yakni mampu beradaptasi dengan
lingkungan baru. Serta membangun hubungan yang selaras dan harmoni dengan sekitarnya
9. Kemampuan berorganisasi
Selain mampu beradaptasi, wirausahawan juga harus mampu mengorganisir
komponen-komponen yang diperlukannya, berikut juga dengan karyawan agar mampu
menyelesaikan tugas mereka masing-masing dengan baik dan benar.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pengertian kewirausahaan
Harus Optimis
Ambisius
Dapat membaca peluang pasar
Sabar
Jangan putus asa
Jangan takut gagal
Kegagalan pertama dan kedua itu biasa, anggaplah kegagalan adalah kesuksesan yang
tertunda
Passion (Semangat)
Independent (Mandiri)
Marketing Sensitivity (Peka terhadap pasar)
Creative and Innovative (Kreatif dan Inovatif)
Calculated Risk Taker (Mengambil resiko dengan penuh perhitungan)
Persistent (Pantang menyerah)
High Ethical Standard (Berdasar standar etika)
Jika kedua pendapat mereka digabungkan, maka akan muncul 13 prinsip kewirausahaan:
2. Semangat
Kreativitas dan inovasi merupakan modal utama bagi seorang wirausaha. Kreatifitas dimiliki
oleh semua orang dan dapat ditingkatkan, oleh sebab itu harus dipupuk dan dikembangkan agar
kegiataan berusaha berjalan dengan sukses.
Resiko selalu ada dimanapun berada. Sering kali kita menghindar dari resiko dari yang satu,
tetapi memenuhi resiko yang lainnya. Namun yang harus dipertimbangkan adalah perhitungan
dengan sebaik-baiknya sebelum memutuskan sesuatu, terutama dalam bisnis yang tingkat
resikonya tinggi, tetapi pada seberapa besar kemungkinan kita mampu menanggung resiko dan
seberapa kita mampu menanggung kerugian atas konsekuensi dari sebuah keputusan.
Prinsip lain yang tidak kalah penting dalam berusaha adalah kesabaran dan ketekunan
meskipun harus menghadapi berbagai bentuk permasalahan, percobaan dan kendala, bahkan
diremehkan oleh orang lain. Dengan kesabaran biasanya akan memahami dengan baik bagaimana
mengatasi permasalahan yang timbul, sehingga mampu memecahkan dan menghadpinya dengan
baik dan optimal.
6. Harus Optimis
Optimis adalah modal usaha yang cukup penting bagi usahawan, sebab kata optimis
merupakan sebuah prinsip yang dapat memotivasi kesadaran kita, sehingga apapun usaha yang
kita lakukan harus penuh optimis bahwa usaha yang kita jalankan akan sukses. Dengan optimis,
kita akan semangkin yakin bahwa yang kita kerjakan akan berhasil dengan baik.
7. Ambisius
Demikian juga prinsip ambisius, seorang wirausahawan harus berambisi, apapun jenis usaha
yang akan dikelola.
8. Pantang Menyerah
Prinsip pantang menyerah adalah bagian yang harus dilakukan kapanpun waktunya. Entah
dalam kondisi mendukung maupun kurang mendukung atau bahkan usaha kita mengalami
kemunduran, tetapi tidak boleh putus asa. Orang yang tidak mudah putus asa akan lebih menarik
dan dikagumi oleh orang-orang sekitarnya.
Prinsip peka terhadap pasar atau dapat membaca peluang pasar adalah prinsip mutlak yang
harus dilakukan oleh wirausahawan, baik pasar ditingkat local, regional, maupun internasional.
Peluang pasar sekecil apapun harus di identifikasi dengan baik sehingga dapat mengambil
peluang pasar tersebut dengan baik.
Prinsip bahwa setiap pebisnis harus senantiasa memegang standar etika yang berlaku secara
universal. Yang menjadi perhatian adalah apakah standar etika yang berlaku disetiap Negara
dikenali dengan baik dan disesuaikan dengan budaya bangsa yang besangkutan. Indonesia
memiliki undang-undang perlindungan konsumen yang dapat dipakai sebagai salah satu
pegangan dalam etika berbisnis.
11. Mandiri
Prinsip kemandirian harus menjadi panduan dalam berwirausaha. Mandiri dalam banyak hal
adalah kunci penting agar kita dapat menghindari ketergantungan dari pihak-pihak atau para
pemangku kepentingan atas usaha kita.
12. Jujur
Menurut pytagoras kejujuran adalah mata uang yang akan laku di mana-mana. Jadi, jujur
kepada pemasok dan pelanggan, atau kepada seluruh pemangku kepentingan perusahaan adalah
prinsip dasar yang harus di nomor satukan dalam berusaha.
Pengusaha harus peduli juga terhadap lingkungan sekitarnya, turut menjaga kelastarian
lingkungan dimana tempat usahanya berada.
Pradigma kewirausahaan
Menurut Crown Dirgantoro yang dikutip Suherman (2008:24-25), paradigma wirausaha
dimulai dari pembuatan produk yang harus mengandung nilai yang diinginkan konsumen,
kemudian dikemas.
Salah satu hal yang penting dalam kreativitas adalah kemampuan berpikir yang
menyebar (divergent thinking).
Adalah berpikir di luar pola-pola yang sudah umum. Mampu berpikir lateral, artinya
mampu melihat masalah tidak dengan perspektif “biasanya” sehingga mencari solusi pun “diluar
kebiasaan”,
Orang yang kemampuan berpikir lateralnya bagus, mudah memahami konsep yang
bersifat multidimensi dan Margarin umumnya dioles menggunakan pisau, orang yang berpikir
lateral mampu berinovasi mengoles margarin dengan roll on
Kreativitas banyak terkait dengan bagaimana cara seseorang untuk mengembangkan apa yang
diistilahkan sebagai paradigma dalam memandang realitas. Paradigma adalah cerita tentang sudut
pandang. Kreativitas dan berfikir out of the box/ breakthrough thinking. Para pemuja budaya
instan, yang “mau makan tanpa bayar”. Orang macam ini, ingin hidup santai, nyaman, sukses dan
kaya tanpa mau bekerja keras. Orang-orang macam ini ingin cepat mendapatkan apa pun dengan
menghalalkan segala cara apa pun juga
KELOMPOK 3
1. Fitrotunnisa
3. Ukhrowiyah
4. Widya Fitri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kemitraan Usaha adalah jalinan kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara
pengusaha kecil dengan pengusaha menengah/besar (Perusahaan Mitra) disertai dengan
pembinaan dan pengembangan oleh pengusaha besar, sehingga saling memerlukan,
menguntungkan dan memperkuat.
Kemitraan usaha akan menghasilkan efisiensi dan sinergi sumber daya yang dimiliki oleh
pihak-pihak yang bermitra dan karenanya menguntungkan semua pihak yang bermitra.Kemitraan
juga memperkuat mekanisme pasar dan persaingan usaha yang efisien dan produktif. Bagi usaha
kecil kemitraan jelas menguntungkan karena dapat turut mengambil manfaat dari pasar, modal,
teknologi, manajemen, dan kewirausahaan yang dikuasai oleh usaha besar. Usaha besar juga
dapat mengambil keuntungan dari keluwesan dan kelincahan usaha kecil.
Kemitraan hanya dapat berlangsung secara efektif dan berkesinambungan jika kemitraan
dijalankan dalam kerangka berfikir pembangunan ekonomi, dan bukan semata-mata konsep
sosial yang dilandasi motif belas kasihan atau kedermawanan.
Kemitraan usaha haruslah berdasarkan asas sukarela dan suka sama suka. Dalam kemitraan
harus dijauhkan “kawin paksa”. Oleh karena itu, pihak-pihak yang bermitra harus sudah siap
untuk bermitra, baik kesiapan budaya maupun kesiapan ekonomi. Jika tidak, maka kemitraan
akan berakhir sebagai penguasaan yang besar terhadap yang kecil atau gagal karena tidak bisa
jalan. Artinya, harapan yang satu terhadap yang lain tidak terpenuhi, maka beberapa alasan
terjadi kemitraan dikemukakan sebagai berikut:
a. Meningkatkan profit atau sales pihak-pihak yang bermitra
f. Memperbaiki kualitas
Kemitraan adalah suatu sikap menjalankan bisnis yang diberi ciri dengan hubungan jangka
panjang, suatu kerjasama bertingkat tinggi, saling percaya, dimana pemasok dan pelanggan
berniaga satu sama lain untuk mencapai tujuan bisnis bersama. Selama ini istilah kemitraan ini
telah dikenal dengan sejumlah nama, diantaranya strategi kerjasama dengan pelanggan (strategic
customer alliance), strategi kerjasama dengan pemasok (strategic supplier alliance) dan
pemanfaatan sumber daya kemitraan (partnership sourcing). Bertolak dari hal tersebut maka
dapat di analisis kinerja kemitraan sebagai berikut:
Kemitraan pada dasarnya menggabungkan aktivitas beberapa badan usaha bisnis, oleh
karena itu sangat dibutuhkan suatu organisasi yang memadai. Dengan pendekatan konsep sistem,
diketahui bahwa organisasi pada dasarnya terdiri dari sejumlah unit atau sub unit yang saling
berinteraksi dan interdepedensi. Performansi dan satu unit dapat menyebabkan kerugian pada
unit-unit lainnya. Tidak terlepas dari keterkaitan hal diatas maka akan mengalami beberapa
kendala antara lain:
a. Perbedaan yang masih besar antara Usaha Besar dan Usaha Kecil
Pada Negara maju, mereka melakukan kemitraan karena adanya tuntutan pasar, atas dasar
tanggung jawab bersama, mengurangi pengangguran, tumbuhnya Usaha Menengah dan Usaha
Kecil, dan dalam rangka meningkatkan daya saing nasionalnya.Pola dan system kemitraan
dikembangkan oleh suatu perusahaan hingga menjadi Good Practice. Lima jenis kemitraan yang
dikembangkan di Eropa dan dapat ditiru:
d. Training dan education, misalnya untuk supplier dan magang serta recruitment
calon pemitra
Latihan manajemen dan ketrampilan, magang, studivisit dan alih teknologi adalah salah
satu kegiatan yang dilakukan dalam rangka memodernisasi UK. Jadi, agar kesenjangan
manajemen dan teknologi antara UB dan UK tidak terlalu jauh ketinggalan, maka pengembangan
SDM harus selalu menjadi agenda kemitraan.
Kemitraan usaha bukanlah penguasaan yang satu atas yang lain, khususnya yang besar
atas yang kecil, melainkan menjamin kemandirian pihak-pihak yang bermitra, karena kemitraan
bukanlah proses merger atau akuisisi. Kemitraan usaha yang kita inginkan bukanlah kemitraan
yang bebas nilai, melainkan kemitraan yang tetap dilandasi oleh tanggung jawab moral dan etika
bisnis yang sehat, yang sesuai dengan demokrasi ekonomi. Adapun syarat-syarat kemitraan
adalah sebagai berikut:
c. Saling menghargai
f. Saling menguntungkan
Kemitraan adalah kerjasama usaha antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah dan atau
dengan Usaha Besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh Usaha Menengah dan atau
Usaha Besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling
menguntungkan.
Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil yang mempunyai kriteria
sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.
Usaha Menengah dan atau Usaha Besar adalah kegiatan ekonomi yang memiliki kriteria
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari pada kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan Usaha Kecil.
Menteri Teknis adalah menteri yang secara teknis bertanggung jawab untuk membina dan
mengembangkan pelaksanaan kemitraan dalam sektor kegiatan yang menjadi tugas dan tanggung
jawabnya.
Pola kemitraan adalah bentuk-bentuk kemitraan yang sudah diatur dalam Undang-undang Nomor
9 Tahun 1995.
Kemitraan merupakan salah satu instrumen yang strategis bagi pengembangan usaha kecil,
tetapi ini tidak berarti bahwa semua usaha kecil bisa segera secara efektif dikembangkan melalui
kemitraan. Bagi pengusaha informal atau yang sangat kecil skala usahanya dan belum memiliki
dasar kewirausahaan yang memadai, kemitraan dengan usaha besar belum tentu efektif karena
belum tercipta kondisi saling membutuhkan. Yang terjadi adalah usaha kecil membutuhkan usaha
besar sedangkan usaha besar tidak merasa membutuhkan usaha kecil. Usaha kecil yang demikian
barangkali perlu dipersiapkan terlebih dahulu, misalnya dengan memperkuat posisi transaksi
melalui wadah koperasi atau kelompok usaha bersama (prakoperasi) dan pembinaan
kewirausahaan.
Dengan memahami berbagai aspek kewirausahaan dan bergabung dalam wadah koperasi,
usaha-usaha yang sangat kecil atau informal tersebut secara bersama-sama akan memiliki
kedudukan dan posisi transaksi yang cukup kuat untuk menjalin kemitraan yang sejajar, saling
membutuhkan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan dengan usaha besar mitra
usahanya.
Kemitraan dilihat dari sudut pandang sistem paling tidak, ada 3 tipe yaitu:
c. Horizontal Linkage
2. Implementasi
a. Korea selatan
b. Jepang
d. Taiwan
Banyak program pemerintah dan pola-pola kemitraan yang dibuat demi usaha kecil. Hal ini
bertujuan untuk mendorong dan menumbuhkan usaha kecil tangguh dan modern. Usaha kecil
sebagai kekuatan ekonomi rakyat dan berakar pada masyarakat dan usaha kecil yang mampu
memperkokoh struktur perekonomian nasional yang lebih efisien. Pola-pola kemitraan tersebut
antara lain:
Pembangunan industri dasar dengan skala besar yang dilakukan untuk mengolah langsung
sumber daya alam termasuk sumber energi yang terdapat di suatu daerah, perlu dimanfaatkan
untuk mendorong pembangunan cabang-cabang dan jenis-jenis industri yang saling mempunyai
kaitan, yang selanjutnya dapat dikembangkan menjadi kawasan-kawasan industri. Rangkaian
kegiatan pembangunan industri tersebut pada gilirannya akan memacu kegiatan pembangunan
sektor-sektor ekonomi lainnya beserta prasarananya antara lain yang penting adalah terminal-
terminal pelayanan jasa, daerah pemukiman baru dan daerah pertanian baru. Wilayah yang
dikembangkan dengan berpangkal tolak pada pembangunan industri dalam rangkaian yang
dipadukan dengan kondisi daerah dalam rangka mewujudkan kesatuan ekonomi nasional,
merupakan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri.
Kerjasama keterkaitan hulu hilir harus berlangsung dalam iklim yang positif dan
konstruktif, dalam arti bersifat saling membutuhkan dan saling memperkuat dan saling
menguntungkan. Dalam melakukan kerja sama antara perusahaan industri. Pemerintah
memanfaatkan peranan koperasi, Kamar Dagang dan Industri Indonesia, serta asosiasi/federasi
perusahaan-perusahaan industri sebagai wadah untuk meningkatkan pengembangan bidang usaha
industri.
Kerjasama keterkaitan hilir hulu harus berlangsung dalam iklim yang positif dan
konstruktif, dalam arti bersifat saling membutuhkan dan saling memperkuat dan saling
menguntungkan. Dalam melakukan kerja sama antara perusahaan industri. Pemerintah
memanfaatkan peranan koperasi, Kamar Dagang dan Industri Indonesia, serta asosiasi/federasi
perusahaan-perusahaan industri sebagai wadah untuk meningkatkan pengembangan bidang usaha
industri.
Dalam konsep kerjasama usaha melalui kemitraan ini, jalinan kerjasama yang dilakukan
antara usaha besar atau menengah dengan usaha kecil didasarkan pada kesejajaran kedudukan
atau mempunyai derajat yang sama terhadap kedua belah pihak yang bermitra. Ini berarti bahwa
hubungan kerjasama yang dilakukan antara pengusaha besar atau menengah dengan pengusaha
kecil mempunyai kedudukan yang setara dengan hak dan kewajiban timbal balik sehingga tidak
ada pihak yang dirugikan, tidak ada yang saling mengekspoitasi satu sama lain dan tumbuh
berkembangnya rasa saling percaya di antara para pihak dalam mengembangkan usahanya.
KELOMPOK 4
1. Aidini Safitri
2. Azizah Nopiani
3. Didin Fahrudin
4. Windy Meilany
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Paul Charlap mengemukakan sebuah rumusan tentang identifikasi peluang usaha yang
mencakup empat (4) unsur yang harus di miliki seorang wirausahawan agar mencapai sukses
dlam pekerjaannya, yaitu :
3. kegairahan (Enthusiasm)
4. Pelayanan (Service)
1. Peluang
Setiap peluang yang ada harus dimanfaatkan secara baik-baik. Harus diperhatikan,
bahwa peluang yang baik tidak akan datang yang kedua kalinya.Dalam memanfaatkan
peluang, diperlukan adanya persiapan yang mantap.
Dengan demikian maka feasibility study (studi kelayakan) yang mendukung akan
menjadi pedoman bagi langkah-langkah yang akan dilakukan.
Dalam upaya memanfaatkan peluang, seorang wirusahawan harus tahu secara
pasti siapa calon pelanggannya dan jenis komoditi yang diperlukan. Disamping itu,
ketepatan waktu diperlukan para pelanggan perlu diperhatikan.
Sebagai suatu catatan, dalam menggunakan sumber daya-sumber daya yang hemat
dapat diberikan contoh bahwa tidak perlu membeli apabila dapat menyewa.
DAFTAR PUSTAKA
http://meytha38.blogspot.com/2015/10/identifikasi-peluang-usaha-baru_92.html
https://www.academia.edu/7558610/MAKALAH_KEWIRAUSAHAAN_STRATEGI_MENANGKAP_PELUANG
_USAHA
KELOMPOK 5:
Reivan Supriatna
Suciyati Nur Khofifah
Yustika Rahayu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Seiring kita bertemu dengan orang yang tidak bahagia dengan kehidupannya dan
keadaan di sekelilingnya. Tahukah anda bahwa 98 dari 100 orang yang tidak puas
dengan kehidupannya ternyata tidak punya gambaran yang jelas akan kehidupan
yang mereka inginkan! Mereka tidak punya target untuk meningkatkan kualitas
kehidupan mereka. Mereka tidak punya arah yang akan dituju. Akibatnya mereka
terus saja hidup dengan keadaan yang sama tanpa ada usaha untuk merubahnya.
3. Target memacu cara kerja
Cara orang mengatasi masalah sangat tergantung pada cara mereka memandang
target mereka. Kalau mereka mempunyai target yang mereka anggap tidak
penting, maka pekerjaan yang mereka lakukan untuk menyelesaikannya pasti asal
saja. Sebaliknya, kalau target-targetnya dianggap sangat penting, maka
penyelesaiannya pasti dilakukan dengan serius. Oleh karenanya, amatlah penting
untuk menyusun target berdasarkan visi anda. Jika target dana mendorong visi
anda, maka usaha anda untuk menyelesaikan target itu semakin kuat.
4. Target membuat prioritas kita terpelihara
Salah satu pentingnya menyusun target adalah karena hal itu membatu kita untuk
menentukan prioritas kita sehari-hari. Tanpa target, kita cenderung untuk
mengerjakan hal-hal yang tidak akan menghasilkan apa-apa bagi tujuan kita.
Orang yang lupa menentukan mana yang lebih penting untuk diprioritaskan akan
segera menjadi budak. Pepatah yang mengatakan: “Kebijakan, adalah seni
memahami apa yang perlu diperhatikan”.
Masalah yang banyak dialami oleh orang-orang yang gagal adalah karena mereka
jarang mengevaluasi kemajuan. Kebanyakan dari mereka tidak sadar bahwa
evaluasi diri sendiri adalah penting, selain itu ada juga yang tidak tahu caranya
mengukur kemajuan itu.Target sangat penting untuk evaluasi. Jika target anda
sudah spesifik dan wajar, maka anda dapat mengukur seberapa jauh kemajuan
yang anda buat saat ini dengan target anda. Dengan target ini anda tidak akan
mengalami hal yang janggal.
Nama :
1. Ayu Savitri
2. M. Thoha H
3. Vina Sapira
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Menciptakan, yaitu proses pembuatan sesuatu yang belum ada. Misalnya Wright
Brothers membuat pesawat terbang, atau Mike Zuckerberg menciptakan Facebook
yang sekarang menjadi media sosial paling populer di dunia.
2. Modifikasi, yaitu meniru sesuatu tetapi sebenarnya berbeda. Misalnya modifikasi
pada sistem operasi komputer untuk digunakan pada ponsel. Dari ide modifikasi
kreatif ini, Android, Windows Phone, iPhone, dan Blackberry muncul.
3. Menggabungkan, yaitu menggabungkan dua hal yang sebelumnya tidak berhubungan.
Contoh dari kombinasi kreatif yang brilian adalah Liga Champions Eropa, yang
merupakan kombinasi dari olahraga sepak bola dan strategi pemasaran. Kombinasi
dari dua kegiatan ini menghasilkan format bisnis baru di bidang olahraga.
Belajar
Pelatihan
Pelatihan begitu penting untuk mempelajari cara melakukan sesuatu dengan benar.
Terlepas dari kenyataan bahwa desain pakaian dengan tangannya sendiri atau dengan
menggunakan beberapa perangkat lunak desain, Anda harus sepenuhnya terlatih dalam
mengoperasikan alat, sehingga tidak mengalami hambatan dalam proses kreatif untuk
menghasilkan desain logo. Sebagai seorang desainer grafis, pelatihan sangat penting
untuk menjadi efektif dalam menyelesaikan proyek desain secara efektif.
Investigasi
Pencerahan
Setelah pikiran Anda diisi dengan data dan informasi yang cukup dan terkait
dengan subjek, sekaranglah saatnya bagi Anda untuk menghadapi fase pencerahan di
mana ide-ide kreatif muncul di benak Anda, yang dapat Anda gunakan untuk
menyelesaikan desain. Pada tahap ini, idenya belum sepenuhnya menetas dan perlu
“diinkubasi” agar lebih matang. Paling baik jika Anda mulai mencatat hal-hal kecil dan
pemikiran yang mulai muncul, sehingga mereka dapat disatukan menjadi desain yang
lengkap.
Ideasi
Setelah melalui serangkaian fase berat, akhirnya tiba pada tahap awal untuk
mendapatkan ide-ide kreatif. Sebutkan saja ide panggung ini (ide + generasi kreatif). Di
sini, kita dapat mulai menyaring potongan-potongan kecil kreativitas yang diperoleh
Sribuddies pada tahap sebelumnya, dan mengubahnya menjadi ide-ide desain grafis yang
cocok. Proses ini melibatkan kemampuan untuk menganalisis desain yang mungkin
menarik untuk dilakukan, dan menghilangkannya satu per satu, untuk mendapatkan ide-
ide kreatif terbaik.
Eksekusi
Namun proses kreatif tidak berakhir di sana. Masih ada satu langkah lagi yang
penting dan menentukan hasil akhir dari semua fase yang telah Anda lewati. Apalagi jika
itu bukan eksekusi.
Satu kesalahpahaman umum dalam dunia desain grafis adalah bahwa, proses
kreatif berakhir ketika ide-ide cemerlang muncul. Meskipun tanpa implementasi yang
tepat, ide genius akan gagal dan kerja keras siswa akan sia-sia. Oleh karena itu, fase
eksekusi ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
C. Mengembangkan inovatif
Keunggulan relatif
Keunggulan relatif merupakan sejauh mana inovasi dianggap lebih unggul dari
apa pun yang pernah ada. Ini dapat diukur dalam beberapa aspek, seperti aspek ekonomi,
prestise sosial, kenyamanan. dan kepuasan. Semakin besar manfaat relatif yang dirasakan
oleh pengadopsi. Inovasi yang lebih cepat dapat diadopsi.
Kompatibilitas
Kerumitan
Kemampuan untuk diuji ialah sejauh mana suatu inovasi dapat diuji sampai batas
tertentu. Sebuah inovasi yang dapat diuji dalam pengaturan nyata umumnya akan lebih
cepat diadopsi. Jadi, agar bisa cepat diadopsi. suatu inovasi harus mampu
mengekspresikan keunggulannya.
Kemampuan untuk diamati ialah sejauh mana hasil suatu inovasi dapat dilihat
oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil suatu inovasi, semakin besar
kemungkinan orang atau kelompok orang untuk mengadopsi.
Wirausaha
Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan
menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya-sumber daya
yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil
keuntungan dalam rangka meraih sukses.
Kewirausahaan
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang
memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata
secara kreatif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
2.1 Konsep kewirausahaan
Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri
dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang,
menentukan mengelola, mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan adalah suatu
sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan
berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang
selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka
meningkatkan pendapatan dalam kegitan usahanya atau kiprahnya. Kewirausahaan adalah
kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari
peluang menuju sukses.
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad
Sanusi,1994). Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa
yang telah dicapainya. Dari waktu ke waktu, hari demi hari, minggu demi minggu selalu mencari
peluang untuk meningkatkan usaha dan kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa
berhenti, karena dengan berkreasi dan berinovasi lah semua peluang dapat diperolehnya.
Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan
usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. Pada hakekatnya semua orang
adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya dan
pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya, keluarganya, masyarakat, bangsa dan negaranya,
akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang
lebih baik untuk masa depannya, dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok lain
dan bahkan bangsa dan Negara lainnya. Dari beberapa konsep yang ada di atas, ada enam
hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13) :
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acad
Sanusi,1994)
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
( Drucker,1959)
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan
persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer,1996)
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha dan
perkembangan usaha ( Soeharto Prawiro,1997)
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan sesuatu yang
berbeda yang bermanfaat member nilai lebih
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan
sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.
Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan
pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang
lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk
memberikan kepuasan baru kepada konsumen.
2. Selalu perspektif
Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa dengan dengan
lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang
dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki
persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan maka
ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya (Suryana, 2003 : 23). Kuncinya pada
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada.
Walaupun dengan risiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah
dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke
depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada. Karena itu ia
harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang
5. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang bulat didalam
mencurahkan semua perhatianya pada usaha yang akan digelutinya, didalam menjalankan usaha
tersebut seorang wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang mengebu-gebu dan menyala-
nyala (semangat tinggi) dalam mengembangkan usahanya, ia tidak setengah-setengah dalam
berusaha, berani menanggung resiko, bekerja keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang
yang ada dipasar. Tanpa usaha yang sungguhsunguh terhadap pekerjaan yang digelutinya maka
wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu
penting sekali bagi seorang wirausaha untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
kerja adalah : “Semangat dan kegairahan kerja pada hakekatnya adalah perwujudan
moral kerja yang tinggi,bahkan ada yang mengidentifikasikan secara bebas, moral kerja
semangat kerja dan kegairahan yang tinggi. Dibawah kondisi semangat dan kegairahan
kerja yang buruk akan mengakibatkan penurunan produktivitas kerja secara keseluruhan.
Penurunan produktivitas ini akan mempengaruhi keuntungan yang didapat oleh di masa
yang akan datang. Hal ini akan memberatkan prospek di masa yang akan datang, bila
semangat dan kegairahan kerja tersebut dibebani secara serius oleh. Semangat dan
kegairahan kerja yang tinggi tidak harus menyebabkan produktivitas yang tinggi, hal ini
sekelompok pekerja yang mempunyai semangat dan kegairahan kerja yang tinggi, tetapi
mereka hanya bersendau gurau saja tanpa menghiraukan pekerjaan pada waktu ditinggal
oleh pengawasnya.
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja
Sikap para pekerja yang dapat meningkatkan semangat kerja dipengaruhi oleh bagaimana
mereka memandang beberapa faktor. Faktor-faktor itu menurut Stan Kossen (1986:228)
adalah:
mempengaruhi sikap para pekerja secara buruk atau perusahaan yang tidak dapat
2. Kegiatan-kegiatan mereka
dengan keluarga dan sahabat mereka dapat mempengaruhi perilaku dan sikap mereka
tentang pekerjaan.
3. Sifat pekerjaan
Kerja cenderung menjadi semakin terspesialisasi dan rutin. Banyak jenis pekerjaan
Konsep diri para pekerja cederung mempengaruhi sikap mereka terhadap lingkungan
organisasi. Orang-orang yang tidak memiliki kepercayaan diri atau menderita cacat fisik
pekerjaan itu sendiri yaitu bagaimana mereka melihat diri sendiri sangat mempengaruhi
yang tinggi.
Banyak orang berpikir menjadi seorang multitasking adalah hal yang luar biasa.
Membayangkan diri Anda sebagai orang yang hebat dan mampu menyelesaikan segala tugas.
Namun tak sedikit pengusaha justru dibuat berantakan dengan ambisinya menjadi seorang
yang multitasking.
Ada baiknya kerjakan satu tugas pada satu waktu. Fokus pada apa yang Anda kerjakan
memungkinkan pekerjaan cepat selesai, sehingga Anda dapat mengerjakan pekerjaan yang
lainnya. Memberikan perhatian penuh sangat penting agar pekerjaan selesai dengan hasil
maksimal.
Ada pepatah mengatakan “Bangunlah lebih pagi agar rezeki tak dipatok ayam”
sebenarnya sangatlah tepat. Dengan bangun lebih pagi, maka tidak ada sedikitpun waktu
yang terbuang berada di atas kasur. Anda dapat melakukan banyak hal yang dapat
meningkatkan kualitas diri.
Di pagi hari Anda dapat olahraga, membaca berita atau kabar terhangat dan menyantap
sarapan agar tetap bertenaga selama beraktivitas. Dengan bangun lebih pagi, Anda tidak
akan terburu buru dalam melakukan sesuatu.
Semua tujuan yang ingin Anda capai pasti memiliki tingkat keutamaannya. Maka dari itu,
sedari awal susun skala prioritas agar Anda dan tim tahu apa yang harus dilakukan terlebih
dahulu dan mana yang setelah itu harus dikerjakan.
Skala prioritas ini dibuat harus berdasarkan keputusan seluruh tim. Agar saat
mengerjakan nanti tim Anda tahu mana yang harus diutamakan untuk dikerjakan dan kepada
siapa harus bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
4. Kerja Tim
Sekalipun Anda adalah pemilik usaha, bukan berarti Anda harus mengerjakan seluruh
pekerjaan yang berhubungan dengan bisnis Anda. Lebih baik pakai dana untuk investasi
dalam hal sumber daya manusia. Carilah pegawai yang menurut Anda dapat diandalkan.
Dengan berinvestasi dalam hal SDM, maka Anda dapat menggunakan pikiran dan fisik
Anda untuk memikirkan hal yang lebih baik bagi bisnis Anda. Sebagai pemilik bisnis, Anda
tetap harus fokus kepada visi dan misi dari bisnis itu.
Sebagai pemilik bisnis, Anda tetap harus fokus dan ingat apa yang menjadi tujuan dari
bisnis Anda, apa yang Anda harapkan dari bisnis ini. Dengan selalu ingat apa tujuan utama,
akan membantu Anda untuk melihat apa yang penting dan tidak penting untuk bisnis Anda,
sehingga lebih produktif.
Tak akan ada habisnya jika berbicara soal pekerjaan, apalagi tanggung jawab dalam
bisnis yang Anda jalankan. Sekalipun Anda tak menyukai tanggung jawab itu, namun tetap
saja harus dikerjakan. Namun, tak ada salahnya bahwa mengerjakan sesuatu yang kita sukai
pasti lebih baik dikerjakan.
Ketika tidak menikmati apa yang kita kerjakan, maka bisa jadi hasilnya tak akan
maksimal dan itu berarti Anda menjadi orang yang tak produktif. Maka dari itu, sesekali
selipkan hobi pada bisnis Anda. Buatlah dan nikmatilah pekerjaan Anda seakan melakukan
hobi Anda
7. Deskripsikan Tujuan
Apa yang menjadi tujuan dalam setiap perjalanan bisnis Anda, deskripsikanlah dengan
jelas. Biarkan seluruh tim, investor hingga konsumen Anda tahu apa yang menjadi tujuan dan
konsentrasi dari bisnis yang Anda dirikan.
Di tengah perjalanan bisnis, pasti ada saja perubahan tujuan dikarenakan kondisi
eksternal atau internal sebuah bisnis. Tujuan sangat dipengaruhi oleh bagaimana kondisi
pasar yang kita targetkan. Namun, tetaplah menjadikan tujuan awal sebagai patokannya.
Sesekali lakukan evaluasi terhadap tujuan Anda. Lihat apa saja yang sudah tercapai dan
apa yang belum. Lihat apa saja kendala yang ada dengan tujuan yang belum tercapai.
Evaluasi ini penting agar Anda tak selalu melihat bahwa tujuan yang Anda buat itu baik.
Sekalipun Anda tergolong orang yang sangat teliti dan mudah mengingat, namun jangan
sepelekan hal dalam mengatur jadwal. Selalu catat kegiatan yang akan Anda lakukan
sehingga Anda memiliki pengingat akan tugas Anda.
Gunakan pengingat yang cukup detil seperti apa yang akan Anda kerjakan, kapan, pukul
berapa, di mana hingga dengan siapa Anda harus bertemu atau bekerjasama untuk
menyelesaikan tugas tersebut. Pasang alarm jika itu merupakan pekerjaan yang sangat
penting.
9. Buat Top 5
Ini merupakan perpaduan antara keharusan untuk tetap fokus dan mempunyai skala
prioritas dalam mengerjakan sesuatu. Setiap pagi, tulislah 5 pekerjaan utama yang harus
Anda kerjakan dan selesaikan dalam kurun waktu satu hari.
Lima pekerjaan utama ini tidak boleh diganggu dengan apapun agar selesai sesuai
target. Sekalipun Anda memiliki tambahan pekerjaan yang lain, pastikan sebelum jam
istirahat malam, 5 pekerjaan utama yang sudah Anda catat terselesaikan dengan sebaik
mungkin.
Gunakan waktu seefisien dan sebijak mungkin. Jangan biarkan waktu Anda terbuang
percuma karena Anda tidak tahu apa yang harus Anda lakukan. Jika waktunya beristirahat,
maka beristirahatlah. Jika waktu bekerja, maka fokuslah untuk bekerja.
Jika ada sesuatu yang menghambat dan dibutuhkan waktu untuk berbicara dengan tim,
maka gantilah waktu tersebut dengan pekerjaan lain yang harus diselesaikan. Waktu yang
terbuang tidak akan bisa kembali, maka buatlah waktu bermakna setiap detiknya.
Kelompok 9 :
1. Ayu Sekarini
2. Sapnah
3. Vina Oktaviani
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. ETIKA WIRAUSAHA
Suatu kegiatan haruslah dilakukan dengan etika atau norma-norma yang berlaku di masyarakat
bisnis. Etika atau norma-norma ini digunakan agar para pengusaha tidak melanggar aturan yang
telah ditetapkan dan usaha yang telah dijalankan memperoleh simpati dari berbagai pihak. Pada
akhirnya, etika tersebut ikut membentuk pengusaha yang bersih dan dapat memajukan serta
membesarkan usaha yang dijalankan dalam waktu yang relatif lebih lama.
Dalam etika berusaha perlu ada ketentuan yang mengaturnya. Adapun ketentuan yang diatur
dalam etika wirausaha secara umum adalah sebagai berikut :
1. Sikap dan prilaku seorang pengusaha harus mengikuti norma yang berlaku dalam suatu
negara atau masyarakat.
2. Penampilan yang ditunjukan seseorang pengusaha harus selalu apik, sopan, terutama
dalam menghadapi situasi atau acara-acara tertentu.
3. Cara berpakain pengusaha juga harus sopan dan sesuai dengan tempat dan waktu yang
berlaku.
4. Cara berbicara seorang pengusaha juga mencerminkan usahanya, sopan, penuh tata
krama, tidak menyinggung atau mencela orang lain.
Kemudian, etika atau norma yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap pengusaha
adalah sebagai berikut :
1. Kejujuran
Seorang pengusaha harus selalu bersikap jujur, baik, dalam berbicara maupun
bertindak. Jujur ini perlu agar berbagai pihak percaya terhadap apa yang akan
dilakukan. Tanpa kejujuran, usaha tidak akan maju dan tidak di percaya konsumen
atau mitra kerjanya.
2. Bertanggung Jawab
3. Menepati Janji
Pengusaha dituntut untuk selalu menepati janji, misalnya dalam hal pembayaran,
pengiriman barang atau penggantian. Sekali seorang pengusaha ingkar janji hilanglah
kepercayaan pihak lain terhadapnya. Pengusaha juga harus konsisten terhadap apa
yang telah dibuat dan disepakati sebelumnya.
4. Disiplin
Pengusaha dituntut untuk selalu disiplin dalam berbagai kegiatan yang berkaitan
dengan usahanya, misalnya dalam hal waktu pembayaran atau pelaporan kegiatan
usahanya.
5. Taat Hukum
Pengusaha harus selalu patuh dan menaati hukum yang berlaku, baik yang berkaitan
dengan masyarakat ataupun pemerintah. Pelanggaran terhadap hukum dan peraturan
telah dibuatkan berakibat fatal dikemudian hari. Bahkan, hal itu akan menjadi beban
moral bagi pengusaha apabila tidak diselesaikan segera.
6. Suka Membantu
Pengusaha secara moral harus sanggup membantu berbagai pihak yang memerlukan
bantuan. Sikap ringan tangan ini dapat ditunjukan kepada masyarakat dalam berbagai
cara. Pengusaha yang terkesan pelit akan dimusuhi oleh banyak orang.
Pengusaha harus komitmen dengan apa yang mereka jalankan dan menghargai
komitmen dengan pihak-pihak lain. Pengusaha yang menjungjung komitmen
terhadap apa yang telah diucapkan atau disepakati akan dihargai ol;eh berbagai
pihak.
8. Mengejar Prestasi
Pengusaha yang sukses harus selalu berusaha mengejar prestasi setinggi mungkin
tujuannya agar perusahaan dapat terus bertahan dari waktu ke waktu. Prestasi yang
berhasil dicapai perlu terus ditingkatkan. Disamping itu, perusaha juga harus tahan
mental tidak mudah putus asa terhadap berbagai kondisi dan situasi yang dihadapi.
Etika yang berlakukan oleh pengusaha terhadap berbagai pihak memiliki tujuan-tujuan tertentu.
Tujuan etika tersebut harus sejalan dengan tujuan perusahaan. Di samping memiliki tujuan, etika
juga sangat bermanfaat bagi perusahaan apabila dilakukan secara sungguh-sungguh. Berikut ini
beberapa tujuan etika yang selalu ingin dicapai oleh perusahaan :
Etika dapat meningkatkan keakraban dengan karyawan, pelanggan atau pihak-pihak lain
yang berkepentingan. Suasana akrab akan berubah menjadi persahabatan dan menambah
luasnya pergaulan. Jika karyawan, pelanggan, dan masyarakat menjadi akrab, segala
urusan akan menjadi lebih mudah dan lancar.
Sikap menyenangkan orang lain merupakan sikap yang mulia. Jika kita ingin dihormati,
kita harus menghormati orang lain. Menyenangkan orang lain berarti membuat orang
menjadi suka dan puas terhadap pelayanan kita. Jika pelanggan merasa senang dan puas
atas pelayanan yang diberikan, diharapkan mereka akan mengulangnya kembali suatu
waktu.
3. Membujuk pelanggan
4. Mempertahankan pelanggan
Ada anggapan mempertahankan pelanggan jauh lebih sulit dari pada mencari pelanggan.
Anggapan ini tidak seluruhnya benar, justru mempertahankan pelanggan lebih mudah
karena mereka sudah merasakan produk atau layanan yang kita berikan. Artinya, mereka
sudah mengenal kita lebih dahulu. Melalui pelayanan etika seluruh karyawan, pelanggan
lama dapat dipertahankan karena mereka sudah merasa puas atas layanan yang
diberikan.
Hubungan yang sudah berjalan baik harus tetap dan terus dibina. Hindari adanya
perbedaan paham atau konflik. Ciptakan hubungan dalam suasana akrab. Dengan etika
hubungan yang lebih baik dan akrab pun dapat terwujud.
B. Hakikat Etika
Dari segi etimologi, istilah etika berasal dari bahasa Latin “Ethicos” yang berarti kebiasaan. Jadi
sesuatu yang dikatakan baik itu apabila sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Kemudian
pengertian ini berubah, bahwa etika adalah suatu ilmu yang mebicarakan masalah perbuatan atau
tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik.
Etika juga disebut ilmu normatif, maka dengan sendirinya berisi ketentuan-ketentuan (norma-
norma) dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Etika merupakan
cabang filsafat yang mempelajari pandangan-pandangan dan persoalan-persoalan yang
berhubungan dengan masalah kesusilaan, dan kadang-kadang orang memakai filsafat etika,
filsafat moral atau filsafat susila.
Dengan demikian dapat dikatakan, etika adalah kajian filosofis mengenai kewajiban-kewajiban
manusia dan hal-hal yang baik dan buruk. Etika tidak membahas keadaan manusia, melainkan
membahas bagaimana seharusnya manusia itu berlaku benar. Etika adalah cabang dari aksiologi,
yaitu ilmu tentang nilai, yang menitikberatkan pada pencarian salah dan benar dalam pengertian
lain tentang moral.
1. Kebiasaan
Pada umumnya, kebiasaan berubah menjadi hukum kebiasaan apabila memenuhi empat syarat,
yaitu :
a. Harus ada serentetan sikap tindak sejenis, yang jumlahnya tergantung keadaan.
c. Kebiasaan yang lama itu harus merupakan kebiasaan anggota masyarakat suatu bangsa
atau golongan yang dapat mewakili bangsa atau golongan itu.
2. Aturan
Aturan atau peraturan dapat diartikan sebagai suatu tatanan yang berisi petunjuk,
kaidahatau ketentuan yang dibuat untuk mengatur. Peraturan dibuat agar ditaati untuk
menciptakan suasana yang tertib. Bentuk-bentuk peraturan ada bermacam-macam mulai
dari peraturan yang sederhana sampai peraturan yang kompleks.
Di lingkungan keluarga ada peraturan yang harus kita taaati. Misalnya menonton televisi
tidak sampai larut malam maupun rajin membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah. Jika
kita melanggar peraturan tersebut, kita akan ditegur hingga mendapat sanksi dari orang tua kita.
Begitu juga di lingkungan sekolah ada peraturan-peraturan yang harus dipatuhi. Misalnya datang
tidak boleh terlambat, harus mengikuti upacara, harus memakai baju seragam, dan lain-lain.
Di tingkat yang lebih tinggi ada peraturan pemerintah daerah dan peraturan pemerintah pusat
yang mempunyai kekuatan hukum yang mengikat warga masyarakat. Jika kita melanggarnya,
maka sanksi yang akan kita terima bukan saja sanksi moral, melainkan sanksi hukum.
3. Nilai
Nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. Sejalan dengan definisi
itu, maka yang dimaksud dengan hakikat dan makna nilai adalah berupa norma, etika, peraturan,
undang-undang, adat kebiasaan, aturan agama dan rujukan lainnya yang memiliki harga dan
dirasakan berharga bagi seseorang. Nilai bersifat abstrak, berada dibalik fakta, memunculkan
tindakan, terdapat dalam moral seseorang, muncul sebagai ujung proses psikologis, dan
berkembang kearah yang lebih kompleks.
Kattsoff dalam Soejono Soemargono (2004: 323) mengatakan bahwa hakekat nilai dapat
dijawab dengan tiga macam cara:
¶ Nilai sepenuhnya berhakekat subyektif, tergantung kepada pengalaman manusia pemberi nilai
itu sendiri.
¶ Nilai merupakan kenyataan-kenyataan ditinjau dari segi ontology, namun tidak terdapat dalam
ruang dan waktu. Nilai-nilai tersebut merupakan esensi logis dan dapat diketahui melalui akal.
Norma adalah suatu kaidah yang digunakan sebagai standar atau ukuran tentang
perbuatan manusia, mana yang benar mana yang salah, serta mana yang baik dan mana yang
buruk. Norma digunakan sebagai peraturan hidup manusia dalam pergaulan masyarakat.
Norma sebagai peraturan hidup mengikat setiap manusia. Setiap manusia harus mematuhi dan
menaati norma yang berlaku di masyarakat. Norma tidak boleh dilanggar oleh siapa pun. Apakah
ia seorang pejabat ataupun rakyat jelata tetap harus menaati norma. Siapapun yang melanggar
norma mendapatkan sanksi. Sanksi merupakan hukuman bagi pelanggar norma.
1. Berisi perintah, yaitu keharusan bagi seseorang untuk melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu karena dipandang akibat-akibatnya akan berdampak baik. Contohnya,
seorang anak harus menghormati orang tuanya.
2. Berisi larangan, yaitu berupa pencegahan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
karena dipandang akibat-akibatnya akan berdampak buruk. Contohnya, larangan
merokok di tempat-tempat umum.
a. Norma kesopanan adalah peraturan yang bersumber dari pergaulan hidup dalam
sekelompok manusia (masyarakat).
b. Norma kesusilaan adalah peraturan yang bersumber dari suara batin atau hati nurani
manusia yang diyakini sebagai pedoman dalam hidupnya.
c. Norma agama adalah serangkaian peraturan yang bersumber dari perintah Tuhan Yang
Maha Esa.
d. Norma hukum adalah aturan yang dibuat oleh negara yang tercantum secara jelas dalam
perundang-undangan.
5. Moral
Pengerian moral dalam kamus psikologi (Chaplin, 2006): Dituliskan bahwa moral
mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau menyangkut hukum atau adat
kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
Pengertian moral dalam Hurlock (Edisi ke-6, 1990) mengatakan bahwa perilaku moral
adalah perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial. Moral sendiri berarti tata cara,
kebiasaan, dan adat. Perilaku moral dikendalikan konsep-konsep moral atau peraturan perilaku
yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.
Pengertian moral menurut Webster New word Dictionary (Wantah, 2005) bahwa moral
adalah sesuatu yang berkaitan atau ada hubungannya dengan kemampuan menentukan benar
salah dan baik buruknya tingkah laku. Jadi moral adalah pesan yang disampaikan atau pelajaran
yang bisa dipetik dari kisah atau peristiwa.
C. Etika Bisnis
Etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi kritis tentang moralitas dalam kegiatan
(Bertens)
Etika bisnis adalah etika terapan dimana wilayah penerapan prinsip moral berada di
wilayah tindakan manusia didalam bidang bisnis ekonomi dan memiliki sasaran yang
berupa moral pembisnis itu sendiri. (Yosephus)
Etika bisnis merupakan standar etika yang memiliki keterkaitan dengan cara dan tujuan
dalam menentukan keputusan bisnis (Steade Et Al)
Etika bisnis adalah pengetahuan mengenai tata cara yang ideal terhadap pengelolaan dan
pengaturan bisnis yang harus memperhatikan moralitas dan norma yang ada dan dikenali secara
universal. (Budi Untung).
Etika bisnis memiliki tujuan untuk memberikan dorongan terhadap kesadaran moral serta
untuk memberikan batasan-batasan bagi pengusaha ataupun pembisnis agar dapat menjalankan
bisnis dengan jujur dan adil serta menjauhkan diri dari bisnis curang yang merugikan banyak
orang atau pihak yang memiliki keterikatan.
Selain itu, etika bisnis memiliki tujuan agar bisnis dapat dijalankan dan diciptakan seadil
mungkin dan disesuaikan dengan hukum yang telah disepakati. Etika bisnis dapat memberikan
motivasi kepada para pelaku bisnis untuk terus meningkatkan kemampuan mereka.
Sikap kejujuran sendiri biasanya dikaitkan dengan harga barang yang telah ditwarkan.Dalam
berbisnis secara modern, kepercayaan konsumen merupakan hal yang sangat penting. Oleh sebab
itu pelaku bisnis dihimbau untuk memberikan informasi yang sebenarnya terhadap para
konsumen
Prinsip otonomi pada etika bisnis adalah kemampuan dan sikap seseorang saat
mengambil tindakan dan keputusan yang berdasarkan kesadarannya sendiri mengenai apa yang
dianggapnya baik yang bisa dilakukan.
Jika orang sadar dalam melakukan kewajibannya dalam berbisnis maka dikatan orang tersebut
sudah memiliki prinsip otonomi dalam beretika bisnis. Sebagai contoh dia paham mengenai
bidang pekerjaannya dengan situasi dan tuntutan yang akan dihadapinya dan mengetahui aturan
apa saja didalam bidang pekerjaannya.
Selain, itu seseorang yang sudah memiliki fungsi otonomi akan sadar tentang risiko dan akibat
yang akan muncul terhadap dirinya dan orang lain yang sebagai pelaku bisnis. Pada umumnya
seseorang yang memiliki prinsip otonomi akan lebih menyukai diberikan kebebasan dan
kewenangan untuk melakukan hal yang dianggapnya baik.
Prinsip Saling Memberi Keuntungan Etika Bisnis
Pelaku bisnis harus menjalankan bisnisnya dengan sebaik mungkin agar masing-masing
pihak yang terkait mendapatkan keuntungan. Sama seperti prinsip keadilan, prinsip memberi
keuntungan juga memiliki tujuan untuk menghindarkan salah satu pihak saja yang untung.
Misalnya saja, pengusaha harus memberikan harga sebenarnya suatu barang terhadap
konsumen serta memberikan pelayanan sebaik mungkin untuk memberikan kepuasan konsumen.
Oleh karena itu prinsip saling memberikan keuntungan harus dipegang erat.
Prinsip yang satu ini mengharuskan pelaku bisnis diperlakukan secara adil dan
disesuaikan dengan kriteria rasional. selain itu pun mengharuskan seseorang agar dalam
menjalankan suatu bisnis harus memperlakukan relasi internal dan eksternal secara sama dan
memberikan hak mereka masing-masing. Hal ini bertujuan untuk menjauhkan kerugian terhadap
salah satu pihak pelaku bisnis
Dalam menjalankan tugasnya para pelaku bisnis harus mempertahankan nama baik
perusahaannya. Pelaku bisnis harus mengelola dan menjalankan bisnis dengan sebaik mungkin
agar kepercayaan konsumen atau pihak lain terhadap perusahaan tetap ada.
Dengan pengertian lainnya, seseorang atau pelaku bisnis harus memberikan dorongan
terhadap diri sendiri dalam berbisnis untuk memunculkan rasa bangga. Hal ini biasanya dapat
terlihat dari perilaku pembisnis diluar dan didalam perusahaan.
1. Pelanggaran Hukum
Contoh pelanggaran hukum dari etika bisnis adalah sebuah perusahaan yang melakukan
PHK namun tidak memberikan pesangon sama sekali. Padahal hal tersebut sudah diatur
dalam UU no 13 tahun 2003
2. Pelanggaran Transparasi
Suatu perusahaan tidak memberikan biaya tambahan suatu kreditan barang terhadap
konsumen. Tentu hal ini, para konsumen akan melakukan protes karena tidak dijelaskan
diawal.
3. Pelanggaran Kejujuran
4. Pelanggaran Empati
Perusahaan tidak merespon keterlamabatan seorang klien bisnis yang memiliki halangan seperti
sakit dan bahkan pihak perusahaan pun juga mengancam orang tersebut.
KELOMPOK 10 :
ARIS RIANA
DEDE AGIS GUMELAR
NURUL UMAIYAH
BAB II
PEMBAHASAN
Seorang teman adalah ASET, kenapa? tanpa teman kita tidak bisa berkembang,
kita butuh informasi, butuh channel atau link untuk berkembang. Semakin banyak teman,
semakin besar peluang untuk maju dan berkembang
1. Nurlaelasari
2. Tri Wahyuni
3. Vini Oktaviyanti
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Definisi
Menurut Departemen Kesehatan (2002) home care adalah pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di
tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau
memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat
dari penyakit, Home Health Care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan
sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus
tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya (Neis dan Mc.Ewen , 2001)
Menurut Nuryandari (2004) menyebutkan ruang lingkup pelayanan home care adalah:
a. Udara bersih,
d. Kebersihan
e. Penerangan/pencahayaan
Teori ini mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang
diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi
pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk
sembuh.
3. Teori Self Care (Dorothea Orem)
Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan
individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam
kebutuhannya.
c. PP Nomor 47 tahun 2006 tentang Jabatan fungsional dokter, dokter gigi, apoteker,
ass.apoteker, pranata lab.kes. epidemiologi kes, entomology kes, sanitarian, administrator
kesehatan, penyuluh kes masy, perawat gigi, nutrisionis, bidan, perawat, radiographer, perekam
medis, dan teknisi elektromedis
e. Permenkes Nomor 148 tahun 2010 tentang ijin dan penyelenggaraan praktik keperawatan.
KELOMPOK 12
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFENISI
Home Care Nursing adalah pemberian asukan keperawatan yang berkualitas kepada
pasien di rumah yang diberikan secara intermittent atau partime (Rice, 2006). Homcer
adalah sisitem dimana pelayanan kesehatan dan perlayanan social diberikan di rumah
kepada orang-orang cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi
kesehatanya (Nies, M. A and Mc Ewen, 2001).
Home Care merupakan pelayanan kesehatan yang diakukan oleh professional di tempat
tinggal pasien (di rumah) dengan tujuan membantu kebutuhan pasien dalam mengatasi
masalah kesehatan yang dilaksanakan oleh tim kesehatan professional dengan melibatkan
anggota keluarga sebagai penduduk didalam proses perawatan dan peembuhan pasien
sehingga keluarga bias mandiri dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.
B. MODEL DAN TEORI HOME CARE
Teroi dikembangkan dengan refleksi terhadap hidup dan pengalaman kerja yang
didikukung oleh riset, model disusun dalam konsep batasa kerja, sisitem, metode dan
model yang menggamabrkan tentang fenomena yang diamati sehingga menggamabarkan
satu proses sitematis , generalisasi hipotesis, proses dan evaluasi sehingga teroi penting
dpahami untuk :
1. Menggambarkan Batasan praktik professional.
2. Menggambarkan hubungan antara pasien den perawat.
3. Mengarakan pada cara berpikir yang sesuai dengan pengalaman yang dimiliki oleh
pasien dan perawat.
4. Sebagai pemicu dalam pelaksanaan penelitian keperawatan.
5. Memberi petunjuk tentang peran yang harus dilakukan dalam peayanan kesehatan.
Adapun Teori Atau Model Yang Mendukung Home Care Nursing Yaitu Sebagai
Berikut. :
1. Florence nightingale
Kajian teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia adalah makhluk yang
senantiasa berinteraksi dengan alam. Interaksi ini menghasilkan pola energy.
Berdasarkan teori Rogers, sakit timbul akibat ketidakseimbangan energy
penanganan dengan metode terapi modalitas / komplementer.
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dalam alam semesta,
seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah, dan
mitologi. Teori Rogers berfokus pada kehidupan manusia secara utuh.
Manusia merupakan mahkluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dengan
yang lainnya berbeda di beberapa bagian. Selain itu masing-masing mempunyai
perbedaan sifat-sifat khusus yang signifikan. Jika dilihat dari ilmu pengetahuan,
maka memperhatikan sifat-sifat dalam sistem kehidupan manusia merupakan hal
yang tidak efektif. Asumsinya adalah individu dan lingkungan saling tukar-
menukar energy dan material satu sama lain.
Contoh aplikasi teori science of unitary human beings dalam pelayanan home care
nursing adalah :
a. Terapi komplementer alternatif berbasis biologis (herbal dan suplemen )
b. Terapi komplementer elternatif berbasis energy (prana, reiki, qi-going,
infrared).
c. Terapi komplementer alternatif berbasis body manipulasi (massage, shiatsu,
refleksi, akupresur, bekam, dan akupunture )
d. Terapi komplementer alternatif berbasis mind and body (meditasi, terapi
tertawa, yoga dan story telling )
e. Sistem terapi seperti ayur wedha atau obat tradisional cina.
3. Trancultural Nursing
Teori ini menjabarkan konsep keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang
adanya, perbedaan nilai – nilai cultural yang melekat dalam masyarakat dan
berasal dari disiplin ilmu atropologi konteks keperawatan.
Teori ini menekankan betapa pentingnya pemahaman budaya pasien dan keluarga
ketika melakukan pelayanan keperawatan. Terkadang perawat dihadapkan pada
dilemma antara tetap fokus menggunakan pendekatan konvensional dan
mengabaikan atau menolak budaya pasien tentang penyakit. Perawat sering
memaksakan konsep konvensional dan mengabaikan paradigma budaya pasien.
Dengan teori ini, perawat diharapkan senantiasa mempu berfikir luas dalam
mengatasi permasalahan kesehatan pasien, baik dengan pendekatan konvensional
maupun modern
Aplikasi transkultural nursing dalam pelayanan home care nursing pada pasien
harus memperhatikan aspek budaya yang diyakini pasien, seperti :
a. Filosofi dan keyakinan pasien
b. Pandangan hidup pasien
c. Pendidikan
d. Pekerjaan
e. Kekerabatan
f. Teknologi
g. Regulasi
Self -care Deficit Theory of Nursing yang dikembangkan oleh Orem terdiri dari
tiga teori umum yang saling berkaitan, antara lain :
Teori self care deficit diterapkan bila anak belum dewasa, kebutuhan
melebihi kemampuan perawatan, kemampuan sebanding dengan kebutuhan
tetapi diprediksi untuk masa yang akan datang, kemungkinan terjadi
penurunan kemampuan dan peningkatan kebutuhan.
Hal ini diperlukan pada situasi dimana pasien harus belajar untuk
menjalankan ketentuan yang dibutuhkan secara eksternal atau internal
yang ditujukan oleh therapeutic self care, namun tidak dapat melakukan
tanpa bantuan. Metode bantuan tersebut diantaranya tindakan, panduan,
pelajaran, dukungan, dan memberikan lingkungan yang membangun “
Tomey dan Alligood, 2006.
b. Khusus :
a) meningkatkan, mempertahankan, dan memulihkan kesehatan
b) Mengoptimalkan tingkat kemandirian klien dan keluarga
c) Meminimalkan akbiat yang ditimbulkan dari masalah kesehatan yang
dialami klien.
Peran ini dilakukan oleh perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepada pasien,
Perawat juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang
meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya,
hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima
ganti rugi akibat kelalaian.
Dalam hal ini perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola
pelayanan maupun pendidikan keperawatan sesuai dengan manajemen keperawatan
dalam kerangka paradigma keperawatan.
4. Spiritual-Aesthetic Communer
Peran dalam pelayanan yang diberikan secara holistic baik psiko, bio spiritual perawat
dalam pelaksanaan peran ini sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.