Post Holiday Syndrome
Post Holiday Syndrome
Post Holiday Syndrome
Post holiday syindrome/ post holiday depression ini adalah suatu masalah psikologis yang kalau
dibiarkan berlarut larut bisa menjadi ke masalah kejiwaan.
Syndrome ada kumpulan gejala gejala. Gejala gejala yang dirasakan oleh penderita post holiday
syindrome, yaitu:
- Sedih berlebihan
- susah fokus
- kurang konsentrasi
- merasa suram
Dimana gejala gejala ini kalau dilihat itu konsisten dari tanda tanda depresi. Menurut PPDJ ( pedoman,
penggolongan, diagnostik gangguan jiwa), terdapat trias depresi( menetap selama >2 minggu)
- anhedonia adalah sulit atau bahkan tidak bisa merasakan kesenangan bahkan dari hal hal yang tadinya
menjadi hobi dari orang tersebut.
- anergia (dari fisik), artinya tubuh jadi kekurangan energi, tidak bertenaga, capek terus, pengen tidur,
jadi tidak bisa fokus atau gampang lelah.
- afek depresif adalah suatu perasaan hampa, sedih dan tidak percaya diri.
3 gejala ini biasanya diikuti dengan gejala gejala lain yang bisa ada ataupun tidak pada diri seseorang,
gejala lainnya, yaitu :
Jika sudah mendapatkan gejala gejala tersebut, di sarankan untuk berkonsultasilah ke dokter jiwa.
Post holiday syndrome merupakan ketergantungan pada suatu hal yang menyenangkan. Liburan itu
pasti menyenangkan, kondisi kondisi menyenangkan seperti inilah yang membuat hormon endorfin
terus mengalir dan itu membuat ketagihan. Sama seperti orang yang baru putus cinta, misalkan pacar
adalah sumber endorfin yang membuat senang, lalu tuba tiba putus. Otomatis yang dirasakan adalah
rasa sedih, ingin bertemu tapi tidak bisa, ingin dapat rasa bahagia itu tapi tidak bisa.
Post holiday syndrome tidak hanya bisa terjadi pada saat libur panjang, sebulan, dua bulan, tapi bisa
juga terjadi pada akhir minggu.
- beri waktu untuk adaptasi, yaitu memberi waktu beberapa hari untuk beradaptasi sebelum waktu
sekolah tiba.
- relax/santai, tidak perlu terpaku, nikmatu saja, beri diri kalian waktu sesudah baru habis liburan.
- cari kesibukan lain yang menyenangkan juga, selain saat liburan. Agar tidak terpaku pada kesenangan
yang didapat waktu liburan. Misalnya olahraga, karena menurut penelitian, bahwa olahraga bisa
menurunkan stress.
- tidur cukup, agar badan jadi lebih sehat, pikiran lebih tertantang, lebih tenang, dan membuat fisik lebih
siap untuk mengahadapi semester berikutnya.
- bersosialisasi bersama teman, kumpul kumpul bersama teman itu bisa membantu melupakan
kesedihan.
- temukan kembali tujuan hidup, tujuan kalian bersekolah untuk kerja atau kuliah. Setiap orang itu
bertahan hidup setiap harinya karena motivasi. Temukan kembali tujuan hidup kalian supaya bisa
termotivasi yang nantinya tujuan dan motivasi ini bisa menutupi rasa sedih yang ada.
- merencanakan liburan selanjutnya, jangan khawatir, yang namanya liburan pasti akan selalu ada. Jadi
pikiran kita di setting seolah olah bukannya kita meninggalkan liburan, tapi kita menuju liburan yang
baru, merencanakan liburan yang baru. Nanti pasti tidak akan berasa kalau sudah mau liburan lagi.
- membawa souvenir/cinderamata dari tempat selepas liburan sebelumnya. Jadi bisa membuat kita
merasa dekat dengan tempat liburan tersebut dengan melihat souvenir tersebut.
Solusi tersebut bukanlah solusi yang mutlak ataupun pasti akan membuat senang, karena setiap orang
memiliki caranya masing masing. Intinya lakukan hal hal yang membuat kalian senang.
Aaaaaajaaja
KOMPAS.com - Siapa yang tidak suka dengan liburan? Hanya di waktu liburan Anda bisa memaksimalkan
waktu untuk bersantai dan beristirahat. Namun, ada satu hal yang paling tidak menyenangkan dari
liburan. Ya, saat liburan harus berakhir. Bawaannya pun jadi murung dan uring-uringan. Andai bisa
memutar waktu, tentu Anda ingin sekali kembali ke masa liburan dan memperpanjangnya?
Musim liburan yang membahagiakan bisa berubah jadi kesedihan setelah kita harus kembali ke rutinitas
awal. Usai liburan, Anda harus mulai membereskan barang-barang sisa liburan, merasakan lelah, dan
tidak siap menghadapi kenyataan untuk kembali bekerja esok hari. Nah,jika Anda merasa kaget, murung,
bahkan depresi setelah liburan, bisa jadi Anda terkena sindrom post holiday blues. Sindrom ini
merupakan kondisi emosional yang dirasakan setelah menikmati liburan.
Yang menjadi penyebab Anda merasa murung bisa jadi karena dua hal, yaitu merasa liburan Anda sangat
menyenangkan namun harus diakhiri, atau Anda hanya ingin ada di masa liburan daripada kembali
bekerja.
Sindrom ini mirip dengan seasonal affective disorder (SAD), yaitu gangguan emosional yang terjadi pada
waktu-waktu tertentu, sama halnya dengan sindrom setelah menikah yang merasa ‘kaget’ saat euforia
pernikahan berakhir. Maka, tak heran banyak dari Anda yang merasakan murung atau depresi setelah
liburan.
Dikutip dari The New Daily, menurut Dr. Melissa Weinberg, seorang psikolog dari San Francisco, saat
Anda mengalami liburan yang menyenangkan, sebenarnya itu hanyalah ilusi yang dibuat oleh otak.
Seburuk apapun pengalaman liburan Anda, otak hanya akan merekam bagian yang Anda nikmati
ketimbang pengalaman buruk.
Entah Anda menikmati atau tidak masa liburan Anda, otak Anda akan tetap menerima bahwa liburan
sudah Anda lewati. Pasalnya, otak dirancang untuk merekam berbagai kegiatan yang dilakukan secara
konsisten, seperti kebiasaan bekerja yang sehari-hari Anda lakukan. Termasuk saat berlibur, kondisi
emosional Anda akan terbiasa untuk menikmati istirahat.
Jadi, saat kembali menghadapi pekerjaan, otak Anda akan ‘kaget’ dan kembali menyesuaikan setelah
keadaan setelah berubah. Apa yang Anda alami ini merupakan normalisasi pasca liburan.
Apa tanda depresi setelah liburan? Gejala sindrom post holiday blues sebenarnya mirip dengan depresi
biasa, di antaranya:
Sakit kepala Insomnia Gelisah Penambahan atau penurunan berat badan Agitasi, aktivitas
motorik yang berlebih akibat ketegangan
Untungnya sindrom ini bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Sebab, sindrom ini tidak
berlangsung lama, hanya di minggu awal pascaliburan. Namun bagi sebagian orang, ini bisa berlangsung
lama hingga membutuhkan konseling dan dukungan keluarga untuk mengatasinya.
Baca juga : Loyo Usai Liburan, Ini Tips Genjot Produktivitas Kerja!
1. Istirahat
Merasa lelah usai liburan membuat Anda memandang kenyataan sebagai hal yang suram. Nah, Anda
bisa mengatasinya dengan meluangkan waktu untuk santai dan melakukan me-time dengan membaca
buku atau menonton film. Hal ini bisa memberikan udara segar sebelum menjalani hari baru pasca
liburan.
2. Latihan pernapasan
Menurut Anna Hamer, seorang psikolog, tekanan untuk memulai kebiasaan baru dapat diminimalisir
dengan olah pernapasan. Tarik napas dalam-dalam dengan pernapasan perut, lepaskan napas panjang
sambil mengucapkan mantra positif. Anda juga bisa sambil membayangkan tempat liburan favorit Anda.
Hal ini akan membantu Anda kembali ke keadaan yang tenang dan penuh energi untuk memulai
aktivitas.
Selama liburan, biasanya Anda makan terlalu banyak sesuka hati Anda. Menurut Dr. Eric Hollander,
Direktur Program Compulsive, Impulsive, and Anxiety Disorder dari Mount Sinai School of Medicine di
New York, menyarankan agar kembali menjaga pola hidup sehat usai berlibur. Berikut adalah beberapa
nutrisi yang baik untuk Anda konsumsi:
Asam amino. Makanan yang mengandung asam amino tryptophan seperti pada unggas, brokoli, susu,
keju, daging rendah lemak, telur, dan kacang kedelai dapat memicu produksi serotonin yang bisa
memberikan sensasi nyaman, tenang, dan rileks pada otak. Karbohidrat. Konsumsi karbohidrat dapat
membuat pikiran menjadi lebih tenang karena adanya kandungan gula yang mendorong asam amino
tryptophan ke dalam otak secara cepat. Serotonin inilah yang memberikan rasa nyaman pada tubuh.
Vitamin dan mineral. Nutrisi penting lainnya seperti kalsium, magnesium, zinc, dan asam lemak omega
bermanfaat untuk membangun protein, vitamin C, E, dan B kompleks, serta zat besi. Berbagai macam
vitamin dan mineral ini yang mampu membuat Anda lebih rileks dan stabil.
Sedih dan Hampa Setelah Liburan? Jangan-Jangan Kamu Mengalami Post-Holiday Syndrome!
Aaaajajaaa
Sedih dan Hampa Setelah Liburan? Jangan-Jangan Kamu Mengalami Post-Holiday Syndrome!
Reinhard Budiman
Verified
Reinhard Budiman
02 Januari 2016
Liburan sudah selesai, sebentar lagi kita akan kembali ke rutinitas kita. Pastinya ada beberapa dari kita
yang masih nggak rela melepas hawa liburan. Bahkan, ada beberapa yang nggak relanya sampai merasa
hampa dan depresi. Benar? Bangun pagi sedih, terus membayangkan saat-saat sedang liburan kemarin
bersama teman atau keluarga, semakin mager dan bawaannya ingin ketemu mereka lagi dan lagi. Hmm..
Kenapa ya?
Kalau kalian mengalami gejala-gejala tersebut, kalian bisa disebut mengalami post-holiday syndrome
atau post-holiday blues lho. Hal ini terjadi karena ketika kembali ke realita, kalian merasakan kembali
rutinitas dan secara bawah sadar membandingkannya dengan apa yang kalian lakukan saat liburan.
Begitu lebih menyenangkan, begitu lebih bebas, dan tidak terbebani.
Selamat! Langkah pertama sudah kamu lakukan dengan membaca kalimat di atas. Kamu perlu tahu
bahwa itu adalah gejala yang normal, kamu tidak sedang kehilangan sesuatu atau mengalami pertanda
buruk. Banyak kok yang mengalami hal yang sama, jadi jangan dibawa kepikiran lebih dalam lagi ya.
2. Ambil waktu untuk melihati foto dan video yang sempat kamu ambil, dan bagikan.
Kalau kamu merindukan makanan, pemandangan, atau budaya yang ada di sana, coba bawa kembali
mereka ke tempat di mana kamu berada! Misalnya kamu barusan pulang dari Korea, mungkin kamu
mau mencoba membeli beberapa bungkus mie instan Korea atau kimchi agar kamu bisa move on secara
perlahan.
Kalau pulang dari liburan bukannya tambah banyak kerjaan tapi tambah menganggur, kamu bisa mulai
mencari kesibukan yang nggak kalah menyenangkan. Misalnya, ikuti workshop atau kelas apapun yang
menarik perhatianmu. Ajak personil yang barusan liburan bersamamu untuk menjalaninya dengan seru.
Editors’ picks
10 Foto Terkini Putri Rahul - Tina Kuch Kuch Hota Hai, Mirip Kajol!
10 Foto Meghan Temani Pangeran Harry Bekerja Disaat Hamil Anak Pertama
Kalau kamu sempat meninggalkan kesibukan yang menumpuk selama liburan, tidak perlu kamu
langsung lompat kembali dan mengerjakan semuanya sekaligus. Melihat tumpukan kerjaan yang terlalu
banyak dapat membuatmu merasa bersalah dan kecewa atas liburan menyenangkan yang baru kamu
lewati. Kembalilah pelan-pelan, lakukan dengan mulus dan tidak ekstrim.
Jangan-jangan, kamu tidak bisa move on karena panggilanmu memang di sana! Cobalah lihat akun-akun
Instagram atau komunitas traveling, dan nikmatilah apa yang dibagikan orang-orang di sana. Siapa tahu,
kamu dapat inspirasi tujuan liburan selanjutnya!
Mungkin saat liburan kamu merelakan lemak dan karbohidrat menginvasi tubuhmu dalam jumlah yang
tidak terkontrol, dan kebiasaan itu terbawa pada saat pulang. Kamu merasa, “ah, sudah terlanjur begini
juga”, atau “tauk ah, aku lagi stres”. Ets, jangan salah. Kalau kamu tetap makan secara tidak terkontrol,
yang ada bukannya menghilangkan stres, malah akan menambah rasa bersalahmu lho.
Sudah bukan waktunya lagi begadang bersama teman-teman. Ayo, kembalikan kebiasaan tidur yang
baik. Niscaya, kamu akan terhindar dari depresi yang berlebih.
Alasan paling umum lain seseorang bisa mengalami post-holiday blues adalah tidak adanya hal
menyenangkan lain yang ditunggu-tunggu. Jadi, rencanakanlah liburanmu selanjutnya! Dijamin, kamu
akan sangat excited dan bisa jadi lebih tenang, karena kamu masih punya sesuatu untuk dinanti-
nantikan ke depannya.
Tataplah kalender, letakkan kegiatan-kegiatan seru di kolom-kolom tanggal yang kosong. Dengan begitu,
dijamin kamu akan semangat lagi menghadapi hari-hari ke depan.
Aaaa
Sedih dan Hampa Setelah Liburan? Jangan-Jangan Kamu Mengalami Post-Holiday Syndrome!
Sedih dan Hampa Setelah Liburan? Jangan-Jangan Kamu Mengalami Post-Holiday Syndrome!
Reinhard Budiman
Verified
Reinhard Budiman
02 Januari 2016
Liburan sudah selesai, sebentar lagi kita akan kembali ke rutinitas kita. Pastinya ada beberapa dari kita
yang masih nggak rela melepas hawa liburan. Bahkan, ada beberapa yang nggak relanya sampai merasa
hampa dan depresi. Benar? Bangun pagi sedih, terus membayangkan saat-saat sedang liburan kemarin
bersama teman atau keluarga, semakin mager dan bawaannya ingin ketemu mereka lagi dan lagi. Hmm..
Kenapa ya?
Kalau kalian mengalami gejala-gejala tersebut, kalian bisa disebut mengalami post-holiday syndrome
atau post-holiday blues lho. Hal ini terjadi karena ketika kembali ke realita, kalian merasakan kembali
rutinitas dan secara bawah sadar membandingkannya dengan apa yang kalian lakukan saat liburan.
Begitu lebih menyenangkan, begitu lebih bebas, dan tidak terbebani.
Selamat! Langkah pertama sudah kamu lakukan dengan membaca kalimat di atas. Kamu perlu tahu
bahwa itu adalah gejala yang normal, kamu tidak sedang kehilangan sesuatu atau mengalami pertanda
buruk. Banyak kok yang mengalami hal yang sama, jadi jangan dibawa kepikiran lebih dalam lagi ya.
2. Ambil waktu untuk melihati foto dan video yang sempat kamu ambil, dan bagikan.
Jangan biarkan kenangan itu menyangkut di kepalamu, bawa mereka ke dunia nyata dengan
memperhatikan foto-foto dan video yang ada. Bila perlu, bagikan di sosial media agar rekan-rekanmu
dapat menikmati. Dengan cara itu, kamu akan lebih lega karena pengalamanmu tidak benar-benar
“hilang”, tapi masih ada untuk kamu kenang kapan saja.
Kalau kamu merindukan makanan, pemandangan, atau budaya yang ada di sana, coba bawa kembali
mereka ke tempat di mana kamu berada! Misalnya kamu barusan pulang dari Korea, mungkin kamu
mau mencoba membeli beberapa bungkus mie instan Korea atau kimchi agar kamu bisa move on secara
perlahan.
Jangan lupa bahwa kamu punya teman-teman lain di luar personil yang liburan bersamamu, jadi coba
hubungi mereka dan lihatlah seberapa mereka bisa membantumu move on dari liburan barusan!
Editors’ picks
10 Foto Terkini Putri Rahul - Tina Kuch Kuch Hota Hai, Mirip Kajol!
10 Foto Meghan Temani Pangeran Harry Bekerja Disaat Hamil Anak Pertama
Kalau kamu sempat meninggalkan kesibukan yang menumpuk selama liburan, tidak perlu kamu
langsung lompat kembali dan mengerjakan semuanya sekaligus. Melihat tumpukan kerjaan yang terlalu
banyak dapat membuatmu merasa bersalah dan kecewa atas liburan menyenangkan yang baru kamu
lewati. Kembalilah pelan-pelan, lakukan dengan mulus dan tidak ekstrim.
Jangan-jangan, kamu tidak bisa move on karena panggilanmu memang di sana! Cobalah lihat akun-akun
Instagram atau komunitas traveling, dan nikmatilah apa yang dibagikan orang-orang di sana. Siapa tahu,
kamu dapat inspirasi tujuan liburan selanjutnya!
Mungkin saat liburan kamu merelakan lemak dan karbohidrat menginvasi tubuhmu dalam jumlah yang
tidak terkontrol, dan kebiasaan itu terbawa pada saat pulang. Kamu merasa, “ah, sudah terlanjur begini
juga”, atau “tauk ah, aku lagi stres”. Ets, jangan salah. Kalau kamu tetap makan secara tidak terkontrol,
yang ada bukannya menghilangkan stres, malah akan menambah rasa bersalahmu lho.
Sudah bukan waktunya lagi begadang bersama teman-teman. Ayo, kembalikan kebiasaan tidur yang
baik. Niscaya, kamu akan terhindar dari depresi yang berlebih.
Alasan paling umum lain seseorang bisa mengalami post-holiday blues adalah tidak adanya hal
menyenangkan lain yang ditunggu-tunggu. Jadi, rencanakanlah liburanmu selanjutnya! Dijamin, kamu
akan sangat excited dan bisa jadi lebih tenang, karena kamu masih punya sesuatu untuk dinanti-
nantikan ke depannya.
Tataplah kalender, letakkan kegiatan-kegiatan seru di kolom-kolom tanggal yang kosong. Dengan begitu,
dijamin kamu akan semangat lagi menghadapi hari-hari ke depan.
http://velofacherie.blogspot.com/2013/05/phs-post-holiday-syndrome.html?m=1
https://www.google.co.id/search?
q=post+holiday+syndrome&oq=post+holiday+syndrome&aqs=chrome..69i57j0l3.2696j0j7&client=ms-
android-xiaomi&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Post-vacation_blues