FD - 1021719003 - Muhammad Haris - Rotasi Benda Tegar

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

ROTASI BENDA TEGAR

Disusun Oleh :
Muhammad Haris

Dosen Pengampu : Ninik Nigusti Ayu Sunardi, M.Pd

INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS NAHDLATUL ULAMA PASURUAN


PRODI TEKNIK KIMIA
TAHUN 2020

Jalan Raya Warungdowo Area Perkantoran PCNU Kabupaten Pasuruan

Page | i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-NYA yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-NYA kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar,
shalawat serta salam kami panjatkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang menjauhkan kita
dari jalan kegelapan. Makalah yang berjudul “Rotasi Benda Tegar” disusun untuk memenuhi salah
satu tugas kelompok Mata Kuliah Fisika Dasar 2 jurusan Teknik Kimia, Institut Teknologi dan
Sains Nahdlatul Ulama’. Adapun makalah Fisika Dasar 2 ini telah kami usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar penyusunan
makalah. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Dosen Fisika Dasar 2 ibu Ninik Nigusti Ayu Sunardi , M.Pd yang mana bersedia
membimbing kami dalam mata kuliah Fisika Dasar 2.
2. Orang tua penulis yang selalu memberi dukungan kepada penulis serta rela menjadi donatur
demi kelancaran penyusunan makalah Fisika Dasar ini.
3. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dengan ini penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena
kesempurnaan semata hanya milik ALLAH SWT, untuk itu segala kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami nantikan.

Penulis

Page | ii
Daftar Isi

HALAMAN COVER / SAMPUL JUDUL........................................................................i


KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................1
1.3 TUJUAN..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 KESETIMBANGAN BENDA TEGAR .................................................................2
2.2 KONSEP BENDA TEGAR.........................................................................................2
2.3 KINEMATIKA ROTASI............................................................................................3
2.4 ENERGI KINETIK ROTASI......................................................................................9
2.5 TEOREMA SUMBU PARALEL.............................................................................10
2.6 MOMEN INERSIA...................................................................................................10
2.7 TITIK BERAT BENDA............................................................................................12
2.8 MOMEN GAYA.......................................................................................................12
2.9 DINAMIKA ROTASI...............................................................................................12
2.10 JENIS KESETIMBANGAN....................................................................................13
2.11 TITIK BERAT.........................................................................................................14
2.12 KESEIMBANGAN PARTIKEL..............................................................................17
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN........................................................................................................19
3.2 SARAN.....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Page | iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk bila gaya dikerjakan pada
benda tersebut. Benda tegar akan melakukan gerak translasi apabila gaya yang diberikan pada
benda tepat mengenai suatu titik yang yang disebut titik berat. Titik berat merupakan titik dimana
benda akan berada dalam keseimbangan rotasi (tidak mengalami rotasi). Pada saat benda tegar
mengalami gerak translasi dan rotasi sekaligus, maka pada saat itu titik berat akan bertindak sebagai
sumbu rotasi dan lintasan gerak dari titik berat ini menggambarkan lintasan gerak translasinya,
misalnya tongkat pemukul kasti, kemudian kita lempar sambil sedikit berputar. Kalau kita
perhatikan secara aeksama, gerakan tongkat pemukul tadi dapat kita gambarkan seperti membentuk
suatu lintasan dari gerak translasi yang sedang dijalani dimana pada kasus ini lintasannya berbentuk
parabola. Tongkat ini memang berputar pada porosnya, yaitu tepat di titik beratnya. Dan secara
keseluruhan benda bergerak dalam lintasan parabola. Lintasan ini merupakan lintasan dari posisi.

1.2 Rumusan masalah


 Apa pengertian dari kesetimbangan benda tegar ?
 Apa pengertian kinematika rotasi ?
 Apa maksud dari energi kinetik rotasi ?
 Apa maksud dari dinamika rotasi ?
 Apa maksud dari titik berat ?
 Apa yang dimaksud dengan momen gaya ?
 Apa yang dimaksud dengan momen inersia ?
 Apa yang dimaksud dengan keseimbangan partikel ?
1.3 Tujuan
 Mengetahui pengertian dari kesetimbangan benda tegar
 Mengetahui pengertian kinematika rotasi
 Mengetahui maksud dari energi kinetik rotasi
 Mengetahui maksud dari dinamika rotasi
 Mengetahui apa yang dimaksud dengan titik berat
 Mengetahui pengertian dari momen gaya
 Mengetahui dimaksud dengan momen inersia
 Mengetahui apa yang dimaksud dengan keseimbangan partikel
Page | 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kesetimbangan Benda Tegar   
Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan momen gaya sama
dengan nol.
Kesetimbangan biasa terjadi pada :
1.    Benda yang diam (statik), contoh : semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan, dan lain-
lain.
2.    Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik), contoh : gerak meteor di ruang hampa, gerak
kereta api di luar kota, elektron mengelilingi inti atom, dan lain-lain.
Benda tegar adalah benda yang tidak berubah bentuknya karena pengaruh gaya dari luar.
Kesetimbangan benda tegar dibedakan menjadi dua:
1.    Kesetimbangan partikel
2.    Kesetimbangan benda
2.2 Konsep benda tegar
Benda tegar adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia Fisika untuk menyatakan suatu
benda yang tidak akan berubah bentuknya setelah diberikan suatu gaya pada benda itu. Pada sebuah
benda tegar, setiap titik harus selalu berada pada jarak yang sama dengan titik-titik lainya.
Kesetimbangan benda tegar
Kesetimbangan terbagi dua yaitu :
 Statik ( ∑F = 0 ; a = o )
 Dinamik ( a = o ; v = konstan )
Benda tegar dikatakan berada dalam kesetimbangan statik jika jumlah gaya yang bekerja pada
benda itu sama dengan nol dan jumlah torsi terhatad sembarang titik pada benda tegar itu sama
dengan nol .
Kesetimbangan statik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu kesetimbangan stabil, kesetimbangan
labil, dan kesetimbangan indiferen ( netral )
a.    Keseimbangan Stabil
Keseimbangan stabil adalah keseimbangan yang dialami benda di mana apabila dipengaruhi oleh
gaya atau gangguan kecil benda tersebut akan segera ke posisi keseimbangan semula. Ketika diberi
gangguan kecil dan kemudian dihilangkan, kelereng akan kembali ke posisi semula.
Keseimbangan stabil ditandai oleh adanya kenaikan titik benda jika dipengaruhi suatu gaya.

Page | 2
b.    Keseimbangan  Labil
Keseimbangan labil adalah keseimbangan yang dialami benda yang apabila diberikan sedikit
gangguan benda tersebut tidak bisa kembali ke posisi keseimbangan semula. Keseimbangan labil
ditandai oleh adanya penurunan titik berat benda jika dipengaruhi suatu gaya.
c.     Keseimbangan  Indeferen
Keseimbangan indeferen atau netral adalah keseimbangan yang dialami benda yang apabila
diberikan sedikit gaya maka benda tersebut tidak mengalami perubahan titik berat benda.
Keseimbangan Dinamik yaitu keseimbangan yang terjadi pada benda ketika bergerak dengan
kecepatan konstan, dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
a.     Keseimbangan Translasi adalah keseimbangan yang dialami benda ketika bergerak tanpa
mengalami percepatan linier (v= konstan, a= 0)
b.    Keseimbangan Rotasi adalah keseimbangan yang dialami benda ketika bergerak dengan
kecepatan sudut konstan (ω= konstan, a= 0) keseimbangan Tiga Gaya secara sederhana diuraikan
dengan menggunakan aturan sinus dalam segitiga. Jika gaya-gaya yang bekerja pada sebuah titik
berada dalam keadaan seimbang  F1 + F2 + F3  = 0
2.3 Kinematika Rotasi

Dalam kehidupan sehari-hari, Anda banyak menjumpai contoh gerak rotasi. Bumi berotasi pada
sumbunya untuk bergerak mengelilingi Matahari dalam orbit yang bentuknya elips. Demikian juga
Bulan yang berotasi pada sumbunya untuk bergerak mengelilingi Bumi.

Mobil yang bergerak mengelilingi suatu sudut juga bergerak dalam busur melingkar. Kajian tentang
gerak melingkar telah Anda pelajari di artikel lainnya. Dalam subbab ini, akan dibahas gerak benda
yang berotasi pada sumbunya yang ditinjau secara umum menggunakan fungsi turunan dan integral.

1. Posisi Sudut dan Perpindahan Sudut


Suatu partikel yang bergerak melingkar dinyatakan sebagai θ dengan satuannya dalam radian atau
derajat. Apabila partikel tersebut berpindah, perpindahannya disebut perpindahan sudut.

Sebuah partikel yang berpindah dari titk P ke titik Q dalam lintasan lingkaran.

Gambar 1. Sebuah partikel yang berpindah dari titk P ke titik Q dalam lintasan lingkaran.

Page | 3
Perhatikanlah Gambar 1. Di atas. Gambar tersebut menunjukkan sebuah partikel yang bergerak
dalam lintasan berbentuk lingkaran berjari-jari R. Partikel tersebut berpindah dari titik P ke titik Q
dengan jarak perpindahan linear Δs = sQ – sP dan perpindahan sudut Δθ = θQ – θP. Oleh karena itu,
dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut.

Δθ = Δs / r

Dengan:

Δθ = perpindahan sudut (rad),

Δs = perpindahan linear (m), dan

R = jari-jari lingkaran (m).

2. Kecepatan Sudut
Berdasarkan definisi kecepatan, kecepatan sudut adalah perubahan posisi sudut partikel per satuan
waktu. Kecepatan sudut juga terbagi atas dua, yaitu kecepatan sudut rata-rata dan kecepatan sudut
sesaat. Analisa kedua jenis kecepatan tersebut ditinjau dari perhitungan integral dan turunan akan
dibahas pada bagian berikut.

a. Kecepatan Sudut Rata-Rata


Perpindahan sudut yang dilakukan oleh partikel yang bergerak melingkar merupakan fungsi waktu.
Dengan demikian, dapat dituliskan θ = θ (t). Perhatikanlah Gambar 2.

Gambar 2. Perpindahan sudut sebesar Δθ selama selang waktu Δt

Page | 4
Posisi sudut benda di titik P pada saat t dinyatakan sebagai θ . Kemudian, partikel tersebut
berpindah selama selang waktu Δt sejauh Δθ sehingga pada saat t + Δt, partikel berada di titik Q
dengan posisi sudut θ + Δθ . Perpindahan sudut partikel tersebut adalah :

Δθ = (θ + Δθ) – θ

Oleh karena θ bersatuan derajat, radian, atau putaran, ω pun dapat bersatuan derajat/sekon,
radian/sekon, atau putaran per sekon.

Apabila perpindahan sudut partikel tersebut dibuat grafik hubungan antara posisi sudut (θ ) terhadap
waktu (t), seperti Gambar 3.

Gambar 3. Perpindahan sudut sebesar Δθ selama selang waktu Δt pada partikel yang bergerak
melingkar.

Kecepatan sudut rata-rata dinyatakan sebagai perubahan posisi selama selang waktu tertentu.

b. Kecepatan Sudut Sesaat


Perhatikanlah grafik posisi sudut terhadap waktu pada Gambar 4.

Grafik posisi sudut,θ , terhadap waktu, t, kecepatan sudut rata-rata,

Gambar 4. Grafik posisi sudut,θ , terhadap waktu, t, kecepatan sudut rata-rata, apabila selang waktu
perpindahan partikel yang bergerak melingkar menuju nol, kemiringan garis yang menyatakan
kecepatan sudut rata-rata partikel akan semakin curam.

Dengan kalimat lain dapat dinyatkan bahwa ω merupakan turunan pertama dari fungsi posisi sudut
terhadap waktu. Satuan kecepatan sudut sesaat dinyatakan dalam radian/sekon.

3. Menentukan Posisi Sudut dari Fungsi Kecepatan Sudut


Fungsi posisi sudut dapat ditentukan dengan cara mengintegralkan persamaan sudut sebagai fungsi
waktu. Cara ini sama dengan cara menentukan posisi suatu benda dari pengintegralan fungsi
kecepatan benda yang telah dibahas pada subbab A. Dari Persamaan (1-4) Anda telah mengetahui
bahwa :

Apabila persamaan tersebut diintegralkan, akan dapat dituliskan persamaan integral sebagai
berikut :

Page | 5
Dengan θ0 = posisi sudut awal (rad atau derajat).

Perhatikanlah grafik pada Gambar 5. Oleh karena integral adalah penjumlahan yang kontinyu, nilai

Sama dengan luas daerah di bawah kurva grafik ω terhadap t.

Posisi sudut partikel sama dengan daerah di bawah kurva.

4. Percepatan Sudut
Analogi dengan percepatan pada gerak linear, definisi percepatan sudut pada gerak melingkar
adalah perubahan kecepatan sudut per satuan waktu. Pembahasan mengenai percepatan sudut juga
terbagi atas dua, yaitu percepatan sudut rata-rata dan percepatan sudut sesaat.

a. Percepatan Sudut Rata-Rata


Kecepatan sudut pada saat t adalah sebesar ω dan pada saat t + Δt adalah sebesar ω + Δω.

Dengan satuan percepatan sudut α adalah dalam rad/s2.

b. Percepatan Sudut Sesaat


Percepatan sudut sesaat didefinisikan sebagai limit percepatan sudut rata-rata untuk selang waktu
yang sangat kecil atau Δt menuju nol.

5. Menentukan Kecepatan Sudut dari Fungsi Percepatan Sudut


Berdasarkan Persamaan (1-7), kita mengetahui bahwa percepatan sudut adalah turunan pertama dari
fungsi kecepatan sudut. Oleh karena itu, apabila persamaan percepatan sudut sebagai fungsi waktu
suatu partikel diintegralkan, akan diperoleh persamaan kecepatan sudutnya.

Page | 6
Dengan ω0 = kecepatan sudut awal (rad/s)

6. Gerak Melingkar Beraturan dan Gerak Melingkar Berubah Beraturan


Pada gerak melingkar beraturan, kecepatan sudut partikel tetap atau tidak bergantung pada waktu.
persamaan gerak melingkar beraturan sebagai berikut.

Apabila setiap ruas diintegralkan, dapat dituliskan :

(1-10)

Dengan θ0 = posisi sudut saat t = 0 sekon (rad).

Pada gerak melingkar berubah beraturan, kecepatan sudut partikel berubah terhadap waktu (ω
merupakan fungsi waktu) dan partikel bergerak melingkar dengan percepatan sudut, α , konstan.
Persamaan gerak melingkar berubah beraturan sebagai berikut.

Apabila ruas kanan dan ruas kiri persamaan diintegralkan, didapatkan :

(1-11)

Dengan 0 ω = kecepatan sudut awal (rad/s)

Apabila diintegralkan, akan diperoleh posisi sudut partikel sebagai berikut.

Oleh karena (ωt) = ω0 + αt maka pengintegralan persamaannya menjadi :

Page | 7
Jika θ0 = 0, akan diperoleh persamaan yang apabila disubstitusikan akan diperoleh :

ωt2 =ω02 + 2αs

7. Analogi Gerak Translasi dan Gerak Rotasi


Gerak rotasi dan gerak translasi (persamaan gerak) memiliki banyak persamaan. Besaran gerak
translasi memiliki hubungan dengan gerak rotasi. Hubungan tersebut menghasilkan bentuk rumus
gerak rotasi yang bisa dianalogikan dengan gerak translasi, seperti terlihat pada Tabel 1. Berikut.

Tabel 1. Tabel Analogi Gerak Translasi dan Gerak Rotasi

8. Percepatan Linear dan Percepatan Sudut


Perhatikan Gambar 6. Berikut.

Page | 8
Percepatan linear dan percepatan sudut.

Gambar 6. Percepatan linear dan percepatan sudut.

Titik P mengalami percepatan linear (a) yang terdiri atas percepatan tangensial (at) dan percepatan
sentripetal (as), serta percepatan sudut (α ). Percepatan tangensial adalah komponen percepatan
menurut arah garis singgung.

Percepatan sentripetal terjadi akibat perubahan arah vektor kecepatan dan arah percepatan
sentripetal yang arahnya tegak lurus vektor kecepatan (menuju pusat lingkaran). Hubungan antara
besaran-besaran tersebut adalah sebagai berikut.

2.4 Energi Kinetik Rotasi


Ketika sedang menggelinding, benda memiliki energi kinetik yang terbagi atas dua jenis, yaitu
energi kinetik translasi dan energi kinetik rotasi. Anda telah mengetahui pada benda yang bergerak
translasi, energi kinetiknya adalah energi kinetik translasi, yaitu

EK trans = ½ mv2

Sedangkan, pada benda yang berotasi murni, energi kinetiknya adalah energi kinetik rotasi, yaitu

EK rot = ½ Iω2

Pada benda yang menggelinding, gerak benda merupakan perpaduan

Antara gerak translasi dan gerak rotasi. Oleh karena itu, energi kinetik yang

Dimiliki benda adalah energi kinetik total, yaitu

EK tot = EK trans + EK rot

EK tot = ½ mv2 + ½ Iω2

Jika resultan momen gaya luar yang bekerja pada benda sama dengan nol (tidak ada momen gaya
luar yang bekerja pada benda), pada gerak rotasi tersebut berlaku Hukum Kekekalan Energi
Mekanik, yang dituliskan sebagai berikut.

Page | 9
ΔEP = ΔEK trans + ΔEK rot

2.5 Teorema Sumbu Paralel

Momen inersia bergantung pada sumbu putar. Oleh karena itu, nilai momen inersia akan berbeda
jika sumbu putar yang digunakan juga berbeda.

Untuk menentukan momen inersia sebuah benda tegar yang berotasi terhadap sumbu sembarang,
kita dapat menggunakan teorema sumbu parallel.

Teorema ini menyatakan apabila kita mengetahui momen inersia sebuah benda sekitar sumbu putar
yang melalui pusat massa benda, kita dapat menentukan momen inersia benda tersebut sekitar
sumbu lain yang sejajar sumbu tadi dengan menggunakan persamaan teorema sumbu sejajar yaitu :

I = ICM + Mh2

Dimana M adalah massa benda dan ha adalah jarak tegak lurus antara kedua sumbu sejajar tadi.
Disini ICM adalah momen inersia benda itu relative terhadap sumbu putar yang melalui pusat
massa (CM)

2.6 Momen Inersia

I = mr2

Benda tegar adalah suatu benda yang memiliki satu kesatuan massa yang kontinu (tidak terpisahkan
antara satu sama lain) dan bentuknya teratur. Pada benda tegar, massa benda terkonsentrasi pada
pusat massanya dan tersebar pada jarak yang sama dari titik pusat massa benda. Oleh karena itu,
momen inersia benda tegar dapat dihitung menggunakan teknik integral dengan persamaan

I = ∫ r2dm

Momen inersia berbagai bentuk benda tegar berdasarkan sumbu rotasinya dituliskan pada tabel
berikut.

Page | 10
Tabel . Momen Inersia Berbagai Bentuk Benda Tegar

Dalam kasus benda tegar, apabila momen inersia benda terhadap pusat massa Ipm diketahui,
momen inersia benda terhadap sumbu lain yang paralel dengan sumbu pusat massa dapat dihitung
menggunakan teori sumbu paralel, yaitu

I = Ipm + md2

Dengan:

d = jarak dari sumbu pusat massa ke sumbu paralel (m), dan

m = massa benda (kg).

Page | 11
2.7 Titik Berat Benda
Titik berat benda dapat didefinisikan sebagai titik ketika gaya berat benda bekerja pada benda atau
titik tangkap gaya gravitasi yang bekerja pada benda.
a.    Titik berat benda homogen yang bentuknya teratur terletak pada perpotongan diagonalnya
b.    Titik berat benda gabungan dari benda-benda teratur bentuknya dapat ditentukan dengan
koordinat (X0 , Y0)
c.    Untuk benda sembarang bentuknya,letak titik berat dapat ditentukan sebagai berikut.
d.   Benda digantung, kemudian ditarik garis vertikal segaris dengan tali
e.    Ulangi  untuk ujung penggantung  yang berbeda, kemudian tarik garis vertikal segaris dengan
tali
f.     Perpotongan kedua garis tersebut merupakan titik berat benda
2.8 Momen Gaya (Torsi)
Momen gaya adalah suatu ukuran kefektifan sebuah gaya yang bekerja pada benda untuk memutar
benda tersebut terhadap titik poros tertentu. Besarnya momen gaya dapat dirumskan dengan :
Besar momen gaya:
τ = F . L. sin ατ 
ket:
F = besar gaya (N)
L= panjang lengan gaya (m)
τ = besar momen gaya (N.m)
α = sudut antara arah lengan gaya dan arah gaya
Jadi, Torsi atau Momen Gaya adalah hasil kali gaya dengan jarak suatu titik ke garis kerja gaya .
Arah momen gaya memenuhi kaidah tangan kanan, dimana genggaman jari menyatakan arah rotasi
dan ibu jari sebagai arah momen gaya.
1.    Arah momen gaya searah jarum jam diber tanda negative
2.    Arah momen gaya berlawanan dengan arah jarum jam diberi tanda positif
2.9 Dinamika Rotasi
Pada pembahasan materi sebelumnya, Anda telah mempelajari bahwa penyebab gerak translasi
adalah gaya F dan penyebab gerak rotasi adalah momen gaya τ. Menurut Hukum Kedua Newton,
persamaan gerak translasi benda diam bermassa m yang dikenai gaya F dan bergerak dengan
percepatan a adalah F = m x a. Demikian juga untuk benda dengan momen inersia I yang bergerak
rotasi dengan percepatan sudut α karena adanya momen gaya τ, persamaannya adalah τ = I x α .

Page | 12
Analogi dan hubungan antara gerak translasi dan gerak rotasi dapat dilihat pada Tabel 3. Berikut.

1. Hubungan antara Momen Gaya (Torsi) dan Percepatan Sudut


Hubungan antara momen gaya dan percepatan sudut pada gerak rotasi analog dengan Hukum
Kedua Newton pada gerak translasi. Pada gerak rotasi, berlaku hubungan sebagai berikut.

τ = Iα

Ket:

τ = momen gaya (Nm),

I = momen inersia (kgm2), dan

α = percepatan sudut (rad/s2).

2.10 Jenis Kesetimbangan


Ada tiga jenis kesetimbangan, yaitu :
1. Kesetimbangan stabil (kesetimbangan mantap)
Benda yang memiliki kesetimbangan mantap, jika diganggu dengan cara memberikan gaya
padanya, maka titik berat benda akan naik. Jika gaya itu dihilangkan, maka benda akan kembali
pada kesetimbangan semula.
Contoh: Keseimbangan pada suatu benda dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki benda
jika gangguan yang dialaminya menurunkan titik beratnya (energi potensialnya).
2. Kesetimbangan labil (kesetimbangan goyah)
Page | 13
 Benda yang memiliki kesetimbangan labil, jika diganggu dengan cara memberikan gaya padanya,
maka titik berat benda akan turun. Jika gaya itu dihilangkan, maka benda tidak dapat kembali pada
kesetimbangan semula.
Contoh: Keseimbangan stabil dapat dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki benda jika
gangguan yang dialaminya menaikkan titik beratnya (energi potensialnya).
1. Kesetimbangan netral (kesetimbangan indeferen)
Benda yang memiliki kesetimbangan mantap, jika diganggu dengan cara memberikan gaya
padanya, maka titik berat benda tidak naik maupun tidak turun. Jika gaya itu dihilangkan, maka
benda akan setimbang pada sembarang keadaan.
Contoh : Keseimbangan indiferen dapat dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki benda
dimana jika gangguan yang dialaminya tidak menyebabkan perubahan titik beratnya (energi
potensialnya).
Sistem Kesetimbangan
 Di dalam menyelesaikan suatu sistem keseimbangan di bawah pengaruh beberapa gaya, ada
beberapa prosedur yang perlu diikuti.
a.       Tentukan objek/benda yang menjadi pusat perhatian dari sistem keseimbangan.
b.      Gambar gaya gaya eksternal yang bekerja pada obyek tersebut.
c.       Pilih koordinat yang sesuai, gambar komponen-komponen gaya dalam koordinat yang telah
dipilih tersebut.
d.      Terapkan sistem keseimbangan  untuk setiap komponen gaya.
e.       Pilih titik tertentu untuk menghitung torsi dari gaya-gaya yang ada terhadap titik tersebut.
Pemilihan titik tersebut sembarang, tetapi harus memudahkan penyelesaian.
f.       Dari persamaan yang dibentuk, dapat diselesaikan.
2.11 Titik Berat
Benda tegar terdiri dari partikel – partikel atau bagian – bagian yang tiap – tiap partikelnya
mempunyai berat tertentu. Apabila semua gaya berat partikel pada benda tersebut dijumlahkan
maka akan didapat sebuah gaya berat.
Titik berat adalah titik pusat atau titik tangkap gaya berat dari suatu benda atau sistem benda. Titik
berat atau pusat berat benda berfungsi sebagai titik yang terhadapnya gaya-gaya berat bekerja pada
semua partikel benda itu sehingga akan menghasilkan resultan momen gaya nol. Titik berat
merupakan titik di mana gaya berat bekerja secara efektif.
Untuk, menentukan titik berat suatu benda dapat dilakukan dengan cara menyatakan terlebih dahulu
benda dalam koordinat kartesian.
Titik berat menurut bentuk benda dibedakan menjadi 4 antara lain: 
1.      Benda berbentuk garis / kurva, contoh : kabel, lidi, benang, sedotan, dan lain-lain.
Page | 14
2.      Benda berbentuk bidang / luasan, contoh : kertas, karton, triplek, kaca, penggaris, dan lain-
lain.
3.      Benda berbentuk volume / bangunan / ruang (homogen), contoh : kubus, balok, bola, kerucut,
tabung, dan lain-lain
4.   Benda berbentuk partikel massa
Tabel titik berat bentuk teratur linier

Nama benda Letak titik berat Keterangan

1. Garis lurus x0 = l z = titik tengah garis

2. Busur lingkaran x0 = R R = jari-jari lingkaran

3. Busur setengah x0 = R R = jari-jari lingkaran


Lingkaran

Tabel titik berat benda teratur berbentuk luas bidang homogen

Nama benda Letak titik berat Keterangan

1. Bidang segitiga y0 = t t = tinggi


z = perpotongan
garis-garis berat
AD & CF

2.Jajaran genjang, y0 = t t = tinggi


Belah ketupat, z = perpotongan
Bujur sangkar diagonal AC dan
Persegi panjang BD

3. Bidang juring y0 = R R = jari-jari lingkaran


Lingkaran

4.Bidang setengah y0 = R R = jari-jari lingkaran


Lingkaran

Tabel titik berat benda teratur berbentuk bidang ruang homogen

Nama benda Letak titik berat Keterangan

5. Bidang kulit y0 = R R = jari-jari setengah bola

Page | 15
2. Bidang kulit z pada titik z1 = titik berat
Prisma tengah garis z1z2 y0 = l bidang alas
z2 = titik berat
bidang atas
l = panjang sisi
tegak.

3. Bidang kulit y0 = t t = tinggi


silinder. A = 2 p R.t silinder
( tanpa tutup ) R = jari-jari
lingkaran alas
A = luas kulit
Silinder

4. Bidang Kulit T’z = T’ T T’T = garis


Limas tinggi ruang

5. Bidang kulit zT’ = T T’ T T’ = tinggi


Kerucut kerucut
T’ = pusat
lingkaran alas
Tabel titik berat benda teratur berbentuk ruang, pejal homogen

Nama benda Letak titik berat Keterangan

1. Kerucut pejal y0 = t t = tinggi kerucut


V = p R2 t R = jari-jari lingkaran alas

2. Setengah bola y0 = R R = jari-jari bola.


Pejal

3. Silinder Pejal y0 = t t = tinggi silinder


V = p R2 t R = jari-jari lingkaran alas

4. Prisma z pada titik tengah garis z1z2 z1 = titik berat


beraturan. y0 = l bidang alas
V = luas alas kali tinggi z2 = titik berat
bidang atas
l = panjang sisi
tegak

Page | 16
V = volume
Prisma

5. Limas pejal y0 = T T’ T T’ = t = tinggi


Beraturan =t limas beraturan
V = luas alas x tinggi
3

2.12 Keseimbangan Partikel


Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan dan hanya mengalami gerak translasi (tidak
mengalami gerak rotasi).
Syarat kesetimbangan partikel SF = 0 à SFx = 0 (sumbu X)

SFy = 0 (sumbu Y).

Karena setiap partikel mempunyai massa (m) dan kecepatan (v), maka kita bisa mengatakan bahwa
ketika sebuah benda tegar berotasi, semua partikel yang menyusun benda itu memiliki energi
kinetik (energi kinetik = energi kinetik translasi… total energi kinetik semua partikel yang
menyusun benda tegar = energi kinetik benda tegar. Secara matematis, bisa ditulis sebagai berikut :
EK benda tegar = Total semua Energi Kinetik partikel
EK benda tegar = EK1 + EK2 + EK3 + …. + EKn
EK benda tegar = ½ m1v12 + ½ m2v22 + ½ m3v32 + …. + ½ mnvn2
Keterangan :
EK1 = ½ m1v12 = Energi Kinetik Partikel 1
EK2 = ½ m2v22 = Energi Kinetik Partikel 2
EK3 = ½ m3v32 = Energi Kinetik Partikel 3
Karena partikel yang menyusun benda tegar sangat banyak, maka kita cukup menulis titik-titik
(…..)
EKn = ½ mnvn2 = Energi Kinetik partikel yang terakhir

Page | 17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
keseimbangan benda sangat bergantung pada jarak titik berat dari titik tumpuh. Semakin jauh si titik
berat dari si titik tumpuh, keseimbangan benda semakin tidak stabil. Sebaliknya, semakin dekat si
titik berat dari si titik tumpuh, keseimbangan benda semakin stabil.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini penulis dapat mengetahui lebih mendalam tentang Rotasi Benda Tegar,
serta penulis berharap dengan adanya karya tulis ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa serta semua
pihak yang membaca karya ilmiah ini. Melalui makalah ini supaya penulis dapat memahami lebih
mendalam lagi sehingga dapat membentuk generasi yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik.
Page | 18
DAFTAR PUSTAKA

http://www.walter-fendt.de/ph11e/carousel.htm

http://www.fisdasbook.com

http://www.fisika ceria.com

Sunardi dan Etsa indra irawan, 2007. FISIKA BILINGUAL, Bandung; Yrama Widya.

Abdullah, Mikrajuddin. 2006. FISIKA 2B, Jakarta; Esis


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai