FD - 1021719003 - Muhammad Haris - Rotasi Benda Tegar
FD - 1021719003 - Muhammad Haris - Rotasi Benda Tegar
FD - 1021719003 - Muhammad Haris - Rotasi Benda Tegar
Disusun Oleh :
Muhammad Haris
Page | i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-NYA yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-NYA kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar,
shalawat serta salam kami panjatkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang menjauhkan kita
dari jalan kegelapan. Makalah yang berjudul “Rotasi Benda Tegar” disusun untuk memenuhi salah
satu tugas kelompok Mata Kuliah Fisika Dasar 2 jurusan Teknik Kimia, Institut Teknologi dan
Sains Nahdlatul Ulama’. Adapun makalah Fisika Dasar 2 ini telah kami usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar penyusunan
makalah. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Dosen Fisika Dasar 2 ibu Ninik Nigusti Ayu Sunardi , M.Pd yang mana bersedia
membimbing kami dalam mata kuliah Fisika Dasar 2.
2. Orang tua penulis yang selalu memberi dukungan kepada penulis serta rela menjadi donatur
demi kelancaran penyusunan makalah Fisika Dasar ini.
3. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dengan ini penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena
kesempurnaan semata hanya milik ALLAH SWT, untuk itu segala kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami nantikan.
Penulis
Page | ii
Daftar Isi
Page | iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk bila gaya dikerjakan pada
benda tersebut. Benda tegar akan melakukan gerak translasi apabila gaya yang diberikan pada
benda tepat mengenai suatu titik yang yang disebut titik berat. Titik berat merupakan titik dimana
benda akan berada dalam keseimbangan rotasi (tidak mengalami rotasi). Pada saat benda tegar
mengalami gerak translasi dan rotasi sekaligus, maka pada saat itu titik berat akan bertindak sebagai
sumbu rotasi dan lintasan gerak dari titik berat ini menggambarkan lintasan gerak translasinya,
misalnya tongkat pemukul kasti, kemudian kita lempar sambil sedikit berputar. Kalau kita
perhatikan secara aeksama, gerakan tongkat pemukul tadi dapat kita gambarkan seperti membentuk
suatu lintasan dari gerak translasi yang sedang dijalani dimana pada kasus ini lintasannya berbentuk
parabola. Tongkat ini memang berputar pada porosnya, yaitu tepat di titik beratnya. Dan secara
keseluruhan benda bergerak dalam lintasan parabola. Lintasan ini merupakan lintasan dari posisi.
Page | 2
b. Keseimbangan Labil
Keseimbangan labil adalah keseimbangan yang dialami benda yang apabila diberikan sedikit
gangguan benda tersebut tidak bisa kembali ke posisi keseimbangan semula. Keseimbangan labil
ditandai oleh adanya penurunan titik berat benda jika dipengaruhi suatu gaya.
c. Keseimbangan Indeferen
Keseimbangan indeferen atau netral adalah keseimbangan yang dialami benda yang apabila
diberikan sedikit gaya maka benda tersebut tidak mengalami perubahan titik berat benda.
Keseimbangan Dinamik yaitu keseimbangan yang terjadi pada benda ketika bergerak dengan
kecepatan konstan, dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
a. Keseimbangan Translasi adalah keseimbangan yang dialami benda ketika bergerak tanpa
mengalami percepatan linier (v= konstan, a= 0)
b. Keseimbangan Rotasi adalah keseimbangan yang dialami benda ketika bergerak dengan
kecepatan sudut konstan (ω= konstan, a= 0) keseimbangan Tiga Gaya secara sederhana diuraikan
dengan menggunakan aturan sinus dalam segitiga. Jika gaya-gaya yang bekerja pada sebuah titik
berada dalam keadaan seimbang F1 + F2 + F3 = 0
2.3 Kinematika Rotasi
Dalam kehidupan sehari-hari, Anda banyak menjumpai contoh gerak rotasi. Bumi berotasi pada
sumbunya untuk bergerak mengelilingi Matahari dalam orbit yang bentuknya elips. Demikian juga
Bulan yang berotasi pada sumbunya untuk bergerak mengelilingi Bumi.
Mobil yang bergerak mengelilingi suatu sudut juga bergerak dalam busur melingkar. Kajian tentang
gerak melingkar telah Anda pelajari di artikel lainnya. Dalam subbab ini, akan dibahas gerak benda
yang berotasi pada sumbunya yang ditinjau secara umum menggunakan fungsi turunan dan integral.
Sebuah partikel yang berpindah dari titk P ke titik Q dalam lintasan lingkaran.
Gambar 1. Sebuah partikel yang berpindah dari titk P ke titik Q dalam lintasan lingkaran.
Page | 3
Perhatikanlah Gambar 1. Di atas. Gambar tersebut menunjukkan sebuah partikel yang bergerak
dalam lintasan berbentuk lingkaran berjari-jari R. Partikel tersebut berpindah dari titik P ke titik Q
dengan jarak perpindahan linear Δs = sQ – sP dan perpindahan sudut Δθ = θQ – θP. Oleh karena itu,
dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut.
Δθ = Δs / r
Dengan:
2. Kecepatan Sudut
Berdasarkan definisi kecepatan, kecepatan sudut adalah perubahan posisi sudut partikel per satuan
waktu. Kecepatan sudut juga terbagi atas dua, yaitu kecepatan sudut rata-rata dan kecepatan sudut
sesaat. Analisa kedua jenis kecepatan tersebut ditinjau dari perhitungan integral dan turunan akan
dibahas pada bagian berikut.
Page | 4
Posisi sudut benda di titik P pada saat t dinyatakan sebagai θ . Kemudian, partikel tersebut
berpindah selama selang waktu Δt sejauh Δθ sehingga pada saat t + Δt, partikel berada di titik Q
dengan posisi sudut θ + Δθ . Perpindahan sudut partikel tersebut adalah :
Δθ = (θ + Δθ) – θ
Oleh karena θ bersatuan derajat, radian, atau putaran, ω pun dapat bersatuan derajat/sekon,
radian/sekon, atau putaran per sekon.
Apabila perpindahan sudut partikel tersebut dibuat grafik hubungan antara posisi sudut (θ ) terhadap
waktu (t), seperti Gambar 3.
Gambar 3. Perpindahan sudut sebesar Δθ selama selang waktu Δt pada partikel yang bergerak
melingkar.
Kecepatan sudut rata-rata dinyatakan sebagai perubahan posisi selama selang waktu tertentu.
Gambar 4. Grafik posisi sudut,θ , terhadap waktu, t, kecepatan sudut rata-rata, apabila selang waktu
perpindahan partikel yang bergerak melingkar menuju nol, kemiringan garis yang menyatakan
kecepatan sudut rata-rata partikel akan semakin curam.
Dengan kalimat lain dapat dinyatkan bahwa ω merupakan turunan pertama dari fungsi posisi sudut
terhadap waktu. Satuan kecepatan sudut sesaat dinyatakan dalam radian/sekon.
Apabila persamaan tersebut diintegralkan, akan dapat dituliskan persamaan integral sebagai
berikut :
Page | 5
Dengan θ0 = posisi sudut awal (rad atau derajat).
Perhatikanlah grafik pada Gambar 5. Oleh karena integral adalah penjumlahan yang kontinyu, nilai
4. Percepatan Sudut
Analogi dengan percepatan pada gerak linear, definisi percepatan sudut pada gerak melingkar
adalah perubahan kecepatan sudut per satuan waktu. Pembahasan mengenai percepatan sudut juga
terbagi atas dua, yaitu percepatan sudut rata-rata dan percepatan sudut sesaat.
Page | 6
Dengan ω0 = kecepatan sudut awal (rad/s)
(1-10)
Pada gerak melingkar berubah beraturan, kecepatan sudut partikel berubah terhadap waktu (ω
merupakan fungsi waktu) dan partikel bergerak melingkar dengan percepatan sudut, α , konstan.
Persamaan gerak melingkar berubah beraturan sebagai berikut.
(1-11)
Page | 7
Jika θ0 = 0, akan diperoleh persamaan yang apabila disubstitusikan akan diperoleh :
Page | 8
Percepatan linear dan percepatan sudut.
Titik P mengalami percepatan linear (a) yang terdiri atas percepatan tangensial (at) dan percepatan
sentripetal (as), serta percepatan sudut (α ). Percepatan tangensial adalah komponen percepatan
menurut arah garis singgung.
Percepatan sentripetal terjadi akibat perubahan arah vektor kecepatan dan arah percepatan
sentripetal yang arahnya tegak lurus vektor kecepatan (menuju pusat lingkaran). Hubungan antara
besaran-besaran tersebut adalah sebagai berikut.
EK trans = ½ mv2
Sedangkan, pada benda yang berotasi murni, energi kinetiknya adalah energi kinetik rotasi, yaitu
EK rot = ½ Iω2
Antara gerak translasi dan gerak rotasi. Oleh karena itu, energi kinetik yang
Jika resultan momen gaya luar yang bekerja pada benda sama dengan nol (tidak ada momen gaya
luar yang bekerja pada benda), pada gerak rotasi tersebut berlaku Hukum Kekekalan Energi
Mekanik, yang dituliskan sebagai berikut.
Page | 9
ΔEP = ΔEK trans + ΔEK rot
Momen inersia bergantung pada sumbu putar. Oleh karena itu, nilai momen inersia akan berbeda
jika sumbu putar yang digunakan juga berbeda.
Untuk menentukan momen inersia sebuah benda tegar yang berotasi terhadap sumbu sembarang,
kita dapat menggunakan teorema sumbu parallel.
Teorema ini menyatakan apabila kita mengetahui momen inersia sebuah benda sekitar sumbu putar
yang melalui pusat massa benda, kita dapat menentukan momen inersia benda tersebut sekitar
sumbu lain yang sejajar sumbu tadi dengan menggunakan persamaan teorema sumbu sejajar yaitu :
I = ICM + Mh2
Dimana M adalah massa benda dan ha adalah jarak tegak lurus antara kedua sumbu sejajar tadi.
Disini ICM adalah momen inersia benda itu relative terhadap sumbu putar yang melalui pusat
massa (CM)
I = mr2
Benda tegar adalah suatu benda yang memiliki satu kesatuan massa yang kontinu (tidak terpisahkan
antara satu sama lain) dan bentuknya teratur. Pada benda tegar, massa benda terkonsentrasi pada
pusat massanya dan tersebar pada jarak yang sama dari titik pusat massa benda. Oleh karena itu,
momen inersia benda tegar dapat dihitung menggunakan teknik integral dengan persamaan
I = ∫ r2dm
Momen inersia berbagai bentuk benda tegar berdasarkan sumbu rotasinya dituliskan pada tabel
berikut.
Page | 10
Tabel . Momen Inersia Berbagai Bentuk Benda Tegar
Dalam kasus benda tegar, apabila momen inersia benda terhadap pusat massa Ipm diketahui,
momen inersia benda terhadap sumbu lain yang paralel dengan sumbu pusat massa dapat dihitung
menggunakan teori sumbu paralel, yaitu
I = Ipm + md2
Dengan:
Page | 11
2.7 Titik Berat Benda
Titik berat benda dapat didefinisikan sebagai titik ketika gaya berat benda bekerja pada benda atau
titik tangkap gaya gravitasi yang bekerja pada benda.
a. Titik berat benda homogen yang bentuknya teratur terletak pada perpotongan diagonalnya
b. Titik berat benda gabungan dari benda-benda teratur bentuknya dapat ditentukan dengan
koordinat (X0 , Y0)
c. Untuk benda sembarang bentuknya,letak titik berat dapat ditentukan sebagai berikut.
d. Benda digantung, kemudian ditarik garis vertikal segaris dengan tali
e. Ulangi untuk ujung penggantung yang berbeda, kemudian tarik garis vertikal segaris dengan
tali
f. Perpotongan kedua garis tersebut merupakan titik berat benda
2.8 Momen Gaya (Torsi)
Momen gaya adalah suatu ukuran kefektifan sebuah gaya yang bekerja pada benda untuk memutar
benda tersebut terhadap titik poros tertentu. Besarnya momen gaya dapat dirumskan dengan :
Besar momen gaya:
τ = F . L. sin ατ
ket:
F = besar gaya (N)
L= panjang lengan gaya (m)
τ = besar momen gaya (N.m)
α = sudut antara arah lengan gaya dan arah gaya
Jadi, Torsi atau Momen Gaya adalah hasil kali gaya dengan jarak suatu titik ke garis kerja gaya .
Arah momen gaya memenuhi kaidah tangan kanan, dimana genggaman jari menyatakan arah rotasi
dan ibu jari sebagai arah momen gaya.
1. Arah momen gaya searah jarum jam diber tanda negative
2. Arah momen gaya berlawanan dengan arah jarum jam diberi tanda positif
2.9 Dinamika Rotasi
Pada pembahasan materi sebelumnya, Anda telah mempelajari bahwa penyebab gerak translasi
adalah gaya F dan penyebab gerak rotasi adalah momen gaya τ. Menurut Hukum Kedua Newton,
persamaan gerak translasi benda diam bermassa m yang dikenai gaya F dan bergerak dengan
percepatan a adalah F = m x a. Demikian juga untuk benda dengan momen inersia I yang bergerak
rotasi dengan percepatan sudut α karena adanya momen gaya τ, persamaannya adalah τ = I x α .
Page | 12
Analogi dan hubungan antara gerak translasi dan gerak rotasi dapat dilihat pada Tabel 3. Berikut.
τ = Iα
Ket:
Page | 15
2. Bidang kulit z pada titik z1 = titik berat
Prisma tengah garis z1z2 y0 = l bidang alas
z2 = titik berat
bidang atas
l = panjang sisi
tegak.
Page | 16
V = volume
Prisma
Karena setiap partikel mempunyai massa (m) dan kecepatan (v), maka kita bisa mengatakan bahwa
ketika sebuah benda tegar berotasi, semua partikel yang menyusun benda itu memiliki energi
kinetik (energi kinetik = energi kinetik translasi… total energi kinetik semua partikel yang
menyusun benda tegar = energi kinetik benda tegar. Secara matematis, bisa ditulis sebagai berikut :
EK benda tegar = Total semua Energi Kinetik partikel
EK benda tegar = EK1 + EK2 + EK3 + …. + EKn
EK benda tegar = ½ m1v12 + ½ m2v22 + ½ m3v32 + …. + ½ mnvn2
Keterangan :
EK1 = ½ m1v12 = Energi Kinetik Partikel 1
EK2 = ½ m2v22 = Energi Kinetik Partikel 2
EK3 = ½ m3v32 = Energi Kinetik Partikel 3
Karena partikel yang menyusun benda tegar sangat banyak, maka kita cukup menulis titik-titik
(…..)
EKn = ½ mnvn2 = Energi Kinetik partikel yang terakhir
Page | 17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
keseimbangan benda sangat bergantung pada jarak titik berat dari titik tumpuh. Semakin jauh si titik
berat dari si titik tumpuh, keseimbangan benda semakin tidak stabil. Sebaliknya, semakin dekat si
titik berat dari si titik tumpuh, keseimbangan benda semakin stabil.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini penulis dapat mengetahui lebih mendalam tentang Rotasi Benda Tegar,
serta penulis berharap dengan adanya karya tulis ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa serta semua
pihak yang membaca karya ilmiah ini. Melalui makalah ini supaya penulis dapat memahami lebih
mendalam lagi sehingga dapat membentuk generasi yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik.
Page | 18
DAFTAR PUSTAKA
http://www.walter-fendt.de/ph11e/carousel.htm
http://www.fisdasbook.com
http://www.fisika ceria.com
Sunardi dan Etsa indra irawan, 2007. FISIKA BILINGUAL, Bandung; Yrama Widya.