Bab 1 Baru

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Disminorea adalah nama medis untuk menstruasi yang disertai

dengan kram dan rasa sakit yang berlebihan. Disminorea atau

menstruasi yang menimbulkan nyeri merupakan salah satu masalah

ginekologi yang paling umum dialami wanita dari berbagai tingkat usia.

(Anurogo & Wulandari, 2011). Kejadian dismenorea merata pada 40 –

80 % wanita dan 5 – 10 % wanita mengalami dismenorea yang berat

dan tidak tertahankan (Morgan & Hamilton, 2009, dalam Ramadina,

2013). Berdasarkan hasil penelitian Diana dan Herlina tahun 2013, di

Indonesia diperkirakan 55% perempuan usia produktif tersiksa oleh

nyeri selama menstruasi . Banyak kasus nyeri haid dan sebagian

besar hanya didiamkan tanpa ada penanganan yang berarti. Banyak

perempuan yang beranggapan nyeri haid memang sudah semestinya

dijalani dan akan sembuh dengan sendirinya ketika haid selesai.

Pandangan inilah yang harus diubah. Nyeri haid termasuk penyakit

yang harus diobati dengan benar serta terarah agar tidak mengganggu

aktivitas sehari – hari serta mengganggu kesehatan secara

keseluruhan (Anurogo & Wulandari, 2011).

Dismenorea biasanya terjadi pada hari pertama menstruasi dan

berlangsung hingga 2-3 hari. Nyeri saat menstruasi atau disebut

dismenorea biasanya terjadi pada perut bagian bawah, tetapi dapat

1
menyebar ke punggung bawah dan paha. (Haryono, 2016). Kondisi ini

bertambah parah apabila disertai dengan kondisi psikologis yang tidak

nyaman seperti mudah marah, stress, depresi, cepat tersinggung,

cemas berlebihan, bawaannya kesal pada semua orang, keadaan

sedih atau gembira berlebihan (Anurogo & Wulandari, 2011).

Menurut WHO (2015) jumlah remaja di dunia yaitu 42.061,2

juta jiwa. berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga

Berencana Nasional (BKKBN), jumlah remaja putri di Indonesia,

berdasarkan Sensus Penduduk 2010 adalah 21.489.600 jiwa.

Jumlah remaja putri di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada

Sekolah Menengah Atas (SMA) berjumlah 52.514 jiwa, sedangkan

jumlah remaja putri pada Sekolah Menengah Atas di Kota Mataram

berjumlah 6.116 jiwa (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi

NTB, 2018). SMAN 3 Mataram memiliki jumlah remaja putri 750 jiwa

(Profil Sekolah SMAN 3 Mataram, 2018).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di

SMAN 3 Mataram pada tanggal 16 Oktober 2018, terhadap 10 siswi

kelas X dan XI yang berusia 16-17 tahun. Peneliti melakukan

wawancara mengenai pengetahuan tentang senam anti nyeri haid

untuk menurunkan dismenorea, dari 10 orang siswi yang diwawancara,

7 diantaranya mengaku tidak tahu bahwa senam anti nyeri haid dapat

mengurangi rasa nyeri ketika haid dan baru pertama kali mendengar

adanya senam anti nyeri haid, 3 diantaranya mengaku tahu dan

pernah mendengar senam anti nyeri haid di televisi dan youtube.

2
Dari data register 5 bulan terakhir (April - September) di UKS

SMAN 3 Mataram terdapat 32 Siswi yang mengalami nyeri haid, dan

berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti pada penjaga UKS

bahwa tindakan yang dilakukan untuk menangani nyeri haid yang

dialami siswi dengan cara farmakologi yaitu memberikan obat pereda

rasa nyeri seperti asam mefenamat dan feminax , untuk terapi non

farmakologi seperti senam nyeri haid belum pernah diterapkan.

Obat pereda rasa nyeri merupakan obat – obatan kimia,

walaupun aman dan tanpa efek samping, tetapi bila dikosumsi terus

menerus akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Selain

itu, terdapat dampak mental psikologis yang membuat penderitanya

tersugesti dan tidak bisa melepaskan dari obat – obat pereda nyeri.

Dampak lain yang muncul adalah resistensi terhadap obat – obatan

yang dikosumsi secara terus menerus, sehingga membutuhkan dosis

yang lebih tinggi untuk mengatasi nyeri haid apabila telah mengalami

resistensi obat pereda rasa nyeri (Andarmoyo, 2013).

Adapun solusi yang dilakukan oleh remaja putri yang

mengalami nyeri haid, agar tidak menggunakan obat pereda nyeri,

akan tetapi menggunakan cara non farmakologi yang lebih aman tanpa

efek samping dan mudah untuk dilakukan seperti senam anti nyeri

haid.( Anurogo & Wulandari, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian Harahap dan Lismarni dengan

judul Pengaruh Senam Dismenorea Terhadap Penurunan Nyeri

Dismenorea Pada Remaja Putri di SMAN 1 Baso Tahun 2013,

3
menyimpulkan bahwa senam anti nyeri haid dapat menurunkan nyeri

dismenorea.

Senam anti nyeri haid adalah salah satu cara nonfarmakologi

untuk mengurangi nyeri dismenorea. Senam anti nyeri haid merupakan

salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi

nyeri. Hal ini disebabkan saat melakukan senam tubuh akan

menghasilkan endhoprin. Endhoprin adalah neuropeptide yang

dihasilkan tubuh pada saat relaks atau tenang. Endhoprin dihasilkan di

otak dan susunan syaraf tulang belakang. Hormon ini dapat sebagai

obat penenang alami yang produksi otak yang melahirkan rasa

nyaman dan mengurangi rasa nyeri saat kontraksi. Sehingga senam

akan efektif dalam mengurangi masalah nyeri terutama dismenorea.

Penggunaan senam anti nyeri haid dapat memerupakan cara yang

murah serta mudah untuk dilakukan sehingga tidak memerlukan biaya

yang mahal untuk menggunakannya. (Suparto,2011).

Melihat fakta tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang

“Pengetahuan Remaja Putri Tentang Senam Anti Nyeri Haid Untuk

Mengurangi Dismenorea Di SMAN 3 Mataram.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan pada latar belakang diatas, maka

rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah

pengetahuan remaja putri tentang senam anti nyeri haid untuk

mengurangi dismenorea di SMAN 3 Mataram ?

4
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk Mengetahui pengetahuan remaja putri tentang senam anti

nyeri haid untuk mengurangi dismenorea di SMAN 3 Mataram.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden meliputi umur , usia

haid pertama kali dan kelas.

b. Mengidentifikasi pengetahuan remaja putri tentang senam anti

nyeri haid untuk mengurangi dismenorea di SMAN 3 Mataram.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Intitusi Pendidikan

Merupakan bahan informasi dan masukan menjadi sumber

refrensi untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswi SMAN 3 Mataram

Meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang senam anti

nyeri haid untuk mengurangi dismenorea.

b. Bagi Profesi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan serta memberikan tambahan informasi kepada

rekan seprofesi.

5
c. Bagi Peneliti

Menerapkan ilmu yang sudah dipelajari di institusi pendidikan

pada masyarakat yang belum terpapar mengenai cara

melakukan senam anti nyeri haid untuk mengurangi

dismenorea dan dapat dijadikan sebagai data awal untuk

penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai