Laporan SVP Dexamethasone
Laporan SVP Dexamethasone
Laporan SVP Dexamethasone
Disusun oleh:
Asri Fauziyyah
P17335117051
Dosen Pembimbing:
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Melakukan preformulasi, pembuatan sediaan, parenteral dan evaluasi sediaan
steril SVP suspense injeksi Dexamethasone Acetat 4,51659 mg/mL.
II. PENDAHULUAN
Sediaan steril adalah sediaan yang harus terhindar dari kotaminan mikroba baik
viable maupun non viable. Tetapi dalam praktiknya, tidak dapat dicapai karena
sediaan tidak dapat dijamin steril. Untuk mendapatkan sediaan yang steril dapat
dilakukan dengan cara sterilisasi. Sterilisasi merupakan konsep penting dalam
persiapan steril produk farmasi. Tujuannya adalah untuk menyediakan produk aman
dan menghilangkan kemungkinan memperkenalkan infeksi (Aulton, 2013).
Alasan suatu sediaan dibuat steril karena berhubungan langsung dengan kulit
terbuka, permukaan membran mukosa atau organ bagian dalam dan darah atau cairan
tubuh. Injeksi pada aliran darah dam atau bagian steril dalam tubuh harus steril
(Aulton, 2013).
Sedangkan menurut Farmakope Indonesia Edisi V, injeksi adalah injeksi yang
dikemas dalam wadah 100 mL atau kurang. Umumnya hanya larutan obat dalam air
yang bisa diberikan secara intravena.
Small Volume Parenteral adalah injeksi volume kecil yang dikemas dalam wadah
berlabel berisi 100 mL atau kurang. Sistem penghantaran IV menyederhanakan
penghantaran untuk Small Volume Parenteral secara partikular. Keuntungan dari
sistem siap pakai ini adalah memerlukan sedikit atau tidak ada peracikan yang
spesifik untuk pasien. Dengan demikian Small Volume Parenteral adalah alternatif
yang layak untuk peracikan obat parenteral dari dosis individual atau beberapa obat
IV (Ansel, 2014).
Dexamethasone sebagai agen anti-inflamasi atau imunosupresan dalam
pengobatan berbagai penyakit termasuk alergi, dermatologi, endokrin, hematologi,
inflamasi, neoplastic, ginjal, sistem saraf, respirasi, rheumatic atau autoimun (Drug
Information Handbook, 2009) untuk memberikan efek yang cepat maka
dexamethasone dibuat menjadi sediaan parenteral dengan rute pemberian
intramuscular dam intraarticular.
III. TINJAUAN PUSTAKA
Administrasi parenteral secara harfiah berarti metode obat apa pun administrasi
yang tidak memanfaatkan saluran gastrointestinal, seperti inhalasi atau aplikasi kulit.
Namun dalam prakteknya, administrasi parenteral umumnya dianggap sebagai pemberian
obat dengan suntikan (Aulton, 2013).
Sediaan yang termasuk kategori Small Volume Parenteral (SVP) adalah ampul
atau vial 1 ml, 2 ml, 3 ml, 5 ml dan 20 ml serta vial 2 ml, 5 ml, 10 ml, 15 ml, 20 ml, dan
30 ml. Sediaan ini dapat digunakan untuk penyuntikan secara intramuskular, intravena,
intradermal, subkutan, intraspinal, dan intrasisternal atau intratekal (Agoes, 2009).
Perhitungan Dosis
8 mg
Kesetaraan dexamethasone acetate = x 4 mg/mL=2 mg
16 mg
Jadi dosis dexamethasone acetate untuk terapi anti inflamasi = 0,375-4,5 mL/ hari
dosis terbagi setiap 6 - 12 jam
4 mg
Kesetaraan dexamethasone acetate = x 4 mg/mL=1 mg
16 mg
0,4 mg
x 1 mL=0,4 mL
1 mg
6 mg
x 1 mL=6 mL
1 mg
Jadi dosis dexamethasone acetate untuk terapi anti inflamasi = 0,4 – 6 mL/ hari.
Jadi dosis dexamethasone acetate untuk terapi anti inflamasi imunosupresan = 0,04 –
0,15 mL/kg/ hari dosis terbagi setiap 6 - 12 jam.
2) Extubation atau airway edema = 0,5 – 2 mg/kg/hari dosis terbagi setiap 6 jam awal
dimulai 24 jam sebelumnya untuk extubasi dan dilanjutkan 4-6 dosis setelahnya.
0,5 mg
x 1 mL=0,25 mL
2 mg
2mg
x 1 mL=1 mL
2mg
Jadi dosis dexamethasone acetate untuk extubation atau airway edema yaitu, 0,25 – 1
mL dosis terbagi setiap 6 jam awal dimulai 24 jam sebelumnya untuk extubasi dan
dilanjutkan 4-6 dosis setelahnya.
IV. FORMULASI
1. Dexamethasone Acetat
Bahan aktif/ Rumus kimia Dexamethasone Acetate
C22H29FO6
BM 434,5 g/mol (Martindale, 2009)
Struktur kimia
Stabilitas
Panas Titik lebur suhu 225ºC disertai dekomposisi.
(The Pharmaceutical Codex, hlm 825).
Hidrolisis Dexamethasone acetate dalam bentuk padat stabil terhadap
udara
Cahaya (The Pharmaceutical Codex, hlm 825).
Terlindung dari cahaya.
pH stabilitas API (The Pharmaceutical Codex, hlm 825).
5-7,5
(USP 30 – NF 25 2009, hlm 1888, pdf).
Inkompabilitas 5 – 7,5
(USP 30 – NF 25 2009, hlm 1888, pdf).
pH sediaan berdasarkan Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat tidak tembus
farmakope cahaya.
(The Pharmaceutical Codex, hlm 825).
Bentuk sediaan yang telah Injeksi IM, IV, tablet, salep
didistribusikan
Kesimpulan:
Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester/lain-lain): ester
Bentuk sediaan (lar/susp/emulsi/serbuk rekonstitusi): suspensi
Cara sterilisasi sediaan: autoklaf, 121ºC, 15 Psi, 15 menit
Kemasan: gelas vial tipe I
Tipe administrasi sediaan injeksi (IV/IM/SC/IA/IT/lain-lain): Intramuscular
Tipe sediaan (single dose/ multiple dose): Multipledose
2. CMC-Na
Pemerian Serbuk putih sampai hampir putih, tidak berbau, tidak berasa,
higroskopis setelah pengeringan
(Handbook Of Pharmaceutical Excipients hlm 118, pdf).
Kelarutan Praktis tidak larut dalam aseton, metanol, etanol (95%), eter dan
toluene. Mudah didispesikan dalam air pada berbagai suhu.
(Handbook Of Pharmaceutical Excipients hlm 118, pdf).
Stabilitas
Panas Mulai berwarna coklat pada suhu 227ºC mulai gosong pada suhu
225ºC - 230ºC
(Handbook Of Pharmaceutical Excipients hlm 118, pdf).
Hidrolisi Dalam kelembapan yang tinggi dapat mengabsorbsi air dalam jumlah
s besar.
(Handbook Of Pharmaceutical Excipients hlm 118, pdf).
Terlindung dari cahaya
(Handbook Of Pharmaceutical Excipients hlm 118, pdf).
Cahaya 6,5 – 8,5
(Handbook Of Pharmaceutical Excipients hlm 118, pdf).
pH
Kegunaan Suspending Agent (Handbook Of Pharmaceutical Excipients hlm 118,
pdf).
Inkompabilitas Inkompatibel dengan larutan asam kuat dan dengan larutan garam dari
besi dan logam lainnya termasuk alumunium, merkuri dan seng. Juga
inkompatibel dengan xanthan gum. Mengendap pada pH < 2 dan juga
ketika dicampur dengan etanol 95%.
(Handbook Of Pharmaceutical Excipients hlm 118, pdf).
3. Benzyl Alcohol
Pemerian Cairan berminyak, tidak berwarna, dengan aromatic lemah, rasa tajam.
4. Natrium Klorida
Pemerian Bubuk kristal putih atau kristal tak berwarna, memiliki rasa garam
(Handbook Of Pharmaceutical Excipients hlm 637, pdf).
Kelarutan Sedikit larut dalam etanol, 1:10 dalam gliserin, 1:250 dalam etanol
95%, 1:2,8 dalam air, 1:2,6 dalam air pada suhu 100oC
(Handbook Of Pharmaceutical Excipients hlm 639, pdf).
Stabilitas Stabil terhadap panas, dapat disterilisasi dengan autoklaf, stabil
terhadap cahaya, pH sediaan injeksi 4,5-7,0
(Handbook Of Pharmaceutical Excipients hlm 639, pdf).
Kegunaan Pengisotonis (Handbook Of Pharmaceutical Excipients hlm 639, pdf).
Inkompabilitas Dengan pengoksidator kuat (Handbook Of Pharmaceutical Excipients
hlm 639, pdf).
Pemerian Cairan bening, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
V. PENDEKATAN FORMULA
5. Dexamethasone Acetat n =1
BM = 434,5 g/mol
0,451659 g
Bobot = x 100
100 mL
mL = 0,451659 gram dalam 100 mL
g
x 1000 x n
mOsmol/L = L
BM
0,451659
x 1000 x 1
= 0,1
434,5
= 10,3950 mOsmol/L
VII. PENIMBANGAN
Sediaan yang dibuat 6 vial @10 mL
Dilebihkan 0,7 mL untuk setiap vial untuk memenuhi syarat penetapan volume
injeksi sediaan kental (Farmakope Indonesia Edisi V, hlm. 1044)
10 mL+ 0,7 mL = 10,7 mL
Total volume/ berat sediaan yang dibuat: 70,2 mL
Volume sediaan dilebihkan menjadi 100 mL
No. Nama Bahan Jumlah/ Jumlah yang ditimbang
konsentra
si
Dexamethasone 434,5
Acetat 0,451659 Kesetaraan = x 4 mg/mL
392,5
1. %
= 4,4803 mg/mL
Kemurnian = 97%-102%
= 4,51659 mg/mL
= 0,451659%
0,451659
= x 100 mL = 0,451659 gram
100
2. NaCl 0,5669% 0,5669
x 100 mL = 0,5669 gram
100
3. CMC-Na 0,3 % 0,3
x 100 mL = 0,3 gram
100
4. Benzil Alkohol 1% 1
x 100 mL = 1 gram
100
5. WFI Add 100 = 100 mL – 2,275959 gram
VIII. % =97,7240 mL STERIL
ISASI
a. Alat
No Cara
Nama Alat Waktu Sterilisasi Jumlah
Sterilisasi
1 Beaker glass 100 ml Panas Kering Oven, 170˚C , 60’ 2
2 Beaker glass 50 ml Panas Kering Oven, 170˚C , 60’ 3
3 Beaker glass 250 ml Panas Kering Oven, 170˚C , 60’ 2
4 Gelas ukur 100 ml Panas Basah Autoclave, 121˚C, 15’ 1
5 Gelas ukur 10 ml Panas Basah Autoclave, 121˚C, 15’ 1
6 Erlenmayer 250 ml Panas Basah Autoclave, 121˚C, 15’ 2
7 Corong Panas Basah Autoclave, 121˚C, 15’ 2
8 Batang pengaduk Panas Kering Oven, 170˚C , 60’ 3
9 Spatel Panas Kering Oven, 170˚C , 60’ 3
10 Pipet tetes Panas Basah Autoclave, 121˚C, 15’ 4
11 Karet pipet Bahan Kimia Alkohol 70%, 24 jam 4
12 Kaca arloji Panas Kering Oven, 170˚C , 60’ 2
13 Membran filter Panas Basah Autoclave, 121˚C, 15’ 2
14 Kertas saring Panas Kering Oven, 170˚C , 60’ 4
15 Labu ukur Panas kering Oven, 170˚C , 60’ 1
b. Wadah
c. Bahan
RUANG PROSEDUR
1. Semua alat dan wadah dicuci bersih dibilas dengan aquadest,
dikeringkan
Grey Area
2. Untuk gelas kimia 250 mL dikalibrasi 100 mL lalu dikeringkan
(Ruang Sterilisasi)
3. Bagian mulut Erlenmeyer, gelas ukur, pipet tetes, botol vial, gelas
kimia, corong disumbat alumunium foil
Bahan-bahan yang dibutuhkan ditimbang dengan menggunakan
timbangan analitik yang sudah dikalibrasi,
1. Dexamethasone acetate sebanyak 0,451659 g ditimbang diatas kaca
arloji ditutup dengan alumunium foil dan diberi label nama dan
jumlah bahan penimbangan tidak langsung)
2. CMC-Na sebanyak 0,3 g ditimbang pada kaca arloji ditutup dengan
White Area alumunium foil dan diberi label nama dan jumlah bahan
Grade C (penimbangan tidak langsung)
(Ruang 3. Benzyl alcohol sebanyak 1 g ditimbang pada kaca arloji ditutup
Penimbangan) dengan alumunium foil dan diberi label nama dan jumlah bahan
(penimbangan tidak langsung)
4. Natrium klorida sebanyak 0,5669 g ditimbang pada kaca arloji
ditutup dengan alumunium foil dan diberi label nama dan jumlah
bahan (penimbangan tidak langsung)
Semua bahan yang telah ditimbang dimasukan ke dalam white area
melalu transfer box.
Bahan-bahan diambil dari passbox
Meja kerja dibagi menjadi 3 area yaitu area bersih, kerja dan kotor lalu
meja didisinfeksi dengan desinfektan.
Dikerjakan dibawah lampu natrium.
1. CMC-Na sebanyak 0,3 g dicampur dengan 6 mL WFI (yang telah
diukur dengan gelas ukur 6 mL) di dalam mortir (1) lalu digerus
kuat hingga mengembang.
2. Benzyl alkohol sebanyak 1 g dilarutkan dengan WFI sebanyak 25
mL (yang telah diukur dengan gelas ukur 100 mL) dalam gelas
kimia 50 mL, diaduk hingga larut lalu ditambahkan ke dalam
mortir (1) aduk hingga homogen. Gelas kimia dibilas dengan 2 mL
WFI lalu ditambahkan ke dalam mortar (1) diaduk hingga
homogen.
3. Natrium klorida sebanyak 0,5669 g dilarutkan dengan WFI
sebanyak 5 mL (yang telah diukur dengan gelas ukur 10 mL)
dalam gelas kimia 50 mL, diaduk hingga larut lalu ditambahkan ke
White Area
dalam mortir (1) aduk hingga homogen. Gelas kimia dibilas
(Ruang
dengan 2 mL WFI lalu ditambahkan ke dalam mortar (1) diaduk
Pencampuran)
hingga homogen.
Grade C
4. Campuran bahan dalam mortir (1) disterisasi menggunakan
autoclave dengan suhu 121 ºC tekanan 15 psi selama 15 menit
(dispensasi).
5. Dexamethasone acetate sebanyak 0,451659 g dimasukan ke dalam
gelas kimia 250 mL (gelas kimia utama) lalu ditambahkan sedikit
demi sedikit campuran bahan dalam mortir (1) yang sudah
disterilisasi, diaduk hingga homogen.
6. WFI ditambahkan hingga mencapai 80% volume sediaan yaitu
hingga 80 mL. Kemudiaan diaduk ad homogen.
7. Dilakukan pengukuran pH pada sediaan dengan menggunakan alat
pH meter stick. Jika pH belum mencapai pH target maka
mengadjust pH dengan menambahan HCl/NaOH tergantung
dengan kondisi pH sediaan.
8. Suspensi dalam gelas kimia utama dipindahkan kedalam labu ukur
100 mL menggunakan corong kaca kemudian ditambahkan sisa
WFI hingga mencapai batas.
1. Suspensi dimasukan kedalam botol vial steril yang sudah
White Area dikalibrasi menggunakan syringe steril sebanyak 10,7 ml
(Filling Sediaan) kemudian tutup dengan tutup karet dan alumunium cap
Grade A/B 2. Dilakukan sterilisasi dengan metode panas basah menggunakan
autoclave dengan suhu 121 ºC tekanan 15 psi selama 15 menit
3. Sediaan di transfer ke ruang evaluasi dengan transfer box.
1. Dilakukan proses evaluasi sediaan.
Grey Area
2. Sediaan diberi etiket dan brosur kemudian dikemas dalam wadah
(Ruang Evaluasi)
sekunder.
XI. PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini, membuat sediaan parenteral steril yaitu suspensi
injeksi Dexamethasone Acetate 4,51659 mg/mL yang diberikan secara intramuskular.
Sediaan Small Volume Parenteral atau sering disingkat SVP merupakan sediaan steril
dalam sediaan parenteral volume kecil yang digunakan secara intravena,
intramuskular, intradermal, subkutan dan lainnya.
Pada kali ini sediaan di berikan secara intramuskular atau melalui otot.
Pemberian larutan intramuscular merupakan rute pemberian cairan obat dalam jumlah
kecil yang akan terdistribusi dengan cukup lambat pada keseluruhan tubuh, hal ini
mempunyai tujuan yaitu agar obat mempunyai durasi kerja yang lama karena pada
otot terdapat lemak yang dapat menjadikan obat terdistribusi cukup lambat.
pH stabilitas dari bahan aktif Dexamethasone Acetate ini yaitu 5-7,5 (USP,
2007). Untuk memenuhi pH yang diinginkan sediaan ditambahkan NaOH atau HCl
secukupnya sampai pH yang diinginkan terpenuhi, karena dalam formula ini NaOH
dan HCl berfungsi sebagai pengatur pH dengan NaOH yang bersifat basa dan HCl
yang bersifat asam.
Bahan aktif yang digunakan merupakan suatu senyawa yang akan mulai
terdekomposisi apabila dipanaskan pada temperatur yang tinggi yaitu pada suhu
225°C (Codex., 1994), maka dibuat dengan menggunakan metode terminal
sterilization (sterilisasi akhir) metode sterilisasi panas basah.
Sediaan injeksi suspensi steril Dexamethasone Acetat yang telah selesai dalam
proses pencampuran dengan bahan lain selanjutnya dimasukkan kedalam labu ukur
100 mL lalu di masukkan kedalam vial kaca tipe I (gelas borosilikat) berwarna coklat
sebanyak 10 mL yang telah dikalibrasi. Vial berwarna coklat digunakan karena bahan
aktif harus terlindung dari cahaya. Kemudian, ditutup segera dengan tutup karet steril,
kemudian diberi tutup alumunium untuk menghindari kontaminasi yang mungkin
masuk ke dalam vial sediaan. Digunakan gelas borosilikat karena kandungan dalam
vial tidak mudah meluruh, sehingga pada saat sterilisasi akhir dengan pemanasan
pada permukaan wadah tidak akan keluar dan tercampur dengan sediaan yang dibuat.
Sterilisasi akhir sediaan dilakukan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121C
selama 15 menit.
Vial yang telah disterilisasi kemudian dibawa ke ruang evaluasi akhir untuk
dilakukan evaluasi sediaan akhir. Pemeriksaan pada praktikum kali ini hanya
meliputi, pemeriksaan terhadap keberadaan partikulat, pemeriksaan kejernihan
sediaan serta penetapan pH sediaan. Dari hasil evaluasi sediaan untuk injeksi suspensi
steril Dexamethasone Acetat 4,51659 mg/mL didapatkan hasil bahwa pada semua
pengujian evaluasi yang dilakukan yaitu penetapan pH, penetapan volume injeksi
dalam wadah, uji kebocoran vial dan uji partikulat memenuhi syarat.
XII. KESIMPULAN
1. Formulasi yang tepat untuk sediaan injeksi steril suspensi adalah sebagai berikut:
No. Nama Bahan Jumlah Kegunaan
1. Dexamethasone Acetate 0,451659% Bahan Aktif
2. NaCl 0,5669% Pengisotonis
3. CMC-Na 0,3% Suspending Agent
4. Benzyl Alcohol 1% Pengawet
5. WFI Ad 100% Pembawa
Abate, M. and Abel, S. K., 2006, Remington: The Science and Practice of Pharmacy 21 st
Edition. Lippincott Williams and Wilkins, 772, University of The Sciences,
Philadelphia.
Agoes, Goeswin. (2009). Sediaan Farmasi Likuida-Semisolida (SFI-7.,) Bandung : Penerbit ITB.
XIV. LAMPIRAN
Etiket
Brosur
Kemasan