Rangkuman KWU - IKHFIDH FII H

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

EVALUASI TENGAH SEMESTER

UNIVERSITAS TEKNOLOGI DIGITAL

IKHFIDH FII HAASYABILLAH


11211421
MOTIVASI KEWIRAUSAHAAN
 KONSEP KEWIRAUSAHAAN

Pandangan tradisional tentang wirausahawan yaitu segelintir orang yang luar biasa seperti
Bill Gates yang berhasil mengomersialkan idenya serta mampu mengelola organisasinya.
Sebenarnya selain orang-orang tertentu yang memiliki kemampuan luar biasa tersebut,
banyak pula ditemui orangorang yang berhasil menerapkan ide-ide baru. Mereka banyak
ditemukan dalam berbagai jenis organisasi, dimana umumnya mereka memiliki tujuan untuk
mandiri dan berkeinginan untuk mengejar tujuan mereka dengan menggunakan organisasi
tempat mereka bekerja sebagai kendaraannya. Orang-orang seperti ini akan berusaha menjadi
pribadi yang inovatif dimanapun mereka bekerja dan apabila organisasi tempat mereka
bekerja tidak mengijinkan mereka berperilaku sebagai wirausahawan, mereka akan pindah
bekerja ke tempat lain.
Seorang wirausahawan harus peka terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen dalam
memenuhi kebutuhan dan keinginan barunya. Adanya kebutuhan dari konsumen ini akan
mendorong seorang wirausahawan untuk dapat menawarkan produknya kepada konsumen.
Kondisi ini mendorong wirausahawan untuk meningkatkan keterampilan dan sikap,
mengidentifikasikan peluang-peluang baru, meningkatkan motivasi untuk memperoleh
sumberdaya dan pengetahuan dalam upaya mengakomodasi ideide yang dimilikinya.
Pengertian kewirausahaan
Mengetahui dan memahami pengertian kewirausahaan atau entrepreneurship sangat penting
sebelum mengetahui dan memahami hal-hal operasional terkait dengan kewirausahaan.
Dengan mengetahui dan memahami pengertian kewirausahaan, maka kita akan mengetahui
dan memahami filosofi dari kewirausahaan itu. Kata “entrepreneur” berasal dari bahasa
Perancis: “entre” berarti antara dan “prendre” berarti mengambil. Jadi, “entrepreneur” adalah
orang yang berani mengambil risiko dan memulai sesuatu yang baru (inovasi).
Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakatnya melalui
pendidikan. Mereka yang menjadi entrepreneur adalah orang-orang yang mengenal potensi
dan belajar mengembangkan potensinya untuk menangkap peluang serta mengorganisasi
usahanya dalam mewujudkan cita-citanya.
Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan
(ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh
peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya (Suryana, 2001).
Konsep Kewirausahaan
konsep kewirausahaan pertama kali muncul pada sekitar abad 17 dan maknanya telah
berevolusi sejak saat itu. Banyak yang mengartikan kewirausahaan dengan “memulai bisnis
sendiri”. Mayoritas ekonom percaya bahwa konsep kewirausahaan lebih dari pada itu. Bagi
beberapa ekonom, seorang wirausahawan adalah orang yang mau menanggung risiko usaha
baru jika ada peluang keuntungan yang signifikan. Sementara ekonom yang lain menekankan
peran seorang wirausahawan sebagai inovator yang memasarkan produk inovasinya.
Pakar bisnis Peter Drucker (1909-2005) mengambil gagasan lebih jauh, Drucker
menggambarkan bahwa wirausahawan merupakan orang yang benar-benar melakukan
perubahan, meresponsnya, dan memanfaatkan perubahan sebagai sebuah peluang. Sebagian
besar ekonom saat ini sepakat bahwa kewirausahaan merupakan bahan penting untuk
merangsang pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja pada masyarakat.

Faktor- Faktor Kewirausahaan


Ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Kasmir, 27 – 28)

1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana
langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus
dilakukan oleh pengusaha tersebut
2. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak
hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari
peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
3. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang
lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan,
serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama.
4. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang
pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
5. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di
situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu
kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya.
6. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang
maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada
segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
7. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan
harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban
untuk segera ditepati dana direalisasikan.
8. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang
berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik
yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok,
serta masyarakat luas.

Proses Kewirausahaan 
adalah upaya menciptakan sesuatu yang berbeda, yang memiliki nilai tambah melalui
pengorbanan waktu dan tenaga dengan berbagai resiko finansial, psikis, dan sosial serta
mendapat penghargaan berupa keuntungan dan kepuasan pribadi atas hasil yang
diperoleh (Hisrich et al, 2005).

Disiplin Ilmu Kewirausahaan dan Perkembangannya


DISIPLIN ILMU KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan
perilaku seseorang dalam memghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan
berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Dalam konteks bisnis menurut Zimmerer
( 1996 ) “Kewirausahaan adalah hasil dari suatu usaha disiplin serta proses sistematis serta
penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.”
Disiplin Ilmu Kewirausahaan dan Perkembangannya
Perkembangan kewirausahaan mulai dikenal pada abad 18. Dalam sebuah buku
mengenai kewirausahaan menjelaskan bahwa wirausahaha adalah jual beli seseorang yang
menanggung resiko. Pada awalnya istilah wirausaha merupakan sebutan bagi para pedagang
yang membeli barang di daerah- daerah yang kemudian menjualnya dengan harga yang tidak
pasti.
Tujuan wirausaha
adalah menjalankan dan mendirikan bisnis inovatif. Tujuan wirausaha adalah
menggabungkan berbagai alat produksi & menemukan nilai dari apa yang dia hasilkan.
Tujuan wirausaha adalah inovatif, kreatif dan mampu mewujudkan kreativitasnya guna
meningkatkan kesejahteraan diri di lin gkungan dan masyarakat.

 KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN

Maksud dari perilaku wirausaha dalam hal kepemimpinan adalah jujur serta memiliki visi
yang jelas dan berjiwa besar. Selain itu ada empat perilaku yang mencerminkan wirausaha,
yaitu: Berani dalam berkreasi Artinya wirausahawan (orang yang berwirausaha) harus
memiliki keberanian dan tidak takut untuk berkreasi serta mencoba suatu hal yang baru.
Berani mengambil risiko Artinya wirausahawan memiliki keberanian untuk mengambil
risiko. Misalnya rugi atau kegiatan usahanya tidak berjalan sesuai dengan yang
direncanakan.  Disiplin Artinya wirausaha disiplin untuk merencanakan dan mengelola unit
kegiatan usahanya hingga tujuannya tercapai. Kreatif dan inovatif Artinya wirausaha
memiliki inovasi untuk selalu mengembangkan suatu hal yang baru dan terus kreatif dalam
mengelolanya. Misalnya dengan mencari ide usaha yang belum bayak diketahui orang atau
lainnya.

Sifat wirausaha
Wirausaha memiliki beberapa sifat yang bisa terlihat dari perilaku dan ciri wirausaha.
Namun, biasanya sifat wirausaha mencakup keinginan wirausahawan untuk berprestasi dan
bertanggung jawab. Artinya wirausahawan menjadikan kesuksesan sebagai tujuan utamanya
yang bisa diraih dengan pengelolaan usaha yang tepat. Sifat lainnya ialah selalu terbuka
ketika mendapat masukan dari konsumen. Karena dengan adanya masukan atau feedback,
wirausahawan bisa memperbaiki produk atau mengikuti saran konsumen untuk keberhasilan
unit usahanya. Wirausaha juga harus selalu berpikir positif. Artinya harus percaya diri dan
selalu berorientasi pada masa depan..

Karakteristik Kewirausahaan

-Keinginan untuk tanggung jawab yang bertanggung jawab atas upaya mereka.
- Preferensi untuk risiko sedang. Artinya, selalu menghindari risiko terlalu rendah atau terlalu
tinggi.
- Keyakinan dalam kesuksesan mereka.
- Hasrat untuk mendapatkan umpan balik yang cepat, yaitu memiliki semangat dan kerja
keras untuk mewujudkan keinginannya untuk masa depan yang lebih baik.
-Energik, penuh semangat, dan berusaha mewujudkan keinginannya dan menciptakan masa
depan yang lebih baik.
- Orientasi masa depan, yakni memiliki visi dan misi jangka panjang.
- Keterampilan organisasi, yaitu kemampuan mengatur sumber daya untuk menciptakan nilai
tambah.

 BERPIKIR PERUBAHAN

Pentingnya perubahan dan peranan mindset (pola pikir)


Manfaat yang bisa didapatkan dari berpikir perubahan antara lain meningkatkan kemampuan
berkreasi dalam diri, merubah kebiasaan yang mungkin dahulunya tidak baik, menjadi lebih
baik, memotivasi untuk mencoba hal baru yang lebih bermanfaat, membuat orang semakin
percaya diri dalam menjalani kehidupan, meningkatkan.

Perubahan Mindset
Pola pikir kita, atau lebih sering disebut Mindset, didefinisikan sebagai jumlah total dari
keyakinan, nilai-nilai, kriteria, harapan, sikap, kebiasaan, keputusan, dan pendapat kita dalam
memandang diri kita sendiri, orang lain, dan kehidupan ini. Mindset dapat ditransformasikan
dan dilatih menjadi mindset sukses dan positif dengan mengubah keyakinan, nilai-nilai, dll
melalui pemrograman Otak Bawah sadar.
Mindset entrepreneur
Pola pikir kewirausahaan adalah seperangkat keterampilan yang memungkinkan orang untuk
mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang, mengatasi dan belajar dari kemunduran, dan
berhasil dalam berbagai situasi.
Teori kecerdasan finansial
Teori kecerdasan Finansial dalam kewirausahaan secara singkat merupakan kemampuan
seseorang atau seorang individu untuk bisa merencanakan dan melakukan perannya dalam
mengatur keuangan secara baik, benar, dan struktural. Teori ini berlaku untuk semua bidang
dalam keuangan termasuk merencanakan uang dana darurat hingga dana pensiun secara
benar. Sebagai seorang Pengusaha tentu saja teori kecerdasan finansial di ini adalah teori
yang harus dipahami agar bisa mendapatkan konsep yang sesuai dengan kebutuhan Anda
tetapi juga memenuhi segala keperluan setiap bulannya.
 KREATIF DAN INOVATIF
Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik yang benar-benar
merupakan hal baru atau sesuatu ide baru yang diperoleh dengan cara menghubungkan
beberapa hal yang sudah ada dan menjadikannya suatu hal baru. Selain itu, kreativitas adalah
hal-hal yang membuat kita takjub dengan hal-hal baru, karena kreativitas bisa mewujudkan
ide-ide cemerlang kita. Berikut ini adalah contoh-contoh kreativitas. Berikut ini adalah
contoh kreativitas di dunia fashion.
Tujuan Pengembangan Kreativitas

Mengekspresikan pikiran-pikiran yang berbeda dari orang lain tanpa dibatasi pada hakikatnya
akan mampu melahirkan berbagai macam gagasan.
Manfaat dari berpikir kreatif bagi kehidupan sehari-hari sebagai berikut: Membuat hidup
menjadi lebih menarik dan tidak membosankan karena kita selalu mencari cara baru dalam
melakukan sesuatu sehingga banyak hal yang bervariasi. Meningkatkan apresiasi terhadap
karya dan ide orang lain. Meningkatkan motivasi hidup.
proses berpikir kreatif 
meliputi tahap persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. Pemecahan masalah adalah
sebagai sarana seseorang menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya,
keterampilan, dan pemahaman untuk memenuhi tuntutan keadaan yang tidak biasa.
7 Langkah Berfikir Kreatif dalam bisnis menurut Zimmerer
 Preparation (Persiapan)
Persiapan menyangkut kesiapan kita untuk berfikir kreatif, baik dalam bentuk pendidikan
formal, pengalaman, magang, maupun pengalaman belajar lainnya.
 Investigation (Penyelidikan)
Penyelidikan diperlukan untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang
masalah atau keputusan. Untuk menciptakan konsep dan ide-ide baru tentang suatu bidang
usaha, pertama-tama seseorang harus mempelajari masalah dan memahami komponen-
komponen dasarnya terlebih dahulu.
 Transformation. (Transformasi)
Tahap transformasi menyangkut persamaan dan perbedaan pandangan di antara informasi
yang terkumpul. Transformasi adalah mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang ada
tentang informasi yang terkumpul. Dalam tranformasi diperlukan dua tipe berpikir, yaitu
berpikir konvergen dan berpikir divergen.
 Incubation (Penetasan)
Inkubasi merupakan penyiapan pikiran bawah sadar untuk merenungkan informasi yang
terkumpul. Pikiran bawah sadar memerlukan waktu untuk merefleksikan informasi.
 Penerangan (Illumination)
Penerangan akan muncul jika pada tahap inkubasi terjadi pemecahan secara spontan yang
menyebabkan adanya titik terang. Pada tahap penerangan, semua tahap sebelumnya muncul
secara bersama dan menghasilkan ide-ide yang kreatif dan inovatif.
 Pengujian (Verification)
Pengujian menyangkut validasi keakuratan dan manfaat ide-ide yang muncul dapat kita
lakukan pada masa percobaan, proses simulasi, tes pemasaran dan aktivitas lainnya yang
dirancang untuk membuktikan ide-ide baru yang akan di implementasikan.

 Implementasi

Implementasi adalah transformasi ide ke dalam praktik bisnis.

pengembangan kreativitas 
adalah upaya memperluas ciri-ciri khas yang dimiliki oleh indiviidu yang menandai adanya
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru atau kombinasi dari karya-
karya yang telah ada sebelumnya menjadi suatu karya yang baru dilakukan melalui interaksi
dengan lingkunganya untuk 

 IDE PELUANG DAN USAHA

Ide Kewirausahaan
Menurut Zimmerer, ide-ide ytang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang
untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar
sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai
potensial (peluang usaha), wirausaha perlu mengidentiifikasikan dan mengevaluasi semua
resiko yang mungkin terjadi dengan cara:
1.      Mengurangi kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif
2.      Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin
3.      Mengelola resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat
Ada tiga resiko yang dapat dievaluasi, yaitu:
a.       Resiko pasar atau persaingan
b.      Resiko finansial
c.       Resiko teknik
Kreativitas seringkali muncul dalam bentuk ide untukk menghasilkan barang dan jasa
baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha tidak mengadakan evaluasi
dan pengamatan secara terus menerus. Ide bias menjadi sebuah peluang dengan cara berikut
ini:
1.      Dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metode yang lebih baik
untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.
2.      Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
3.      Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan atau cara
melakukan suatu pekerjaan.

Sumber Peluang
Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus
bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses penjaringan ide
atau disebut screening merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi
produk dan jasa riil.

Adapun langkah dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut:


1.         Menciptakan produk baru dan berbeda
Produk dan jasa yang dibuat harus menciptakan nilai bagi pembeli, untuk itu wirausaha
harus benar-benar mengenal prilaku konsumen di pasar. Ada dua unsur pasar yang perlu
diperhatikan :
a.    Permintaan terhadap barang/jasa yang dihasilkan
b.  Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang/jasa.
Kemampuan untuk memperoleh peluang , sangat bergantung pada kemampuan wirausaha
untuk menganalisis pasar, yang meliputi aspek :
a.    Analisis demografi pasar,
b.    Analisis sifat serta tingkah laku pesaing,
c.    Analisis keunggulan bersaing pesaing dan kefakuman pesaing yang dapat dianggap dapat
menciptakan peluang.

Gagasan Potensial
Adapun dalam berwirausaha terdapat gagasan-gagasan yang perlu diperhatikan untuk
memulai usaha, yaitu diantaranya:

1.      Sumber gagasan bagi produk dan jasa baru.


Sumber gagasan bias berasala dari:

a.       Kebutuhan dari sumber penemuan yang diketemukan


b.      Hobi atau kesenangan pribadi yang dapat dikembangkan
c.       Mengamati kecendrungan-kecendrungan yang ada di lingkungan sekitar
d.      Mengamati dan menemukan kekurangan-kekurangan dari produk yang telah ada
e.       Menemukan fungsi lain dari sebuah benda atau alat biasa
f.       Pemanfaatan produk dari perusahaan lain
g.      Menemukan benda atau jasa yang tidak terdapat di lingkungan

2.      Proses perencanaan dan pengembangan produk


Terdiri atas:
a.       Tahap Gagasan
b.      Tahap Konsep
c.       Tahap Pengembangan Produk
d.      Tahap Uji Pemasaran
e.       Tahap Komersialisasi

3.      Produk yang sesuai untuk perusahaan kecil


Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan kecil untuk penciptaan
suatu produk :
a.       Untuk pemilihan produk, perusahaan harus memperhatikan pada sumber daya uang, tenaga
kerja dan fasilitas yang dimiliki.
b.      Pemilihan segmen pasar yang memungkinkan.
c.       Untuk produk atau proses yang disuplai kepada perusahaan lain hendaknya sangat kecil
volumenya sehingga tidak menarik minat para pelanggannya untuk memproduksinya sendiri.

4.      Orientasi pemasaran
Arti penting dari orientasi pemasaran merupakan hal penting, karena penyebab gagalnya
bisnis kecil adalah kurangnya penjualan dan kurangnya daya saing pasar dari produk atau
jasa yang ditawarkan. Oleh karenanya wirausahawan haruslah mengetahui orientasi dari
sasaran konsumen yang dituju.
5.      Matriks produk (pasar)
5 langkah untuk merumuskan tujuan bauran produk – pasar :
a.       Pemeriksaan kecenderungan penting dalam lingkungan bisnis dari daerah produk – pasar.
b.      Pemeriksaan kecenderungan pertumbuhan dan kecenderungan keuntungan.
c.       Pemisahan bidang produk – pasar yang akan menarik ke depan maupun daerah yang akan
tertarik.
d.      Pertimbangan mengenai kebutuhan atau diperlukannya tambahan produk atau daerah
pasaran baru pada bauran.
e.       Derivasi profil bauran produk – pasar optimum namun realistis didasarkan pada
kesimpulan yang dicapai pada langkah 1 sampai 4.

6.      Kegagalan dalam memilih peluang bisnis baru


Kurangnya obyektivitas
a.       Kurangnya kedekatan dengan pasar
b.      Pemahaman kebutuhan teknis yang tidak memadai
c.       Diabaikannya kebutuhan finansial
d.      Kurangnya diferensiasi produk
e.       Pemahaman terhadap masalah-masalah hukum yang tidak memadai

Teknik Mencari Gagasan Baru

Ide bisnis baru sebenarnya ada di sekitar Anda, tetapi memang sulit untuk menemukan ide
yang dapat dieksekusi, dan dapat memenuhi kebutuhan seseorang yang bersedia membayar
untuk itu. Menemukan ide bisnis baru membutuhkan proses brainstorming, kesesuaian
keterampilan, dan minat Anda dengan ide tersebut. Tidak ada ide yang terlalu konyol, karena
nantinya Anda akan menyaring ide-ide tersebut dengan lebih realistis setelah Anda selesai
melakukan brainstorming.

1. Alokasikan Waktu Khusus untuk Melakukan Brainstorming Ide

Ini bisa dilakukan sendiri atau dengan orang lain. Orang itu bisa jadi orang yang punya ide,
teman, atau orang yang akan bekerja sama nantinya.

Bawa notebook atau buku catatan ke mana pun Anda pergi. Sebuah bisnis yang telah berjalan
di luar sana mungkin dapat menginspirasi, dan Anda juga tidak akan pernah tahu apa yang
mungkin dapat Anda temukan ketika sedang melakukan kegiatan sehari-hari, karena hal-hal
kecil sekalipun dapat memicu gagasan besar.

2. Pertimbangkan Hal-Hal yang Menarik Minat Anda Terlebih Dahulu

Setidaknya ini akan mempersempit pilihan Anda ke industri, layanan, ataupun produk yang
lebih spesifik. Ini masih akan sangat luas, tetapi setidaknya Anda tidak akan memikirkan
bidang-bidang lain yang tidak ada kaitannya dengan minat Anda.
Tuliskan semua ide yang dapat Anda pikirkan – sesuatu yang Anda anggap bagus dalam hal
produksi, penjualan, maupun pemasaran.
3. Pikirkan Hal-Hal yang Sedang Dibutuhkan oleh Masyarakat
Produk atau layanan apa yang belum ada atau tidak bekerja dengan optimal sampai saat ini?
Masalah apa yang dihadapi orang-orang dalam kehidupan sehari-hari dan mungkin dapat
Anda atasi?
Cobalah pikirkan mengapa sesuatu belum ditangani. Apakah terlalu sulit? Atau memang
diabaikan? Apakah itu masih sangat baru sehingga orang takut untuk mencoba?
Pertimbangkan beberapa pertanyaan di atas ketika Anda sedang melakukan brainstorming.

4. Amati Tren
Berpikirlah secara kreatif dan jadilah yang terdepan, karena ide, niche, dan kemungkinan
baru akan terus bermunculan. Adakah cara yang dapat Anda lakukan untuk memanfaatkan
tren saat masih baru dan belum dikenal?
Tentu saja, beberapa mungkin akan berisiko, tetapi dari sanalah ide dan inovasi terbaik
berasal. Tren memberikan peluang untuk ide-ide bisnis luar biasa yang belum disadari oleh
banyak orang.

5. Pertimbangkan Kebutuhan Anda Sendiri


Kebutuhan berbeda dari minat, karena Anda perlu memikirkan apa yang mampu Anda
lakukan dan pendekatan yang siap Anda ambil. Misalnya, apakah Anda ingin mendirikan
bisnis dari rumah, di toko, kantor, atau bisnis virtual? Masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan, dan itu sangat bergantung pada ide bisnis Anda.

6. Belajar dari Orang Lain


Baca buku, artikel, dan materi lainnya oleh dan tentang orang-orang yang Anda kagumi
untuk belajar tentang pendekatan mereka dalam membuat dan menjalankan ide-ide bisnis.
Anda dapat mengikuti metode mereka yang Anda anggap menginspirasi dan bermanfaat.

Menangkap peluang dan cara memasuki usaha baru

Menurut Dr. M. Anang Firmansyah, SE.,MM. dan Anita Roosmawarni, SE.,M.SE dalam
buku Kewirausahaan (Dasar dan Konsep), peluang usaha merupakan situasi ketika orang
memungkinkan menciptakan pola pikir baru dalam rangka mengkreasi dan
mengkombinasikan sumber daya, ketika pengusaha merasa yakin terhadap keuntungan yang
diperoleh.
Agar dapat mencapai tujuan, yakni mendapatkan keuntungan, seseorang harus bisa
menangkap peluang usaha yang menjanjikan. Untuk dapat menangkap peluang usaha,
pengusaha harus melakukan beberapa cara berikut ini:
1. Melakukan Riset Bisnis dan Produk
Cara ini dilakukan untuk mengukur ide bisnis. Caranya dengan melakukan melalui
riset dan persentase yang dilakukan untuk memastikan jenis bisnis dan produk yang
banyak diterima pasar.
Riset bisnis ini bisa menggunakan hasil survei atau bisa menggunakan bantuan
teknologi digital. Misalnya dengan mencari kata kunci melalui Google Trend untuk
mengetahui tren bisnis pada suatu lokasi melalui persentase dan angka pencarian
informasi tertinggi.
2. Menyerap Ide dari Masalah Orang lain
Pada hakikatnya, bisnis ada untuk menjawab atau merespons kebutuhan orang lain. Bisnis
hadir untuk menyelesaikan masalah-masalah manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk itu, seseorang dapat menangkap peluang usaha dengan melihat dari permasalahan-
permasalahan atau kebutuhan yang dimiliki orang lain. Contohnya, seperti usaha binatu.
3. Belajar dari Kesuksesan Bisnis Orang lain
Belajar dari pengalaman orang lain merupakan salah cara untuk menangkap peluang usaha.
Pengalaman orang lain dapat menjadi pelajaran bagi seseorang dalam merintis sebuah bisnis.
4. Belajar dari Kelemahan Pesaing
Peluang usaha atau bisnis dapat dilakukan dengan melihat kelemahan yang dimiliki oleh
kompetitor. Seseorang bisa menjelajahi internet untuk mendapatkan informasi mengenai
bisnis yang memiliki produk atau layanan serupa dengan bisnis yang ingin dirintis.
5. Mengikuti Perkembangan Tren
Tren adalah sesuatu yang banyak diminati oleh sekelompok orang pada satu waktu. Oleh
karena itu, sebuah peluang usaha dapat berasal dari sesuatu yang sedang tren.
Akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika seorang pengusaha menangkap
peluang usaha yang berasal dari tren. Mengingat suatu tren biasanya cepat berlalu, maka
pastikan juga ciptakan solusi seandainya tren bisnis tersebut mulai memudar dan tidak lagi
digemari.

 TINDAKAN PENGAMBILAN RISIKO


Seseorang yang berani mengambil risiko adalah orang yang memiliki jiwa
berwirausaha. Orang yang berjiwa wirausaha tentunya menginginkan keberhasilan dalam
usahanya. Zuckerman (1984), seseorang yang berani mengambil risiko didorong oleh 4 faktor
antara lain pencairan gairah dan petualangan (thrill and adventure seeking), pencarian
pengalaman baru (experience seeking), perilaku tanpa ikatan (disinhibition) dan mudah
merasa bosan (beredeom susceptibility).
Pengambilan risiko merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi intensi
seseorang dalam berwirausaha. Seseorang yang memiliki intensi atau niat untuk berwirausaha
akan mempunyai ketertarikan untuk berwirausaha, merasa percaya diri dan optimis untuk
memulai suatu usaha, berani mengambil risiko yang ada, merasa siap untuk mengalami
kerugian ketika berwirausaha, bersedia menghadapi tantangan-tangan yang ada dan bisa
memanfaatkan peluang usaha yang ada.

Anda mungkin juga menyukai